Anda di halaman 1dari 32

HASIL PENELITIAN

PEMANFAATAN KARBON AKTIF KAYU LAMTORO


(LEUCAENA LEUCOCEPHALA) SEBAGAI MEDIA FILTER TERHADAP
PENURUNAN KESADAHAN AIR SUMUR DI KELURAHAN BATUPLAT
KOTA KUPANG

Oleh
Mega Juilda Runesi
Pembimbing I 1806060105 Pembimbing II
 
Minsyahril Bukit,S.Si.,M.Si Redi K. Pingak ,S.Si.,M.Sc
NIP.19770117200604001 NIP. 198607222008121002

Penguji

Jonshon Tarigan, S.Si.,M.Sc.


NIP.197612032003121005
Pendahuluan Latar Belakang
sekam padi,
tongkol jagung,
Karbon aktif tempurung
Air sumur kesadahan
kelapa, dan
serbuk gergaji.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas,


maka penelitian ini berfokus pada pemanfaatan
karbon aktif dari kayu lamtoro dalam aplikasi
penurunan kesadahan air sumur dan dilakukan
pengujian terhadap aktivasi secara fisika dan
kimia.
Rumusan masalah
1. Bagaimana pengaruh suhu aktivasi karbon aktif secara fisika dan kimia terhadap sifat-sifat
fisika karbon aktif?
2. Bagaimana pengaruh variasi suhu aktivasi secara fisika dan variasi waktu perendaman
aktivasi secara kimia dari karbon aktif kayu lamtoro terhadap penurunan kesadahan air sumur?
3. Bagaimana perbandingan hasil uji kesadahan menggunakan karbon aktif yang diaktivasi
secara fisika dan kimia dengan arang komersial?

Tujuan penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh aktivasi karbon aktif secara fisika dan kimia terhadap sifat-sifat
fisika karbon aktif yang dihasilkan (daya serap air, kadar air, kadar abu, kadar zat mudah
menguap dan kadar karbon terikat).
2.Untuk mengetahui pengaruh variasi suhu aktivasi secara fisika dan variasi waktu perendaman
aktivasi secara kimia dari karbon aktif kayu lamtoro terhadap penurunan kesadahan air sumur?
3.Untuk mengetahui perbandingan hasil uji kesadahan menggunakan karbon aktif yang
diaktivasi secara fisika dan kimia dengan arang komersial.
Batasan Masalah
Adapun beberapa batasan masalah dalam penelitian ini:
1. Air sumur di ambil dari Kelurahan Batuplat Kota Kupang

2. Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah kayu lamtoro
yang diambil dari Kelurahan Batuplat Kota Kupang

3. Aktivasi secara fisika dengan variasi temperatur 500°C, 550ºC, 600°C,


650ºC, 700°C selama 1 jam.

4. Aktivasi secara kimia dengan variasi waktu perendaman dalam NaOH 0,1
N selama 1 jam, 2 jam, 3 jam, 4 jam, dan 5 jam.
Manfaat Penelitian
Adapun beberapa manfaat dalam penelitian ini:
1. Penelitian ini diharapkan menjadi referensi untuk penelitian
selanjutnya.
2. Menambah pengetahuan bagi peneliti tentang penggunaan
kayu lamtoro sebagai media filter terhadap penurunan
kesadahan air sumur.
3. Sebagai referensi bagi masyarakat untuk bisa mengolah
bahan material organik kayu lamtoro sebagai media filtrasi
terhadap penurunan kesadahan air sumur.
Tinjauan Pustaka
1. Air sadah
Air sadah merupakan air yang mengandung suatu mineral tertentu. Salah satu
ion yang terkandung dalam air sadah adalah Kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg).
Ion yang terdapat di dalam air berbentuk sulfat, klorida, dan hidrogen karbonat.
Air sadah biasanya disebabkan karena adanya garam karbonat. Akan tetapi, jika
air sadah digunakan untuk mencuci, jenis air ini memerlukan sabun/deterjen yang
lebih banyak. Ini disebabkan karena sabun/deterjen sudah bereaksi terlebih
dahulu dengan ion kalsium dan ion magnesium. Untuk mengurangi kesadahan
(hardness) pada air dapat digunakan proses filtrasi dengan media karbon aktif
yang memiliki sifat kimia dan fisika, diantaranya mampu menyerap zat organik
maupun anorganik. (Sianturi, 2018).
2. Aktivasi
Menurut (Kinoshita, 1988) metode aktivasi yang umum digunakan dalam pembuatan arang
aktif adalah :
a.Aktivasi fisika

