MODUL II
HIGH VOLUME AIR SAMPLER (HVAS)
KELOMPOK II
Sarah Maulina (1172005016)
Sarah Winda F. (1172005006)
Verbi Fernendi (1172005008)
Wahyuni Nur S. (1172005017)
Dengan keterangan:
[C] = konsentrasi Total Suspended Paticulate (TSP) di udaraambient (µg/m3)
Mt = berat filter setelah pengambilan sampel udara (µg)
M0 = berat filter bersih atau sebelum pengambilan sampeludara (µg)
T = lama pencuplikan atau pengambilan sampel (jam)V = laju pencuplikan atau pengam
bilan udara (m3/jam)
Kemudian konsentrasi yang diperoleh dari persamaan tersebutdikonversi ke
persamaan model konversi Canter untuk mendapatkankonsentrasi yang setara dengan
konsentrasi partikulat di udara denganwaktu pencuplikan atau pengukuran selama 24
jam. Berikut adalah persamaan konversi Canter:
Dengan keterangan sebagai berikut:
C1 = konsentrasi udara rata-rata dengan waktu pengambilan sampel selama 24 jam
(µg/m3)
C2 = konsentrasi udara rata-rata hasil pengukuran dengan lama pengambilan sampel
selama t2 jam. Dalam hal ini, C2 = [C]. (µg/m3)
t1 = 24 jam
t2 = lama pengambilan sampel (jam)
p = faktor konversi dengan nilai antara 0,17 dan 0,2
Berat kertas filter sebelum dilakukan pengambilan sampel (gr) =W1= 0.6800 gr
Berat kertas filter setelah dilakukan pengambilan samel (gr) = W2 = 0.6836 gr
Laju alir pada saat pengambilan sampel (m³/menit) = Qo = 20 L/menit = 0.02
m³/menit
○
Suhu standar ( 25 C atau 298 K) = Ts
○
Suhu absolut = To = 35.25 C
Tekanan standar ( 760 mmHg) = Ps
Tekanan terukur = Po = 747.05 mmHg
Kondisi lingkungan sekitar terdapat banyak orang yang melewati, banyak
kendaraan berupa motor dan mobil, adanya angin dengan kecepatan rendah
BAB 6. Pengolahan Data
Laju Aliran Pompa dapat dihitung menggunakan rumus :
Pada saat dilakukan pengukuran kondisi cuaca tidak begitu panas. Adapun kendaraan
yang melintas saat pengukuran adalah mobil. Lalu lintas transportasi saat pengukuran
cukup ramai sehingga kemungkinan partikulat yang menyebar di udara juga cukup
banyak.
Hal pertama yang dilakukan sebelum pengambilan sampel udara dimulai adalah
mengeluarkan filter dari desikator, lalu menimbang filter yang akan digunakan
dengan kaca arloji menggunakan neraca analitik. Kertas filter ditimbang terlebih
dahulu agar praktikan dapat mengetahui massa awal kertas filter sebelum
terkontaminasi dengan sampel. Setelah itu, kertas filter tersebut dibungkus dengan
aluminium foil yang sudah disterilkan dengan alkohol agar tetap bersih dan tidak
terdapat kontaminasi debu dari sumber lain sebelum filter tersebut digunakan.
Perangkat LVAS ditempatkan di lokasi dimana pengukuran konsentrasi
partikulat PM10 akan dilakukan. Pada praktikum ini, LVAS ditempatkan di dekat
pintu masuk gedung Engineering Center dengan pertimbangan bahwa daerah ini
merupakan wilayah yang banyak dilewati oleh warga kampus FT-UI yang terpapar
oleh debu dari luar atau dari dalam. Setelah itu, filter yang telah ditimbang
sebelumnya diletakkan pada filter folder LVAS dengan menggunakan pinset. Tata
cara meletakkan filter dalam filter folder perangkat LVAS ialah dengan meletakan
bagian filter yang halus menghadap ke bagian masuknya udara dari perangkat LVAS,
lalu tutup rapat. Hal tersebut berfungsi untuk mencegah robeknya filter saat dilakukan
pengambilan sampel udara. Penggunaan pinset pada tahap ini bertujuan untuk
meminimalisir kemungkinan menempelnya debu dari tangan ke filter jika peletakkan
filter dilakukan dengan menggunakan tangan. Menempelnya debu dari sumber lain
dapat menyebabkan penyimpangan data dan hasil pengukuran menjadi kurang akurat.
