Anda di halaman 1dari 8

PENELITIAN

I " I

Pestisida Efek Toksik dan Nasibnya


di Lingkungan
Oleh: Achmad Mursyidi

Dr. Achmad Mursyidi, M.Sc, Apt, lahir di Boyolaii, 8


Agustus 1944, Sarjana Farmasi 1972 (UGM) Apoteker,
1973 (UGM), Graduate Diploma Food &DrugAnalysis,
1978 (UNSW-Sydney); M.Sc, 1979 (UNSW-Sydney);
Ph.D, 1987 (UNSW-Sydney). Guru SMA Muh. I (1967-
1973), dosen Fak. Farmasi UGM (1973 - saimpai
sekarang).
Publikasi (5tahunterakhir) Photochemical Reaction ofThisamides (J.Photochem.
Photobial, 1990); Oxidation offhioureas with Phdtochemically, generated singlet
Oxygen (J. Photocehm andphotobial,, 1992);FotooksidasiTerpacu DDT(Majalah
Farmasi Indonesia, 1992); Photochemistry ofsome Organosulphur Pesticides (J.
Photochem PhotobioL, 1992); Fotodegradasi Senyawa Organoklorin dengan
Katalis Tltandioksida (Majalah Farmasi Indonesia., 1994). •

Pendahuluan Dilaporkan bahwa burung Pinguin dari


Penggunaan pestisida untuk KutubSelatanmengidapDDTcukuptinggi.
pertanian,utamanyamsektisida,fungsisida, Satu hal yang patut dicatat iaiah
dan herbisida, cendemng selalu meningkaL bahwa keberadaan pestisida di lingkungan
Langkahitumemangmampumeningkatkan merupakan hasil kegiatan manusia secara
produksi pangan, namun dalam jangka sengaja dan berkesinambungan. Oleh
panjang terbukti telah menimbulkari karena itu nasib pestisida di lingkungan :
dampak lingkungan yang cukup penyebaran, peruraian, interaksinyadengan
meresahkan. faktor lingkungan, dan sebagainya, perlu
Beberapa pestisida, utamanya diketahui sebagai landasan upaya'
insektisida organoklorin yang dikenal pelestarian lingkungan yanglebih baik.
sangatstabildilingkungan,dilaporkantelah Pestisidadapatdidefinisikansebagai
mengkontaminasi bahan pangan di bahan kimia yang digunakan untuk
beberapa daerah (Noegrohati, dkk, 1984). membasmi organisme yang tidak
Akibat stabilitasnya yang sangat tinggi, dikehendaki.
insektisidaorganoklorindapattersebarluas, Berdasarkan jenis organisme target,
mencapai organisme non-target jauh dari pestisida dibedakan sebagai insektisida,
tempat aplikasinya (Peakal. 1970). fungsida, herbisida, nematosida.

