EDISI PERTAMA
2018/2019
BUKU PANDUAN
CLINICAL SKILS LAB 3
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
CSL Semester 3 Edisi Pertama
Edisi Pertama
Agustus2018
ii
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
2018
CSL Semester 3 Edisi Pertama
Tim Penyusun :
dr. Betta Kurniawan, M.Kes
dr. Oktafany, M.Pd.Ked.
dr. Dian Isti Angraini, M.P.H
dr. Rika Lisiswanti, MMedEd
dr. Oktadoni Saputra, MMedEd
dr. Efriyan Imantika, M.Sc
dr. Rizki Hanriko, Sp. PA
dr. Merry Indah Sari, MMedEd
dr. Intanri Kurniawati
dr. Dwita Oktaria,M.Pd.Ked.
dr. Iswandi Darwis
dr. Dina Tri Amalia
dr. Johan Salim
Editor :
dr. Merry Indah Sari,MMedEd
iii
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
2018
CSL Semester 3 Edisi Pertama
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan sehingga
penyusun dapat menyelesaikan buku panduan Clinical Skill Laboratorium (CSL) Semester 3
Edisi Pertama menggunakan Kurikulum 2017-2022. Buku ini disusun sebagai panduan bagi
mahasiswa maupun instruktur dalam proses pembelajaran CSL pada Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK) di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung (FK Unila) semester 3 tahun
ajaran2018-2019.
Buku panduan ini disusun dengan mengacu pada kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang
dokter yang tertuang dalam Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) tahun 2012. Pada
semester ini mahasiswa diharapkan menguasai keterampilan Anamnesis sistem endokrin dan
penyakit metabolik, anamnesis pediatrik (alloanamnesis), pemeriksaan perkembangan anak
(metode KPSP), anamnesis penyakit tropik infeksi,Anamnesis sistem HematoImunologi,
Pemeriksaan Limfe/ Kelenjar Getah Bening (KGB) serta Planning edukasi dan Konseling..
Penyusun mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada kontributor yang telah
memberikan masukan demi memperkaya materi buku ini, pengelola KBK FK unila, maupun
pihak-pihak lain yang turut membantu hingga selesainya buku ini.
Dengan segala kekurangan dan keterbatasan yang ada, semoga buku ini dapat digunakan
dengan sebaik-baiknya. Untuk kesempurnaan penyempurnaan berikutnya diharapkankritik dan
saran dari seluruh pihak yang terlibat..
Editor
iv
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
2018
CSL Semester 3 Edisi Pertama
Daftar Isi
v
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
2018
CSL Semester 3 Edisi Pertama
REGULASI CSL
vi
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
2018
CSL Semester 3 Edisi Pertama
vii
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
2018
CSL Semester 3 Edisi Pertama
LEVEL OF COMPETENCE
Level Kompetensi 1 Mengetahui dan menjelaskan
Level Kompetensi 2 Pernah melihat / didemonstrasikan
Level Kompetensi 3 Pernah melakukan atau pernah menerapkan di bawah supervisi
Level Kompetensi 4 Mampu melakukan secara mandiri
viii
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
2018
CSL Semester 3 Edisi Pertama
Tema
Keterampilan menggali anamnesis sistem endokrin
Tujuan Pembelajaran
1. Tujuan Instruksionalumum
Mahasiswa mampu melakukan anamnesis sistem endokrin dengan terarah,
cepat, dan tepat
2. Tujuan instruksionalkhusus
Mahasiswa dapat mengawali dan mengakhiri anamnesis secaraurut
Mahasiswa mengucapkan salam pembuka di awal dan penutup diakhir
Mahasiswa dapat menggali informasi dengan detail, namun relevan
denganpermasalahan
1. Menemukan keluhan utama besertalamanya
2. Menguraikan perkembangan penyakit secara deskriptif
dankronologis
Mahasiswa dapat menunjukkan penampilan yangbaik
Mahasiswa dapat menjaga suasana proses anamnesis yangbaik
Mahasiswa dapat memahami dan menggunakan bahasa yang dipahami
responden
Menerapkan dasar teknik komunikasi dan berperilaku yang sesuai
dengan sosiobudaya pasien dalam hubungandokter-pasien
Mahasiswa dapat menghindari sikapinterogasi
Mahasiswa dapat melakukan crosscheck
Mahasiswa dapat bersikapnetral
Mahasiswa dapat melaksanakan umpanbalik
Mahasiswa dapat mencatat hasil anamnesis dengan jelas serta
menyimpulkan hasilanamnesis.
- Menyimpulkan dugaan kelainan organ berdasarkan data
anamnesisdalammenjelaskanpatofisiologisetiapkelainan/keluhan
- Mengidentifikasi kekurangan dan kesalahan dalam melakukan
anamnesis
- Melaporkan hasil anamnesis secara lisan maupuntulisan
1
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
2018
CSL Semester 3 Edisi Pertama
Prosedur
Anamnesis yang baik akan terdiri dari: Identitas, keluhan utama, riwayat penyakit sekarang,
riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit dalam keluarga, anamnesis susunan sistem,
anamnesispribadi.
Identitas:
Identitas meliputi nama lengkap pasien, umur atau tanggal lahir, jenis kelamin, nama
orang tua atau istri atau suami atau penanggung jawab, alamat, pendidikan, pekerjaan,
suku bangsa dan agama. Untuk memastikan bahwa pasien yang dihadapi adalah
memang benar pasien yang dimaksud, selain itu juga diperlukan untuk data penelitian ,
asuransi, dan lain sebagainya.
Keluhan utama
Adalah keluhan yang dirasakan pasien yang membawa pasien pergi ke dokter atau
mencari pertolongan, keluhan utama harus meliputi onset waktu.
Daftar masalah yang dapat dijadikan keluhan utama pasien dengan
gangguan sistem endokrinadalah:
1) Nafsu makanhilang
2) Gangguan gizi (gizi buruk, kurang ataulebih)
3) Berat bayi lahirrendah
4) Kelelahan
5) Penurunan berat badan drastis/mendadak
6) Tremor
7) Gangguanpertumbuhan
8) Benjolan dileher
9) Berkeringatbanyak
10) Polifagi, polidipsi,poliuri
2
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
2018
CSL Semester 3 Edisi Pertama
3
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
2018
CSL Semester 3 Edisi Pertama
Riwayat pribadi
Riwayat pribadi meliputi data-data sosial dan ekonomi (meliputi pendidikan, pekerjaan,
pernikahan, kebiasaan yang sering dilakukan, pola tidur, minum alkohol atau merokok,
obat-obatan,aktivitas seksual, sumber keuangan, asuransi kesehatan dan
kepercayaan).
1. DiabatesMelitus
Pasien DM biasanya datang dengan :
a. Keluhan klasik DM berupa: poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan berat badan
yang tidak dapat dijelaskansebabnya
b. Keluhan lain dapat berupa: lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, dan disfungsi
ereksi pada pria, serta pruritus vulvae padawanita
c. Kegawatdaruratan:hipoglikemia, koma hiperglikemia, ketoasidosis diabetikum (KAD),
komplikasi ke organlainnya
a. Hipoglikemia:ditandaidengankelaparan,gelisah,lemah,takikardia,berkeringat,
sakit kepala, adanya defisit neurologis ataukoma
b. HiperglikemiaatauKAD:ditandaidenganhipotensi,mengantuk,takikardia,
dehidrasi, nyeri perut atau pernafasanKussmaul
Pada anamnesis riwayat penyakit sekarang (RPS) ditanyakan:
Sejak kapan keluhan mulai dirasakan, bagaimana kualitasnya
Faktor risiko: merokok, hipertensi, riwayat penyakitjantung koroner, obesitas, dan
riwayat penyakitkeluarga (termasuk penyakit DM dan endokrin lain)
RPD :
ApakahsebelumnyasudahadariwayatDM?Bilaya,bagaimanapengobatan
sebelumnya
Pengobatanyangpernahdiperolehsebelumnyasecaralengkap,termasukterapi gizi
medis dan penyuluhan yang telah diperoleh tentang perawatan DM secara
mandiri, serta kepercayaan yang diikuti dalam bidang terapikesehatan
Pengobatanyangsedangdijalani,termasukobatyangdigunakan,perencanaan
makan dan program latihanjasmani
Riwayatkomplikasiakut(ketoasidosisdiabetik,hiperosmolarhiperglikemia,dan
hipoglikemia)
Riwayatinfeksisebelumnya,terutamainfeksikulit,gigi,dantraktusurogenitalis
sertakaki
Gejaladanriwayatpengobatankomplikasikronik(komplikasi padaginjal,mata,
saluran pencernaan,dll.)
Riwayat penyakit dan pengobatan diluarDM
4
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
2018
CSL Semester 3 Edisi Pertama
Riwayat Pribadi
Pola makan, status nutrisi, dan riwayat perubahan beratbadan
Pengobatan lain yang mungkin berpengaruh terhadap glukosadarah
Pola hidup, budaya, psikososial, pendidikan, danstatusekonomi
Kehidupan seksual, penggunaan kontrasepsi, dan kehamilan.
b. Hipertiroid danHipotiroid
1) Hipertiroid
RPS
Gejala yang mungkin ditemui adalah penurunan berat badan, tremor, cemas, palpitasi,
gangguan mata dan adanya goiter
RPD:
Apakahsebelumnyapernahterdiagnosatirotoksikosis?Apabilaiya,
pengobatan apa yang didapat? PTU, beta bloker,karbimazol?
Apakah ada riwayat penyakitautoimun?
RPK
Apakah ada riwayat penyakit tiroid dalamkeluarga?
Riwayat Pribadi
Bagaimana pola makan?Apakah baik atau bertambah tetapi berat badan
dirasakan semakin menurun?
Apakahsedangmenjalani program diet tpenurunanberatbadanatau
pantangantertentu?
Bagaimana penurunan berat badan yang dirasakan?
Apakah ada mengkonsumsi obat-obatan tertentu (misalnya untuk
menurunkan BB, obat tiroid, dsb)
2) Hipotiroid
RPS
Pasien hipotiroid seringkali terdiagnosis dengan gejala yang tidak khas. Gejala yang
timbul bisa berupa kelelahan, kelambatan fisik dan mental, intoleransi terhadap suhu
dingin, peningkatan berat badan, konstipasi, carpal tunnel syndrome, menorhagia
(wanita), demensia, dan hipotermia. Sangat jarang pasien hipotiroid mengalami koma,
dan gejala-gejala yang disebutkan sebelumnya bisa saja tidak dimiliki oleh pasien
lansia.
RPD:
Apakahsebelumnyaadariwayatataupernahterdiagnosahipotoroid?Bilaiya
bagaimanaterapinya?
Apakah ada riwayatIHD?
Apakah ada riwayathiperkolesterolemia?
Apakahsebelumnyapernahmendapatkanterapiradioiodine(untuk
tirotoksikosis)?
5
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
2018
CSL Semester 3 Edisi Pertama
6
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
2018
CSL Semester 3 Edisi Pertama
Gejala hirsutisme
Peningkatan berat badan dan pembesaran wajah dan ukuran tubuh
Pertumbuhan yang melambat pada anak-anak
Perubahan kulit : jerawat, infeksi kulit, striae di perut, paha, dan payudara, dll
Perubahan otot dan kulit : sakit punggung, kelemahan otot, nyeri tulang dsb
RPD:
Apakah ada riwayat pengobatankortikosteroid?
Apakah ada riwayat penyakitparu-paru?
d. Hipopituarism
Terjadi defisiensi satu atau lebih hormon yang dihasilkan kelenjar pituitari seperti hormon
tiroid, adrenal, dan hormon pertumbuhan.
RPS dapat ditemukan gejal:
Apakah ada kelelahan dananoreksia?
Apakah ada penurunanlibido?
Apakah ada gangguan menstruasi (padawanita)?
Apakah ada tanda-tandadepresi?
Apakah ada kelemahanotot?
Apakah ada nyerikepala?
Apakah ada tanda dan gejala yang mengarah kehipotiroid?
RPD:
Apakah sebelumnya terdapat riwayat adenoma kelenjarpituitari?
Apakahpasienpernahmendapatkanterapinon-radiasiuntukgangguankelenjar
pituitari?
Apakah ada riwayat perdarahan post partum yang berat (pada wanita)?
Riwayat Pribadi
Apakah pernah mengkonsumsi obat-obat seperti tiroksin, hidrokortison,
testosteron, estrogen atau hormon pertumbuhan?
e. Akromegali
Merupakan sindrom akibat adanya kelebihan hormon pertumbuhan, yang salah satunya
disebabkan adanya tumor pada kelenjar pituitari.
Pada RPS gejala yang bisa ditimbulkan adalah:
Apakah ada perubahan bentuk dan ukuran wajah bila dibandingkan dengan
sebelumnya (supraorbital membesar, telinga dan hidung menebal, tonjolan rahang
menebal)?
Apakahterdapatpembesaran ukurankaki(yangdilihatdariukuransepatu)dan tangan
(dinilai dari ukurancincin)?
Apakahadapenglihatankaburdanpenurunanpenglihatanperifer(lapang pandang)?
Apakah ada tanda-tanda hiperglikemia (polidipsi,poliuria)?
7
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
2018
CSL Semester 3 Edisi Pertama
1) Penurunan beratbadan
Penurunan berat badan bisa merupaka keluhan utama atau keluhan tambahan, bisa terjadi
pada diabetes melitus, hipertiroid, depresi, sedang dalam program penurunan berat bada,
keganasan, penyakit infeksi kronis dan sebagainya.
Contoh hal yang ditanyakan pada Riwayat Penyakit Sekarang (RPS):
Sejak kapan BB dirasamenurun?
Berapa BB sebelumnya dansekarang?
Bagaimana nafsu makan pasienbelakanganini?
Bagaimana pola makan pasienbelakanganini?
Apakah ada keluhan sering buangairkecil?
Apakah pasien merasa sering hausatau banyak minum belakanganini?
Apakah ada keluhan gatal-gatal dikulit yang tidak jelaspenyebabnya?
Apakah ada keluhan sering merasakesemutan atau kebas diujung-ujungjari?
Apakah pasien sulit sembuh bilamengalamiluka?
Apakah pasien merasakan adapenurunan fungsi penglihatanbelakanganini?
Apakah pasien merasakan adabenjolan di daerahleher?
Apakah pasien seringmerasaberdebar-debar?
Apakah pasien sering merasakepanasan dan berkeringat tanpaalasan yang
jelas?
8
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
2018
CSL Semester 3 Edisi Pertama
Riwayat kebiasaan:
Apakah pasien sedang dalam programdiettertentu?
Apakah pasien sering mengonsumsimakanan yangmanis?
Apakah pasien sering mnegonsumsimakanan yang mengandunglemak?
Berapa kali pasien beolahraga dalamsatuminggu?
Apakah pasien seringmengonsumsialkohol?
Berapa banyak pasien mengonsumsigaram dalamsehari?
Berapa banyak pasien minum air putihdalamsehari?
2) Tremor
Pasien datang dengan keluhan tremor (gemetar seluruh badan)
Pada RPS, ditanyakan:
Sejak kapan tremordirasakan?
Apakah ada keluhan cepat lelah, jantung berdebar-debar dan berkeringat
banyak?
Apakah ada demam terus menerus tanpa rasamenggigil?
Apakah terdapat penurunan berat badan walaupun asupan makan baik atau
bertambah?
9
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
2018
CSL Semester 3 Edisi Pertama
10
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
2018
CSL Semester 3 Edisi Pertama
Daftarpustaka
anamnesis berlangsung
Menanyakan Riwayat Penyakit Sekarang
Menanyakan keluhan utama
7
Cross cek, dan Pastikan Keluhan Utama
8 Menanyakan keluhan lain/tambahan
Menggali informasi tentang riwayat penyakit sekarang
(waktu dan lama, sifat, lokalisasi dan penyebaran,hubungan
9 dengan waktu dan aktifitas, keluhan yang mendahului dan
menyertai, pertama kali/ tidak, faktor resiko dan pencetus,
upaya pengobatan & hasilnya)
Menanyakan riwayat penyakit yang pernah diderita
10 (Penyakit-penyakit yang meningkatkan prevalensi penyakit
pada kelainan endokrin yangdikeluhkan)
Menanyakan riwayat penyakit dalam keluarga
11 (riwayat orang tua atau anggota keluarga lainnya dengan DM,
hipo/hipertiroid, dsb)
Menggali informasi tentang riwayat Pribadi
12 (riwayat merokok, minuman alkohol, obat-obatan, pola diet,
aktifitas )
ITEM PENALARAN KLINIS
Melakukan cross check (paraphrase atau pengulangan
13
terhadap apa yang dikatakan pasien)
Melakukan umpan balik (menanyakan hal-hal yang kurang
14
jelas, atau pertanyaan yang kurang jelas).
15 Mencatat semua hasil anamnesis
16 Menyimpulkan dan menginterpretasikan hasil anamnesis
ITEM PROFESIONALISME
17 Percaya diri, bersikap empati, tidak menginterogasi
18 Mengakhiri anamnesis dengan sikap yang baik
12
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
2018
CSL Semester 3 Edisi Pertama
ANAMNESISPEDIATRIK(ALLOANAMNESIS)
dr.OktadoniSaputra,MMedEd,dr.DianIstiAngraini,M.P.H
A. TEMA:
Keterampilan Komunikasi Anamnesis Pediatrik (alloanamnesis)
B. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Tujuan instruksionalumum
Mahasiswa mampu melakukan anamnesis pediatrik (alloanamnesis) dengan baik dan
benar
2. Tujuan instruksionalkhusus
Mahasiswa dapat mengawali dan mengakhiri anamnesis secaraurut
Mahasiswa mengucapkan salam pembuka di awal dan penutup diakhir
Mahasiswa dapat menggali informasi dengan detail, namun relevan dengan
permasalahan
Mahasiswa dapat menunjukkan penampilan yangbaik
Mahasiswa dapat menjaga suasana proses anamnesis yangbaik
Mahasiswa dapat memahami dan menggunakan bahasa yang dipahamiresponden
Mahasiswa dapat menghindari sikapinterogasi
Mahasiswa dapat melakukan crosscheck
Mahasiswa dapat bersikapnetral
Mahasiswa dapat melaksanakan umpanbalik
Mahasiswadapatmencatathasilanamnesisdenganjelassertamenyimpulkanhasil
anamnesis.
C. ALAT DANBAHAN
Meja dan kursiperiksa
D. SKENARIO
Seorang pasien anak wanita, umur 1,5 tahun, datang diantar ibunya ke praktek anda
dengan keluhan berat badan tidak naik.Anak rewel dan menangis saat berada di ruang periksa
anda.Lakukan Alloanamnesis pada orang tua pasien.
E. DASARTEORI
1. Pengertian Anamnesis
Anamnesis adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan wawancara.Anamnesis dapat
dilakukan langsung kepada pasien, yang disebut sebagai autoanamnesis, atau dilakukan
terhadap orangtua, wali, orang yang dekat dengan pasien, atau sumber lain, yang disebut
sebagai alloanamnesis.Termasuk di dalam alloanamnesis adalah semua keterangan dari dokter
13
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
2018
CSL Semester 3 Edisi Pertama
yang merujuk, catatan rekaman medik (lihat status pediatrik di lampiran 1), dan semua
keterangan yang diperoleh selain dari pasiennya sendiri. Oleh karena bayi dan sebagian besar
anak belum dapat memberikan keterangan sendiri, maka anamnesis pediatri lebih menggunakan
alloanamnesis daripada autoanamnesis.
(Modifikasi Buku Panduan Skill Lab FK UGM, 2001)
2. TeknikAnamnesis
Dalam melakukan anamnesis, pemeriksa harus berupaya agar tercipta suasana yang
kondusif agar orangtua, pengantar, atau pasiennya dapat mengemukakan keadaan pasien
dengan spontan, wajar, namun tidak berkepanjangan.Pada saat yang tepat pemeriksa perlu
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang lebih rinci dan spesifik sehingga dapat diperoleh
gambaran keadaan pasien yang lebih jelas dan akurat.Anak yang sudah besar (usia sekolah-
lanjut) seringkali dapat menceritakan sendiri keadaan sakitnya, bahkan seringkali cukup rinci dan
jelas sehingga membantu pembuatan anamnesis.
Biasanya orang yang paling berkompeten untuk memberikan informasi tentang
keadaan anak adalah ibu pasien, terutama pada anak usia balita. Terkadang bagi ibu yang
bekerja, anamnesis didapatkan dari pramusiwi/babysitter.