Kemudian perangkat LVAS dinyalakan dengan pompa vakum, setelah disambungkan
ke stop kontak dengan menggunakan kabel roll. Setelah perangkat uji dinyalakan,
dilakukan pembacaan dan pencatatan indikator laju alir yang ada sebagai laju alir
awal (Qs1). Pengukuran dilakukan selama 1 jam, dimana setelah 1 jam, indikator laju
alir kembali dibaca untuk melihat laju alir akhir (Qs2) lalu alat uji dimatikan.
Setelah pengambilan sampel udara selesai, filter dipindahkan dari filter folder
LVAS ke aluminium foil dengan menggunakan pinset. Kemudian dilakukan
penimbangan terhadap berat akhir filter setelah penyamplingan dengan menggunakan
neraca analitik.
PM10 mencakup mulai dari efek minor, seperti iritasi hidung dan tenggorokan, hingga
efek yang serius, seperti gangguan sistem pernafasan, penyakit kardiovaskular, dan
kematian prematur. Pajanan kronis terhadap partikel ini berkontribusi terhadap
peningkatan risiko atas penyakit kardiovaskular dan gangguan saluran pernafasan,
termasuk kanker paru-paru. Di negara berkembang, pajanan terhadap polutan dari
pembakaran bahan bakar fosil padat dengan api atau tungku meningkatkan risiko
infeksi saluran pernafasan bagian bawah akut dan kematian pada anak-anak. PM 10
diketahui dapat meningkatkan angka kematian yang disebabkan oleh penyakit jantung
dan pernafasan, pada konsentrasi 140 μg/m3 dapat menurunkan fungsi paru-paru pada
anak-anak, sementara pada konsentrasi 350 μg/m3 dapat memperparah kondisi
penderita bronkhitis.
Pengukuran konsentrasi PM10 di lokasi ini dimaksudkan untuk mengkaji apakah
kadar Pm10 yang terdapat dalam lokasi tersebut masih memenuhi baku mutu udara
ambient yang berlaku dan apakah konsentrasinya masih cukup aman bagi orang yang
terpapar dan melakukan kegiatan di dalamnya.
Dari hasil pengolahan data praktikum yang didapat diperoleh besarnya nilai
konsentrasi Pm10pada udara ambient di gedung Engineering Center adalah 179,21
3
µg/m . Nilai ini didapat dari hasil pengukuran selama 1 jam. Setelah dikonversi untuk
3
pengukuran selama 24 jam diperoleh nilai PM10 sebesar 101,14 µg/m , hasil
pengukuran tersebut dikonversi terlebih dahulu untuk dapat membandingkan hasil
pengukuran yang diperoleh dari praktikum dengan nilai standar baku mutu udara
ambient nasional. Pengaruh hasil tersebut juga bisa dilihat dari angka suhu,kecepatan
angina dan kelembapan udara, semakin tinggi kecepatan angin dan kelembaban maka
semakin rendah konsentrasi PM10 di udara. Sedangkan semakin tinggi suhu maka
konsentrasi PM10 dalam udara ambien juga semakin tinggi. Jika hasil praktikum
yang telah diperoleh dibandingkan terhadap Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara, kualitas udara yang
ada di sekitar gedung Engineering Center dapat dikatakan berada di bawah baku mutu
dan masih tergolong aman karena nilai konsentrasi yang diperbolehkan untuk PM 10
3
adalah sebesar 150 µg/m . Namun, hal yang perlu diperhatikan adalah adanya suatu
kegiatan atau aktifitas yang biasa dilakukan yang dapat menyebabkan efek atau
dampak jangka panjang, dimana partikulat yang masuk ke saluran pernapasan dapat
terakumulasi dan menyebabkan gangguan kesehatan. Oleh karena itu, diperlukan
usaha-usaha pengurangan paparan berupa penggunaan masker dan lain sebagainya.
8.2 Saran
Untuk praktikum selanjutnya diharapkan
Perlu diinformasikan kepada seluruh pihak kampus yaitu seluruh dosen dan
mahasiswa serta masyarakat sekitar tentang kondisi udara yang berada di
sekitar kampus .
Pengurangan penggunaan dari mobil dan motor bagi mahasiswa dan dosen.
Melakukan sebuah gerakan green kampus atau penggunan masker saat
beraktifitas.
REFERENSI