Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PERJALANAN USAHA PRAKTIKUM TERPADU

INOVASI KALIADREM “KALBU” SEBAGAI CAMILAN KHAS BALI

Diusulkan oleh:

Ketua Kelompok : Ni Made Inten Kusuma Dewi (1411105039)


Anggota Kelompok : Dewa Ayu Tri Ulandari (1411105026)
Putu Eka Ditya Mahendra (1411105043)
Nur Wienda Permata Wulandari (1411105051)
Ni Made Gress Rakasari Nomer (1411105072)

PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI ERTANIAN
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan
Rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktikum mata kuliah
Praktikum Terpadu yang berjudul Inovasi Kaliadrem “Kalbu” sebagai Camilan
Khas Bali.
Terima kasih penulis sampaikan juga kepada dosen pangambu mata kuliah
Praktikum Terpadu yang telah memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk
mengerjakan tugas ini, sehingga mahasiswa menjadi lebih mengerti dan
memahami tentang proses pengolahan kaliadrem serta potensinya sebagai jajanan
camilan khas Bali. Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar –
besarnya kepada seluruh pihak yang baik secara langsung maupun tidak langsung
telah membantu dalam upaya penyelesaian laporan praktikum ini baik mendukung
secara moril maupun materil.
Harapan kami semoga laporan praktikum ini membantu menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat
memperbaiki bentuk maupun isi laporan praktikum ini sehingga kedepannya
dapat lebih baik.
Laporan praktikum ini kami akui masih banyak kekurangan karena
pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan
kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat
membangun untuk menjadi lebih baik.

Jimbaran, 22 Desember 2016

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL................................................................................ i
KATA PENGANTAR................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................... iii

BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................ 2
1.3 Tujuan............................................................................................... 2
1.4 Manfaat............................................................................................. 2
BAB II. PUSTAKA ACUAN...................................................................... 3
2.1 Jaja Kaliadrem.................................................................................. 3
2.2 Tepung Beras.................................................................................... 3
2.3 Wijen................................................................................................. 4
2.4 Kacang dan Selai Kacang................................................................. 4
2.5 Keunggulan KalBu........................................................................... 4
2.6 Nama, Tempat Usaha, dan Sasaran Konsumen................................ 5
BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Teknologi Proses............................................................................... 6
3.2 Bahan, Alat, dan Teknik Pembuatan Kalbu...................................... 6
3.3 Analisis Mutu.................................................................................... 8
3.4 Analisis Ekonomi.............................................................................. 9
3.5 Kendala Selama Perjalanan Usaha.................................................... 11
BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan....................................................................................... 12
4.2 Saran................................................................................................. 12
Daftar Pustaka ............................................................................................. 13
......................................................................................................................
Lampiran...................................................................................................... 14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bali memiliki puluhan kue atau jaje atau penganan tradisional dengan
aneka rasa dan rupa. Pada umumnya penganan khas Bali diambil dari resep
turunan-temurun dari pembuat kue tradisional Bali. Kue-kue tersebut umumnya
dihidangkan bersama kelapa parut atau kinca (gula merah cair). Beberapa di
antaranya selain untuk penganan juga untuk sarana persembahyangan. Sanganan
yang dimaksudkan adalah kue (jajan; jaja; jaje) untuk persembahan dalam
upacara yang bertujuan untuk mengucapkan rasa bhakti dan syukur kehadapan
Hyang Widhi sehingga disajikan sedemikian rupa dalam berbagai bentuk, seni
dan makna. Sanganan memilki berabagi jenis produk salah satunya jaje
Kaliadrem.
Kue kaliadrem dibentuk seperti donat mini atau berbentuk segitiga.
Teksturnya yang sedikit liat terasa gurih manis di dalam mulut. Tetap memakai
kelapa dan kinca namun dicampur dalam adonan dan bukan sebagai topping.
Menurut Nugra (2007), menyatakan bahwa jajanan Bali salah satunya kaliadrem
memiliki cita rasa yang khas serta baik untuk kesehatan sebab semua bahan yang
dipergunakan bersifat alami. Berdasarkan sebuah survei oleh mahasiswa S2
Kajian Pariwisata Unud (Ardika, 2003, dalam Margi, 2005) menyebutkan bahwa
makanan tradisional yang unik merupakan hal yang paling menarik wisatawan
untuk berkunjung ke Bali. Hal ini lebih menegaskan pentingnya pelestarian dan
pengembangan jajanan khas Bali terutama kaliadrem.
Perkembangan zaman mengakibatkan produk jajanan khas Bali semakin
tersingkir. Makanan khas Bali malah semakin kehilangan kepopulerannya di
masyarakat lokal Bali sendiri. Ini bisa dibuktikan dari semakin sulitnya jajanan ini
ditemukan, bahkan di pasar tradisional sekalipun. Makanan tradisional (jajanan
khas Bali) cenderung memiliki penampilan yang kurang menarik, serta rasa yang
cenderung monoton atau kurang variasi (Nugraha, 2007).
Kreativitas merupakan salah satu modal untuk menciptakan inovasi pada
produk jajanan Bali. Keberadaan jaje Bali seperti kaliadrem yang mulai langka