Anamnesis biasanya dilakukan dengan wawancara secara tatap muka, dan
keberhasilannya untuk sebagian besar tergantung pada kepribadian, pengalaman dan kebijakan
pemeriksa.Sebelum mempelajari cara melakukan anamnesis, beberapa keterampilan komunikasi
perlu dimiliki.Keterampilan tersebut adalah menunjukkan empati, melakukan cross check dan
mendapatkan umpanbalik.
a. Menunjukkanempati
Empati adalah kemampuan untuk dapat merasakan dan memahami perasaan orang
lain. Empati dapat dilakukan melalui menjadi pembicara dan pendengar yang baik, dapat
bertanya dengan baik,menjaga suasana, serta memahami bahasa verbal dan non verbal.
Cara menunjukkan empati :
Pertama kali melakukan pembicaraan yang baik, sambung rasa tetap dilakukan.
Caranya adalah melalui:
Membangunkepercayaan
Pendekatan yang dilakukan memang berfungsi sebagai alat untuk membangun
kepercayaan.Pewawancara/dokter harus dapat meyakinkan bahwa dia adalah orang yang
tepat untuk dipercaya.Duduk dengan tegak, biarkan keyakinan dan ketenangan bersinar
keluar dari dada.Jangan lupa wajah cerah dan tersenyum.Ingatlah bahwa komunikasi yang
dilakukan adalah demi kepentingan bersama.Dokter membawa kepentingan agar
pasiennya dapat mengungkapkan permasalahannya dan pasien atau keluarganya
membawa kepentingan dan permasalahannya sendiri.Disini dokter harus netral dan tidak
memihak, siapun pasienitu.
Berikankesempatan.
Agar pasien dapat mempercayai anda, berikan mereka kesempatan untuk berbicara,
bertanya atau mengungkapkan perasaan mereka.
14
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
2018
CSL Semester 3 Edisi Pertama
Sederajat.
Ingatlah bahwa komunikasi yang dilakukan adalah sederajat, dalam arti bukan antara raja
dan hamba sahaya, tetapi antara individu yang sederajat dengan individu atau beberapa
individu yang sederajat.
Siapa yang diajakberbicara.
oPerhatikan siapa yang kita ajak berkomunikasi, satu orang, dua orang, atau
beberapa orang? Mereka berasal dari mana, latar belakangnya apa (pendidikan,
status sosial ekonomi).
Mengetahui tujuan melakukan wawancara; seorang dokter harus tahu tujuan komunikasi
yangdilakukan.
Menggali informasi, memberikan informasi, atau menjawab pertanyaan dan
keluhan?Jangan lupa untuk selalu menggunakan bahasa yang sesuai dengan latar belakang
responden.
b. Melakukan cross-check
Cara melakukan cross-check :
Pada saat-saat tertentu seseorang dokter perlu melakukan cross-checkterhadap
pertanyaan pasien. Cross-checkini diperlukan agar dokter tidak salah atau keliru menangkap
pembicaraan pasien.
Cross-checkdapat dilakukan dengan:
Lakukanparaphrase
Ulanglah beberapa bagian kalimat yang dinyatakan pasien.
Contoh :―Nyerinya bagaikan tersengat listrik, begitu Pak Marudi?, bisa diceritakan
lebih lanjut serangannya kapan saja?.
Pengulanganbiasdilakukandenganseluruhkalimat,biladiperlukan.
Terutama bila menghadapi stagnasi (diam terlalulama)
Contoh :―Tadi Bapak mengatakan sangat menderita akhir-akhir ini, mau kerja susah,
mau tidur susah, dapat diceritakan lebih lanjut Pak, sejak kapan Bapak merasakan
penderitaan tersebut?.
Pertanyaan dapat menggunakan cara dan bahasa yang benar dengan hasil yang
sama.
Cross-checkdapat dilakukan di akhir anamnesis dengan memberikan ringkasan
terhadap data yang telah di ungkapkan pasien. ― Jadi Ibu Sumirah sudah menderita
nyeri di kepala sejak dua tahun yang lalu, kumat-kumatan, dan sudah pernah diobati
sendiri,dst‖.
c. Mendapatkan umpanbalik
Selain mendapatkan data yang diperlukan, seorang dokter juga memerlukan umpan
balik dari pasiennya.Umpan balik diperlukan agar dokter mengetahui, pertanyaannya jelas atau
tidak, informasi atau keterangan yang diberikan dapat diterima dengan jelas atau tidak.
15
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
2018
CSL Semester 3 Edisi Pertama
Cara mendapatkan umpan balik adalah sebagai berikut :
16
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
2018
CSL Semester 3 Edisi Pertama
Bila ada pertanyaan mendapatkan jawaban ― dahi berkerut, berarti pasien tidak paham
dengan pertanyaan yang diajukan. Tanyakan pada pasien: Apakah Bapak
kurangbegitujelaspertanyaansaya?‖Bilajawabannyaya,cobalahuntukbertanyakembali,
gunakan bahasa yang lebih sederhana dansingkat.
Setelah anda memberikan nasehat atau informasi, berikan kesempatan pada pasien
untuk bertanya, adakah informasi/nasehat yang kurangjelas.
Umpan balik dapat diberikan pasien setelah selesai anamnesis. Tanyakan pada pasien
apakah ada hal-hal yang kurang jelas, atau pertanyaan yang kurangjelas.
F. PROSEDUR ANAMNESIS
Sistematika dalam melakukan anamnesis adalah dengan menanyakan: identitas
pasien dengan lengkap, keluhan utama, riwayat perjalanan penyakit sekarang, riwayat penyakit
terdahulu, riwayat pasien ketika di dalam kandungan ibu, riwayat kelahiran, riwayat makanan,
riwayat imunisasi, dan riwayat tumbuh kembang. Setelah dilakukan anamnesis secara lengkap,
dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik yang telitu dan pemeriksaan penunjang yang relevan
sehingga didapatkan diagnosis yangtepat.
(Matondang CS, dkk. Diagnosis Fisik pada Anak, edisi 2)
1. IdentitasPasien
Identitas pasien merupakan bagian yang paling penting dalam anamnesis. Identitas ini
diperlukan untuk memastikan bahwa yang diperiksa benar-benar anak yang dimaksud, dan tidak
keliru dengan anak lain. Kesalahan identifikasi pasien dapat berakibat fatal, baik secara medis,
etika, maupun hukum. Unsur-unsur yang terdapat pada identitas pasien adalah:
Nama
Umur
Sebaiknya ditanyakan tanggal kelahiran anak. Hal ini penting untuk identitas, untuk
mengetahui periode usia anak (neonatus, bayi, prasekolah, sekolah, akil baligh) yang
mempunyai ke-khas-an sendiri dalam morbiditas dan mortalitas. Usia anak juga
diperlukan untuk menginterpretasikan data pemeriksaan klinis apakah sesuai/ normal
pada umurnya.
Jeniskelamin
Nama orangtua
Alamat : ditulis secaralengkap
Umur, pendidikan dan pekerjaanorangtua
Agama dan sukubangsa
Data keluarga pasien perlu diketahui dengan akurat untuk memperoleh gambaran
keadaan sosial-ekonomi-budaya dan kesehatan keluarga pasien. Dalam resume
riwayat keluarga sebaiknya dibuat pedigri, sehingga tergambar dengan jelas hubungan
antara anggota keluarga, terutama apabila ditemukan kelainan yang mempunyai aspek
genetik herediter ataufamilial.
17
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
2018
CSL Semester 3 Edisi Pertama
2. Keluhanutama
Keluhan utama yaitu keluhan atau gejala yang menyebabkan pasien dibawa
berobat.Perlu diketahui bahwa keluhan utama tidak selalu keluhan yang pertama disampaikan
oleh orangtua pasien; hal ini terutama pada orangtua yang pendidikannya rendah, yang kurang
dapat mengemukakan esensi masalah.
3. Riwayat PenyakitSekarang
a. Keluhantambahan
Keluhan tambahan merupakan keluhan/gejala lain selain keluhan utama.
b. Riwayat perjalananpenyakit
Pada riwayat perjalanan penyakit disusun cerita yang kronologis, terinci dan jelas
mengenai keadaan kesehatan pasien sejak sebelum terdapat keluhan sampai dibawa berobat.
Bila pasien telah dibawa berobat sebelumnya, hendaknya ditanyakan kapan berobat, kepada
siapa, dan obat apa yang telah diberikan serta bagaimana hasil dari pengobatan tersebut. Bila
orangtua mempunyai salinan resep, pemeriksa dapat memproleh informasi yang cukup lengkap;
tetapi bila tidak, dapat ditanyakan nama, jenis, warna atau kemasan obat (kapsul, tablet, sirup,
puyer), serta dosis obat yang diminum (berapa tablet/bungkus/sendok dan berapa kali diberikan
dalam satu hari). Hendaknya juga ditanyakan efek samping dan kemungkinan alergi.
Pada umumnya, hal-hal berikut yang perlu ditanyakan dan diketahui pada riwayat
perjalanan penyakit:
Lamanya keluhanberlangsung
Bagaimana sifat terjadinyagejala
Lokalisasi dan sifat keluhanlokal
Berat-ringannya keluhan danperkembangannya
Terdapatnya hal yang mendahuluikeluhan
Apakah keluhan tersebut baru pertama kali dirasakan ataukah sudah pernah
sebelumnya; bila sudah pernah, dirinci apakah intensitas dan karakteristiknya sama
atau berbeda, dan interval antara keluhan-keluhantersebut.
Apakah terdapat saudara sedarah, orang serumah atau sekeliling pasien yang
menderita keluhan yangsama.
Upaya yang dilakukan dan bagaimanahasilnya.
