TINJAUAN PUSTAKA
Kata pestisida berasal dari kata pest yang berarti hama, dan cide berarti
pembunuh. Pestisida adalah substansi kimia yang digunakan untuk membunuh atau
Dalam Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1973 tertulis pestisida adalah semua
zat kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang dipergunakan untuk :
b. Memberantas rerumputan;
ternak;
Tanaman, yang dimaksud dengan Pestisida adalah zat pengatur dan perangsang
tumbuh, bahan lain, serta organism renik, atau virus yang digunakan untuk
Control Act, dalam buku Sudarmo, 1992, pestisida adalah semua zat atau campuran
zat yang khusus untuk memberantas atau mencegah gangguan serangga, binatang
pengerat, nematode cendawan, gulma, virus, bakteri, jasad renik, yang dianggap
hama, kecuali virus, bacteria atau jasad renik yang terdapat pada manusia dan
binatang lainnya. Atau semua zat atau campuran zat yang dimaksudkan untuk
dikofol,dan heksatiazok.
metalaksil.
Avitrol.
EC. ()
a. Racun perut
dari bawah permukaan daun atau bagian tanaman lainnya yang tidak
tubuh melalui kulit, atau menembus saluran darah. Racun jenis ini dapat
c. Racun gas
Serangga akan mati bila menghirup racun dalam jumlah yang cukup. Jenis
1991)
menjadi :
Golongan pestisida ini terdiri dari karbon, klorin, dan hidrogen. Beberapa
ultraviolet. Tiga sifat utama golongan ini adalah : merupakan racun yang
lemak. Jika masuk ke dalam tubuh manusia maka pestisida ini akan
dari phosphoric acid. Struktur kimia dan cara kerjanya berhubungan erat
dengan gas saraf dan sangat toksik bagi hewan bertulang belakang.
Pestisida ini bersifat non persisten dan tidak stabil sehingga dapat
Bahan aktif yang termasuk golongan ini adalah Paraquat diklarida yang
Bahan aktif yang termasuk golongan ini adalah Arsen Pentoksida, Kemirin
kayu dan rayap tanah. Umumnya masuk kedalam tubuh melalui mulut dan
pernafasan.
Formulasi pestisida tidak dijual begitu saja dalam bentuk yang murni. Bahan
aktif murni biasanya bersifat sangat beracun dan sulit larut dalam air sehingga
penggunaannya di lapangan tidak efektif. Karena itu, bahan aktif pestisida biasanya
seperti solvent (bahan pelarut), emulsifier (bahan pembuat emulsi), diluents (bahan
pembasah atau pengencer), carrier (bahan pembawa), dan kadang synergist (bahan
Formulasi pestisida bentuk cair biasanya terdiri dari pekatan yang dapat
diemulsikan (EC), pekatan yang larut dalam air (SL), pekatan dalam air (AC),
pekatan dalam minyak (OC), aerosol (A), dan gas yang dicairkan (LG).
biasanya terdiri atas tiga komponen, yaitu bahan aktif, pelarut serta bahan
perata.
Formulasi yang larut dalam air atau Water Soluble Concentrate (SL)
merupakan formulasi cair yang terdiri dari bahan aktif yang dilarutkan dalam
pelarut tertentu yang dapat bercampur baik dengan air. Formulasi ini sebelum
dagangnya.
asam yang mempunyai kelarutan tinggi dalam air. Pestisida yang termasuk
Pekatan dalam minyak atau Oil Miscible Concentrate (OL) adalah formulasi
cair yang mengandung bahan aktif dalam konsentrasi tinggi yang dilarutkan
dalam pelarut hidrokarbon aromatic seperti xilin stsu nafta. Formulasi ini
dagangnya.
e. Aerosol
Formulasi ini adalah formulasi cair yang mengandung bahan aktif yang
dilarutkan dalam pelarut organik. Ke dalam larutan ini ditambahkan gas yang
kemasan yang siap pakai dan dibuat dalam konsentrasi yang rendah. Pestisida
Formulasi ini adalah pestisida bahan aktif dalam bentuk gas yang
a. Butiran (granulars)
b. Pekatan Debu
Pekatan debu atau Dust Concentrate (DC) adalah tepung kering yang mudah
konsentrasi yang cukup tinggi, berkisar 25% - 75%. Pestisida yang termasuk
c. Debu (Dust)
Komposisi pestisida formulasi debu biasanya terdiri atas bahan aktif dan zat
pembawa. Dalam bidang pertanian pestisida jenis ini jarang digunakan karena
kurang efisien. Hanya berkisar 10-40 persen saja pestisida yang dapat
dagangnya.