112
Adimad Mursyidi, PestisidaEfekToksik dan Nasibnya

rodentisida, molusida dan virusida. X dapat berupa gugus alifatik, aromatik,


Secara kimiawi pestisida dibedakan maupim heterosiklik.
atas pestisida anorganik dan organik. Sifat kimia dan fisika pestisida
Pestisida anorganik banyak digunakan organofosfat sangat bervariasi, bergantung
dimasa lampau; antara lain Na-arsenat> pada variabilitas X.
tembaga arsenat basa, dan timbal arsenat Berdasarkan sifat ini insektisida
(insektisida); sulfur, bubur Bordeaux, organofosfat dapat digunakan sebagai
tembaga klorida, tembaga-seng-kromat, insektisida kontak (mevinphos,
timerosal dan senyawa Hg-organik tetraetilfosfat), insektisida sistemik
(fungisida); ferisulfat, amonium sulfamat, (dimetoat, formation), dan fumigan
boraks, K-sianat (herbisida). (diklorofos, sulfotep).
Kebanyakan pestisida yang Sementara itu pestisida karbamat
digunakan saat ini adalah senyawa organik, mempunyai mmus umum.
utamanya senyawa sintetik. Beberapa ^0
pestisida organik alamiah (diperoleh dari R-O-C-NCH,
tanaman) dapat disebutkan misalnya /
piretrin, rotenon, nor-nikotin, anabasin dan H atau CH3
rianodin (Buchel, 1983). Kalau atom O pada gugus karbonil diganti
Pestisida organik sintetik biasanya dengan atom S, senyawa analog ini dikenal
dibedakan atas 4 golongan yaitu sebagai tiokarbamat yang turunannya
organoklorin, organofosfat, karbamat dan banyak digunakan sebagai lungisida.
golongan lain. Pestisida ini dikembangkan
Pestisida organoklorin umumnya berdasarkan senyawa alamiah fisostigmin
merupakan senyawa poliklor, bersifat non yang terdapat dalam tanamanPhysostigmus
polar, sangat stabil dan larut dalam lemak. sp.
Pestisida ini meliputi jenis senyawa sangat Kebanyakan tuninan karbamat digunakan
luas (alifatik, aromatik, heterosiklik, sebagai insektisida, molusida, dan
alisiklik), demikian pula penggunaannya nematosida,sedangkanturunantiokarbamat
(insektisida, fungisida, herbisida). Oleh (sulfur-analogkarbamat) digunakansebagai
sifatnya yang sangat stabil, pestisida fungisida.
golongan ini banyak menimbulkan Seperti halnya organofosfat,
problema lingkungan, utamanya DDT, variabilitas aktivitas pestisida karbamat
aldrin, lindan dan analognya. bergantung pada variasi gugus R.
Pestisida organofosfat yang mula- Dilaporkan bahwa ribuantumnan karbamat
mula dikembangkan oleh Geiliard Scrader telahdisintesis dandiuji aktivilasnya, tetapi
mempunyai strukturumum. hanya beberapa yang dapat dikembangkan
secara komersial.
0(S) Selain ketiga golongan diatas masih
R-0-]^ ada pestisida turunan urea (linuron,
/X monuran dan diuron), turunan anilin
RO (triflur'alin), tuninan benzimidazol

113
UNISIA, NO. 23 TAHUN XIV TRIWULAN 3 • 1994

(tiabendazol), dan insektisida piretroid DDT diketahui menghambat enzim


(analog piretrin). karbonik anhidrase, menyebabkan
gahgguan metabolisme unsur Ca sehingga
Pembahasan telor yang dihasilkan sangat rapuh.
1. Toksikologi Pestisida Kenyataan ini meny^abkan pecahnya telur
Diantara pestisida yang paling sebelum saatnya menetas dan diduga
banyak mendapatkan perhatian para ahli sebagai penyebab menurunnya populasi
toksikologi lingkungan adalah insektisida burung Pelikan di P. Bermuda.
organoklorin. Sebagai agen neurotoksik, Pada hewan mamalia, dan diduga
sebenamya insektisida ini tidak terlalu berlaku pula pada manusia, DDT
toksik dibanding insektisida lain (LD-50 menginduksi enzim lever yang
relatif besar). Namun demikian, oleh mengakibatkanmenurunnyakadarhormon
sifatnya yang sangat stabil dan kelarutannya estrogen. Selain itu DDT dan organoklorin
yang besar dalam lemak, insektisida menghambat ATP-ase sehingga terjadi
organoklorin, utamanya DDT, dapat gangguan metabolisme glukose. Sementara
mengalami biokbnsentrasi berantai dan itu dilaporkan oleh National Cancer Insti
tersebar ke seluruh permukaan bumi. Oleh tute bahwa DDT mempercepat kanker le
proses ini,kandunganDDTdalam jaringan ver, paru dan limfa (Peakal^ 1970).
lemak burung dapat mencapai 10 ppm Proses biokonsentrasi berantai DDT
(Peakal, 1970) dan dapat mencapai bumng dapat dilukiskan dengan skema sebagai
pihguln di Kutub Selatan. berikut (Edwards, 1973).