1
dapat dicegah dengan cara membuat inovasi baru untuk meningkatkan kembali
popularitas Kaliadrem. Inovasi dari segi rasa, penampilan, dan higienitas kue akan
mempertahankan kekhasan produk jajanan tersebut sehinggan masyarakat lokal
Bali tertarik kembali untuk menjaga dan melestarikan makanan turun-temurun ini
dan tidak hanya digunakan sebagai sarana perembahyangan saja. Dengan
demikian penulis tertarik mengembangan kaliadrem sebagai camilan khas Bali
yang enak, sehat, dan bergizi.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun masalah yang dibahas dalam laporan ini adalah:
1. Bagaimana proses produksi Kaliadrem dan penerapan HACCP nya?
2. Bagaimana hasil penjualan produk Kaliadrem?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari masalah yang diangkat dalam laporan adalah:
1. Mengetahui proses produksi Kaliadrem dan penarapan HACCPnya.
2. Mengetahui hasil penjualan produk Kaliadrem.

1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang didapatkan dari laporan ini adalah:
1. Mempelajari lebih mendalam dan memberikan informasi baru tentang
jajanan tradisional khas Bali.
2. Mengembangkan produk baru terhadap jajanan khas Bali yang dapat
dikonsumsi berbagai kalangan.
3. Membantu melestarikan keberadaan jajanan tradisional khas Bali
khususnya Kaliadrem.

2
BAB II
PUSTAKA ACUAN

2.1 Jaja Kaliadrem


Jajanan tradisional yang terbuat dari tepung beras ini memang enak
disajikan sebagai teman minum teh atau kopi di sore hari. Bentuknya bisa bulat
atau segitiga dengan lubang bulat di bagian tengahnya. Kaliadrem biasa dijual
dengan beragam bentuk yaitu bisa bulat seperti donat mini atau berbentuk
segitiga. Keduanya memiliki ciri khas yaitu terdapat lubang dibagian tengah
adonannya. Lubang ini terkadang ada satu sampai tiga buah. Rasanya dominan
manis-gurih dengan tekstur yang agak liat, kaliadrem juga sering disebut sebagai
donat tradisional Bali.
Kaliadrem terbuat dari bahan-bahan sederhana seperti tepung beras, gula
merah, kelapa, garam, dan air. Proses pembuatan kue ini terbilang masih sangat
tradisional karena langsung dibuat dari beras yang langsung ditumbuk menjadi
tepung. Cara ini diyakini akan membuat rasa dan tekstur khas dari kaliadrem akan
tetap terjaga. Setelah dicampur dengan bahan-bahan lain seperti gula merah,
kelapa parut, air, dan garam, barulah adonan diuleni hingga bertekstur halus dan
lembut. Adonan tidak bisa langsung dibentuk melainkan harus didiamkan cukup
lama yakni selama 5-8 jam. Setelah kembali diuleni, barulah adonan bisa
dibentuk-bentuk menjadi bulat seperti donat atau berbentuk segitiga. Kaliadrem
juga khas dengan taburan wijennya.

