Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

IDENTIFIKASI DAN TITRASI SEDERHANA


VITAMIN C

Disusun oleh :
Nama : Devi Suciyani
Nim : 1907026008
Gol/Kelp : satu (1) / empat (4)
Dosen pengampu : Nur Hayati, S.Pd., M.Si

PROGRAM STUDI GIZI


FAKULTAS PSIKOLOGI DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2020
IDENTIFIKASI DAN TITRASI SEDERHANA VITAMIN C

A. TUJUAN
1. Mengetahui identifikasi dan titrasi sederhana vitamin C
2. Mengetahui kegunaan larutan Iodin dalam identifikasi vitamin C

B. DASAR TEORI
Vitamin C atau asam L-askorbat, atau askorbat adalah nutrisi penting bagi
manusia dan hewan. Vitamin yang memiliki aktivitas vitamin C adalah asam askorbat
dan garamnya, dan beberapa bentuk teroksidasi dari molekul seperti asam
dehidroaskorbat. Askorbat dan asam askorbat keduanya secara alami terdapat dalam
tubuh ketika salah satu dari asam ini bertemu dalam sel karena perubahan bentuk
yang disebabkan oleh pH.(Pratiwi, 2018)
Vitamin C merupakan vitamin larut dalam air dan sering digunakan sebagai
suplemen. Fungsi vitamin C bisa meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit
dan sebagai antioksidan yang menetralkan radikal bebas didalam darah maupun
cairan.(Pratiwi, 2018)
Vitamin C merupakan vitamin yang dapat dibentuk oleh beberapa jenis spesies
tanaman dan hewan dari prekursor karbohidrat. Manusia tidak dapat mensintesis
vitamin C dalam tubuhnya, karena tidak memiliki enzim Lgulonolakton oksidase.
Manusia mutlak memerlukan vitamin C dari luar tubuh untuk memenuhi
kebutuhannya.(Arel, dkk, 2017)
Pada analisis kualitatif vitamin C reagen yang digunakan adalah reagen iodin.
Adanya vitamin C ditandai oleh hilangnya warna iodin. Semakin banyak jumlah
tetesan larutan iodin menunjukkan semakin tinggi kandungan vitamin C dalam
sampel.(Nisa, 2020)
Vitamin C juga dijuluki sebagai vitamin anti stres karena mempunyai sifat anti
infeksi dengan membantu penyembuhan bagian tubuh yang sakit atau rusak, selain itu
membantu proses penyerapan ion Fe2+, Fe3+, dan ion Ca2+ dalam tubuh dan
menghambat pertumbuhan nitrosamin (zat penyebab kanker).(Rahman, 2015)
Vitamin C bereaksi dengan iodium akan menghasilkan asam dehidroaskorbat
dan iodium bertindak sebagai oksidator dengan menggunakan indikator amilum.
Prinsip dari titrasi iodimetri yaitu iodin mengadisi ikatan rangkap vitamin C pada
atom karbon C nomor 2 dan 3, ikatan rangkap yang diadisi oleh iodin akan terputus
menjadi ikatan tunggal. Jika seluruh vitamin C telah diadisi oleh iodin maka iodin
yang menetes selanjutnya saat titrasi akan bereaksi dengan larutan indikator amilum
membentuk iodamilum yang berwarna biru. Terbentuknya warna biru menunjukan
bahwa proses titrasi telah selesai, karena seluruh vitamin C sudah diadisi oleh iodin
sehingga volume iodin yang dibutuhkan saat titrasi setara dengan jumlah vitamin C.
(Pertiwi, 2013)
Kandungan vitamin C dalam buah-buahan ataupun sayuran memang tidak
setinggi vitamin C dalam tablet. Namun jika dilihat dari kebutuhan vitamin C
100mg/hari, konsumsi buah dan sayur sudah mencukupi untuk memenuhi kebutuhan
vitamin C. Ditambah lagi di dalam buah-buahan banyak juga terdapat zat lain yang
juga berguna bagi tubuh. Sehingga juga dapat memenuhi kebutuhan zat lain selain
vitamin C. (Suprayogi, 2011)
C. ALAT dan BAHAN
Alat
1. Gelas kaca berukuran sama , 3 buah
2. Sendok teh, 1 buah
3. Panci kecil, 1 buah
4. Kompor, 1 buah
5. Saringan teh/ santan, 1 buah
6. kertas label
7. Pulpen, 1 buah

