Anda di halaman 1dari 16

PROPOSAL PENELITIAN FISIKA MATERIAL

“ PEMANFAATAN TEMPURUNG KELAPA SEBAGAI


KARBON AKTIF SEBAGAI PENJERNIH AIR”

OLEH

DURIANSYAH
F1B119047

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN


ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kualitas air Sungai Batanghari saat ini mengalami cemar sedang yang
melebihi parameter Baku Mutu dengan Nilai -18 dihitung berdasarkan metode
stored. Data ini didapat berdasarkan laporan terakhir dari pihak BLHD Provinsi
Jambi.Dijelaskan Sumardi, Kepala Bidang Sarana Teknis dan Pemantauan, bahwa
tingkat pencemaran yang terjadi pada air Sungai Batanghari saat ini terdapat
banyak kandungan zat yang dapat menimbulkan pencemaran pada air sungai. Di
antaranya kandungan total Suspensi (TSS) yang melebihi baku mutu hingga
mencapai 120 dengan skor-8, kandungan Total Fosfat (PO4) melebihi baku mutu
mencapai 0,811 dengan skor -4 dan kandungan Fecal Coliform (kotoran manusia)
melebihi baku mutu 1600 dengan skor -6 sehingga tingkat cemar untuk air sungai
batanghari mengalami cemar sedang dengan skor -18. Tingkat pencemaran air
sungai telah ditetapkan standar perhitungan mengunakan metode scored. Di
antaranya kelas A kondisi baik sekali dengan nilai 0 menandakan air sungai baku
mati, untuk kelas B kondisi baik dengan skor -1 s/d 10 menandakan cemar ringan,
untuk kelas C kondisi sedang dengan skor -11 s/d 30 menandakan cemar sedang
dan untuk kelas D kondisi buruk dengan skor – 31 manandakan cemar berat.
Pencemaran air sungai batanghari yang semakin parah dapat menghambat
aktivitas warga sehari-hari. Tercemarnya sungai batanghari sangat meresahkan
warga sekitar, khususnya warga yang tinggal dideat sungai tersebut.Dengan
adanya karbon aktif yang memiliki kualitas sangat baik dalam penjernihan air.
Karbon aktif bersifat sangat aktif dan akan menyerap apa saja yang kontak dengan
karbon tersebut.Karbon aktif digunakan untuk menjernihkan air,pemurnihan gas,
industri minuman, farmasi,katalisator.
Seperti yang kita ketahui bahwa negara indonesia memiliki flora dan fauna
yang dapat kita kembangkan. Dari segi flora negara indonesia memiliki begitu
banyak jenis tumbuhan yang dapat membantu kita untuk melakukan suatu inovasi
yang bermanfaat bagi orang. Salah satunya pembuatan karbon aktif. Karbon atau
arang aktif adalah material yang berbentuk butiran atau bubuk yang berasal dari
material yang mengandung karbon misalnya batubara, kulit kelapa, dan
sebagainya. Dengan pengolahan tertentu yaitu proses aktivasi seperti perlakuan
dengan tekanan dan suhu tinggi, dapat diperoleh karbon aktif yang memiliki
permukaan dalam yang luas. Karbon aktif dapat diolah dari kulit pisang, kulit
singkong,cangkang kelapa sawit, dan tempurung kelapa. Limbah-limbah
tempurung kelapa begitu banyak kita temukan. Biasanya limbah tempurung
kelapa kita temukan disekitar pasar,ditempat sampah, sisa-sisa pembuangan
disetiap warung-warung kecil. Salah satu produk yang dapat dibuat dari
tempurung kelapa adalah pembuatan arang aktif. Jadi arang tempurung
merupakan bahan baku untuk industri arang aktif.Pembuatan arang tempurung ini
memang belum banyak melakukannya, padahal potensi bahan baku, penggunaan
dan potensi pasar cukup besar.
Arang merupakan suatu padatan berpori yang mengandung 85-95%
karbon,dihasilkan dari bahan-bahan yang mengandung karbon dengan pemanasan
pada suhu tinggi. Selain digunakan bahan bakar, juga dapat digunakan sebagai
adsorben (penyerap). Daya serap ditentukan oleh luas permukaan partikel dan
kemampuan ini dapat menjadi lebih tinggi arang tersebut dilakukan aktifasi
dengan aktifator bahan-bahan kimia ataupun dengan pemanasan pada temperatur
tinggi. Dengan demikian, arang akan mengalami perubahan sifat-sifat fisika dan
kimia. Arang yang demikianlah disebut sebagai arang aktif. Arang aktif
merupakan senyawa karbon amorf, yang dapat dihasilkan dari bahan-bahan yang
mengandung karbon atau dari arang yang dperlakukan dengan cara khusus untuk
mendapatkan permukaan yang lebih luas. Luas permukaan arang aktif berkisar
antara 300-3500 m2/gram dan ini berhubungan dengan struktur pori internal yang
meyebabkan arang aktif mempunyai sifat sebagai adsoeben. Arang aktif dapat
mengadsorpsi gas dan senyawa-senyawa kimia tertentu atau sifat adsorspsinya
selektif, tergantung pada besar atau volume pori-pori dan luas permukaan.Daya serap
arang aktif sangat besar, yaitu 25-1000% terhadap berat arang aktif (Meilita dan
Tuti,2003).
Karbon aktif merupakan karbon amorf dari pelat-pelat datar disusun oleh
atom-atom C yang terikat secara kovalen dalam suatu kisi heksagonal datar
dengan satu atom C pada setiap sudutnya yang luas permukaan berkisar antara
300 m2/g hingga 3500 m2/g dan ini berhubungan dengan struktur pori internal
sehingga mempunyai sifat sebagai adsorben.(Meilita Taryana,2002).
Proses aktivasi merupakan suatu perlakuan terhadap arang yang bertujuan
untuk memperbesar pori yaitu dengan cara memecahkan ikatan hidrokarbon atau
mengoksidasi molekul-molekul permukaan sehingga arang mengalami perubahan
sifat, baik fisika maupun kimia, yaitu luas permukaannya bertambah besar dan
berpengaruh terhadap daya adsorpsi. Pada umumnya karbon aktif dapat di aktivasi
dengan 2 cara, yaitu dengan cara aktivasi kimia dengan hidroksida logamalkali,
garam-garam karbonat, klorida, sulfat, fosfat dari logam alkali tanah dan
khususnya ZnCl2, CaCl2, dan aktivasi fisika yang merupakan proses pemutusan
rantai karbon dari senyawa organik dengan bantuan panas pada suhu 800°C
hingga 900°C . Karena pada suhu 800℃ hingga 900℃ kualitas karbon aktif yang
terbaik diperoleh dengan kadar air 1,3 %, kadar abu 0,60 % memenuhi standar
SII 0258-79 dan memiliki daya serap terhadap kadar iod sebesar 580,0 mg/g yang
memenuhi standar SNI 06-3730.( S.C. KIM, I.K.1996). Senyawa ZnCl2 digunakan
sebagai katalis yang berfungsi untuk mempercepat reaksi pada reaksi esterifikasi.
Faktor faktor yang berpengaruh terhadap proses aktivasi adalah waktu
aktivasi, suhu aktivasi, ukuran partikel, rasio activator dan jenis aktivator yang
dalam hal ini akan mempengaruhi daya serap arang aktif. Dalam mengoptimalkan
pemanfaatan arang tempurung kelapa hasil pirolisis tempurung kelapa dan
meningkatkan nilai ekonomisnya maka dibuat menjadi arang aktif secara kimia
yang di gunakan untuk menjernihkan air. Dari penelitian ini kita mendapatkan
data perendaman arang dalam berbagai variasi waktu dengan perendaman ZnCl2
dan CaCl2 25%. Arang aktif yang dihasilkan akan diuji kualitasnya dan
dibandingkan dengan arang aktif kualitas SNI. Selanjutnya dilihat sejauh mana
arang aktif dapat menjernihkan air yang didapatkan dari sungai batanghari.
1.2 Tujuan Penelitian
1. Memperoleh arang aktif dari arang hasil pirolisis tempurung kelapa.
2. Memperoleh data pembuatan arang aktif dengan variable waktu
perendaman dalam CaCl2 dan CaCl2 25% pada suhu 500o C dan 800oC
pengovenan.

