Anda di halaman 1dari 67

GAMBARAN HITUNG JUMLAH LIMFOSIT PADA PENDERITA

DEMAM TIFOID DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA PALEMBANG


TAHUN 2019

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar


Ahli Madya Analis Kesehatan

Oleh :

ROMAIDA SIMAMORA
NIM. PO.71.34.0.16.071

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK


KESEHATAN JURUSAN ANALIS KESEHATAN
PALEMBANG
HALAMAN PERSETUJUAN

ii
HALAMAN PENGESAHAN

iii
HALAMAN PERSEMBAHAN

Karena masa depan sungguh ada,


dan harapanmu tidak akan hilang
Amsal 23 : 18

Segala puji dan syukur bagi Tuhan Yesus Kristus atas kasih setiaNya, rahmat,
hikmat, berkat dan pertolonganNya dalam segala hal yang saya terima. Karya
Tulis ini saya persembahkan untuk :
 Bapak (Ramli Simamora) dan mama (Sorta Sitorus) yang selalu memberikan
doa, dukungan, motivasi dalam segala langkah
 Bang Ricky, bang Jemmi, dan Angel yang telah memberikan doa dan
semangat. Tuhan Yesus Memberkati.
 Pak Asrori, Pak Refai, Ibu Ardiya dan Pak Herry yang telah memberikan
banyak bimbingan, masukkan dan saran untuk KTI ini.
 Pak Fandianta sebagai dosen pembimbing akademik yang telah memberikan
pengarahan selama belajar di kampus
 Mbak Heppy dan kakak-kakak di laboratorium RS Bhayangkara yang telah
banyak membantu selama penelitian.
 Segenap dosen di kampus Analis Kesehatan yang telah memberikan ilmu
selama 3 tahun.
 Gelantummm yang telah memberikan banyak hiburan selama di HMJ dan 3
tahun bersama di kampus.
 Rekan-rekan HMJ Analis Kesehatan yang telah memberikan pengalaman
berharga selama 2 tahun berkuliah. Kalian terbaik guys.
 Teman satu kelas, BISQUAD B 16.
 Teman satu perjuangan Analis Kesehatan Angkatan XVII
 Keluarga besar kampus Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Palembang.

iv
KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2019

ROMAIDA SIMAMORA
NIM PO.71.34.016.071

GAMBARAN HITUNG JUMLAH LIMFOSIT PADA PENDERITA


DEMAM TIFOID DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA PALEMBANG
TAHUN 2019
xiv + 26 halaman + 6 tabel + 16 lampiran

ABSTRAK
Demam tifoid adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi dan
paratyphi dari genus Salmonella. Gambaran hasil pemeriksaan laboratorium yang
sering ditemukan pada pemeriksaan darah lengkap yaitu limfositosis. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui gambaran jumlah limfosit pada penderita demam
tifoid di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang berdasarkan umur dan lamanya
infeksi. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan cross sectional.
Sampel pemeriksaan yang digunakan adalah darah EDTA. Sampel penelitian ini
adalah 55 pasien demam tifoid di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Tahun
2019. Pemeriksaan menggunakan alat Hematology Analyzer Mindray BC 2800.
Hasil penelitian dari 55 pasien diketahui sebanyak 10 (18,2%) dengan
limfositopenia, 25 orang (45,5%) dengan limfosit normal dan 20 (36,4%) dengan
limfositosis. Berdasarkan umur, pasien dengan limfositosis berumur <12 tahun
sebanyak 10 (47,6%). Pada pasien berumur >12 tahun terdapat 10 (29,4%)
dengan limfositosis. Berdasarkan lamanya infeksi, pasien dengan limfositosis
ditemukan pada infeksi kronik sebanyak 5 orang (83,3%). Pada infeksi akut
terdapat 15 (30,6%) dengan limfositosis. Dengan demikian disarankan bagi
masyarakat untuk langsung memeriksakan ke dokter atau rumah sakit terdekat
saat tubuh telah menunjukkan gejala demam.

Kata Kunci : demam tifoid, jumlah limfosit


Kepustakaan : 22 (1980-2017)

v
MINISTRY OF HEALTH OF REPUBLIC OF INDONESIA
HEALTH POLYTECHNIC OF PALEMBANG
MEDICAL LABORATORY TECHNOLOGY
Scientific Paper, June 2019

ROMAIDA SIMAMORA
NIM PO.71.34.016.071

DESCRIPTIVE STUDY OF LYMPHOCYTE COUNT IN PATIENTS


WITH TYPHOID FEVER AT BHAYANGKARA HOSPITAL
PALEMBANG IN 2019
xiv + 26 pages + 6 tables + 16 appendices

ABSTRAK
Typhoid fever is a disease caused by Salmonella typhi and paratyphi from genus
Salmonella. A common laboratory finding from complete blood count is
lymphocytosis. The purpose of this research was to find out lymphocyte count in
patients with typhoid fever hospitalized in Bhayangkara Hospital Palembang
based on age and duration of infection. The type of research was descriptive
design with cross sectional approach. The examination sample of this study was
EDTA anti-coagulated blood. The sample of this study was 55 patients with
typhoid fever hospitalized in Bhayangkara Hospital Palembang in 2019. The
determation of lymphocyte count used Hematology Analyzer Mindray BC 2800.
The results of study showed that from 55 patients 10 (18.2%) people with
lymphocytopenia, 25 (45.5%) people with normal lymphocyte count, and 20
(36.4%) people with lymphocytosis. Based on age, it was found 10 (47.6%)
people under 12 years old are known with lymphocytosis and patient more than
12 years old was found 10 (29.4%) are known with lymphocytosis. Based on the
duration of infection, it was found 5 (83.3%) people with cronic infection are
known with lymphocytosis and people with acute infection was found 15 (30.6%)
with lymphocytosis. It is therefore advisable for people to go immediately to the
nearest doctor or hospital when the symptoms of typhoid fever appear.

Keyword : tyhoid fever, lymphocytes count


References : 22 (1980-2017)

vi
HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Romaida Simamora

NIM : PO.71.34.0.16.071

Tempat, Tanggal Lahir : Pagaralam, 5 Juni 1997

Judul Karya Tulis Ilmiah : Gambaran Hitung Jumlah Limfosit Pada

Penderita Demam Tifoid Di Rumah Sakit

Bhayangkara Palembang Tahun 2019

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa karya tulis ilmiah ini adalah

benar hasil karya sendiri dan bukan hasil penjiplakan dari karya tulis ilmiah

orang lain. Demikian pernyataan ini saya buat dan apabila kelak di kemudian

hari terbukti dalam karya tulis ilmiah ini ada unsur penjiplakan, maka saya

bersedia mempertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Palembang, Juni 2019

Yang Menyatakan

Romaida Simamora

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan

karunia-Nya lah penulis mampu untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini

dengan baik. Karya Tulis ini berjudul “Gambaran Hitung Jumlah Limfosit Pada

Penderita Demam Tifoid di RS Bhayangkara Palembang Tahun 2019.

Penulisan karya tulis ilmiah ini merupakan salah satu syarat yang sangat

penting diajukan untuk memperoleh gelar sebagai Ahli Madya Analis Kesehatan

di Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Palembang.

Pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan terima kasih kepada

pihak-pihak yang telah membantu dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini,

khususnya kepada :

1. Muhammad Taswin, S.Si,Apt,MM,M.Kes selaku direktur Politeknik

Kesehatan Palembang.

2. Nurhayati, AMAK, S.Pd., SKM, M.Kes., selaku Ketua Jurusan Analis

Kesehatan Politeknik Kesehatan Palembang

3. Asrori, AMAK, S.Pd., MM, selaku dosen pembimbing I yang telah

memberikan bantuan, bimbingan, motivasi selama penyusunan Proposal

Karya Tulis Ilmiah ini.