18
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
2018
CSL Semester 3 Edisi Pertama
e. Riwayat kehamilanibu
a. Umur ibu saathamil
b. Keadaan kesehatan ibu selama hamil, ada atau tidaknya penyakit, serta upaya yang
dilakukan untuk mengatasi penyakittersebut.
c. Berapa kali ibu melakukan kunjungan antenatal dan kepada siapa (dokter spesialis, dokter
umum, bidan, perawat/mantri,dukun).
d. Apakah ibu mendapat TT/toksoid tetanus (terutama pada kasus tetanusneonatarum).
e. Obat-obat yang diminum pada usia kehamilan muda/ TM I(kemungkinan menderita cacat
bawaan).
f. Kebiasaan ibu selama hamil: ditanyakan apakah ibu merokok, minuman keras, dan catatan
makanan ibu selama kehamilan (khususnyaBBLR).
g. Jarak kelahiran (jarak kelahiran yang dekat berhubungan dengan KEP, infeksi berulang
seperti diare dan ISPA sertaBBLR)
h. Jumlah kelahiran, termasuk aborsi (paritas yang tinggi berhubungan dengan KEP, infeksi
berulang seperti diare dan ISPA sertaBBLR)
f. Riwayatkelahiran
Yang harus ditanyakan pada riwayat kelahiran mencakup:
a. Tanggal dan tempatkelahiran
b. Siapa yangmenolong
c. Cara kelahiran (spontan, ekstraksi cunam, vakum, bedah Caesar). Pada kelahiran dengan
instrument ditanyakan indikasi dari tindakantersebut.
d. Adanya kehamilanganda
e. Keadaan segera setelah kelahiran/ APGAR; lebih baik bila bisa melihat catatan medis dari
rumah bersalin, puskesmas,dll. Kalau tidak ada cukup ditanyakan apakah bayi langsung
menangisatautidak,warnakulitkemerahan/biru/merahdanbiru,gerakanaktif/tidak.
f. Morbiditas pada hari-hari pertama setelah lahir (asfiksia, trauma lahir, infeksi intrapartum,
ikterus dsb yang mungkin berhubungan dengan keadaansekarang).
g. Masa kehamilan (apakah cukup bulan, kurang bulan, atau lebihbulan)
h. Berat dan panjang bayi (mengetahui masa gestasi dan menilai kesesuaian masa gestasi
denganBB/PB)
19
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
2018
CSL Semester 3 Edisi Pertama
Ekstremitas sedikit
A: Activity Lumpuh Gerakan aktif
fleksi
R: Respiratory effort Tidak ada Lemah dan tak teratur Menangis kuat
JUMLAH
APGAR skor= Normal (7-10), Agak rendah (4-6), rendah (0-3)
(Sumber :Williams Obstetrics, 21st edition. 2001)
g. Riwayatmakanan
Pada anamnesis tentang riwayat makan diharapkan dapat diperoleh data tentang:
a. Makanan yang dikonsumsi oleh anak, baik dalam jangka waktu pendek (beberapa waktu
sebelum sakit) ataupun jangka panjang (sejakbayi).
b. Kualitas dan kuantitas; apakah adekuat atau tidak; yaitu memenuhi angka kecukupan gizi
(AKG) yangdianjurkan.
Pada bayi untuk memperkirakan kuantitas dan kualitas makanan yang diterima perlu
ditanyakan:
a. Susu apa yang diberikan : ASI ataukah PASI (pengganti ASI), ataukeduanya.
b. Apabila diberikan ASI apakah secaraeksklusif
c. Cara pemberian ASI/ PASI
d. On demand atau ad libitum, ataukah dengan jadwaltertentu.
e. Volume pemberianASI/PASI.
f. Untuk PASI tanyakan jenis dan mereknya, takaran, frekuensi, dan jumlah setiap kali
pemberian.
g. Pemberian makanan tambahan (MPASI): umur berapa mulai, jenis dan jumlahnya, serta
jadwalpemberian.
Pada hakekatnya anamnesis tentang ambilan (intake) makanan ini merupakan analisis
makanan secara kasar.Hasil analisis ini berperan terutama pada kasus kelainan gizi dan
gangguan tumbuh kembang, serta harus digabungkan dengan data lain, yaitu hasil pemeriksaan
fisis, laboratorium, dan antropometris, sehingga akhirnya dapat disimpulkan status nutrisi pasien
secara lebih akurat.
h. Riwayat Imunisasi
Status imunisasi pasien penting untuk ditanyakan, meliputi:
a. Imunisasi Dasar : BCG, polio, DPT, Campak danHepatitis-B
Imunisasi ini dikenal juga dengan Imunisasi Program .
b. Imunisasi lain: MMR (mumps, measles, rubella), hepatitis-A, Hib (untuk mencegah infeksi
Haemophilus influenza tipe b), Influenza, Pneumokokus (PCV), HPV (Human Papilloma
Virus) danTifoid
Imunisasi ini dikenal juga sebagai Imunisasi Pilihan.
20
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
2018
CSL Semester 3 Edisi Pertama
c. Imunisasiulangan/booster
Informasi tentang imunisasi diperlukan untuk mengetahui status perlindungan pediatrik
yang diperoleh, mungkin dapat membantu diagnosis pada beberapa keadaan tertentu (misalnya
penyakit polio hamper tidak pernah terjadi pada anak yang sudah mendapat imunisasi polio
secara benar).Informasi tentang imunisasi juga dapat dipakai sebagai umpan balik tentang
perlindungan pediatrik yang diberikan.
Jadwal lengkap imunisasi dapat dilihat pada gambar berikut :
\
( Sumber : Sari Pediatri Vol 13 No. 1 Juni 2017 )
21
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
2018
CSL Semester 3 Edisi Pertama
2. DAFTARPUSTAKA
Anonim. 2001. Buku Panduan Skill Lab FK UGM.Yogyakarta
Anonim. 2008. Professional Buku Pedoman Imunisasi Di Indonesia -IDAI Edisi III.
Jakarta.Indonesia
Gary Cunningham. Et al. 2001. Williams Obstetrics, 21st edition.McGraw-Hill
Matondang CS, dkk. Diagnosis Fisik pada Anak. Edisi 2.Jakarta
22
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
2018
CSL Semester 3 Edisi Pertama
CeklisLatihanAnamnesisPediatrik
Umpan
No Prosedur/ Aspek Latihan
Balik
ITEM INTERAKSI DOKTER-PASIEN
1 Mengucapkan salam pada awal wawancara
2 Mempersilakan duduk berhadapan
3 Memperkenalkan diri
Informed
4 menjelaskan kepentingan penggalian informasiyang
benar tentang sakit pasien(anak)
Consent
5
Meminta waktu & ijin untuk melakukanalloanamnesis
ITEM PROSEDURAL
Menanyakan identitas pasien :
Nama (anak dan orang tua), Umur (anak dan orang tua), jenis
kelamin (dicatat saja tidak perlu ditanyakan), alamat lengkap,
6 pendidikan & pekerjaan orang tua, agama dan suku bangsa
Pastikan menggali identitas tidak terkesan interogasi
tidak harus berurutan dicari lengkap, boleh diselang-seling
saat anamnesis berlangsung
Menanyakan Riwayat Penyakit Sekarang
a. Menanyakan keluhan utama
7
Cross cek, dan Pastikan Keluhan Utama
8 b.Menanyakan keluhan lain/ tambahan
c.Menggali informasi tentang riwayat penyakit sekarang
(Lama, sifat, lokalisasi, berat-ringan gejala, hal yang
9
mendahului, pertama kali/ tidak, saudara lain yang terkena,
upaya pengobatan & hasilnya)
10 Menanyakan riwayat penyakit yang pernah diderita
Menggali informasi tentang riwayat kehamilan ibu
11 Gali faktor resiko selama kehamilan, umur saat hamil, Peny.
Saat kehamilan, ANC berapa kali, TT, obat-obatan, dll.
Menanyakan riwayat kelahiran pasien
12 (per vaginam/bukan, Normal/tidak, yang membantu
persalinan siapa?, dimana? BB/PB bayi, APGAR skor bayi.)
Menggali informasi tentang riwayat makan (kuantitas dan
13
kualitas makanan jangka pendek dan jangka panjang)
23
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
2018
CSL Semester 3 Edisi Pertama
24
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
2018
CSL Semester 3 Edisi Pertama
A. TemaPembelajaran
Pemeriksaan perkembangan anak dengan menggunakan Kuesioner Pra
Skrining Perkembangan.
B. Tujuan
Mengetahui perkembangan anak normal atau ada penyimpangan.
C. Alat danBahan
Formulir KPSP menurut umur, berisi 9-10 pertanyaan tentang
kemampuan perkembangan yang telah dicapai anak. Sasaran KPSP
anak umur 0-72 bulan.
Alat Bantu pemeriksaan berupa:
o Pensil,
o Kertas
o Bola sebesar bolatennis
o Kerincingan
o Kubus berukuran sisi 2,5 cm sebanyak 6buah
o Kismis
o Kacangtanah
o Potongan biscuit kecil berukuran 0,5-1cm.
D. Skenario
Bu Ani 25 tahun,datang dengan membawa anaknya yang berusia 1,5 tahun
dengan keluhan, belum bisa berjalan..
Lakukan pemeriksaan perkembangan anak dengan menggunakan KPSP
Tugas Mahasiswa perseorangan : Membuat Video penilaian KPSP secara mandiri
dengan mencari balita yang ada disekitar tempat tinggalnya
E. DasarTeori
Formulir KPSP adalah alat atau instrumen yang digunakan untuk
mengetahui perkembangan anak normal atau ada penyimpangan. Jadwal
skrining / pemeriksaan KPSP adalah pada umur 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24,
30, 36, 42, 48, 54, 60, 66
dan 72 bulan.
25
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
2018
CSL Semester 3 Edisi Pertama
Bila anak berusia dintaranya maka KPSP yang digunakan adalah yang
lebih kecil dari usia anak. Contoh : bayi umur umur 7 bulan maka yang
digunakan adalah KPSP 6 bulan. Bila anak ini kemudian sudah berumur 9
bulan yang diberikan adalah KPSP 9 bulan.Apabila orang tua datang
dengan keluhan anaknya mempunyai masalah tumbuh kembang
sedangkan umur anak bukan umur skrining maka pemeriksaan
menggunakan KPSP untuk umur skrining terdekat yang lebih muda.
Interpretasi hasil KPSP :
Hitunglah berapa jawabanYa.
o JawabanYa : Bila ibu/pengasuh anak menjawab:anak
bisaatau pernah atau sering atau
kadang-kadangmelakukannya.
o Jawaban Tidak : Bila ibu/pengasuh anak menjawab:anak
belum pernahmelakukan
atau tidak pernah atau
ibu/pengasuh anak
tidaktahu.
Jumlah jawabanYa
o 9 atau 10, perkembangan anak sesuai dengan tahapperkembangannya
(S)
o 7 atau 8, perkembangan anak meragukan(M)
o 6 atau kurang, kemungkinan ada penyimpangan(P)
Intervensi:
Untuk Anak dengan Perkembangan SESUAI (S)
Beri pujian kepada Ibu karena telah mengasuh anak denganbaik.
Teruskan pola asuh anak sesuai dengan tahap perkembangananak.
Berikanstimulasiperkembangananaksetiapsaat,seseringmungkin,sesuaid
engan umur dan kesiapananak.
Ikutkan anak pada kegiatan penimbangan dan pelayanan kesehatan di
Posyandu
secarateratursebulan1kalidansetiapadakegiatanBinaKeluargaBalita(BKB).
