Anda di halaman 1dari 8

PEMBUATAN KARBON AKTIF

DARI PELEPAH KELAPA (Cocus nucifera)

A. Fuadi Ramdja, Mirah Halim, Jo Handi

Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya


Jl. Raya Prabumulih Km. 32 Inderalaya OI SumSel

ABSTRACT
Some research proved that activated carbon could be made from organic materials or
anorganic material with very high carbon percentage. Biomass material from coconut plant can
be used. The exist research of activated carbon from coconut tree was limited of coconut shell and
coconut fiber. In fact, there are many part of coconut tree can be useful, like coconut stem.
Indonesia has been the largest coconut plant country in the world with 3.334.000 ha areas.
Coconut stem has been abundant and can be used as alternative material to make its value higher.
The research for preparation of activated carbon from coconut stem got the best result
was in carbonization temperature on 500 oC, activator by HCl 0,3 M, screen on -60 + 115 mesh
and activation period for 24 hours. In industrial process, activated carbon is used for deodorized,
adsorbs taste, colours and organic contaminant. Testing for active carbon in this research was
based on activated carbon quality standard from Standar Industri Indonesia No. 0258-88.
Key word : coconut stem, active carbon

ABSTRAK
Hasil penelitian membuktikan bahwa arang aktif dapat dibuat dari bahan organik maupun
anorganik yang mengandung kadar karbon tinggi. Limbah biomassa dari tanaman kelapa
merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan. Dari sejumlah penelitian yang telah
dilakukan, penelitian karbon aktif dari tanaman kelapa terbatas pada bahan baku tempurung dan
sabut kelapa. Padahal, masih banyak bagian dari tanaman kelapa yang dapat dimanfaatkan untuk
pembuatan karbon aktif, salah satunya adalah pelepah kelapa. Mengingat Indonesia diperkirakan
memiliki areal pohon kelapa terluas di dunia, sekitar 3.334.000 ha, maka pelepah kelapa yang
tersedia melimpah dapat digunakan sebagai bahan alternatif yang memberikan nilai ekonomi
lebih.
Pada penelitian ini, karbon aktif terbaik diperoleh dari pada suhu karbonisasi 500oC,
dengan menggunakan aktivator HCl 0,3 M, ukuran karbon -60 +115 mesh dan lama aktivasi 24
jam. Dalam dunia industri karbon aktif ini umumnya digunakan untuk menghilangkan bau, rasa,
warna, dan kontaminan organik lainnya. Pengujian yang dilakukan penelitian ini didasarkan
pada syarat mutu karbon aktif sesuai Standar Industri Indonesia No. 0258-88.
Kata kunci: pelapah kelapa, karbon aktif

