17
KONVERSI Volume 4 No1 April 2015 ISSN 2252-7311
suasana yang baik untuk terjadinya ramah lingkungan. Ekstrak bahan alam
reaksi oksidasi-reduksi (Krauss, 1994 khususnya senyawa yang
dalam Zuas (2002)). mengandung atom N, O, P, S dan
atom-atom yang memiliki pasangan
Di Indonesia permasalahan korosi elektron bebas. Unsur-unsur yang
perlu mendapatkan perhatian serius, mengandung pasangan elektron bebas
mengingat dua pertiga Wilayah ini nantinya dapat berfungsi sebagai
Nusantara terdiri dari lautan dan ligan yang akan membentuk senyawa
terletak pada daerah tropis dengan kompleks dengan logam. Efektivitas
curah hujan tinggi, kandungan ekstrak bahan alam sebagai inhibitor
senyawa klorida yang tinggi korosi tidak terlepas dari kandungan
menyebabkan sangat korosi. Hal ini nitrogen yang terdapat dalam
dipengaruhi pula oleh adanya gas senyawaan kimianya seperti daun
limbah (sulfur dioksida, hidrogen tembakau yang mengandung
disulfida, klorida) yang terdapat senyawa-senyawa kimia antara lain
kandungan O2, pH larutan, temperatur, nikotin, hidrazin, alanin, quinolin, anilin,
kelembaban, kecepatan aliran air dan piridin, amina dan lain-lain. Biji kopi
aktifitas mikroba (Asdim, 2007). Korosi merupakan inhibitor yang dapat
merupakan peristiwa alami tetapi dapat digunakan dalam penghambatan
diupayakan untuk diperlambat proses proses korosi, karena mengandung
terjadinya, karena proses korosi dapat kafein. Berdasarkan hal tersebut, kami
berjalan sangat lambat, maka akibat menggunakan kopi sebagai inhibitor
dari proses tersebut tidak dapat dilihat alami. Di dalam kopi mengandung
dalam waktu yang singkat. Oleh kafein yang merupakan alkaloid yang
karena itu dalam penggunaan material mempunyai cincin purin dan
harus memperhatikan beberapa faktor merupakan derivate dari metal
yang mempengaruhi pemilihan xanthine. Rumus molekul dari kopi
material tersebut. Proses pencegahan adalah C8H10N4O2.
korosi dapat dilakukan diantaranya
dengan pelapisan pada permukaan METODOLOGI PENELITIAN
logam, perlindungan katodik,
penambahan inhibitor korosi dan lain- Bahan
lain. Inhibitor korosi dapat diartikan Plat Besi, Kopi, NaCl 0.2% dan 1%,
sebagai suatu zat yang apabila alkohol, aquadest, Na2CO3,
ditambahkan dalam jumlah sedikit diklorometan, NH4OH, Pereaksi Parry
kedalam lingkungan akan menurunkan
serangan korosi lingkungan terhadap Alat
logam. Umumnya inhibitor korosi Oven, timbangan, stopwatch, jangka
berasal dari senyawa-senyawa organik sorong, pemanas listrik, besi penjepit,
dan anorganik yang mengandung hotplate + stirrer, vacuum,
gugus-gugus yang memiliki pasangan thermometer, kaca arloji, pipet volume
elektron bebas seperti nitrit, kromat, dan pipet ukur, pengaduk, Instrumen
posfat, urea, fenilalanin, imidazolin dan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
senyawa-senyawa amina. Namun Shimadzu jenis 20 D Prominence,
demikian pada kenyataannya bahwa kolom shimpack VP C18 (15 cm x 4,6
bahan kimia sintesis ini merupakan mm )
bahan kimia berbahaya, harganya
lumayan mahal dan tidak ramah METODE PENELITIAN
lingkungan sangatlah diperlukan. Proses Penelitian
Sampel plat besi dengan ukuran 4 x
Inhibitor dari ekstrak bahan alam 1,3 cm, dihilangkan lapisan
merupakan solusi yang aman, karena pelindungnya dengan menggunakan
mudah didapatkan, bersifat mesin polos, lalu dihaluskan
biodegradable, biaya murah dan permukaannya dengan amplas besi.
