Anda di halaman 1dari 6

Millon

Uji Millon. Sebanyak 5 tetes pereaksi Millon ditambahkan ke dalam 3 mL larutan protein,
dipanaskan. Uji dilakukan terhadap larutan albumin 2%, gelatin 2%, kasein 2%, pepton 2%, dan
fenol 2%.
Ditambahkan 2 tetes asam asetat 1 M ke dalam tabung yang berisi 5 ml larutan protein,
kemudian tabung tersebut diletakkan dalam air mendidih selama 5 menit. Lalu diambil endapan
dengan batang pengaduk, untuk endapan diuji kelarutannya dengan air , sementara endapan
dengan pereaksi Millon.
Prinsip dari uji millon adalah pembentukan garam merkuri dari tirosin yangternitrasi. Tirosin
merupakan asam amino yang mempunyai molekul fenol pada gugus R-nya, yang akan
membentuk garam merkuri dengan pereaksi millon. Pereaksi millon adalah larutan yang berisi
merkuri dan ion merkuro dalam asam nitrat dan nitrit. Apabila peraksi ini ditambahkan pda
larutan protein, akan menghasilkanendapan putih yang dapat berubah menjadi merah oleh
pemanasan. Warna merah yang terbentuk adalah garam merkuri dari tirosin yang ternitrasi. Pada
dasarnya reaksiini positif untuk fenol, karena terbentuknya senyawa merkuri dengan gugus
hidroksifenil yang berwarna. Protein yang mengandung tirosin akan memberikan hasil positif.
Dalam praktikum kali ini, uji millon tidak dilakukan.
Protein yang tercampur oleh senyawa logam berat akan terdenaturasi. Hal ini terjadi pada
albumin yang terkoagulasi setelah ditambahkan AgNO3 dan Pb-asetat. Senyawa-senyawa logam
tersebut akan memutuskan jembatan garam dan berikatan dengan protein membentuk endapan
logam proteinat. Protein juga mengendap bilaterdapat garam-garam anorganik dengan
konsentrasi yang tinggi dalam larutan protein. Berbeda dengan logam berat, garam-garam
anorganik mengendapkan protein karena kemampuan ion garam terhidrasi sehingga berkompetisi
dengan protein untuk mengikat air. Pada percobaan, endapan yang direaksikan dengan pereaksi
millon memberikan warna merah muda, dan filtrat yang direaksikan dengan biuret berwarna biru
muda. Hal ini berarti ada sebagian protein yang mengendap setelah ditambahkan garam.

Uji Millon
Pereaksi Millon adalah larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam asam nitrat Apabila pereaksi
ini ditambahkan pada larutan protein, akan menghasilkan endapan putih yang dapat berubah
menjadi merah oleh pemanasan. Pada dasarnya reaksi ini positif untuk fenol-fenol, karena
terbentuknya senyawa merkuri dengan gugus hidroksifenil yang berwarna (Jalip, 2008). Pereaksi
ini digunakan untuk menguji keberadaan asam amino dalam makanan, jaringan tubuh dan lain lain. Akan tetapi tidak semua asam amino dapat di uji dengan uji Millon, sebab hanya asam
amino yang memiliki gugus hidroksil fenil (inti benzene) seperti tirosin yang dapat memberikan
hasil positif.

Langkah kerja :

Tuangkan 1 ml larutan jaringan syaraf pada tabung reaksi


Tambahkan 10 tetes larutan pereaksi Millon (asam nitrat) kedalam cairan tersebut
Setelah itu akan timbul endapan putih
Jika endapan putih sudah terlihat, siapkan gelas bekker yang sudah terisi air dan
penangaas air
Jepit tabung reaksi dengan penjepit kayu, lalu masukkan kedalam gelas bekker yang
sudah terisi air mendidih
Amati warna larutan hingga berubah warna menjadi merah

