Oleh :
ROMAIDA SIMAMORA
NIM. PO.71.34.0.16.071
ii
HALAMAN PENGESAHAN
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Segala puji dan syukur bagi Tuhan Yesus Kristus atas kasih setiaNya, rahmat,
hikmat, berkat dan pertolonganNya dalam segala hal yang saya terima. Karya
Tulis ini saya persembahkan untuk :
Bapak (Ramli Simamora) dan mama (Sorta Sitorus) yang selalu memberikan
doa, dukungan, motivasi dalam segala langkah
Bang Ricky, bang Jemmi, dan Angel yang telah memberikan doa dan
semangat. Tuhan Yesus Memberkati.
Pak Asrori, Pak Refai, Ibu Ardiya dan Pak Herry yang telah memberikan
banyak bimbingan, masukkan dan saran untuk KTI ini.
Pak Fandianta sebagai dosen pembimbing akademik yang telah memberikan
pengarahan selama belajar di kampus
Mbak Heppy dan kakak-kakak di laboratorium RS Bhayangkara yang telah
banyak membantu selama penelitian.
Segenap dosen di kampus Analis Kesehatan yang telah memberikan ilmu
selama 3 tahun.
Gelantummm yang telah memberikan banyak hiburan selama di HMJ dan 3
tahun bersama di kampus.
Rekan-rekan HMJ Analis Kesehatan yang telah memberikan pengalaman
berharga selama 2 tahun berkuliah. Kalian terbaik guys.
Teman satu kelas, BISQUAD B 16.
Teman satu perjuangan Analis Kesehatan Angkatan XVII
Keluarga besar kampus Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Palembang.
iv
KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2019
ROMAIDA SIMAMORA
NIM PO.71.34.016.071
ABSTRAK
Demam tifoid adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi dan
paratyphi dari genus Salmonella. Gambaran hasil pemeriksaan laboratorium yang
sering ditemukan pada pemeriksaan darah lengkap yaitu limfositosis. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui gambaran jumlah limfosit pada penderita demam
tifoid di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang berdasarkan umur dan lamanya
infeksi. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan cross sectional.
Sampel pemeriksaan yang digunakan adalah darah EDTA. Sampel penelitian ini
adalah 55 pasien demam tifoid di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Tahun
2019. Pemeriksaan menggunakan alat Hematology Analyzer Mindray BC 2800.
Hasil penelitian dari 55 pasien diketahui sebanyak 10 (18,2%) dengan
limfositopenia, 25 orang (45,5%) dengan limfosit normal dan 20 (36,4%) dengan
limfositosis. Berdasarkan umur, pasien dengan limfositosis berumur <12 tahun
sebanyak 10 (47,6%). Pada pasien berumur >12 tahun terdapat 10 (29,4%)
dengan limfositosis. Berdasarkan lamanya infeksi, pasien dengan limfositosis
ditemukan pada infeksi kronik sebanyak 5 orang (83,3%). Pada infeksi akut
terdapat 15 (30,6%) dengan limfositosis. Dengan demikian disarankan bagi
masyarakat untuk langsung memeriksakan ke dokter atau rumah sakit terdekat
saat tubuh telah menunjukkan gejala demam.
v
MINISTRY OF HEALTH OF REPUBLIC OF INDONESIA
HEALTH POLYTECHNIC OF PALEMBANG
MEDICAL LABORATORY TECHNOLOGY
Scientific Paper, June 2019
ROMAIDA SIMAMORA
NIM PO.71.34.016.071
ABSTRAK
Typhoid fever is a disease caused by Salmonella typhi and paratyphi from genus
Salmonella. A common laboratory finding from complete blood count is
lymphocytosis. The purpose of this research was to find out lymphocyte count in
patients with typhoid fever hospitalized in Bhayangkara Hospital Palembang
based on age and duration of infection. The type of research was descriptive
design with cross sectional approach. The examination sample of this study was
EDTA anti-coagulated blood. The sample of this study was 55 patients with
typhoid fever hospitalized in Bhayangkara Hospital Palembang in 2019. The
determation of lymphocyte count used Hematology Analyzer Mindray BC 2800.
