Anda di halaman 1dari 14

PESTISIDA

KELOMPOK 5:
A M A N D A F E L I A FA R S YA ( 1 1 7 2 0 0 5 0 1 1 )
FA D H L I J A B A R K A R A N A ( 11 7 2 0 0 5 0 2 6 )
G H A L I S H A F I R A Z A H R A ( 11 7 2 0 0 5 0 2 4 )
RISKI ( 11 7 2 0 0 5 0 2 7 )
LATAR BELAKANG
Salah satu upaya yang sering dilakukan oleh Penggunaan pestisida kimia dengan
para petani dalam menangani dan mengurangi intensitas dan frekuensi yang tinggi dapat
serangan hama pada tanaman adalah dengan menimbulkan beberapa pengaruh negatif terhadap
penggunaan pestisida kimia. Saat ini, pestisida lingkungan yang terpapar pestisida kimia. Residu
kimia telah banyak digunakan secara umum kimia dalam pestisida kimia dapat menimbulkan
dalam kehidupan sehari-hari utamanya pada keracunan bahkan kematian terhadap manusia,
bidang pertanian dalam mengendalikan Selain dari itu adanya pencemaran lingkungan,
organisme pengganggu tanaman. Penggunaan resistensi, resurjensi, dan kematian organisme
pestisida kimia dianggap menjadi alternatif dapat terjadi jika pestisida kimia digunakan
mudah untuk dilakukan serta hasil yang diberikan secara terus menerus dan tidak bijaksana
cepat.
DEFINISI
Pestisida merupakan suatu substansi bahan kimia dan material lain
(mikroorganisme, virus, dan lain-lain) yang tujuan penggunaannya
untuk mengontrol atau membunuh hama dan penyakit yang menyerang
tanaman, bagian tanaman, dan produk pertanian, membasmi rumput
atau gulma, mengatur, dan menstimulasi pertumbuhan tanaman atau
bagian tanaman, namun bukan penyubur. Pestisida berasal dari kata
pest, yang berarti hama dan sida yang berasal dari kata caedo berarti
pembunuh. Pestisida adalah racun yang sengaja dibuat oleh manusia
untuk membunuh organisme pengganggu tanaman dan insekta
penyebar penyakit.
BENTUK DAN ASAL BAHAN AKTIF
BEN TU K A SA L BA H A N A K T I F

• Cair. • Sintetik Anorganik : garam-garam beracun


• Padat seperti arsenat, flourida, tembaga sulfat
dan garam merkuri
• Aerosol
• Organik Organo khlorin : DDT, SHC,
endrin, dieldrin, dll.
• Heterosiklik : Kepone,
mirexOrganofosfat : klorpirifos,
prefonofos, dll.
• Karbamat : karbofuran, SPMC, dll.
Dinitrofenol : Dinex, dll.
JENIS-JENIS PESTISIDA
1. Insektisida 3. Nematisida

Insektisida merupakan pestisida untuk memberantas Nematisida adalah pestisida untuk memberantas hama
serangga, seperti nyamuk, kecoak, kutu busuk, rayap, semut, cacing. Hama ini sering merusak akar atau umbi tanaman.
belalang, wereng, ulat, dan sebagainya. Contoh insektisida
Contoh nematisida adalah oksamil dan natrium metam.
antara lain diazinon, tiodan, basmion, basudin, propoksur,
4. Fungisida
diklorovinil dimetil fosfat, timbel arsenat, dan magnesium
fluorosilikat. Fungisida adalah pestisida untuk memberantas jamur

2. Herbisida (fungi). Contoh fungisida adalah timbel (I) oksida,


carbendazim, tembaga oksiklorida, dan natrium dikromat.
Herbisida merupakan pestisida untuk mencegah dan
mematikan gulma atau tumbuhan pengganggu, seperti eceng 5. Rodentisida
gondok, rumput teki, dan alang-alang. Alang-alang dapat Rodentisida adalah pestisida untuk memberantas binatang
dikatakan sebagai hama tanaman karena alang-alang
pengerat, misalnya tikus. Contoh rodentisida adalah
menyerap semua zat makanan yang ada dalam tanah. Contoh
warangan (senyawa arsen) dan thalium sulfat.
herbisida antara lain gramoxone, totacol, pentakloro fenol,
dan amonium sulfonat.
STRUKTUR KIMIA PESTISIDA

