Anda di halaman 1dari 14

BAB I

Dasar Teori
Antikoagulan digunakan untuk mencegah pembekuan darah dengan jalan
menghambat pembentukan atau menghambat fungsi beberapa factor pembekuan darah. Anti
koagulan diperlukan untuk mencegah terbentuk dan meluasnya thrombus dan emboli maupun
untuk mencegah bekunyadarah in vitro pada pemeriksaan laboratorium atau transfuse.
Koagulan dipakai untuk sebaliknya yaitu mempercepat pembekuan darah dengen
meningkatkan factor-faktor yang dapat mempercepat pembekuan darah.

Anti koagulan dapat dibagi menjadi 3 kelompok yaitu :

1. Heparin

2. Anti koagulan oral

3. Anti koagulan yang bekerja dengan mengikat kalsium

Obat pertama yang akan diujikan adalah warfarin yang termasuk ke dalam obat anti
koagulan. Warfarin adalah obat anti koagulan inhibitor thrombin langsung oral.
Diperkenalkan pada tahun 1950-an sebagai obat antitrombotik dan menjadi obat yang sering
diresepkan hampir 1,5 juta orang. Dosis warfarin untuk manusia adalah 50mg/60kg.
Toksisitas dari warfarin ini adalah dapat menembus plasenta dan dapat menyebabkan
gangguan pendarahan pada janin. Obat ini dapat menyebabkan cacat pada janin terutama
pada kelainan pada pembentukkan tulang.

Selanjutnya ada obat clopidogel yang merupakan obat antikoagulan antitrombisit.


Klopidogel adalah prodrug yang memerlukan pengaktifan pada isoform enzim sitokrom P450
dan CYP2C19. Klopidogel dapat digunakan untuk pasien yang mengalain infark miokard
akut non-evasi ST dengan dikombinasikan dengan aspirin. Obat ini memiliki efek samping
yang lebih sedikit dari tiklopidin dan jarang menyebabkan neutropenia.

Obat ketiga yang akan diujikan adalah aspirin. Aspirin dapat menghambat
pembentukan tromboksan A2 yang jika terbentuk dan menjadi bentuk granulnya dapat
menyebabkan penggumpalan. Salisilat lain dan obat anti inflamasi non steroid juga dapat
menghambat

pembentukkan tromboksan A2 tetapi efek inhibisinya lebih singkat karena efek


mereka reversible.

Selanjutnya ada asam traksamat yang merupakan obat koagulan fibrinolitik. Obat ini
juga merupakan analog dari asam aminokapronat karena menghambatsecara kompetitif
pengaktifan plasminogen. Efek samping dari obat ini antara lain hipotensi, miopati, diare,
hidung tersumbat, perut terasa tidak enak dan lainnya. Asam traksamat jarang digunakan
untuk pasien dengan koagulasi intravascular diseminata atau perdarahan pada saluran kemih
bagian atas karena kemungkinan akan terjadi pembekuan darah yang berlebihan.

1
Carbazochrome adalah agen antihemorrhagic, atau hemostatic, yang akan
menghentikan aliran darah dengan menyebabkan agregasi dan adhesi trombosit di dalam
darah membentuk steker trombosit, menghentikan aliran darah dari luka terbuka. Diharapkan
obat ini dapat digunakan di masa depan untuk mencegah aliran darah berlebihan selama
operasi pembedahan dan pengobatan wasir, dengan troxerutin, telah diteliti untuk digunakan
dalam pengobatan wasir.

Obat terakhir yang diujikan adalah heparin. Heparin adalah inhibitor thrombin tak
langusng dengan mempercepat pembentukkan anti trombosit sehingga tidak dapat terjadi
pembekuan darah. Heparin juga dapat berfungsi sebagai kofaktor untuk reaksi antithrombin-
protease tanpa ia sendiri termakan. Toksisitas dari heparin sendiri adalah pendarahan. Tetapi
dengan pemilihan pasien yang cermat, pengendalian dosis yang teliti dan pemantauan yang
ketat dapat mengurangi efek toksisitasnya.