BAHAN
1. Tablet hisap vitamin C, 1 butir
2. Jus/ sari buah (buah apa saja yang bervitamin C, sudah disaring)
3. Obat luka (yang mengandung iodium) berukuran 50 ml atau 100 ml
4. Tepung kanji
5. Air mineral ukuran gelas, 4 gelas (usahakan merknya sama)

D. CARA KERJA
1. Membuat jus dengan komposisi satu gelas air mineral untuk sekitar 100 gram buah segar.
Pastikan jus/ sari buah sudah disaring dan memberi label gelas A .
2. Membuat larutan vitamin C dengan cara melarutkan seperempat patahan tablet vitamin C
ke dalam segelas air mineral dan memberi label gelas B
3. Membuat larutan tepung kanji dengan cara melarutkan satu sendok teh peres tepung ke
dalam satu gelas air mineral. Memanaskan larutan tepung dengan api kecil sambil diaduk
sampai kekeruhan larutan berkurang dan biarkan dingin.
4. Menyiapkan satu gelas air mineral yang sudah ditambahkan 10 tetes obat luka sebagai
kontrol warna.
5. Menyiapkan satu sendok teh larutan tepung kanji pada langkah ke-3 pada satu piring kecil
yang sudah ditambahkan satu tetes obat luka sebagai kontrol warna.
6. Menambahkan satu sendok teh larutan tepung kanji pada langkah ke-3 ke dalam gelas A dan
satu sendok teh ke dalam gelas B lalu mengaduk masing-masing sampai homogen.
7. Menambahkan obat luka ke dalam gelas A setetes demi setetes sampai muncul sedikit
warna biru tua (biru dongker pucat, bandingkan dengan warna larutan pada langkah ke-5)
mencatat jumlah tetesan obat luka yang telah ditambahkan sampai muncul perubahan
warna biru tua.
8. Mengulangi langkah ke-7 untuk gelas B
9. Membuat dokumentasi untuk alat, bahan, tiap tahap langkah kerja dan hasil pengamatan
E. HASIL PENGAMATAN

NO BAHAN UJI SEBELUM SESUDAH


DITETESI DITETESI 69
TETES
1 Jus jeruk + air + larutan tepung -Berwarna kuning -Berwarna biru tua
kanji
2 Vitamin C + air + larutan tepung -Berwarna hijau -Berwarna hijau
kanji
3 Air + 10 tetes betadin (bahan -Berwarna cokelat -Berwarna cokelat
kontrol) kemerahan kemerahan