Jika anak sudah memasuki usia prasekolah (36 – 72 bulan), anak dapat
26
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
2018
CSL Semester 3 Edisi Pertama
F. Prosedur
27
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
2018
CSL Semester 3 Edisi Pertama
28
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
2018
CSL Semester 3 Edisi Pertama
8 Pada waktu bayi telungkup di alas yang datar, apakah ia Gerak kasar
dapat mengangkat kepalanya sehingga membentuk sudut
45° seperti pada gambar ?
10 Apakah bayi suka tertawa keras walau tidak digelitik atau Bicara dan
diraba-raba? bahasa
29
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
2018
CSL Semester 3 Edisi Pertama
30
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
2018
CSL Semester 3 Edisi Pertama
6 Pernahkah bayi berbalik paling sedikit dua kali, dari gerak kasar
telentang ke telungkup atau sebaliknya?
31
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
2018
CSL Semester 3 Edisi Pertama
1 Pada posisi bayi telentang, pegang kedua tangannya lalu Gerak kasar
tarik perlahan-lahan ke posisi duduk. Dapatkah bayi
mempertahankan lehernya secara kaku seperti gambar
di sebelah kiri ? Jawab TIDAK bila kepala bayi jatuh
kembali seperti gambar sebelahkanan.
32
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
2018
CSL Semester 3 Edisi Pertama
7 Tanpa disangga oleh bantal, kursi atau dinding, dapatkah Gerak kasar
bayi duduk sendiri selama 60 detik?
33
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
2018
CSL Semester 3 Edisi Pertama
34
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
2018
CSL Semester 3 Edisi Pertama
36
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
2018
CSL Semester 3 Edisi Pertama
37
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
2018
CSL Semester 3 Edisi Pertama
38
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
2018
CSL Semester 3 Edisi Pertama
39
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
2018
CSL Semester 3 Edisi Pertama
40
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
2018
CSL Semester 3 Edisi Pertama
41
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
2018
CSL Semester 3 Edisi Pertama
42
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
2018
CSL Semester 3 Edisi Pertama
43
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
2018
CSL Semester 3 Edisi Pertama
44
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
2018
CSL Semester 3 Edisi Pertama
45
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
2018
CSL Semester 3 Edisi Pertama
46
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
2018
CSL Semester 3 Edisi Pertama
Tanyakan:―Managarisyanglebihpanjang?‖Minta
anak menunjuk garis yang lebih panjang.
Setelah anak menunjuk, putar
lembar ini dan ulangi pertanyaan tersebut.
Setelah anak menunjuk, putar lembar ini lagi dan
ulangi pertanyaan tadi.
Apakah anak dapat menunjuk garis yang
lebih panjang sebanyak 3 kali denganbenar?
47
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
2018
CSL Semester 3 Edisi Pertama
No PEMERIKSAAN YA TIDAK
48
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
2018
CSL Semester 3 Edisi Pertama
49
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
2018
CSL Semester 3 Edisi Pertama
50
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
2018
CSL Semester 3 Edisi Pertama
51
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
2018
CSL Semester 3 Edisi Pertama
52
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
2018
CSL Semester 3 Edisi Pertama
53
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
2018
CSL Semester 3 Edisi Pertama
A. TEMA:
Keterampilan Komunikasi Anamnesis Penyakit Tropik Infeksi
B. TUJUAN PEMBELAJARAN
1.Tujuan instruksionalumum
Mahasiswa mampu melakukan anamnesis penyakit tropik infeksi dengan baik dan
benar
2. Tujuan instruksionalkhusus
Mahasiswa dapat mengawali dan mengakhiri anamnesis secaraurut
Mahasiswa mengucapkan salam pembuka di awal dan penutup diakhir
Mahasiswa dapat menggali informasi dengan detail, namun relevan dengan
permasalahan terutama masalah penyakit tropikinfeksi
Mahasiswa dapat menunjukkan penampilan yangbaik
Mahasiswa dapat menjaga suasana proses anamnesis yangbaik
Mahasiswa dapat memahami dan menggunakan bahasa yang dipahamiresponden
Mahasiswa dapat menghindari sikapinterogasi
Mahasiswa dapat melakukan crosscheck
Mahasiswa dapat bersikapnetral
Mahasiswa dapat melaksanakan umpanbalik
Mahasiswadapatmencatathasilanamnesisdenganjelassertamenyimpulkanhasil
anamnesis.
54
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
2018
CSL Semester 3 Edisi Pertama
D. SKENARIO
Seorang pasien laki - laki berumur 32 tahun, datang ke praktek anda dengan keluhan
demam terus menerus sejak 3 hari yang lalu .
E. DASARTEORI
Penyakit infeksi sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan utama di dunia.Hal ini
disebabkan karena penyakit infeksi menjadi penyebab kesakitan dan kematian tertinggi,
terutama di negara-negara tropik seperti Indonesia.Penyakit tropik infeksi dapat disebabkan
oleh berbagai jenis bakteri, virus, jamur maupunparasit.
Jenis penyakit tropik infeksi antara lain:
Penyakit Infeksi oleh Bakteri: TBC, difteria, pertusis, tetanus neonatorum, demam tifoid,
kusta, pes, antraks.
Penyakit Infeksi oleh Virus : DBD, chikungunya, campak, hepatitis, rabies, HIV-AIDS,
varisela, flu burung, SARS, polio.
Penyakit Infeksi oleh Jamur : histoplasmosis, koksidioidomikosis, kandidiasis
Penyakit Infeksi oleh Parasit: malaria, cacing, filariasis
Beberapa penyakit tropik infeksi yang telah dikenal sejak lama dan masih tetap menjadi
masalah seperti malaria dan demam berdarah, akhir-akhir ini menunjukkan kecenderungan
peningkatan angka kesakitan maupun kematian. Di sisi lain, berbagai penyakit yang secara
klinis hanya menunjukkan gejala ringan dan dianggap tidak mengancam jiwa (non life
threatening) seperti malaria tanpa penyulit, toksoplasmosis dan infeksi cacing, sering kali
tidak terdiagnosis, bahkan terlepas dari perhatian kita sehingga tidak tertangani dengan
baik. Untuk menghindari hal ini, selain dilakukan pemeriksaan fisik dan laboratorium
sebagai penunjang diagnosis maka kita perlu melakukan anamnesis yang baik.Sebab
anamnesis yang baik seringkali sudah dapat mengarahkan masalah pasien ke diagnosis
penyakit tertentu.
tanyakanlah hal-hal yang logis mengenai penyakit pasien, dengarkan dengan baik apa
yang dikatakan pasien serta jangan memotong pembicaraan pasien bila tidak perlu. Selain
melakukan komunikasi verbal, maka selama anamnesis juga harus diperhatikan tingkah
laku non verbal yang secara tidak sadar ditunjukkan oleh pasien, misalnya gelisah, cemas,
kesakitan, dan lain sebagainya. Anamnesis yang baik akan berhasil bila kita membangun
hubungan yang baik dengan pasien, sehingga pasien merasa aman dan nyaman untuk
menceritakan masalah penyakitnya dengandokter.
Diagnosis dan penatalaksanaan penderita penyakit tropik infeksi dalam praktek sehari-hari
masih sering berdasarkan gejala klinis terutama febris atau demam.Demam pada
umumnya diartikan sebagai suhu tubuh di atas 37,2 0C. Berikut akan kita bahas beberapa
tipe demam yang akan kita jumpai sehingga dapat membantu dalam menegakkan
diagnosis:
a. Demam septik : pada tipe demam septik, suhu badan berangsur naik ke tingkat yang
tinggi sekali pada malam hari dan turun kembali ke tingkat di atas normal pada pagi
hari,seringdisertaikeluhanmenggigildanberkeringat.Bilademamyangtinggitersebut turun
ke tingkat yang normal dinamakan juga demamhektik.
b. Demam remiten : pada tipe demam remiten, suhu badan dapat turun setiap hari tetapi
tidak pernah mencapai suhu badan normal. Perbedaan suhu yang mungkin tercatat
dapat mencapai dua derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat pada
demam septik. Demam remiten ditemukan pada demam tifoid fase awal dan berbagai
penyakitvirus.
c. Demam intermiten : pada tipe demam intermiten, suhu badan turun ke tingkat yang
normal selama beberapa jam dalam satu hari. Bila demam seperti ini terjadi setiap dua
hari sekali disebut tersiana dan bila terjadi dua hari bebas demam di antara dua
serangan demam disebut kuartana. Misal: malaria vivax, malaria ovale, malaria
malariae
d. Demam kontinyu : pada tipe demam kontinyu, variasi suhu sepanjang hari tidak
berbeda lebih dari satu derajat. Variasi diurnal yang terjadi antara 0,55-0,82oC. Pada
tingkat demam yang terus menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia. Contoh demam
kontinyu meliputi demam tifoid, malaria falciparum, dansebagainya.
e. Demam siklik : pada tipe demam siklik, terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa
hari yang diikuti oleh periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti
oleh kenaikan suhu sepertisemula.
56
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
2018
CSL Semester 3 Edisi Pertama
Suatu tipe demam kadang-kadang dapat dihubungkan dengan suatu penyakit tertentu,
tetapi kadang-kadang sama sekali tidak dapat dihubungkan dengan suatu sebab yang
jelas. Bila demam disertai keadaan seperti sakit otot, rasa lemas, tak nafsu makan dan
mungkin ada pilek, batuk dan tenggorok sakit, biasanya digolongkan sebagai influenza atau
common cold.Dalam praktek, 90% dari para pasien dengan demam yang baru saja dialami,
pada dasarnya merupakan suatu penyakit yang self-limiting seperti influenza atau penyakit
virus sejenis lainnya.Namun hal ini tidak berarti kita tidak harus tetap waspada terhadap
suatu infeksibakterial.
Beberapa hal yang secara khusus perlu diperhatikan pada demam adalah:
A. Cara timbuldemam
B. Lamademam
C. Sifat hariandemam
D. Tinggidemam
E. Keluhan dan gejala lain yang menyertaidemam
Demam yang tiba-tiba tinggi lebih sering disebabkan oleh penyakit virus.
F. PROSEDUR
Anamnesis yang baik akan terdiri dari identitas, keluhan utama, riwayat penyakit sekarang,
riwayat penyakit dahulu, anamnesis sistem, riwayat penyakit dalam keluarga, dan riwayat
pribadi.