1.3 Manfaat dari Penelitian


1. Memberikan informasi bahwa arang aktif dengan bahan dari arang hasil
pirolisis tempurung kelapa.
2. Memberika informasi bahwa waktu aktifasi optimal dan suhu
menghasilkan kualitas yang lebih baik dari karbon aktif.

1.4 Rumusan Masalah


1. Apakah tempurung kelapa dapat menghasilkan arang aktif yang melalui
proses pirolisasi ?
2. Bagaimana mendapatkan data pembuatan arang aktif tempurung kelapa
meliputi waktu perendaman,bahan kimia yang digunakan dan kualitas
yang dihasilkan dalam berbagai macam suhu?

1.5 Batasan Masalah

1. Arang aktif yang digunakan dalam penelitian ini adalah arang aktif dari
tempurung kelapa.
2. Zat kimia yang digunakan pada penelitian ini hanya : ZnCl2 dan CaCl2.
3. Untuk menjadi arang aktif bahan kimia CaCl2 dan ZnCl2 kadar 25 %
selama 15 sampai 20 jam
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Tanaman Kelapa

Tanaman kelapa disebut juga tanaman serbaguna, karena dari akar sampai
ke daun kelapa bermanfaat. Buah adalah bagian utama dari tanaman kelapa yang
berperan sebagai bahan baku industri. Buah kelapa terdiri dari beberapa
komponen yaitu sabut kelapa, tempurung kelapa, dagig buah kelapa dan air
kelapa. Daging buah adalah komponen utama yang dapat diolah menjadi berbagai
produk bernilai ekonomi tinggi. Sedangkan air, tempurung, dan sabut sebagai
hasil samping ( by Product) dari buah kelapa juga dapat diolah menjadi berbagai
produk yang bernilai ekonominya tidak kalah dengan daging buah.

2.2 Karakteristik Tempurung Kelapa


Secara fisologis,bagian tempurung kelapa merupakan bagian yang paling
keras dibandingkan dengan bagian kelapa lainnya. Struktur yang keras disebabkan
oleh silikat (SiO2) yang cukup tinggi kadarnya pada tempurung kelapa tersebut.
Berat dan teba; tempurung kelapa sangat ditentukan oleh tanaman kelapa. Berat
tempurung kelapa ini sekitar (15-19)% dari berat keseluruhan buah
kelapa,sedangkan tebalnya sekitar (3-5) mm.

Dari segi kualitas,tempurung kelapa yang memenuhi syarat untuk jadikan


bahan arang aktif adalah kelapa yang benar-benar tua,keras,masih utuh dan dalam
keadaan kering. Untuk membuat arang aktif yang benar-benar
berkulitas,tempurung kelapa harus bersih dan terpisah dari sabutnya.Sedangkan
untuk mengetahui kualitas yang baik dari arang tempurung kelapa,pembakarannya
menghasilkan arang yang tampak hitam,mengkilap,utuh,keras dan mudah
dipatahkan ( Mecoho,2009). Bila tempurung kelapa dipanaskan pada temperatur
yang cukup tinggi tanpa berhubungan dengan udara, akan terjadi rangkaian
penguraian dari senyawa-senyawa kompleks yang merupakan komponen
tempurung ( Woodroof, 2010).
2.3 Kandungan Arang Tempurung Kelapa
Komposisi atau kandungan zat yang terdapat dalam tempurung kelapa
dapat dilihat pada tabel 1. Tempurung kelapa memiliki kadar air mencapai ± 8, jika
dihitung berdasarkan berat kering atau setara dengan 12% dari berat kelapa. Sedangkan abu
merupakan komposisis terendah yang terdapat pada tempurung kelapa.

Tabel 1. Komposisi Tempurung Kelapa

No. Komposisi Persentase (%)


1. Lignin 29,40
2. Pentosan 27,70
3. Selulosa 26,60
4. Air 8,00
5. Solvent Ekstraktif 4,20
6. Uronant Anhidrat 3,50
7. Abu 0,60
8. Nitrogen 0,10
(Sumber : Ibnusantoso,G.,2001).

