Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS BAHAN HASIL PERTANIAN

PENENTUAN VITAMIN C DENGAN CARA TITRASI YODIUM

OLEH :
NURUL KHASANAH
1321800005
KELOMPOK 1

TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA
2020
PENENTUAN VITAMIN C DENGAN CARA TITRASI YODIUM

I. Tujuan
1.1 Mengukur kadar vitamin C dari sampel buah jeruk

II. Dasar Teori

Menurut Sumardjo (2006), istilah vitamin pertama kali dikemukakan oleh C


Funk pada tahun 1912. Vitamin adalah senyawa organik yang termasuk bahan makanan
esensial yang dibutuhkan oleh tubuh kita, tetapi tubuh kita sendiri tidak dapat
mensintesisnya. Vitamin yang dapat disintesis oleh tubuh memang ada, namun laju
intesisnya kurang dari yang dibutuhkan oleh tubuh untuk tetap sehat. Vitamin dikenal
sebagai mikronutrien karena vitamin dibutuhkan pada makanan manusia hanya dalam
jumlah miligram atau mikrogram per hari. Fungsi khusus berbagai vitamin sangat
berbeda antara satu dengan yang lain, berdasarkan kelarutannya, vitamin dibagi menjadi
dua golongan utama yaitu :
1. Vitamin yang larut dalam air, meliputi vitamin B dan C
2. Vitamin yang larut dalam lemak, meliputi vitamin A, D, E, dan K.
Sifat kelarutan vitamin yamg mudah larut dalam air menyebabkan vitamin
mudah rusak dalam pengolahan dan mudah terlarut bersama dengan air selama pencucian
bahan. Di dalam tubuh kita, vitamin disimpan dalam jumlah yang terbatas dan kelebihan
vitamin akan dikeluarkan atau dieksresikan melalui urin. Oleh karena itu, untuk
mempertahankan saturasi karingan vitamin harus sering dikonsumsi (Sumardjo, 2006).
Menurut Rohman (2007), vitamin C atau asam askorbat merupakan salah satu
vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Kekurangan vitamin C dapat menyebabkan
sariawan dengan gejala seperti gusi berdarah, sakit lidah, nyeri otot dan sendi, berat badan
berkurang, lesu, dan lain-lain. Vitamin C memiliki peran yang penting bagi tubuh
manusia seperti dalam sintesis kolagen, pembentukan carnitine, terlibat dalam
metabolisme kolesterol menjadi asam empedu dan juga berperan dalam pembentukan
neurotransmitter norepinefrin. Vitamin C memiliki sifat sebagai antioksidan yang dapat
melindungi molekul-molekul yang sangat diperlukan oleh tubuh, seperti protein, lipid,
karbohidrat, dan asam nukleat dari kerusakan oleh radikal bebas dan reaktif oksigen
spesies. Vitamin C juga dibutuhkan untuk memelihara kehamilan, mengatur kontrol
kapiler darah, secara memadai, mencegah hemoroid, mengurangi resiko diabetes dan
lain-lain, berikut struktur vitamin C :

Gambar 1. Struktur Vitamin C (Rohman, 2007).


Menurut Poejiadi (1994), faktor-faktor yang mengakibatkan vitamin C akan
mudah rusak dan hilang yaitu :
1. Pencucian sayuran setelah dipotong-potong terlebih dahulu
2. Pemanasan yang menyebabkan rusak dan berubahnya struktur vitamin C
3. Adanya alkali atau suasanya basa saat pengolahan
4. Vitamin C dalam tempat terbuka sehingga akan terjadi oksidasi yang tidak reversibel.
Sifat vitamin C adalah larutan dalam air, merupakan zat polar yang tidak dapat
larut dalam pelarut non polar. Mudah teroksidasi dan proses itu dapat dipercepat oleh
panas, sinar alkali, enzim, oksidator serta oleh katalis tembaga, dan besi. Penentuan kadar
vitamin C dilakukan melalui titrasi iodimetri, vitamin C dengan iod akan membentuk
ikatan dengan atom C nomor dua dan tiga sehingga ikatan rangkap akan hilang.
Perhitungan kadar vitamin C dengan standarisasi larutan iodin yaitu satu ml 0,01 N iodin
ekivalen dengan 0,88 mg asam askorbat (Winarno, 1997).
Iodimetri adalah metoda titrasi atau volumetri yang pada penetapan berdasarkan
pada jumlah I2 (iodium). Iodium bereaksi dengan sampel atau terbentuk dari hasil reaksi
antara sampel dengan ion iodida. Metode ini tergolong titrasi langsung. Contoh senyawa
yang dapat ditetapkan dengan iodimetri adalah H2S, Sn2+, As3+, Zn2+, glukosa, dan vitamin
C (Hamdani, 2012).
Buah jeruk (Citrus unshiu) merupakan sumber vitamin C yang berguna untuk
kesehatan manusia. Kandungan vitamin C sangat beragam antarvarietas, tetapi berkisar
antara 2,7-4,9 mg/10 ml daging buah. Makin tua buah jeruk, biasanya makin berkurang
kandungan vitamin C-nya, tetapi semakin manis rasanya (Yayant, 2010).
III. Alat Dan Bahan
3.1 Alat
1. Beaker Glass
2. Pipet Tetes
3. Pipet Volume
4. Buret
5. Erlenmeyer
6. Pemeras Jeruk
7. Pisau
8. Corong