57
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
2018
CSL Semester 3 Edisi Pertama
1. IdentitasPasien
Identitas pasien merupakan bagian yang paling penting dalam anamnesis.Kesalahan
identifikasi pasien dapat berakibat fatal, baik secara medis, etika, maupun hukum.
Identitas diperlukan untuk memastikan bahwa pasien yang dihadapi adalah memang
benar pasien yang dimaksud, selain itu juga diperlukan untuk data penelitian , asuransi,
dan lain sebagainya. Identitas meliputi: nama lengkap pasien, umur atau tanggal lahir,
jenis kelamin, alamat, pendidikan, pekerjaan, suku bangsa, dan agama. Alamat pasien
harus ditanyakan secara jelas dan lengkap sebab selain untuk keperluan data pasien,
juga untuk mengetahui apakah pasien berasal dari daerah endemik suatu
penyakit.Riwayat pekerjaan juga penting ditanyakan untuk menganalisis resiko
penyakit dari lingkungan kerja pasien. Misalnya orang-orang yang bekerja di sawah,
pertanian, perkebunan, peternakan, pekerja tambang, pekerja di rumah potong hewan,
atau orang
– orang yang mengadakan perkemahan di hutan, serta dokter hewan memiliki resiko
tinggi untuk tertular penyakit leptospirosis.
2. KeluhanUtama
Keluhan utama yaitu keluhan atau gejala yang dirasakan pasien yang membawanya
pergi ke dokter untuk berobat.Keluhan utama sangat dibutuhkan dalam mengumpulan
informasi masalah.Bahkan untuk pasien yang datang hanya untuk sekedar
pemeriksaan rutin.Dalam menuliskan keluhan utama, harus disertai dengan indikator
waktu, berapa lama pasien mengalami hal tersebut.Misalnya : buang air besar encer
seperti cucian beras sejak 1 hari yang lalu.
Seringkali keluhan utama bukan merupakan kalimat yang pertama kali diucapkan oleh
pasien, sehingga dokter harus pandai-pandai menentukan yang mana keluhan utama
pasien dari sekian banyak cerita yang disampaikan oleh pasien. Hal lain yang juga
harus diperhatikan adalah pasien mengeluhkan hal-hal yang sebenarnya bukan
masalah pokok atau keluhan utamanya, misalnya mengeluh lemas dan tidak nafsu
makan sejak beberapa hari lalu, tetapi sesungguhnya ia mengalami demam yang tidak
diceritakan segera pada waktu ditanyakan dokter.
3. Riwayat PenyakitSekarang
58
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
2018
CSL Semester 3 Edisi Pertama
Riwayat perjalan penyakit merupakan cerita yang kronologis, terinci dan jelas
mengenai keadaan kesehatan pasien sejak sebelum keluhan utama, sampai pasien
datang berobat. Pasien diminta menceritakan gejala-gejala yang muncul dengankata-
59
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
2018
CSL Semester 3 Edisi Pertama
katanya sendiri. Informasi tambahan tentang keluhan pasien dapat diperoleh dengan
mengajukan pertanyaan yang spesifik. Riwayat perjalanan penyakit disusun dalam
bahasa Indonesia yang baik sesuai dengan apa yang diceritakan pasien, tidak boleh
menggunakan bahasa kedokteran, apalagi melakukan interpretasi dari apa yang
dikatakan oleh pasien. Dalam mewawancarai pasien gunakanlah kalimat terbuka (kata
tanyaapa, mengapa, bagaimana, bilamana), bukan kalimat tertutup/ kata tanya yang
mendesak sehingga pasien hanya dapat ya dan tidak, kecuali bila akan memperjelas
sesuatu yang kurang jelas.
60
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
2018
CSL Semester 3 Edisi Pertama
4. Riwayat penyakitdahulu
5. Anamnesis susunansistem
61
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
2018
CSL Semester 3 Edisi Pertama
Penting untuk mencari kemungkinan penyakit herediter, familial , atau penyakit infeksi.
Pada penyakit kongenital perlu ditanya juga riwayat kehamilan dan kelahiran.
7. RiwayatPribadi
Pasien- pasien yang sering melakukan perjalan juga harus ditanyakan tujuan
perjalanan yang telah dilakukan untuk mencari kemungkinan tertular penyakit infeksi
tertentu di tempat tujuan perjalanannya.Bila ada indikasi, riwayat perkawinan dan
kebiasaan seksualnya harus ditanyakan.Anamnesis juga mengenai lingkungan tempat
tinggal pasien, termasuk keadaan rumahnya, sanitasi, sumber air minum, ventilasi,
jamban, tempat pembuangan sampah dansebagainya.
Pada penularan penyakit infeksi, faktor lingkungan mempunyai pengaruh yang sangat
penting.Berbagai penyakit infeksi ditularkan lewat sekret nasofaringeal, ekskret urine
dan feses, lewat kontak, lewat binatang vektor, atau bahkan lewat partikel
udara.Misalnya : pada penyakit demam tifoid, Salmonella typhi ditransmisikan lewat
saluran gastrointestinal, terutama oleh makanan atau air terkontaminasi yang kemudian
masuk ke saluran cerna. Maka, mungkin saja penderita tertular penyakit lewat teman/
keluarga satu rumah yang menderita keluhan yang sama. Lingkungan rumah penderita
yang banyak tikusnya, hal ini dapat menjadi suatu dugaan keterkaitan dengan penyakit
62
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
2018
CSL Semester 3 Edisi Pertama
Anamnesis mengenai kebiasaan makan dan minum seharti-hari pasien juga penting
ditanyakan. Misalnya, pasien yang memiliki kebiasaan memakan ikan mentah, tidak
memasak air yang akan diminum, atau memakan tumbuhan yang tidak dimasak,
memiliki resiko tinggi terinfeksi cacing hati, dan sebagainya.
G. Daftar Pustaka
Anonim. 2001. Buku Panduan Skill Lab FK UGM.Yogyakarta
Soedarmo,SumarmoS.P,dkk.2010.BukuAjarInfeksidanPediatriTropis.IDAI:
Jakarta
Sudoyo, Aru W, dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I dan Jilid III. Ilmu
Penyakit Dalam FKUI:Jakarta
Widoyo. 2005. Penyakit Tropis, Epidemiologi, Penularan, Pencegahan dan
Pemberantasannya. Erlangga:Jakarta
H. Cek List Latihan : Anamnesis Penyakit Yang Berhubungan Dengan Keluhan Demam
(Tropik Infeksi)
63
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
2018
CSL Semester 3 Edisi Pertama
64
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
2018
CSL Semester 3 Edisi Pertama
65
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
2018
CSL Semester 3 Edisi Pertama
A. TEMA :
Keterampilan Komunikasi Anamnesis Penyakit Hematoimunologi
B. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Tujuan instruksional umum
Mahasiswa mampu melakukan anamnesis penyakit hematoimunologi dengan baik dan
benar
2. Tujuan instruksional khusus
Mahasiswa dapat mengawali dan mengakhiri anamnesis secara urut
Mahasiswa mengucapkan salam pembuka di awal dan penutup di akhir
Mahasiswa dapat menggali informasi dengan detail, namun relevan dengan
permasalahan terutama masalah penyakit hematoimunologi
Mahasiswa dapat menunjukkan penampilan yang baik
Mahasiswa dapat menjaga suasana proses anamnesis yang baik
Mahasiswa dapat memahami dan menggunakan bahasa yang dipahami responden
Mahasiswa dapat menghindari sikap interogasi
Mahasiswa dapat melakukan cross check
Mahasiswa dapat bersikap netral
Mahasiswa dapat melaksanakan umpan balik
Mahasiswa dapat mencatat hasil anamnesis dengan jelas serta menyimpulkan hasil
anamnesis.
66
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
2018
CSL Semester 3 Edisi Pertama
D. SKENARIO
Seorang pasien perempuan berumur 15 tahun, datang ke praktek anda dengan keluhan badan
lemah, lesu, cepat lelah serta mata berkunang-kunang sejak 2 minggu yang lalu. Lakukan
anamnesis pada pasien tersebut.
E. DASAR TEORI
diperhatikan. Kemudian rahasia harus dipegang kuat karena pasien datang dengan rasa
kepercayaan.Bila anamnesis dilakukan dengan baik maka lebih kurang 70% diagnosis penyakit
sudah dapat ditegakkan.
Berikut akan kita bahas beberapa keluhan yang disebabkan oleh penyakit
hematoimunologi, sehingga diharapkan dengan teknik anamnesis yang baik dapat membantu
dalam menegakkan diagnosis penyakit hematoimunologi:
1. Gejala sistemik, berupa:
- Berat badan menurun 10% dalam waktu 6 bulan
- Demam tinggi 380C selama ±1minggu tanpa sebab yang jelas
- Keringat malam
- Pembesaran kelenjar getah bening
2. Anemia. Gejala anemia dapat digolongkan menjadi tiga jenis gejala, yaitu:
Gejala umum anemia.
Gejala umum anemia, disebut juga sebagai sindrom anemia terdiri dari rasa lemah,
lesu, cepat lelah, telinga mendenging (tinitus), mata berkunang-kunang, kaki terasa
dingin sesak napas, dan dispepsia.
Gejala khas masing-masing anemia. Gejala ini khas untuk masing-masing jenis
anemia. Sebagai contoh:
anemia defisiensi besi : disfagia, atrofi papil lidah, stomatitis angularis, dan
kuku sendok (koilonychia)
anemia megaloblastik : glositis, gangguan neurologik pada defisiensi vitamin
B12
anemia hemolitik : ikterus, splenomegali, dan hepatomegali
anemia aplastik : perdarahan dan tanda – tanda infeksi
Gejala penyakit dasar
Gejala yang timbul akibat penyakit dasar yang menyebabkan anemia sangat bervariasi
tergantung dari penyebab anemia tersebut. Misalnya gejala akibat infeksi cacing
68
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
2018
CSL Semester 3 Edisi Pertama
tambang : sakit perut, pembengkakan parotis dan warna kuning pada telapak tangan.
Pada kasus tertentu sering gejala penyakit dasar lebih dominan, seperti misalnya pada
anemia akibat penyakit kronik oleh karena artritis reumatoid.
3. Keluhan organ (misalnya lambung, nasofaring)
F. PROSEDUR
Anamnesis yang baik akan terdiri dari identitas, keluhan utama, riwayat penyakit sekarang,
riwayat penyakit dahulu, anamnesis sistem, riwayat penyakit dalam keluarga, dan riwayat
pribadi.
1. Identitas Pasien
Identitas pasien merupakan bagian yang paling penting dalam anamnesis.Kesalahan
identifikasi pasien dapat berakibat fatal, baik secara medis, etika, maupun hukum.