Aktivasi fisika merupakan proses pemutusan rantai karbon dari senyawa organik dengan
bantuan panas,uap dan CO2 yang umumnya arang dipanaskan dalam tanur pada temperatur 800-
900℃.

b. Aktivasi Kimia

Menurut (Sembiring dan Sinaga, 2003), aktivator yang biasa digunakan dalam aktivasi kimia
adalah bahan-bahan kimia seperti: garam kalsium klorida (CaCl 2), magnesium klorida (MgCl2),

seng klorida (ZnCl2), natrium hidroksida (NaOH), natrium karbonat (N a2CO3) dan natrium klorida

(NaCl). Selain garam mineral biasanya digunakan ialah berbagai asam dan basa organik seperti

asam sulfat (H2SO4), asam klorida (HCl), asam hipoklorit (H 3PO4), kalium hidroksida (KOH), dan

natrium hidroksida (NaOH).


3. Filtrasi
Proses filtrasi merupakan proses penyaringan/pemisahan zat-zat
padat atau koloid dengan cairan melalui cara melewatkannya
menggunakan media berpori. Dan penelitian ini menggunakan proses
filtrasi. Dimana sebelum air dari sumur difiltrasi, terlebih dahulu
dibuat alat filtrasi dengan menggunakan botol transparan berukuran
300 ml. Botol ini kemudian diisi dengan bahan dengan urutan dari
bawah ke atas adalah kain flanel, pasir, dan karbon aktif kayu lamtoro.
4. Kayu lamtoro
Tanaman Lamtoro (leucaena leucocephala) atau biasanya disebut petai cina, atau petai
selong merupakan salah satu sejenis perdu dan family fabaceae (Leguminoseae, polong-
polongan). Lamtoro sangat disukai sebagai penghasil kayu api. Kayu lamtoro memiliki nilai
kalori sebesar 19,250 Kj/kg terbakar dengan lambat serta menghasilkan asap dan sedikit abu.
Arang kayu lamtoro berkualitas baik yaitu dengan nilai kalori sebesar 48.400 Kj/kg. Kayu
lamtoro termasuk padat untuk ukuran pohon yang lekas tumbuh (kepadatan 500-600 kg/m 3)
dan kadar air kayu basah antara 30-50% bergantung pada umurnya (Yuwono 1994)
5. Pengujian Kualitas Karbon Aktif berdasarkan SNI 06-3730-1995.

Pengujian kualitas karbon aktif dilakukan terhadap kadar air dan


beberapa faktor yang dapat dijalankan sebagai penentu mutu karbon
aktif yang dihasilkan. Metode pengujian didasarkan pada standard
SNI No. 06-3730-1995 pengujiannya meliputi :
0
0
 M b M k
Mk
100 0 0

1. % Daya serap = x 100 %


Dimana:
Mb = Massa sampel dalam keadaan basah (gr)
Mk = Massa sampel dalam keadaan kering (gr)

2. %Kadar air = x 100 %


Dimana:
Ma = Massa sampel awal (gr)
Mb= Massa sampel hasil penyusutan/penurunan (gr)
3. %Kadar abu = x 100 %
Dimana:
Ma = Massa sampel awal (gr)
Mb = Massa abu total (gr)

4. %Kadar zat menguap = х 100 %


Dimana:
Ma = Massa sampel sebelum pemanasan (gr)
Mb = Massa sampel sesudah pemanasan (gr)

5. %Kadar karbon terikat = 100 - (% kadar air + % Kadar Abu + %


Zat menguap)
Bab III
METODE PENELITIAN
1. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN

Laboratorium Fisika Fakultas


Selama enam bulan yaitu
Sains dan Teknik Undana, dari bulan Maret- Agustus
Laboratorium Kimia Fakultas 2022
Sains dan Teknik Undana, dan
UPTD Laboratorium Lingkungan.
2. Alat- alat penelitian

Furnace Gelas ukur Wadah Sampel Oven

Kain flanel dan


botol
Kertas saring Aluminium foil
Ayakan100 Mesh Cawan Porselen
Desikator

Neraca Elektrik Mortar dan Alu


3. bahan-bahan yang digunakan :

Aquadest Larutan NaOH EBT Buffer pH10

EDTA
PROSEDUR PENELITIAN
1. Pengambilan sampel

pada penelitian ini sampel yang di gunakan yaitu air sumur yang diambil dari
Kelurahan Batuplat Kota Kupang.