2.2 Tepung Beras


Tepung beras merupakan salah satu alternatif bahan dasar dari tepung
komposit dan terdiri atas karbohidrat, lemak, protein, mineral dan vitamin.
Tepung beras adalah produk setengah jadi untuk bahan baku industri lebih lanjut.
Pembuatan tepung beras membutuhkan waktu selama 12 jam dengan cara beras
direndam dalam air bersih, ditiriskan, dijemur, dihaluskan dan diayak
menggunakan ayakan 80 mesh (Hasnelly dan Sumartini, 2011).
Beras kaya akan vitamin B, juga mengandung sedikit lemak dan mineral.
Protein yang terdapat di dalam tepung beras lebih tinggi dari pada pati beras.

3
Komponen utama yang ada dalam beras adalah karbohidrat. Karbohidrat tersebut
terdiri dari pati, gula, selulosa, hemiselulosa dan pentosa. Pati yang ada dalam
beras 85-90% dari berat kering beras, pentosa 2,0-2,5% dan gula 0,6-1,4% dari
berat beras pecah kulit (Haryadi, 2006).

2.3 Wijen
Biji wijen mengandung 50-53% minyak nabati, 20% protein, 7-8% serat
kasar, 15% residu bebas nitrogen, dan 4,5-6,5% abu. Minyak biji wijen kaya akan
asam lemak tak jenuh, khususnya asam oleat (C18/1) dan asam linoleat (C18:2,
Omega 6), 8-10% asam lemak jenuh. Minyak biji wijen juga kaya akan vitamin E
(Schuster, 1992).
Wijen sudah sejak lama ditanam manusia untuk dimanfaatkan bijinya.
Bijinya yang berwarna putih digunakan sebagai penghias pada makanan, misalnya
pada jaja kaliadrem yang akan dibahas dengan menaburkannya dipermukaan
sebelum kaliadrem digoreng.

2.4 Kacang dan Selai Kacang


Kacang tanah dikatakan mengandung bahan yang dapat membina
ketahanan tubuh dalam mencegah beberapa penyakit. Kacang tanah mengandung
Omega 3 yang merupakan lemak tak jenuh ganda dan Omega 9 yang merupakan
lemak tak jenuh tunggal. Dalam 1 Ons kacang tanah terdapat 18 gram Omega 3
dan 17 gram Omega 9 (Wikipedia, 2009).

2.5 Keunggulan KalBU


1. Produk berasal dari makanan tradisional Bali, sehingga secara tidak
langsung produk yang ditawarkan meningkatkan nilai jual makanan
tradisional dan menjaga kelestarian budaya Bali.
2. Produk memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi sehingga dapat
digunakan sebagai makanan pengganjal yang mengenyangkan.
3. Produk yang ditawarkan memiliki harga yang terjangkau oleh semua
kalangan pihak.

4
4. Merupakan produk kaliadrem pertama dengan varian rasa yang
berebeda.
5. Produk memiliki tekstur yang lebih empuk karena menggunakan gula
pasir sebagai bahan campuran adonan.

2.6 Nama, Tempat Usaha dan Sasaran Konsumen


Nama usaha adalah KalBu (Kaliadrem Bulet). KalBu berbahan dasar
tepung beras yang dicampur dengan parutan kelapa, gula. Jajanan ini dibentuk
menjadi segitiga dan ditengahnya dibuat lubang. Produk jajanan mengalami
proses penggorengan sehingga adonannya mengembang. Kaliadrem pada
umumnya juga diberi biji wijen untuk menimbulkan rasa yang lebih nikmat saat
dikonsumsi. Kaliadrem Bulet akan diberikan toping keju dan coklat sebagai
varian rasa sehingga tampilan kaliadrem akan lebih menarik. Rencana produksi
KalBu difokuskan pada industri rumahan, dengan tenaga kerja berasal dari
anggota kelompok. Bahan baku produksi didapatkan di pasar-pasar tradisional
sehingga dapat lebih menekan harga produksi. Lokasi produksi dilakukan di : Jl.
Kepundung No.4 Denpasar, Bali. Sasaran Konsumen yaitu masyarakat umum
mulai dari anak-anak, remaja, dewasa hingga orang tua. Pemasaran produk ini
akan dilakukan secara kolektif dengan menjualnya langsung ke individu,
kelompok arisan, pasar, toko-toko, warung makan, dan tempat pusat oleh-oleh di
wilayah Bali.