Jurnal Teknik Kimia, No. 2, Vol. 15, April 2008 1


I. PENDAHULUAN dengan perlakuan khusus dan memiliki luas
permukaan berkisar antara 300-2000 m2/gr.
Dalam industri besar maupun kecil, karbon Secara umum, ada dua jenis karbon aktif yaitu
aktif sangat diperlukan karena dapat mengabsorbsi karbon aktif fasa cair dan karbon aktif fasa gas.
bau, warna, gas, dan logam. Seiring pertumbuhan Karbon aktif fasa cair dihasilkan dari material
industri dalam masyarakat kita, maka permintaan dengan berat jenis rendah, seperti arang dari bambu
penyediaan arang aktif meningkat pula. Untuk kuning yang mempunyai bentuk butiran (powder),
industri di Indonesia, penggunaan karbon aktif rapuh (mudah hancur), mempunyai kadar abu yang
masih relatif tinggi. Sayangnya, pemenuhan akan tinggi berupa silika dan biasanya digunakan untuk
kebutuhan karbon aktif masih dilakukan dengan menghilangkan bau, rasa, warna, dan kontaminan
cara mengimpor. Padahal, jika meninjau sumber organik lainnya. Sedangkan karbon aktif fasa gas
daya alam di Indonesia yang melimpah, maka dihasilkan dari material dengan berat jenis tinggi
sangatlah mungkin kebutuhan karbon aktif dapat
dipenuhi dengan produksi dari dalam negeri. 2.2.1. Syarat Mutu Karbon Aktif
Dari sejumlah penelitian yang telah dilakukan, Menurut Standar Industri Indonesia (SII No.
penelitian karbon aktif dari tanaman kelapa baru 0258-88), syarat mutu karbon aktif adalah sebagai
dilakukan untuk bahan baku tempurung dan sabut berikut :
kelapa. Padahal masih banyak bagian dari tanaman Tabel 2.1 Syarat Mutu Karbon Aktif
kelapa yang dapat dimanfaatkan untuk pembuatan (SII. 0258-88)
karbon aktif, salah satunya adalah pelepah kelapa. Persyaratan
Jenis Uji
Mengingat Indonesia diperkirakan memiliki areal Butiran Padatan
pohon kelapa terluas di dunia, yaitu sekitar Bagian yang hilang pada
Max. 15% Max.25%
3.334.000 ha dengan produksi 2.346.000 ton pemanasan 950oC
(BPPT), maka pelepah kelapa yang tersedia Kadar Air Max.4,4% Max. 15%
melimpah dapat digunakan sebagai bahan aternatif Kadar Abu Max.2,5% Max.10%
pembuatan karbon aktif yang memberikan nilai Fixed Karbon (%) Min. 80% Min 65%
ekonomi lebih. Daya serap terhadap I2 Min. 750 Min. 750
mg/g mg/g
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk
Daya serap terhadap Min. 60 Min. 120
menentukan suhu aktivasi yang terbaik untuk Metilen Blue ml/g ml/g
mendapatkan karbon aktif berkualitas tinggi, Sumber : Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah, LIPI 1997
menentukan jenis dan konsentrasi zat aktivator yang
paling efektif pada pembuatan karbon aktif, dan 2.2.2. Proses Pembuatan Karbon Aktif
menentukan ukuran karbon aktif dan waktu aktivasi Secara garis besar, ada 3 tahap pembuatan
yang paling baik dalam pembuatan karbon aktif. karbon aktif, yaitu:
1) Proses Dehidrasi
II. FUNDAMENTAL Adalah proses penghilangan air pada bahan
baku. Bahan baku dipanaskan sampai temperatur
2.1. Pelepah Kelapa 170C.
Pelepah kelapa merupakan bagian dari tanaman 2) Proses Karbonisasi
Adalah proses pembakaran bahan baku dengan
kelapa yang berupa tangkai daun. Kelapa (Cocos
menggunakan udara terbatas dengan temperatur
nucifera) merupakan tanaman perkebunan/industri
udara antara 300oC sampai 900oC sesuai dengan
berupa pohon batang lurus dari famili Palmae.
kekerasan bahan baku yang digunakan. Proses ini
Tanaman kelapa merupakan tanaman serbaguna
menyebabkan terjadinya penguraian senyawa
atau tanaman yang mempunyai nilai ekonomi
organik yang menyusun struktur bahan membentuk
tinggi. metanol, uap asam asetat, tar, dan hidrokarbon.
Material padat yang tertinggal setelah proses
2.2. Karbon Aktif karbonisasi adalah karbon dalam bentuk arang
Karbon aktif merupakan arang dengan struktur dengan permukaan spesifik yang sempit.
amorphous atau mikrokristalin yang sebagian besar 3) Proses Aktivasi
terdiri karbon bebas dan memiliki permukaan Proses aktivasi dibedakan menjadi 2 bagian,
dalam (internal surface), biasanya diperoleh yaitu:

