Anda di halaman 1dari 7

Karbon aktif adalah karbon yang di proses sedemikian rupa sehingga pori porinya

terbuka, dan dengan demikian akan mempunyai daya serap yang tinggi. Karbon aktif
merupakkan karbon yang bebas serta memiliki permukaan dalam (internal surface),
sehingga mempunyai daya serap yang baik. Keaktifan daya menyerap dari karbon aktif
ini tergantung dari jumlah senyawa kabonnya yang berkisar antara 85 % sampai 95%
karbon bebas. Karbon aktif yang berwarna hitam, tidak berbau, tidak terasa dan
mempunyai daya serap yang jauh lebih besar dibandingkan dengan kabon aktif yang
belum menjalani proses aktivasi, serta mempunyai permukaan yang luas, yaitu memiliki
luas antara 300 sampai 2000 m/gram. Karbon aktif ini mempunyai dua bentuk sesuai
ukuran butirannya, yaitu karbon aktif bubuk dan karbon aktif granular (butiran). Karbon
aktif bubuk ukuran diameter butirannya kurang dari atau sama dengan 325 mesh.
Sedangkan karbon aktif granular ukuran diameter butirannya lebih besar dari 325 mesh.

Karbon aktif merupakan suatu bentuk arang yang telah melalui aktifasi dengan
menggunakan gas CO2, uap air atau bahan-bahan kimia sehingga pori-porinya terbuka
dan dengan demikian daya absorpsinya menjadi lebih tinggi terhadap zat warna dan
bau. Karbon aktif mengandung 5 sampai 15 persen air, 2 sampai 3 persen abu dan
sisanya terdiri dari karbon. Karbon aktif berbentuk amorf terdiri dari pelat-pelat datar,
disusun oleh atom-atom C yang terikat secara kovalen dalam suatu kisi heksagonal
datar dengan satu atom C pada setiap sudutnya. Pelat-pelat tersebut bertumpuk-
tumpuk satu sama lain membentuk kristal-kristal dengan sisa hidrokarbon, ter dan
senyawa organik lain yang tertinggal pada permukaannya. Bahan baku karbon aktif
dapat berasal dari bahan nabati atau turunannya dan bahan hewani. Mutu karbon aktif
yang dihasilkan dari tempurung kelapa mempunyai daya serap tinggi, karena arang ini
berpori-pori dengan diameter yang kecil, sehingga mempunyai internal yang luas. Luas
permukaan arang adalah 2 x 104 cm2 per gram, tetapi sesudah pengaktifan dengan
bahan kimia mempunyai luas sebesar 5 x 106 sampai 15 x 107cm2 per gram . Ada 2
tahap utama proses pembuatan karbon aktif yakni proses karbonasi dan proses aktifasi.
Dijelaskan bahwa secara umum proses karbonisasi sempurna adalah pemanasan
bahan baku tanpa adanya udara sampai temperatur yang cukup tinggi untuk
mengeringkan dan menguapkan senyawa dalam karbon. Pada proses ini terjadi
dekomposisi termal dari bahan yang mengandung karbon, dan menghilangkan spesies
non karbonnya. Proses aktifasi bertujuan untuk meningkatkan volume dan
memperbesar diameter pori setelah mengalami proses karbonisasi, dan meningkatkan
penyerapan. Pada umumnya karbon aktif dapat di aktifasi dengan 2 (dua) cara, yaitu
dengan cara aktifasi kimia dan aktifasi fisika.
1. Aktifasi kimia, arang hasil karbonisasi direndam dalam larutan aktifasi sebelum
dipanaskan. Pada proses aktifasi kimia, arang direndam dalam larutan pengaktifasi
selama 24 jam lalu ditiriskan dan dipanaskan pada suhu 600 9000C selama 1 2
jam.
2. Aktifasi fisika, yaitu proses menggunakan gas aktifasi misalnya uap air atau CO2
yang dialirkan pada arang hasil karbonisasi. Proses ini biasanya berlangsung pada
temperatur 800 11000C.