2. Prosedur Kerja

Kayu lamtoro Proses Karbonisasi Dicuci dengan air


dipotong kecil-kecil murni/aquadest
Dikeringkan dalam Diayak dengan
Dihaluskan
Furnace pada T= 300°C 100 mesh
PROSEDUR KERJA

 Aktivasi Secara Fisika

Fisika

Arang Pada Furnace dengan


suhu aktivasi 5000C-
7000C

Dilakukan pengujian pada karbon


aktif antara lain : daya serap air,
kadar air, kadar abu, kadar zat yang
mudah menguap, dan kadar karbon
terikat
 Aktivasi Secara Kimia

Kimia

Arang
Direndam dalam larutan
NaOH 0,1 N

Dilakukan pengujian pada karbon


aktif antara lain : daya serap air,
kadar air, kadar abu, kadar zat yang
mudah menguap dan kadar karbon
terikat.
 Aplikasi arang aktif
Titrasi kompleksometri (untuk
pengujian kesadahan air tersebut)

Karbon aktif
untuk aktivasi
fisika 30 gr
Pasir 50 gr
sedangkan
aktivasi kimia
15 gr
Kain flanel
Bab IV
Hasil Dan Pembahasan
Pada percobaan pembuatan karbon aktif dari kayu lamtoro dilakukan melalui tahap
karbonisasi dan aktivasi. Tahap karbonisasi yang bertujuan untuk pemecahan bahan-bahan
organik menjadi karbon. Tahap aktivasi bertujuan untuk dekomposisi tar dan perluasan pori-
pori.
1. Pengujian Karbon Aktif dengan Aktivasi Fisika

No Suhu Daya serap Kadar Kadar Kadar Kadar

(ºc) air air abu zat mudah karbon

(%) (%) (%) menguap (%) terikat

(%)

1 500 96,4 8,9 5,9 6,1 79,1

2 550 99,0 4,1 4,7 8 83,2

3 600 99,7 7,7 5,2 10,5 76,6

4 650 97,3 7,4 4,6 18,5 69,5

5 700 96,6 4,7 3,8 19,7 71,8


Max 10
SNI 06-3730-1995 - Max 15 Max 25 Min 65
2. Pengujian Karbon Aktif dengan Aktivasi Kimia

No Waktu Daya serap Kadar air Kadar abu Kadar zat Kadar karbon

Perendaman air (%) (%) mudah terikat (%)

(jam) (%) menguap (%)

1 1 95,9 7 4,8 14,2 74

2 2 96,6 5,5 6,4 12,4 75,7

3 3 99,1 8,1 4,6 7,6 79,7

4 4 98,9 5,2 4,4 6,2 84,2

5 5 98,0 5,1 3,8 2 89,1

SNI 06-3730-1995 - Max 15 Max 10 Max 25 Min 65


3. Sifat-sifat fisika karbon Aktif kayu lamtoro Aktivasi Fisika

a). Daya serap b).Kadar air


Grafik daya serap air Grafik kadar air
100 99 99.7 10 8.9
99 8 7.7 7.4
98 97.3

Persentase
6
Persentase

96.6 4.1 4.7


97 96.4
4
96
95 2
94 0
500 520 540 560 580 600 620 640 660 680 700 500 550 600 650 700

Suhu Suhu
c).kadar abu d).kadar zat menguap
Grafik kadar abu Grafik kadar zat mudah menguap

8 25
18.5 19.7
5.9 20
6 4.7 5.2

Persentase
4.6 15
Persentase

3.8 10.5
4 106.1 8
2 5
0 0
500 520 540 560 580 600 620 640 660 680 700 500 520 540 560 580 600 620 640 660 680 700

Suhu Suhu

e). Karbon terikat


Grafik kadar karbon terikat
85
83.2
79.1
80 76.6
Persentase

75 71.8
69.5
70
65
60
500 520 540 560 580 600 620 640 660 680 700

Suhu
4. Sifat-sifat fisika karbon Aktif Kayu Lamtoro Aktivasi Kimia

a). Daya serap b).Kadar air


Grafik daya serap air Grafik kadar air
100 10
99.1 98.9 8.1
99 98 8 7
5.5
Persentase

