Anda di halaman 1dari 8

PKM TTKI

“Ekstrak Kulit Jeruk Nipis (Citrus Aurantifolia) Sebagai Inhibitor Korosi


Pada Baja Karbon Di Air Laut”

Disusun Oleh:
TRISKA PUTRI OKHTIAR
211002025

PRODI TEKNIK METALURGI


FAKULTAS TEKNOLOGI LINGKUNGAN DAN MINERAL
UNIVERSITAS TEKNOLOGI SUMBAWA
2023

1
DAFTAR ISI

Contents
DAFTAR ISI ............................................................................................................ 2
BAB 1. PENDAHULUAN ...................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................. 3
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 3
1.3 Tujuan............................................................................................................. 4
1.4 Manfaat........................................................................................................... 4
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 5
2.1 Ekstrak Kulit Jeruk Sitrun (Citrus Limon) Sebagai Inhibitor Korosi pada Baja
Karbon .................................................................................................................. 5
BAB 3. METODE PENELITIAN ............................................................................ 6
3.1 Uji Korosi ....................................................................................................... 6
3.2 Analisis Kimia ................................................................................................ 6
3.3 Evaluasi Kinerja Inhibitor Korosi .................................................................. 6
3.4 Uji Kelayakan Lingkungan ............................................................................ 6
KESIMPULAN ........................................................................................................ 7
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 8

2
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Korosi adalah proses penguraian logam akibat reaksi dengan lingkungan
seperti oksigen, air atau zat kimia tertentu. Korosi dapat menyebabkan kerugian
ekonomi yang signifikan di sejumlah industri, termasuk otomotif, konstruksi,
dan kelautan.
Air laut mengandung berbagai zat yang dapat menyebabkan korosi, antara
lain oksigen, garam, dan senyawa belerang. Korosi baja karbon dapat
mengakibatkan hilangnya kekuatan, kerusakan struktural, dan biaya perawatan
yang tinggi. Oleh karena itu, penggunaan inhibitor korosi penting untuk
melindungi baja karbon dari kerusakan korosi. Banyak bahan kimia yang
digunakan sebagai penghambat korosi, namun beberapa di antaranya memiliki
efek negatif terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Oleh karena itu, bahan
alami dengan sifat anti korosi yang efektif namun ramah lingkungan telah
dipelajari. Ekstrak kulit Jeruk Nipis (Citrus Aurantifolia) dipilih sebagai bahan
potensial karena mengandung senyawa seperti flavonoid, limonoid, asam
fenolat, alkaloid, pitosterol, aglikon, glukosida, nomilin, limonin. Senyawa ini
dapat bertindak sebagai inhibitor korosi. Inhibitor korosi adalah senyawa kimia
yang ditambahkan ke lingkungan korosif untuk mencegah atau memperlambat
laju korosi logam.
Baja API 5L Grade B (Gr B) digunakan sebagai bahan uji dalam
penelitian ini karena merupakan jenis baja karbon yang biasa digunakan dalam
konstruksi peralatan kelautan dan jaringan pipa minyak dan gas. Media disolusi
NaNO2 dipilih karena dapat mensimulasikan kondisi korosif yang biasa
ditemukan di lingkungan air laut.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi efektivitas ekstrak
kulit jeruk sebagai inhibitor korosi pada baja API 5L Grade B (Gr B) yang
terpapar air laut dan media pelarut NaNO2. Pada penelitian ini terdapat inhibisi
korosi, analisis kimia dan evaluasi kinerja inhibitor korosi. Dengan adanya
penelitian ini, diharapkan dapat ditemukan alternatif yang ekologis dan efektif
untuk melindungi baja karbon terhadap korosi di lingkungan air laut. Hasil
penelitian ini mungkin memiliki implikasi yang signifikan untuk industri
perkapalan, minyak dan gas, serta peralatan kelautan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Seberapa efektif ekstrak kulit jeruk nipis sebagai inhibitor korosi pada baja
API 5L Gr B yang terkena air laut?
2. Bagaimana pengaruh konsentrasi ekstrak kulit jeruk nipis terhadap kinerja
inhibitor korosi pada baja karbon di air laut?
3. Bagaimana pengaruh suhu terhadap kinerja inhibitor korosi menggunakan
ekstrak kulit jeruk nipis pada baja API 5L Gr B di media larutan NaNO2?
4. Apakah ekstrak kulit jeruk nipis memiliki stabilitas dan daya tahan yang
cukup dalam menghambat korosi pada baja karbon di lingkungan air laut?

3
5. Bagaimana mekanisme kerja ekstrak kulit jeruk nipis sebagai inhibitor
korosi pada baja karbon di media larutan NaNO2?
1.3 Tujuan
1. Dapat menilai efektivitas ekstrak kulit jeruk nipis sebagai inhibitor korosi
pada baja karbon di lingkungan air laut dengan menggunakan baja API 5L
Gr B.
2. Dapat menganalisis pengaruh konsentrasi ekstrak kulit jeruk nipis terhadap
kinerja inhibitor korosi pada baja karbon di air laut.
3. Dapat menginvestigasi pengaruh suhu terhadap kinerja inhibitor korosi
menggunakan ekstrak kulit jeruk nipis pada baja API 5L Gr B di media
larutan NaNO2.
4. Dapat mengevaluasi stabilitas dan daya tahan ekstrak kulit jeruk nipis
sebagai inhibitor korosi pada baja karbon di lingkungan air laut.
5. Dapat menganalisis mekanisme kerja ekstrak kulit jeruk nipis sebagai
inhibitor korosi pada baja karbon di media larutan NaNO2.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang didapatkan dalam penelitian ini yaitu:
1. Penelitian ini dapat memberikan solusi untuk melindungi baja karbon dari
korosi di lingkungan air laut. Penggunaan ekstrak kulit jeruk nipis sebagai
inhibitor korosi dapat membantu memperpanjang umur dan
mempertahankan kekuatan struktural baja, mengurangi kerusakan dan biaya
perawatan.
2. Ekstrak kulit jeruk nipis merupakan bahan alami yang memiliki potensi
sebagai alternatif inhibitor korosi yang ramah lingkungan. Dengan
menggunakan ekstrak kulit jeruk sitrun, penelitian ini dapat mengurangi
ketergantungan pada bahan kimia berbahaya dan mengurangi dampak
negatif terhadap lingkungan.
3. Dengan mengimplementasikan ekstrak kulit jeruk nipis sebagai inhibitor
korosi, dapat mengurangi biaya perawatan dan penggantian struktur baja
yang terkena korosi. Hal ini berdampak positif pada industri perkapalan,
minyak, dan gas, serta konstruksi peralatan kelautan yang sering terkena
korosi di lingkungan air laut.
4. Penggunaan ekstrak kulit jeruk nipis yang efektif sebagai inhibitor korosi
pada baja karbon di lingkungan air laut dapat meningkatkan efisiensi
operasional peralatan dan struktur yang terpapar lingkungan korosif. Hal ini
dapat mengurangi downtime, kerusakan, dan kerugian yang disebabkan oleh
korosi.
5. Penelitian ini akan memberikan kontribusi terhadap pengetahuan tentang
sifat inhibitor korosi ekstrak kulit jeruk nipis, mekanisme kerjanya, dan
pengaruh parameter tertentu, seperti konsentrasi dan suhu. Pengetahuan ini
dapat menjadi dasar untuk pengembangan lebih lanjut dalam bidang
perlindungan korosi dan penggunaan bahan alami sebagai inhibitor korosi.

4
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ekstrak Kulit Jeruk Sitrun (Citrus Limon) Sebagai Inhibitor Korosi pada
Baja Karbon
Korosi adalah proses perusakan atau degradasi material logam yang
disebabkan oleh reaksi kimia antara logam dan lingkungannya. Korosi dapat terjadi
akibat interaksi antara logam, udara, air, dan zat-zat kimia lainnya. Faktor-faktor
lingkungan seperti kelembaban, keasaman, suhu, dan keberadaan zat-zat korosif
dapat mempengaruhi kecepatan dan intensitas korosi (Santoso B & Prasetyo, 2022).
korosi pada logam menimbulkan masalah serius di berbagai bidang misalnya dalam
industri dan konstruksi, termasuk industri Perusahaan minyak dan gas dan
perusahaan utilitas kepada publik, misalnya perusahaan pembangkit listrik dan
sebuah perusahaan air minum. Masalah-masalah ini bisa Kerusakan peralatan,
mesin atau struktur Bangunan. Kerusakan yang dihasilkan Korosi dapat
menyebabkan penghentian produksi dan peningkatan alokasi biaya yang
dikeluarkan untuk memecahkan masalah (Uhlig, 1985). Korosi tidak bisa
sepenuhnya dihindari atau dihilangkan, tetapi dapat dikendalikan. Salah satu cara
untuk mengendalikan korosi pada logam yang dipengaruhi oleh lingkungan adalah
dengan menggunakan senyawa proteksi dari korosi, yang juga dikenal sebagai
inhibitor (Sulistijono, 2000).
Jeruk nipis (Citrus Aurantifolia) memiliki nilai ekonomi yang tinggi di
pasar, terutama karena aroma, ukurannya, dan manfaatnya sebagai obat. Jeruk nipis
adalah buah yang sangat serbaguna dan digunakan tidak hanya di rumah tangga,
tetapi juga memiliki banyak aplikasi dalam industri kosmetik, farmasi, dan
pengolahan makanan (Anjani, et al., 2014). Jeruk nipis (Citrus Aurantifolia) populer
karena rasa yang unik dan menarik, serta karena mengandung vitamin C, senyawa
flavonoid, limonoid, asam fenolat, alkaloid, pitosterol, aglikon, glukosida, nomilin,
limonin, dan senyawa biologis aktif lainnya (Jayaprakasha, et al., 2009).
Inhibitor adalah substansi kimia yang ketika ditambahkan dalam
konsentrasi kecil ke lingkungan, memberikan efek memeriksa, menurunkan, atau
melindungi reaksi antara logam dengan lingkungannya (Nathan, 1979). Suatu
inhibitor kimia adalah suatu zat kimia yang dapat menghambat atau memperlambat
suatu reaksi kimia (Dalimuthe, 2004).
Penggunaan logam campuran sangat umum di industri saat ini. Hal ini
dikarenakan logam campuran memiliki kualitas yang unggul karena mereka
menggabungkan sifat-sifat dari logam-logam yang membentuknya. Salah satu jenis
logam campuran yang banyak digunakan di industri adalah baja. Dalam industri
minyak dan gas, pipa baja API 5L Grade B sering digunakan. Oleh karena itu,
penelitian ini menggunakan baja karbon API 5L Grade B sebagai material. Dari segi
kandungan karbon, baja API 5L Grade B termasuk dalam kategori baja karbon
rendah, dengan kadar karbon maksimum sebesar 0,25% (Wardoyo, 2005).

5
BAB 3. METODE PENELITIAN
3.1 Uji Korosi
Pada metode ini melibatkan paparan baja API 5L Grade B (Gr B) yang
telah diproses dengan ekstrak kulit jeruk nipis ke dalam lingkungan air laut atau
larutan NaNO2. Selanjutnya, baja tersebut akan diamati selama jangka waktu
tertentu untuk mengamati tingkat korosi yang terjadi. Evaluasi dapat dilakukan
melalui penggunaan metode pengukuran kehilangan berat atau pengukuran laju
korosi.
3.2 Analisis Kimia
Metode ini melibatkan penggunaan teknik laboratorium seperti
kromatografi atau spektroskopi untuk menganalisis senyawa-senyawa yang
terdapat dalam ekstrak kulit jeruk nipis. Tujuan dari analisis ini adalah untuk
mengidentifikasi senyawa-senyawa yang memiliki peran dalam sifat anti-korosi
dari ekstrak kulit jeruk nipis.
3.3 Evaluasi Kinerja Inhibitor Korosi
Metode ini melibatkan evaluasi kinerja ekstrak kulit jeruk nipis sebagai
penghambat korosi dengan membandingkannya dengan penghambat korosi lain
yang umum digunakan di industri. Evaluasi ini dapat mencakup pengukuran
laju korosi, perubahan morfologi permukaan logam, dan analisis lain yang
relevan untuk menilai efektivitas ekstrak kulit jeruk nipis sebagai penghambat
korosi.
3.4 Uji Kelayakan Lingkungan
Metode ini melibatkan evaluasi dampak ekstrak kulit jeruk nipis
terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Evaluasi ini dapat mencakup
pengujian toksisitas, biodegradasi, atau dampak lingkungan lainnya untuk
menilai keamanan dan keberlanjutan penggunaan ekstrak kulit jeruk nipis
sebagai penghambat korosi.

6
KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian ini, disimpulkan bahwa penelitian ini bertujuan


untuk mengevaluasi efektivitas ekstrak kulit jeruk nipis sebagai inhibitor korosi
pada baja API 5L Grade B (Gr B) yang terpapar air laut dan media pelarut NaNO2.
Penelitian ini menggunakan metode uji korosi, analisis kimia, evaluasi kinerja
inhibitor korosi, dan uji kelayakan lingkungan.
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan alternatif yang
ekologis dan efektif dalam melindungi baja karbon dari korosi di lingkungan air laut.
Dalam metode uji korosi, baja Gr B yang telah diproses dengan ekstrak kulit jeruk
nipis akan diekspos dalam lingkungan air laut atau larutan NaNO2 untuk mengamati
tingkat korosi yang terjadi. Metode pengukuran kehilangan berat atau laju korosi
digunakan untuk evaluasi. Selain itu, analisis kimia dilakukan untuk
mengidentifikasi senyawa-senyawa yang terkandung dalam ekstrak kulit jeruk nipis
dan berperan dalam sifat anti-korosinya. Evaluasi kinerja inhibitor korosi
melibatkan perbandingan ekstrak kulit jeruk nipis dengan inhibitor korosi lain yang
umum digunakan di industri. Parameter yang dievaluasi mencakup laju korosi,
perubahan morfologi permukaan logam, dan analisis lain yang relevan. Terakhir, uji
kelayakan lingkungan dilakukan untuk mengevaluasi dampak ekstrak kulit jeruk
nipis terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Pengujian toksisitas,
biodegradasi, dan dampak lingkungan lainnya dilakukan untuk menilai keamanan
dan keberlanjutan penggunaan ekstrak kulit jeruk nipis sebagai inhibitor korosi.
Dengan demikian, penelitian ini dapat memberikan pemahaman yang lebih
baik tentang potensi ekstrak kulit jeruk nipis sebagai inhibitor korosi pada baja
karbon dan implikasinya dalam industri perkapalan, minyak dan gas, serta peralatan
kelautan.

7
DAFTAR PUSTAKA
C.C. Nathan. (1979). Corrosion Inhibitors. Houston: National Association of
Corrosion Engineers.
Dalimuthe, Indra Surya. 2004. Kimia dari Inhibitor Korosi. Program Studi Teknik
Kimia. Medan: Fakutas Teknik Universitas Sumatera Utara.
H.H Uhlig, R.W. Revie. 1985. Corrosion and Corrosion Control. 3rd edition. John
Wiley & Sons.
Jaiprakash R. Patil, G.K. Jayaprakasha, K.N Chidambara Murthy. 2009.
Characterization of Citrus Aurantifolia bioactive compounds and their
inhibition of human pancreatic cancer cells through apoptosis.
Microchemical Journal 94(2010) 108-117.
K. C. Anjani, A. S Abdulrahman & E. Mudiare. (2014). Inhibitory Action of
Aqueous Citrus Aurantifolia Seed Extract on the Corrosion of Mild Steel in
H2SO4 Solution./
Sulistijono. 2000. Diktat Korosi dan Analisa Kegagalan. Surabaya: ITS
Triyanto, A. R., Prasetyo, A., & Santoso, G. B. (2022). Sistem Monitoring Dan
Kontrol Temperatur Pada Ruang Tanaman Hidroponik Berbasis Web. Metrik
Serial Teknologi Dan Sains, 3(1), 1–6.
Wardoyo, Joko Tri. 2005. Metode Peningkatan Tegangan Tarik dan Kekerasan
pada Baja Karbon Rendah Melalui Fasa Ganda, TEKNOIN, Vol. 10 No. 3,
2005.

Anda mungkin juga menyukai