PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan karbon aktif (Laos, 2016: 135).
Karbon aktif sebagai bahan karbon dengan struktur amorf dan luas
permukaan internal yang besar dengan tingkat porositas yang tinggi. Karbon
aktif memiliki kinerja tinggi dalam konduktifitas listrik, stabilitas termal yang
baik, serta reaktivitas permukaan yang menjadi alasan utama karbon aktif
Adapun karbon aktif dapat dimanfaatkan terlebih dahulu melalui dua tahap
1
2
karbon
seperti seperti pada limbah pertanian, Adapun limbah pertanian yang sering
B. Rumusan Masalah
kimia?
C. Tujuan Percobaan
TINJAUAN PUSTAKA
Divisi : Embryophita
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Geraniales
Famili : Euporbiaceae
Genus : Aleurites
Spesies : A. moluccana L.
Kemiri sendiri merupakan pohon yang mudah untuk ditanam. Pohon kemiri
juga sangat mudah untuk tumbuh dan tidak memerlukan persayaratan yang
banyak. Kemiri sendiri dikelompokkan dalam minyak lemak yang cukup baik,
3
4
dalam jumlah besar jika dalam musim panen. Tempurung kemiri tersebut
memiliki kadar karbon yang sangat besar, dan sangat ppotensi dimanfaatkan
gelombang 3389,04 cm-1 akibat adanya serapan gugus O-H dan gugus fungsi –
CO- pada daerah serapan 1201,69 cm-1, sedangkan gugus fungsi dari arang
kuat pada bilangan gelombang 3389,04 cm-1 akibat serapan dari gugus O-H
dan gugus fungsi –CO- pada daerah serapan 1222,91 cm -1 sampai 1165,04
cm-1. Analisis Surface Area Analyzer (SAA) pada karbon aktif tempurung
pori dan ukuran pori pada arang aktif tempurung kemiri (Hamu, 2019: 14).
adsorben sehingga akan mempunyai ikatan yang kuat (Hamu, 2019: 15).
5
kondisi optimum yang meliputi pH, waktu kontak dan konsentrasi adsorpsi
serta kapasitas adsorpsi arang aktif tempurung kemiri terhadap zat warna
dikativasi dan setelah diaktivasi mengandung gugus fungsi –OH, Csp 3-H, CH 2,
permukaan arang aktif yang diperoleh sebesar 17,20 m 2/g dengan volume
pori sebesar 0,021 mL/g dan ukuran pori sebesar 1,60 nm. Kondisi optimum
adsorpsi arang aktif tempurung kemiri yang diperoleh (Hamu, 2019: 12).
B. Karbon Aktif
85-95 % dan merupakan padatan berpori. Karbon aktif ini merupakan hasil
pemanasan bahan yang mengandung karbon pada suhu tinggi tetapi tidak
tidak teroksidasi. Arang selain digunakan sebagai bahan bakar, juga dapat
6
permukaan partikel dan kemampuan ini dapat menjadi lebih tinggi jika
mengalami perubahan sifat fisika dan kimia dan disebut sebagai arang
dapat digolongkan menjadi tiga golongan yaitu karbon aktif granular, pellet
partikel antara 0,2 sampai dengan 5 mm. Karbon aktif ini biasanya
berbentuk tidak beraturan. Jenis karbon aktif ini bisa digunakan baik
ukuran diameter dari 0.8 sampai dengan 5 mm. Karbon aktif ini dibuat
melalui proses ekstrud dan berbentuk silinder kecil kecil. Karbon aktif
3. Karbon aktif serbuk, yaitu karbon aktif yang memiliki ukuran kurang
dari 0.18 mm (<80 mess). Karbon ini merupakan karbon aktif yang
telah melalui proses atau tahap penghancuran. Karbon aktif jenis ini
biasanya digunakan pada aplikasi fasa cair dan penyaringan pada gas
buang.
dengan cara khusus untuk mendapatkan permukaan yang lebih luas. Luas
7
mempunyai sifat sebagai adsorben. Daya serap arang aktif sangat besar, yaitu
251.000 % terhadap berat arang aktif. Arang aktif dibagi atas 2 tipe, yaitu
arang aktif sebagai pemucat dan sebagai penyerap uap. Arang aktif sebagai
zat-zat penganggu yang menyebabkan warna dan bau yang tidak diharapkan,
membebaskan pelarut dari zat-zat penganggu dan kegunaan lain yaitu pada
Menurut Dewi (2020: 15), kegunaan karbon aktif antara lain sebagai
berikut:
b. Penghilang rasa, warna dan bau yang tidak dikehendaki pada minyak
dan makanan.
