DISUSUN OLEH :
SURAKARTA
2023
BAB 1
1.2 Tujuan
1. Untuk menentukan kadar vitamin C dengan metode iodometri
2. Untuk mengetahui perbedaan kadar vitamin C dalam buah jeruk keprok segar dan jus
jeruk keprok
BAB 2
Keterangan :
Vol titrasi iodium = volume iodium hasil titrasi
fp = faktor pengenceran
mg sampel = sampel yang ditimbang (dalam mg)
2.1 Kelebihan dan Kekuranngan
1. Kelebihan titrasi redoks iodometri
a. Titrasi berlangsung lebih cepat karena titrat dan titran langsung bereaksi
b. Penambahan kanji diawal titrasi, warna titik akhir lebih mudah teramati dan tidak
berwarna menjadi biru
2. Kekurangan titrasi redoks iodometri :
a. Penitratnya mudah terurai oleh cahaya sehingga preparasi contoh harus dilakukan
terlebih dahulu
b. Pada saat titrasi dikhawatirkan kehilangan ion iod, dalam keadaan asam larutan iod
dapat dioksidasi oleh udara
BAB 3
ALAT BAHAN
Buret Aquadest
Blender Jeruk keprok
Pipet ukur 10 ml Amilum 1%
Statif dan klem Larutan iod 0,01N
Erlenmeyer 250ml Gula
Statif
Propipet merah
Labu ukur 100ml
Propipet hijau
Timbangan
2. Cara kerja :
1.) Siapkan sampel yang akan digunakan
2.) Sampel diblender atau diperas, disaring dan diambil filtratnya sebanyak 25 ml
3.) Kemudian diambil 10 ml dan dimasukkan ke erlenmeyer (3 kali ulangan)
4.) Ditambahkan 2 ml larutan amilum 1%
5.) Sampel dititrasi dengan larutan I2 0,01 N hingga berubah warna menjadi biru
violet
3.1 Hasil Pengamatan
Tabel 1. Volume Iodin Analisa Kadar Vitamin C Buah dan Jus Jeruk Keprok
Tabel 2. Persentase Kadar Vitamin C Buah dan Jus Jeruk Keprok Berdasarkan
Rumus Analisa Kadar Vitamin C
BAB 4
4.1 Pembahasan
Vitamin C merupakan vitamin yang mudah mengalami kerusakan (Tahir, et al, 2018).
Pada penelitian ini diperoleh kadar Vitamin C jeruk keprok segar lebih tinggi dibandingkan
dengan jus jeruk keprok. Hal ini disebabkan oleh penambahan air pada proses pembuatan jus
jeruk. Penambahan volume air dapat menyebabkan kadar Vitamin C menurun.
Penambahan gula pada proses pengejusan juga dapat mempengaruhi kadar Vitamin C
menurun sebab Vitamin C terserap oleh gula pasir. Sifat gula yang higroskopis mampu
menyerap Vitamin C yang sudah terlarut dalam air sebelumnya, sehingga kadar Vitamin C
semakin menurun. Penurunan ini tidaklah banyak karena penambahan gula juga mampu
melindungi Vitamin C yang terdapat di dalam bahan, sehingga Vitamin C yang hilang pada
saat proses pengolahan hanya berlangsung sedikit (Cahyaningrum, dkk, 2017).
Kadar Vitamin C yang sudah turun sebelumnya dapat berkurang lagi dengan adanya
proses pemblenderan karena pada proses pemblenderan terjadi perputaran yang cepat
sehingga menyebabkan panas. Proses pemanasan merupakan salah satu faktor penyebab
terjadinya penurunan bahkan bepengaruh merusak Vitamin C yang terkandung di dalamnya.
Metode pengolahan juicing memisahkan atau memeras sari buah dengan ampas, sedangkan
pada metode blending selain dilakukan pencampuran juga terdapat penambahan air.
Berdasarkan pernyataan tersebut maka pada metode blending kandungan Vitamin C lebih
cepat teroksidasi karena adanya oksigen yang terdapat di dalam air. Selain itu, juga karena
perputaran atau gerakan alat blender yang menungkinkan makin banyaknya singgungan
dengan udara dan oksigen. Vitamin C dapat berbentuk sebagai asam L-askorbat dan asam L-
dehidroaskorbat dimana keduanya mempunyai keaktifan sebagai Vitamin C.
Keadaan Vitamin C yang sudah tidak memiliki keaktifan biasanya terjadi pada proses
pemanasan (dimasak). Di dalam suasana asam Vitamin C lebih stabil darpada dalam suasana
basa, dimana Vitamin C bisa menjadi tidak aktif dan menjadi bentuk diketogluconic acid
sehingga apabila akan membuat jus buah dengan metode blending sebaiknya menggunakan
air dingin untuk mengurangi efek oksidasi vitamin C akibat suhu air yang masih panas
(Cahyaningrum, dkk, 2017). Menurut Putra (2011) vitamin dalam bentuk murni merupakan
kristal putih, tidak berwarna, tidak berbau, mempunyai rasa asam, mudah teroksidasi dan
mencair pada suhu 190-192°C, sehingga jus yang tidak segera dikonsumsi juga dapat
menyebabkan kerusakan Vitamin C karena sifatnya yang mudah teroksidasi sehingga harus
ditutup rapat dan dihindarkan dari sinar matahari.
4.2 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disumpulkan bahwa kadar Vitamin
Cdan jus jeruk keprok tergolong rendah yaitu 7,2% jika dibandingkan dengan buah jeruk
keprok segar yang lebih tinggi. Selain itu perbedaan keduanya juga dipengaruhi oleh beberapa
faktor salah satunya adalah metode yang digunakan serta bahan yang digunakan juga. Peneliti
selanjutnya diharapkan dapat melanjutkan penelitian dengan menggunakan variasi jenis jeruk
dan pengolahan buah jeruk segar lainnya.
PERTANYAAN DAN JAWABAN
Erwanto, D., Utomo, Y. B., Fiolana, F. A., & Yahya, M. (2018). Pengolahan citra digital untuk
menentukan kadar asam askorbat pada buah dengan metode titrasi iodimetri. Multitek
Indonesia, 12(2), 73. https://doi.org/10.24269/mtkind.v12i2.1290
Fitiriana, yolla arinda nur, & Fitri, ardhista shabrina. (2020). Analisis kadar vitamin c pada
buah jeruk menggunakan metode titrasi iodometri. 17(1), 27–32.
Lathifah, qurrotu a’yunin, Turista, dora dayu rahma, Hermawati, andyanita hanif, & Jannah,
riska miftakhul. (2018). Penetapan vitamin c dalam jeruk keprok segar dan jus secara
iodometri. 297–301. http://journal.umpalangkaraya.ac.id/index.php/bjml