Tabel 2. Perbandingan Tempurung dan Arang Tempurung Kelapa

Bahan Komponen Kandungan (%)


1. Tempurung Moisture 10.46
Kelapa
Volatile 67.67
Karbon 18.29
Abu 3.58
2. Arang Tempurung Volatile 10.60
Kelapa
Karbon 76.32
Abu 13.08
2.4 Arang Aktif dan Struktur Arang Aktif

Arang aktif adalah arang yang diproses sedemikian rupa sehingga


mempunyai daya serap/adopsi yang tinggi terhadap bahan yang berbentuk larutan
atau uap. Arang aktif dapat dibuat dari bahan yang mengandung karbon baik
organik atau anorganik, tetapi yang biasa beredar di pasaran berasal dari
tempurung kelapa, kayu dan batubara. Pada umumnya arang akif digunakan
sebagai bahan penyerap dan penjernih. Dalam jumlah kecil digunakan juga
sebagai katalisator. Sifat adsorpsinya selektif, tergantung pada besar atau volume
pori-pori dan luas permukaaan. Daya serap arang aktif sangat besar, yaitu 25 -100
% terhadap berat arang aktif.
Struktur arang/karbon aktif menyerupai struktur grafit. Grafit mempunyai
susunan seperti pelat-pelat yang sebagian besar terbentuk dari atom karbon yang
berbentuk heksagonal. Jarak antara atom karbon dalam masing masing lapisan 1.4
A. Pada grafit, jarak antara pelat- pelat lebih dekat dn terikat lebih teratur daripada
karbon aktif.
1. Dekomposisi menghasilkan tar,metanol dan hasil samping lainnya.
Pembentukan karbon terjadi pada temperatur 400-6000C.
2. Aktifasi: dekomposisi tar dan perluasan pori-pori, dapat dilakukan dengan
uap atau CO2 sebagai aktifator(John,2000).
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil destilasi kering tempurung adalah
kematangan/kekerasan tempurung kelapa, suhu, tekanan dan lama destilasi

2.5 Karbon dan Karbon Aktif


Arang adalah suatu bentuk karbon yang berwarna hitam dan berpori-pori,
diperoleh dari hasil pembakaran bahan-bahan karbon dengan menggunakan udara
terbatas. Sebagian besar pori-pori arang masih tertutup hidrokarbon,ter,dan
senyawa-senyawa organik lain. Jacobs menyebutkan bahwa karbon aktif adalah
suatu bentuk karbon ( arang) yang telah diaktifkan dengan menggunakan gas, uap
air, atau bahan-bahan kimia sehingga pori-porinya terbuka.

Perlakuan yang dimaksudkan untuk menghilangkan unsur-unsur hidrogen


dan oksigen. Seperti diketahui bahan baku untuk pembuatan karbon aktif terutama
berasal dari tumbuh-tumbuhan yang banyak mengandung unsur-unsur tersebut
dalam bentuk persenyawaan organik. Salah satu perlakuan panas tersebut adalah
karbonisasi ( pengarangan).
Karbon aktif dapat dibuat dari semua bahan yang mengandung karbon,
baik karbon organik maupun anorganik dengan syrat bahan tersebuut mempunyai
struktur berpori. Bahan –bahan tersebut antara lain kayu, batu bara muda,tulang ,
tempurung kelapa, tempurung kelapa sawit, tandaan kelapa sawit, limbah
pertanian seperti kulit buah kopi,sabut buah coklat, sekam padi, jerami, toongkol
dan pelepah jagung.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Alat
Alat : Open,Furnace,Desikator,Tanur,Gelas ukur,Erlemeyer,Pipet
tetes,Spatula,Saringan,Neraca,Kapas.

