Oleh :
2019
A. JUDUL KEGIATAN
Pembuatan Arang Aktif Menggunakan Kayu Rambutan dan Tempurung Kelapa dan
Menguji Efektivitasnya Sebagai Penyaring Minyak Jelantah
B. LATAR BELAKANG
1. Permasalahan
Sampah menjadi masalah yang nyata dan penting dalam lingkungan kita saat ini. Secara
pengertian sampah adalah segala material sisa dalam bentuk padat, cair atau gas yang sudah
dibuang dan kelihatanya tidak bisa dipergunakan lagi. Misalnya kulit buah-buahan setelah
dikupas, batok dan sabut kelapa setelah diambil dagingnya, atau jerami habis dipanen padinya.
Sering dengan masalah sampah juga permasalahan dengan kekurangan bahan bakar juga terus
meningkat saat ini.
Saat ini mencari bahan bakar alternatif menjadi kegiaatn penting bagi ilmuwan. Dengan
adanya kemajuan teknologi, sampah dapat mejadi solusi untuk sebagai bahan bakar alaternatif di
kemudian hari.
Seperti disebut di atas batok kelapa , kayu-kayu sisa, ranting popohonan dan jerami dapat
digunakan untuk membuat arang yang banyak kegunaannya dalam kehidupan sehari.
Hasil kegiatan akan menghasilkan arang aktif melalui tahap-tahap saintifik yang salah satu
manfaantya adalah dapat digunakan sebagai penyaring.
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperagakan proses-proses dalam pembuatan
arang aktif , dan memberi pengetahuan tentang apa itu arang aktif dari sisi komposisi, sifat
kimiawi, kegunaannya, dan cara bekerjanya sebagai penyaring.
2
D. TINJAUAN PUSTAKA
Karbon aktif, atau sering juga disebut sebagai arang aktif, adalah suatu jenis karbon yang
memiliki luas permukaan yang sangat besar. Hal ini bisa dicapai dengan mengaktifkan karbon atau
arang tersebut. Hanya dengan satu gram dari karbon aktif, akan didapatkan suatu material yang
memiliki luas permukaan kira-kira sebesar 500 m2 (didapat dari pengukuran adsorpsi gas
nitrogen). Biasanya pengaktifan hanya bertujuan untuk memperbesar luas permukaannya saja,
tetapi beberapa usaha juga berkaitan dengan meningkatkan kemampuan adsorpsi karbon aktif itu
sendiri.
Karbon aktif adalah karbon padat yang memiliki luas permukaan yang cukup tinggi
berkisar antara 100 sampai dengan 2000 m2/g. Bahkan ada peneliti yang mengklaim luas
permukaan karbon aktif yang dikembangkan memiliki luas permukaan melebihi 3000 m2/g. Bisa
dibayangkan dalam setiap gram zat ini mengandung luas permukaan puluhan kali luasan lapangan
sepak bola. Hal ini dikarenakan zat ini memiliki pori – pori yang sangat kompleks yang berkisar
dari ukuran mikro dibawah 20 A (Angstrom), ukuran meso antara 20 sampai 50 Angstrom dan
ukuran makro yang melebihi 500 A (pembagian ukuran pori berdasarkan IUPAC). Sehingga luas
permukaan disini lebih dimaksudkan luas permukaan internal yang diakibatkan dari adanya pori –
pori yang berukuran sangat kecil. Karena memiliki luas permukaan yang sangat besar, maka
karbon aktif sangat cocok digunakan untuk aplikasi yang membutuhkan luas kontak yang besar
seperti pada bidang adsorpsi (penyerapan), dan pada bidang reaksi dan katalisis. Contoh yang
mudah dari karbon aktif adalah yang banyak dikenal dengan sebutan norit yang digunakan untuk
mengatasi gangguan pencernaan. Prinsip kerja norit adalah ketika masuk kedalam perut dia akan
mampu menjerap bahan – bahan racun dan berbahaya yang menyebabkan gangguan pencernaan.
