OLEH KELOMPOK 3
I Gede Arie Mahendra Putra 1411105036
Almadea Sela Gracia Ginting 1411105037
Nidya Elvira 1411105038
Ni Made Inten Kusuma Dewi 1411105039
Ferdinandus Otniel Sahilatua 1411105040
Dewa Gede Eka Prayoga 1411105041
Praniti Radya Andana Ilma 1411105042
Putu Eka Ditya Mahendra 1411105043
Aditya Yusril Hidayat 1411105044
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah:
1. Mengetahui cara pengujian kadar flavonoid pada kacang hijau dan kecambah
kacang hijau.
2. Mengetahui jumlah kandungan flavonoid pada kacang hijau dan kecambah
kacang hijau.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang didapatkan dalam pratikum ini adalah:
1. Mahasiswa mampu memahami teknik pengujian flavonoid pada bahan
pangan.
2. Mahasiswa mampu menghitung total flavonoid pada bahan pangan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.3 Flavonoid
Flavonoid merupakan kelompok fenol dengan sebuah cincin aromatik dan
satu atau lebih gugus hidroksil yang tersebar di alam. Senyawa fenol cenderung
larut dalam air karena paling sering dijumpai bergabung dengan gula (glikosida)
dan biasanya terdapat dalam rongga sel. Kurang lebih dua ribu jenis golongan
flavonoid tersebar di alam (Goldberg, 1996). Flavonoid merupakan kelompok
molekul organik yang tersebar dihampir seluruh bagian tanaman.
Flavonoid adalah senyawa yang tersusun dari 15 atom karbon dan terdiri
dari 2 cincin benzen yang dihubungkan oleh 3 atom karbon yang dapat
membentuk cincin ketiga. Flavonoid dibagi menjadi 3 macam, yaitu:
1. Flavonoid yang memiliki cincin ketiga berupa gugus piran. Flavonoid ini
disebut flavan atau fenilbenzopiran. Turunan flavan banyak digunakan
sebagai astringen (turunan tanin).
2. Flavonoid yang memiiliki cincin ketiga berupa gugus piron. Flavonoid ini
disebut flavon atau fenilbenzopiron. Turunan flavon adalah jenis flavonoid
yang paling banyak memiliki aktivitas farmakologi.
3. Flavonoid yang memiiliki cincin ketiga berupa gugus pirilium. Flavonoid
ini disebut flavilium atau antosian. Turunan pirilium biasa digunakan
sebagai pewarna alami.
Flavonoid mempunyai banyak efek yang baik terhadap kesehatan tubuh
manusia. Para peneliti menemukan flavonoid yang bermanfaat sebagai
antioksidan; berperan sebagai molekul messenger dalam interaksi antar sel;
antiinflamasi dengan memutus efek jalur metabolisme asam arakidonat,
mempengaruhi produksi prostaglandin dan pelepasan histamin, mempunyai
aktivitas scavenging, antitumor dengan memutus aktivitas promotor tumor, dan
antivirus diperkirakan memutus sintesis asam nukleat.
2.4 Quercetin
Quercetin adalah flavonoid yang tersebar luas di alam. Nama quercetin
digunakan semenjak tahun 1857, dan berasal dari kata quercetum (hutan ek).
Flavonol ini merupakan inhibitor pengangkut auksin polar yang muncul secara
alami, pada bawang merah konsetrasi quercetin terbesar ada pada cincin paling
luar dan di bagian yang paling dekat dengan akar. Tomat yang tumbuh secara
organik memiliki 79% lebih banyak quercetin daripada yang tumbuh secara
kimiawi. Quercetin ada pada berbagai jenis madu dari berbagai jenis tanaman.
Quercertin sendiri merupakan senyawa flavonoid yang secara biologis
sangatlah kuat, apanila vitamin C memiliki kandungan anti-oksidan sebesar 1,
maka quercertin memiliki kandugan anti-oksidan sebesar 4,7. Flavonoid ini
dipercaya dapat mencegah proses terjadinya penyakit degenerative dengan cara
mencegah terjadinya oksidasi pada lemak. Quercertin memperlihatkan
kemampuannya mencegah oksidasi dari Low Density Lipoprotein (LDL), dengan
cara menangkap radikal bebas dan menghelat ion logam transisi.
III. METODE PRAKTIKUM
3.1 Bahan
3.2 Alat
3.3 Cara kerja
4.1 Hasil
Tabel 1. Perhitungan total flavonoid pada kacang hijau dan kecambah kacang
hijau (mgQE/100g)
Ulangan Kacang Hijau Kecambah Kacang Hijau
U1 1,15 3,85
U2 1,44 3,57
U3 1,77 3,66
Rata-rata 1,453 3,693
4.2 Pembahasan
Senyawa flavonoid adalah senyawa polifenol yang mempunyai 15 atom
karbon yang tersusun dalam konfigurasi C6 -C3 -C6 , yaitu dua cincin aromatik
yang dihubungkan oleh 3 atom karbon yang dapat atau tidak dapat membentuk
cincin ketiga. Flavonoid terdapat dalam semua tumbuhan hijau sehingga dapat
ditemukan pada setiap ekstrak tumbuhan (Markham, 1988).
Berdasarkan hasil praktikum dalam pengujian total flavonoid pada kacang
hijau dan tauge didapatkan hasil yaitu total flavonoid pada kacang hijau dengan
pengulangan 3 kali sebesar 1,15 mgQE/100g, 1,44 mgQE/100g, dan 1,77
mgQE/100g dengan rata-rata yaitu 1,453 mgQE/100g. Sementara untuk total
flavonoid pada tauge (kecambah kacang hijau) dengan pengulangan 3 kali
didapatkan hasil sebesar 3,85 mgQE/100g, 3,57 mgQE/100g, dan 3,66
mgQE/100g dengan rata-rata yaitu 3,693 mgQE/100g.
Data peraktikum menunjukan terjadinya peningkatan total flavonoid pada
kacang hijau yang telah dikecambahkan. Peningkatan total flavonoid dikarenakan
adanya mekanisme pertahanan kacang hijau saat perkecambahan dari cekaman,
biotik maupun abiotik. Cekaman biotik pada tanaman dapat disebabkan oleh
hama, penyakit, dan gulma. Senyawa flavonoid dapat menjadi racun bagi
organisme lain, yang memiliki mekanisme kerja dengan mengganggu fungsi
protein sel sehingga dapat digunakan untuk bersaing dengan tanaman lain (Saija
et al. 1995).
Selain itu kandungan zat gizi pada biji kacang hijau sebelum
dikecambahkan berada dalam bentuk tidak aktif atau terikat. Setelah
perkecambahan, bentuk tersebut diaktifkan sehingga meningkatkan daya cerna
bagi manusia. Pada saat perkecambahan, terjadi hidrolisis karbohidrat, protein,
dan lemak menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana sehingga mudah
dicerna tubuh. Walaupun beberapa kandungan gizi dalam kecambah memiliki
kadar lebih rendah dibandingkan biji kacang hijau, tetapi kandungan gizi tersebut
dalam bentuk senyawa terlarut yang lebih mudah diserap tubuh (Astawan, 2005).
V. KESIMPULAN