Anda di halaman 1dari 12

Laporan Pratikum Analisis Pangan

Kadar Vitamin C

Kelompok 8

Nidya Elvira (1411105038)


Ni Made Inten Kusuma Dewi (1411105039)
Dewa Gede Eka Prayoga (1411105041)
Praniti Radya Andana Ilma (1411105042)

Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan


Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Udayana
2016
I. PENDAHULUAN
Vitamin C atau asam askorbat adalah komponen berharga dalam
makanan karena berguna sebagai antioksidan dan mengandung khasiat
pengobatan (Sandra G.,1995). Vitamin C mudah diabsorpsi secara aktif,
tubuh dapat menyimpan hingga 1500 mg vitamin C bila di konsumsi
mencapai 100 mg sehari. Jumlah ini dapat mencegah terjadinya skorbut
selama tiga bulan. Tanda-tanda skorbut akan terjadi bila persediaan di dalam
tubuh tinggal 300 mg. Konsumsi melebihi taraf  kejenuhan akan dikeluarkan
melalui urin ( Almatsier., 2001).
Vitamin C pada umumnya hanya terdapat di dalam pangan nabati,
yaitu sayur dan buah seperti jeruk, nenas, rambutan, papaya, gandaria,
tomat, dan bawang putih (Allium sativumL) (Almatsier., 2001). Peranan
utama vitamin C adalah dalam pembentukan kolagen interseluler. Kolagen
merupakan senyawa protein yang banyak terdapat dalam tulang rawan, kulit
bagian dalam tulang, dentin, dan vasculair endothelium. Asam askorbat
sangat penting peranannya dalam proses hidroksilasi dua asam amino prolin
dan lisin menjadi hidroksi prolin dan hidroksilisin.
Terdapat beberapa metode untuk mengetahui kadar vitamin C pada
suatu bahan pangan. Diantaranya adalah metode titrasi dan metode
spektrofotometri. Pada praktikum kali ini, metode yang digunakan adalah
metode titrasai iodin.

II. TUJUAN
2.1. Untuk mengetahui metode penentuan kadar vitamin C pada bahan
pangan.
2.2. Untuk mengetahui kadar vitamin C pada bahan pangan

III. TINJAUAN PUSTAKA


III.1. Vitamin C

Vitamin C adalah vitamin yang tergolong vitamin yang larut dalam


air. Sumber Vitamin C sebagian besar tergolong dari sayur-sayuran dan
buah-buahan terutama buah-buahan segar. Asupan gizi rata-rata sehari
sekitar 30 sampai 100 mg vitamin C yang dianjurkan untuk orang dewasa.
Namun, terdapat variasi kebutuhan dalam individu yang berbeda
(Sweetman, 2005).

Asam askorbat (vitamin C) adalah turunan heksosa dan


diklasifikasikan sebagai karbohidrat yang erat kaitannya dengan
monosakarida. Vitamin C dapat disintesis dari D-glukosa dan D-
galaktosa dalam tumbuh-tumbuhan dan sebagian besar hewan. Vitamin C
terdapat dalam dua bentuk di alam, yaitu L-asam askorbat (bentuk
tereduksi) dan L-asam dehidro askorbat (bentuk teroksidasi). Oksidasi
bolak-balik L-asam askorbat menjadi L-asam dehidro askorbat terjadi
apabila bersentuhan dengan tembaga, panas, atau alkali (Akhilender, 2003).

III.2. Macam-macam pengujian vitamin C

Terdapat beberapa metode untuk mengetahui kadar vitamin C pada


suatu bahan pangan yaitu metode titrasi dan metode spektrofotometri.

