Kelompok III:
a. Ambang Tetap
Bangunan air ini dibangun melintang sungai dan sengaja dibuat untuk
meninggikan muka air dengan ambang tetap sehingga air sungai dapat
disadap dan dialirkan secara gravitasi ke jaringan irigasi (Mawardi,
2010). Ada beberapa jenis ambang tetap berdasarkan pelimpahnya yang
sering digunakan diantaranya :
- Pelimpah Lurus, pelimpah yang umumnya banyak digunakan dan
dikembangkan untuk bendung tetap.
- Pelimpah Lengkung, pelimpah alternatif lain dari bentuk lurus.
- Pelimpah berbentuk Gergaji, pelimpah yang diperlukan bila panjang
ambang tidak mencukupi dan biasanya untuk sungai dengan lebar yang
kecil tapi debit airnya besar.
b. Mercu Bendung
Pada umumnya ada dua tipe mercu untuk bendung pelimpah, yaitu tipe
bulat dan tipe ogee. Kedua bentuk mercu tersebut dapat dipakai baik
untuk konstruksi beton maupun pasangan batu ataupun bentuk
kombinasi dari keduanya. Kemiringan maksimum muka bendung bagian
hilir untuk kedua tipe mercu adalah 1:1. (Standar Perencanaan Irigasi,
Kriteria Perencanaan bagian Bangunan Utama KP-02)
- Mercu bulat pada sungai akan banyak memberikan keuntungan karena
bangunan ini akan mengurangi tinggi muka air hulu selama banjir.
- Mercu ogee berbentuk tirai luapan bawah dari bendung ambang tajam
aerasi.
d. Peredam Energi
Bangunan peredam energi bendung adalah struktur dari bangunan di
hilir tubuh bendung yang terdiri dari berbagai bentuk dan di kanan
kirinya dibatasi oleh tembok pangkal bendung dilanjutkan dengan
tembok sayap hilir dengan bentuk tertentu. Fungsi peredam energi yaitu
untuk meredam energi air akibat pembendungan, agar air di hilir
bendung tidak menimbulkan penggerusan setempat yang
membahayakan struktur. Ada beberapa bentuk peredam energi yang
biasa digunakan diantaranya :
- Peredam Energi Lantai Hilir dengan Ambang Akhir berfungsinya untuk
meredam energi air agar tidak menimbulkan penggerusan setempat yang
membahayakan bangunan bagian hilir. Pada tipe ini pemecahan energi
air ditimbulkan terutama oleh gesekan air dengan air, lantai dan dinding
bangunan. Aliran yang keluar ke sungai dari bangunan diratakan oleh
ambang akhir yang berkotak-kotak. Tipe ini dipilih untuk peredam
energi bendung yang berlokasi di sungai-sungai dengan angkutan
sedimen dominan fraksi kerikil dan pasir.
- Peredam Energi Cekung berfungsi untuk menjauhkan kedung
penggerusan setempat dari bangunan dan menghindarkan benturan batu
langsung pada permukaan bangunan.
- Peredam Energi Berganda adalah banguna peredam energi berganda
sangat cocok dibangun di sudetan sungai dengan ketinggian lebih dari
10 m. Keuntungan pemakaian tipe ini antara lain yaitu pematahan energi
yang besar karena dua ruang olakan sehingga penggerusan setempat
menjadi lebih dangkal, jauh lebih stabil karena bentuknya yang besar,
dan kerusakan lantai dan tubuh bendung akibat terjunan air dapat
dihindari.
- Peredam Energi Tipe USBR yaitu peredam energi dikembangkan oleh
USBR (United States Bureau of Reclamation) dengan kriteria desain
yang bisa dilihat pada Hydraulic Design of Stilling Basin and Energy
Dissipators. (Peterka, 1963)
Rectangular Notch adalah salah satu jenis aliran terbuka. Aliran pada saluran
terbuka merupakan pernurunan Fluida dengan kecepatan (Density) yang berbeda.
Biasanya pada saluran terbuka, fluida itu adalah udara dan air dimana kecepatan
udara yang lebih kecil dari pada kecepatan air. Pada bendung dasar ini, digunakan
2 rumus sesuai bentuknya, yaitu sebagai berikut :
a. Lubang Segi Empat
2
𝑄 = 𝐶𝑑. . 𝐵. √2. 𝑔. √𝐻³
3
Keterangan :
Q : Debit aliran yang melimpas diatas dasar lubang
Cd : Koefisien kontraksi
B : Lebar lubang
H : Head diatas dasar lubang
g : 9,81 m/ s²
b. Lubang Segi Tiga
8 𝜃
𝑄 = 𝐶𝑑. . √2. 𝑔. tan . √𝐻⁵
15 2
Keterangan :
Q : Debit aliran yang melimpat diatas dasar lubang
Cd : Koefisien kontraksi
ϴ : Sudut bukaan segi tiga
H : Head diatas dasar lubang
X Y
X² Y² XY
H Q
0,01 2,36237E-05 0,0001 5,5808E-10 2,36237E-07
0,015 6,50993E-05 0,000225 4,23792E-09 9,7649E-07
0,02 0,000133636 0,0004 1,78586E-08 2,67272E-06
0,025 0,000233452 0,000625 5,45E-08 5,83631E-06
Σ 0,00135 7,71546E-08 9,72175E-06
10.6. Analisa
10.6.1. Analisa Percobaan
Pratikum ini dilakukan pada Sabtu, pada 20 April 2019 di
Laboratorium Hidrolika, Hidrologi dan Sungai Universitas Indonesia.