4. Drs. Refai, M.Kes, selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan

bantuan, bimbingan, motivasi selama penyusunan Proposal Karya Tulis

Ilmiah ini.

viii
5. Fandianta, S.Kom, MPH, selaku dosen pembimbing akademik yang selalu

membimbing dan memberikan pengarahan serta masukan dalam hal

perkuliahan yang telah dilakukan selama tiga tahun ini.

6. Dosen dan staf yang telah membantu, membimbing serta mendidik dalam

perkuliahan yang telah dilakukan selama tiga tahun ini.

7. Hermawati, Amd dan Hj. Mainar, S.Sos selaku pustakawan di Jurusan Analis

Poltekkes Palembang.

8. Kedua orang tua yang. tidak henti-hentinya memberikan perhatian, semangat,

kasih sayang dan doanya.

9. Semua rekan-rekan seperjuangan Analis Kesehatan khususnya angkatan

XVII.

Penyusun menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih banyak

kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, peneliti sangat

mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan proposal ini untuk kedepannya.

Palembang, Juni 2019

Penulis

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN........................................................................... iv
ABSTRAK ............................................................................................................. v
ABSTRAK ............................................................................................................ vi
HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................. vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii
LAMPIRAN ......................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL............................................................................................... xiii
DATA LAMPIRAN ........................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1


1.1 Latar Belakang............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 3
1.3 Pertanyaan Penelitian .................................................................... 3
1.4 Tujuan Penelitan ............................................................................ 4
1.4.1 Tujuan Umum ............................................................................4
1.4.2 Tujuan Khusus ............................................................................4
1.5 Manfaat Penelitian ......................................................................... 4
1.5.1 Bagi Instalasi Pendidikan ..........................................................4
1.5.2 Bagi Masyarakat.........................................................................4
1.5.3 Bagi Peneliti ...............................................................................5
1.6 Ruang Lingkup Penelitian ............................................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 6


2.1 Leukosit ......................................................................................... 6
2.1.1 Definisi ........................................................................................6
2.1.2 Jenis Leukosit .............................................................................6
2.1.3 Fungsi Limfosit ..........................................................................8
2.1.4 Pemeriksaan Hitung Jumlah Limfosit......................................9
2.1.5 Nilai Normal Jumlah Limfosit ..................................................9

x
2.1.6. Limfositosis dan Limfopenia .................................................10
2.2 Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Hitung Jumlah Limfosit
terhadap Demam Tifoid ........................................................................ 10
2.2.1 Lamanya Terinfeksi .................................................................10
2.2.2 Umur ..........................................................................................10
2.3 Metode Pemeriksaan....................................................................... 11
2.3.1 Metode Otomatik .....................................................................11
2.3.2 Metode Visual .........................................................................11
2.5. Definisi Operasional ...................................................................... 13

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 14


3.1 Jenis Penelitian ............................................................................... 14
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................................... 14
3.2.1 Lokasi Penelitian......................................................................14
3.2.2 Waktu Penelitian ......................................................................14
3.3 Populasi dan Sampel ....................................................................... 14
3.3.1 Populasi .....................................................................................14
3.3.2 Sampel.......................................................................................14
3.4 Teknik Pengambilan Sampel .......................................................... 15
3.5. Metode dan Prinsip Pemeriksaan .................................................. 15
3.5.1 Metode Pemeriksaan ...............................................................15
3.5.2 Prinsip Pemeriksaan ................................................................15
3.6 Alur Penelitian ................................................................................ 16
3.7 Interpretasi Hasil............................................................................. 17
3.8 Analisa Data ................................................................................... 17
3.8.1 Analisa Univariat .....................................................................17
3.8.2 Analisa Bivariat........................................................................17

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................. 18


4.1 Hasil Penelitian ............................................................................... 18

xi
4.1.1 Distribusi Frekuensi Jumlah Limfosit pada Penderita
Demam Tifoid di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Tahun
2019.....................................................................................................18
4.1.2 Distribusi Frekuensi Jumlah Limfosit Pada Penderita
Demam Tifoid di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Tahun
2019 Berdasarkan Umur ...................................................................19
4.1.3 Distribusi Frekuensi Jumlah Limfosit Pada Penderita
Demam Tifoid di Rumah Sakit Bhayangkara Tahun 2019
Berdasarkan Lamanya Terinfeksi ....................................................20
4.2 Pembahasan .................................................................................... 21
4.2.1 Keterbatasan Penelitian ...........................................................21
4.2.2. Distribusi Frekuensi Jumlah Limfosit Pada Penderita
Demam Tifoid di Rumah Sakit Bhayangkara Tahun 2019 ...........21
4.2.3. Distribusi Frekuensi Jumlah Limfosit Pada Penderita
Demam Tifoid di Rumah Sakit Bhayangkara Tahun 2019
Berdasarkan Umur .............................................................................23
4.2.4 Distribusi Frekuensi Jumlah Limfosit Pada Penderita
Demam Tifoid di Rumah Sakit Bhayangkara 2019 Berdasarkan
Lamanya Terinfeksi...........................................................................24

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 25


5.1 Kesimpulan ..................................................................................... 25
5.2 Saran ............................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 27
LAMPIRAN

xii
DAFTAR TABEL
Halaman

Tabel 2.1 Nilai Normal Jumlah Limfosit ........................................................ 10

Tabel 2.2 Definisi Operasional ....................................................................... 14

Tabel 3.1 Interpretasi Hasil ............................................................................. 17

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Jumlah Limfosit pada Penderita Demam Tifoid
di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Tahun 2019................... 18

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Jumlah Limfosit pada Penderita Demam Tifoid
di Rumah Sakit Bhayangkara Pelembang Tahun 2019 Berdasarkan
Umur ............................................................................................... 19

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Jumlah Limfosit pada Penderita Demam Tifoid
di Rumah Sakit Bhayangkara Tahun 2019 Berdasarkan Lamanya
Terinfeksi ........................................................................................ 20

xiii
DATA LAMPIRAN

1. Agenda Bimbingan Penyusunan Karya Tulis Ilmiah

2. Lembar Penjelasan Kepada Calon Subyek Peneltian

3. Informed Consent

4. Format Kuesioner

5. Prosedur Pengambilan Darah Vena

6. Prosedur Pemeriksaan Jenis Leukosit

7. Data Rekam Medis Pasien Penderita Demam Tifoid Di RS Bhayangkara

Tahun 2019

8. Perhitungan Sampel

9. Surat Izin Pengambilan Data

10. Surat Pemberian Izin Pengambilan Data

11. Surat Izin Penelitian

12. Surat Pemberian Izin Penelitian

13. Rekapitulasi Penelitian

14. Data SPSS

15. Surat Selesai Penelitian

16. Dokumentasi

xiv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit Menular adalah penyakit yang dapat menular ke manusia yang

disebabkan oleh agen biologi, pantara lain virus, bakteri, jamur dan parasit.

Berdasarkan cara penularannya, penyakit menular dikelompokkan menjadi

penyakit menular langsung dan penyakit tular vektor dan binatang pembawa

penyakit. Salah satu penyakit menular tersebut adalah tifoid. 1

World Health Organization (WHO) memperkirakan terdapat sekitar 17

juta kematian terjadi tiap tahun akibat penyakit demam tifoid. Asia menempati

urutan tertinggi pada kasus demam tifoid ini dan terdapat 13 juta kasus terjadi tiap

tahunnya. Di Indonesia penyakit ini bersifat endemik dan merupakan masalah

kesehatan masyarakat. Dari telaah kasus di rumah sakit besar di Indonesia, kasus

tersangka tifoid menyimpulkan kecenderungan meningkat dari tahun ke tahun

dengan rata-rata kesakitan 500/100.000 penduduk dengan kematian antara 0,6 - 5

%. Untuk wilayah Provinsi Sumatera Selatan menurut Data Dinas Kesehatan

Sumatera Selatan, kasus penderita demam tifoid tahun 2016 sebanyak 44.025

kasus. Di Kota Palembang menurut Laporan Bulanan Januari Tahun 2017 kasus

penderita demam tifoid sebanyak 219 penderita. (2,3,4)

Demam tifoid atau tifus abdominalis banyak ditemukan dalam kehidupan

masyarakat kita, baik di perkotaan maupun diperdesaan. Demam tifoid ini

disebabkan oleh bakteri berbentuk basil. Basil penyebab tifoid adalah Salmonella

typhi dan paratyphi dari genus Salmonella. Gejala klinis yang dialami oleh

1
2

penderita demam tifoid ini adalah demam, gangguan saluran pencernaan,

gangguan kesadaran, hepatosplenomegali dan gejala lain. 5

Dalam menegakkan diagnosa demam tifoid, dapat dilakukan dengan

pemeriksaan klinis, pemeriksaan bakteriologis dan pemeriksaan serologi.