2 Jurnal Teknik Kimia, No. 2, Vol. 15, April 2008


a. Proses Aktivasi Fisika 3.1.2. Bahan
Pada proses aktifasi fisika, biasanya karbon 1. Bahan baku berupa pelapah kelapa
dipanaskan didalam furnace pada temperatur 800- 2. Zat aktivator: HCl, NaOH, dan NaCl
900C. Beberapa bahan baku lebih mudah untuk 3. Aquadest
diaktifasi jika diklorinasi terlebih dahulu. 4. Bahan analisa: Amilum, Natrium tiosulfat,
Selanjutnya dikarbonisasi untuk menghilangkan Iodium, dan Metilen Blue
hidrokarbon yang terklorinasi dan akhimya
diaktifasi dengan uap. 3.2. Prosedur Penelitian
b. Proses Aktivasi Kimia 3.2.1. Prosedur Pembuatan Karbon
Proses aktivasi kimia merujuk pada pelibatan a. Tahap Dehidrasi
bahan-bahan kimia atau reagen pengaktif. 1. Bahan baku dipotong-potong sepanjang 2
Menurut Kirk and Othmer (1940), bahan kimia cm
yang dapat digunakan sebagai pengaktif 2. Kemudian dipanaskan di dalam oven pada
diantaranya CaCl2, Ca(OH)2, NaCl, MgCl2, suhu 100oC selama 1 jam hingga bahan
HNO3, HCl, Ca3(PO4)2, H3PO4, ZnCl2, dan baku kering atau hilang kadar airnya
sebagainya. Hessler (1951) dan Smith (1992)
menyatakan bahwa unsur-unsur mineral aktivator b. Tahap Karbonisasi
masuk diantara plat heksagon dari kristalit dan 1. Bahan baku dalam keadaan kering dibakar
memisahkan permukaan yang mula-mula di dalam furnace selama 15 menit. Suhu
tertutup. Dengan demikian, saat pemanasan pembakarannya ditentukan 400oC, 500oC
dilakukan, senyawa kontaminan yang berada dan 600oC.
dalam pori menjadi lebih mudah terlepas. Hal ini 2. Arang yang dihasilkan tersebut digiling di
menyebabkan luas permukaan yang aktif kurs porselin.
bertambah besar dan meningkatkan daya serap 3. Kemudian dilakukan pengayakan dengan
karbon aktif. ukuran -60 +115 mesh.
4. Didapatkan tiga macam sampel dengan
2.2.4. Proses Adsorpsi suhu pembakaran yang berbeda.
Adsorpsi adalah peristiwa pengambilan zat
yang berbentuk gas, uap dan cairan oleh permukaan c. Prosedur Pengaktifan Karbon (Tahap
atau antarmuka tanpa penetrasi. Faktor terpenting Aktivasi)
dalam proses adsorpsi adalah luas permukaan. 1. Arang direndam di dalam larutan aktivator
Suatu molekul pada antarmuka mengalami
ketidakseimbangan gaya. Akibatnya, molekul- yang berbeda masing-masing larutan
molekul pada permukaan ini mudah sekali menarik NaOH 0,2 M, HCl 0,2 M, dan NaCl 0,2 M
molekul lain, sehingga keseimbangan gaya akan dengan waktu rendaman yaitu 18 jam.
tercapai. Dari proses adsorpsi ini, dikenal istilah 2. Dari langkah di atas didapat sampel pasta
adsorbat untuk zat yang diadsorpsi dan adsorben arang.
untuk zat yang mengadsorpsi. 3. Sampel disaring dengan kertas saring,
kemudian dicuci dengan aquadest hingga
III. METODOLOGI PENELITIAN pH 7.
4. Sampel dikeringkan dalam oven pada suhu
3.1. Bahan dan Alat 150oC selama 2 jam.
3.1.1. Alat 5. Didapatkan sembilan macam sampel
1. Furnace dengan larutan aktivator yang berbeda.
2. Oven listrik
3. Neraca analitis d. Prosedur Penentuan Suhu Karbonisasi dan
4. Buret digital Jenis Aktivator
5. Centrifuge 1. Sampel yang telah diperoleh pada langkah
6. UV Visible sebelumnya di uji standar mutunya dengan
7. pH meter uji adsorpsi metilen blue dan uji daya serap
8. Ayakan Vibrator Screen terhadap iodium pada prosedur analisa
9. Desikator pengujian karbon aktif (point 3.2.2.e dan
10. Pipet ukur, pipet tetes, pipet volumetri 3.2.2.f).