Pestisida berbentuk tepung kering agak pekat yang harus dibasahi dengan air
dalam air melainkan hanya bercampur saja. Oleh karena itu sewaktu
penyemprot.
Wettable powder tidak larut dalam air sedangkan water-soluble powder larut
f. Umpan
Formulasi umpan atau Block Bait adalah campuran bahan aktif pestisida
dengan bahan penambah yang inert. Formulasi ini biasanya berbentuk bubuk,
pasta, atau butiran. Pestisida yang termasuk formulasi ini mempunyai kode
g. Tablet
Formulasi ini ada 2 macam, bentuk pertama tablet yang terkena udara akan
serbuk gergaji kayu dan perekat yang dibentuk menjadi padatan yang
(Deptan, 2011)
pestisida pertanian agar mendapatkan hasil yang optimal dengan risiko yang sekecil-
organisme pengganggu tanaman (OPT) secara kimiawi karena teknik aplikasi ini
dan OPT sasarannya. Oleh karena itu penggunaan pestisida harus memperhatikan tiga
penggunaannya.
1. Tepat Sasaran
2. Tepat Jenis
3. Tepat Waktu
Ekonomi.
4. Tepat Dosis
5. Tepat Cara
Ekonomi adalah batas populasi hama atau kerusakan oleh hama yang
Pestisida
2011)
a. Penyemprotan (Spraying)
b. Pengasapan (Fogging)
dengan menggunakan ukuran droplet yang sangat halus. Pada metode ini
sehingga membentuk kabut asap atau fog. Cara ini banyak digunakan
c. Penghembusan (Dusting)
hembus (Dust). Alat yang digunakan adalah alat penghembus yang disebut
kondisinya, yaitu:
2. Di lubang tanam,
sebelum ditanam agar kecambah dan tanaman muda tidak diserang oleh
f. Pencelupan (Dipping)
g. Fumigasi (fumigation)
h. Injeksi (Injection)
i. Penyiraman (Drenching)
j. Pengolesan
Pestisida memiliki sifat racun yang dapat membahayakan makhluk hidup dan
merusak lingkungan. Oleh karena itu penggunaannya harus dilakukan dengan berhati-
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih pestisida yang
akan digunakan. Pertama adalah jenis organisme pengganggu yang menjadi sasaran.
tertentu saja. Kedua, pastikan formulasi pestisida yang paling tepat digunakan pada
tanaman. Pemilihan formulasi ini hendaknya disesuaikan dengan alat yang akan
digunakan untuk mengaplikasikan pestisida. Bila alat yang dimiliki adalah alat
penyemprot, maka sebaiknya memilih pestisida dengan formulasi cair. Bila tidak ada
alat sama sekali, maka pilih pestisida yang dengan formulasi butiran. Ketiga, memilih
pestisida dalam kemasan kecil agar habis sekali pakai. Hal ini dimaksudkan untuk
pestisida yang terdaftar dan telah mendapat izin dari Departemen Pertanian yang
dilengkapi wadah atau pembungkus asli dan label resmi. Hal ini dilakukan karena
Pestisida harus selalu disimpan dalam keadaan baik, dengan wadah atau
pembungkus asli, tertutup rapat, tidak bocor atau rusak. Sertakan pula label asli
beserta keterangan yang jelas dan lengkap. Disimpan di tempat yang khusus dan
dikunci sehingga terhindar dari jangkauan anak-anak, jauh dari tempat makanan,
minuman, dan api. Ruangan penyimpanan sebaiknya memiliki ventilasi yang baik,
tidak terkena sinar matahari langsung, dan tidak terkena hujan. Hal tersebut dapat
pestisida juga sebaiknya disediakan air, sabun atau detergen, serta pasir, serbuk
gergaji, kapur, atau tanah untuk menyerap pestisida apabila sewaktu-waktu pestisida
menimbulkan reaksi antagonistik berarti pestisida tersebut tidak dapat dicampur. Hal
lain yang perlu diperhatikan dalam pencampuran pestisida adalah sifat asam basanya.