The results of study showed that from 55 patients 10 (18.2%) people with
lymphocytopenia, 25 (45.5%) people with normal lymphocyte count, and 20
(36.4%) people with lymphocytosis. Based on age, it was found 10 (47.6%)
people under 12 years old are known with lymphocytosis and patient more than
12 years old was found 10 (29.4%) are known with lymphocytosis. Based on the
duration of infection, it was found 5 (83.3%) people with cronic infection are
known with lymphocytosis and people with acute infection was found 15 (30.6%)
with lymphocytosis. It is therefore advisable for people to go immediately to the
nearest doctor or hospital when the symptoms of typhoid fever appear.
vi
HALAMAN PERNYATAAN
NIM : PO.71.34.0.16.071
benar hasil karya sendiri dan bukan hasil penjiplakan dari karya tulis ilmiah
orang lain. Demikian pernyataan ini saya buat dan apabila kelak di kemudian
hari terbukti dalam karya tulis ilmiah ini ada unsur penjiplakan, maka saya
Yang Menyatakan
Romaida Simamora
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan
karunia-Nya lah penulis mampu untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini
dengan baik. Karya Tulis ini berjudul “Gambaran Hitung Jumlah Limfosit Pada
Penulisan karya tulis ilmiah ini merupakan salah satu syarat yang sangat
penting diajukan untuk memperoleh gelar sebagai Ahli Madya Analis Kesehatan
pihak-pihak yang telah membantu dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini,
khususnya kepada :
Kesehatan Palembang.
Ilmiah ini.
viii
5. Fandianta, S.Kom, MPH, selaku dosen pembimbing akademik yang selalu
6. Dosen dan staf yang telah membantu, membimbing serta mendidik dalam
7. Hermawati, Amd dan Hj. Mainar, S.Sos selaku pustakawan di Jurusan Analis
Poltekkes Palembang.
XVII.
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, peneliti sangat
mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan proposal ini untuk kedepannya.
Penulis
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN........................................................................... iv
ABSTRAK ............................................................................................................. v
ABSTRAK ............................................................................................................ vi
HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................. vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii
LAMPIRAN ......................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL............................................................................................... xiii
DATA LAMPIRAN ........................................................................................... xiv
x
2.1.6. Limfositosis dan Limfopenia .................................................10
2.2 Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Hitung Jumlah Limfosit
terhadap Demam Tifoid ........................................................................ 10
2.2.1 Lamanya Terinfeksi .................................................................10
2.2.2 Umur ..........................................................................................10
2.3 Metode Pemeriksaan....................................................................... 11
2.3.1 Metode Otomatik .....................................................................11
2.3.2 Metode Visual .........................................................................11
2.5. Definisi Operasional ...................................................................... 13
xi
4.1.1 Distribusi Frekuensi Jumlah Limfosit pada Penderita
Demam Tifoid di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Tahun
2019.....................................................................................................18
4.1.2 Distribusi Frekuensi Jumlah Limfosit Pada Penderita
Demam Tifoid di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Tahun
2019 Berdasarkan Umur ...................................................................19
4.1.3 Distribusi Frekuensi Jumlah Limfosit Pada Penderita
Demam Tifoid di Rumah Sakit Bhayangkara Tahun 2019
Berdasarkan Lamanya Terinfeksi ....................................................20
4.2 Pembahasan .................................................................................... 21
4.2.1 Keterbatasan Penelitian ...........................................................21
4.2.2. Distribusi Frekuensi Jumlah Limfosit Pada Penderita
Demam Tifoid di Rumah Sakit Bhayangkara Tahun 2019 ...........21
4.2.3. Distribusi Frekuensi Jumlah Limfosit Pada Penderita
Demam Tifoid di Rumah Sakit Bhayangkara Tahun 2019
Berdasarkan Umur .............................................................................23
4.2.4 Distribusi Frekuensi Jumlah Limfosit Pada Penderita
Demam Tifoid di Rumah Sakit Bhayangkara 2019 Berdasarkan
Lamanya Terinfeksi...........................................................................24
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Jumlah Limfosit pada Penderita Demam Tifoid
di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Tahun 2019................... 18
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Jumlah Limfosit pada Penderita Demam Tifoid
di Rumah Sakit Bhayangkara Pelembang Tahun 2019 Berdasarkan
Umur ............................................................................................... 19
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Jumlah Limfosit pada Penderita Demam Tifoid
di Rumah Sakit Bhayangkara Tahun 2019 Berdasarkan Lamanya
Terinfeksi ........................................................................................ 20
xiii
DATA LAMPIRAN
3. Informed Consent
4. Format Kuesioner
Tahun 2019
8. Perhitungan Sampel
16. Dokumentasi
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
disebabkan oleh agen biologi, pantara lain virus, bakteri, jamur dan parasit.