18
Pengaruh Waktu Perendaman Ekstrak Kopi untuk Menginhibisi Korosi pada Besi
(Pradhini Nur Aripin, Irfan Purnawan)
Permukaan yang telah halus ini dicuci Ditimbang sampel kopi sebanyak 1
dengan aquadest. Kemudian gram yang sudah diketahui bobot
dikeringkan dalam oven pada 40ºC kosongnya. Sampel dikeringkan dalam
selama 5 menit. Plat besi ini diukur oven pada suhu 105-1100C selama 3
dimensinya (panjang, lebar dan jam atau sampai didapat bobot
tebalnya) dan ditimbang sebagai bobot konstan. Selisih berat sebelum dan
besi awal. sesudah pengeringan adalah
banyaknya air yang diuapkan.
Persiapan Larutan
Larutan Pereaksi Parry Penetapan Kadar Kafein
Timbang 5 gram pereaksi parry Penetapan Kadar kafein dilakukan
masukkan kedalam labu ukur 50 ml. dengan metode Kromatografi Cair
Larutkan dengan alkohol 1ml dan Kinerja Tinggi. Dalam hal ini sebagai
tambahkan air sampai dengan tanda fase diam digunakan kolom shimpack
tera. VP C18 (15 cm x 4,6 mm) fase gerak
campuran aquadest dengan methanol
Medium Korosif (NaCl) (60:40) dengan laju alir 1 ml/min dan
Media uji yang digunakan adalah panjang gelombang 272 nm.
larutan NaCl karena larutan yang
mengandung klorida dapat Pembuatan Larutan Standar
memberikan efek korosif yang sangat Larutan standar yang dibuat dengan
agresif pada logam. Konsentrasi menimbang ± 10 mg Kafein
larutan NaCl yang digunakan adalah characterized reference standar
0,2%. Larutan medium korosif yang kedalam labu ukur 100,0 ml. Kemudian
digunakan dibuat dengan cara ditambahkan 50 ml aquadest, untuk
melarutkan 0,6 gram NaCl dalam labu melarutkannya disonik selama 10
ukur 300 ml sampai tanda tera hingga menit. Dihimpitkan dengan aquadest
didapatkan larutan NaCl dengan sampai tanda tera dan dikocok hingga
konsentrasi 0,2 %. homogen.
19
KONVERSI Volume 4 No1 April 2015 ISSN 2252-7311
(W 0 −W t )
V= Tabel 3. Data laju korosi besi
Axt
direndam dalam larutan NaCl 0,2%
(1)
yang mengandung inhibitor 8 ppm
Laju
Waktu Berat Berat
Kehilangan Korosi
perendaman awal akhir
Sedangkan dalam menentukan berat (g) (g/m2
(hari) (g) (g)
hari)
kemampuan inhibisi korosi logam besi 0,5 7,9770 7,9757 0,0012 0,04822
menggunakan persamaan sebagai
4 7,9913 7,9830 0,0083 0,04074
berikut
3 8,0635 8,0575 0,0060 0,03891
2 8,1630 8,1589 0,0041 0,04009
(V 1 −V 2 )
Kemampuan inhibisi = x100% 1
V1 8,1945 8,1923 0,0021 0,04208
20
Pengaruh Waktu Perendaman Ekstrak Kopi untuk Menginhibisi Korosi pada Besi
(Pradhini Nur Aripin, Irfan Purnawan)
Tabel 4. Data laju korosi Tabel 5. Data laju korosi besi direndam
besi direndam dalam larutan dalam larutan NaCl 1% yang
NaCl 1% tanpa penambahan mengandung inhibitor 8 ppm
inhibitor Laju
Waktu Berat Berat
Laju Kehilangan Korosi
Waktu Berat Berat perendaman awal akhir 2
Kehilangan Korosi berat (g) (g/m
perendaman awal akhir (hari) (g) (g)
berat (g) (g/m2 hari)
(hari) (g) (g)
hari) 0,5
7,9526 7,9513 0,0013 0,04957
0.5 8,1408 8,1381 0,0026 0,10387 1 8,0859 8,0836 0,0023 0,04363
1 8,1141 8,1099 0,0041 0,07948 2 7,8206 7,8163 0,0043 0,04273
2 8,0900 8,0833 0,0067 0,06550 3 7,6871 7,6807 0,0064 0,04259
3 8,0908 8,0813 0,0095 0,06224 4 8,0270 8,0185 0,0085 0,04403
4 8.1710 8,1568 0,0142 0,06953
Data yang tertera pada tabel 4 dan 5
selanjutnya ditentukan kemampuan
inhibisinya.