Pemeriksaan penunjang lainnya seperti pemeriksaan di bidang hematologi yaitu

berupa pemeriksaan darah rutin. Pemeriksaan darah rutin meliputi pemeriksaan

hemoglobin, laju endap darah, trombosit, hitung jumlah leukosit dan hitung jenis

leukosit. Gambaran jenis leukosit pada penderita demam tifoid adalah limfostosis

relatif. Limfositosis relatif adalah jumlah total tidak meningkat, tetapi persentase

limfosit meninggi.5,17

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Obeagu Emmanuel Ifeanyi

tahun 2014 menyimpulkan bahwa nilai rata-rata (mean) jumlah limfosit pada

penderita demam typoid adalah 61% yang artinya mengalami peningkatan limfosit

(limfositosis) dari 42 orang penderita demam tifoid dan menyimpulkan P-value

adalah P<0,05 yang artinya terdapat hubungan. Berbeda dengan penelitian yang

di lakukan oleh Billy Lesmana tahun 2009 di RS Immanuel Bandung pada pasien

demam tifoid dengan pemeriksaan hitung jenis leukosit yang diperiksa sebanyak

28 orang menunjukkan subyek penelitian dengan limfopenia sebanyak 18 orang

(64,3%) limfosit normal sebanyak 9 orang (32,1%), limfositosis sebanyak 1

orang (3,6%). Pada penelitian ini, peneliti menyarankan bagi peneliti selanjutnya

untuk melakukan pengambilan sampel yang lebih banyak dan karena adanya

keterbatasan alat, limfosit yang ukurannya besar terbaca sebagai monosit. (7,22)
3

Rumah Sakit Bhayangkara Palembang adalah Rumah Sakit milik

pemerintah dilingkungan polri yang merupakan rumah sakit tipe C, yang

menampung pelayanan rujukan dari puskesmas sebelum ke rumah sakit tipe B dan

A. Berdasarkan hasil rekam medis di RS Bhayangkara Palembang penderita

demam tifoid dari Bulan Januari – Desember 2018 sebanyak 803 pasien rawat

jalan dan 36 pasien rawat inap.

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti ingin melakukan penelitian

yang berjudul “ Gambaran Jumlah Limfosit pada penderita Demam Tifoid di RS

RS Bhayangkara Palembang tahun 2019.”

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimanakah gambaran jumlah limfosit pada penderita demam tifoid di

RS Bhayangkara Palembang tahun 2019?

1.3 Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimanakah gambaran distribusi frekuensi jumlah limfosit pada penderita

demam tifoid di RS Bhayangkara Palembang tahun 2019?

2. Bagaimanakah gambaran distribusi frekuensi jumlah limfosit pada

penderita demam tifoid di RS Bhayangkara Palembang tahun 2019

berdasarkan lamanya demam?

3. Bagaimanakah gambaran distribusi frekuensi jumlah limfosit pada penderita

demam tifoid di RS Bhayangkara Palembang tahun 2019 berdasarkan umur


4

1.4 Tujuan Penelitan

1.4.1 Tujuan Umum

Diketahuinya gambaran jumlah limfosit pada penderita demam tifoid di

RS Bhayangkara Palembang Palembang.

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Diketahuinya distribusi frekuensi jumlah limfosit pada penderita demam

tifoid di RS Bhayangkara Palembang tahun 2019

2. Diketahuinya distribusi frekuensi jumlah limfosit pada penderita demam

tifoid di RS Bhayangkara Palembang tahun 2019 berdasarkan lamanya

demam.

3. Diketahuinya distribusi frekuensi jumlah limfosit pada penderita demam

tifoid di RS Bhayangkara Palembang tahun 2019 berdasarkan umur.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Bagi Instalasi Pendidikan

Sebagai referensi untuk bahan penelitian khususnya dalam bidang

hematologi bagi mahasiswa Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Kementrian

Kesehatan Palembang.

1.5.2 Bagi Masyarakat

Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi informasi bagi masyarakat

sehingga dapat munurunkan tingkat morbiditas dari penyakit demam tifoid.


5

1.5.3 Bagi Peneliti

Untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan wawasan di bidang Hematologi

serta untuk memberikan pengalaman bagi peneliti dalam mengaplikasikan

berbagai teori perkuliahan dalam bentuk penelitian.

1.6 Ruang Lingkup Penelitian

Peneliti melakukan penelitian mencakup bidang Hematologi yang

bertujuan untuk mengetahui gambaran hitung jumlah limfosit pada penderita

demam tifoid di RS Bhayangkara Palembang tahun 2019. Penelitian ini

merupakan penelitian cross-sectional dengan teknik sampling secara accidental.

Penelitian ini akan di laksanakan pada 15 Februari-22Mei 2019. Sampel yang

diambil untuk penelitian ini adalah penderita demam tifoid di RS Bhayangkara.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Leukosit

2.1.1 Definisi

Leukosit adalah sel darah putih yang mengandung inti, di sebut juga sel

darah putih. Sel leukosit ini mampu menghadapi penyakit-penyakit yang di dasari

inflamasi alergi maupun alergi dari toksin bakteri yang menyerang tubuh. Sel-sel

darah yang berperan dalam kejadian inflamasi alergi ini adalah sel darah putih

atau leukosit dengan turunannya yaitu neutrofil, basofil, eosinofil, limfosit,

mastosit makrofag, sel plasma, sel epitel dan lain-lain.9

2.1.2 Jenis Leukosit

Dilihat dalam mikroskop cahaya maka sel darah putih terbagi menjadi dua

yaitu, yang mempunyai granula spesifik (granulosit) dan yang tidak memilik
9
granula (agranulosit). Terdapat dua jenis leukosit agranuler yaitu limfosit dan

monosit. Terdapat tiga jenis leukosit yang granuler yaitu neutrofil, basofil dan

eosinofil. Ketiganya berperan membentuk fagosit. Hanya fagosit dan limfosit

matur yang ditemukan dalam darah tepi normal. Limfosit sebagai sel prekursornya

dan sel plasma yang membentuk populasi imunosit. Fungsi fagosit dan imunosit

dalam melindungi tubuh terhadap infeksi terkait erat dengan dua sistem protein

terlarut dalam tubuh, yaitu imunoglobulin dan komplemen. 10 Leukosit mempunyai

peranan dalam pertahanan seluler dan humoral organisme terhadap zat-zat asing.

Leukosit dapat melakukan gerakan amuboid dan melalui proses diapedesis

6
7

leukosit dapat meninggalkan kapiler dengan menerobos antara sel-sel endotel dan

menembus ke dalam jaringan penyambung.9

2.1.2.1 Basofil

Sel ini jarang ditemukan dalam darah tepi normal. Pada hitung jenis

leukosit, persentase jumlah basofil adalah 0-2%. Ukuran sel basofil ini adalah 10-

14 µm. Fungsi basofil masih belum diketahui. Sel basofil mensekresi heparin dan

histamin. Jika konsentrasi histamin meningkat, maka kadar basofil biasanya

meningkat, maka kadar basofil biasanya tinggi. 10,11

2.1.2.2 Eosinofil

Eosinofil mirip dengan netrofil, tetapi granula sitoplasmanya lebih kasar,

lebih kasar, lebih berwarna merah tua dan jarang ditemui lebih dari tiga lobus inti.