Menurut Pohan (2004), jika dilihat dari segi struktur


kimianya, pestisida dibagi atas: 
• Orgahochlorine 
Pestisida jenis ini mengandung unsur-unsur Carbon,
Hidrogen, dan Chlorine. Misal: DDT. 
• Orgahoposphate 
Pestisida yang mengandung unsur : P, C, H. Misal: tetra ethyl
phyro posphate (TEPP). 
• Carbamate 
Pestisida yang mengandung gugus Carbamate. Misal :
Baygon, Sevin dan Isolan. 
• Lain-Lain 
Diluar ketiga jenis diatas, pestisida ini mengandung senyawa
organik, serychin, senyawa sulphur organik dan
dinytrophenol.
KEGUNAAN PESTISIDA
1. Memberantas atau mencegah hama penyakit yang merusak tanaman, bagian-bagian tanaman atau
hasil-hasil pertanian.
2. Memberantas rerumputan.
3. Mematikan daun dan mencegah pertumbuhan yang tidak diinginkan.
4. Mengatur dan merangsang pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian tanaman (tidak termasuk
golongan pupuk).
5. Memberantas atau mencegah hama-hama luar pada hewan peliharaan/ternak.
6. Memberantas atau mencegah hama-hama air.
7. Memberantas atau mencegah binatang-binatang dan jasad renik dalam rumah tangga, bangunan,
dan dalam alat-alat pengangkutan.
8. Memberantas atau mencegah binatang-binatang yang bisa menyebabkan penyakit pada manusia
TOKSIKSITAS
Besarnya daya racun suatu pestisida dinilai dari toksiksitasnya. Toksiksitas akut pestisida dapat
dinyatakan dengan 2 simbol, yaitu: LD 50 (Lethal Dose 50) atau LC 50 (Lethal Concentration 50)
ialah kadar atau kosentrasi pestisida yang diperkirakan dapat membunuh 50 persen binatang
percobaan. Satuannya ialah mg bahan aktif suatu pestisida per kg berat badan binatang percobaan
(mg/kg). Penentuaan toksiksitas akut pestisida dapat digunakan binatang percobaan: tikus putih,
anjing, burung atau ikan. Dikatakan bahwa tikus secara biologis mempunyai sifat sama seperti
manusia, sehingga dapat diasumsikan bahwa sensitivitas pada tikus relatif sama dengan manusia.
Toksiksitas pestisida sangat tergantung pada cara masuknya pestisida ke dalam tubuh. Pada
penentuan toksiksitas pestisida per oral, pestisida diberikan melalui makanan dan diperoleh LD 50
oral, dan yang melalui kulit diperoleh LD 50 dermal, dan bila pemaparan melalui air atau udara
(terhisap) ditentukan LC 50 selama 24 jam, 48 jam, 96 jam, dan seterusnya (lama waktu
pemaparan). LC umumnya dinyatakan dalam ppm (part per million) atau ppb (part per bilion).
BAKU MUTU
Standar baku mutu pestisida tercantum dalam Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1973.
MEKANISME MASUKNYA PESTISIDA
Pestisida dapat masuk ke dalam tubuh melalui kulit, mulut dan sistem pernapasan.
Mekanisme masuknya pestisida ke dalam tubuh adalah sebagai berikut:
• Melalui penetrasi kulit. Pestisida dapat mengenai permukaan kulit dan meresap ke dalam tubuh
pada waktu melakukan penyemprotan pestisida, pencampuran pestisida, atau pada saat
mencuci peralatan aplikasi pestisida.
• Melalui saluran pernapasan. Pestisida yang masuk melalui saluran pernapasan berbentuk gas
dan partikel yang sangat halus (<10 mikron).
• Melalui mulut. Keracunan pestisida melalui mulut dapat terjadi pada seseorang yang
mengkonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi pestisida dan merokok ketika