2
BAB II

Alat, Bahan, Prosedur Kerja


1. Alat suntik

2. Jarum oral (kanula)

3. Jarum VI

4. Timbangan hewan

5. Gunting 6. Timbangan analitik

7. Kapas

8. Gelas ukur

9. Lumpang

10. Stamper

11. Spatel

12. Sudip

13. Jarum

14. Stopwatch

15. Beaker glass

16. Tube plastic

17. Thermometer

Bahan

1. Bahan uji

2. Obat-obatan koagulan dan antikoagulan

3. Aquades

4. Na. CMC

5. NaCl fisiologis

3
Cara kerja
1. Hewan coba hendaknya dipuasakan semalam sebelum percobaan

2. Sebelum digunakan hewan tersebut harus terlebih dahulu ditimbang

3. Diberikan tanda pada bagian hewan tertentu dari hewan coba untuk menyatakan berat

hewan coba

4. Hitunglah dosis pemberian obat antikoagulan dan koagulan dan VAO sebelum diberikan

5. Injeksikan hewan percobaan dengan obat antikoagulan atau koagulan

6. 30 menit setelah diinjeksikan, potong ekor mencit dengan alat pemotong yang tajam kira-
kira 0,5 cm dari ujung distal

7. Setelah ekor dipotong cepat-cepat celupkan ekor mencit ke dalam NaCl fisiologis

8. Catat waktu pendarahan mulai pada saat memotong ekor mencit ke dalam NaCl fisiologis
sampai darah berhenti mengalir

9. Bandingkan waktu pendarahan antara control dengan perlakuan antara kelompokkelompok


obat lain

10. Bahas hasil dan simpulkan

4
BAB III
HASIL PEMBAHASAN

PerhitunganDosis
1. Kelompok 1C
Obat : Wafarin
Dosis Manusia : 5mg/kgBB
Konsentrasi : 2mg/5ml
Berat Mencit : 31g
Dosis untuk Mencit :x
𝑚𝑔 𝐾𝑀 𝑀𝑒𝑛𝑐𝑖𝑡
- HED = 𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑀𝑒𝑛𝑐𝑖𝑡 ( 𝑘𝑔 ) × 𝐾𝑀 𝑚𝑎𝑛𝑢𝑠𝑖𝑎
3
5mg/60kg = 𝑥 × 37

5mg/60kg = 𝑥 × 0.081

5𝑚𝑔/60𝑘𝑔
𝑥=
0.081
𝑥 = 1.028 𝑚𝑔/𝑘𝑔
1.028 𝑚𝑔 𝑥
- =
1000𝑔 31𝑔

1.028 𝑚𝑔 × 31 𝑔
𝑥= = 0.032 𝑚𝑔
1000 𝑔
2 𝑚𝑔 0.032 𝑚𝑔
- =
5 𝑚𝑙 𝑥
0.032 𝑚𝑔 × 5 𝑚𝑙
𝑥= = 0.08 𝑚𝑙
2 𝑚𝑔

𝐵𝐵 (𝐾𝑔)×𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠 (𝑚𝑔)
- VAO =
𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖
0.031𝑚𝑔 ×1.028 𝑚𝑔
VAO = = 0.079 𝑚𝑔/𝑚𝑙
2𝑚𝑔/5𝑚𝑙

2. Kelompok 2C
Obat : Clopidogrol
Dosis Manusia : 300mg/60kgBB
Konsentrasi : 75mg/5ml
Berat Mencit : 24g
Dosis untuk Mencit :x

5
𝑚𝑔 𝐾𝑀 𝑀𝑒𝑛𝑐𝑖𝑡
- HED = 𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑀𝑒𝑛𝑐𝑖𝑡 ( 𝑘𝑔 ) × 𝐾𝑀 𝑚𝑎𝑛𝑢𝑠𝑖𝑎
3
5mg = 𝑥 × 37
5𝑚𝑔
𝑥=
0.081
𝑥 = 26.42 𝑚𝑔
𝐵𝐵 (𝐾𝑔)×𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠 (𝑚𝑔)
- VAO =
𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖
0.024 𝑘𝑔 ×26.42 𝑚𝑔
VAO = 75𝑚𝑔
5𝑚𝑙
0.6340 𝑚𝑔
VAO = = 0.04 𝑚𝑙
15𝑚𝑔/𝑚𝑙