dan klorin, selain sebagai katalis dalam reaksi karbon aktif juga bisa
d. Pada Industri obat obatan, jarbon aktif juga digunakan sebagai bahan
dikehendaki.
e. Pada industri minuman keras dan ringan, karbon aktif juga sebagai
f. Pada bidang perikanan, budi daya udang dan benur berguna untuk
h. Pada sistem pengolahan air dan pengolahan air limbah, karbon aktif
berbagai pelarut, crude oil, karet, larutan asam dan penghilang bau
dilakukan oleh Maulana, dkk (2017: 247) yang meneliti tentang pembuatan
bahwa hasil terbaik yang diperoleh dengan kadar karbon fix yaitu sebesar
27,80 %, akan tetapi produk yang dihasilkan belum memenuhi standar SNI.
C. Aktivasi Kimia
pengaktif seperti garam kalsium klorida (CaCl 2), magnesium klorida (MgCl2),
seng klorida (ZnCl2), natrium hidroksida (NaOH), natrium karbonat (Na 2CO3)
dan natrium klorida (NaCl). Selain garam mineral biasanya digunakan ialah
9
berbagai asam dan basa organik seperti asam sulfat (H 2SO4), asam klorida
berperan sebagai activating agent. Salah satu jenis larutan kimia yang banyak
dipakai sebagai activating agent dari logam alkali adalah KOH (kalium
untuk mencegah pembentukan tar, asam asetat, methanol dan lain lain.
maksimal 15%, kadar abu maksimal 10% dan daya serap Iodin minimal
D. Aktivator
dan kemampuan adsorbsi Fe. Proses penghilangan tar menjadi efektif karena
membersihkan karbon aktif dari sisa tar yang menempel dan tidak dapat
422).
Arang aktif dapat dibuat dari bahan karbon berpori yang dapat
buangan padat perkotaan seperti plastik, kertas dan karton. Salah satu bahan
kemiri sebagai pengeras jalan dan lantai rumah. Disisi lain tempurung kemiri
juga mempunyai prospek sebagai bahan baku pada pembuatan arang aktif.
Sifat karbon aktif sendiri selain dipengaruhi oleh jenis bahan baku, luas
permukaan, penyebaran pori dan sifat kimia permukaan arang aktif, namun
juga dipengaruhi oleh cara aktivasi yang digunakan. Pada tahap aktivasi,
sulfat (H2SO4) dan asam posfat (H3PO4). Girgis dkk. (2002) mengemukakan
bahwa asam posfat (H3PO4) sebagai agen aktivasi akan memberikan hasil
terbaik jika dibandingkan dengan seng klorida (ZnCl 2) dan kalium hidroksida
dapat mereduksi OH dan CO yang masih tersisa dan tidak digunakan dari
Asam sulfat (H2SO4) merupakan senyawa kimia asam kuat dan bersifat
korosif pada logam seperti baja, tidak berwarna, berbau menyengat dan larut
11
dalam air. Molekul asam sulfat terdiri dari dua atom hidrogen (H), satu atom
belerang (S), dan empat atom oksigen (O). Struktur molekulnya membuatnya
sifat asam yang kuat. Sifat asam dari asam sulfat juga disebabkan oleh
senyawa kimia dan pemanasan. Proses aktivasi kimia akan merubah struktur
karbon dan pori di dalam karbon aktif. Penggunaan aktivator asam bertujuan
dihasilkan dari karbon aktif yang teraktivasi dengan H 2SO4. Hal ini
menjerap 69,08 % Fe dalam air tanah yang memiliki konsentrasi 2,84 ppm
menjadi 0,544 ppm. Hasil bilangan iodin yang dihasilkan masih jauh dari
standar nasional Indonesia (SNI) sebesar 750 mg/g dan penjerapan Fe belum
mampu mencapai standar baku mutu kelas satu (Tarmidzi, dkk. 2021: 20).
F. Penetralan
basa. Reaksi asam-basa dalam medium air biasanya menghasilkan garam dan
air yang merupakan senyawa ionik yang terbentuk dari suatu kation selain
12
ion H+ dan suatu anion selain OH- atau O 2-. Reaksi penetralan disebut juga
dari HCl akan bereaksi dengan ion OH- dari NaOH membentuk H 2O.
dengan larutan H3PO4 sebanyak 500 mL selama 6 jam pada suhu 400 oC lalu
disaring, dicuci hingga pH 6-7 dan keringkan dalam oven (Syamsudin, 2017:
47).
air sungai yang tinggi biasanya disebabkan oleh kandungan logam ataupun
senyawa organik yang tinggi. Nilai pH menjadi faktor yang penting dalam
perairan karena nilai pH pada air akan menentukan sifat air menjadi bersifat
asam atau basa yang akan mempengaruhi kehidupan biologi di dalam air.