Ukuran sel eosinofil ini adalah 10-16 µm. Eosinofil memiliki kemampuan

memfagosit, eosinofil aktif terutama pada tahap akhir pada reaksi alergi dan

infeksi parasit sehingga peningkatan nilai eosinofil dapat digunakan untuk

mendiagnosa atau monitoring penyakit. 9.11

2.1.2.3 Neutrofil

Sel ini mempunyai inti padat khas yang terdiri atas dua sampai lima lobus

dan sitoplasma yang pucat dengan garis batas tidak beraturan mengandung banyak

granula merah muda–biru (azurofilik) atau kelabu–biru. Sel neutrofil ini

merupakan sel darah putih yang paling banyak ditemukan di sediaan apus darah

tepi, jumlah sekitar 25-75%. Bentuk lain dari sel neutrofil ini adalah neutrofil

batang. Neutrofil batang ini merupakan bentuk neutrofil antara metamielosit dan

neutrofil yang benar-benar matur. Ukuran neutrofil segmen adalah 9-15 µm sama
8

dengan ukuran neutrofil batang. Neutrofil batang tidak mengandung pemisahan

berupa filamen tipis yang jelas antara lobus-lobus inti seperti yang tampak pada

neutrofil matur. Neutrofil berfungsi sebagai pertahanan terhadap invasi mikroba

melalui fagositosis.9.11

2.1.2.4 Limfosit

Merupakan sel darah putih urutan kedua yang paling banyak jumlahnya.

Nilai normal limfosit adalah 15%-45%. Sel ini kecil dan bergerak ke daerah

inflamasi pada tahap awal dan tahap akhir proses inflamasi. Ukuran sel limfosit

adalah 9-12 µm. Merupakan sumber imunoglobulin yang penting dalam respon

imun seluler tubuh. 11,12

Berdasarkan penelitian Yudisthira Nugraha Rachman tahun 2017 di RSUD

Abdul Wahab Sjahranie didapatkan hasil laboratorium tertinggi pada pasien

demam tifoid adalah Limfositosis 50% dan proporsi penderita demam tifoid

dengan Limfositosis relatif adalah 10,75% dari jumlah sampel 158 data rekam

medis. 20

2.1.2.5 Monosit

Monosit merupakan sel darah yang terbesar. Ukuran sel monosit ini adalah

12-20 µm. Sel ini berfungsi sebagai lapis kedua pertahanan tubuh dapat

memfagositosis dengan baik dan termasuk ke kelompok makrofag. Monosit juga

memproduksi interferon.11,12

2.1.3 Fungsi Limfosit

Ada dua jenis utama limfosit yaitu sel T dan sel B. Sel-T berfungsi untuk

menyerang dan membunuh kuman, serta membantu mengatur sistem kekebalan


9

tubuh. Sel-B berfungsi sebagai yang membuat antibodi, protein khusus yang

menyerang kuman penyebab infeksi. 21

2.1.4 Pemeriksaan Hitung Jumlah Limfosit

Hitung jumlah limfosit adalah perhitungan jenis leukosit yang salah

satunya adalah limfosit yang ada dalam darah berdasarkan proporsi (%) tiap jenis

leukosit dari seluruh jumlah leukosit. Hasil pemeriksaan ini dapat

menggambarkan secara spesifik kejadian dan proses penyakit dalam tubuh,

terutama penyakit infeksi. Ada 2 cara yang digunakan dalam pemeriksaan hitung

jumlah limfosit yaitu cara otomatik dan manual. Dari kedua cara tersebut dapat

diketahui jumlah masing-masing jenis leukosit. 13,14

2.1.5 Nilai Normal Jumlah Limfosit

Tabel 2.1. Nilai Normal Jumlah Limfosit

Nilai
Jenis Leukosit

Absolut Relatif

Limfosit 800-4.000/mm3 15-45%


10

2.1.6. Limfositosis dan Limfopenia

Limfositosis adalah peningkatan persentase limfosit yang dapat terjadi

akibat virus, bakteri dan gangguan hormonal. Limfopenia adalah penurunan

persentase limfosit yang dapat terjadi akibat penyakit Hodgkin, luka bakar dan

trauma.

2.2 Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Hitung Jumlah Limfosit


terhadap Demam Tifoid

2.2.1 Lamanya Terinfeksi

Berdasarkan teori yang didapat, terdapat hubungan antara lamanya demam

atau lamanya terkena infeksi dengan jenis leukosit. Pada infeksi jangka pendek

atau infeksi akut jenis sel yang cenderung meningkat adalah sel leukosit

polimorfonuklear atau granulosit yaitu neutrofil, eosinofil dan basofil. Jika infeksi

yang dialami merupakan infeksi jangka panjang atau infeksi kronis sel yang

cenderung meningkat adalah sel leukosit mononuklear atau agranulosit yaitu salah

satunya limfosit. 15

2.2.2 Umur

Umur merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi variasi pada demam

tifoid. Penelitian sebelumnya menyimpulkan bahwa prevalensi untuk penyakit

demam tifoid terjadi pada anak umur 5-14 tahun. Limfositosis relatif didefinisikan

apabila persentase limfosit dari hitung jenis leukosit lebih besar dari nilai normal

sesuai usia, sedangkan jumlah leukosit normal atau leukopenia. Penelitian

sebelumnya menyimpulkan limfositosis lebih banyak terjadi pada anak usia 5-14

tahun dibandingkan dengan anak usia <5 tahun, pada anak usia 5-14 tahun
11

limfositosis sebanyak 33,7% (28 orang) dan pada anak usia <5 tahun 28,6% (14

orang). 18

2.3 Metode Pemeriksaan

2.3.1 Metode Otomatik

Pada cara otomatok hitung jenis leukosit, dapat menggunakan alat

hematology analyzer. Kelebihan dari metode ini adalah perhitungan jenis sel

leukosit lebih mudah, teliti dan dapat dibandingkan dengan manual. Disamping itu

volume darah yang digunakan untuk tidak banyak. Adapun kekurangan alat

otomatik ini adalah ketika adanya ukuran salah satu jenis leukosit yang tidak

masuk kedalam range di alat sehingga hasil ukur yang baca dialat ini adalah sel

lain. Sehingga dapat menyebabkan hasil hitung jenis leukosit salah satunya akan

meningkat palsu dan menurun palsu.17

2.3.2 Metode Visual

Hitung jumlah limfosit yang merupakan pemeriksaan hitung jenis leukosit

biasanya dilakukan pada sediaan apus yang dibuat pada kaca objek dengan

pewarnaan tertentu. Sediaan apus yang dibuat dan dipulas dengan baik merupakan

mutlak untuk mendapatkan hasil pemeriksaan yang baik. Dalam keadaan normal

lekosit yang dapat dijumpai menurut ukuran yang telah dibakukan adalah Basofil,

Eosinofil, Netrofil batang dan Netrofil segmen, Limfosit, Monosit. Keenam jenis

sel tersebut berbeda dalam ukuran, bentuk, inti, warna sitoplasma serta granula di

dalamnya. Proporsi jumlah masing-masing jenis lekosit tersebut dapat mempunyai

arti klinik yang penting. 16


12

2.4 Kerangka Konsep

Gambar 2.1 : Kerangka Konsep

UMUR

JUMLAH LIMFOSIT
PADA PENDERITA
DEMAM TIFOID
LAMANYA
TERINFEKSI
13

2.5. Definisi Operasional

No Definisi Hasil Skala


Variabel Cara Ukur Alat Ukur
. Operasional Ukur Ukur
1. Jumlah Nilai jumlah Automatik Hematology Limfosito Ordinal
Limfosit limfosit dalam Analyzer penia :
darah pada <20%
penderita demam Normal :
tifoid dinyatakan 20-45%
dalam % Limfosito
sis :
>45%
2. Lamanya Lamanya individu Wawancara Kuisioner 1. Akut Ordinal
terinfeksi terinfeksi bakteri 2. Kronis
Salmonella typhi
dan Salmonella
paratyphi
3. Umur Umur responden Wawancara Kuisioner 1. < 12 Ordinal
dari awal kelahiran tahun
sampai pada saat 2. ≥12
pelaksanaan tahun
penelitian
dinyatakan dalam
tahun.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian yang bersifat deskriptif,

yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama membuat

gambaran dan deskripsi tentang suatu keadaan.

