0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
249 tayangan11 halaman
Karbon aktif yang berasal dari kulit singkong memiliki pori-pori besar yang mampu menyerap zat pewarna dan bau dalam air, serta mampu menyerap 99,98% kandungan tembaga dalam air limbah melalui proses aktivasi kimia dan fisika yang memperbesar volume dan diameter pori-pori karbon aktif.
Karbon aktif yang berasal dari kulit singkong memiliki pori-pori besar yang mampu menyerap zat pewarna dan bau dalam air, serta mampu menyerap 99,98% kandungan tembaga dalam air limbah melalui proses aktivasi kimia dan fisika yang memperbesar volume dan diameter pori-pori karbon aktif.
Hak Cipta:
Attribution Non-Commercial (BY-NC)
Format Tersedia
Unduh sebagai PPTX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Karbon aktif yang berasal dari kulit singkong memiliki pori-pori besar yang mampu menyerap zat pewarna dan bau dalam air, serta mampu menyerap 99,98% kandungan tembaga dalam air limbah melalui proses aktivasi kimia dan fisika yang memperbesar volume dan diameter pori-pori karbon aktif.
Hak Cipta:
Attribution Non-Commercial (BY-NC)
Format Tersedia
Unduh sebagai PPTX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Air Dengan pori-pori banyak dan besar, karbon aktif kulit singkong sangat potensial mengenyahkan bau dan warna air yang keruh. Karbon aktif dari kulit singkong ternyata mampu menyerap 99,98 persen kandungan tembaga air limbah. Bentuk karbon aktif bisanya berupa butiran kristal dan tepung (powder) yang memiliki pori-pori. Fungsi pori-pori itu menyerap zat magnetik serta menjernihkan air dari warna keruh serta menghilangkan bau tak sedap. Maka tidak heran jika karbon aktif juga digunakan sebagai filter dalam pengolahan air minum Jika diperiksa di bawah mikroskop, pori- pori pada karbon aktif terlihat banyak dan besar. Pori-pori ini memunyai ukuran yang bermacam-macam. Ada yang berukuran lebih dari 50 nanometer (nm) yang disebut dengan macropores, ada yang berukuran 2– 50 nm (mesopores), dan ada juga yang berukuran di bawah 2 nm (micropores). Warna karbon aktif seperti arang, hitam. Luas permukaannya sekitar 2 x 104 sentimeter persegi per gram (cm2 per gram), tetapi sesudah melakukan tahapan proses aktivasi luasnya menjadi sekitar 5 x 106 sampai 1,5 x 107 sentimeter persegi cm2 per gram. Proses Karbon Aktif Untuk mendapatkan karbon aktif dari kulit singkong, Langkah pertama, mengupas kulit singkong dari dagingnya. Setelah itu dikeringkan dengan durasi yang bervariasi, bergantung kondisi cuaca dan suhu ruangan. Setelah kulit singkong kering, tahapan selanjutnya
adalah membakar bahan baku di dalam oven agar
menghilangkan senyawa hidrokarbon pada bahan baku. Temperatur yang digunakan harus tinggi. Dan proses pembakarannya berlangsung selama tiga jam. Agar proses pembakaran sempurna, selain suhu temperaturnya diatur pada suhu sangat tinggi, maka kulit singkong dibakar pada ruang tertutup supaya tak ada udara atau oksigen (O2) di dalam oven. Tujuannya supaya bahan baku kering secara total dan menguapkan senyawa hidrokarbon dalam bahan baku. Seusai pembakaran, maka wujud kulit
singkong akan berubah menjadi arang.
Selanjutnya, arang yang berasal dari kulit singkong tersebut dihaluskan. Untuk proses aktifasi karbon dari arang , maka digunakan larutan sodium hydroxide (NaOH) atau soda kimia. Selanjutnya, menguji karbon aktif dengan metode atomic absorption spectrophotometer (AAS). Spektrofotometri serapan atom, demikian nama lain dari AAS itu, merupakan salah satu metode analisis yang dapat digunakan untuk menentukan tingkat konsentrasi logam dan semilogam. Proses aktivasi ini bertujuan untuk meningkatkan volume dan memperbesar diameter pori-pori karbon. Dengan demikian, daya absorpsi (serap) karbon aktif menjadi tinggi terhadap zat warna dan bau pada air Pada umumnya karbon aktif dapat diaktivasi dengan dua cara, yaitu dengan cara aktivasi kimia dan aktivasi fisika. Proses Aktivasi Kimia Dalam proses aktivasi kimia, arang hasil karbonisasi direndam dalam larutan kimia selama 24 jam lalu ditiriskan dan dipanaskan pada suhu 600 hingga 9.000 derajat celcius selama 1- 2 jam. Bahan-bahan kimia yang digunakan sebagai aktivator biasanya hidroksida logam alkali garam- garam karbonat, klorida, sulfat, dan fosfat dari logam alkali tanah. Pada proses kimia, kualitas karbon aktif yang dihasilkan tergantung dari bahan kimia yang digunakan. Proses Aktivasi Fisika Proses aktivasi karbon dengan uap air dialirkan pada arang hasil karbonisasi. Proses ini biasanya menggunakan temperatur 800 ribu – 11 ribu derajat celcius. Langkah terakhir, adalah uji laboratorium, pengujian laboratorium dilakukan dengan 20 mililiter limbah sintetis yang mengandung tembaga dicampur dengan dua gram karbon aktif kulit singkong . Setelah diuji selama 40 menit, karbon aktif dari kulit singkong itu ternyata mampu menyerap 99,98 persen kandungan tembaga (Cu) pada air limbah.