1, Januari 2018
ISSN: 2548-3854
Abstrak
Penggunaan inhibitor korosi merupakan salah satu cara yang efektif dalam mencegah korosi karena cara ini
relatif murah dan prosesnya sederhana. Pada penelitian ini dilakukan uji pengaruh penambahan ekstrak daun jambu biji
sebagai inhibitor korosi terhadap laju korosi dan efektivitas inhibisi pada baja SS dalam media larutan 3% NaCl.
Penelitian ini menggunakan 2 variabel yang berpengaruh yaitu konsentrasi inhibitor 500 ppm, 1000 ppm, 1500 ppm,
2000 ppm dan waktu perendaman baja dalam larutan NaCl selama 1 hari, 2 hari, 4 hari, 6 hari. Penambahan ekstrak daun
jambu biji sebagai inhibitor pada baja SS yang dicelupkan dalam larutan 3% NaCl dapat menurunkan laju korosi baja
SS dengan laju korosi terkecil yaitu sebesar 0.045 mg/cm2 hari dan persen proteksi paling besar yaitu 37,93% yang
didapatkan pada penambahan inhibitor ekstrak daun jambu biji dengan konsentrasi 1000 ppm.
Abstract
The use of corrosion inhibitors is one of the effective way to prevents corrosion because it is relatively
inexpensive and the process is simple. This research is about the effect of the addition of guava leaf extract as corrosion
inhibitor to corrosion rate and the effectiveness of inhibition on SS steel in 3% NaCl solution medium. This study use
two variables that is inhibitors concentration and steel immersion times. The inhibiotrs concentration are 500 ppm, 1000
ppm, 1500 ppm, and 2000 ppm. Then the steel immersion times are in NaCl solution for 1 day, 2 days, 4 days, and 6
days. The addition of guava leaf extract as an iron inhibitor dipped in 3% NaCl solution can reduce the rate of iron
corrosion with the smallest corrosion rate of 0.045 mg/cm2 day and the largest protection percentage of 37.93% obtained
in the addition of inhibitor of guava leaf extract with a concentration of 1000 ppm.
dan terdesorpsi dari permukaan logam. Molekul-molekul Larutan dititrasi dengan KMnO4 0,1 N hingga
berukuran besar ini dapat membatasi difusi oksigen ke didapatkan titik akhir larutan berwarna kuning emas.
permukaan atau menjerat ion-ion logam di permukaan, Dihitung kadar tanin total. (1 ml KMnO4 ~ 4, 157 x
memantapkan lapisan ganda dan mereduksi laju 10-3 gram tanin.)
pelarutan.
D. Persiapan Larutan Medium Korosif
D. Inhibisi Presipitasi Larutan medium korosif dibuat dengan cara
Dalam air yang bersifat netral mengandung melarutkan 37,5 gram NaCl dalam labu ukur 250 ml dan
sedikit konsentrasi klorida, silikat dan fosfat didapatkan larutan 15% NaCl. Kemudian larutan
menyebabkan pasivasi pada baja apabila terdapat tersebut diencerkan sejumlah volume tertentu hingga
kandungan oksigen pada air tersebut, sehingga unsur- didapatkan konsentrasi sebesar 3% NaCl.
unsur tersebut bersifat sebagai inhibitor anodic. Sifat
anodic lainnya adalah bahwa korosi terlokalisir dalam E. Preparasi Benda Uji
bentuk sumuran, yakni apabila jumlah fosfat atau silikat Sampel baja carbon steel dipotong dengan
yang ditambahkan ke dalam air kurang ukuran 10 x 20 mm. Benda uji dibersihkan dari kotoran
mencukupi/sedikit. Baik silikat ataupun fosfat akan (lemak dan debu) dan karat-karat dipermukaan logam
membentuk lapisan endapan dipermukaan baja yang dengan metode pickling sesuai ASTM G1-99. Baja
meningkatkan polarisasi katodik, sehingga dkatakan sifat dibersihkan dengan 500 ml asam klorida yang dilarutkan
tersebut “Mixed” (kombinasi pengaruh anodik dan didalam akuadest hingga 1000ml. Semua spesimen yang
katodik). Zat silikat yang sering digunakan di dalam air masuk ke larutan pembersih kemudian dibersihkan
yang salinitasnya rendah yang mengandung oksigen dengan akuadest dan alkohol dan dikeringkan. Setelah
terlarut. itu ditimbang berat awal masing-masing spesimen
sebelum diuji.
