[3-1]
F adalah konstanta Faraday (96.500 coulombs/equivalent)
n jumlah equivalent berreaksi
a berat atom
t waktu
laju korosi, r
AnF
Ita
tA
m
r
atau
nF
ia
tA
m
r
[mg/dm
2
.hari] [3-2]
dimana i adalah kerapatan arus =
A
I
Laju korosi biasa juga dinyatakan dalam satuan mpy [mills (0,001 inc) per year]
Dengan membagi persamaan [2] dengan densitas logam, D.
nD
ia
r 129 , 0
(mpy) disebut laju penetrasi per satuan waktu [3-3]
Untuk reaksi 2H+ + 2e- H2 pada porensial redoks standar,
2
/
0
H H e
+
reaksi ini
berada pada keadaan kesetimbangan dimana laju arah kanan, f
r
sama dengan laju
reaksi arah balik,
r
r
26
nF
a i
r r
r f
0
[3-4]
i
0
adalah exchange current density ekivalen terhadap laju reversibel pada keadaan
kesetimbangan. Sedangkan potensial setengah sel adalah karakteristik parameter
termodinamik reaksi elektrokimia, sedangkan i
0
adalah parameter kinetik dasar.
Potensial elektroda dan exchange current density tidak bisa dihitung dengan prinsip
pertama namun harus ditentukan secara eksperimental.
2. Polarisasi Elektrokimia
Polarisasi, adalah perubahan potensial, E e dari potensial setengah sel
kesetimbangan, e yang disebabkan oleh total laju reaksi permukaan untuk reaksi
setengah sel. Untuk polarisasi katodik,
c
electron disuplai ke permukaan dan
akumulasi pada permukaan logam karena laju reaksi yang lambat menyebabkan
potensial, E menjadi lebih negative dari e.
Reaksi anodik dan katodik pada proses korosi berlangsung dengan laju sangat kecil.
Jika suplai electron berlebih diberikan pada reaksi katodik logam, permukaan logam
akan sangat negative, maka hanya sebagian electron berreaksi. Keadaan ini disebut
POLARISASI KATODIK. Polarisasi katodik menurunkan laju korosi.
Untuk polarisasi anodik, elektron dipisahkan dari logam, kekurangan elektron
menyebabkan kekurangan elektron perubahan potensial positif karena pelepasan
elektron oleh permukaan menjadi lambat, dan
a
bernilai positif.
Kekurangan electron akibat reaksi anodik menghasilkan potensial positif di
permukaan disebut POLARISASI ANODIK. Polarisasi anodic meningkatkan laju
korosi.
Dalam larutan aqueous, permukaan akan mencapai potensial steady state, E
corr
, saat
reaksi anodic dan katodik berlangsung. Kalau potensial meningkat dari E
corr
menjadi
E, dan laju korosi meningkat.
POLARISASI ANODIK didefinisikan; Ea = E Ecorr
27
Gambar 3.1. Potensial Korosi Logam
Pada beberapa logam, termasuk besi, nikel, krom, titanium dan kobalt, laju korosi
menurun drastis diatas potensial kritis, Ep. Keadaan seperti ini (korosi menurun, pada
peningkatan potensial) disebut PASIVITY. Laju korosi pasif sangat kecil, disebabkan
oleh pembentukan oksida tipis, protektif, yang berfungsi menghambat reaksi disolusi
anodic.
Polarisasi Aktivasi
Jika salah satu langkah (step) dalam reaksi setengah sel mengendalikan laju aliran
muatan, maka reaksi tersebut berada pada keadaan aktivasi atau kendali perpindahan
muatan, hasilnya adalah polarisasi aktivasi.
2H+ + 2e- H2
Hubungan antara polarisasi aktivasi atau overpotensial, dan laju reaksi ditunjukikan
oleh i
a
atau i
c
,
(+)
P
O
T
E
N
S
I
A
L
(-)
Ecorr
E
Laju Korosi
Ea
28
0
log
i
i
a
a a
[3-5]
Untuk polarisasi anodik dan
0
log
i
i
a
c c
[3-6]
Untuk anodic overpotensial,
a
bernilai positif dan
a
juga positif. Untuk polarisasi
katodik,
c
bernilai negatif dan
c
juga negatif.
a
dan
c
adalah konstanta Tafel. Plot
overpotensial
ac
versus log i bersifat linier untuk polarisasi anodik dan katodik. Slope
adalah konstanta Tafel bernilai 0,1 V. Untuk = 0 maka i=i
0
, jika potensial turun
dibawah potensial standar setengah sel maka reaksi reduksi 2H
+
+ 2e
-
H
2
akan
berlangsung, sed angkan bila potensial naik diatas potensial standar setengah sel maka
reaksi oksidasi H
2
2H
+
+ 2e
-
.