3. Kelompok 3
Obat : Aspirin
DosisManusia : 325mg/60kgBB
Konsentrasi : 100mg/5ml
BeratMencit : 34g
DosisuntukMencit :x
𝑚𝑔 𝐾𝑀 𝑀𝑒𝑛𝑐𝑖𝑡
- HED = 𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑀𝑒𝑛𝑐𝑖𝑡 ( 𝑘𝑔 ) × 𝐾𝑀 𝑚𝑎𝑛𝑢𝑠𝑖𝑎
325mg/60kgBB = 𝑥 × 0.081
5.416𝑚𝑔
𝑥=
0.081
𝑚𝑔
𝑥 = 67.708
𝑘𝑔𝐵𝐵
67.708𝑚𝑔/𝑘𝑔𝐵𝐵 ×0.034𝑔
- VAO =
100𝑚𝑔/5𝑚𝑙
2.302 𝑚𝑔
VAO = 20𝑚𝑔/𝑚𝑙 = 0.85 𝑚𝑙

4. Kelompok 4C
Obat : AsamTraneksamat
Dosis Manusia : 25mg/kgBB
Konsentrasi : 500mg/5ml
Berat Mencit : 31g
Dosis Mencit :x
𝑚𝑔 𝐾𝑀 𝑀𝑒𝑛𝑐𝑖𝑡
- HED = 𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑀𝑒𝑛𝑐𝑖𝑡 ( 𝑘𝑔 ) × 𝐾𝑀 𝑚𝑎𝑛𝑢𝑠𝑖𝑎
25mg/kgBB = 𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 𝐻𝑒𝑤𝑎𝑛 × 0.081
25𝑚𝑔/𝑘𝑔𝐵𝐵
𝑥= = 308.641𝑚𝑔/𝑘𝑔𝐵𝐵
0.081
0.031𝑘𝑔 ×308.641𝑚𝑔/𝑘𝑔
- VAO = = 0.095𝑚𝑙
500𝑚𝑔/5𝑚𝑙

6
5. Kelompok 5
Obat : Carbazochrome Sodium
Dosis Manusia : 30mg/60kgBB
Konsentrasi : 10mg/5ml
Berat Mencit : 35g
Dosis Mencit :x
𝑚𝑔 𝐾𝑀 𝑀𝑒𝑛𝑐𝑖𝑡
- HED = 𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑀𝑒𝑛𝑐𝑖𝑡 ( 𝑘𝑔 ) × 𝐾𝑀 𝑚𝑎𝑛𝑢𝑠𝑖𝑎
0.5mg/kgBB = 𝑥 × 0.081
0.5𝑚𝑔/𝑘𝑔𝐵𝐵
𝑥= = 6.173𝑚𝑔/𝑘𝑔𝐵𝐵
0.081
0.035𝑘𝑔 ×6.173𝑚𝑔/𝑘𝑔
- VAO = = 0.108𝑚𝑙
10𝑚𝑔/5𝑚𝑙

6. Kelompok 6
Obat : Heparin
Dosis Manusia : 80UI/kgBB
Konsentrasi : 2500UI/ml
Berat Mencit : 23g
Dosis untuk Mencit :x
𝑚𝑔 𝐾𝑀 𝑀𝑒𝑛𝑐𝑖𝑡
- HED = 𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑀𝑒𝑛𝑐𝑖𝑡 ( 𝑘𝑔 ) × 𝐾𝑀 𝑚𝑎𝑛𝑢𝑠𝑖𝑎
80UI/kgBB = 𝑥 × 0.081
80𝑈𝐼/𝑘𝑔𝐵𝐵
𝑥= = 987.65𝑈𝐼/𝑘𝑔𝐵𝐵
0.081
0.023𝑘𝑔 ×987.65𝑈𝐼/𝑘𝑔
- VAO = = 0.009 𝑚𝑙 = 0.01𝑚𝑙
2500𝑈𝐼/𝑚𝑙