98 6 5.2 5.1

Persentase
97 96.6
95.9 4
96 2
95
0
94 1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
Waktu Waktu

c).kadar abu
Grafik kadar abu
7 6.4
6
4.8 4.6 4.4
5
Persentase

3.8
4
3
2
1
0
1 2 3 4 5
Waktu
d).kadar zat menguap e). Kadar karbon terikat

Grafik kadar zat mudah menguap Grafik kadar karbon terikat


16 14.2 100 84.2 89.1
14 12.4 75.7 79.7
12 8074

Persentase
Persentase

10 60
7.6
8 6.2
6 40
4 2 20
2
0 0
1 2 3 4 5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5
Waktu Waktu
5. Hasil Pengujian Kesadahan Air Sumur
No Suhu (⁰C) Kadar kesadahan Kepmenkes
(mg/L) RI No.
Sebelum Sesudah 492/Menkes/
1 Arang aktivasi fisika difiltrasi difiltrasi Per/V/2010
dengan suhu

  A 500⁰C   226  
B 550⁰C   204  
C 600⁰C 240 199 500
D 650⁰C 236 mg/L
E 700⁰C 192
2 Arang aktivasi kimia dengan      
waktu perendaman
  A 1 jam   204  
B 2 jam   180  
C 3 jam 240 237 500
D 4 jam 200 mg/L
E 5 jam 166
3 Arang komersial 240 196 500 mg/L
Hasil Penurunan Kesadahan air sumur
Berdasarkan tabel diatas bahwa air yang sudah
mengalami proses filtrasi dengan susunan media
filter kain flanel, pasir 50 gr dan karbon aktif
kayu lamtoro meningkatkan kualitas air. Hal ini
dilihat dari menurunnya kadar kesadahan pada
air sumur, dengan kadar kesadahan awal pada
air sumur sebesar 240 mg/L
BAB V
PENUTUP
A.Kesimpulan

1. Semakin tinggi suhu aktivasi (pemanasan) yang digunakan maka persentase


dari sifat-sifat fisik karbon aktif kayu lamtoro semakin tinggi, kecuali pada
pengujian sifat fisika pada kadar abu, dimana semakin tinggi suhu aktivasi maka
persentase dari kadar abunya semakin menurun karena banyak kadar air dan zat
organik yang sudah menguap ketika diberi suhu tinggi. Sedangkan untuk arang
yang diaktivasi secara kimia, semakin lama waktu perendaman dengan NaOH
0,1N, maka persentase dari sifat fisiknya semakin tinggi. Kecuali pada
pengujian sifat fisik kadar zat mudah menguap dan kadar karbon terikat, dimana
semakin lama waktu perendaman maka persentase dari kadar zat mudah
menguap dan kadar karbon terikat semakin menurun.
2. Semakin tinggi suhu aktivasi (pemanasan) pada karbon aktif kayu
lamtoro yang digunakan dalam penelitian ini maka tingkat kesadahan air
sumur yang diperoleh dari hasil filtrasi menggunakan kain flanel, pasir 50
gram, dan karbon aktif kayu lamtoro sebanyak 30 gram semakin menurun
seiring dengan tingginya suhu aktivasi. Sementara itu, untuk aktivasi kimia
tingkat kesadahan air sumur yang diperoleh dari hasil filtrasi menggunakan
kain flanel, pasir 50 gram, dan karbon aktif kayu lamtoro sebanyak 15
gram semakin menurun seiring dengan lamanya waktu perendaman
dengan larutan NaOH 0,1 N.
3. Hasil uji kesadahan air sumur diperoleh, Untuk yang
menggunakan kain flanel, kertas saring, pasir 50 gram, dan
arang komersial sebanyak 10 gram dapat menurunkan
kesadahan air sumur sebesar 196 mg/L. Sedangkan untuk
proses filtrasi secara fisika yang menggunakan kain flanel,
pasir 50 gram dan karbon aktif kayu lamtoro sebanyak 30
gram dapat menurunkan kadar kesadahan air sumur sebesar
226 mg/L, 212 mg/L, 199 mg/L, 236 mg/L, dan 192 mg/L.
Dan untuk proses filtrasi aktivasi kimia yang menggunakan
kain flanel, pasir 50 gram, dan karbon aktif kayu lamtoro
sebanyak 15 gram dapat menurunkan kesadahn air sumur
sebesar 204 mg/L, 180 mg/L. 237 mg/L, 200 mg/L, dan
166 mg/L.
Sekian dan Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai