DisusunOleh:
Kelompok 9
Dian Kurvayanti Innatesari
(12030654018)
Denys Arlianovita
(12030654019)
(12030654021)
Ella Wahyuni
(12030654039)
Nurul Fathonah
(12030654050 )
tangga, bangunan dan alat-alat angkutan, memberantas dan mencegah binatangbinatang termasuk serangga yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia atau
binatang yang perlu dilindungi dengan penggunaan pada tanaman, tanah dan air.
Pestisida dapat digolongkan menurut penggunaannya dan disubklasifikasi menurut
jenis bentuk kimianya. Dari bentuk komponen bahan aktifnya maka pestisida dapat
dipelajari efek toksiknya terhadap manusia maupun makhluk hidup lainnya dalam
lingkungan yang bersangkutan. Dalam makalah ini, kami menyajikan pestisida jenis
organofosfat dan karbamat
Organofosfat
Golongan ini sering disebut organic phosphates, phosphorus insecticide,
phosphates, phosphate insecticides dan phosphorus esters atau phosphorus acid
esters.Mereka adalah derivate dari phosphoric acid dan biasanya sangat toksik
untuk hewan vertebrata (bertulang belakang). Golongan organophosphates cara
kerjanya berhubungan erat dengan gas syaraf. Organofosfat selain toksik terhadap
hewan vertebrata ternyata tidak stabil dan nonpersisten, sehingga golongan ini
dapat menggantikan organochlorines, khususnya untuk menggantikan DDT.
Struktur Organofosfat
Sumber: google.images.com
Gambar 2.1 Struktur umum organofosfat
Keterangan:
R dan R
X, Y
baik S atau O
R - Y
Nama Kimia
Parathion O-Odimetyl
phosporothionat
e
Struktur
Kegunaan
dan
Komentar
paling
banyak
digunakan
dalam
kelas ini
bau
bawang
putih
toksisitas
tinggi
untuk
hewan
berdarah
panas
spektrum
insektisida
yang luas
digunakan
pada
kumbang
kentang
Kurang
stabil
dalam
penyimpan
an
waktu
residu
pendek
Metil parathion
O, O-dimetil Opnitrophenyl
phosphorothioat
e
Lebih
toksik
terhadap
kutu daun
dan
kumbang
daripada
parathion
Toksik
yang lebih
rendah dari
paration
untuk
mamalia
berdarah
panas
Rumah
tangga,
rumah
kebun,
sayur, dan
kontrol
serangga
buah
Pengendali
an nyamuk,
lalat, kutu
Kerusakan
yang cepat
TEPP
tetraetil
pirofosfat
Dapat
digunakan
pada
tanaman
yang dapat
dimakan
sebelum
panen
Lebih
stabil
daripada
Tepp
Sulfotepp
tetraetyl
dithionopyropho
sphate
berguna
sebagai
aerosol
atau asap
untuk
mengendali
kan hama
rumah kaca
DDVP atau
dichlorovinyl
fosfat
Umpan
dan aerosol
untuk
menghancu
rkan lalat,
nyamuk,
ngengat
dengan
cepat
Fumigan
untuk
hama
rumah
tangga
Bahan
aktif dalam
hama pita
Systox
(demeton)
campuran 2
bagian OO-dietil)
-2 (etil
phosphorothiom
ate)
Dengan 1
bagianO,O-dietil
S-2-(etthylthiol)etil
phosphorothiolat
e
Tahan
lama
terhadap
sistemik
insektisida,
diserap
oleh akar,
batang,
atau
dedaunan
Identitas
C 8 H 10 NO 5 PS
O, O-dimetil O-(4-nitrophenyl) phosphorothioate
(CAS.)
1.2
Nama Kimia
O, O-dimetil O-4-nitrophenylphosphorothioate
(IUPAC)
Jenis kimia
Organofosfat
Kelarutan
IogP ow
3-3,43
1.4
Tekanan uap
1.5
Melting Point
35 -36 C
1.3
1.7
Reaktivitas
Nama
Dagang
2. Keracunan
2.1Umum
2.1.