penyakit menular langsung dan penyakit tular vektor dan binatang pembawa
juta kematian terjadi tiap tahun akibat penyakit demam tifoid. Asia menempati
urutan tertinggi pada kasus demam tifoid ini dan terdapat 13 juta kasus terjadi tiap
kesehatan masyarakat. Dari telaah kasus di rumah sakit besar di Indonesia, kasus
Sumatera Selatan, kasus penderita demam tifoid tahun 2016 sebanyak 44.025
kasus. Di Kota Palembang menurut Laporan Bulanan Januari Tahun 2017 kasus
disebabkan oleh bakteri berbentuk basil. Basil penyebab tifoid adalah Salmonella
typhi dan paratyphi dari genus Salmonella. Gejala klinis yang dialami oleh
1
2
hemoglobin, laju endap darah, trombosit, hitung jumlah leukosit dan hitung jenis
leukosit. Gambaran jenis leukosit pada penderita demam tifoid adalah limfostosis
relatif. Limfositosis relatif adalah jumlah total tidak meningkat, tetapi persentase
limfosit meninggi.5,17
tahun 2014 menyimpulkan bahwa nilai rata-rata (mean) jumlah limfosit pada
penderita demam typoid adalah 61% yang artinya mengalami peningkatan limfosit
adalah P<0,05 yang artinya terdapat hubungan. Berbeda dengan penelitian yang
di lakukan oleh Billy Lesmana tahun 2009 di RS Immanuel Bandung pada pasien
demam tifoid dengan pemeriksaan hitung jenis leukosit yang diperiksa sebanyak
orang (3,6%). Pada penelitian ini, peneliti menyarankan bagi peneliti selanjutnya
untuk melakukan pengambilan sampel yang lebih banyak dan karena adanya
keterbatasan alat, limfosit yang ukurannya besar terbaca sebagai monosit. (7,22)
3
menampung pelayanan rujukan dari puskesmas sebelum ke rumah sakit tipe B dan
demam tifoid dari Bulan Januari – Desember 2018 sebanyak 803 pasien rawat
demam.
Kesehatan Palembang.
2.1 Leukosit
2.1.1 Definisi
Leukosit adalah sel darah putih yang mengandung inti, di sebut juga sel
darah putih. Sel leukosit ini mampu menghadapi penyakit-penyakit yang di dasari
inflamasi alergi maupun alergi dari toksin bakteri yang menyerang tubuh. Sel-sel
darah yang berperan dalam kejadian inflamasi alergi ini adalah sel darah putih
Dilihat dalam mikroskop cahaya maka sel darah putih terbagi menjadi dua
yaitu, yang mempunyai granula spesifik (granulosit) dan yang tidak memilik
9
granula (agranulosit). Terdapat dua jenis leukosit agranuler yaitu limfosit dan
monosit. Terdapat tiga jenis leukosit yang granuler yaitu neutrofil, basofil dan
matur yang ditemukan dalam darah tepi normal. Limfosit sebagai sel prekursornya
dan sel plasma yang membentuk populasi imunosit. Fungsi fagosit dan imunosit
dalam melindungi tubuh terhadap infeksi terkait erat dengan dua sistem protein
peranan dalam pertahanan seluler dan humoral organisme terhadap zat-zat asing.
6
7
leukosit dapat meninggalkan kapiler dengan menerobos antara sel-sel endotel dan
2.1.2.1 Basofil
Sel ini jarang ditemukan dalam darah tepi normal. Pada hitung jenis
leukosit, persentase jumlah basofil adalah 0-2%. Ukuran sel basofil ini adalah 10-
14 µm. Fungsi basofil masih belum diketahui. Sel basofil mensekresi heparin dan
2.1.2.2 Eosinofil
lebih kasar, lebih berwarna merah tua dan jarang ditemui lebih dari tiga lobus inti.