Jurnal Teknik Kimia, No. 2, Vol. 15, April 2008 3


2. Hasil pengujian akan diperoleh suhu berhubungan dengan udara luar. Setelah dingin
karbonisasi dan jenis zat aktivator yang dimasukkan ke dalam desikator dan ditimbang.
terbaik dalam menghasilkan karbon aktif
dengan mutu yang memenuhi syarat mutu ab
Bagian yang menguap = x100%
karbon aktif menurut Standar Industri a
Indonesia (SII No. 0258-88). Dimana:
a = berat arang aktif mula-mula (gram)
e. Prosedur Perhitungan Rendemen Arang b = berat arang aktif setelah dipanaskan (gram)
1. Bahan baku (pelepah kelapa) ditimbang
sebanyak 600 gram. b. Uji Kadar Air
2. Bahan baku dalam keadaan kering dibakar Karbon aktif ditimbang seberat 1 gram dan
di dalam furnace selama 15 menit. Suhu dimasukkan ke dalam kurs porselin yang telah
pembakarannya ditentukan 400oC, 500oC dikeringkan, setelah itu dimasukkan ke dalam
dan 600oC. oven pada suhu 105oC selama 1 jam, kemudian
3. Arang yang dihasilkan ditimbang beratnya. karbon aktif didinginkan dalam desikator dan
4. Rendemen arang dapat dihitung dengan ditimbang. Kadar air dapat dihitung dengan
dengan persamaan berikut ini: persamaan berikut:
berat arang ab
Re ndemen Arang = 100% Kadar air = x100%
berat bahan baku a
Dimana:
f. Prosedur Penentuan Konsentrasi Zat a = berat arang aktif mula-mula (gram)
Aktivator, Waktu Aktivasi dan Ukuran b = berat arang aktif setelah dikeringkan (gram)
Karbon Aktif
1. Sampel karbon dengan suhu karbonisasi c. Uji Kadar Abu
terbaik di ayak dengan ukuran -32 +60 Karbon aktif yang ditimbang seberat 1 gram
mesh, -60 +115 mesh, dan -115 mesh. dimasukkan ke dalam kurs porselin yang telah
2. Kemudian sampel direndam dalam larutan diketahui beratnya. Lalu diabukan dalam
aktivator terbaik dengan variasi furnace secara perlahan setelah semua karbon
konsentrasi 0,1 M, 0,2 M, 0,3 M dan hilang. Nyala diperbesar pada suhu 800oC
variasi waktu aktivasi 12 jam, 15 jam, 18 selama 2 jam. Bila seluruh karbon telah
jam, 21 jam, dan 24 jam. menjadi abu, dinginkan dalam desikator lalu
3. Didapatkan sampel sebanyak 45 sampel. ditimbang hingga diperoleh bobot tetapnya.
4. Masing-masing sampel disaring dengan berat abu
Kadar abu = x100%
kertas saring, kemudian dicuci dengan berat sampel
aquadest hingga pH 7.
5. Sampel dikeringkan dalam oven pada suhu d. Uji Fixed Karbon
150oC selama 2 jam. Kadar karbon murni pada karbon aktif
6. Sampel yang telah diperoleh pada langkah diperoleh dari hasil pengurangan terhadap
sebelumnya di uji standar mutunya dengan bagian yang hilang pada pemanasan 950oC
pengujian pada prosedur analisa (point (kadar volatile matter) dan kadar abu.
3.2.2) Karbon aktif murni = 100% - (A+B)
Dimana :
3.2.2. Prosedur Analisa Pengujian Karbon A = kadar abu (%)
Aktif B = kadar volatile matter (%)
Ada beberapa pengujian yang dilakukan dalam
pembuatan karbon aktif, meliputi: e. Uji Daya Serap terhadap Iodium
a. Uji Bagian yang Hilang pada Pemanasan Pengujian terhadap daya serap iodium
950oC (Volatile Matter) dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:
Karbon aktif dipanaskan sampai suhu 950oC 1. Karbon aktif ditimbang sebanyak 0,15
dalam furnace. Setelah suhu tercapai, karbon gram dan dicampurkan dengan 15 ml
dibiarkan dingin dalam furnace dengan tidak larutan Iodium 0,1 N. Kemudian dikocok
dengan alat pengocok selama 15 menit.

4 Jurnal Teknik Kimia, No. 2, Vol. 15, April 2008


2. Setelah itu dipindahkan ke dalam tabung IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
sentrifugal sampai karbon aktif turun.
3. Kemudian diambil 5 ml larutan itu dan 4.1. Analisa Suhu Karbonisasi dan Jenis Zat
dititrasi dengan larutan natrium tiosulfat Aktivator
0,1 N. 4.1.1. Daya Serap terhadap Iodium
4. Jika warna kuning pada larutan mulai
samar, kedalam larutan tersebut
ditambahkan larutan amilum 1% sebagai 900