1
2.1.
2
2.1.
3
Modus aksi
Serapan
Metabolisme
Toksisitas Akut
Gejala
keracunan
2.2.
2
Paparan
jangka
pendek dan
jangka
panjang
2.2.
3
Studi
epidemiologi
s
Toksisitas Akut
lisan
yg
berhubung
dgn kulit
inhalasi
LC 50 (ai, mg / m 3 udara eksposur 1 4 jam) 34320 (tikus dan mencit) (IPCS, 1993)
gangguan
2.3.
2
Paparan
jangka
pendek
2.3.
3
Eksposur
jangka
panjang
2.3.
4
Efek pada
reproduksi
utama dicatat.
(IPCS, 1993; Hayes, 1990)
2.3.
5
2.3.
6
Mutagenisita
s
Karsinogenik
3. Exposure
3.1
Makanan
3.2
Kerja
Kesehatan.
Dalam penelitian yang dilakukan di Filipina, itu
menunjukkan bahwa dalam perjalanan dari petani
operasi penyemprotan normal terkena
kontaminasi pakaian mereka dan penyerapan
dermal potensial (IPCS, 1993; US-EPA, 1996;
Lupakan, 1990).
3.3
Lingkungan
3.4
Keracunan
Terkadang
4.1
Nasib
Half-hidup dalam tanah berada di kisaran 1 -18
hari di bawah kondisi laboratorium, degradasi
yang terutama oleh aksi mikroba dan hidrolisis
kimia, dalam ekosistem perairan, metil parathion
dieliminasi dari fase air dengan DT 50 nilai dari 2
22 hari melalui adsorpsi pada substansi organik
dan degradasi mikroba.Methyl parathion dengan
cepat dimetabolisme oleh kedua tumbuhan dan
hewan dan tidak diharapkan untuk
bertahan. (Howard, 1989)
4.1.
2
Ketekunan
4.4.
3
4.2 Eko
Ikan
Invertebrata
air
4.2.
3
Burung
4.2.
4
Lebah
4.2.
1
4.2.
2
Perlindungan
Aplikasi
DDVP
2,2-dimetil fosfat dichlorovinyl dengan nama dagang: DDVP, Vapona, dll. Banyak
digunakan sebagai organofosfat insektisidauntuk mengendalikan hama rumah
tangga, dalam kesehatan masyarakat, dan melindungi produk disimpan dari
serangga. Hal ini efektif terhadap lalat jamur, kutu daun , tungau labalaba , ulat , thrips , dan whiteflies di rumah kaca, buah luar ruangan, dan tanaman
sayuran. Hal ini juga digunakan dalam penggilingan dan penanganan biji-bijian
industri dan untuk mengobati berbagai infeksi cacing parasit pada anjing, ternak,
dan manusia.