Perubahan keasaman air, baik ke arah alkali maupun asam, akan sangat
mengganggu kehidupan ikan dan hewan air lainnya. pH air dapat dijadikan
indikasi apakah air tersebut tercemar atau tidak dan seberapa besar tingkat
menyebabkan naik atau turunnya pH air. pH air disebut netral bernilai 7. Jika
air banyak tercemar zat yang bersifat asam (bahan organik) pH air akan lebih
kecil dari 7, tetapi jika air bersifat basa akan lebih besar dari 7. Setiap
(pH) berpengaruh dalam proses adsorpsi. Karbon aktif yang baik adalah
karbon aktif yang telah memenuhi standar atau persyaratan yang ditetapkan,
yaitu SNI 06-3730-1995 untuk arang aktif teknis adalah maksimum 15%.
untuk mengetahui sifat-sifat dasar arang hasil aktivasi meliputi, kadar air,
METODE PERCOBAAN
1. Alat
M110, neraca digital, desikator, pH meter, gelas kimia, batang pengaduk dan
corong plastik.
2. Bahan
C. Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja pada percobaan ini adalah sampel karbon
yang telah diaktivasi secara fisik ditimbang hasilnya sebanyak 235 gram,
asam Sulfat (H2SO4) 1 M selama 24 jam, lalu sampel karbon disaring dan
dicuci dengan akuades hingga bersifat netral (pH=7). Setelah itu, sampel
karbon yang telah diaktivasi kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu
14
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Tabel Pengamatan
Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Pembuatan Karbon Aktif menggunakan metode aktivasi kimia
No. Perlakuan Gambar
15
16
2. Analisis Data
Diketahui:
Penyelesaian:
Bobot hasil aktivasi kimia
Rendemen hasil aktivasi =
Bobot hasil aktivasi fisik
× 100 %
145,50 gram
=
195,14 gram
× 100 %
= 74,56 %
B. Pembahasan
kimia bisa dalam bentuk hidroksida logam alkali, garam fosfat (PO 43-),
asam klorida (HCl), asam sulfat (H 2SO4) dan khususnya seng klorida (ZnCl 2)
karbon aktif dan jenis ukuran pori-pori karbon menjadi lebih besar dari
dengan larutan asam sulat (H2SO4) untuk menghilangkan zat pengotor atau
memurnikan karbon dan menetralkan pH. Karbon aktif yang telah netral atau
kadar air atau untuk mengeringkan karbon aktif hingga beratnya konstan.
aktivator asam sulfat (H2SO4). Aktivator asam sulfat (H 2SO4) berfungsi untuk
Hasil aktivasi kimia pada karbon aktif tempurung kemiri yaitu karbon
saring saat proses penetralan dan pori-pori karbon aktif yang semakin
aktif menjadi lebih hitam setelah penetralan. Data yang diperoleh pada
percobaan ini yaitu bobot karbon aktif hasil aktivasi fisik sebesar 195,14 gram dan
bobot karbon aktif hasil aktivasi kimia mengalami pengusutan yaitu sebesar
145,50 gram sehingga dapat diketahui rendemen karbon aktif hasil aktivasi kimia
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Proses aktivasi karbon dari tempurung kemiri (Aleurites moluccana L.) dengan
metode aktivasi kimia dengan menggunakan aktivator asam yaitu asam sulfat
B. Saran
aktivator seperti asam klorida (HCl) agar hasil karbonisasi dan aktivasi kimia
18
DAFTAR PUSTAKA
M selama 24 jam.
Hasil
LAMPIRAN II
DOKUMENTASI PRAKTIKUM
1. Aktivasi Kimia
Disaring karbon aktif Dibilas karbon aktif sampai Diukur pH karbon aktif
hingga endapan terpisah pHnya menjadi netral. sampai mencapai pH= 7.
dengan larutan
aktivatornya.
Didin
Dimasukkan ke dalam oven ginkan sampel karbon Ditimbang sampel dan
karbon aktif pada suhu aktif tempurung kemiri dihitung rendemen hasil
105 0C sampai kering. (Aleurites moluccana L.) aktivasi kimia.
ke dalam desikator.
REFERENSI