3.2.1. Metode Titrasi


a. Metode Titrasi 2,6 D (Dichloroindophenol)

Metode ini menggunakan 2,6 D dan menghasilkan hasil yang lebih


spesifik dari titrasi yodium. Pada titrasi ini, persiapan sampel ditambahkan
asam oksalat atau asam metafosfat, sehingga mencegah logam katalis lain
mengoksidasi vitamin C. Namun, metode ini jarang dilakukan karena harga
dari larutan 2,6  dan asam metafosfat sangat mahal (Wijanarko, 2002).

b. Titrasi Asam-Basa

Titrasi Asam Basa merupakan contoh analisis volumetri, yaitu, suatu


cara atau metode, yang menggunakan larutan yang disebut titran dan
dilepaskan dari perangkat gelas yang disebut buret. Bila larutan yang diuji
bersifat basa maka titran harus bersifat asam dan sebaliknya. Untuk
menghitungnya kadar vitamin C dari metode ini adalah dengan mol NaOH =
mol asam Askorbat (Sastrohamidjojo, 2005).
c.  Iodium

Metode ini paling banyak digunakan, karena murah, sederhana, dan


tidak memerlukan peralatan laboratorium yang canggih. titrasi ini memakai
Iodium sebagai oksidator yang mengoksidasi vitamin C dan memakai
amilum sebagai indikatornya. (Wijanarko, 2002).

3.2.2. Metode Spektrofotometri

Pada metode ini, larutan sampel (vitamin C) diletakkan pada sebuah


kuvet yang disinari oleh cahaya UV dengan panjang gelombang yang sama
dengan molekul pada vitamin C yaitu 269 nm. Analisis menggunakan
metode ini memiliki hasil yang akurat. Karena alasan biaya, metode ini
jarang digunakan (Sudarmaji, 2007).

III.3. Okky Jelly Drink


Okky Jelly Drink merupakan inovasi, dimana produk ini
mengkombinasikan fungsi jelly sebagai makanan sekaligus sebagai
minuman. Produk ini mengandung jelly dengan nata de coco dan tersedia
dalam kemasan cup dengan pilihan rasa jeruk, jambu (guava), apel, dan
anggur. Okky Jelly Drink memberikan kesegaran dengan menghilangkan
dahaga sekaligus membantu menahan lapar. Okky Jelly Drink sangat cocok
disajikan saat kita membutuhkan kesegaran setelah melakukan berbagai
kegiatan maupun di saat-saat bersantai bersama. Salah satu bahan utama
Okky Jelly adalah Karagenan, yaitu senyawa yang termasuk kelompok
polisakarida galaktosa hasil ekstraksi dari rumput laut. Sebagian besar
karagenan mengandung natrium, magnesium, dan kalsium. Karagenan dapat
diekstraksi dari protein dan lignin rumput laut dan dapat digunakan dalam
industri pangan karena karakteristiknya yang dapat berbentuk jelly, bersifat
mengentalkan, dan menstabilkan material utamanya. (GarudaFood, 2011)
IV. BAHAN DAN ALAT

Bahan :

 Aquades  Iodine
 Amilum  Okky Jelly Drink
 NaOH
Alat :

 Corong  Gelas beker


 Kertas saring  Pipet tetes
 Labu erlenmeyer  Timbangan analitik
 Gelas ukur  Biuret
 Boult  Pipet volume
 Labu takar

V. PROSEDUR KERJA

Sampel 10 g

Diencerkan dengan aquades


sampai 250 ml

Disaring dengan kertas saring

Filtrat diambil 10 ml

Ditambahkan amilum 2 ml

Dititrasi dengan iodin hingga


berubah warna menjadi biru muda
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel hasil pengamatan

No. Okky jelly drink hijau Ulangan I Ulangan 2 Rata-rata


1. Berat awal sampel (g) 10,08 10,009 10,0445
2. Volume titrasi I2 (ml) 0,05 0,05 0,05
3. Kadar vitamin C (%) 0,01091 0,01099 0,01095

Perhitungan

- Ulangan I

mg ml titrasi x 0,88 x P
vitamin C=¿ x 100 gr
100 gr sampel (gr )

0,05 x 0,88 x 25
¿ x 100 gr
10,08

10,912698mg
¿
100 gr

10,912698mg 1
% vitamin C ¿ x
100 gr 1000 mg

0,010912698
¿ gr
100

= 0,01091 %

- Ulangan II

mg ml titrasi x 0,88 x P
vitamin C=¿ x 100 gr
100 gr sampel (gr )