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Alat dan Bahan F. Larutan Media Korosif dan Inhibitor
Peralatan yang digunakan pada penelitian ini Disiapkan labu takar 50 ml sebanyak 5 buah.
adalah labu ukur 1000 mL, 250 mL, gelas kimia, kaca Dipipet sebanyak 10 ml larutan NaCl 15% dan
arloji, neraca analitik, oven, pipet ukur 10 mL, buret 25 dimasukkan kedalam masing-masing labu takar 50ml.
mL, vacuum rotary evaporator. Bahan kimia yang Ditambahkan larutan inhibitor 10.000 ppm sebanyak 0
digunakan adalah baja carbon steel, Natrium Klorida p.a, ml; 2,5 ml; 5 ml; 7,5 ml; dan 10 ml ke dalam labu takar
Alkohol, Akuadest, dan Asam Klorida 36%. yang berisi larutan NaCl. Larutan diencerkan dengan
akuadest hingga tanda tera sehingga campuran larutan
B. Ekstraksi Daun Jambu masing-masing konsentrasi inhibitor yaitu 0 ppm, 500
Daun jambu dikeringkan dengan cara diangin- ppm, 1000 ppm, 1500 ppm, 2000 ppm.
anginkan tanpa terkena sinar matahari langsung.
Dilanjutkan dengan menggunakan oven pada suhu 40°C. G. Pengujian Korosi
Daun jambu kering diblender kemudian ditimbang Sampel baja masing-masing dicelupkan ke
sebanyak 20 gram. Serbuk dilarutkan dengan alkohol dalam larutan campuran NaCl 3% dan larutan inhibitor.
70% sebanyak 1000 ml kemudian dimaserasi selama 2 x Variasi konsentrasi larutan inhibitor adalah 0, 500, 1000,
24 jam. 1500, dan 2000 ppm. Waktu perendaman selama 1, 2, 4,
Setelah itu larutan disaring dan filtrate ditampung dan 6 hari. Selanjutnya spesimen dibilas dengan aceton,
dalam wadah yang berbeda, residu dimaserasi kembali akuades dan dengan alkohol kemudian dikeringkan dan
hingga didapatkan hasil filtrate yang terakhir dengan ditimbang sebagai bobot akhir. Laju korosi dan efisiensi
tannin yang negatif. Filtrat dievaporasi dengan vacuum inhibisi korosi baja dihitung dengan menggunakan
rotary evaporator pada suhu 70°C, kecepatan 60 rpm persamaan [3]:
untuk memperoleh ekstrak daun jambu biji. Ekstrak
kasar dilarutkan dengan 250 ml alcohol 70% selanjutnya Laju Korosi = Berat Awal – Berat akhir
diuji kadarnya dan dibuat larutan inhibitor dengan Luas Plat Baja x Waktu Perendaman
konsentrasi 10.000 ppm.
Efisiensi Inhibisi = Vko – Vki x 100%
C. Identifikasi dan Analisa Kadar Tannin Vki
Filtrat hasil ekstraksi ditambahkan beberapa tetes Vko = Laju korosi tanpa inhibitor
larutan gelatin 10%. Jika terbentuk endapan berwarna Vki = Laju korosi dengan inhibitor.
putih berarti tanin positif.
Filtrat hasil ekstraksi ditambahkan beberapa tetes IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Jika berwarna hitam kehijauan berarti tanin positif Ekstraksi dilakukan dengan menggunakan air panas
Pipet 10 ml larutan ekstrak kedalam erlemeyer dan agar seluruh tanin dapat terekstrak. Hal ini dikarenakan
ditambahkan 20 ml H2SO4 0,2 N dan indikator indigo tannin merupakan campuran senyawa polifenol yang
sulfonat, kemudian diencerkan dengan air sebanyak dalam keadaan alami berada dalam bentuk glikosidanya
15 ml. sehingga dapat larut dalam alkohol 70%.