3.2 Bahan
Bahan: Tempurung Kelapa,ZnCl2,CaCl2,Yodium,Thio.
3.3 Cara Pembuatan Arang Aktif
1. Dibersihkan tempurung kelapa dari bahan-bahan lain. Misalnya tanah,dan
kerikil.
2. Dikeringkan tempurung kelapa dibawah sinar matahari.
3. Dibakar tempurung kelapa pada tangki pirolisis selama 5-7 jam.
4. Direndam pada bahan kimia CaCl2 atau ZnCl2 kadar 25% selama 15-20
jam untuk menjadi arang aktif.
5. Dilakukan pencucian dengan air suling hingga kotoran atau bahan ikatan
dapat dipisahkan.
6. Dihamparkan pada rak dengan suhu kamar
7. Ditiriskan bahan tempurung kelapa tersebut
8. Dikkeringkan dalam oven pada suhu 110 -800oC selama 3 jam.
9. Ditumbuk sehingga mencapai ukuran sebesar gula pasir atau ukuran kira-
kira 1x1 cm2.
10. Dianalisis kualitasnya
11. Diuji cobakan untuk penjernihan asap cair dan limbah berwarna.
3.4 Cara Analisis
3.4.1 Pengujian Sifat Fisika
Penetapan kadar air
Prosedur penetapan kadar air mengacu pada Standar Nasional Indonesia
(SNI) 06–3730-1995tentang syarat mutu dan pengujian arang aktif. Contoh uji
arang sebanyak 3 g dikeringkan dalam oven pada suhu (110±2)oC sampai
beratnya konstan. Kemudian dimasukkan ke dalam desikator sampai bobotnya
tetap dan ditentukan kadar airnya dalam persen (%). Kadar airarang dihitung
dengan rumus sebagai berikut :
Berat contoh awal ( g )−Berat kering tanur( g)
Kadar air ( % )= x 100 %
Berat kering tanur(g)

3.4.2 Pengujian Sifat Kimia


a.Penetapan kadar zat menguap
Prosedur penetapan Kadar Zat Menguap mengacu pada Standar Nasional
Indonesia (SNI) 06–3730-1995 tentang syarat mutu dan pengujian arang aktif.
Cawan porselin yang berisi contohdari penentuan kadar air, ditutup dan diikat
dengan kawat nichrome. Cawan dimasukkankedalam tanur listrik pada 880oC
selama 6 menit. Sebelumnya dilakukan terlebih dahulupemanasan pendahuluan
pada bagian datar selama 2 menit dan pada pangkal tanur selama 3menit. Setelah
penguapan selesai cawan dimasukkan kedalam desikator sampai 13
beratnyakonstan dan selanjutnya ditimbang. Kadar zat menguap arang dapat
dihitung dengan rumussebagai berikut:
Selisih berat conto h( g)
Kadar zat menguap ( % )= x 100 %
Berat kering tanur (g)

b. Penetapan kadar abu


Prosedur penetapan Kadar Abu mengacu pada Standar Nasional Indonesia
(SNI) 06–3730-1995 tentang syarat mutu dan pengujian arang aktif. Cawan yang
sudah berisi contoh yang kadar air dan kadar zat menguapnya sudah ditetapkan,
digunakan untuk mengukur kadar abu. Caranya cawan tersebut diletakkan dalam
tanur, perlahan-lahan dipanaskan mulai dari suhukamar sampai 600oC selama 6
jam. Selanjutnya didinginkan dalam desikator sampai beratnyakonstan, kemudian
ditimbang bobotnya. Kadar abu arang dapat dihitung denganmenggunakan rumus
sebagai berikut :
Berat Abu( g)
Kadar Abu ( % ) = x 100 %
Berat Kering Tanur (g)
c. Penetapan kadar karbon terikat
Prosedur penetapan Kadar Karbon Terikat mengacu pada Standar Nasional
Indonesia (SNI)06–3730-1995 tentang syarat mutu dan pengujian arang aktif.
Karbon terikat adalah fraksikarbon yang terikat di dalam ruang selain fraksi air,
zat menguap dan abu. Pengukuran kadarkarbon terikat dihitung dengan
menggunakan rumus:

Kadar Karbon Terikat ( % )=100 %−( Kadar Zat Menguap+ Kadar Abu ) %

3.3.3 Daya serap arang aktif


a. Daya serap terhadap yodium
Prosedur penetapan daya serap arang aktif terhadap yodium mengacu pada
Standar NasionalIndonesia (SNI) 06 – 3730-1995 tentang syarat mutu dan
pengujian arang aktif. Contoh uji arang aktif dan arang aktif komersial (norit)
yang telah kering oven ditimbang sebanyak ± 0,25g dan dimasukkan ke dalam
labu Erlenmeyer. Kemudian contoh uji tersebut diberi larutan yodium 25 ml,
diaduk dengan menggunakan stirer selama ± 15 menit. Larutan yang telah diaduk
kemudian disaring dengan menggunakan kertas saring, dan hasilnya dipipet 10 ml
14 untuk titrasi menggunakan larutan thio. Titrasi dilakukan hingga larutan contoh
uji berubah warna menjadi bening.
Besarnya daya serap arang aktif terhadap yodium dihitung dengan rumus:

10−Molaritas T h io ( 0.1 ) x ml T h iountuk titrasi


x 12.693 x 2.5
Daya Serap Ter h adapYodium
mg
g
=( ) Molaritas yodium( 0.1002)
0.254
. Setelah selesai proses pengovenan arang tersebut ditumbuk hingga mencapai
ukuran sebesar gula pasir. Selanjutnya arang difurnace selama 2 jam pada suhu
500oC-800oC. Hasil dari karbon aktif dapat di lampiran 1.
Setelah arang aktif selesai dibuat, lalu uji kadar air, uji penetapan kadar zat
menguap, uji kadar abu, uji kadar karbon berdasarkan persamaan diatas. Hasil uji
tersebut dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Tabel hasil uji
No Bahan Pengujian Pengujian Sifat kimia
Perendaman sifat Fisika
Pengujian Penetapan Penetapan Penetapan
Kadar Air Kadar Zat Kadar Abu Kadar Karbon
(%) Menguap ( % ) (%) Terikat ( % )
1 ZnCl2 1.48 2.00 18,52 79,48
2 CaCl2 6.34 7.53 29,76 62,71

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa ada perbedaan pada setiap
pengujian dimana bahan perendaman CaCl2 lebih besar kadar air nya dari pada
kadar air ZnCl2 ini dapat disimpulkan bahwa pada bahan perendaman CaCl2 lebih
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
1.Yang mempengaruhi daya serap arang aktif adalah suhu,waktu,dan sifat
serapannya. Pada penelitian ini zat ZnCl2 pada suhu 800o C dan CaCl2 pada
suhu 500o C memiliki daya serap yang lebih tinggi.
2.Penjernihan air sungai batanghari menggunakan karbon aktif,air yang jernih
dihasilkan oleh C/CaCl2 pada suhu 500o C.
3. C/ZnCl2 pada suhu 800o C memiliki pori-pori antara 0,22 μm sampai 1,626
μm.Sedangkan C/CaCl2 pada suhu 800o C memiliki pori-pori antara 0,504
sampai 3,204 μm.

5.2 Saran
1.Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang penyaringan air tanpa
menggunakan kapas.
2.Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut apakah air tersebut dapat dikomsumsi.
DAFTAR PUSTAKA

Sembiring, M.T., Sinaga T.S., 2003. Arang Aktif (Pengenalan dan Proses
Pembuatannya). Sumatera Utara : Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

Mecoho, 2009. Bahan Sosialisasi Manfaat dan Kegunaan Tanaman Kelapa. PT.
Coco Power, Jogjakarta.

Woodroof, 2010. SNI 06-3730-1995: Arang Aktif Teknis. Jakarta: Dewan


StandarisasiNasional.

John, 2000. Standard Test Methods for Sulfur in the Analysis Sample of Coal and
Coke Using High-Temperature Tube Furnace Combustion Methods.
AmericanStandard Testing and Measurement (ASTM), USA.

Ibnusantoso,G.,2001.Tinjauan proses pembentukan dan Komposisi Arang


Tempurung Kelapa.Palembang:Fakultas Teknik,Universitas Sriwijaya.

Jurnal Penelitian Sains FMIPA Unsri. Vol. 14, No.4(2011), pp. 14406-25

Meilita,2003.Pemanfaatan dan Kegunaan Tempurung Kelapa.Surabaya

Anda mungkin juga menyukai