Ukuran sel eosinofil ini adalah 10-16 µm. Eosinofil memiliki kemampuan
memfagosit, eosinofil aktif terutama pada tahap akhir pada reaksi alergi dan
2.1.2.3 Neutrofil
Sel ini mempunyai inti padat khas yang terdiri atas dua sampai lima lobus
dan sitoplasma yang pucat dengan garis batas tidak beraturan mengandung banyak
merupakan sel darah putih yang paling banyak ditemukan di sediaan apus darah
tepi, jumlah sekitar 25-75%. Bentuk lain dari sel neutrofil ini adalah neutrofil
batang. Neutrofil batang ini merupakan bentuk neutrofil antara metamielosit dan
neutrofil yang benar-benar matur. Ukuran neutrofil segmen adalah 9-15 µm sama
8
berupa filamen tipis yang jelas antara lobus-lobus inti seperti yang tampak pada
melalui fagositosis.9.11
2.1.2.4 Limfosit
Merupakan sel darah putih urutan kedua yang paling banyak jumlahnya.
Nilai normal limfosit adalah 15%-45%. Sel ini kecil dan bergerak ke daerah
inflamasi pada tahap awal dan tahap akhir proses inflamasi. Ukuran sel limfosit
adalah 9-12 µm. Merupakan sumber imunoglobulin yang penting dalam respon
demam tifoid adalah Limfositosis 50% dan proporsi penderita demam tifoid
dengan Limfositosis relatif adalah 10,75% dari jumlah sampel 158 data rekam
medis. 20
2.1.2.5 Monosit
Monosit merupakan sel darah yang terbesar. Ukuran sel monosit ini adalah
12-20 µm. Sel ini berfungsi sebagai lapis kedua pertahanan tubuh dapat
memproduksi interferon.11,12
Ada dua jenis utama limfosit yaitu sel T dan sel B. Sel-T berfungsi untuk
tubuh. Sel-B berfungsi sebagai yang membuat antibodi, protein khusus yang
satunya adalah limfosit yang ada dalam darah berdasarkan proporsi (%) tiap jenis
terutama penyakit infeksi. Ada 2 cara yang digunakan dalam pemeriksaan hitung
jumlah limfosit yaitu cara otomatik dan manual. Dari kedua cara tersebut dapat
Nilai
Jenis Leukosit
Absolut Relatif
persentase limfosit yang dapat terjadi akibat penyakit Hodgkin, luka bakar dan
trauma.
atau lamanya terkena infeksi dengan jenis leukosit. Pada infeksi jangka pendek
atau infeksi akut jenis sel yang cenderung meningkat adalah sel leukosit
polimorfonuklear atau granulosit yaitu neutrofil, eosinofil dan basofil. Jika infeksi
yang dialami merupakan infeksi jangka panjang atau infeksi kronis sel yang
cenderung meningkat adalah sel leukosit mononuklear atau agranulosit yaitu salah
satunya limfosit. 15
2.2.2 Umur
Umur merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi variasi pada demam
demam tifoid terjadi pada anak umur 5-14 tahun. Limfositosis relatif didefinisikan
apabila persentase limfosit dari hitung jenis leukosit lebih besar dari nilai normal
sebelumnya menyimpulkan limfositosis lebih banyak terjadi pada anak usia 5-14
tahun dibandingkan dengan anak usia <5 tahun, pada anak usia 5-14 tahun
11
limfositosis sebanyak 33,7% (28 orang) dan pada anak usia <5 tahun 28,6% (14
orang). 18
hematology analyzer. Kelebihan dari metode ini adalah perhitungan jenis sel
leukosit lebih mudah, teliti dan dapat dibandingkan dengan manual. Disamping itu
volume darah yang digunakan untuk tidak banyak. Adapun kekurangan alat
otomatik ini adalah ketika adanya ukuran salah satu jenis leukosit yang tidak
masuk kedalam range di alat sehingga hasil ukur yang baca dialat ini adalah sel
lain. Sehingga dapat menyebabkan hasil hitung jenis leukosit salah satunya akan
biasanya dilakukan pada sediaan apus yang dibuat pada kaca objek dengan
pewarnaan tertentu. Sediaan apus yang dibuat dan dipulas dengan baik merupakan
mutlak untuk mendapatkan hasil pemeriksaan yang baik. Dalam keadaan normal
lekosit yang dapat dijumpai menurut ukuran yang telah dibakukan adalah Basofil,
Eosinofil, Netrofil batang dan Netrofil segmen, Limfosit, Monosit. Keenam jenis
sel tersebut berbeda dalam ukuran, bentuk, inti, warna sitoplasma serta granula di
UMUR
JUMLAH LIMFOSIT
PADA PENDERITA
DEMAM TIFOID
LAMANYA
TERINFEKSI
13
yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama membuat
tifoid di RS Bhayangkara
3.3.1 Populasi
3.3.2 Sampel
Sampel penelitian ini adalah pasien yang menderita demam tifoid yang
14
15
(terlampir).