Karbon aktif bersifat sangat aktif dan akan menyerap apa saja yang kontak dengan
karbon tersebut. Karbon Aktif digunakan untuk menjernihkan air, pemurnian gas,
industri minuman, farmasi, katalisator, dan berbagai macam penggunaan lain. Selain di
bidang pengolahan air, karbon aktif dapat digunakan di berbagai industri seperti
pengolahan/tambang emas dengan berbagai ukuran mesh maupun iondine number.
Juga digunakan untuk dinding partisi, penyegar kulkas, vas bunga, dan ornamen meja.
Di balik legamnya, barang gosong itu ternyata sangat kaya manfaat. Karbon aktif dapat
digunakan sebagai bahan pemucat, penyerap gas, penyerap logam, menghilangkan
polutan mikro misalnya zat organic maupun anorganik, detergen, bau, senyawa phenol
dan lain sebagainya. Pada saringan arang aktif ini terjadi proses adsorpsi, yaitu proses
penyerapan zat - zat yang akan dihilangkan oleh permukaan arang aktif, termasuk
CaCo3 yang menyebabkan kesadahan. Apabila seluruh permukaan arang aktif sudah
jenuh, atau sudah tidak mampu lagi menyerap maka kualitas air yang disaring sudah
tidak baik lagi, sehingga arang aktif harus diganti dengan arang aktif yang baru.

Untuk mengurangi kesadahan (Hardness) pada air dapat digunakan filtrasi


(penyaringan) dengan media karbon aktif yang memiliki sifat kimia dan fisika, di
antaranya mampu menyerap zat organik maupun anorganik, dapat berlaku sebagai
penukar kation, dan sebagai katalis untuk berbagai reaksi. Karbon aktif adalah sejenis
adsorbent (penyerap), berwarna hitam, berbentuk granule, bulat, pellet ataupun bubuk.
Jenis karbon aktif tempurung kelapa ini sering digunakan dalam proses penyerap rasa
dan bau dari air, dan juga penghilang senyawa-senyawa organik dalam air. Air sadah
adalah air yang mengandung ion Kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg). Ion-ion ini
terdapat dalam air dalam bentuk sulfat, klorida, dan hidrogenkarbonat. Kesadahan air
alam biasanya disebabkan garam karbonat atau garam asamnya. Kesadahan
merupakkan petunjuk kemampuan air untuk membentuk busa apabila dicampur dengan
sabun. Pada air berkesadahan rendah, air dapat membentuk busa apabila dicampur
dengan sabun, sedangkan air yang berkesadahan tinggi tidak akan membentuk busa.
Kesadahan atau Hardness adalah salah satu sifat kimia yang dimiliki oleh air.Penyebab
air menjadi sadah adalah karena adanya ion-ion Ca2+, Mg2+. Atau dapat juga
disebabkan karena adanya ion-ion lain dari polyvalent metal (logam bervalensi banyak)
seperti Al, Fe, Mn, Sr dan Zn dalam bentuk garam sulfat, klorida dan bikarbonat dalam
jumlah kecil

Dewasa ini, penyerapan dengan menggunakan karbon aktif berkembang luas


diantaranya dalam proses sianidasi pada skala industri pertambangan besar maupun
pertambangan rakyat di Indonesia, khususnya pengolahan emas. Konsentrasi emas
dalam ore sangat menentukan hasil produksi. Ore hasil tambang sangat bervariasi, ada
yang berupa pasir, batu keras ( kuarsa ), batu lunak ( domato ), lempung ( clay ), dan
lumpur. Untuk Pengolahan Emas Karbon aktif yang dipergunakan dapat berasal dari
arang batok kelapa, maupun arang kayu atau batu bara. Yang paling banyak dipakai
adalah karbon aktif granular dari arang batok kelapa. Dengan pengolahan tertentu yaitu
proses aktivasi seperti perlakuan dengan tekanan dan suhu tinggi, dapat diperoleh
karbon aktif yang memiliki permukaan dalam yang luas. Untuk kualitas baik, setiap kg
karbon aktif memiliki daya adsorbsi emas hingga 8 - 16 g, namun kualitas karbon aktif
yang tersedia dipasaran rata-rata hanya mampu mengadsorpsi berkisar 2 - 5 g emas
untuk setiap kg-nya. Adsorpsi kompleks emas (khususnya ion disianoaurat (I)) pada
karbon aktif merupakan dasar dari teknik modern untuk proses ekstraksi emas. Proses
ini sangat efektif dan telah menjadi faktor utama dalam memperbaiki produktifitas
industri tambang emas selama 25 tahun terakhir.

Proses Sianida yang didasarkan pada recovery melalui adorpsi kabon aktif dari larutan
leach yang mengandung emas low-grade (konsentrasi) telah dikembangkan sejak
1970-an dan sampai sekarang 85% recovery emas telah dilengkapi dengan teknik ini.
Tiga proses berbeda yang telah dikembangkan didasarkan pada teknik pelindian dalam
ekstraksi padat-cair dan sifat-sifat kimia serta fisika dari bijih. Yaitu: CIP (Carbon in
Pulp), CIL (Carbon in Leach), dan CIC (Carbon in Column atau Carbon in Clear
Solution). Proses CIP digunakan dalam proses pelindian terdiri dari waktu pengadukan
yang lama dan penambahan karbon aktif dengan ukuran 1-3 mm (mesh: 8-25) terhadap
bubur (padatan dan cairan) setelah selesai proses pelindian. Dengan cara ini, emas
yang terkandung pada fase cair akan teradsorp pada permukaan karbon aktif.
Proses CIL diterapkan jika pelindian dilakukan dengan pengadukan dalam waktu yang
singkat (kurang dari 10 jam) dan/atau jika emas pada fase cair diadsorp lagi ke
permukaan fase padat residu melalui efek material berkarbonasi atau mineral lempung
pada bijih. Proses ini lebih ekonomis karena pelarutan dan adsorpsi dilakukan pada
tangki yang sama secara serempak dengan penambahan karbon aktif selama
pelindian.
Proses ketiga adalah (CIC) digunakan dalam ekstraksi padat-cair dimana residu
padatan dan larutan leaching diperoleh secara terpisah misalnya heap leaching.
Larutan hasil pelindian dilewati melalui kolom adsorpsi yang mengandung karbon aktif
untuk mendapatkan logam emasnya

Cara Pemilihan Karbon Aktif Untuk Pengolahan Emas


Sangat pentingnya Penggunaan Carbon dalam pengolahan emas, di karenakan Carbon
di gunakan untuk Penangkapan emas (Carbonisasi) dalam pengolahan emas secara
cyanidasi, pemilihan karbon yang tepat sangat berdampak pada hasil emas yang anda
dapatkan di pengolahan emas, oleh karena itu sangat penting untuk mengetahui
Carbon mana yang paling tepat untuk pengolahan emas, berikut ini penjelasannya :
1. Ada 2 spec yang harus di perhatikan yaitu IODINE dan HARDNES. IODINE : yang di
maksudnya adalah ukuran / nilai daya serap dari carbon tersebut terhadap partikel2
logam. apabila nilai IODINE yang tinggi otomatis dayar serap carbon terhadap emas
pun semakin kuat dan besar sehingga emas dalam pengolahan emas dapat di serap
secara keseluruhan. HARDNES : yang di maksud adalah tingkat kekerasan / kekuatan
Carbon (semakin tinggi semakin keras dan tidak mudah remuk), semakin sedikit karbon
pecah2 / remuk dalam pengolahan emas, semakin sedikit emas yang terbuang , di
karenakan karbon yang remuk / pecah2 kecil tidak dapat di tangkap dalam proses
penyaringan karbon, sehingga remukan / pecahan kecil carbon tersebut terbuang ke
pembuangan limbah
2. Ada beberapa masalah yang harus di perhatikan dalam penggunaan Activited
Carbon dalam pengolahan emas. Activited Carbon pada umumnya dalam kondisi yang
sangat kotor / banyak debu2 karbon halus. Oleh karena itu dalam pengolahan emas ,
banyak pengolah mencuci terlebih dahulu karbon tersebut sampai bersih (tidak ada
carbon halus) di karenakan apabila tidak di hilangkan carbon halus tersebut bisa
mengakibatkan lostnya emas yang tertangkap di karbon halus tersebut. Akan tetapi
pencucian karbon tersebut mempunyai dampak sangat buruk yaitu Iodine (daya serap)
dari karbon tersebut akan turun drastis akibat dari penyucian tersebut. Solusinya carilah
karbon aktif dengan jumlah partikel debu minim (bersih), sehingga kita tidak perlu
mencuci atau pun mengayak dan pada akhirnya iodine (daya serap) dari karbon
tersebut tidak menurun. Carilah karbon aktif dengan ukuran butiran mesh: 8-25, karena
ukuran ini kandungan debunya minim (Ash Content maximum 4%). Cara pengujian
daya serap (iodine) dapat di lakukan menggunakan Metalynblue, dengan cara sbb :
1. Bersihkan karbon yang akan di uji (di siram / bilas dengan air jika kondisi karbon
banyak debu karbonnya) , khusus karbon yang sudah bersih tidak perlu di lakukan
pembersihan lagi
2. Siapkan air dalam gelas.., lalu teteskan cairan metalynblue tersebut dalam air
sehingga air berubah warna menjadi kebiruan
3. Masukan carbon yang sudah di bersihkan tersebut ke dalam cairan yang sudah kita
campur tadi
4. Aduk2 beberapa menit , anda akan melihat warna dari air tersebut akan menjadi
bening kembali, itu di karenakan carbon menyerap cairan metalyn dengan baik.
Secara ringkas karbon aktif yang biasa digunakan untuk mengolah emas mempunyai
spesifikasi sebagai berikut:
Total ash content max: 4%
Moisture content max: 5%
Apparent density (Bulk Density = Berat Jenis): 450 550 kg/m3
Mean particle diameter : 6x12 mesh min. 2.48 mm atau 8x16 mesh min. 1.55 mm
Bahan pembuat : batok kelapa
Iodine number : 800 atau 1000 mg/g