Hasil Pengamatan

1. Kelompok 1C (Wafarin 5mg/60kgBB)


Setelah diberiWafarin melalui rute oral dan ekornya dipotong sepanjang 0.5
cm,darah dari ekor mencit tidak juga berhenti mengalir hingga menit ke-10. Ekor
mencit kemudian diberi betadine. Namun, darah tetap tidak berhenti mengalir.
Kemudian,mencit diberika nobat koagulan.
2. Kelompok 2C
1) Clopidogrol (300mg/60kgBB)
Pada menit ke-10 darah berhenti mengalir
2) Kontrol negative (Pemberian Na CMC)
Pada menit ke 04.36 darah berhenti mengalir
3. Kelompok 3C (Aspirin 325mg/60kgBB)
Darah tidak kunjung berhenti hingga lebih dari 20 menit, maka diberi asam
traneksamat(obatkoagulan) secara oral. Namun, terjadi kesalahan pada saat
memasukkan jarum oral, sehingga masuk ketenggorokan dan mencit mati.

7
4. Kelompok 4C (AsamTraneksamat 25mg/kgBB)
Darah berhenti mengalir pada menit ke-13.10.
5. Kelompok 5 (Carbazochrome Sodium)
Waktu yang dibutuhkan untuk darahnya membeku setelah diberi obat koagulan
adalah 5 menit 32 detik.
6. Kelompok 6 (Heparin) Setelah 10 menit ekor mencit masih mengalami
pendarahan.

Pembahasan

Pada praktikum kali ini dilakukannya uji coba mencit terhadap obat pengencer darah
dan obat koagulan. Terdapat empat obat pengencer darah yang akan digunakan, yakni
warfarin, clopidogrol, heparin dan aspirin. Sedangkan terdapat dua obat koagulan yang
digunakan, yakni asam traknesamat dan carbazochrome sodium. Sebelum diadministrasikan
pada mencit, dibuat suspensi terlebih dahulu untuk diadministrasikan melalui rute oral.
Suspensi ini dibuat karena kelarutan beberapa obat rendah terhadap air. Selain dari
kelarutannya,terdapat obat yang larut dalam air tetapi karena dibutuhkan dengan konsentrasi
yang dibutuhkan cukup kecil seperti 2 mg/5 mL maka dibutuhkan jumlah air yang sedikit dan
tidak dapat melarutkan obat-obat tersebut.

Pengencer darah dibagi menjadi dua, yaitu antikoagulan dan antiplatelet.


Antikoagulan digunakan untuk mencegah pembekuan darah dengan jalan yang menghambat
beberapa faktor pembekuan darah (Delina Hasan et al,2018). Obat antiplatelet (antiaggregant)
adalah obat-obatan yang menurunkan agregasi platelet dan menghambat pembentukan
trombus (Dorland, 2012). Obat antikoagulan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah
heparin dan warfarin. Obat antiplatelet yang digunakan adalah clopidogrol dan aspirin.

Pemotongan ekor pada mencit dilakukan 30 menit setelah diadministrasikan obat


antikoagulan maupun obat koagulan. Hal ini bertujuan untuk distribusi obat ke seluruh bagian
tubuh. Setelah dilakukan pemotongan ekor mencit, ekor mencit langsung dimasukkan dalam
larutan NaCl fisiologis. NaCl adalah cairan isotonis fisiologis non toksik yang banyak
digunakan dalam kodisi apapun. NaCl fisiologis pasa praktikum ali ini digunakan untuk
menjaga kelembapan disekitae luka dan membantu luka menjalani proses penyembuhan.
Selain itu, NaCl 90% memiliki respon anti inflamasi sehingga dapat menurunkan gejala nyeri
dan eritema yang timbul pada luka, serta meningkatkan aliran darah menuju area luka,
sehingga mempercepat proses penyembuhan (Evangeline,2015)