5
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Teknologi Proses


Dalam pengolahan suatu produk pangan, salah satu kunci keberhasilan
produk adalah penerapan proses pengolahan yang benar. Bila proses dilakukan
sesuai dengan prosedur atau ketentuan yang telah ditetapkan, maka produk yang
dihasilkan juga akan memiliki karakteristik yang sesuai dengan keinginan
produsen. Seperti halnya pembuatan jajan kaliadrem “Kalbu”. Proses pengolahan
jajan kaliadrem oleh kelompok kami masih menggunakan cara yang sederhana
atau tradisional. Proses pengolahan kaliadrem yang kami terapkan bersumber dari
resep produsen kaliadrem yang telah berpengalaman membuat jajan kaliadrem.
Proses utama dari pembuatan kaliadrem menggunakan teknik penggorengan deep
fat frying (penggorengan dengan minyak panas dengan jumlah yang banyak).
Teknik penggorengan memiliki prinsip dimana bahan harus tercelup semua
dengan minyak panas sehingga jajanan kaliadrem akan mengalami proses
penggembungan secara tidak langsung. Penggembungan ini terjadi akibat minyak
panas yang menyentuh dengan bahan (campuran tepung beras dan kelapa yang
telah diuleni sehingga membentuk rongga-rongga udara) langsung
menggembungkan bahan secara seketika. Selain itu erjadi reaksi browning non
enzimatis pada bahan kaliadrem sehingga kaliadrem menjadi warna cokelat.
Perubahan warna yang terjadi tergantung pada gula yan digunakan. Pada KalBu
hanya menggunakan gula pasir sehingga warnanya berubah menjadi kuning
kecokelatan. Jika ditambahkan dengan gula merah, maka warnanya menjadi
cokelat kemerahan. Tekstur bahan kaliadrem yang telah digoreng menjadi padat
dan menyatu dan terasa kenyal karena ikatan amilosa dan amilopektinnya sudah
terpecah.

3.2 Bahan, Alat, dan Teknik Pembuatan KalBu


Pembuatan KalBu memerlukan bahan dan peralatan sebagai berikut:
a. Bahan
 Bahan utama : tepung beras (500 g)

6
 Bahan pembantu : kelapa (500 g), air (secukupnya), gula pasir (250 g),
garam (1/2 sdm), vanili, dan minyak goreng.
 Bahan topping : wijen, selai kacang, kacang tanah goreng.
Nb : untuk 25 biji kaliadrem
b. Alat
 Baskom  Pisau
 Kukusan  Pemarut kelapa
 Penggiling tepung  Timbangan
 Sendok  Kompor
 Wajan
 Spatula
 Daun pisang
 Tisue Masak
c. Proses Pengolahan Kaliadrem “Kalbu”
1. Beras direndam selama 4-6 jam, lalu ditiriskan dengan kukusan hingga
kering.
2. Beras digiling dengan mesin penggiling tepung hingga menjadi tepung
beras.
3. Tepung beras dicampur dengan parutan kelapa, gula pasir, serta
ditambahkan sedikit garam.
4. Campuran tersebut diaduk hingga tercampur rata dan ditambahkan air
sedikit demi sedikit hingga adonan kalis kemudian ditambahkan 1 tetes
vanili dan diuleni kembali.
5. Adonan didiamkan selama + 8 jam di dalam baskom yang diatasnya
ditutup dengan nampan.
6. Kemudian dibentuk segitiga dengan daun pisang dan diberi lubang di
bagian tengah nya.
7. Diberi wijen pada permukaan kaliadrem.
8. Digoreng dengan minyak panas selama beberapa detik ( + 10 detik).
9. Diberi toping selai kacang dan kacang goreng.
10. Dikemas.