Burung, 10 ppm

Ikan a i r taweu:^ Ikan laut


2 ppm 0,5 ppm

t
Tanaman air{ Hewan a i r Plankton
0»01 ppm 0,1 ppm 0,05 ppm

t
Air tawar Air laut
0,00001 ppm 0, 000001 ppm

114
Adimad Mursyidi, Pestisida Efek Toksik dan Na&bnya

Berbeda dengan DDT, senyawa jarak antara gugusanionik dan esterik yang
poliklor yang digunakan sebagai herbisida merupakan bagian aktif pada enzim kholin
(MCPA, 2-4, D) relatif lebih mudah esterase pada serangga (5,0 - 5,5 A°) lebih
mengalami degradasi di lingkungan. Namun besar dibanding pada manusia (4,3 - 4,7
demikian, beberapa herbisida golongan ini A°). Sedangkan jarak gugus anionik dan
dikawatirkan bersifat teralogenik. (Khera esterik pada insektisida organofosfat mirip
and Mc. Kinley, 1972). dengan yang ada pada serangga, sehingga
Kalau organoklorin bekerja sebagai interaksinya lebih kuat.
neurotoksik, organofosfat dikenal sebagai Seperti halnya insektisida
inhibitor enzim kholin esterase. Insektisida organofosfat, insektisida karbamat juga
ini lebih toksik dibanding organoklorin, berfungsi sebagai inhibitor enzim kholin
tetapi lebih kecil dampak negatifnya esterase. Perlu dicatat toksisitas insektisida
dilingkungan karena insektisida ini relatif tinggi (aldicarb : LD-50 : 1 mg/
organofosfat lebih cepat mengalami kg), namun" masih dianggap lebih aman
degradasi. Waktu paro insektisida dibandingorganofosfat Hal ini dikarenakan
organofosfat'hanya beberapa jam sampai kompleks antara karbamat dengan enzim
beberapa hari (Buchel, 1983), sedangkan kholin esterase lebih cepat terhidrolisis
waktu paro organoklorin dapat mencapai (beberapa menit) dibanding kompleks
beberapa tahun. organofosfat-enzim (beberapajam-hari).Ini
Selain itu toksisitas organofosfat berarti bahwa sifat toksik insektisida
terhadapmanusia(mamalia)biasanya lebih karbamat tidak bersifat kumulatif(Buchel,
rendahdibandingteihadapseranggakarena 1983) - -

Daflar LD-50 (mg/kg tikus)

Organoklorin LD-50 Organosfat ^LD-50 Karbamat LD-50

DDT 250-500 Etion 96 Dimetilen 54


Lindan 76-250 . Timet 2 Primikarb 147
Klordan 283-590 Paration 6,4 Karbaril 850
Heptaklor 90-135 Diazinon 108 Aminokarb 30-50
Endosilfan 100 Fenamifos 15-20 Propoksur 90-128
Aldrin ' 67 Difonat 8-17 Promekarb 74-90
Dieldrin . 40-87 Mevinfos 3.7 Karbofuran- 8-14
Endrin 73-17.5 Fosfamidon 10 Aldikaib 0,93