8
Obat-obat pengencer darah ini menyebabkan pendarahan yang berlebih pada ekor
mencit yang telah dipotong. Obat antikoagulan ini akan mencegah terbentuknya gumpalan
darah (David et al,2009). Pada hasil yang diberikan warfarin dan heparin pada tiap mencit
menunjukkan darah tidak berhenti keluar hingga 10 menit. Pada hasil yang diberikan
clopidogrol dan aspirin mennunjukkan hasil yang berbeda. Setelah 10 menit, dikeluarkan dari
NaCl fisiologis dan diberikan betadine untuk memberhentikan darah, tetapi darah tetap terus
keluar. Pada warfarin darah terus tidak berhenti keluar hingga menit ke-20.

Heparin dan warfarin menunjukkan mekanisme kerja yang berbeda. Mekanisme yang
berbeda dapat mempengaruhi hasil uji. Mekanisme kerja warfarin dengan mengurangi
pembentukan vitamin K. Vitamin K bertujuan untuk membantu proses koagulasi darah dan
untuk mengendalikan pengikatan kalsium di tulang dan jaringan lainnya (Micronutrient
Information Center, 2014). Tanpa vitamin K, proses pembekuan darah sangat terganggu dan
pendarahan yang tidak terkendali dapat terjadi (Micronutrient Information Center, 2014).

Mekanisme kerja heparin dengan menonaktifkan trombin dan faktor aktif X (faktor
Xa) melalui mekanisme antitrombin (AT) dependen. Dengan menonaktifkan trombin, heparin
tidak hanya mencegah pembentukan fibrin tetapi juga menghambat aktivasi platelet trombin
dan faktor V serta faktor VIII (Jack Hirsh et al, 2001). Trombin bertujuan untuk membantu
proses pembekuan darah.

Obat antiplatelet dapat secara reversibel atau irreversibel menghambat proses yang terlibat
dalam aktivasi platelet sehingga kecenderungan platelet menurun untuk menempel satu sama
lain dan dapat merusak pembuluh darah endotelium (SDCEP,2015).

Pada clopidogrol, darah terus tidak berhenti keluar hingga menit ke 10. Pada aspirin,
darah tidak berhenti pada menit ke-20, dan saat diberikan obat asam traknesamat mencit mati.
mekanisme kerja dari clopidogrol dan aspirin berbeda. Pada clopidogrol, mekanisme kerja
dari metabolit aktif clopidogrel mencegah pengikatan adenosin difosfat (ADP) ke reseptor
platelet, yang kemudian akan mengganggu aktivasi kompleks glikoprotein GPIIb/IIIa yang
dimediasi oleh ADP. Sedangkan mekanisme kerja aspirin berhubungan dengan
menonaktifkan secara permanen aktivitas prostaglandin H-sintesis-1 dan 2 (dapat disebut
juga sebagai COX-1 dan COX-2) (Carlo Patrono,2007).

9
Pada pengujian clopidogrol dilakukan pengujian kontrol negatif juga. Kontrol negatif
yang diberikan adalah hanya suspensi Na CMC yang tidak mengandung zat aktif. Pada
kontrol negatif membutuh kan waktu 4 menit untuk darah berhenti.Pada perbandian hasil uji
antikoagulan dan antiplatelet memberikan hasil yangberbeda. Pada pemberian obat
antikoagulan membutuhkan sekitar 15 menit untuk berhenti. Sedangkan pada pemberian obat
antiplatelet membutuhkan 10 menit untuk darah menggumpal pada clopidogrol dan pada
pemberian aspirin darah tidak membentuk gumpalan hingga 20 menit dan akhirnya mencit
mati. Maka, ini menunjukkan bahwa obat antiplatelet lebih efektif sebagai pengencer darah
dibandingkan obat antikoagulan. Hal ini diperkuat oleh pernyataan para dokter gigi
profesional yang telah melakukan uji klinis dan menyatakan bahwa pasien yang
menggunakan obat antikoagulan, penggumpalan darahnya lebih cepat terbentuk
dibandingkan obat antiplatelet (SDCEP,2015).