Kemudian menyimpannya di dalam permukaan porinya sehingga nantinya keluar nantinya
bersama tinja. Secara umum karbon aktif ini dibuat dari bahan dasar batu bara dan biomasa. Intinya
bahan dasar pembuat karbon aktif haruslah mengandung unsur karbon yang besar. Dewasa ini
karbon aktif yang berasal dari biomasa banyak dikembangkan para peneliti karena bersumber dari
bahan yang terbarukan dan lebih murah. Bahkan karbon aktif dapat dibuat dari limbah biomasa
seperti kulit kacang-kacangan, limbah padat pengepresan biji – bijiaan, ampas, kulit buah dan lain
sebagainya. Proses pembuatan arang aktif dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu pengaktifan secara
fisika dan secara kimia. Pengaktifan secara fisika pada dasarnya dilakukan dengan cara
memanaskan bahan baku pada suhu yang cukup tinggi (600 – 900 C) pada kondisi miskin
udara(oksigen), kemudian pada suhu tinggi tersebut dialirkan media pengaktif seperti uap air dan
CO2. Sedangkan pada pengaktifan kimiawi, bahan baku sebelum dipanaskan dicampur dengan
bahan kimia tertentu seperti KOH, NaOH, K2CO3 dan lain sebagainya. Biasanya pengaktifan
secara kimiawi tidak membutuhkan suhu tinggi seperti pada pengaktifan secara fisis, tetapi
3
diperlukan tahap pencucian setelah diaktifkan untuk membuang sisa – sisa bahan kimia yang
dipakai. Sekarang ini telah dikembangkan pengabungan antara metode fisika dan kimia untuk
mendapatkan sekaligus kelebihan dari kedua tipe pengaktifan tersebut.
E. LANDASAN TEORI
Arang biasa akan terbentuk melalui proses karbonisasi kayu yang pada akhirnya akan
menghasilkan zat karbon. Sementara untuk arang karbon aktif, arang tersebut akan melalui proses
pemanasan yang sangat tinggi ataupun lewat penggunaan beberapa campuran bahan kimia.
Pori-pori kecil yang ada di dalam arang tersebut akan menjadi terbuka dan berubah
menjadi bersifat adsorben. Dimana sifat ini merujuk kepada daya serap yang tinggi berkat jumlah
pori-pori berukuran mikro yang sangat banyak. Sehingga pada penggunaannya, arang aktif
berguna untuk melakukan penyerapan terhadap berbagai cairan atau gas yang beracun, bau busuk
yang tidak enak, hingga proses penjernihan air atau filtrasi.
Secara umum, proses pengolahan arang aktif karbon adalah sebagai berikut:
4
Figure 3 : Diagram Proses Pembakaran
Proses Karbonisasi
Proses karbonisasi adalah sebuah proses yang dilakukan dengan memanaskan bahan
baku untuk dijadikan arang dengan minimal suhu sekitar 300 derajat celcius hingga 9000 derajat
celcius.
Setelah melewati proses pemanasan, maka bahan baku tersebut kemudian akan diarahkan
kepada proses penghaluskan, untuk selanjutnya diubah bentuknya menjadi serbuk dan barulah
selanjutnya diayak.
Proses Aktivasi
Dan proses yang terakhir adalah proses aktifasi yang digunakan untuk mengeluarkan
setiap potensi karbon aktif yang ada. Secara umum terdapat dua metode untuk proses aktifasi ini,
diantaranya adalah proses aktifasi secara kimia, dan proses aktifasi secara fisika.
Untuk proses aktifasi secara kimia biasanya akan menggunakan beberapa bahan kimia
sebagai campurannya untuk memutus setiap rantai karbon dari tiap senyawa organik yang ada.
5
sementara untuk proses aktifasi fisika bisa menggnakan bantuan panas, uap, sehingga CO2 juga
bisa memutus rantai karbon.