115
UNISIA, NO. 23 TAHUN XIVTRIWULAN 3 -1994

2. Nasib Pestisida di Lingkungan sangat dipengaruhi oleh sorpsi dan


Pada umumnya pestisida akan dipercepat oleh kenaikkan suhu. Selain itu
mengalami degradasi (peruraian) di reaksi oksidasi dialami oleh aldrin
lingkungan. Kecepatan degradasi tersebut menghasilkan dieldrin (Decker and Biggar,
sangat bergantung pada faktor inheren 1965)danparationmenghasilkanparaokson
(kelarutan, polaritas, struktur dan ukuran yang lebih toksik (Guesi and Beard, 1967).
molekuldsb) danfaktorlingkungan (cuaca, Terbentuknya paraokson dilaporkan
suhu, cahaya, air, mikrobadan sebagainya). sebagai penyebab terjadinya kerancunan'
Hasil degradasi pestisida biasanya kurang pada para petani yang menggunakan
toksik, tetapi beberapa produk degradasi paration sebagai pembasmi hama. Reaksi
terbukti lebih toksik dibanding pestisida reduksi teijadi pada degradasi DDTmenjadi
asli. DDE, yang lebih lanjut diketahui bahwa
Pada dasamya degradasi pestisida di reaksi reduksi tersebut dikatalisis oleh ion
lingkungan dapat berlangsung lewat tiga besi (II) (Glass, 1972).
cara ymtu;
a. Degradasi kimiawi yang dipengaruhi b. Degradasi mikrobial
oleh adanya senyawa kimia tertentu di (biodegradasi)
lingkungan. Degradasi tipe ini sangat penting
b. Degradasimikrobial yang dipengaruhi dalam proses lenyapnya pestisida di
oleh mikroorganisme. lingkungan. Degradasi mikrobial
c. Degradasi fotokimia yang dipengaruhi memungkinkan sempumanya degradasi
oleh cahaya "= pestisida menghasilkan produk nontoksik
a. Degradasi kimiawi karena berbagaijenis mikrooganisme dapat
Kecepatan degradasi pestisidasangat saling bekerja sama. Bahkan ada yang
dipengaruhi oleh senyawa organikmaupun mampu memanfaatkan pestisida sebagai
anorganik yang ada di dalam tanah. Reaksi sumber energi (co-metabolisme).
yang mungkin berlangsung dapat berupa Mikroorganisme yang banyakterlibatpada
hidrolisis, oksidasi, reduksi dan isomerisasi. proses degradasi mikrobial antara lain :
Herbisida klor-triazin misalnya Arthrobacter, Aspergillus, Corynebacte-
diketahui mengalami hidrolisis lebih cepat rium, Flavobacterium, Fusarium, Nocar-
dalam tanahdaripadadalamairtanpa tanah. dia, Penicillium, Pseudomonas, dan Tri-
Lebih lanjut diketahui bahwa hidrolisis ini choderma (Goring et al. 1975)
dikatalisis oleh proses sorpsi pada bahan Beberapa tipe reaksi degradasi
organik tanah (Russel et al: 1968) mikrobial a.l. dehalogenasi, hidrolisis,
Reaksi hidrolisis juga lazim dialami oksidasi, dan reduksi. .
oleh insektisida organofosfat. Kecepatan Dehalogenasi merupakan proses
hidrolisis ini sangat dipengaruhi oleh pH. biodegradasi yang lazim dialami oleh
Selain itu juga dipengaruhi oleh sorpsi, pestisida organoklorin. DDT mengalami
suhu dan kekuatan ion. Sementara itu deklorinasi menghasilkan DDE, sedangkan
hidrolisis malation, berlangsung dalam BHC oleh bakteria diuraikan menghasilkan
suasanabasasedangkanhidrolisisdiazinon benzen. Reaksi deklorinasi juga terjadi pada