Diagram Alir Pengolahan Kaliadrem “Kalbu”

7
Beras

Direndam dalam air


(4-6 jam )

Dikemas
Ditiriskan dengan
kukusan hingga kering

Digiling dengan mesin


Kaliadrem
penggiling tepung

Dibentuk segitiga,
digoreng (1800C)
Tepung
beras

Ditambah air sedikit demi


sedikit, diuleni hingga
Tepung beras parutan tercampur rata,
kelapa + gula pasir + ditambahkan 1 tetes vanili,
garam didiamkan ( + 8 jam)

3.3 Analisis Mutu


Kaliadrem memiliki mutu yang baik apabila kaliadrem memiliki rasa
yang gurih dan tidak berabau tengik. KalBu atau kaliadrem bulet ini memiliki
daya simpan sekitar 3 hari jika disimpan di suhu ruangan tanpa dilindungi dengan
kemasan yang cukup baik. Jika disimpan di dalam pendingin dan dikemas dengan
rapat menngunakan plastic akan bertahan sekitar seminggu.
Kemunduran mutu KalBu akibat dari kelapa yang menjadi tengik akibat
proses oksidasi walaupun sudah digoreng. Selain itu kandungan gula yang cukup
tinggi akan membuat yeast dan kapang perlahan akan dapat tumbuh pada
kaliadrem jika kaliadrem tidak terlindungi dengan baik. Tumbuhnya yeast dan

8
kapang akan terlihat pada kaliadrem jika kaliadrem ditumbuhi dengan jamur yang
berserabut berwarna putih pada bagian dalam kaliadrem tersebut. Namun
kerusakan yang paling sering dijumpai pada kaliadrem adalah ketengikan dari
kandungan kelapa yang ada pada kaliadrem.
Cara mensiasati agar kelapa tidak mudah tengik dengan cara mengurangi
kadar air pada kelapa yang akan digunakan pada kaliadrem. Kandungan lemak
pada kelapa akan membuat rasa yang leih nikmat pada kaliadrem sehingga lemak
dalam parutan kelapa tidak boleh dihilangkan. Dengan proses penyangraian dalam
waktu yang singkat akan membant mengurangi kadar air namun kadar lemak tidak
banyak berkurang.
Pengemas yang digunakan untuk melindungi kaliadrem bulet (KalBu)
menggunakan plastic dengan jenis PE. Plastic jenis ini sudah mampu melindungi
kaliadrem dari proses kemunduran mutu setelah kaliadrem selesai dibuat. Jika
menggunakan bahan kertas, maka kertas tersebut kemungkinan akan rusak akibat
sisa minyak yang masih menempel pada kaliadrem tersebut. pembungkus
sekunder dapat menggunakan kotak karton sehingga penampilannya menjadi lebih
menarik.

3.4 Analisis Ekonomi


Modal Pembuatan :
 Rp. 56.000 (Pembimbing)
 Rp. 20.000 × 5 = Rp. 100.000 (Pengeluaran pribadi)
Total modal : Rp. 156.000
Pengeluaran Produksi Pertama :
 Bahan : Rp. 25.000
 Toping :
1. Coklat putih : Rp. 22.000
2. Seres : Rp. 5.000
3. Selai kacang : Rp. 8.500
4. Wijen : Rp. 3.500
Total = Rp. 39.000
 Kemasan : Rp. 3.200

9
Total pengeluaran : Rp. 67.200
Menghasilkan: 20 bungkus
Harga perbungkus: Rp. 5.000
Pendapatan bersih: Rp. 100.000 – Rp. 67.200 = Rp. 32.800
Modal awal – total pegeluaran = Rp. 156.000 – Rp. 67.200 = Rp. 88.000
Uang bersih hari pertama = Rp. 121.600

Pengeluaran Produksi Kedua :


 Bahan : Rp. 25.000
 Toping :
1. Seres : Rp. 5.000
2. Selai kacang : Rp. 8.500
Total pengeluaran : Rp. 38.500
Menghasilkan : 20 bungkus
Harga perbungkus : Rp. 5.000
Pendapatan bersih : Rp. 100.000 – Rp. 38.500 = Rp. 61.500
Modal awal – total pegeluaran = Rp. 121.600 – Rp. 38.500 = Rp. 83.100
Uang bersih hari kedua = Rp. 144.000

Pengeluaran Produksi Ketiga :