3.2 Bahan
1. Amilum 1%
2. Larutan Iod 0.1 N
3. Buah Jeruk

IV. Cara Kerja

Diambil buah jeruk dan diperas


Diambil 20 ml larutan sampel buah jeruk yang
sebelumnya sudah diperas dan dimasukkan kedalam
beaker glass


Ditambahkan 2 ml amilum 1%


Di titrasi dengan larutan iod 0,01 N sampai terbentuk
warna biru seulas

V. Data Pengamatan & Perhitungan


5.1 Data Pengamatan

No. Sampel V Iod


1 Buah Jeruk 23,7 ml
5.2 Perhitungan

Volume iod x N Iod x 0.88 x 100


%=
V Sampel
23.7 ml x 0.01 N x 0.88 x 100
%=
20 ml
= 1.0428%

VI. Pembahasan

Pada percobaan kali ini dilakukan praktikum dengan judul penentuan kadar
vitamin C. Tujuan dari praktikum ini adalah menentukan kadar vitamin C pada buah.
Buah yang digunakan dalam percobaan ini adalah jeruk, buah jeruk (Citrus
unshiu) merupakan sumber vitamin C yang berguna untuk kesehatan manusia.
Kandungan vitamin C sangat beragam antarvarietas, tetapi berkisar antara 27-49 mg/100
g daging buah. Makin tua buah jeruk, biasanya makin berkurang kandungan vitamin C-
nya, tetapi semakin manis rasanya.

Vitamin C atau asam askorbat, merupakan vitamin yang dapat ditemukan dalam
berbagai buah – buahan dan sayuran. Vitamin C berwarna putih, berbentuk kristal
senyawa oganik, dan dapat disintesis dari glukosa atau diekstrak dari sumber – sumber
alam tertentu seperti jeruk. Vitamin pertama kali diisolasi dari air jeruk nipis oleh Gyorgy
Szent tahun 1928. Vitamin C bertindak ampuh mengurangi oksigen, nitrogen, dan sulfur
yang bersifat radikal. Vitamin C bekerja sinergis dengan tokoferol yang tidak dapat
mengikat radikal lipofilik dalam area lipid membran dan protein. Pengobatan dengan
vitamin C dapat memulihkan kadar zat besi dalam tubuh.

Prosedur pertama yang dilakukan ialah memeras buah jeruk.Selanjutnya sampel


dipipet sebanyak 20 ml dan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer, kemudian
ditambahkan larutan amilum sebagai indikator. Setelah itu dititrasi dengan larutan
iod 0,1 N. Proses titrasi dilakukan sampai larutan dalam erlenmeyer menjadi biru violet.
Warna biru violet yang dihasilkan merupakan reaksi antara iod dengan amilum menjadi
iod-amilum yang menandakan bahwa proses titrasi telah mencapai titik akhir. Perlakuan
titrasi ini harus segera dilakukan dengan cepat karena banyak faktor yang menyebabkan
oksidasi vitamin C misalnya pada saat penyiapan sampel. Hal ini disebabkan karena
vitamin C mudah bereaksi dengan O2 di udara menjadi asam dehidroaskorbat.
Fungsi larutan iod ialah pereaksi untuk memperlihatkan jumlah vitamin C yang
terdapat dalam sampel menjadi senyawa dihidroaskorbat sehingga akan berwarna biru
karena pereaksi yang berlebih. Sebelum dititrasi, sampel ditambahkan 2 tetes larutan
amilum yang berperan untuk meningkatkan kecepatan percobaan atau sebagai indikator.
amilum bereaksi dengan iod, dengan adanya iodida membentuk suatu kompleks yang
berwarna biru yang akan terlihat pada konsentrasi iod yang sangat rendah.

Dari hasil percobaan didapatkan hasil titrasi simplo pada titik ekivalen berwarna
biru keputihan dengan pemakaian volume titran sebesar 23.7 mL. Berikut ini reaksi yang
terjadi antar vitamin c pada jeruk dengan iodium :

I2 + 2e 2 I-

C6H8O6 C6H6O6 + 2 H+ + 2e

C6H8O6 + I2 C6H6O6 + 2 H+ + 2 I-

Kadar vitamin C yang terdapat pada sampel 20 ml buah jeruk menghasilkan kadar
vitamin C sebesar 1.0428 %.

VII. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan vitamin C, maka dapat disimpulkan yaitu :
1. Kadar vitamin C pada sampel buah jeuk adalah 1.0428% dan volume iod yang
digunakan untuk menitrasinya adalah sebanyak 23.7 ml

VIII. Daftar Pustaka


Kristalini, Wangi. 2016. “ Vitamin dalam Jus Buah”.
https://www.academia.edu/7401613/Laporan_Vitamin_C. Diakses pada 26
November 2020.
Septiana, Nurhikmah. 2016. “Penentuan Kadar Vitamin”.
https://www.academia.edu/25479993/ACARA_VI_PENENTUAN_KADAR
_VITAMIN. Diakses pada 26 November 2020.
Wahyu, Azizah. 2015. “Analisis Vitamin C”.
https://www.academia.edu/18304266/Vitamin_C. Diakses pada 26 November
2020.

Anda mungkin juga menyukai