10
A. Pengujian Korosi.
a. Pengaruh Waktu Perendaman Terhadap Pengurangan
Berat Baja
Hasil penelitian menunjukkan bertambahnya
waktu perendaman terjadi peningkatan weight loss pada
baja, dan bila dibandingkan berkurangnya berat (weight
loss) baja yang direndam dalam larutan NaCl dengan
penambahan inhibitor masih dibawah garis kurva weight
loss baja tanpa ditambahkan inhibitor, seperti Gambar 2. Pengaruh konsentrasi terhadap laju korosi
ditunjukkan pada gambar 1. Hal ini menunjukan
permukaan baja telah terlindungi oleh lapisan inhibitor. Adsorpsi ini akan menjadi semacam pembatas yang
memisahkan permukaan baja dari media. Berdasarkan
uraian diatas terlihat jelas perbedaan antara specimen
baja yang direndam dalam media tanpa penambahan
inhibitor memiliki laju korosi yang lebih besar
dibandingkan dengan specimen yang ditambahkan
inhibitor.
V. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil perhitungan dan pembahasan
pada penelitian ini maka dapat diperoleh kesimpulan
berikut:
1. Identifikasi tannin yang dilakukan pada larutan
ekstrak daun jambu menunjukan tannin positif dan
kadar tannin yang terkandung dalam ekstrak daun
jambu biji adalah 13, 56%.
2. Penambahan ekstrak daun jambu biji sebagai
inhibitor pada baja yang dicelupkan dalam larutan
NaCl 3% dapat menurunkan laju korosi baja. Nilai
laju korosi terkecil yaitu sebesar 0.045 mg/cm2hari
dan persen proteksi paling besar yaitu 37,93% yang
didapatkan pada penambahan inhibitor ekstrak daun
jambu dengan konsentrasi 1000 ppm.
REFERENSI
Gambar 3. Pengaruh waktu perendaman terhadap laju korosi [1] Hasibuan, R., Hermawan, S., dan Nasution,Y.R.A.,
2012, Penentuan Efisiensi Inhibisi Reaksi Korosi
d. Efisiensi Inhibisi Baja Menggunakan Ekstrak Kulit Buah Manggis
(Garcinia mangostana L), Jurnal Teknik Kimia,
Efektifitas inhibitor ekstrak daun jambu biji pada
Vol.1, No.2, Jurusan Teknik Kimia, Universitas
rentang konsentrasi 500-2000 ppm cenderung meningkat Sumatra Utara.
dengan lamanya waktu perendaman. Hal ini terjadi [2] Irianty, R.S., Khairat., Ektrak Daun Pepaya Sebagai
karena semakin lama senyawa kompleks yang terbentuk Inhibitor Korosi Pada Baja AISI 4140 dalam
antara senyawa tannin yang terdapat dalam daun jambu Medium Air Laut., Jurnal Teknobiologi, IV(2), 2013:
biji dengan ion Fe3+ semakin banyak sehingga lapisan 77-82, ISSN: 2087-5428.
pelindung yang terbentuk pada permukaan besi semakin [3] Kumar, S.A., A. Sankar, and S. Rameshkumar.,
meningkat. 2013. Oxystelma esculentum leaves extracts as
corrosion inhibitor for mild steel in acid medium.
International journal of scientific & technology
research 2(9): 55-58.
[4] Tambun, R., Limbong,H.P., Nababan,P., Sitorus, N.,
Kemampuan Daun Jambu Biji sebagai Inhibitor
Korosi Besi Pada Medium Asam Klorida., J.Kimia
Kemasan, Vol.37 No.2, 2015
[5] Roberge, P.R., 2000, Handbook of Corrosion
Engineering, New York: McGraw Hill, p 833, 837.
[6] Haryono, G., Sugiarto, B., Farid, H., Tanoto Y.,
2010, Ektrak Bahan Alam Sebagai Inhibitor,
Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia
“Kejuangan” Pengembangan Teknologi Kimia untuk
Pengolahan Sumber Daya Alam Indonesia
Yogyakarta, 26 Januari 2010.