Penelitian ini menggambarkan jumlah limfosit pada penderita demam

tifoid di RS Bhayangkara

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di RS Bhayangkara Kota Palembang.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan 15 Februari – 22 Mei 2019

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi penelitian adalah seluruh pasien penderita demam tifoid yang

melakukan pemeriksaan di RS Bhayangkara Palembang tahun 2019.

3.3.2 Sampel

Sampel penelitian ini adalah pasien yang menderita demam tifoid yang

berada di RS Bhayangkara Palembang. Populasi penderita demam tifoid pada

bulan Oktober-Desember 2018 adalah 235. Sampel penelitian ini diambil

14
15

sebanyak 55 sampel. Dengan cara perhitungan Lameshow dan perhitungannya

(terlampir).

3.4 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah secara accidental

dengan cara mengambil kasus dan responden yang tersedia disuatu tempat.

3.5. Metode dan Prinsip Pemeriksaan

3.5.1 Metode Pemeriksaan

Pemeriksaan sampel dilakukan dengan menggunakan metode Automatic.

3.5.2 Prinsip Pemeriksaan

Darah diencerkan dengan larutan isotonik (diluent) yang merupakan

konduktor listrik. Kemudian dilewatkan melalui lubang sampel (aperture),

dimana dimana pada aperture terdapat elektroda sehingga terjadi perubahan

tegangan listrik menyebabkan timbulnya sinyal listrik yang dapat di ukur. Jumlah

sinyal listrik menyatakan jumlah sel, sedangkan besaran sinyal listrik menyatakan

volume atau besar sel. 17


16

3.6 Alur Penelitian

Gambar 3.1 : Alur Penelitian

Penderita Demam Tifoid

Mengisi Informed Concert

Pengisian Lembar Kuisioner

Pengambilan darah vena

Hasil Pemeriksaan

Limfositopenia Normal Limfositosis

Analisa Data
17

3.7 Interpretasi Hasil

Tabel 3.1 : Interpretasi Hasil

Jumlah Limfosit Satuan (%)

Normal 15-45%

Limfositopenia <15%

Limfositosis >45%

3.8 Analisa Data

Analisa data dalam penelitian ini menggunakan tabel distribusi frekuensi.

Dalam penelitian ini tabel frekuensi yang digunakan yaitu :

3.8.1 Analisa Univariat

Tabel distribusi frekuensi digunakan untuk menggambarkan penyajian

data untuk satu variabel dependen yaitu gambaran hitung jumlah limfosit pada

penderita demam tifoid di RS Bhayangkara Palembang.

3.8.2 Analisa Bivariat

Tabel distribusi frekuensi yang menggambarkan penyajian data untuk dua

variabel (dependen dan independen) yaitu gambaran hitung jumlah limfosit pada

penderita demam tifoid berdasarkan lamanya terinfeksi dan umur responden di RS

Bhayangkara.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada pasien demam tifoid sebanyak 55 orang di

Rumah Sakit Bhayangkara Palembang tahun 2019. Maka didapatkan hasil dalam

bentuk analisa sebagai berikut :

4.1.1 Distribusi Frekuensi Jumlah Limfosit pada Penderita Demam Tifoid di


Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Tahun 2019

Dari hasil analisis yang telah dilakukan pada penderita demam tifoid di

Rumah Sakit Bhayangkara Palembang, diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Jumlah Limfosit pada Penderita Demam Tifoid di
Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Tahun 2019

Jumlah Limfosit Frekuensi Persentase


Limfositopenia 10 18,2
Normal 25 45,5
Limfositosis 20 36,4

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa hasil penelitian dari 55 pasien

demam tifoid, sebanyak 10 orang (18,2%) dengan jumlah limfosit rendah atau

limfositopenia, 25 orang (45,5%) dengan jumlah limfosit normal dan 20 orang

(36,4%) dengan jumlah limfositt tinggi.

18
19

4.1.2 Distribusi Frekuensi Jumlah Limfosit Pada Penderita Demam Tifoid di


Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Tahun 2019 Berdasarkan Umur

Dari hasil analisis yang telah dilakukan pada penderita demam tifoid di

Rumah Sakit Bhayangkara Palembang berdasarkan umur, diperoleh hasil sebagai

berikut :

Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Jumlah Limfosit pada Penderita Demam Tifoid di
Rumah Sakit Bhayangkara Pelembang Tahun 2019 Berdasarkan Umur

Jumlah Limfosit
Total
Umur Limfositopenia Normal Limfositosis

n % n % n % N %

< 12 Tahun 4 19 7 33,3 10 47,6 21 100

≥ 12 Tahun 6 17,6 18 52,9 10 29,4 34 100

Jumlah 10 18,2 25 45,5 20 36,4 55 100

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa 21 orang berumur <12 tahun

diperoleh 4 orang (19%) dengan jumlah limfosit rendah atau limfositopenia, 7

(33,3 %) orang dengan jumlah limfosit normal dan 10 orang (47,6%) dengan

jumlah limfosit tinggi atau limfositosis. Sedangkan dari 34 orang yang berumur ≥

12 tahun diperoleh 6 orang (17,6%) dengan jumlah limfosit rendah atau

limfositopenia, 18 orang dengan jumlah limfosit normal dan 10 orang (29,4%)

dengan jumlah limfosit tinggi atau limfositosis.


20

4.1.3 Distribusi Frekuensi Jumlah Limfosit Pada Penderita Demam Tifoid di


Rumah Sakit Bhayangkara Tahun 2019 Berdasarkan Lamanya Terinfeksi

Dari hasil analisis yang telah dilakukan pada penderita demam tifoid di

Rumah Sakit Bhayangkara Palembang berdasarkan lamanya terinfeksi, diperoleh

hasil sebagai berikut :

Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Jumlah Limfosit pada Penderita Demam Tifoid di
Rumah Sakit Bhayangkara Tahun 2019 Berdasarkan Lamanya Terinfeksi

Jumlah Limfosit
Total
Lamanya Limfositopenia Normal Limfositosis
Terinfeksi
n % n % n % N %

Akut 10 20,4 24 49,0 15 30,6 49 100

Kronik 0 0,0 1 16,7 5 83.3 6 100

Jumlah 10 18,2 25 45,5 20 36,4 55 100

Berdasarkan tabel atas diketahui 49 orang dengan terinfeksi akut diperoleh

10 orang (20,4%) dengan jumlah limfosit rendah atau limfositopenia, 24 orang

(49%) dengan jumlah limfosit normal dan 15 orang (30,6%) dengan jumlah

limfosit tinggi atau limfositosis. Sedangkan dari 6 orang yang terinfeksi kronik,

tidak ditemukan pasien demam tifoid yang jumlah limfosit rendah, 1 orang

(16,7%) dengan jumlah limfosit normal dan 5 orang (83,3%) dengan jumlah

limfosit tinggi atau limfositosis.


21

4.2 Pembahasan

4.2.1 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif yaitu penelitian yang hanya

menggambarkan jumlah limfosit pada penderita demam tifoid dan melihat adanya

hubungan antara variabel. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sctional

dan dengan teknik sampling accidental, dimana peneliti mendapatkan hasil

pemeriksaan pada saat penelitian ini saja. Peneliti hanya melakukan satu kali

pemeriksaan hitung darah lengkap pada pasien, yaitu hari dimana peneliti baru

bertemu pasien saja. Kemudian peneliti tidak melakukan pengamatan terhadap

antibiotik yang dikonsumsi oleh pasien.

