pirol-pirolidin.
Kebanyakan dari senyawa alkaloid merupakan turunan asam amino, dan tidak
mempunyai kegiatan tertentu dalam metabolisme tanaman kecuali untuk
menolak serangga dan herbivora predator yang menyebabkan rasa pahit.
Pirolisidin dibiosintesis dari asam amino seperti ornitin. Dalam sistesis alkaloid
pirolisidin pada tanaman, asam-asam amino di dekarboksilasi menjadiamina-
amina yang kemudian diubah menjadi aldehid melalui oksidasi
amina,kondensasi aldehid dan golongan amina menghasilkan rantai
heterosiklik.
TANAMAN PENGHASIL
Pirrol memiliki kesanggupan menjadi agen alkalis dan dapat bereaksi dengan
komponen jaringan. Selain itu juga mempunyai kemampuan untuk
berinteraksi dengan asam deoksiribo nukleat (DNA). Tanda hepatoksik yang
ditimbulkan akibat adanya senyawa alkaloid pirolisidin adalah nampak
seperti nekrosis sentribular, megalositosis pada sel, pembesaran nukleus,
fibrosis,proliferasi dan gangguan fungsi hati.
alkaloid pirolisidin merupakan zat yang mudah diserap alat pencernaan dan
menyebabkan efek yang berbahaya bagi kehidupan ternak itu sendiri.
Diantara dampak tersebut adalah perubahan kehitam-hitaman yang
merupakan akibat kerusakan yang permanen pada gen dan kromosom.
Selain itu, alkaloid pirolisidin juga memiliki kemampuan untuk merusak sel
(dengan kerusakan yang permanen), menimbulkan pembengkakan tulang,
menyebabkan rendahnya nafsu makan, konsumsi pakan rendah, gangguan
pada fungsi hati, kerusakan pada pembuluh darah yang pada akhirnya
berdampak pada kinerja paru-paru yang tidak optimal bahkan
mengakibatkan kematian pada ternak.
Dampak yang terjadi dapat akut ataupun kronis tergantung seberapa besar
senyawa pirolisidin yang terkonsumsi. Namun demikian kematian ternak
tidak lebih dari sekitar tujuh hari jika senyawa pirolisidin yang terkonsumsi
relatif banyak.
PUSTAKA
Usman, Hanapi. 2014. Dasar-Dasar Kimia Organik Bahan Alam. Dua Satu Press:
Makassar.