F. PEMBAHASAN
Dari peecobaan yang sudah dilakukan dengan menggunakan dua sampel yaitu
larutan vitamin C dan larutan jus jeruk. Pertama, menyiapkan larutan vitamin C
dengan cara melarutkan ¼ tablet dengan segelas air lalu membuat jus jeruk dengan
perbandingan 100 gran buah dengan segelas air sebanyak satu gelas. Membuat larutan
tepung kanji dengan cara melarutkan satu sendok teh tepung kanji dengan segelas air
mineral lalu memanaskannya sampai larutan tersebut tidak keruh. Selanjutnya
membuat bahan kontrol yaitu larutan iodin dengan cara melarutkan sepuluh tetes
iodine dengan segelas air dan melarutkan satu tetes iodine dengan larutan tepung kanji
Bahan kontrol yang digunakan yaitu larutan iodine dan campuran larutan tepung kanji
dan iodine. Kedua larutan ditambahkan larutan tepung kanji sebanyak satu sendok
teh. Kemudia kedua larutan tersebut ditetesi iodin dan diamati perubahan warna yang
terjadi.
Pada pengamatan larutan jus jeruk yang ditambah larutan tepung kanji
berwarna kuning dan setelah ditetesi betadin sebanyak 69 tetes menghasilkan warna
biru tua sama seperti warna bahan kontrol larutan tepung kanji dan betadin. Hal ini
dikarenakan terbentuknya warna biru menunjukan bahwa proses titrasi telah selesai,
karena seluruh vitamin C sudah diadisi oleh iodin sehingga volume iodin yang
dibutuhkan saat titrasi setara dengan jumlah vitamin C. (Pertiwi, 2013)
Pada pengamatan larutan vitamin C yang ditambah larutan tepung kanji
berwarna hijau dan setelah ditetesi betadin sebanyak 69tetes menghasilkan warna
hijau (tidak ada perubahan warna). Betadin yang ditetesi dapat hilang dalam larutan
vitamin C. Hal ini menunjukkan bahwa larutan vitamin C mengandung vitamin C
yang tinggi. Hal ini sesuai dengan literatur yang menyebutkan bahwa semakin banyak
jumlah tetesan larutan iodin menunjukkan semakin tinggi kandungan vitamin C dalam
sampel. (Nisa, 2020)
Vitamin C atau asam L-askorbat, atau askorbat adalah nutrisi penting bagi
manusia dan hewan. Vitamin C tidap dapat disintesis di dalam tubuh mmanusia oleh
karena itu untuk memenuhi kebutuhan manusia vitamin C dapat diperoleh dari
makanan baik berupa suplemen, sayuran maupun buah-buahan. Vitamin C bisa
meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit dan sebagai antioksidan yang
menetralkan radikal bebas didalam darah maupun cairan.
Meskipun kandungan vitamin C dalam buah-buahan ataupun sayuran memang
tidak setinggi vitamin C dalam tablet. Namun jika dilihat dari kebutuhan vitamin C
100mg/hari, konsumsi buah dan sayur sudah mencukupi untuk memenuhi kebutuhan
vitamin C

G. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil percobaan maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut :


Identifikasi vitamin C dan titrasi dapat dilakukan dengan mudah karena bahan yang
digunakan dapat ditemukan dengan mudah. Dengan menggunakan indikator yaitu larutan
tepung kanji dan oksidator yaitu betatiden yang mengandung iodin. Adanya vitamin C
dapat diketahui ketika hilangnya warna iodine dan atau perubahan warna menjadi biru.
Vitamin C bereaksi dengan iodium akan menghasilkan asam dehidroaskorbat dan
iodium bertindak sebagai oksidator dengan menggunakan indikator amilum. Prinsip dari
titrasi iodimetri yaitu iodin mengadisi ikatan rangkap vitamin C. Jika seluruh vitamin C
telah diadisi oleh iodin maka iodin yang menetes selanjutnya saat titrasi akan bereaksi
dengan larutan indikator amilum membentuk iodamilum yang berwarna biru.
Terbentuknya warna biru menunjukan bahwa proses titrasi telah selesai, karena seluruh
vitamin C sudah diadisi oleh iodin sehingga volume iodin yang dibutuhkan saat titrasi
setara dengan jumlah vitamin C