FORMULATION
PRODUSEN
Division of Shell Oil PO Box 3871 Houston, TX
insektisida BASIC 77001
STATUS
RECOMMENDED
LIMIT
TOKSIKOLOGI
Terhisap:
LC50 (4 hr): 13,2 mg/m3 (tikus); 14,8 mg/m3
(tikus)
Demeton
Demeton adalah organofosfat pestisida peringkat 10% bahan kimia yang paling
berbahaya teratas. Ini adalah racun bagi manusia, mamalia lain, organisme air, dan
spesies nontarget.Demeton adalah campuran isomer yang tidak berwarna dan
memiliki bau belerang yang kuat dan sebagai Inhibitor Cholinesterase dan serius
menekan sistem saraf.Cholinesterase, atau acetylcholine, yang diproduksi di hati,
adalah salah satu dari banyak enzim penting yang dibutuhkan untuk berfungsinya
sistem saraf manusia, vertebrata lainnya, dan serangga.Hal ini digunakan
sebagai acaricide dan insektisida pada berbagai tanaman untuk mengendalikan
kutu daun, tungau, lalat putih, thrips, dan leafminers. Demeton sangat beracun bagi
manusia. Sejumlah keracunan dan bahkan beberapa kematian pekerja yang
terpapar dalam jumlah besar demeton telah diamati.Gejala awal keracunan
mungkin termasuk keringat berlebihan, sakit kepala, lemah, pusing, mual, muntah,
hiper-air liur, sakit perut, penglihatan kabur, lakrimasi cadel bicara, buang air kecil,
diare dan otot berkedut. Kemudian mungkin ada kejang-kejang dan koma
Kelegalan Organofosfat
Menurut lampiran 1 Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 258 tahun 1992 LD50
untuk tikus (mg/Kg) dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Tabel 2.2 Kriteria Klasifikasi Pestisida Berdasarkan Bentuk Fisik, Jalan Masuk
kedalam Tubuh dan Daya Racunnya
LD50 for rats (mg/kg)
Klasifikasi
ORAL
DERMAL
Padat
Cair
Padat
Cair
I.
Sangat Berbahaya
Sekali
<5
<20
<10
<40
Sangat Berbahaya
5-50
20-200
6-100
40-400
II. Berbahaya
50-500
2002000
1001000
4004000
III.Cukup Berbahaya
>500
>2000
>1000
>4000
Sumber: Kemenkes RI
Tabel 2.3. Nilai LD50 insektisida organofosfat
Komponen
LD50 (mg/Kg)
Malathion
1357
Methyl parathion
10
Parathion
Systox
2,5
TEPP
Bahan
Organik
Kimia organik
Anorganik
Kimia anorganik
Organoklor
Organofosfat
Karbamat
Fumigan
Racun berasap
Mikrobial
Botanikal
Sumber:http://perpustakaancyber.blogspot.com
Contoh dari pestisida yang mengandung karbamat adalah isopropil N-fenilkarbamat
(IPC)/sevin dan baygon.
Sumber:http://perpustakaancyber.blogspot.com/
Gambar 2.2 Struktur sevin dan baygon
Golongan karbamat merupakan senyawa derivat dari asam karbamat
(CO2NH3).Isopropil Nfenilkarbamat digunakan sebagai herbisida terutama untuk
mengontrol pertumbuhan rumput tanpa memengaruhi tanaman utama.Sevin dan
baygon tergolong insektisida.
Komposisi Karbamat
Ciri khas karbamat terdiri dari molekul yang mengandung unsur nitrogen.Golongan
karbamat merupakan racun kontak yang menurunkan aktivitas enzim kolinesterase
darah dan bekerja sebagai racun saraf sebagaimana halnya dengan racun golongan
organofosfat.Menurut Hendry dan Wiseman (1997), golongan karbamat meliputi
aldicarb, bendiocarb, pyrolan, isolan, dimethilan, karbaryl (banol, baygon, mesurol,
zectran).Bahan aktif yang terkandung dari pestisida karbamat yaitu BPMC (Hopcyn),
Karbaril (Sevin), Karbofuran/ dimetilan (Furadan), MICP (Mipcin) /C11H15O2N,
Propamokarb (Previcur N).
Karbaril mempunyai sifat daya racun rendah, selektif dan residu moderat Indovin 85
SP, Petrovin 85 WP.Propamokarb mempunyai sifat kontak, spektrum luas,
menghambat respirasi.Karbofuran mudah terserap oleh tanaman mempunyai
spektrum sangat luas. Jika diaplikasikan ke dalam tanah bukan hanya serangga
hama saja yang akan mati tetapi semua habitat (binatang) yang ada didalam tanah
tersebut akan musnah. BPMC dan MICP memiliki sifat yang sama yaitu memiliki sifat
kontak langsung ke serangga khususnya wereng coklat. Tetapi pada pelaksanaanya
lebih efektif menggunakan MICP untuk membasmi wereng coklat.