Tabel 6. Data kemampuan inhibisi inhibitor ekstrak kopi terhadap laju korosi besi
dalam larutan NaCl dengan variasi waktu perendaman
sebesar 100,3 ppm (Hasil data Besi tanpa dan adanya Inhibior
terdapat pada lampiran). dengan NaCl 0,2%
22
Pengaruh Waktu Perendaman Ekstrak Kopi untuk Menginhibisi Korosi pada Besi
(Pradhini Nur Aripin, Irfan Purnawan)
60 sebagai gugus amonium,- NH3+. Pada
50.2428 54.5619 hari ke-3 terjadi penurunan persen IE
50 41.1968 sebesar 35,21% dan laju korosi
36.5885
40 meningkat sebesar 0,040 g/m2 per
hari, hal ini disebabkan karena terjadi
IE (%)
30 35.2112
penurunan efektifitas inhibisi sehingga
20 8 ppm tidak lagi meningkatkan efisiensi dari
10 inhibitor.
0
Berdasarkan gambar 4, inhibisi dengan
0.5 1 2 3 4
larutan NaCl 0,5% persen IE yang
Waktu Perendaman (hari) paling besar didapatkan pada hari ke-1
yaitu sebesar 52,47% dengan laju
korosi sebesar 0,050 g/m2 per hari.
Waktu ini merupakan waktu optimum,
Gambar 3. Grafik Hubungan Waktu Sedangkan pada hari ke-1 terjadi
Perendaman terhadap % IE penurunan persen IE sebesar 44,91%
menggunakan kafein 8 ppm pada dan laju korosi meningkat sebesar
media NaCl 0,2% 0,044 g/m2 per hari, hal ini disebabkan
terjadinya penurunan efektifitas inhibisi
dikarenakan inhibitor kafein sudah
60 52.4762 terjadi penjenuhan. sehingga tidak lagi
44.9162 meningkatkan efisiensi dari inhibitor.
50
39.9634
40 34.7781
31.5683
KESIMPULAN DAN SARAN
IE (%)
30
8 ppm
20 Kesimpulan
1. Hasil penelitian menunjukan bahwa
10 identifikasi kafein yang dilakukan
0 pada larutan ekstrak kopi
menunjukan kafein positif dan kadar
0.5 1 2 3 4
kafein yang terkandung dalam
Waktu Perendaman (hari)
ekstrak kopi adalah 100,03 ppm.
2. Penambahan kafein dari ekstrak
kopi sebagai inhibitor pada besi
Gambar 4 Grafik Hubungan Waktu yang dicelupkan dalam larutan NaCl
Perendaman terhadap % IE 0,2% dan 1% dapat menurunkan
menggunakan kafein 8 ppm pada laju korosi besi, hal ini disebabkan
media NaCl 1% karena senyawa kafein dapat
membentuk kompleks besi(III)-
Berdasarkan Grafik 3 Inhibisi dengan kafein yang akan melekat pada
larutan NaCl 0,2% persen IE yang permukaan besi yang menghalangi
paling besar didapatkan pada hari ke-1 terjadinya korosi.
yaitu sebesar 54,56% dengan laju 3. Laju reaksi korosi dengan adanya
korosi sebesar 0,042 g/m2 per hari. kafein pada ekstrak kopi dalam
Waktu ini merupakan waktu optimum, larutan NaCl menurun jika
dimana inhibitor kafein memiliki sifat dibandingkan dengan tanpa adanya
yang lebih aktif atau belum terjadi inhibitor. Konsentrasi ekstrak kafein
penjenuhan. Pada konsentrasi dan 8 ppm dengan waktu perendaman
waktu tersebut, kafein memberikan 0,5 hari dapat menginhibisi korosi
kerapatan arus korosi dan laju korosi dengan laju reaksi pada larutan
paling kecil. Polarisasi permukaan besi NaCl 0,2% yaitu 0,042 g/m2 per hari
ke arah lebih positif akibat terpolarisasi dengan efisiensi inhibisi yaitu
oleh gugus fungsi amina sangat kecil, 54,56%.
sebab gugus tersebut dalam media uji
berada dalam keadaan terprotonasi
23
KONVERSI Volume 4 No1 April 2015 ISSN 2252-7311
Saran
Untuk perkembangan penelitian lebih
lanjut, penulis mengharapkan
dilakukan penelitian mengenai ekstrak
kopi sebagai inhibitor korosi besi,
sebagai berikut:
1. Menggunakan variabel yang lain
seperti temperature dan pH untuk
mengetahui kinerja inhibitor pada
temperatur dan pH media
korosinya.
2. Melakukan penentuan laju korosi
dengan metode lain seperti dengan
menggunakan metode polarisasi
potensio dinamik sebagai
pembanding.
DAFTAR PUSTAKA
24