Asam traneksamat adalah obat yang memiliki indikasi fibrinolisis. Fibrinolisis


merupakan kondisi pecahnya fibrin (salah satu agen pembeku darah yang diproduksi dalam
darah sebagai produk akhir koagulasi). Asam traneksamat adalah antifibrinolitik yang secara
kompetitif menghambat aktivasi plasminogen ke plasmin. Asam traneksamat merupakan obat
koagulan pada tubuh atau menyebabkan pembekuan darah. Pada praktikum kelompok 4 yang
menggunakan obat asam traneksamat dengan dosis manusia 25 mg/KgBb dewasa dan
Kekuatan sediaan 500 mg/ 5ml kepada mencit jantan yang memiliki bobot 31 gram serta
VAO 0,095 mL. Setelah memotong ekor mencit sebanyak 0,5 cm maka akan mengalami
pendarahan. Pendarahan ini terjadi selama 13 menit 10 detik dan langsung berhenti atau
darahnya membeku. Pada kelompok 5 ini melakukan percobaan dengan obat Carbazochrome
Sodium yang merupakan obat koagulan. Carbazochrome adalah agen anti-perdarahan yang
meningkatkan agregasi trombosit dan membentuk steker platelet dengan berinteraksi dengan
adrenoreseptor α pada permukaan trombosit [T40]. Hal ini ditunjukkan untuk memperbaiki
struktur pembuluh kapiler lokal dalam perdarahan yang disebabkan oleh kerapuhan
kapiler.Obat ini berfungsi untuk memberhentikan pendarahan atau membekukan darah. Pada
percobaan kelompok 5 yang menggunakan Carbazochrome Sodium dengan dosis manusia
30mg/60 KgBb manusia dewasa dan dosis hewan sebanyak 6,173 mg/KgBb mencit. Serta
memiliki VAO 0,018 ml dan berat mencit jantan 35 g.

Percobaan ini dengan memotong ujung ekor mencit sebanyak 0,5 cm dan
menghasilkan pendarahan selama 5 menit 2 detik. Setelah 5 menit 2 detik terjadi pendarahan,

10
ekor mencit jantan sudah darah mengalami pembekuan darah. Hal ini dikarenakan obat
Carbazochrome Sodium adalah obat yang mampu mebekukan darah pada mencit.

Dibandingkan dengan obat Carbazochrome Sodium, obat asam traneksamat


mengalami pembekuan darah dengan membutuhkan waktu yang lebih lama. Asam
transeksamat mengalami pembekuan darah yang membutuhkan waktu selama 13 menit 10
detik. Menurut pengamatan kelompok kami dan membandingkan dengan kelompok di kelas
lain. Asam transekamat seharusnya dapat membekukan darah dengan membutuhkan waktu
kurang dari 10 menit. Pada kelompok 4 membutuhkan waktu lama untuk membekukan darah,
hal ini dikarenakan adanya kesalahan prosedur saat pengambialan obat suspensi. Seharusnya
larutan suspensi dikocok terlebih dahulu sebelum diberikan kepada mencit, tetapi pada
kelompok 4 tidak melakukan pengocokan terhadap larutan suspensi. Hal tersebut
menyebabkan zat aktif pada larutan suspensi mengendap pada dasar botol dan saat
pengambilan obat menggunakan sonde tidak seluruhnya zat aktif masuk ke dalam sonde dan
menyebabkan kurangnya efek koagulan pada obat tersebut.

11
BAB IV

KESIMPULAN

Antikoagulan digunakan untuk mencegah pembekuan darah dengan jalan


menghambat pembentukan atau menghambat fungsi beberapa factor pembekuan darah,
sedangkan koagulan dipakai untuk sebaliknya yaitu mempercepat pembekuan darah dengen
meningkatkan factor-faktor yang dapat mempercepat pembekuan darah. Pada praktikum ini
digunakan obat antikoagulan terdiri dari warfarin, clopidogrol, heparin dan aspirin.
Sedangkan terdapat dua obat koagulan yang digunakan, yakni asam traknesamat dan
carbazochrome sodium.