dengan cara mengambil kasus dan responden yang tersedia disuatu tempat.
tegangan listrik menyebabkan timbulnya sinyal listrik yang dapat di ukur. Jumlah
sinyal listrik menyatakan jumlah sel, sedangkan besaran sinyal listrik menyatakan
Hasil Pemeriksaan
Analisa Data
17
Normal 15-45%
Limfositopenia <15%
Limfositosis >45%
data untuk satu variabel dependen yaitu gambaran hitung jumlah limfosit pada
variabel (dependen dan independen) yaitu gambaran hitung jumlah limfosit pada
Bhayangkara.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Rumah Sakit Bhayangkara Palembang tahun 2019. Maka didapatkan hasil dalam
Dari hasil analisis yang telah dilakukan pada penderita demam tifoid di
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Jumlah Limfosit pada Penderita Demam Tifoid di
Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Tahun 2019
demam tifoid, sebanyak 10 orang (18,2%) dengan jumlah limfosit rendah atau
18
19
Dari hasil analisis yang telah dilakukan pada penderita demam tifoid di
berikut :
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Jumlah Limfosit pada Penderita Demam Tifoid di
Rumah Sakit Bhayangkara Pelembang Tahun 2019 Berdasarkan Umur
Jumlah Limfosit
Total
Umur Limfositopenia Normal Limfositosis
n % n % n % N %
(33,3 %) orang dengan jumlah limfosit normal dan 10 orang (47,6%) dengan
jumlah limfosit tinggi atau limfositosis. Sedangkan dari 34 orang yang berumur ≥
Dari hasil analisis yang telah dilakukan pada penderita demam tifoid di
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Jumlah Limfosit pada Penderita Demam Tifoid di
Rumah Sakit Bhayangkara Tahun 2019 Berdasarkan Lamanya Terinfeksi
Jumlah Limfosit
Total
Lamanya Limfositopenia Normal Limfositosis
Terinfeksi
n % n % n % N %
(49%) dengan jumlah limfosit normal dan 15 orang (30,6%) dengan jumlah
limfosit tinggi atau limfositosis. Sedangkan dari 6 orang yang terinfeksi kronik,
tidak ditemukan pasien demam tifoid yang jumlah limfosit rendah, 1 orang
(16,7%) dengan jumlah limfosit normal dan 5 orang (83,3%) dengan jumlah
4.2 Pembahasan
menggambarkan jumlah limfosit pada penderita demam tifoid dan melihat adanya
pemeriksaan pada saat penelitian ini saja. Peneliti hanya melakukan satu kali
pemeriksaan hitung darah lengkap pada pasien, yaitu hari dimana peneliti baru
limfosit saja dari jenis leukosit lainnya dan beberapa pemeriksaan darah lengkap
lainnya seperti jumlah leukosit, jumlah eritrosit, jumlah trombosit, nilai LED dan
nilai hemoglobin. Status gizi merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi
dengan jumlah limfosit normal dan 20 responden (36,4%) dengan jumlah limfosit
Nugraha Rachman tahun 2017 di RSUD Abdul Wahab Sjahranie didapatkan hasil
laboratorium tertinggi pada pasien demam tifoid adalah Limfositosis 50% dan
proporsi penderita demam tifoid dari jumlah sampel 158 data rekam medis.
Ifeanyi tahun 2014 menyimpulkan bahwa nilai rata-rata (mean) jumlah limfosit
pada penderita demam typoid adalah 61% yang artinya mengalami peningkatan
Bandung pada pasien demam tifoid dengan pemeriksaan hitung jenis leukosit
dengan rendah, hal ini dikarenakan beberapa faktor yang berkaitan dengan umur
penderita dan lamanya demam yang dialami oleh penderita demam tifoid. Depresi
sumsum tulang sering dikaitkan dengan demam tifoid. Depresi sumsum tulang
justru menurun adalah adanya infeksi lain yang dapat mengganggu kerja sumsum
tulang, kondisi imunitas penderita dan invasi dari bakteri Salmonella typhi.20
23
Palembang Tahun 2019 diketahui dari 21 responden yang berumur <12 tahun
(33,3 %) orang dengan jumlah limfosit normal dan 10 orang (47,6%) dengan
jumlah limfosit tinggi atau limfositosis. Sedangkan dari 34 orang yang berumur ≥
Penelitian ini sejalan dengan Djatnika Setiabudi tahun 2005 yang Penelitian
sebelumnya menyimpulkan limfositosis lebih banyak terjadi pada anak usia 5-14
tahun dibandingkan dengan anak usia <5 tahun, pada anak usia 5-14 tahun
limfositosis sebanyak 33,7% (28 orang) dan pada anak usia <5 tahun 28,6% (14
orang). Hanya saja pada penelitian ini tidak meniliti penderita demam tifoid diatas
Berdasarkan teori yang didapat dketahui bahwa nilai limfosit pada anak-
anak cenderung hampir tinggi. Pada penelitian ini rerata jumlah limfosit yang
tinggi atau limfositosis pada umur <12 tahun lebih besar persentasinya
dibandingkan dengan yang normal dan rendah. Dalam penelitian ini, didapatkan
jumlah limfosit yang normal sampai dengan rendah, adanya infeksi lain yang
dapat mengganggu kerja sumsum tulang, kondisi imunitas penderita dan invasi
Palembang Tahun 2019 diketahui dari 49 orang dengan terinfeksi akut diperoleh
(49%) dengan jumlah limfosit normal dan 15 orang (30,6%) dengan jumlah
limfosit tinggi atau limfositosis. Sedangkan dari 6 orang yang terinfeksi kronik,
tidak ditemukan pasien demam tifoid yang jumlah limfosit rendah, 1 orang
(16,7%) dengan jumlah limfosit normal dan 5 orang dengan jumlah limfosit tinggi
atau limfositosis.
atau lamanya terkena infeksi dengan jenis leukosit. Pada infeksi jangka pendek
atau infeksi akut jenis sel yang cenderung meningkat adalah sel leukosit
polimorfonuklear atau granulosit yaitu neutrofil, eosinofil dan basofil. Jika infeksi
yang dialami merupakan infeksi jangka panjang atau infeksi kronis sel yang
cenderung meningkat adalah sel leukosit mononuklear atau agranulosit yaitu salah
satunya limfosit.
infeksi lain yang dapat mengganggu kerja sumsum tulang, kondisi imunitas
penderita dan invasi dari bakteri Salmonella typhi. Beberapa literatur menjelaskan
bahwa masa inkubasi bakteri Salmonella typhi saat menginfeksi tubuh manusia
lamanya demam pada penderita demam tifoid sehingga memiliki hasil jumlah
5.1 Kesimpulan
berikut :
2. Penderita demam tifoid berumur <12 tahun diperoleh 19% dengan jumlah
jumlah limfosit normal dan 0,6% dengan jumlah limfosit tinggi atau
tifoid yang jumlah limfosit rendah, 16,7% dengan jumlah limfosit normal dan
25
26
5.2 Saran
memeriksakan diri ke dokter atau Rumah Sakit terdekat saat suhu tubuh telah
jenis leukosit lainnya seperti monosit, neutrofil dan variabel lainnya seperti
status gizi.
DAFTAR PUSTAKA
10. Hoffbrand, AV, d.k.k. 2005. Hematologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
11. Ciesla, Betty. 2007. Hematology in Practice. United State of America: F.A.
Davis Company.
15. Prawesti, Dias Widi. 2016. Pemeriksaan Jumlah Leukosit dan Hitung
Jenis Leukosit Pada Pasien Tuberculosis Rawat Inap di RSUD
Ciamis Tahun 2016. KTI.
18. Setiabudi, Djatnika dan Kiki Madiapermana. 2005. Demam Tifoid Pada
Anak Usia di Bawah 5 tahun di Bagian Ilmu Kesehatan Anak RS
Hasan Sadikin Bandung.
21. Yayasan Spritia. 2015. Lembaran Informasi tentang HIV dan AIDS untuk
Orang yang Hidup Dengan HIV.
Mahasiswa Pembimbing 1
Nama : Romaida Simamora Nama: Asrori, AMAK, S.Pd, MM
NIM : PO.71.34.016.071 NIP : 19690608 199101 1 1001
Pembimbing 2
Nama : Drs. Refai, M.Kes
NIP : 19610705 198202 1 001
Dengan hormat,
Nama saya Romaida Simamora, saya sedang menjalani pendidikan di
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Palembang Jurusan Analis
Kesehatan dan sedang melakukan penelitian yang berjudul “Gambaran Jumlah
Limfosit di RS Bhayangkara Palembang Tahun 2019”.
Saya akan melakukan pengambilan darah dan pengisian kuisioner kepada
saudara/i. Setiap data yang didapat tidak akan disebarluaskan dan dijamin
kerahasiaannya. Adapun informasi tersebut akan digunakan sebagai data
penelitian.
Partisipasi saudara/i bersifat sukarela dan tanpa ada paksaan. Data yang
didapat akan sangata berguna sebagai referensi terhadap pihak terkait. Untuk
penelitian ini saudari tidak dikenakan biaya apapun. Keikutsertaan saudara/i
dalam penelitian ini akan menyumbang sesuatu yang berguna bagi ilmu
pengetahuan di masa mendatang.
Akhir kata saya ucapkan terima kasih kepada saudari yang telah ikut serta
berpatisipasi dalam penelitian ini. Setelah Memahami berbgai hal yang
menyangkut penelitian ini diharapkan saudari bersedia mengisi lembar tujuan
yang telah saya siapkan.
Palembang, Januari 2019
Romaida Simamora
LAMPIRAN 3
INFORMED CONSENT
Nama :
Umur :
Alamat :
yang berjudul “Gambaran Jumlah Limfosit Pada Penderita Demam Tifoid Tahun
(……………………)
Peserta Penelitian
Lampiran 4
FORMAT KUESIONER
GAMBARAN HITUNG JUMLAH LIMFOSIT, NEUTROFIL DAN
MONOSIT PADA PENDERITA DEMAM TIFOID DI RS
BHAYANGKARA PALEMBANG TAHUN 2019
No. Responden :
IDENTITAS RESPONDEN
Nama : ....................................................................................................
Umur : ....................................................................................................
Alamat : ....................................................................................................
.....................................................................................................
Kronis
Prosedur Kerja :
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Pastikan identitas pasien telah benar.
3. Beri penjelasan pada pasien bahwa akan diambil darahnya.
4. Letakkan lengan pasien di atas bantal.
5. Pasang torniquet 7-10 cm dari lipat siku.
6. Minta pasien untuk mengepalkan tangannya.
7. Palpasi vena pasien dengan jari telunjuk, desinfeksi darah yang akan
dilakukan penusukkan.
8. Buka bungkus spuit, kencangkan nald, pastikan aliran pada spuit lancar.
9. Lakukan penusukkan, sudut jarum spuit adalah 30-40o pada vena yang
telah dipalpasi
10. Setelah darah pertama masuk kedalam spuit, lepaskan torniquet dan
kepalan tangan pasien
11. Setelah volume yang diinginkan didapat, tutup jarum dengan kapas
kering, perlahan-lahan cabut jarum dari pasien.
12. Bekas tusukan jarum ditutup dengan kapas kering lalu diplester.
13. Jelaskan pada pasien bahwa pengambilan darahnya telah selesai.
14. Buka jarum spuit, alirkan darah dari spuit ke tabung vacum melalui
dinding tabung.
15. Beri label pada tabung.
LAMPIRAN 6
Metode : Automatik
Cara Kerja :
1) Untuk melihat hasil pasien hari ini yang baru siap dikerjakan
dialat.
Pilih Review
2) Untuk melihat hasil yang telah lalu atau hasil kemarin
Pilih Review
Pilih Cursor ke samping kanan
4. Cara Mematikan Alat
Januari : 135
Februari : 63
Maret : 37
April : 13
Mei : 65
Juni : 43
Juli : 87
Agustus : 75
September : 48
Oktober : 40
November : 123
Desember : 74
Total : 803
Oktober-Desember : 235
Oktober-Desember : 201
Oktober-Desember : 13
Lampiran 8
Perhitungan Sampel
n=
Keterangan :
n = Besar sampel
Z = Interval Kepercayaan (menggunakan 95%=1,96)
p = Estimasi proporsi
q = 1-p
d = Presisi
Perhitungan :
n=
n= 49,5 50 sampel
jumlah sampel dalam penelitian ini adalah penderita demam tifoid sebanyak 55
orang.
Lampiran 9
Lampiran 10
Lampiran 11
Lampiran 12
Lampiran 13
Lampiran 14
Statistics
JmlhLimfosit
N Valid 55
Missing 0
JmlhLimfosit
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Limfositopenia 10 18,2 18,2 18,2
Normal 25 45,5 45,5 63,6
Limfositosis 20 36,4 36,4 100,0
Total 55 100,0 100,0
Dokumentasi