Pestisida yang sama-sama bersifat asam atau sama-sama bersifat basa apabila
dicampur tidak akan membentuk senyawa garam. Timbulnya senyawa garam pada
menunda resistensi.
berikut:
a. Sasarannya sama
penggumpalan
Pencampuran dengan air sebaiknya dilakukan di tempat dengan sirkulasi udara yang
lancar. Di tempat tertutup pestisida memiliki daya racun lebih tinggi sehingga dapat
dengan hati-hati agar pestisida tidak berhamburan atau memercik mengenai bagian
tubuh. Setelah itu tuangkan ke dalam gelas ukur, timbangan, atau alat pengukur lain
dalam drum atau ember khusus. Tambahkan air sesuai dosis dan konsentrasi yang
atau belum. Beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika penyemprotan adalah:
topi, sepatu kebun, dan masker bersih untuk menutup hidung selama
penyemprotan.
c. Waktu paling baik untuk penyemprotan adalah pada waktu terjadi aliran
udara naik yaitu antara pukul 08.00 – 11.00 WIB dan sore hari pada pukul
e. Penyemprot sebaiknya telah berusia dewasa, sehat, tidak ada bagian tubuh
terus menerus lebih dari empat jam dalam sehari. (Deptan, 2011)
antara lain:
b. Cuci tangki yang telah kosong dan peralatan lainnya sebersih mungkin
dari dapur, tempat makanan, kamar mandi, dan kamar tidur, serta jauhkan
c. Air bekas cucian sebaiknya tidak mencemari saluran air, kolam ikan,
f. Setelah selesai bekerja dengan pestisida segera cuci tangan dan mandi
Pestisida dapat masuk ke dalam tubuh manusia dengan cara sedikit demi sedikit
dan mengakibatkan keracunan kronis, dan dapat pula berakibat racun akut apabila
1. Keracunan akut
langsungpada saat itu. Beberapa efek kesehatan akut adalah sakit kepala,
a. Efek lokal, terjadi bila efek hanya mempengaruhi bagian tubuh yang
2. Keracunan kronis
terkenapestisida. Pestisida memberikan dampak kronis pada sistem syaraf, hati, perut,
2.6. Perilaku
Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme
(makhluk hidup) yang bersangkutan. Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau
seseorang terhadap stimulus (rangsangan) dari luar. Oleh karena itu, perilaku ini
2. Operant respons atau instrumental respons, yakni respon yang timbul dan
Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus, perilaku dapat dibedakan menjadi
dua, yakni:
bentuk tindakan nyata atau terbuka yang dengan mudah dapat dilihat orang
lain.
atau faktor-faktor lain pada orang yang bersangkutan. Meskipun stimulusnya sama
tapi respon yang diberi satu orang bisa saja berbeda dengan orang lain. Faktor-faktor
buku Pendidikan dan Perilaku Kesehatan (2003), terdapat dua determinan perilaku,
yaitu:
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk suatu tindakan seseorang
(over behavior).
(berperilaku baru), di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan,
yakni:
dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
yakni:
dipelajari sebelumnya.
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).
dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari responden.
Sikap merupakan suatu reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat
tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup
(Notoatmodjo,2003)
1. Komponen sikap
risiko.
responden.
Suatu sikap belum tentu terwujud menjadi tindakan. Untuk mewujudkan sikap
menjadi tindakan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang
memungkinkan, antara lain fasilitas, dan dukungan pihak lain. Praktik mempunyai
Tindakan
Pengetahuan
Penggunaan
Pestisida
- Pemilihan
- Penyimpanan
- Pencampuran
Sikap
- Penyemprotan