Pada perbandingan hasil uji, obat pengencer darah dibagi menjadi dua, yaitu
antikoagulan dan antiplatelet, yang mana obat antikoagulan dan antiplatelet memberikan hasil
yang berbeda.

Pada pemberian obat antikoagulan membutuhkan sekitar 15 menit untuk darah


berhenti. Sedangkan pada pemberian obat antiplatelet membutuhkan 10 menit untuk darah
menggumpal pada clopidogrol dan pada pemberian aspirin darah tidak membentuk gumpalan
hingga 20 menit dan akhirnya mencit mati. Maka, ini menunjukkan bahwa obat antiplatelet
lebih efektif sebagai pengencer darah dibandingkan obat antikoagulan. Sedangkan obat
koagulan sendiri menunjukkan perbandingan antara asam traknesamat dan carbazochrome
sodium yang mana dibandingkan dengan obat Carbazochrome Sodium, obat asam
traneksamat mengalami pembekuan darah dengan membutuhkan waktu yang lebih lama. Hal
ini dikarenakan Carbazochrome adalah agen anti-perdarahan yang meningkatkan agregasi
trombosit dan membentuk steker platelet dengan berinteraksi dengan adrenoreseptor α pada
permukaan trombosit [T40].

12
Daftar Pustaka
Basile M, dkk .2001. Parenteral Troxerutin And Carbazochrome Combination In The
Treatment Of Post-Hemorrhoidectomy Status: A Randomized, Double-Blind, Placebo-
Controlled, Phase IV Study. Curr Med Res Opin. 17 (4): 256–61.
doi:10.1185/030079901753403144. PMID 11922398.

Squadrito F, dkk. 2000. Double-Blind, Randomized Clinical Trial Of Troxerutin-


Carbazochrome In Patients With Hemorrhoids. Eur Rev Med Pharmacol Sci. 4 (12):
21–4. PMID 11409185.

Bertram G. Katzung dkk. 2012. Farmakologi Dasar Dan Klinik Edisi 12 Vol.2. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC Moreau

David et al. 2009. Nursing Pharmacology Made Incredibly Easy Second Edition. USA :
Lippincot Williams & Wilkins

Dorland. 2012. Dorland’s Illustrated Medical Dictionary 32nd Edition. USA: Elsevier
Saunders

Hirsh, Jack et al.2001. Mechanism of Action and Pharmacology of Unfractionated Heparin.


Vascular Biology: Journal of The American Heart Association. Diakses 18 Maret
2018 pukul 20:15 dari: http://atvb.ahajournals.org/content/21/7/1094

Patrono, Carlo et al. 2007. Antiplatelet Drugs. American College of Chest Physicians
Evidence-Based Clinical Practice Guidelines. 8th Edition. DOIdiakses pada 18 Maret
2018 pukul 22:25 dari: http://journal.chestnet.org/article/S0012-3692(08)60118-X/pdf

SCDEP. 2015. Management of Dental Patients Taking Anticoagulants or Antiplatelet Drugs:


Dental Clinical Guidance. UK: Scottish Dental Clinical Effectiveness Programme.
Diakses pada tanggal 18 Maret 2018 pukul 22:39 dari: http://www.sdcep.org.uk/wp-
content/uploads/2015/09/SDCEP-Anticoagulants-Guidance.pdf

Anonim. 2018. Heparin. Diakses pada tanggal 19 maret 2018 pukul 20.31 WIB dari:
https://pubchem.ncbi.nlmnih.gov/compound/772#section=Top

Anonim. 2018. Tranexamic acid. Diakses pada tanggal 19 Maret 2018 pukul 20.14 WIB. dari
https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/5526#section=Top

13
Joyce L, Kee dan Evelyn R, Hayes. 1996. Farmakologi Pendekatan Proses Keperawatan.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Micronutrient Information Center. 2014.Vitamin K. Linus Pauling Institute, Oregon State


University, Corvallis, OR.

14

Anda mungkin juga menyukai