Daya Serap mg/gr


indikator. 800
5. Dititrasi kembali warna biru tua hingga 700 HCl 0,2 M
NaOH 0,2 M
menjadi warna bening. 600 NaCl 0,2 M
500
f. Uji Adsorpsi terhadap Metilen Blue 400
Karbon aktif sebanyak 0,0075 gram 400 500 600
dimasukkan ke dalam erlenmeyer, kemudian Suhu Karbonisasi oC
ditambah 25 ml larutan metilen blue 100 ppm,
lalu dikocok selama 30 menit setelah itu Gambar 4.1. Grafik Hubungan Daya Serap
disaring. Cairan bening dipipet dan diukur daya Karbon Aktif terhadap Iodium
serapnya pada panjang gelombang maksimum terhadap Suhu Karbonisasi
antara 600700 nm dengan alat UV Visible.
Kurva kalibrasi atau standar larutan metilen Dari grafik di atas terlihat bahwa daya serap
blue dibuat dengan konsentrasi antara 1 sampai karbon aktif terhadap larutan iodium untuk aktivator
5 ppm. HCl 0,2 M lebih baik dibandingkan dengan daya
serap karbon aktif yang diaktivasi dengan aktivator
g. Menghitung Luas Permukaan larutan NaOH 0,2 M maupun NaCl 0,2 M. Selain
Luas permukaan dapat ditentukan dengan itu daya serap karbon aktif yang dibuat dengan suhu
menggunakan data dari metilen blue, yang karbonisasi 500oC lebih baik dibandingkan dengan
dirumuskan sebagai berikut: suhu karbonisasi 400oC dan 600oC. Hal ini
X m. N . a disebabkan pada karbonisasi 600oC terjadi
S =
M pembentukan abu yang banyak sehingga abu ini
Dimana: menutupi pori-pori pada karbon aktif.
S = Luas Permukaan Adsorban (m2/mg)
Xm= Banyaknya Metilen Blue yang 4.1.2. Daya Serap terhadap Metilen Blue
terserap oleh 1 gram karbon
N = Bilangan Avogardo = 6,02 x 1023
a = Ukuran 1 molekul adsorben MB 500
= 197 x 10-20
Daya Serap ml/gr

400 HCl 0,2 M


M = BM metilen blue = 320,5 gr/mol 300 NaOH 0,2 M
200 NaCl 0,2 M
100
0
400 500 600 700

Suhu Karbonisasi oC

Gambar 4.2. Grafik Hubungan Daya Serap


Karbon Aktif terhadap Metilen
Blue terhadap Suhu Karbonisasi

Jurnal Teknik Kimia, No. 2, Vol. 15, April 2008 5


Dari grafik diatas terlihat bahwa daya serap semakain tinggi. Tingginya kadar volatile matter
karbon aktif terhadap metilen blue untuk aktivator disebabkan karena tidak sempurnanya penguraian
larutan HCl 0,2 M lebih baik daripada aktivator senyawa non karbon seperti CO2, CO dan H2. Selain
NaOH 0,2 M dan NaCl 0,2 M. Selain itu, daya itu, semakin lama waktu aktivasi, kadar volatile
serap karbon aktif dengan suhu karbonisasi 500oC matter yang terkandung didalam karbon aktif
lebih baik dibandingkan suhu karbonisasi 400oC meningkat.
dan 600oC.
4.2.2. Uji Kadar Air
4.1.3. Rendemen Arang Pengujian kadar air dilakukan untuk
mengetahui kandungan air yang tersisa pada karbon
aktif setelah melalui proses pengaktivan dengan zat
% Rendemen Arang

16 aktivator. Hasil uji kadar air ditunjukkan pada


12 gambar di bawah ini :
8
12
4
-32 +60

% Kadar Air
10
0 -60 +115
400 500 600 8
-115
6
Suhu Karbonisasi oC
4
12 15 18 21 24
Gambar 4.3. Grafik Hubungan Rendemen
Waktu Aktivasi, jam
Arang terhadap Suhu Karbonisasi