F. HIPOTESIS
Secara teori arang yang sudah diaktivasi menjadi arang aktif akan mampu menyaring minyak
jelantah menjadi bersih dari kotoran dan dengan warna transparan melalui proses adsorpsi.
6
Kompor 1 buah
Pemantik Api 1 buah
Stopwatch 1 buah
Kain Basah Cukup untuk menutupi lubang kaleng , 2 buah
Gelas ukur 1 buah , 500 ml
Gelas kimia/gelas ukur/botol kaca 10 buah
Panci logam 2 buah 22 cm diameter
Timbangan 1 buah
Wadah stainless/ mangkuk kaca 2 buah , 22 cm diameter
Sendok kayu 2 buah
Mortar dan alu /ulekan 2 buah
Ayakan mesh 100 2 buah
H. METODE
I. Pembuatan Arang
1. Sebelum memulai proses pembuatan arang, bahan kayu rambutan dan tempurung kelapa sudah
benar-benar kering.
4. Tutup kaleng diberi lubang ventilasi, meskipun aliran udara ke bagian dalam kaleng harus
dibatasi selama proses ini.
5. Kaleng diletakkan di atas api terbuka selama 3 hingga 5 jam untuk membuat arang.
6. Dari lubang ventilasi di bagian tutup akan keluar asap dan gas, menandai semua bahan volatile
akan terbakar.
7. Tutup luban ventilasi dengan kain basah, ketika tidak ada lagi asap atau gas yang keluar dari
panci kayu sudah menjadi arang.
8. Kaleng dibiarkan sampai dingsin, jika sudah dingin saat disentuh, arang dipindahkan ke ke
wadah bersih dan bilas dengan air dingin untuk menghilangkan abu dan sisa-sisa, kemudian
tiriskan air.
9. Arang dipindahkan ke mortar/ulekan dan alu dan digerus sampai menjadi bubuk halus.
(Sebagai alternatif, arang dapat dimasukkan ke dalam kantong plastik yang tahan lama dan
menghancurkannya menjadi bubuk halus dengan palu lembut atau palu.)
10. Serbuk arang dibiarkan sampai kering . (Serbuk arang dapat dipindahkan ke mangkuk yang
bersih, jika tidak, serbuk arang dapat ditinggalkan di dalam mortar. )
7
11. Dalam sekitar 24 jam, serbuk arang sudah menjadi kering. (Bubuk harus benar-benar kering
sebelum dilanjutkan ke tahap berikutnya. )
1. Jus lemon sekitar 3 gelas (650 ml) disiapkan dengan memeras beberapa buah lemon segar.
3. Jus lemon (310 ml) ditambahkan ke serbuk arang sambil daiduk , sedikit demi sedikit ,
hingga konsistensi seperti bubur.
4. Wadah ditutup dengan cling film dan dibiarkan duduk selama 24 jam. Jangan biarkan tutup
mangkuk menyentuh campuran arang.
5. Setelah itu, tiriskan sebanyak mungkin sisa air dalam mangkuk. Pada titik ini, arang
seharusnya basah, tetapi tidak jenuh.
6. Kembalikan arang Anda ke panci logam (sudah dibersihkan) kemudian ditambahkan air dan
direbus.
7. Arang dimasak selama 3 jam untuk mengaktifkannya. Agar arang dapat diaktifkan, api harus
cukup panas untuk mendidihkan air. Setelah direbus selama 3 jam, arang sudah diaktifkan.
(Dilakukan dua kali : Pertama kali menggunakan arnag aktif dari tempurung kelapa dan kedua kali
menggunkan arang aktif dari kayu rambutan)
1. Kayu rambutan dan tempurung kelapa yang sudah jadi arang aktif diayak lalu digerus
menggunakan ayakan berukuran 100 mesh.