bekerja dengan pestisida, menyeka keringat di wajah dengan tangan, lengan baju.
EFEK KERACUNAN PESTISIDA
• Efek muskarinik (sistem parasimpatis) termasuk keringat, hipersalivasi, hiperlakrimasi,
bronkospasme, dyspnea, gejala gastrointestinal (mual, muntah, kramabdomen, dan diare),
miosis (pupil pinpoint), penglihatan kabur, inkontinensia urin, wheezing, bradikardi.
• Efek nikotinik (sistem saraf simpatis dan motorik) termasuk hipertensi, fasikulasi otot, kram
otot, kelemahan motorik, takikardi, dan paralisis.
• Efek CNS termasuk kecemasan, pusing, insomnia, mimpi buruk, sakit kepala, tremor, bingung,
ataksia, koma.
BAHAYA DAN DAMPAK PESTISIDA
Penggunaan pestisida yang berlebihan atau melebihi dosis yang dianjurkan yaitu 0,5-1,5 kg/ha dapat
mengakibatkan keracunan bagi penggunanya. Keracunan pestisida golongan organofosfat dan karbamat dapat
menyebabkan gangguan fungsi hati terutama fungsi sintesis dan detoksifikasi. Enzim pseudo-ChEterdapat pada sel-
sel hati. Kerusakan pada hati menyebabkan enzim ini mengalami penurunan. Keracunan dapat dibagi menjadi 3
kelompok, yaitu
a. Keracunan akut :
Keracunan akut merupakan keracunan yang terjadi akibat masuknya sejumlah besar pestisida sekaligus masuk ke
dalam tubuh, misalnya dalam kasus-kasus bunuh diri atau kesalahan konsumsi makanan.
b. Keracunan subakut
Keracunan subakut merupakan keracunan yang ditimbulkan oleh sejumlah kecil pestisida yang masuk ke dalam
tubuh, tetapi terjadi secara berulang-ulang.
c. Keracunan kronis
Keracunan kronis merupakan keracunan akibat masuknya sejumlah kecil pestisida dalam waktu yang lama. Gejala
yang muncul tidak mendadak, tetapi organ yang terkena atau menjadi sasaran keracunan dapat saja semuanya
C ONT OH K A SU S : SAMPO OPLOSAN PESTISIDA TEWASKAN
WARGA DESA
Seorang ibu tiga anak menggunakan pestisida Diazinon untuk membasmi kutu kepala. Dua anaknya
tewas dan satu masih dalam perawatan di RSUD Pandan Arang Boyolali, Jawa Tengah.
• ''Ketika masuk rumah sakit, kondisi pasien yang kecil sudah kritis. Yang besar usia 12 tahun masih sadar. Dari
gejala-gejala yang muncul memang intoksikasinya (keracunan) muncul seperti bau, kemungkinan karena
terhirup hidung. Kondisi kulit kepalanya tidak luka dan tidak melepuh,'' kata Nur Rohmah.
• Akhir Rutiyani, 35 membalur kepala tiga anaknya dengan 'obat kutu': Khamilla 4,5 tahun, Qaulan Shakila 9
tahun, dan Klarissa 12 tahun. Dia juga memakai obat tersebut di kepalanya sendiri.
• Khamilla dan Qaulan meninggal dunia Sabtu (26/8). Sedangkan Akhir sudah keluar dari rumah sakit dan
kondisi Klarissa membaik, siap dipulangkan.
• Andi Trisyono, ahli toksikologi insektisida dari Universitas Gadjah Mada mengatakan racun ini masuk
golongan pestisida 'yang lebih beracun' terhadap mamalia dibandingkan jenis yang lain.
• ''Sistem syaraf manusia dan sistem syaraf kutu banyak kemiripannya,'' kata Andi.
• ''Diazinon membunuh serangga dengan cara menyerang enzim kolinesterase. Manusia juga punya enzim yang
sama, jadi bisa terganggu kalau racun ini kena manusia.'' Efek keracunannya antara lain mual, pusing, mata
berkunang-kunang, kata dia.
THANKYOU!
ANY QUESTION?

Anda mungkin juga menyukai