 Bahan : Rp. 25.000
 Toping :
1. Seres : Rp. 5.000
2. Selai kacang : Rp. 8.500
Total pengeluaran : Rp. 38.500
Menghasilkan : 20 bungkus
Harga perbungkus : Rp. 5.000
Pendapatan bersih : Rp. 100.000 – Rp. 38.500 = Rp. 61.500
Modal awal – total pegeluaran = Rp. 121.600 – Rp. 38.500 = Rp. 83.100
Uang bersih hari kedua = Rp. 144.000
Rata-rata keuntungan kotor yang diperoleh sudah lebih dari 100%
dimana rinciannya sebagai berikut:

10
Total keuntungan kotor dibagi dengan total pengeluaran kotor
(88.000+61.500+61.500)/(67.200+38.500+38.500) x 100% = 146,39%
Hal ini menunjukkan bahwa keuntungan kotor yang didapatkan sebesar
146,39% atau 1,4639 kali lebih tinggi dari modal yang dikeluarkan.
Setelah dikurangi dengan pengeluaran air dan listrik selama 3 kali
produksi sebesar 40.000 maka keuntungan bersih sebesar 114,6% atau 1,146 kali
lebih tinggi dari modal.
Nilai keuntungan memang berbeda dengan rencana keuntungan yang
telah dirancang karena produk KalBu masih diperkenalkan ke masyarakat
sehingga harganya tidak disesuaikan dengan target awal. Jika produk sudah
terkenal, maka harga akan disesuaikan dengan rencana awal.

3.5 Kendala Selama Perjalanan Usaha


Kendala yang dihadapi selama perjalanan usaha antara lain:
1. Produk KalBu pada awalnya memiliki tekstur yang agak keras sehingga
mengurangi mutu kaliadremnya
2. Sulit menentukan topping yang sesuai dengan kaliadrem yang telah
dibuat
3. Warna kaliadrem yang gelap sulit untuk disesuaikan dengan toppingnya
4. Daya tahan produk tidak terlalu lama mengingat kandungan parutan
kelapa yang cukup banyak pada KalBu
5. Sulit untuk menjualnya karena kaliadrem terdengar asing ditelinga
generasi muda

11
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan dalam laporan ini, dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. teknologi proses yang digunakan adalah proses pemasakan produk
menggunakan teknik penggorengan deep fat frying agar mendapatkan
tekstur kaliadrem yang diinginkan
2. Bahan, alat, dan teknik pembuatan kalbu sangat sederhana dan mudah
dibuat oleh siapa saja. Namun untuk medapatkan rasa dan tekstur yang pas
memerlukan keahlian serta pengalaman yang cukup
3. Mutu kaliadrem bulet (KalBu) dapat terjaga apabila disimpan di lemari
pending dan dikemas menggunakan plastic. Daya tahan produk sekitar
seminggu
4. Keuntungan yang didapat selama proses perjalanan usaha sudah mampu
menutupi biaya produksi serta mampu menutupi biaya tambahan lainnya
seperti biaya penggunaan air dan listrik.
5. Kendala selama perjalanan usaha adalah sulit mendapatkan tekstur
kaliadrem yang pas dan menawarkan ke generasi muda karena nama jajan
kaliadrem jarang dilihat dan didengar oleh mereka

4.2 Saran
Dari hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat
diberikan beberapa rekomendasi untuk dikaji dan ditindak lanjuti yaitu
pemerintah, akademisi, praktisi, dan pengusaha dapat mengembangkan
kaliadrem lebih luas sehingga kaliadrem tidak hanya menjadi sarana upakara
namun juga menjadi olahan produk jajanan yang menjanjikan di masa depan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Anonimous. 2014. Beras.


http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/53379/4/Chapter%20II.pdf,
diakses pada tanggal 21 Desember 2016
Anonimous. 2015. Wijen.
http://eprints.ung.ac.id/2762/6/2012-1-1002-612309015-bab2-
13082012110058.pdf, diakses pada tanggal 21 Desember 2016
Anonimous. 2014. Kacang dan Olahannya. http://eprints.ung.ac.id/2762/6/2012-1-
1002-612309015-bab2-13082012110058.pdf, diakses pada tanggal 21
Desember 2016
Anonimous. 2016. Jaje Khas Pulau Dewata.
http://id.openrice.com/bali/article/jaje-khas-pulau-dewata-yang-menggugah-
selera/1667, diakses pada tanggal 10 November 2016

13
LAMPIRAN

14

Anda mungkin juga menyukai