Uji Natrium nitroprusida


Uji nitroprusside merupakan uji kimia yang digunakan untuk mendeteksi adanya asam amino
sistein. Gugus tiol (-SH) dalam sistein akan bereaksi dengan sodium nitroprusside dalam
keadaan amonia berlebih membentuk senyawa berwarna merah.
Langkah Kerja :

Masukkan 0.5 ml larutan sodium nitroprusside (Larutan sodium nitroprusside harus


dalam keadaan baru, dibuat sesaat menjelang dilakukan uji) ke dalam tabung reaksi.
Tambahkan dengan 2 ml bahan yang akan diujikan.
Tambahkan 0.5 ml amonium hidroksida.
Amati perubahan warna yang muncul.

Asam Amino
dideteksi

Reaksi Uji

Reaksi/reagen

Reaksi Millon

HgNO3 dalam asam nitrat


Tirosin
dengan sedikit asam nitrit

Reaksi
Nanthoprotein

Pendidihan dalam asam Tirosin,


nitrat
fenilalanin

Uji Millon

yang

Warna
Merah

triptofan,

Kuning

Pereaksi Millon adalah larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam asam nitrat. Apabila pereaksi
ini ditambahkan ke dalam larutan protein yang mengandung asam amino dengan rantai samping
gugus fenolik, akan menghasilkan endapan putih yang dapat berubah menjadi merah oleh
pemanasan. Tetapi khusus untuk proteosa dan pepton secara langsung akan menghasilkan larutan
berwarna merah. Endapan yang terbentuk berupa garam kompleks dari tirosin yang ternitrasi.
Jika larutan protein yang dianalisis ada dalam sussana basa, maka terlebih dahulu harus
dinetralisasi dengan asam, karena dalam basa ion merkuri dalam pereaksi akan mengendap
sebagai Hg(OH)2. Pada penetralan ini digunakan asam selain HCl, karena ion Cl- dapat bereaksi
dengan asam nitrat menghasilkan radikal klor (Cl.). Radikal klor dapat merusak kompleks
berwarna. Pada dasarnya reaksi ini positif untuk fenol-fenol, karena terbentuknya senyawa
merkuri dengan gugus hidroksi fenil yang berwarna. Protein yang mengandung tirosin akan
memberikan hasil yang positif.

Uji Millon
Pereaksi Millon adalah larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam asam nitrat. Jikapereaksi ini
ditambahkan pada larutan protein maka akan menghasilkan endapan putih yangdapat berubah
menjadi merah oleh pemanasan. Pada dasarnya reaksi ini positif untuk fenol-fenol karena
terbentuknya senyawa merkuri dengan gugus hidroksifenil yang berwarna.Tetapi khusus untuk
proteoso dan pepton secara langsung akan menghasilkan larutan yangberwarna merah. Endapan
yang terbentuk berupa garam kompleks dari tirosin yang ternitrasi.Jika larutan protein yang akan
dianalisis ada dalam suasana basa, maka terlebih dahulu harusdinetralisasi dengan asam (bukan
HCl). Jika tidak, ion merkuri dari pereaksi akan mengendapsebagai Hg(OH)2. Ion Cl- dapat
bereaksi dengan asam nitrat menghasilkan radikal klor yangdapat merusak kompleks berwarna.

Reaksi Nitroprusida
Pada asam amino sistein, selain terdapat gugus COOH ,gugus NH2 dan gugus R pada asam
amino sistein juga terdapat SH bebas (gugus sulfidril) bila bereaksi dengan natrium nitroprusida
dalam amonia berlebih menghasilkan kompleks berwarna merah. Beberapa protein yang
memberikan hasil negatif terhadap uji ini, ternyata menjadi positif setelah dipanaskan sampai
mengalami koagulasi atau denaturasi. Hal ini menunjukkan proses tersebut menghasilkan gugus
SH bebas.