Identitas diperlukan untuk memastikan bahwa pasien yang dihadapi adalah memang
benar pasien yang dimaksud, selain itu juga diperlukan untuk data penelitian , asuransi,
dan lain sebagainya.
Identitas meliputi:
Nama lengkap pasien
Umur atau tanggal lahir
Jenis kelamin
Golongan darah
Alamat
Pendidikan
Pekerjaan
Suku bangsa
Agama.
69
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
2018
CSL Semester 3 Edisi Pertama
70
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
2018
CSL Semester 3 Edisi Pertama
4. Hubungan dengan waktu, misalnya pagi lebih sakit daripada siang dan sore, atau
terus-menerus tidak mengenal waktu
5. Hubungannya dengan aktifitas, misalnya bertambah berat jika melakukan aktifitas,
atau bertambah ringan jika beristirahat.
6. Keluhan-keluhan lain yang menyertai serangan, misalnya keluhan yang mendahului
serangan, atau keluahan lain yang bersamaan dengan serangan
7. Apakah keluhan pertama kali atau sudah berulang
8. Faktor risiko dan pencetus serangan , termasuk faktor-faktor yang memperberat atau
meringankan serangan.
Berikut adalah beberapa faktor resiko penyakit hematoimunologi antara lain:
Riwayat penggunaan obat (misalnya : fenilbutazon, senyawa sulfur,
antikonvulsan, NSAID, dll)
Riwayat terpapar bahan-bahan toksik seperti radiasi, obat-obatan atau senyawa
kimia tertentu (ex : benzena)
Asupan nutrisi tidak adekuat : vegetarian, diet yang tidak seimbang (sering pada
peminum alkohol, usia belasan tahun, beberapa bayi), makanan banyak serat,
rendah vitamin C dan rendah daging,dll.
Keperluan yang meningkat : kehamilan, bayi, prematuritas, anak dalam masa
pertumbuhan, keganasan peningkatan hematopoiesis (anemia hemolitik kronik),
hemolisis, dan lain sebagainya
Malabsorbsi : akibat neoplasma, obat-obatan (fenitoin, kolkisin, neomisin, dll),
enteritis, gastrektomi, dan lain sebagainya.
Adanya perdarahan menahun yang dapat berasal dari:
saluran cerna : akibat tukak peptik, pemakaian salisilat atau NSAID, infeksi
cacing tambang dll
saluran genitalia perempuan : menorrhagia atau metrorhagia
71
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
2018
CSL Semester 3 Edisi Pertama
keadaan rumahnya, sanitasi, sumber air minum, ventilasi, jamban, tempat pembuangan
sampah dan sebagainya.
Anamnesis mengenai pola diet/ kebiasaan makan dan minum sehari-hari pasien juga
penting ditanyakan.
Pasien dengan asupan nutrisi yang tidak mencukupi seperti seseorang yang sedang
menjalani diet ketat, vegetarian, ataupun peminum alkohol, memiliki resiko terjadinya
defisiensi kobalamin dan asam folat. Hal ini menyebabkan terjadinya anemia
megaloblastik.
G. DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2001. Buku Panduan Skill Lab FK UGM. Yogyakarta
Sudoyo, Aru W, dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I dan Jilid II. Ilmu
Penyakit Dalam FKUI: Jakarta
H. TUGAS MAHASISWA
1) Masing-masing mahasiswa membuat anamnesis pasien dengan keluhan penyakit
yang berhubungan dengan sistem hematoimunologi seperti anemia, alergi obat,
reaksi hipersensitivitas, kejadian ikutan paska imunisasi (KIPI), dll.
Consent
5 Meminta waktu & ijin untuk melakukan alloanamnesis
jika diperlukan
ITEM PROSEDURAL
Menanyakan identitas pasien :
Nama , Umur , jenis kelamin (dicatat saja tidak perlu
ditanyakan), golongan darah, alamat lengkap, pekerjaan, agama
6 dan suku bangsa
Pastikan menggali identitas tidak terkesan interogasi
tidak harus berurutan dicari lengkap, boleh diselang-seling saat
anamnesis berlangsung
Menanyakan Riwayat Penyakit Sekarang
a. Menanyakan keluhan utama
7
Cross cek, dan Pastikan Keluhan Utama
8 b. Menanyakan keluhan lain/ tambahan
c. Menggali informasi tentang riwayat penyakit sekarang
waktu dan lama
sifat
lokalisasi dan penyebaran
hubungan dengan waktu dan aktifitas
9 keluhan yang mendahului dan menyertai serangan
keluhan muncul pertama kali/ sudah berulang
faktor resiko dan pencetus serangan
riwayat keluarga dengan keluhan yang sama
perkembangan penyakit
upaya pengobatan & hasilnya
74
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
2018
CSL Semester 3 Edisi Pertama
pasien)
75
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
2018
CSL Semester 3 Edisi Pertama
1. Tema Pembelajaran
Keterampilan pemeriksaan limfe/ kelenjar getah bening (KGB)
2. Tujuan
1. Mahasiswa mampu melakukan persiapan pemeriksaan kelenjar getah bening
2. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan kelenjar getah bening
3. Level Kompetensi
5. Skenario
Seorang anak usia 7 tahun datang dengan keluhan lemas dan pucat. Keluahan sudah
dirasakan sejak 2 bulan yang lalu.Keluhan disertai dengan demam yang tidak teralu tinggi,
nafsu makan berkurang yang menyebabkan berat badan berkurang.Keluhan mual dirasakan
dan merasa perut terdapat benjolan.Pasien juga mengeluhkan sering memar bila terbentur
sesuatu.Bila menggosok gigi pasien mengeluhkan gusi sering berdarah.Pasien juga
merasakan ada benjolan di leher, ketiak, dan selangkangan.Pasien belum pernah berobat.
Keluhan serupa tidak ada pada keluarga pasien
76
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
2018
CSL Semester 3 Edisi Pertama
Kelenjar getah bening adalah bagian dari sistem pertahanan tubuh kita. Tubuh kita memiliki
kurang lebih sekitar 600 kelenjar getah bening, namun hanya didaerah submandibular (bagian
bawah rahang bawah; sub: bawah;mandibula:rahang bawah), ketiak atau lipat paha yang teraba
normal pada orang sehat.Terbungkus kapsul fibrosa yang berisi kumpulan sel-sel pembentuk
pertahanan tubuh dan merupakan tempat penyaringan antigen (protein asing) dari pembuluh-
pembuluh getah bening yang melewatinya. Pembuluh-pembuluh limfe akan mengalir ke KGB
sehingga dari lokasi KGB akan diketahui aliran pembuluh limfe yang melewatinya.
Oleh karena dilewati oleh aliran pembuluh getah bening yang dapat membawa antigen
(mikroba, zat asing) dan memiliki sel pertahanan tubuh maka apabila ada antigen yang
menginfeksi maka kelenjar getah bening dapat menghasilkan sel-sel pertahanan tubuh yang lebih
banyak untuk mengatasi antigen tersebut sehingga kelenjar getah bening membesar. Pembesaran
77
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
2018
CSL Semester 3 Edisi Pertama
kelenjar getah bening dapat berasal dari penambahan sel-sel pertahanan tubuh yang berasal dari
KBG itu sendiri seperti limfosit, sel plasma, monosit dan histiosit,atau karena datangnya sel-sel
peradangan (neutrofil) untuk mengatasi infeksi di kelenjar getah bening (limfadenitis), infiltrasi
(masuknya) sel-sel ganas atau timbunan dari penyakit metabolit makrofag (gaucher disease).
Dengan mengetahui lokasi pembesaran KGB maka kita dapat mengerahkan kepada lokasi
kemungkinan terjadinya infeksi atau penyebab pembesaran KGB.
Saluran Limfe
Terdapat dua batang saluran limfe utama, ductus thoracicus dan batang saluran kanan.
Ductus thoracicus bermula sebagai reseptakulum khili atau sisterna khili di depan vertebra
lumbalis. Kemudian berjalan ke atas melalui abdomen dan thorax menyimpang ke sebelah kiri
kolumna vertebralis, kemudian bersatu dengan vena-vena besar di sebelah bawah kiri leher dan
menuangkan isinya ke dalam vena-vena itu.Ductus thoracicus mengumpulkan limfe dari semua
bagian tubuh, kecuali dari bagian yang menyalurkan limfenya ke ductus limfe kanan (batang
saluran kanan).
Ductus limfe kanan ialah saluran yang jauh lebih kecil dan mengumpulkan limfe dari sebelah
kanan kepala dan leher, lengan kanan dan dada sebelah kanan, dan menuangkan isinya ke dalam
vena yang berada di sebelah bawah kanan leher.
Sewaktu suatu infeksi pembuluh limfe dan kelenjar dapat meradang, yang tampak pada
pembengkakan kelenjar yang sakit atau lipat paha dalam hal sebuah jari tangan atau jari kaki
terkena infeksi.
78
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
2018
CSL Semester 3 Edisi Pertama
Fungsi
1. Mengembalikan cairan dan protein dari jaringan ke dalam sirkulasi darah.
2. Mengangkut limfosit dari kelenjar limfe ke sirkulasi darah.
3. Untuk membawa lemak yang sudah dibuat emulsi dari usus ke sirkulasi darah. Saluran
limfe yang melaksanakan fungsi ini ialah saluran lakteal.
4. Kelenjar limfe menyaring dan menghancurkan mikroorganisme untuk menghindarkan
penyebaran organisme itu dari tempat masuknya ke dalam jaringan, ke bagian lain tubuh.
79
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
2018
CSL Semester 3 Edisi Pertama
5. Apabila ada infeksi, kelenjar limfe menghasilkan zat anti (antibodi) untuk melindungi
tubuh terhadap kelanjutan infeksi.