H. PERTANYAAN
1. Manakah jumlah tetesan yang lebih banyak? Gelas A atau B? Mengapa?
Jawab : Pada larutan vitamin C ditetesi betadine lebih banyak. Hal ini dikarenakan
kandungan vitamin C didalam larutan vitamin C tersebut tinggi sehingga dibutuhkan banyak
tetesan betadin untuk mengadisi ikatan rangkap pada vitamin C agar terjadi reaksi larutan
amilum membentuk iodamilum yang berwarna biru. (Nisa, 2020)
2. Jelaskan fungsi obat luka pada praktikum uji vitamin C ini!
Jawab : Fungsi obat luka pada praktikum uji vitamin C yaitu sebagai oksidator dimana obat
luka mengandung iodin yang dapat mengadisi ikatan rangkap vitamin C pada atom
karbon C nomor 2 dan 3, ikatan rangkap yang diadisi oleh iodin akan terputus
menjadi ikatan tunggal. (Nisa, 2020)
3. Jelaskan fungsi tepung pada praktikum uji vitamin C ini!
Jawab : Fungsi larutan tepung kanji pada praktikum uji vitamin C yaitu sebagai indikator
dimana larutan indikator amilum membentuk iodamilum yang berwarna biru.
Terbentuknya warna biru menunjukan bahwa proses titrasi telah selesai, karena
seluruh vitamin C sudah diadisi oleh iodin sehingga volume iodin yang dibutuhkan
saat titrasi setara dengan jumlah vitamin. (Nisa, 2020)
I. Daftar pustaka
1. Arel, A., Martinus, B. A., & Ningrum, S. A. (2017). Penetapan Kadar Vitamin C Pada
Buah Naga Merah (Hylocereus costaricensis (FAC Weber) Britton & Rose) Dengan
Metode Spektrofotometri UV-Visibel. Scientia: Jurnal Farmasi dan Kesehatan, 7(1),
1-5.
2. Nisa, S. R., Santoso, H., & Syauqi, A. (2020). Analisis Kadar Vitamin C pada
Selai Stroberi (Fragaria sp.)-Buah Naga (Hylocereus costaricensis). Jurnal
SAINS ALAMI (Known Nature), 2(2).
3. Pertiwi, M. (2013). Laporan praktikum analisis pangan cara III buah-buahan.
Purwokerto: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Universitas Jenderal
Soedirman, Fakultas Pertanian.
4. Pratiwi, R. (2018). METODE ANALISIS KADAR VITAMIN C. Farmaka, 16(2).
5. Rahman, N., Ofika, M., & Said, I. (2015). Analisis Kadar Vitamin C Mangga Gadung
(Mangifera sp) Dan Mangga Golek (Mangifera indica L) Berdasarkan Tingkat
Kematangan Dengan Menggunakan Metode Iodimetri. Jurnal Akademika Kimia, 4(1),
33-37.
6. Suprayogi, D. (2011). Uji Kualitatif Vitamin C Pada Berbagai Makanan Dan
Pengaruhnya Terhadap Pemanasan. Sainmatika: Jurnal Sains dan Matematika
Universitas Jambi, 3(1)
7. Pertiwi, M. (2013). Laporan praktikum analisis pangan cara III buah-buahan.
Purwokerto: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Universitas Jenderal
Soedirman, Fakultas Pertanian.
8. Pratiwi, R. (2018). METODE ANALISIS KADAR VITAMIN C. Farmaka, 16(2).

Karawang, 13 Mei 2020

Mengetahui,
Dosen Pengampu Biokimia, Praktikan

(Nur Hayati, S.Pd., M.Si) (Devi Suciyani)


J. LAMPIRAN

Gambar bahan : tablet vitamin C, 4 gelas air, Gambar alat : panic, 3 gelas, saringan teh, sendok
jus jeruk, tepung kanji teh, pulpen
(Gambar Sampel jus jeruk ) (Gambar Sampel larutan vitamin C)

(Gambar indikator larutan tepung (Gambar bahan kontrol air +


Kanji dan betadine ) betadine)
(Gambar jus jeruk ditambahkan (Gambar larutan vitamin C ditambah
Larutan tepung kanji) -kan larutan tepung kanji)

(Gambar larutan jus jerus dan larutan vitamin C setelah ditetesi betadin sebanyak 69 tetes)

Anda mungkin juga menyukai