Pratikum kali ini merupakan pratikum dengan judul Bendung Dasar dengan
tujuan menentukan koefisien kontraksi dari pengukur debit berbentuk segi
empat dan segi tiga. Pada praktikum ini, praktikan menggunakan beberapa
alat, diantara seperti Meja hidrolika,dinding peredam yang berfungsi
mengatur agar terjadi aliran yang tenang, alat duga dengan perlengkapan
yang berbentuk jarum pancing, bendung dasar dan stop watch.
Ada beberapa bagian dari alat duga dengan perlengkapan
yangberbentuk jarum pancing, yaitu Jarum yang berfungsi sebagai penanda
dengan muka air dimana jarum ini ujungnya harus berada di permukaan,
lalu sekrup pengencang yang berfungsi sebagai pengencang pada batang
skala, sekrup halus yang berfungsi sebagai pengencang pada dudukan,
selanjutnya skala yang berguna sebagai penunjuk ketinggian dalam satuan
mm dan dudukan yang berbentuk segi empat dan segi tiga. Yang terpenting
adalah penyuplai air yang berfungsi agar seperangkat alat pengukur aliran
mendapatkan suplai air..
Pada saat praktikum, menggunakan 2 jenis bentuk, yaitu segi empat
dan segi tiga. Lubang berbentuk segi empat memiliki lebar sebesar 3 cm
sedangkan lubang berbentuk segi tiga memiliki sudut bukaan sebesar 90⁰ .
Praktikan menggunakan ketinggian sebesar 10, 15, 20 dan 25 mm, dengan
volume air yaitu 1 Liter. Selanjutnya, praktikan menghitung lamanya waktu
aliran hingga penuh.
Pada lubang berbentuk segi empat, praktikan mendapatkan lamanya
waktu yang berbeda disetiap ketinggiannya. Pada ketinggan 10 mm waktu
yang dibutuhkan untuk penuh sebesar 06,02 detik. Lalu pada ketinggian 15
mm sebesar 05,70 detik. Selanjutnya pada ketinggian 20 mm yaitu sebesar
05,22 detik dan pada ketinggian 25 mm yaitu sebesar 06,75 detik.
Selanjutnya, praktikan menggantinya menggunakan lubang
berbentuk segi tiga dengan menggunakan ketinggian dan volume yang sama
dengan lubang berbentuk segi empat. Pada ketinggian 10 mm didapatkan
waktu sebesar 14,86 detik. Lalu pada ketinggian 15 mm waktu yang
dibutuhkan hingga aliran penuh sebesar 14,09 detik. Selanjutnya pada
ketinggian 20 mm waktu yang didapatkan sebesar 06,56 detik dan pada
ketinggian 25 mm sebesar 07,32 detik. Terlihat perbedaan lubang berbentuk
segi empat dan segi tiga, hal ini dikarenakan lubang berbentuk segi tiga
lebih menyempitkan aliran sehingga dibutuhkan waktu yang lebih lama
untuk penuh dibandingkan yang berbentuk segi empat. Setelah semua
percobaan selesai, praktikan meletakkan semua alat dan bahan seperti
kondisi semula.
10.6.2. Analisa Hasil
Pada pratikum ini, didapatkan data-data berupa waktu yang
dibutuhkan hingga air penuh dan juga debit aliran. Selanjutnya praktikan
mencari Koefisien kontraksi (Cd) dan regresi linear pda lubang berbentuk
segi empat dan segi tiga. Koefisien kontraksi (Cd) digunakan untuk
mengetahui perbedaan debit aliran pada pratikum dan debit aliran pada
literature. Dengan menggunakan persamaan untuk lubang segi empat (A)
dan lubang segi tiga (B) yaitu :
2 8 𝜃
A) Q = Cd. 3 . 𝐵. √ 2. 𝑔. √𝐻³ B) Q = Cd. 15 . √2. 𝑔. 𝑡𝑎𝑛 2 √𝐻⁵
10 mm 1,8750982
15 mm 1,0779752
20 mm 0,7645484
25mm 0,4230646
10 mm 2,8486098
15 mm 1,0902162
20 mm 1,1407039
25mm 0,5851816
10.7. Aplikasi
Pengaplikasian bendung dasar banyak dipakai pada sistem pengolahan
limbah, irigasi dan saluran pembuangan limbah. Pengukuran dapat
dilakukan dengan mengukur kecepatan aliran dengan satuan yang umum
yaitu gallon per menit (gpm) menjadi gallon per hari.
10.8. Kesimpulan
1. Dari koefisien kontraksi praktikum pada lubang berbentuk segi empat
yaitu sebesar 0,000674922 dan pada segi tiga sebesar 7,59288E-07.
2. Didapatkan kesalahan relatif yang besar pada kedua lubang, yaitu
99,93% pada lubang berbentuk segi empat dan 99,99% pada lubang
berbentuk segi tiga.
10.1 0.Lampiran-lampiran