116
Achmad Mursyidi, PespsidaEfekToksik dan Nasibnya

metoksiklor dan lindan. lebih besar di daerah tropik yang memiliki


Sepeiti halnya degradasi kimiawi, intensitas cahaya matahari cukup tinggi.
proses hidrolisisjugamempakan degradasi
mikrobial insektisida organofosfat. Pestisida + hu —> Pestisida* —->
Malation misalnya dihidrolisis oleh fotodegradasi
Psedomonas danTrichoderma. Sementara
itu hidrolisis herbisida urea dipenganihi Kenyataanjugamenunjukkanbahwa
oleh berbagai bakteri (Psedomonas, pestisida yang mengabsorpsi cahaya di
Xanthomonas, Bacillus) dan fungi (Peni- daerali uv (dieldrin 215 mn dan 2-4, D 230
cillium dan Aspergillus), sedangkan nm) mengalarai fotodegradasi di
hidrolisis herbisida karbamat dipenganihi lingkungan. Padahal radiasi cahaya
oleh Arthrobacter dan Achromobacter. matahari yang mencapai permukaan bumi
Oksidasi mikrobial banyak'dialami lebih besar 290 nm. Ini beraiti bahwa telah
oleh pestisida organoklorin menghasilkan teijadi transfer energi oleh agen pemeka
senyawa hidroksi yang lebih mudah larut cahaya(sensitizingagent)teihadapmolekul
yang memungkihkan proses degradasi lebih pestisida. Reaksi sensitisasasi ini dapat
lanjut. Mikroorganisme yang banyak dilukiskan:
terlibat dalam degradasi ini adalah Nocar-
dia yang mampu mensintesis enzim Pc-i-hu —-> Pc*+Pestisida --->
oksigenase. Pc+Pestisida* —> fotodegradasi
Reduksi mikrobial banyak dijumpai
padapestisidadengangugusnitro,misalnya Dengan prinsip sepeiti itu berbagai
paration, fenition, trifuralin, dan PCBN. tipe reaksi fotodegradasi dialami oleh
Pada proses ini gugus nitro direduksi pestisida, a.l. : dehalogenasi, hidrolisis,
menghasilkan gugus amina. oksidasi, substitusi, dealkilasi, kondensasi.
Dehalogenasi (deklorinasi)
c. Degradasi fotokimiawi merupakan reaksi fotodegradasi
(fotodegradasi) kebanyakan pestisida organoklorin. Oleh
Fotodegradasi berawal dari absorpsi pengaruh cahaya, DDT akan diuraikan
cahaya (matahari) oleh suatu molekul, secara lambat menghasilkan DDE yang
menghasilkan molekul tereksitasi dengan kurang toksik. Oleh adanya oksigen dan
eneigi tinggi. Molekul ini tidak stabil dan pemeka cahaya, DDT terdegradasi
cenderung kembali ke keadaan dasar via menghasilkan DDD, DDE dan DDCO.
reaksi fotokimia. Tipe reaksi kimia yang Reaksi semacam itu dikenal sebagai
terjadi bergantung pada struktur molekul fotooksidasiterpacudanberlangsungrelatif
dan lingkungaiL cepat (Mursyidi, 1992)
Pada penggunaannya, pestisida Dalam larutan, dieldrin mengalami
dilingkungan akan terekspose cahaya deklorinasimembentukpentaklorodieldrin,
matahari. Oleh karena itu fotodegradasi sedangkan dalam keadaan padat akan
merupakan proses yang sangat mungkin menghasilkan foto dieldrin.
teijadi pada pestisida. Kemungkinan itu Beberapa jenis herbisida

117
UNISIA, NO. 23 TAHUN XIVTRIWULAN3 -1994

organoklorin mengalami deklorinasi dan dapat lenyap hanya dalam beberapa bulan
diikuti subsitusi hidroksilasi menghasilkan (Mustofa, et al., 1989). .
polifenol yang lebih lanjut beiicondensasi Satu tipe fotodegradasi lain yang
membentuk asam humat (humic acid). dialami pestisida adalah dealkilasi. Reaksi
Proses ini memungkinkan herbisida ini banyak dijumpai pada pestisida turunan
organoklorin lebih cepal lenyap di anilin yang mengandung gugus alkil pada
lingkungan dibanding golongan DDT. atom N, misalnya monuron dan linuron.
Reaksi foto-hidrolisis merupakan Kesimpulan
proses degradasi yang dominan pada Di lingkungan, secara alamiah
insektisida organofosfat. Selain itu, oleh pestisida akan mengalami degradasi.
pengaruh cahaya matahari, debu paration Sekalipun begitu, karena percepatan
mengalami fotooksidasi menghasilkan para penambahannya melebihi kemampuan
okson yang lebih toksik. lingkungan melakukan degradasi, efek
Seperti halnya organofosfat, toksik sulit dihindarkan.
fotodegradasi yang dominan pada Efek toksik pestisida di lingkungan
insektisida karbamat adalah hidrolisis. sangat ditentukan oleh stabilitas kimianya.
Metil-2-benzimidazol karbamat misalnya, Insektisida organoklorin sangat stabil
akan terhidrolisis menghasilkan sehingga efek toksik dapat tersebar jauh
karbonietoksi guanidin, karbometoksi dari tempat aplikasinya.
guanin, dan guanidin. Selain hidrolisis, Degradasi pestisida di lingkungan,
fungisida tiokarbamat dan juga fungisida baikdegradasi kimiawi, mikrobial maupun
lain yang mengandung unsur belerang fotokimiawi mengh^ilkan senyawa yang
(folpet, kaptan, dan kaptafol) mengalami memiliki struktur molekul y^g berbeda
fotooksidasi menghasilkan belerang darisenyawaaslinya. Olehkarenatoksisitas
dioksid. Reaksi fotoksidasi semacam ini (juga aktivitas) suatu senyawa bericaitan
Jugadialami berbagaisenyawa organosulfur erat dengan struktur molekulnya, maka
dan akan dipercepat oleh adanya agen perubahan tersebut memungkinkan
pemeka cahaya (Mursyidi, 1992). perubahan toksisitasnya.
Oleh karena di lingkungan banyak Produk degradasi pada umumnya
terdapat agen pemeka cahaya (misalnya kurang toksik dibanding senyawa aslinya.
klorofil), maka fotooksidasi terpacu Namun demikian tidak tertutup
mempakan proses fotodegradasi yang pal kemungkinan terbentuknya senyawa lebih
ing mungkin dialami oleh pestisida. Proses toksik (misalnya paraokson).
ini dapat menyerang segala macam jenis Untuk memperkecil dan
pestisida, karena oksigen singlet yang memperpendek dampak negatif,
dihasilkan pada peristiwa transfer energi penggunaan dan pengembangan pestisida
sistem ini sangat reaktif. Oleh sebab itu organosulfur merupakan altematif yang
dapat dipahami kalau proses degradasi di cukup menjanjikan, karena senyawa ini
daerahjropikbeijalanlebihcepatdibanding sangatpekateihadapfotooksidasi sehingga
daerah beriklim sedang. Dalam kaitan ini memungkinkan lenyapnya pestisida di
dilaporican bahwa DDT di daerah tropik lingkungan.