Variabel penunjang pemeriksaan hanya mengambil variabel jumlah

limfosit saja dari jenis leukosit lainnya dan beberapa pemeriksaan darah lengkap

lainnya seperti jumlah leukosit, jumlah eritrosit, jumlah trombosit, nilai LED dan

nilai hemoglobin. Status gizi merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi

jumlah limfosit tidak dimasukkan sebagai variabel yang diteliti.

4.2.2. Distribusi Frekuensi Jumlah Limfosit Pada Penderita Demam Tifoid di


Rumah Sakit Bhayangkara Tahun 2019

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Bhayangkara

Palembang tahun 2019 dari 55 responden didapatkan sebanyak 10 responden

(18,2%) dengan jumlah limfosit rendah atau limfositopenia, 25 responden (45,5%)

dengan jumlah limfosit normal dan 20 responden (36,4%) dengan jumlah limfosit

tinggi atau limfositosis.


22

Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian penelitian Yudisthira

Nugraha Rachman tahun 2017 di RSUD Abdul Wahab Sjahranie didapatkan hasil

laboratorium tertinggi pada pasien demam tifoid adalah Limfositosis 50% dan

proporsi penderita demam tifoid dari jumlah sampel 158 data rekam medis.

Penelitian ini juga tidak sejalan dengan penelitian Obeagu Emmanuel

Ifeanyi tahun 2014 menyimpulkan bahwa nilai rata-rata (mean) jumlah limfosit

pada penderita demam typoid adalah 61% yang artinya mengalami peningkatan

limfosit (limfositosis) dari 42 orang penderita demam tifoid dan menyimpulkan P-

value adalah P<0,05 yang artinya terdapat hubungan.

Penelitian ini sejalan dengan Billy Lesmana tahun 2009 di RS Immanuel

Bandung pada pasien demam tifoid dengan pemeriksaan hitung jenis leukosit

yang diperiksa sebanyak 28 orang menunjukkan subyek penelitian dengan

limfopenia sebanyak 18 orang (64,3%) limfosit normal sebanyak 9 orang

(32,1%), limfositosis sebanyak 1 orang (3,6%).

Dalam penelitian ini, didapatkan jumlah limfosit yang normal sampai

dengan rendah, hal ini dikarenakan beberapa faktor yang berkaitan dengan umur

penderita dan lamanya demam yang dialami oleh penderita demam tifoid. Depresi

sumsum tulang sering dikaitkan dengan demam tifoid. Depresi sumsum tulang

dapat mengakibatkan limfositosis.7

Beberapa faktor lain yang menyebabkan hasil pemeriksaan jumlah limfosit

justru menurun adalah adanya infeksi lain yang dapat mengganggu kerja sumsum

tulang, kondisi imunitas penderita dan invasi dari bakteri Salmonella typhi.20
23

4.2.3. Distribusi Frekuensi Jumlah Limfosit Pada Penderita Demam Tifoid di


Rumah Sakit Bhayangkara Tahun 2019 Berdasarkan Umur

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Bhayangkara

Palembang Tahun 2019 diketahui dari 21 responden yang berumur <12 tahun

diperoleh 4 orang (19%) dengan jumlah limfosit rendah atau limfositopenia, 7

(33,3 %) orang dengan jumlah limfosit normal dan 10 orang (47,6%) dengan

jumlah limfosit tinggi atau limfositosis. Sedangkan dari 34 orang yang berumur ≥

12 tahun diperoleh 6 orang (17,6%) dengan jumlah limfosit rendah atau

limfositopenia, 18 orang dengan jumlah limfosit normal dan 10 orang (29,4%)

dengan jumlah limfosit tinggi atau limfositosis.

Penelitian ini sejalan dengan Djatnika Setiabudi tahun 2005 yang Penelitian

sebelumnya menyimpulkan limfositosis lebih banyak terjadi pada anak usia 5-14

tahun dibandingkan dengan anak usia <5 tahun, pada anak usia 5-14 tahun

limfositosis sebanyak 33,7% (28 orang) dan pada anak usia <5 tahun 28,6% (14

orang). Hanya saja pada penelitian ini tidak meniliti penderita demam tifoid diatas

usia >14 tahun.

Berdasarkan teori yang didapat dketahui bahwa nilai limfosit pada anak-

anak cenderung hampir tinggi. Pada penelitian ini rerata jumlah limfosit yang

tinggi atau limfositosis pada umur <12 tahun lebih besar persentasinya

dibandingkan dengan yang normal dan rendah. Dalam penelitian ini, didapatkan

jumlah limfosit yang normal sampai dengan rendah, adanya infeksi lain yang

dapat mengganggu kerja sumsum tulang, kondisi imunitas penderita dan invasi

dari bakteri Salmonella typhi.


24

4.2.4 Distribusi Frekuensi Jumlah Limfosit Pada Penderita Demam Tifoid di


Rumah Sakit Bhayangkara 2019 Berdasarkan Lamanya Terinfeksi

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Bhayangkara

Palembang Tahun 2019 diketahui dari 49 orang dengan terinfeksi akut diperoleh

10 orang (20,4%) dengan jumlah limfosit rendah atau limfositopenia, 24 orang

(49%) dengan jumlah limfosit normal dan 15 orang (30,6%) dengan jumlah

limfosit tinggi atau limfositosis. Sedangkan dari 6 orang yang terinfeksi kronik,

tidak ditemukan pasien demam tifoid yang jumlah limfosit rendah, 1 orang

(16,7%) dengan jumlah limfosit normal dan 5 orang dengan jumlah limfosit tinggi

atau limfositosis.

Berdasarkan teori yang didapat, terdapat hubungan antara lamanya demam

atau lamanya terkena infeksi dengan jenis leukosit. Pada infeksi jangka pendek

atau infeksi akut jenis sel yang cenderung meningkat adalah sel leukosit

polimorfonuklear atau granulosit yaitu neutrofil, eosinofil dan basofil. Jika infeksi

yang dialami merupakan infeksi jangka panjang atau infeksi kronis sel yang

cenderung meningkat adalah sel leukosit mononuklear atau agranulosit yaitu salah

satunya limfosit.

Dalam penelitian ini, didapatkan jumlah limfosit yang normal, adanya

infeksi lain yang dapat mengganggu kerja sumsum tulang, kondisi imunitas

penderita dan invasi dari bakteri Salmonella typhi. Beberapa literatur menjelaskan

bahwa masa inkubasi bakteri Salmonella typhi saat menginfeksi tubuh manusia

menyebabkan terjadinya depresi sumsum tulang yang dapat menyebabkan variasi

lamanya demam pada penderita demam tifoid sehingga memiliki hasil jumlah

limfosit yang bervariasi.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian terhadap 55 penderita demam tifoid di Rumah

Sakit Bhayangkara kota Palembang tahun 2019 beberapa kesimpulan sebagai

berikut :

1. Penderita demam tifoid 18,2% dengan jumlah limfosit rendah atau

limfositopenia 45,5% dengan jumlah limfosit normal dan 36,4% dengan

jumlah limfosit tinggi.

2. Penderita demam tifoid berumur <12 tahun diperoleh 19% dengan jumlah

limfosit rendah atau limfositopenia, 33,3 % orang dengan jumlah limfosit

normal dan 47,6% dengan jumlah limfosit tinggi atau limfositosis.

Sedangkan penderita yang berumur ≥ 12 tahun diperoleh 17,6% dengan

jumlah limfosit rendah atau limfositopenia, 18 orang dengan jumlah limfosit

normal dan 29,4% dengan jumlah limfosit tinggi atau limfositosis.