2. Hasil ayakan ditempatkan pada wadah yang diberi label ukuran 100 mesh.
3. Tempatkan 5 gelas kimia 1 minyak goreng jenis A (bukan jelanta) , gelas kimia (jelanta tanpa
arang aktif), gelas kimia 3 (jelanta berisi arang aktif 5 g, gelas kimia 4 (jelanta berisi arang aktif
10 gram) dan gelas kimia 5 (jelanta berisi arang aktif 20 gram).
4. Masukkan minyak jelanta ke dalam keempat gelas kimia sebanyak 100 ml. lalu aduk hingga
tercampur merta. (pastikan semua botol diberi label yang jelas)
5. Biarkan hingga beberapa waktu. Lalu amati perubahan yang terjadi dalam rentang waktu 1 hari.
8
7. Setiap perlakuan jangan lupa dokumentasikan dengan gambar atau video.
8. Tuliskan dan laporkan hasil pengamatan pada buku jurnal setiap melakukan percobaan.
J. LOKASI KEGIATAN
K. WAKTU PENELITIAN
Waktu kegiatan dilakukan di luar jam-jam sekolah antara bulan September dan November
Waktu penelitian dapat diuraikan dalam tabel di bawah ini :
9
4 Minyak goreng jenis A
jelanta berisi arang aktif
20 gram
10
Tabel : Hasil Pengamatan Organoleptik
Spesimen
No.
Arang aktif dari tempurung Hasil pengamatan organoleptik Keterangan
Sampel
kelapa
Warna Bau Rasa Tekstur
1 Minyak goreng jenis A (bukan
jelanta)
2 Minyak goreng jenis A (jelanta
tanpa arang aktif)
Minyak goreng jenis A (jelanta
berisi arang aktif 5 gram)
3 Minyak goreng jenis A (jelanta
berisi arang aktif 10 gram)
4 Minyak goreng jenis A jelanta
berisi arang aktif 20 gram
H. DAFTAR PUSTAKA
Fitri Choiri Hidayati, Masturi, Ian Yulianti. “Pemurnian Minyak Goreng Bekas Pakai (Jelantah)
dengan Menggunakan Arang Bonggol Jagung”. Jurnal Ilmu Pendidikan Fisika Volum 1 Nomor 2
September 2016. Halaman 67-70 p-ISSN: 2477-5959 e-ISSN: 2477-8451.
David Nasrun, Theresia Samangun, Ir. Taufik Iskandar, Zuhdi Ma’sum. 2017. Pemurnian Minyak
Jelantah Menggunakan Arang Aktif Dari Sekam Padi. Universitas Tribhuwana Tunggadewi.
Yogyakarta
Yustinah dan Hartini. 2011. “Adsorpsi Minyak Goreng Bekas Menggunakan Arang Aktif dari Sabut
Kelapa”. Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia. ISSN 1693-4393. Yogyakarta
http://tokomesinkelapa.com/cara-membuat-arang-aktif-dari-batok-kelapa/
http://tokomesinkelapa.com/cara-membuat-arang-aktif-dari-batok-kelapa/
https://porosbumi.com/manfaat-karbon-aktif/
https://www.wikihow.com/Make-Activated-Charcoal
https://homesteadsurvivalsite.com/make-activated-charcoal/
Kelompok Kayu Rambutan dan Tempurung Kelapa /100 mesh
13
No. Waktu Jadwal kegiatan Jenis Kegiatan Penelitian Keterangan
Penelitian
1 1 September Penulisan draf proposal dan pengajuan ke 1 Dikembalikan untuk diperbaiki
2 6 September Perbaikan proposal Sudah
3 6 – 21 Pengumpulan bahan –bahan dan alat-alat
September
4 Bagian 1 : membuat arang
5 Bagian 2 : memgaktifkan arang
6 Bagian 3 : Bagian pengamatan organoleptik
7 Pembahasan hasil dan kesimpulan
8 Penulisan laporan
14