118
AchmadMursyidi, Pestisida Efek Toksik dan Nasibnya

Daftar Pustaka trichlorophenoxyacetic acid, 2,4-


dichlorophenoxy acetic acid, and
Buchel, K.H; (Ed), 1983, Chemistry of their derivatves in Rats', Toxicol and
PesticidSy John Wiley dan & Co, Appl, Pharm; 22,14.
New Yoric, 92,154. Mursyidi, A; 1992; Fotooksidasi Terpacu
Decker, G.C., and Bigger, J.H., 1965; Ac DDT, Majalah Farmasi Indonesia,
cumulation ordissipation ofResidues Vol. 3 No. 1,17.
Resulting from the use of aldrin in Mursyidi, A; 1992; Photochemistry ofsome
soil, J. Econ and EntamoL, 58,266. Organosulphur Pesticides, J.
Edwards, C.A; 1973, Persistent Pesticids Photochem, Photobial., A.Chem. ;
in the Environment Second Edition, 289-297.
CRC Press. Inc. San Francisco. Mustofa, I,Y, Zayed, S.M; and El-Arab,
Glass, B;I; 1972; Relation between the A.E. 1989, Studies on Disspation and
degradion of DDT and the iron re- Degradation of DDT in Egyption
dox system insoiV, J.Agr.Food C!hem, soil under Field Contitions.
^ 20,324. Noegrohati S; Priatmoko, dan Haryono;
Goring, C.A.'1972; Laskwoki,D.A.; 1984, Analisis Residu DDT dalam
Hamaker, J.W.; and Meikle, R.W; tanah di daerah Sleman, Kulon
1975; dalam "Enviromental Progo, Bantul dan Gunung Kidul,
Dinamics of Pesticides"', Haque. R simposium HKI, Yogyakarta.
andFreed,H. V. (Eds); Plenum Press, Peakal, D. 1967; Pesticides and Repro
New York, 135. duction ofBird', Scientific american;
Guenzi W.D. and Beard, W.E.; 1967; July, 1967,13-17.
Volatilation ofUndone andDDTfrom Russel, J.D; Cruz.M and White. J.L; 1968,
Science, 156, 1116. Made ofChemical degradation ofS-
Khera, K.S. and Mc. Kinley, W.P; 1972 triazin by montmorilomite'. Science,
Pre-andpostnatal Studies on 2,4,5- 160,1340.

119

Anda mungkin juga menyukai