Dari grafik diatas terlihat bahwa dengan Gambar 4.5. Grafik Uji Kadar Air Karbon Aktif
bertambahnya suhu karbonisasi, jumlah arang yang untuk Aktivator HCl 0,3 M
dihasilkan semakin sedikit. Hal ini dapat
disebabkan oleh masih meningkatnya laju reaksi Semakin kecil ukuran karbon aktif maka kadar
antara karbon dan gas-gas di dalam furnace dan airnya semakin menurun. Hal ini disebabkan pada
makin banyaknya jumlah senyawa kadar zat saat dilakukan pengeringan sesudah netralisasi,
menguap (volatile matter) yang terlepas. karbon aktif yang berukuran kecil mengalami
pengeringan yang maksimal karena partikelnya
memiliki pori-pori yang lebih kecil. Kadar air pada
4.2. Analisa Konsentrasi Zat Aktivator, Waktu karbon aktif tidak dipengaruhi oleh lamanya
Aktivasi dan Ukuran Karbon Aktif aktivasi.
4.2.1. Uji Bagian yang Hilang pada
Pemanasan 950oC (Volatile Matter) 4.2.3. Uji Kadar Abu
12
21
% Volatile matter

11
% Kadar Abu

20 -32 +60
-32 +60
-60 +115 10
19 -60 +115
-115 9
18 -115
8
17
7
16
12 15 18 21 24
12 15 18 21 24

Waktu Aktivasi, jam Waktu Aktivasi, jam

Gambar 4.4. Grafik Uji Bagian yang Hilang Gambar 4.6.c. Grafik Uji Kadar Abu Karbon
pada Pemanasan 950oC Karbon Aktif untuk Aktivator HCl 0,3 M
Aktif untuk Aktivator HCl 0,3 M
Semakin besar ukuran karbon aktif maka kadar
Semakin besar ukuran karbon aktif maka kadar abu yang terkandung di dalamnya semakin besar.
volatile matter yang terkandung di dalamnya pun Sedangkan waktu aktivasi tidak berpengaruh

6 Jurnal Teknik Kimia, No. 2, Vol. 15, April 2008


terhadap kadar abu karbon aktif. Karbon aktif yang 4.2.6. Uji Daya Serap terhadap Metilen
terbuat dari pelepah kelapa tergolong karbon aktif Blue
fasa cair yang terbuat dari bahan baku yang
mempunyai densitas kecil dan mempunyai struktur 500

Daya Serap, ml/gr


yang lemah, rapuh (mudah hancur), mempunyai 440
-32 +60
kadar abu yang tinggi berupa silika. 380
-60 +115
320
-115
4.2.4. Uji Kadar Fixed Karbon 260
200
77 140
% Fixed Karbon

75 12 15 18 21 24
-32 +60
73 Waktu Aktivasi, jam
-60 +115
71
-115 Gambar 4.9. Grafik Uji Daya Serap Karbon
69
Aktif terhadap Metilen Blue untuk
67
Aktivator HCl 0,3 M
12 15 18 21 24

Waktu Aktivasi, jam Dari grafik di atas terlihat bahwa semakin


tinggi konsentrasi aktivator dan semakin lama
Gambar 4.7. Grafik Uji Fixed Karbon pada waktu aktivasi maka kemampuan daya serap karbon
Karbon Aktif, Aktivator HCl 0,3 M aktif terhadap metilen blue meningkat pula.
Jankowska (1991) menyatakan bahwa semua
Besar kecilnya kadar karbon terikat pada
prosedur tentang pembuatan karbon aktif yang
karbon aktif (fixed karbon) yang dihasilkan
bertujuan untuk membuka pori-pori karbon, akan
dipengaruhi oleh kadar abu dan kadar zat mudah
sangat tergantung pada konsentrasi zat aktivator.
menguap. Selain itu, kadar fixed karbon
Semakin tinggi konsentrasi aktivator akan
dipengaruhi oleh ukuran karbon aktif. Semakin
menyebabkan semakin banyak zat pengotor yang
besar ukuran karbon aktif, kadar abu dan kadar
berupa zat oraganik maupun anorganik melarut dan
volatile matternya meningkat, yang menyebabkan
lepas dari permukaan pori-pori karbon, sehingga
kadar fixed karbonnya menjadi menurun. akan menyebabkan peningkatan daya serap.
4.2.5. Uji Daya Serap terhadap Iodium
4.2.7 Luas Permukaan Karbon Aktif
840
Daya Serap, mg/gr

630
Luas Permukaan, m2/gr

810 540
-32 +60
780 -60 +115 450 -32 +60
-115 360
-60 +115
750 -115
270
720
180
12 15 18 21 24 12 15 18 21 24