Gambar 3.2. Overpotensial aktivasi atau Tavel Plot.
29
Gambar 3.3. Pasivity
Polarisasi Konsentrasi
Pada laju tinggi, reaksi reduksi menurunkan konsentrasi spesies terlarut di dalam
larutan. Konsentrasi H
+
tergambar pada diagram berikut,
Gambar 3.4. Distribusi Konsentrasi H
+
pada Permukaan Logam
(+)
P
O
T
E
N
S
I
A
L
(-)
Ecorr
Laju Korosi
Pasif
Aktif
30
Konsentrasi H+ dalam larutan di dekat permukaan yang terpengaruh polarisasi
konsentrasi. C
B
adalah konsentrasi H
+
pada larutan bulk, adalah ketebalan gradien
konsentrasi dalam larutan. Potensial elektroda setengah sel
2
/ H H
e
+
larutan dekat
permukaan dinyatakan dalam persamaan Nernst sebagai fungsi konsentrasi H
+
atau
activity (H
+
).
2
2 2
2
0
/ /
) (
log
3 , 2
H
H H H H
P
H
nF
RT
e e
+
+
+ +
[3-7]
Dari persamaan tersebut diatas terlihat bahwa potensial elektroda setengah-sel, e
menurun sesuai penurunan (H
+
) dari permukaan. Penurunan potnsial seperti ini disebut
dengan Polarisasi Konsentrasi,
conc,
1
]
1
L
c
conc
i
i
nF
RT
1 log
3 , 2
[3-8]
L
i
adalah ukuran laju reaksi maksimum yang tidak dapat terlampaui karena
keterbatasan laju difusi H
+
di dalam larutan.
Polarisasi Gabungan
Total Polarisasi Katodik,
c T.
+
L
c c
c c T
i
i
nF
RT
i
i
1 log
3 , 2
log
0
.
[3-9]
Karena pada polarisasi anodik tidak terjadi polarisasi konsentrasi maka total polarisasi
anodik reaksi pelarutan logam adalah,
0
log
i
i
a
a a
[3-10]
31
3.3 Penutup
Kesimpulan
Proporsionalitas antara arus, I dengan massa yang berreaksi, m dinyatakan dengan
Hukum Faraday,
F
t i
x
n
a
m
.
,
_
1
D
L 4
ln
L 2
R
h
ohm 8 8 , 7 1
20
60 x 4
ln
60 2
2000
R
h
,
_
,
_
1
D
L 8
ln
L 2
R
v
ohm 58 , 11 1
20
60 x 8
ln
60 2
2000
R
v
,
_
R
h
= tahanan anoda bila dipasang horizontal
R
v
= tahanan anoda bila dipasang vertikal
Jadi : Ia
h
= 0,7/ 7,88 = 88,83 mA
Ia
v
= 0,7/11,58 = 60,45 mA
Keluaran arus total, I
h
= 543 x 88,83 = 48235 mA
I
v
= 543 x 60,45 = 32824 mA
Kesimpulan : Kalau anoda dipasang horizontal arus anoda cukup.
Kalau anoda dipasang vertkal arus anoda kurang.
54
Jadi, sebaiknya anoda dipasang horizontal, dan ini lebih baik dari pemasangan secara
vertikal. Tetapi karena kondisi setempat yang tidak memungkinkan dapat saja anoda
dipasang vertikal.
Inilah sebabnya kita perlu cadangan anoda tambahan, karena modifikasi lapangan
hampir selalu terjadi dalam hal proteksi katodik dengan anoda korban.
Perhatian
Dalam praktek, pada tahap awal keluaran arus anoda tidak sebesar seperti perhitungan
dalam disain. Ingat, bahwa perhitungan tersebut merupakan perhitungan disain untuk
20 tahun. Kalau penerapan lapis lindung baik, pada tahap awal keluaran arus anoda
untuk mencapai kondisi proteksi umumnya kurang dari seperlimanya, karena
keperluan arus pada tahap awal kecil saja. Makin lama keperluan arus proteksi makin
besar karena degradasi lapis lindung. Dalam hal proteksi katodik dengan anoda
korban, arus anoda akan selalu berubah dengan waktu, dan secara alamiah akan
mengatur sendiri.
Penyimpangan-penyimpangan di lapangan selalu akan teejadi karena kondisi lapangan
bervariasi dari satu tempat ke tempat lain dalam jarak yang relatif pendek ( ~10m ).
Kalau pemilik konstruksi tidak memahami permasalahannya, sering timbul masalah,
pada hal kriteria proteksi katodik adalah potensial proteksi, bukan besarnya arus.
Disain dibuat sebagai pegangan, karena kita harus membuat rencana, terutama untuk
pembiayaan.
Dari pengalaman, jarang sekali mengalami kegagalan apabila penerapan lapis lindung
sesuai dengan proesedur. Dari survei yang dilakukan oleh para ahli di berbagai negara
mengenai anoda korban magnesium adalah masalah umur anoda, yang sangat
bervariasi tergantung kondisi lingkungan. Seperti diketahui anoda magnesium akan
terkorosi sendiri oleh lingkungan (self-corrosion), dan karena anoda belum tentu
terkorosi secara merata, maka satu anoda mungkin lebih cepat habis dari yang lain.
55
5. Pemasangan Anoda Korban
Prinsip :
1). Arus anoda harus terbagi semerata mungkin pada pipa
2). Anoda dikubur dalam tanah secara horizontal, sejajar pipa, pada jarak sekitar 1m dari
pipa pada kedalaman sama atau lebih dalam dari pipa. Lihat Gambar 6.1.
3). Anoda dikubur sepanjang jalur pipa dengan jarak antara anoda sekitar 110m, lihat
Gambar 6.2.
4). Pada setiap sekitar 500m didekat anoda dipasang kotak uji (test-box) dengan tiga
terminal, satu untuk anoda, dua terminal untuk pipa (satu terminal khusus untuk uji
potensial, dua lainnya dihubungkan), lihat Gambar 6 3.
Urutan Pemasangan Sebagai Berikut :
1. Periksa anoda yang akan dipasang apakah dalam kondisi baik, tida ada cacat, terutama
kabel anoda. Gambar 6.4 memperlihatkan contoh anoda Mg. dengan backfill.
2. Gali tanah sejajar pipa pada jarah 1m dari pipa, dengan kedalaman sama dengan
kedalaman pipa atau lebih. Lebar galian sekitar 0,5m. Dari galian tersebut digali juga
ke arah pipa untuk jalan kabel sedalam pipa bagia atas, selebar sekitar 0,5m, lihat
Gambar 6.5.
3. Masukkan anoda ke dalam dengan hati-hati ke dalam galian dengan pertolongan tali
plastik. Tidak diperkenakan mengangkat atau menurunkan anoda ke dalam galian
dengan menggunakan kabel anoda.
4. Kupas lapis lindung bagian atas pipa seluas 10x10cm
2
, bersihkan dengan sikat dan
ampelas sampai kilap logam.
5. Kupas ujung kabel anoda sekitar 7 cm.
6. Laskan ujung kabel pada bagian pipa yang telah di kupas lapis lindungnya dengan las
termit. Lihat Gambar 6.4.
7. Cetakan las kemudian dibuka dan dilepas dari pipa. Lasan dipukul dengan palu untuk
penguatan lasan dan menghilangkan terak.
8. Periksa hasil lasan dan uji dengan jalan menarik kabel dengan hati-hati.
9. Bersihkan daerah lasan dengan sikat, dan kemudian diberi lapis lindung atau royston
handycap.
10. Untuk pemasangan anoda ynag dengan kotak uji, kabel anoda dimasukkan dari kotak
uji dan dipasang pada terminal seperti terlihat pada Gambar 6.7. Selain kabel anoda
56
dua kabel yang dilas termit di pipa juga dipasang pada terminal kotak uji. Satu
terminal pipa dihubungkan dengan kabel anoda, satunya bebas untuk uji potensial.
11. Tahap terakhir adalah pengurugan kembali anoda dan kabel anoda dengan tanah
galian.
12. Seluruh anoda di pasang seperti cara tersebut di atas pada jarak antara anoda sekitar
110m dan pada daerah-daerah kritis, seperti misalnya rivercrossing dan sebagainya.
13. Kotak uji dipasang pada jarak sekitar 500m dan daerah-daerah kritis.
6. Pengujian
Setelah semua anoda dan kotak uji dipasang, kemudian diilakukan pengujian
sebagai berikut :
1. Dilakukan pengukuran potensial di seluruh panjang pipa tepat di atas pipa ynag ada
anodanya dan di tengah-tengah di antara dua anoda, lihat Gambar 6.8.
2. Dibiarkan pipa terpolarisasi selama paling sedikit dua minggu.
3. Kemudian dilakukan pengukuran potensial lagi seperti (1).
4. Bila dalam pengukuran ini ternyata ada daerah-daerah yang tidak terproteksi, atau
potesialnya lebih tinggi dari kriteria proteksi, di lakukan penam,bahan anoda di antara
kedua anoda. Modifikasi lapangan seperti ini adalah hal yang biasa dilakukan dalam
praktek.
5. Kemudian dilakukan uji ulang pada daerah-daerah yang ditambahi anoda, dan
pekerjaan dianggap sempurna bila kriteria proteksi katodik telah dipnuhi. Distribusi
potensial secara skematis digambarkan seperti pada Gambar 6.9.
6. Inspeksi dapat dilakukan satu tahun sekali, dan bila kondisi mulai menunjukkan
gejala-gejala berkurangnya proteksi, inpeksi harus dilakukan lebih sering.
57
LAPIS
LINDUNG
~ 1M
DILAS TERMIT
DAN DILAPIS LINDUNG
Gambar 6.1 Pemasangan Anoda Mg
58
~ 110 m
Gambar 6.2 Sketsa pemasangan anoda dengan jarak ~ 110 m (non-skala)
~ 110 m
Testbox
Las termit
59
Gambar 6.3 Pemasangan kabel pada anoda dengan kotak uji
ANODA
KOTAK UJI
30 CM
UNTUK MENGUKUR
POTENSIAL
60
L
BACKFILL
D
Anoda Mg
Kabel anoda
Gb. 4. Anoda Mg
61
~ 1 m
~ 1 m
pipa
75 cm
Las termit
Gb. 5. Sketsa penggalian tanah untuk penguburan anoda
62
Lapis lindung dikupas sekitar 10 x 10 cm
2
.
Kabel dikupas sekitar 7 cm.
Dilas termit, kemudian diberi lapis lindung.
7 cm
Flint gun
Graphite mold
Gb. 6. Sketsa pemasangan anoda pada pipa dengan las termit
63
Kabel ke anoda
Pipa
galvanis 2
Panjang 1 M
2 kabel ke pipa
1 kabel ke anoda
Untuk tes potensial
Ebonit
Dop
berulir
Baja galvanis
Gb. 7. Kotak Uji (Testbox)
Kabel ke pipa Kabel ke pipa
64
v
Gb.8. Sketsa teknik pengukuran potensial
65
Gb. 9. Distribusi Potensial Pada Proteksi Katodik
Dengan Sistem Anoda Korban.
-mV,CSE
150
0
850
Overproteksi
66
BAB VII
RANCANG BANGUN SISTEM ARUS TANDING
7. 1 Pendahuluan
Perbedaan antara proteksi katodik dengan sistem arus dan sistem anoda korban adalah
bahwa pada sistem arus tanding anoda dipusatkan di suatu lokasi yang disebut
groundbed, yang kapasitas arusnya tinggi dapat sampai ratusan Ampere, sehingga satu
groundbed dapat memproteksi struktur yang besar atau jarak yang jauh, sampai
puluhan kilometer, lihat Gb. 10. Alasan-alasan mengapa dipilih sistem arus tanding
telah dikemukakan di depan. Untuk perbandingan kita akan membuat disain dengan
panjang pipa yang sama, tetapi kondisi yang sesuai untuk sistem arus tanding.
Gb. 10. Proteksi katodik dengan sistem arus tanding
Puluhan km
2,0
67
7.2 Penyajian
Untuk mendisain proteksi katodik dengan sistem arus tanding, data yang sangat
penting di antaranya :
Mengenai kualitas lapis lindung, secara kualitatif diklasifikasikan sebagai berikut:
Kualitas
Resistivitas spesifik
, ohm-m
2
Nakagawa Parker
Sangat baik
Baik
Cukup
Jelek
Sangat jelek
> 10.000
10.000 2.500
2.500 500
500 50
< 50
> 10.000
10.000 2.000
-
< 2.000
-
Apabila data tersebut telah tersedia pada dasarnya kita sudah dapat membuat disain,
langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
Contoh permintaan dari pemilik konstruksi :
Data pipa : D = 18 , t = 0,375 , L = 60 km
Lapis lindung pita polietilen, overlap = 5 cm. Kualitas baik, = 5000 ohm-m
2
Potensial proteksi pipa antara : -0,95 sampai 2,00 V, CSE
Potensial alamiah pipa (tanpa proteksi) = -0,55 V, CSE
Ukuran pipa
Kualitas lapis lindung
Resistivitas Groundbed
Yang lain-lain sesuai dengan persyaratan umum
68
Umur proteksi : 20 tahun
Anoda : besi-silikon, berat 20 kg, d = 2 x L = 60 ; dengan backfill (cannistered), d
= 8 , L = 80 . Anoda dikubur vertikal, jarak antara S
a
= 5m.
Transmormer-Rectifier (TR) : silicon stack, kabinet dicat tahan korosi, fire proof,
ripple maks. 5% , input 220 V, 1 hp, 50 Hz.
Resistivitas tanah groundbed : 20 ohm-m
Dari data tersebut kita akan menghitung terutama :
Urutan perhitungannya adalah sebagai berikut :
1. Menghitung tahanan pipa, r :
( ) t D t
pipa
r
di mana :
pipa
= 0,18 x 10
-6
ohm-m
D = 18
t = 0,375
( )
m / ohm 10 x 44 , 13
02542 , 0 x 375 , 0 18 x 375 , 0 x 14 , 3
10 x 18 , 0
r
6
6
2. Konduktansi lapis lindung, g :
Jarak jangkauan proteksi, X m dari groundbed
Arus proteksi yang diperlukan
Jumlah anoda
Kapasitas TR
69
D
g
m / S 10 x 87 , 2
5000
0254 , 0 x 18 x 14 , 3
g
4
3. Konstanta atenuasi, :
( ) g r
( )
1 5 4 6
m 10 x 21 , 6 10 x 87 , 2 x 10 x 44 , 13
4. Tahanan jaringan pipa, R :
( ) g / r R
( ) ( ) [ ] ohm 216 , 0 10 x 87 , 2 / 10 x 44 , 13 R
4 6
5. Jangkauan proteksi, X :
( )
E / E cosh Arc
X
x 0
( )
km 6 , 31
10 x 21 , 6
40 , 0 / 45 , 1 cosh Arc
X
5
E
kor
= potensial alamiah (korosi) baja dalam tanah, -0,55 V CSE
E
0
= pergeseran potensial dari potensial alamiah dari pipa di dekat groundbed,
-(0,55 2,00)V
70
E
x
= pergeseran potensial dari potensial alamiah dari pipa pada jarak X,(-0,55
- 0,95)V
Apa artinya ini ? Artinya adalah bahwa jangkauan proteksi satu groundbed dapat
mencapai 31,6 km ke arah satu sisi, atau 63,2 km ke arah dua sisi. Jadi, bila groundbed
ditaruh di tengah-tengah, maka seluruh pipa sudah akan terproteksi katodik, jika di
tempat tersebut ada tenaga listrik. Kalau tidak, maka harus dipasang dua groundbed.
Disain yang paling aman menggunakan dua groundbed.
6. Keperluan arus proteks, I
0
:
( ) X R E I tanh /
0 0
( ) ( ) A x x I 45 , 6 31600 10 21 , 6 tanh 216 , 0 / 45 , 1
5
0
7. Sediaan arus, I
R
:
1
0 f R
S x I I
A 06 , 8 25 , 1 x 45 , 6 I
R
S
f1
= faktor keamanan, 125%
Ini adalah arus yang harus disediakan untuk panjang 31,6 km. Untuk menjaga
keamanan, sediaan arus TR harus dikalikan lagi 150%, sehingga menjadi 12 A. Hal
ini untuk mengatasi apabila terjadi penyimpangan dalam penerapan lapis lindung atau
kondisi lingkungan berubah karena perkembangan aktivitas industri, dan sebagainya.
Banyak perancang yang menggunakan faktor keamanan berlebihan, sampai 500%.
71
8. Berat anoda per groundbed, W
0
:
Data anoda : berat, w = 20 kg
konsumsi C = 0,8 kg/AY
faktor guna (utilization factor) U = 0,8
umur anoda Y = 20 tahun
U
I x C x Y
W
0
kg 240
8 , 0
12 x 8 , 0 x 20
W
0
9. Jumlah anoda pergroundbed, N :
( )
2 f
S x w / W N
0
( ) anoda 18 5 , 1 x 20 / 240 N
S
f2
= faktor keamanan 150%, biasa digunakan untuk jumlah anoda untuk mengatasi
tahanan di mana resistivitas tanah sering mengalami perubahan karena musim.
10. Tahanan anoda individual, R
v
:
( )
,
_
1
8
ln
2
tan
d
L
x
L
ah
R
v
72
( ) ( ) ohm 39 , 5 1 2 , 0 / 2 x 8 ln
2 x 14 , 3 x 2
20
R
V
= 20 ohm-m
L = panjang anoda dengan backfill, 2m
d = diameter anoda dengan backfill, 0,2 m
11. Faktor interferensi, F :
Anoda yang dikubur berdekatan akan saling mempengaruhi atau terjadi interferensi.
Faktorinterferensi F dapat dihitung menurut rumus :
( ) N x 66 , 0 ln
R S
1 F
v a
+
( ) 585 , 1 18 x 66 , 0 ln
39 , 5 x 5 x 14 , 3
20
1 F +
12. Tahanan groundbed, R
N
:
( ) F x N / R R
v N
( ) ohm x R
N
475 , 0 585 , 1 18 / 39 , 5
13. Tegangan catu daya, V
0
=
( ) E R S x R I V
C 3 f N R 0
+ +
( ) V 025 , 12 5 , 2 2 , 0 25 , 1 x 475 , 0 12 V
0
+ +
73
S
f3
= faktor keamanan, 125%
R
C
= tahanan rangkaian, 0,2 ohm.m
E = tegangan balik (back voltage), 2,5 V
Tegangan DC dari TR harus lebih besar dari V
0
tetapi untuk keamanan sebaiknya
tidak lebih dari 60 V, meskipun di Indonesia TR dengan keluaran tegangan DC 100 V
telah digunakan oleh suatu perusahaan.
Untuk disain ini disarankan untuk menggunakan tegangan 24 V, sehingga keluaran
DC dan TR adalah : 24 V, 12 A.
7.3 Penutup
Kesimpulan
Disain ini menghasilkan kesimpulan sebagai berikut, lihat Gb. 11 :
1. Untuk memproteksi katodik pipa dia. 18 x 60 km diperlukan dua groundbed yang
dipasang di antara jarak pipa di mana ada tenaga listrik.
2. Tiap groundbed memerlukan TR 24 V, 12 A; 18 anoda Fe-Si 20 kg.
3. Potensial proteksi antara 0,95 sampai 2,00 V CSE.
4. Lokasi groundbed sekitar 100 m dari pipa.
5. Anoda dikubur vertikal dengan jarak antara anoda 5 m
74
- mV,CSE
Groundbed
dengan 18
anoda
850
~ 2000
Groundbed
dengan 18
anoda
Gb.11. Rancangan pemasangan groundbed
secara skematis
75
Pemasangan
Urutan pemasangan sebagai berikut :
1. Periksa anoda apakah dalam kondisi baik, terutama kabel anoda, sebab cacat pada
kabel anoda, misalnya tembaganya terbuka akan menyebabkan kegagalan total.
Gb. 12 adalah contoh anoda Fe-Si.
2. Tentukan lokasi untuk groundbed kira-kira sekitar 100 m dari pipa yang akan
diproteksi, yang resistivitasnya telah diukur. Lakukan pengukuran untuk
penggalian atau pengeboran (bila anoda dipasang vertikal) sesuai dengan rencana,
yaitu dengan jarak antara anoda 5 m, dan ke dalam 2 m minimum, lihat Gb. 13.
3. Masukkan anoda ke dalam galian atau lubang bor dengan hati-hati dengan
menggunakan tali yang kuat. Awas : dapat menimbulkan kecelakaan kalau tidak
hati-hati, karena berat anoda dapat melukai tangan.
4. Ujung kabel anoda dikupas sekitar 5 cm dan hubungkan ke kabel untama yang
juga telah dikupas sekitar 5 cm dengan klem. Masukkan bagian ini ke dalam
cetakan scotch cast dan kemudian dicorkan scotch cast (two pack). Gb. 14
memperlihatkan cetakan scotch cast atau splicing kit.
5. Kabel anoda sebaiknya disambung ke kabel utama ganda seperti terlihat pada Gb.
15. untuk menghindari kegagalan.
6. Setelah semua anoda terhubung sempurna (diperiksa), masukkan kabel utama ke
dalam parit sedalam sekitar setengah meter. Timbun dengan tanah sampai sedikit
di atas kabel, dan kemudian taruh di atasnya bata sebagai pengaman. Kemudian
urug galian kabel sampai rata tanah, tetapi ujung kabel harus mencuat ke atas
tanah sekitar 2 meter. Beri tanda ujung kabel dengan warna merah sebagai tanda
kabel positif, dipasangkan pada terminal positif darTR pada joint-box.
7. Kabel negatif dilaskan dengan las termit pada pipa, dan kemudian diberi lapis
lindung. Kabel negatif ini dimasukkan dalam lubang galian kabel seperti halnya
kabel positif, dan ujung kabel ini dipasangkan pada terminal negatif dar TR dalam
joint-box tadi.
76
8. Sepanjang jalur pipa dipasang kotak uji (test-box, test-point), di mana dalam
kotak tersebut dipasangkan terminal kabel dari pipa. Kotak uji juga dipasang pada
daerah-daireh yang diperkirakan kritis.
9. Setelah semuanya terpasang sempurna, dan hubungan-hubungan listrik telah
diperiksa kebenarannya, sistem proteksi katodik siap dioperasikan.
Pengoperasian proteksi katodik dan monitoring
1. Pengoperasian proteksi katodik mulai dengan memberikan arus proteksi dari kecil
sampai suatu angka di mana pipa di dekat groundbed mencapai sekitar 1,50 V,
VSE dulu, dan titik terjauh di groundbed juga diamati apakah sudah mencapai
0,95 V, CSE.
2. Bila titik terjauh belum mencapai 0,95 V, arus proteksi dinaikkan lagi sampai
angka tersebut tercapai, dengan catatan potensia dekat groundbed tidak boleh
lebih negatif dari 2,00 V. bila kondisi ini dicapai, arus dipertahankan pada angka
tersebut. Dalam kondisi normal, artinya semua pekerjaan dilakukan dengan
saksama semua akan berjalan dengan normal juga, artinya sesuai dengan disain.
3. Bila kondisi tersebut tidak dapat dipenuhi, biasanya ada ketidakberesan pada
penerapan lapis lindung atau kebocoran insulating flange. Oleh karena itu
sebelum menaikkan lagi arus proteksi perlu dilakukan pengamatan secara
menyeluruh.
4. Bila kondisi proteksi tercapai sesuai disain, pipa dibiarkan terpolarisasi selama
dua minggu, dan setiap hari sebaiknya dilakukan pengamatan di daerah-daerah
kritis dan kerja TR.
5. Setelah dicapai kondisi stabil, arus proteksi diatur pada kondisi seideal mungkin
dan pekerjaan proteksi katodik dapat dianggap selesai.
77
6. Monitoring dilakukan untuk waktu satu bulan, tiga bulan, dan seterusnya setiap
enam bulan.
7. Pengamatan TR dilakukan setiap hari melalui pilot lamp.
78
Cannister, galvanized
Coke BreezeBackfill
Anode Fe-Si
3
8
60 80
Gb. 12. ANODA Fe-Si
79
~ 5 m
2 m
scotchcast
Gb. 13. Sketsa pemasangan anoda di groundbed (tanpa skala)
80
KABEL
UTAMA
KABEL
ANODA
SPLIT BOLT
SCOTCHCAST
RESIN
MOLDED PLASTIC
BODY
FILL HOLE
Splicing kits (Scotch-cast)
81
scotchcast
Anoda dengan
backfill
82
i