Uji nitroprusida
Protein yang mengandung gugus SH bebas (sistein) memberikan warna kemerah-merahan jika
direaksikan dengan natrium nitroprusida, Na2Fe(CN)5NO.2H2O dalam larutanamoniak.
Beberapa protein yang memberikan hasil negatif terhadap reaksi ini ternyatamenjadi positif
setelah dipanaskan sampai mengalami koagulasi atau denaturasi. Hal inimenunjukkan proses
tersebut menghasilkan gugus SH bebas. Jadi protein yang mengandungsistein dapat
memberikan hasil positif. Hal ini disebabkan selain terdapat gugus COOH dangugus NH2,
gugus R pada asam amino bisa juga gugus tiol (gugus sulfidril) atau peptida.Pada asam amino
lain dapat beraksi dengan natrium nitroprusida dalam amoniaberlebih menghasilkan kompleks
berwarna merah. Reaksinya adalah sebagai berikut.

Reaksi:
[Fe3+(CN)3NC]2- + NH3 + RSH

NH4++ [Fe2+ (CN)5NOSR]2-

Posedur Kerja
Kristal sistein hidroksida dilarutkan ke dalam air, kemudian ditambah dengan nitropusida lalu
ditambah lagi dengan larutan amoniak. Perubahan yang terjadi diamati.

1.

Uji Millon

Pereaksi Millon adalah larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam asam nitrat, bila direaksikan
dengan senyawa yang mengandung gugus fenol akan membentuk endapan merah dengan
pemanasan. Pada pengujian asam amino dengan uji Millon, larutan protein (albumi telur)
ditambahkan dengan reagen Millon. Penambahan reagen Millon ini menyebabkan terbentuknya
endapan putih yang kemudian berubah menjadi endapan merah. Hal ini membuktikan dalam
larutan albumin tersebut positif mengandung tirosin.
Endapan putih yang terbentuk setelah penambahan reagen Millon pada larutan protein tersebut
berasal dari endapan merkuri, dimana pada awalnya Hg yang terlarut di dalam HNO3 teroksidasi
menjadi Hg+. Ion Hg + ini selanjutnya membentuk garam dengan gugus karboksil dari tirosin.
Adapun reaksinya adalah sebagai berikut:

Ketika dipanaskan endapan putih tersebut berubah menjadi endapan merah. Hal ini terjadi karena
asam nitrat yang semula berfungsi sebagai pelarut mengoksidasi Hg + menjadi Hg2+.
Bersamaan dengan hal tersebut, asam amino tirosin ternitrasi. Kemudian terjadi reaksi
pembentukan HgO yang berwarna merah. Adapun persamaan reaksinya adalah sebagai berikut:
Untuk membuktikan bahwa dalam larutan albumin terdapat asam amino tirosin, maka dilakukan
uji terhadap beberapa asam amino standar yang ada di laboratorium. Asam amino standar yang
digunakan adalah fenilalanin, tirosin, glisin, sistein dan tiptofan. Pada pengujian dengan
fenilalanin, glisin, sistein dan tiptofan tidak terbentuk endapan merah. Hal ini disebabkan karena
pada keempat asam amino tersebut tidak mengandung gugus fenol. Pada pengujian dengan
tirosin, setelah penambahan reagen Millon dan pemanasan tidak terjadi perubahan warna.
Padahal, seharusnya terbentuk endapan merah yang dapat membuktikan bahwa dalam laruta
albumin terdapat asam amino tirosin. Hal ini kemungkinan terjadi karena penambahan reagen
Millon yang terlalu banyak.
Uji Millon digunakan untuk mengidentifikasi protein yang mengandungtirosin dalam suatu
sampel yang ditandai dengan terbentuknya kompleks berwarnamerah pada sampel protein.
Tirosin merupakan asam amino yang mengandunggugus fenol pada rantai samping-nya (gugus
R-nya). Pereaksi millon mengandungmerkuri dan ion merkuro dalam asam nitrit dan asam nitrat.
Gugus fenol padatirosin ini akan ternitrasi membentuk garam merkuri dengan pereaksi millon
yangakan membentuk kompleks berwarna merah (Poedjiadi 2007). Uji ini dilakukan pada
sampel albumin, gelatin, kasein, pepton, dan fenol dengan konsentrasi 2%.
Hasil percobaan menunjukkan bahwa sampel gelatin 2% mengandunggugus tirosin pada
proteinnya. Hal ini terlihat dari adanya perubahan warna pada larutan yang menjadi merah dan
terbentuknya endapan kuning. Sampel albumin,kasein, pepton, dan fenol menunjukkan reaksi
negatif dengan tidak ada perubahanwarna yang terjadi pada sampel. Larutan fenol 2% yang
berfungsi sebagai kontrolseharusnya mengalami perubahan warna menjadi merah dan terbentuk
endapankuning, namun percobaan bereaksi negatif. Dimungkinkan sampel sudahterkontaminasi
oleh zat lain sehingga menghasilkan reaksi yang negatif. Demikianuntuk sampel kasein. Hasil
menunjukkan bahwa larutan kasein bereaksi negatifdengan uji Millon, sedangkan menurut
Sajuthi Dondin et al (2010) kaseinmerupakan protein yang paling banyak mengandung asam
amino tirosin,kontaminan sampel mungkin terjadi juga pada kasein.
Daftar Pustaka
Arbianto Purwo. 1993. Biokimia Konsep-Konsep Dasar . Bandung (ID): ITB Pr
Bintang Maria. 2010. Biokimia Teknik Penelitian. Jakarta (ID): Erlangga
Fessenden RJ, Fessenden JS. 1997. Dasar-Dasar Kimia Organik . Jakarta (ID):Binarupa Aksara.
Terjemahan dari: Fundamentals of Organic Chemistry.
Girindra A. 1986. Biokimia I . Jakarta: Gramedia.
Hart Harold et al . 2003. Kimia Organik
. Suminar Setiati Achmadi, penerjemah;Jakarta (ID): Erlangga. Terjemahan dari:
Organic Chemistry
.Katili Abubakar Sidik. 2009. Struktur dan Fungsi Protein Kolagen.

Jurnal Pelangi Ilmu


. 2 (5): 19-29Lehninger. 1982.
Dasar-Dasar Biokimia Jilid I
. Maggy Thenawidjaja, penerjemah. Jakarta (ID): Erlangga. Terjemahan dari:
Principles of Biochemistry
.Poedjiadi. 2007.
Dasar-dasar Biokimia
. Jakarta (ID): UI PressRobinson T. 1995.
Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi
. Padmawinata K, penerjemah. Bandung (ID): ITB PrSajuthi Dondin
et al
. 2010. Purifikasi dan Pencirian Enzim Protease Fibrinolitikdari Ekstrak Jamur Merang.
Jurnal Makara Sains.
14 (2): 145-150Setiasih Siswati
et al
. 2006. Karakterisasi Enzim

-Amilase Ektrasel dari IsolatBakteri Termofil SW2.


Jurnal Kimia Indonesia
. 1 (1): 22-27Soedarmo D. 1989.
Biokimia Umum II
. Bogor (ID): IPB Pr.Sumardjo Damin. 2006.
Pengantar Kimia: Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran dan Program Strata I
Fakultas Bioeksakta.
Jakarta (ID): EGCSusan L Elfrod
,
William D Stansfiled. 2007.
Schaums Outlines Teori dan Soal
-Soal Genetika, Edisi Keempat
. Damaring Tyas, penerjemah : Amalia Safitri,editor. Jakarta : Erlangga. Terjemahan dari :
Schaums Outlines Of Theory
and Problems Of Genetics, Fourth Edition.
Winarno FG. 2004.
Kimia Pangan dan Gizi
. Jakarta (ID): GramediaYuwono Triwibowo. 2005.
Biologi Molekuler
. Jakarta (ID): Erlangga

Anda mungkin juga menyukai