Waktu Aktivasi, jam Waktu Aktivasi, jam

Gambar 4.8. Grafik Uji Daya Serap Karbon


Gambar 4.10. Grafik Luas Permukaan Karbon
Aktif terhadap Iodium untuk
Aktif untuk Aktivator HCl 0,3 M
Aktivator HCl 0,3 M
Karbon aktif merupakan karbon dengan
Dari grafik di atas terlihat bahwa semakin
struktur amorphous yang diperoleh dengan
tinggi konsentrasi aktivator dan semakin lama
perlakuan khusus sehingga memiliki luas
waktu aktivasi maka kemampuan daya serap karbon
permukaan berkisar antara 300-2000 m2/gr. Dari
aktif terhadap larutan iodium meningkat pula.
hasil perhitungan diperoleh luas permukaan yang
Selain itu, semakin kecil ukuran partikel makin
paling besar terdapat pada karbon aktif dengan
besar daya serapnya.
ukuran -32 +60 mesh.

Jurnal Teknik Kimia, No. 2, Vol. 15, April 2008 7


V. KESIMPULAN Departemen Perindustrian dan Perdagangan. 2003.
Syarat Mutu dan Uji Arang Aktif SII No.
1) Kondisi yang paling baik dan efektif dalam 0258-88. Palembang: Balai Perindustrian dan
pembuatan karbon aktif dari pelepah kelapa Perdagangan
(Cocus nucifera) adalah pada suhu karbonisasi
500oC, dengan menggunakan aktivator HCl 0,3 Djatmiko, B., dkk. 1981. Pengolahan Arang dan
M, ukuran karbon -60 +115 mesh dan lama Kegunaannya. Bogor: IPB
aktivasi 24 jam.
2) Karbon aktif tersebut memnuhi syarat mutu Jankwoska, H., Swiatkowski, A., and Choma, J.
karbon aktif menurut SII No. 0258-88 dengan 1991. Active Carbon. Ellis Hardwood, 1st
data sebagai berikut: rendemen arang 9,7188%, Published
bagian yang hilang pada pemanasan 950oC
sebesar 18,89%, kadar air 5,31%, kadar abu Pari, G., D. Hendra. 1999. Pembuatan Arang Aktif
7,78%, kadar fixed karbon 73,33%, daya serap dari Tandan Kosong Kelapa Sawit. Bogor:
terhadap iodium 832,5296 mg/g, daya serap Buletin Penelitian Hasil Hutan. Vol.17. No.2
terhadap metilen blue 464,1949 mg/g, dan luas pp.113-122
permukaan 199,2601 m2/gr.
H. G, Pohan. 1993. Prospek Penggunaan Karbon
Aktif dalam Industri. Bogor: Warta IHP

Pujiarti, Rini, J.P. Gentur Sutapa Mutu Arang Aktif


DAFTAR PUSTAKA
dari Limbah Kayu Mahoni sebagai Bahan
Penjernih Air. Diakses pada tanggal 20 Juli
Afliza. Oktaviani. 2000. Pembuatan Karbon Aktif
dari Ampas Tebu. Indralaya: Jurusan Teknik 2007 dari http://www.google.com
Kimia UNSRI
Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah. 1997.
Anonimous. 2007. Kelapa. Diakses pada tanggal Manfaat Karbon Aktif dalam Dunia Industri
20 Juli 2007 dari Situs Kedai Iptek Sumber. LIPI
BPPT.http://lc.bppt.go.id/iptek
Sembiring, Meilita Tryana. Sinaga, Tuti Sarma.
Barus, Bina Restituta, Ade Rafsanjani. 2007. 2003. Arang Aktif (Pengenalan dan Proses
Pembuatan Karbon Aktif dari Ampas Tebu Pembuatannya). Sumatera Utara: Jurusan
dan Aplikasinya dalam Pengolahan Limbah Teknik Industri Universitas Sumatera Utara
Cair. Indralaya: Jurusan Teknik Kimia
UNSRI Widjaja A.P. Darjo, S. 1980. Pembuatan Arang
Aktif dengan Cara Destilasi Kering
Cheremisinoff, N. P. 1993. Carbon Adsorption of Tempurung II. Bogor: Komunikasi Balai
Pollutant Control. USA Penelitian Kimia Bogor No. 190:2-22

8 Jurnal Teknik Kimia, No. 2, Vol. 15, April 2008

Anda mungkin juga menyukai