3. Penderita demam tifoid berdasarkan lamanya terinfeksi yang terinfeksi akut

20,4% dengan jumlah limfosit rendah atau limfositopenia, 49% dengan

jumlah limfosit normal dan 0,6% dengan jumlah limfosit tinggi atau

limfositosis. Sedangkan terinfeksi kronik, tidak ditemukan pasien demam

tifoid yang jumlah limfosit rendah, 16,7% dengan jumlah limfosit normal dan

83,3% dengan jumlah limfosit tinggi atau limfositosis.

25
26

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat peneliti berikan berdasarkan hasil pemeriksaan

yang didapat adalah sebagai berikut :

1. Bagi penderita demam tifoid agar mempunyai kesadaran untuk langsung

memeriksakan diri ke dokter atau Rumah Sakit terdekat saat suhu tubuh telah

menunjukkan gejala seperti demam, gangguan saluran pencernaan, gangguan

kesadaran dan gejala lainnya karena apabila dibiarkan akan berpengaruh

terhadap pemeriksaan darah lengkap serta untuk tidak mengonsumsi

sembarang obat terutama antibiotik tanpa anjuran dokter karena akan

menyebabkan banyak efek samping.

2. Bagi peneliti selanjutnya, untuk melanjutkan penelitian ini dengan memeriksa

jenis leukosit lainnya seperti monosit, neutrofil dan variabel lainnya seperti

status gizi.
DAFTAR PUSTAKA

1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2014


Tentang Penanggulangan Penyakit Menular.

2. WHO, 2012. Risk Factor. Available from :http://www.who.into/risk


factors.pdf

3. Regina Aprilia. 2018. Gambaran Jumlah Leukosit pada penderita demam


tifoid di RSUD Kayuagung tahun 2018. KTI.

4. Dinas Kesehatan Kota Palembang. 2017. Laporan Bulanan Januari 2017.

5. Keputusan Menteri Kesehatan RI No 364/MENKES/SK/V/2006. Tentang


Pedoman Pengendalian Demam tifoid.

6. Jill N. Painuran, d.k.k. 2016. Hubungan Pemeriksaan Hitung Darah


Lengkap pada Anak dengan Sepsis. Manado. Skripsi.

7. Billy Lesmana. 2009. Gambaran Leukosit dan Hitung Jenis Leukosit


pada Pasein Rawat Inap Demam Tifoid dengan Gall Culture
Positif di RS Immanuel periode Januari 2007-Juni 2008. Thesis.

8. Aziz, M. Farid, d.k.k. 2008. Panduan Pelayanan Medik. Jakarta:Penerbit


Buku Kedokteran EGC.

9. Zukesti, Effendi. 2003. Peranan Leukosit Sebagai Anti Inflamasi Alergik


Dalam Tubuh. Fakultas Kedokteran USU.

10. Hoffbrand, AV, d.k.k. 2005. Hematologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.

11. Ciesla, Betty. 2007. Hematology in Practice. United State of America: F.A.
Davis Company.

12. Pedoman Interpretasi Data Klinik Tahun 2011. Kementrian Kesehatan


Republik Indonesia.

13. Kiswari, Rukman. 2014. Hematologi & Transfusi. Jakarta : EMS.


14. Indriasari, Devi. 2009. 100% Sembuh Tanpa Dokter. Yogyakarta:Pustaka
Grhatama.

15. Prawesti, Dias Widi. 2016. Pemeriksaan Jumlah Leukosit dan Hitung
Jenis Leukosit Pada Pasien Tuberculosis Rawat Inap di RSUD
Ciamis Tahun 2016. KTI.

16. Arif, Mansyur. 2009. Penuntun Praktikum Hematologi. Fakultas


Kedokteran UNHAS Makassar.

17. Sonnenwirth, AC., L. Jaret. 1980. Gradwhool’s Clinical Methods and


Diagnosis. ed. 8th. Vol. 1. CV Mosby Company.

18. Setiabudi, Djatnika dan Kiki Madiapermana. 2005. Demam Tifoid Pada
Anak Usia di Bawah 5 tahun di Bagian Ilmu Kesehatan Anak RS
Hasan Sadikin Bandung.

19. Newman, Dorland. 2010. Kamus Kedokteran Dorland. EGC : Jakarta.

20. Rachman, Yudhistira Nugraha. 2017. Karakteristik Penderita Demam


Tifoid Rawat Inap Anak di RSUD Abdul Wahab Sjahranie
Samarinda. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Skripsi.

21. Yayasan Spritia. 2015. Lembaran Informasi tentang HIV dan AIDS untuk
Orang yang Hidup Dengan HIV.

22. Ifeanyi, Obeagu Emmanuel. 2014. Changes in some haematological


parameters in typhoid patients attending Univerity Health
Services Department of Michael Okpara University of
Agriculture, Nigeria. International Journal of Current Microbiology
and Applied Sciences.
LAMPIRAN 1

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
JURUSAN ANALIS KESEHATAN

AGENDA BIMBINGAN PENYUSUNAN


KARYA TULIS ILMIAH

Mahasiswa Pembimbing 1
Nama : Romaida Simamora Nama: Asrori, AMAK, S.Pd, MM
NIM : PO.71.34.016.071 NIP : 19690608 199101 1 1001

Pembimbing 2
Nama : Drs. Refai, M.Kes
NIP : 19610705 198202 1 001

Judul Karya tulis ilmiah


Gambaran Hitung Jumlah Limfosit Pada Penderita Demam Tifoid di RS
Bhayangkara Palembang Tahun 2019.
Lampiran 2
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
JURUSAN ANALIS KESEHATAN

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

Dengan hormat,
Nama saya Romaida Simamora, saya sedang menjalani pendidikan di
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Palembang Jurusan Analis
Kesehatan dan sedang melakukan penelitian yang berjudul “Gambaran Jumlah
Limfosit di RS Bhayangkara Palembang Tahun 2019”.
Saya akan melakukan pengambilan darah dan pengisian kuisioner kepada
saudara/i. Setiap data yang didapat tidak akan disebarluaskan dan dijamin
kerahasiaannya. Adapun informasi tersebut akan digunakan sebagai data
penelitian.
Partisipasi saudara/i bersifat sukarela dan tanpa ada paksaan. Data yang
didapat akan sangata berguna sebagai referensi terhadap pihak terkait. Untuk
penelitian ini saudari tidak dikenakan biaya apapun. Keikutsertaan saudara/i
dalam penelitian ini akan menyumbang sesuatu yang berguna bagi ilmu
pengetahuan di masa mendatang.
Akhir kata saya ucapkan terima kasih kepada saudari yang telah ikut serta
berpatisipasi dalam penelitian ini. Setelah Memahami berbgai hal yang
menyangkut penelitian ini diharapkan saudari bersedia mengisi lembar tujuan
yang telah saya siapkan.
Palembang, Januari 2019

Romaida Simamora
LAMPIRAN 3

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
JURUSAN ANALIS KESEHATAN

INFORMED CONSENT

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Umur :

Alamat :

Setelah mendapat keterangan secukupnya dan mengerti dengan peneltian

yang berjudul “Gambaran Jumlah Limfosit Pada Penderita Demam Tifoid Tahun

2019”. Dengan sukarela menyetujui untuk diikutsertakan dalam penelitian dengan

catatan apabila suatu waktu dirugikan berhak membatalkan persetujuan ini.

Palembang, Januari 2019

(……………………)

Peserta Penelitian
Lampiran 4

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
JURUSAN ANALIS KESEHATAN

FORMAT KUESIONER
GAMBARAN HITUNG JUMLAH LIMFOSIT, NEUTROFIL DAN
MONOSIT PADA PENDERITA DEMAM TIFOID DI RS
BHAYANGKARA PALEMBANG TAHUN 2019

No. Responden :

IDENTITAS RESPONDEN

Nama : ....................................................................................................

Umur : ....................................................................................................

Alamat : ....................................................................................................

.....................................................................................................

Lamanya Terinfeksi : Akut

Kronis

Frekuensi demam : Pertama kali


2-5 kali
>5 kali
Lampiran 5

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
JURUSAN ANALIS KESEHATAN

Prosedur Pengambilan Darah Vena


Metode : Manual
Alat : - Spuit 3 ml
- Torniquet
- Kapas alkohol
- Bantal
- Disposafe
- Plester
- Tabung vakum tutup ungu (K2EDTA)
Bahan : - Alkohol 70%

Prosedur Kerja :
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Pastikan identitas pasien telah benar.
3. Beri penjelasan pada pasien bahwa akan diambil darahnya.
4. Letakkan lengan pasien di atas bantal.
5. Pasang torniquet 7-10 cm dari lipat siku.
6. Minta pasien untuk mengepalkan tangannya.
7. Palpasi vena pasien dengan jari telunjuk, desinfeksi darah yang akan
dilakukan penusukkan.
8. Buka bungkus spuit, kencangkan nald, pastikan aliran pada spuit lancar.
9. Lakukan penusukkan, sudut jarum spuit adalah 30-40o pada vena yang
telah dipalpasi
10. Setelah darah pertama masuk kedalam spuit, lepaskan torniquet dan
kepalan tangan pasien
11. Setelah volume yang diinginkan didapat, tutup jarum dengan kapas
kering, perlahan-lahan cabut jarum dari pasien.
12. Bekas tusukan jarum ditutup dengan kapas kering lalu diplester.
13. Jelaskan pada pasien bahwa pengambilan darahnya telah selesai.
14. Buka jarum spuit, alirkan darah dari spuit ke tabung vacum melalui
dinding tabung.
15. Beri label pada tabung.
LAMPIRAN 6

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
JURUSAN ANALIS KESEHATAN

PROSEDUR PEMERIKSAAN JENIS LEUKOSIT

Metode : Automatik

Tujuan : Untuk mengetahui jenis leukosit dalam darah

Alat : Automated Hematology Analyzer (Mindray BC 2800)

Bahan : Darah K2EDTA

Cara Kerja :

1. Cara Menggunakan Hematologi Analyzer

1) Hidupkan tombol power supply di belakang alat. Tunggu beberapa


sat alat loading file system dan mechanical check.
2) Sambil menunggu silakan periksa reagen
3) Periksa tempat limbah apakah masih ada cairan

2. Cara Menjalankan Sampel Pasien

1) Pilih menu lalu pilih Count


2) Masukkan sampel pada posisi tube sampling
3) Tekan tombol Aspirate
4) Selama beberapa detik hasil akan keluar
5) Print

3. Cara Melihat Hasil Pasien

1) Untuk melihat hasil pasien hari ini yang baru siap dikerjakan
dialat.
 Pilih Review
2) Untuk melihat hasil yang telah lalu atau hasil kemarin
 Pilih Review
 Pilih Cursor ke samping kanan
4. Cara Mematikan Alat

1) Klik Menu – Klik Shutdown


2) Baca perintah yang muncul dilayar
3) Masukkan cairan pembersih (Ez Cleanser)
4) Masukkan tabung tersebut pada sampling horder
5) Tekan aspirate
6) Tunggu hingga proses cleaning selesai, lalu tekan tombol di
belakang alat
Lampiran 7

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
JURUSAN ANALIS KESEHATAN

DATA REKAM MEDIS PASIEN PENDERITA DEMAM TIFOID DI RS


BHAYANGKARA TAHUN 2018

Januari : 135
Februari : 63
Maret : 37
April : 13
Mei : 65
Juni : 43
Juli : 87
Agustus : 75
September : 48
Oktober : 40
November : 123
Desember : 74
Total : 803

DATA PENDERITA DEMAM TIFOID YANG BERKUNJUNG KE RS


BHAYANGKARA KOTA PALEMBANG SELAMA 3 BULAN TERAKHIR
SELAMA TAHUN 2018

Oktober-Desember : 235

DATA PENDERITA DEMAM TIFOID YANG MELAKUKAN


PEMERIKSAAN DARAH

Oktober-Desember : 201

DATA PENDERITA DEMAM TIFOID YANG MELAKUKAN


PEMERIKSAAN JENIS LEUKOSITNYA ABNORMAL.

Oktober-Desember : 13
Lampiran 8

Perhitungan Sampel

Sampel dihitung dengan menggunakan rumus lameshow yaitu :

n=

Keterangan :
n = Besar sampel
Z = Interval Kepercayaan (menggunakan 95%=1,96)
p = Estimasi proporsi
q = 1-p
d = Presisi

Perhitungan :

Diketahui : p = = 0,855 q = 1 – 0,848 = 0,152

n=

n= 49,5 50 sampel

Untuk menghindari adanya kekurangan sampel karena loss to follow,

ditambah 10% pada perhitungan sampel. Jadi perhitungan diatas, didapatkan

jumlah sampel dalam penelitian ini adalah penderita demam tifoid sebanyak 55

orang.
Lampiran 9
Lampiran 10
Lampiran 11
Lampiran 12
Lampiran 13
Lampiran 14

Statistics
JmlhLimfosit
N Valid 55
Missing 0

JmlhLimfosit
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Limfositopenia 10 18,2 18,2 18,2
Normal 25 45,5 45,5 63,6
Limfositosis 20 36,4 36,4 100,0
Total 55 100,0 100,0

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
UmurPenLim * 55 100,0% 0 0,0% 55 100,0%
JmlhLimfosit

UmurPenLim * JmlhLimfosit Crosstabulation


JmlhLimfosit
Limfositopeni
a Normal Limfositosis Total
UmurPenLim <12 tahun Count 4 7 10 21

% within 19,0% 33,3% 47,6% 100,0%


UmurPenLim
>12 tahun Count 6 18 10 34
% within 17,6% 52,9% 29,4% 100,0%
UmurPenLim
Total Count 10 25 20 55
% within 18,2% 45,5% 36,4% 100,0%
UmurPenLim

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
LamaTerinfeksi * 55 100,0% 0 0,0% 55 100,0%
JmlhLimfosit

LamaTerinfeksi * JmlhLimfosit Crosstabulation


JmlhLimfosit
Limfositopeni
a Normal Limfositosis Total
LamaTerinfeksi Akut Count 10 24 15 49

% within 20,4% 49,0% 30,6% 100,0%


LamaTerinfeksi
kronis Count 0 1 5 6
% within 0,0% 16,7% 83,3% 100,0%
LamaTerinfeksi
Total Count 10 25 20 55

% within 18,2% 45,5% 36,4% 100,0%


LamaTerinfeksi
Lampiran 15
Lampiran 16

Dokumentasi

Gambar 1.1 Pengisian Kuisioner


Sumber : Dokumen Pribadi
17 April 2019

Gambar 1.2 Gambar 1.3


Alat Hematolgy Analyzer Mindray 2800 Pemeriksaan Darah Rutin
Sumber : Dokumen Pribadi Sumber : Dokumen Pribadi
PROFIL

Nama : Romaida Simamora


NIM : PO.71.34.0.16.071
Tempat, Tanggal Lahir : Palembang, 5 Juni 1997
Agama : Kristen
Alamat : Jalan Kapten Sanap Demporeokan RT 005/ RW
002 Kel. Pagaralam Kec. Pagaralam Utara Kota
Pagaralam
Status Keluarga : Anak ketiga dari empat bersaudara
No. Telepon/HP : 0852-6903-0152
Pendidikan :
1. Sekolah Dasar Methodist Pagaralam
2. Sekolah Menengah Pertama Xaverius Pagaralam
3. Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Pagaralam
4. Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Palembang
Nama Ayah : Ramli Simamora
Nama Ibu : Sorta Sitorus
Alamat : Jalan Seruni Kel. Bandar Jaya RT.019/ RW.006
Kec. Lahat Kota Lahat

Anda mungkin juga menyukai