Aldikarb merupakan oxime dari insektisida karbamat yang dihasilkan oleh Union
Carbide Corporation dengan nama dagang Temik. Aldikarb bersifat relatif larut
dalam air dan pelarut organik, yang merupakan senyawaan yang stabil kecuali
dalam larutan yang bersifat basa, tidak mudah terbakar dan tidak bersifat korosif
pada logam (RISHER et al., 1987).
Alasan Masuk dalam Golongan Pestisida
Golongan karbamat merupakan racun kontak yang menurunkan aktivitas enzim
kolinesterase darah dan bekerja sebagai racun saraf.Cara masuk pestisida ke dalam
tubuh menentukan kecepatan penyerapan, sehingga berpengaruh pada intensitas
dan durasi keracunan (Ngatidjan, 2006). Pestisida masuk ke dalam tubuh dapat
melalui beberapa cara (Mukono, 2005) yaitu: (1) saluran gastrointestinal (tertelan);
(2) saluran paru paru (terhirup); dan (3) penetrasi kulit. Secara epidemiologi cara
masuk yang paling berbahaya melalui terhirup (inhalasi) karena bahan berbentuk
gas atau partikel, sehingga memudahkan racun masuk ke peredaran darah. Selain
itu saluran pernafasan langsung mengalami kelainan (alergi) karena tertimbun di
alveoli dan sulit dikeluarkan bila masuk ke dalam tubuh.Apabila masuk melalui kulit
dapat langsung dicuci dan apabila tertelan (oral) dapat dimuntahkan atau
diencerkan oleh asam lambung.
Dampak Penggunaan Insektisida Karbamat
Penggunaan pestisida yang tidak bijaksana akan menimbulkan efek samping bagi
kesehatan manusia, sumber daya hayati dan lingkungan pada umumnya.
Penggunaan pestisida pada petani jeruk dengan cara penyemprotan. Petani yang
tidak dilengkapi alat pelindung diri pada saat menggunakan pestisida, besar
kemungkinan akan terpapar pestisida yang dapat memasuki tubuh baik melalui
pernapasan maupun kontak dengan kulit. Selain kecerobohan pada saat
penggunaan pestisida di bidang pertanian, juga ketidaktahuan atau karena higiene
perorangan masyarakat yang menggangap remeh dampak buruk terhadap
kesehatan (Achmadi, 1993).
Dampak pestisida pada tubuh sebagai penghambat kerja enzim kolinesterase
dengan cara menempel enzim tersebut. Sehingga asetilkolin tidak dapat dipecah
menjadi kolin dan asam asetat oleh enzim kolinesterase. Apabila terdapat pestisida
organofosfat di dalam tubuh, kolinesterase akan mengikat pestisida organofosfat
tersebut, sehingga terjadi penumpukan substrat asetilkolin pada sel efektor.
Keadaan ini dapat menyebabkan gangguan fungsi saraf (Achmadi, 1993).
Siswanto (dalam Suwarni, 1997) menyatakan pemaparan pestisida terhadap petani
dapat melalui kulit, sistem pernapasan maupun oral. Selanjutnya dijelaskan akibat
pemaparan pestisida golongan organofosfat dan karbamat dapat menimbulkan
keracunan yang bersifat akut, efek sistemik biasanya timbul setelah 30 menit
terpapar melalui inhalasi; 45 menit setelah tertelan (ingested); 2 3 jam setelah
kontak dengan kulit.