7. Prosedur
Pemeriksaan Kelenjar Getah Bening :
1. Lakukan informed consent
2. Cuci tangan WHO
3. Minta pasien untuk berhadapan dengan pemeriksa
4. Area kepala dan leher
a. Inspeksi daerah leher
b. Palpasi menggunakan bantalan dari jari telunjuk dan jari tengah dengan gerakan
memutar secara lembut, minta pasien untuk rileks. Palpasi secara
sistematis/berurutan:
i. Preauricular
ii. Posterior auricular
iii. Occipital
iv. Tonsilar
v. Submandibular
vi. Submental
vii. Superficial servical
viii. Posterior servikal, parotid
ix. Deep servikal
x. Supraclavicular
c. Rasakan ukuran, bentuk, batas, mobility, konsistensi dan nyeri
5. Area lengan
a. Inspeksi kedua lengan pasien, nilai dari ujung jari hingga bahu
1. Minta pasien untuk mengangkat kedua lengannya ke arah depan
80
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
2018
CSL Semester 3 Edisi Pertama
81
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
2018
CSL Semester 3 Edisi Pertama
a. Edema kelenjar limfe di lengan dan tangan mungkin akibat dari diseksi kelenjar
limfe aksila dan terapi radiasi
b. Limfe epitrochlear yang membesar kemungkinan merupakan infeksi lokal atau
distal atau berhubungan dengan limfadenopati generalisata.
c. Limfadenopati berarti pembesaran kelenjar limfe dengan atau tanpa nyeri. Coba
untuk membedakan antara limfadenopati lokal dan generalisata dengan
menemukan (1) lesi penyebab di drainage area atau (2) pembesaran limfe
setidaknya di area yang tidak berdekatan.
3. KGB dan daerah sekitarnya harus diperhatikan. Kelenjar getah bening harus diukur untuk
perbandingan berikutnya. Harus dicatat ada tidaknya nyeri tekan, kemerahan, hangat
pada perabaan, dapat bebas digerakkan atau tidak dapat digerakkan, apakah ada fluktuasi,
konsistensi apakah keras atau kenyal.
Ukuran : normal bila diameter <1cm (pada epitroclear >0,5cm dan lipat paha >1,5cm
dikatakan abnormal)
Bentuk
Batas
Mobilitas
Nyeri tekan : umumnya diakibatkan peradangan atau proses perdarahan
Konsistensi : keras seperti batu mengarahkan kepada keganasan, padat seperti karet
mengarahkan kepada limfoma; lunak mengarahkan kepada proses infeksi; fluktuatif
mengarahkan telah terjadinya abses/pernanahan
Penempelan/bergerombol : beberapa KGB yang menempel dan bergerak bersamaan
bila digerakkan. Dapat akibat tuberkulosis, sarkoidosis, keganasan.
4. Bila nodul tumbuh dengan cepat, menempel ke jaringan di bawahnya, atau keras
biasanya menandakan keganasan
82
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
2018
CSL Semester 3 Edisi Pertama
8. Daftar Pustaka
Anonim. 2007. Skills Lab Jilid 8 Tahun Akademik 2007/2008. Clinical Skill’s
Laboratory. Universitas Padjadjaran. Bandung.
Ikatan Dokter Indonesia. 2017. Panduan Keterampilan Klinis bagi Dokter di Fasilitas
Kesehatan Primer. Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia: Jakarta.
Lymphatic Drainage in Body. Akses from
:http://www.australiancolonhealth.com.2Fmanual-lymphatic-drainage.
Szilagy, Peter G. 2002. Bate’s guide to phsycal examination. McGraw-Hill.
9. Evaluasi
Inspeksi kedua lengan pasien, nilai dari ujung jari hingga bahu
a. Minta pasien untuk mengangkat kedua lengannya ke arah depan
b. Nilai ukuran, kesimetrisan dan lihat apakah ada pembengkakan
Palpasi epitrochlear node
a. Minta pasien untuk memfleksikan siku 90° dan angkat serta tahan
lengan pasien dengan tangan pemeriksa (bagian kanan dengan
bagian kanan dan sebaliknya)
b. Palpasi di lekukan antara otot biceps dan triceps, sekitar 3 cm di
atas epycondilus medial. Jika teraba nilai ukuran konsistensi dan
nyeri
Area tungkai
Inspeksi kedua ekstremitas bawah pasien dari pangkal paha dan bokong
hingga kaki. Minta pasien untuk berdiri dengan santai. Nilai ukuran,
kesimetrisan dan lihat apakah ada pembengkakan.
8
Palpasi kelenjar limfe inguinal superfisial, termasuk grup vertikal dan
horizontal
a. Palpasi inguinal kiri dengan tangan kanan dan sebaliknya
b. Nilai ukuran, konsistensi, persebaran dan nyeri.
ITEM PROFESIONALISME
9 Cuci tangan WHO
10 Melakukan dengan penuh percaya diri
11 Melakukan dengankesalahan minimal
84
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
2018
CSL Semester 3 Edisi Pertama
EDUKASI PASIEN
dr. Azelia Nusadewiarti, MPH
A. TEMA
Edukasi pasien, rencana menginformasikan kepada pasien tentang informasi secara umum
tentang penyakit, pemeriksaan penunjang, tindakan dan terapi, serta rehabilitasi.
B. TUJUAN PEMBELAJARAN
85
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
2018
CSL Semester 3 Edisi Pertama
D. SKENARIO
Seorang laki-laki, 40 tahun, datang dengan keluhan nyeri dan bengkak pada lutut sejak 3 hari
lalu. Keluhan ini disertai dengan kesulitan untuk menggerakkan lutut.Pada hari keempat, saat
bangun tidur pada pasien merasa lututnya kaku.Penderita tidak batuk pilek.Sudah minum obat
penghilang nyeri, tetapi hanya hilang sebentar, sehingga dia memeriksakan diri ke pada saudara
dokter keluarga di KDK Avicenna.
Hasil pemeriksaan tanda vital T 110/90 mmHg N 120x/mnt. Pada pemeriksaan laboratorium
didapatkan jumlah leukosit 5.600/mm3, hematokrit 40% serta jumlah trombosit 350.000/mm3.istri
pasien juga terkadang mengeluh hal yang sama, namun belum berobat.
E. DASAR TEORI
Penatalaksanaan Penyakit dengan pendekatan keluarga (5 level prevention)
• Pengobatan awal
Pemulihan (Rehabilitation)
• Penyediaan fasilitas pelatihan di RS dan masyarakat agar kemampuan yang tersisa dapat
dimanfaatkan secara maksimum
• Edukasi masyarakat dan industri agar menerima mereka yang telah direhabilitasi
• Sedapat mungkin diusahakan supaya semua dapat bekerja Kualitas hidup yang baik dan
bermanfaat
Edukasi pasienpada pasien tergantung kasusnya pada tingkat/level pencegahan yang ditemukan
Dalam menyampaikan informasi setelah dilakukan anamnesis secara lengkap, dilanjutkan dengan
pemeriksaan fisik yang teliti serta pemeriksaan penunjang yang relevan sehingga didapat diagnosis yang
tepat, maka kita akan melakukan edukasi pasien. Dalam melakukan edukasi pasien , maka kita perlu
merencanakan tentang materi informasi yang akan disampaikan, siapa yang akan diberi informasi, berapa
banyak atau sejauh mana, kapan menyampaikan informasi, dimana tempat menyampaikan informasi dan
bagaimana cara penyampaian informasi.
87
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
2018
CSL Semester 3 Edisi Pertama
5. Di mana menyampaikannya
• Di ruang praktik dokter.
• Di bangsal, ruangan tempat pasien dirawat.
• Di ruang diskusi.
• Di tempat lain yang pantas, atas persetujuan bersama, pasien/keluarga dan dokter.
6. Bagaimana menyampaikannya
• Informasi penting sebaiknya dikomunikasikan secara langsung, tidak melalui telpon, juga tidak
diberikan dalam bentuk tulisan yang dikirim melalui pos, faksimile, sms, internet.
• Persiapan meliputi:
materi yang akan disampaikan (bila diagnosis, tindakan medis, prognosis sudah disepakati
oleh tim);
ruangan yang nyaman, memperhatikan privasi, tidak terganggu orang lalu lalang, suara
gaduh dari tv/radio, telepon;
waktu yang cukup;
mengetahui orang yang akan hadir (sebaiknya pasien ditemani oleh keluarga/orang yang
ditunjuk; bila hanya keluarga yang hadir sebaiknya lebih dari satu orang).
Jajaki sejauh mana pengertian pasien/keluarga tentang hal yang akan dibicarakan.
Tanyakan kepada pasien/keluarga, sejauh mana informasi yang diinginkan dan amati
kesiapan pasien/keluarga menerima informasi yang akan diberikan.
A = Ajak Bicara
J = Jelaskan
I = Ingatkan
Secara rinci penjelasan mengenai SAJI adalah sebagai berikut.
Salam:
Beri salam, sapa dia, tunjukkan bahwa Anda bersedia meluangkan waktu untuk berbicara
dengannya.
Ajak Bicara:
Usahakan berkomunikasi secara dua arah.Jangan bicara sendiri.Dorong agar pasien mau dan
dapat mengemukakan pikiran dan perasaannya.Tunjukkan bahwa dokter menghargai
pendapatnya, dapat memahami kecemasannya, serta mengerti perasaannya.Dokter dapat
menggunakan pertanyaan terbuka maupun tertutup dalam usaha menggali informasi.
Jelaskan:
Beri penjelasan mengenai hal-hal yang menjadi perhatiannya, yang ingin diketahuinya, dan yang
akan dijalani/dihadapinya agar ia tidak terjebak oleh pikirannya sendiri. Luruskan persepsi yang
keliru. Berikan penjelasan mengenai penyakit, tindak medis dan terapi, pemeriksaan penunjang
yang relevan, rehabilitasi atau apapun secara jelas dan detil.
Ingatkan:
Percakapan yang dokter lakukan bersama pasien mungkin memasukkan berbagai materi secara
luas, yang tidak mudah diingatnya kembali.Di bagian akhir percakapan, ingatkan dia untuk hal-hal
yang penting dan koreksi untuk persepsi yang keliru. Selalu melakukan klarifikasi apakah pasien
telah mengerti benar, maupun klarifikasi terhadap hal-hal yang masih belum jelas bagi kedua belah
pihak serta mengulang kembali akan pesan-pesan kesehatan yang penting
G. DAFTAR PUSTAKA
1. Azwar Azrul, Pengantar Pelayanan Dokter Keluarga. Yayasan Penerbit IDI, Jakata;1996
2. Gan, Goh Lee, at all, A primer On Family Medicine Practice, Singapore International
Foundation, Singapore, 2004
3. Konsil Kedokteran Indonesia. Komunikasi Efektif Dokter-Pasien. Jakarta: KKI. 2006
4. Mc Whinney, A Text Book of family Medicine, Oxford University, New York; 1989
5. Poernomo, Ieda SS. Pengertian KIE dan Konseling. Jakarta: Makalah Perinasia. 2004
89
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
2018
CSL Semester 3 Edisi Pertama
90
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
2018
CSL Semester 3 Edisi Pertama
91
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
2018