0,05 x 0,88 x 25
¿ x 100 gr
10,009

10,990109mg
¿
100 gr

10,990109mg 1
% vitamin C ¿ x
100 gr 1000 mg
0,010990109
¿ gr
100

= 0,01099 %

Pembahasan

Pada praktikum ini, dilakukan penetapan kadar vitamin C dengan metode


iodimetri. Iodimetri adalah titrasi langsung dan merupakan metode penentuan atau
penetapan kuantitatif yang dasar penentuannya adalah jumlah I2 yang bereaksi
dengan sampel atau terbentuk dari hasil reaksi antara sampel dengan ion iodida.
Iodimetri adalah titrasi redoks dengan I2 sebagai pentiternya. Dalam reaksi redoks
harus selalu ada oksidator dan reduktor , sebab bila suatu unsur bertambah
bilangan oksidasinya (melepaskan elektron), maka harus ada suatu unsur yang
bilangan oksidasinya berkurang atau turun (menangkap elektron).

Sampel yang digunakan dalam percobaan ini adalah okky jelly drink.
Sampel ditimbang sebanyak 10 gram kemudian diencerkan hingga 250 ml.
Selanjutnya sampel disaring dengan kertas saring. Kemudian filtrat diambil
sebanyak 10 ml untuk dititrasi. Indikator yang digunakan adalah indikator
amilum. Amilum digunakan karena akan membentuk kompleks iod amilum yang
berwarna biru tua meskipun konsentrasi I 2 sangat kecil dan molekul iod terikat
kuat pada permukaan beta amilosa seperti amilum. Titik akhir ditadai dengan
larutan berubah warna menjadi biru muda.

Berdasarkan hasil praktikum, dapat diketahui bahwa volume larutan iodium


yang digunakan untuk mencapai titik akhir titrasi yang ditandai dengan perubahan
warna menjadi biru muda tersebut rata-rata adalah sebesar 0,05 ml. Sehingga
dalam perhitungannya didapat kadar vitamin C rata-rata sebesar 0,01095 % untuk
dua kali ulangan pada sampel okky jelly drink. Dalam hal ini kadar vitamin C
yang terkandung dalam okky jelly drink termasuk kategori sangat kecil, akan
tetapi hal ini tidak dapat dipermasalahkan karena dalam kemasannya tidak tertera
kadar vitamin C produk serta okky jelly drink bukan merupakan salah satu pangan
yang menjadi sumber vitamin C.
VII. Kesimpulan

Berdasarka praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :

a. Salah satu cara penetapan kadar vitamin C adalah dengan metode iodimetri
dimana titik akhir titrasi yang ditandai dengan perubahan warna menjadi
biru muda.
b. Volume larutan iodium yang digunakan untuk mentitrasi sampel okky jelly
drink rata-rata sebesar 0,05 ml.
c. Kadar vitamin C yang terkandung dalam okky jelly drink rata-rata sebesar
0,01095 % .
DAFTAR PUSTAKA

Akhilender. 2003. Dasar-Dasar Biokimia I. Erlangga, Jakarta.

Almatsier S. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka


Utama

Sandra Goodman., (1991). Vitamin C : The Master Nutrient. Dalam :


Muhilal dan Komari., (1995). Ester-C. Vitamin C Generasi III.
Cetakan ketiga. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, Halaman 96-97

Sastrohamidjojo, Hardjono. 2005. Kimia Dasar. Yogyakarta: UGM Press

Sunita Sudarmadji, A. M. dan Lana Sularto, 2007. “Pengaruh Ukuran


Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, dan Tipe Kepemilikan
Perusahaan Terhadap Luas Voluntary Disclosure Laporan keuangan
Tahunan”, Jurnal PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitek &
Sipil), Volume 2, Universitas Gunadarma, Jakarta
LAMPIRAN

b. Penimbangan awal sampel


a. Sampel
sebanyak ± 10 gram

c. Sampel diencerkan
d. Sampel disaring
dengan aquades

e. Sampel ditambahkan f. Titik akhir titrasi ditandai


larutan amilum sebelum dengan perubahan warna
dititrasi menjadi biru muda

Anda mungkin juga menyukai