Gejala yang ditimbulkan dari keracunan pestisida (Sudarmo, 2007) golongan
karbamat antara lain: timbulnya gerakan otot tertentu, pupil atau mata menyempit
menyebabkan penglihatan kabur, mata berair, mulut berbusa dan berair liur
banyak, sakit kepala, pusing, keringat banyak, detak jantung sangat cepat, mual,
muntah-muntah, kejang perut, mencret, sukar bernafas, otot tidak dapat digerakkan
atau lumpuh dan pingsan. Mekanisme terjadi keracunan adalah pestisida berikatan
dengan enzim dalam darah yang berfungsi mengatur kerja saraf, yaitu
kolinesterase. Apabila kolinesterase terikat atau dihambat, maka enzim tidak dapat
melaksanakan tugasnya dalam tubuh terutama meneruskan untuk mengirimkan
perintah kepada otot-otot tertentu, sehingga otot-otot bergerak tanpa dapat
dikendalikan. Karena karbamat cepat terurai di dalam tubuh, maka proses
menghambat enzim kolinesterase ini berlangsung singkat.
Kelegalan Insektisida Karbamat
Prinsip Pengendalian Hama Terpadu (PHT) yang dinyatakan dalam
Undang-Undang No. 12 Tahun 1992.Dalam pelaksanaannya penggunaan pestisida
untuk pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) adalah merupakan
alternatif terakhir dan digunakan secara benar dan bijaksana.Selain itu penggunaan
pestisida juga diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1973. Dalam
peraturan tersebut antara lain ditentukan bahwa:
* Tiap pestisida harus didaftarkan kepada Menteri Pertanian melalui Komisi Pestisida
untuk dimintakan izin penggunaannya
* Hanya pestisida yang penggunaannya terdaftar dan atau diizinkan oleh Menteri
Pertanian boleh disimpan, diedarkan dan digunakan
* Pestisida yang penggunaannya terdaftar dan atau diizinkan oleh Menteri Pertanian
hanya boleh disimpan, diedarkan dan digunakan menurut ketentuan-ketentuan
yang ditetapkan dalam izin pestisida itu
* Tiap pestisida harus diberi label dalam bahasa Indonesia yang berisi keteranganketerangan yang dimaksud dalam surat Keputusan Menteri Pertanian No. 429/
Kpts/Mm/1/1973 dan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan dalam
pendaftaran dan izin masing-masing pestisida.
Dosis, konsentrasi, dan volume semprot yang tepat biasanya tertera pada label
kemasan pestisida yang merupakan hasil dari beberapa penelitian. Konsentrasi dan
kepekatan campuran pestisida adalah jumlah pestisida (dalam satuan volume atau
bobot) yang harus dicampurkan kedalam sejumlah air (dalam satuan volume). Jika
label suatu pestisida menyarankan pemakaian konsentrasi 1,5 2,5 cc/l, berarti
dalam satu liter air harus ditambahkan 1,5 2,5 cc pestisida, jika tangki alat
semprot diisi dengan 10 liter air, berarti pestisida yang harus dicampurkan adalah
15 25 cc. Sangat disarankan untuk menggunakan konsentrasi dan dosis terkecil
terlebih dahulu.
Toksisitas karbamat.
DAFTAR PUSTAKA
FAO Corporation Document Repository. 1997. Methyl Parathion. Diakses tanggal 17
April 2014. (www.fao.org/docrep/w5715/w5715e03).
Federal Register. September 9, 1998. Badan Perlindungan Lingkungan (Volume 63,
Number 174)] [Notices] [Halaman 48.213-48.215]
Foley, Sean. 2009. Inhibitor Cholinesterase. Diakses tanggal 16 April 2014.
(www.toxipedia.org).
Kenneth Barbalace. 1995-2014. Database kimia Tetraethyl
dithiopyrophosphate. EnvironmentalChemistry.com. Diakses on-line:
2014/04/18 http://EnvironmentalChemistry.com/yogi/chemicals/cn/Tetraethyl
%A0dithiopyrophosphate.html
Merge, Maria. 2010. Demeton. Diakses pada tanggal 16 April 2014.
(www.toxipedia.org/display/toxipedia/demeton).