Selain untuk mengadsobrsi pada emas, karbon aktif juga bisa digunakan untuk
mengadsorbsi senyawa sianida termasuk bahan beracun berbahaya (B3) pada aliran
air sungai. Sianida banyak digunakan dalam berbagai industri seperti serat sintetik
(akrilonitril), petrokimia, baja, pertambangan dan pelapisan logam (electroplating).
Sebagai akibat dari pemakaian bahan beracun dan berbahaya tersebut, umumnya
kegiatan-kegiatan itu menghasilkan limbah yang masih mengandung sianida yang
berpotensi mencemari lingkungan di sekitarnya. Berbagai upaya digunakan untuk
mengurangi pencemaran lingkungan tersebut, salah satunya dengan penyerapan
karbon aktif yang ditentukan melalui pengamatan pengaruh pH, konsentrasi penyerap
dan waktu. Penambahan ion Cu2+ sebagai katalis telah diteliti pula. Hasil menunjukkan
bahwa penambahan karbon aktif sebanyak 25 g/l pada pH 10,5 dapat menurunkan
konsentrasi sianida sebesar 20 % dalam waktu 8 jam. Penambahan ion Cu2+ (100
mg/l) pada larutan sianida telah meningkatkan penyerapan sebesar 55 % dalam waktu
2 jam. Penyerapan ion sianida dengan karbon aktif yang telah direndam dengan larutan
Cu2+ (0,5 %) meningkat menjadi 82 % dalam waktu 2 jam.

Karbon aktif juga digunakan untuk menyerap kandungan logam berat Pb (Plumbum =
Timbal) dan Cd (Cadmium). Logam berat menimbulkan efek kesehatan bagi manusia
sebagai penghalang kerja enzim, sehingga proses metabolisme tubuh terputus. Lebih
jauh lagi logam berat akan bertindak sebagai penyebab alergi, mutagen, teratogen atau
karsinogen bagi manusia. Jalur masuknya adalah melalui kulit, pernapasan dan
pencernaan. Logam berat jika sudah terserap ke dalam tubuh maka tidak dapat
dihancurkan tetapi akan tetap tinggal di dalamnya hingga nantinya dibuang melalui
proses ekskresi. Hal serupa juga terjadi apabila suatu lingkungan terutama di perairan
telah terkontaminasi (tercemar) logam berat maka proses pembersihannya akan sulit
sekali dilakukan. Sedikitnya terdapat 80 jenis dari 109 unsur kimia di muka bumi ini
yang telah teridentifikasi sebagai jenis logam berat. Berdasarkan sudut pandang
toksikologi, logam berat ini dapat dibagi dalam dua jenis.
Jenis pertama adalah logam berat esensial, di mana keberadaannya dalam jumlah
tertentu sangat dibutuhkan oleh organisme hidup, namun dalam jumlah yang berlebihan
dapat menimbulkan efek racun. Contoh logam berat ini adalah Zn, Cu, Fe, Co, Mn dan
lain sebagainya.
Sedangkan jenis kedua adalah logam berat tidak esensial atau beracun, di mana
keberadaannya dalam tubuh masih belum diketahui manfaatnya atau bahkan dapat
bersifat racun, seperti Hg, Cd, Pb, Cr dan lain-lain. Kontaminasi logam berat terutama
Pb dan Cd di lingkungan merupakan masalah besar dunia saat ini.

Proses industri dan urbanisasi memegang peranan penting terhadap peningkatan


kontaminasi tersebut. Suatu organisme akan kronis apabila produk yang dikonsumsikan
mengandung logam berat tersebut. Timbal yang terserap oleh ibu hamil akan berakibat
pada kematian janin dan kelahiran prematur, berat lahir rendah bahkan keguguran.
Penelitian menunjukkan bahwa timbal yang terserap oleh anak, walaupun dalam jumlah
kecil, dapat menyebabkan gangguan pada fase awal pertumbuhan fisik dan mental
yang kemudian berakibat pada fungsi kecerdasan dan kemampuan akademik.
Kadmium berpengaruh terhadap manusia dalam jangka waktu yang panjang dan dapat
terakumulasi pada tubuh khusunya hati dan ginjal. Secara prinsip, pada konsentrasi
rendah berefek terhadap gangguan pada paru-paru, emphysemia dan renal turbular
disease yang kronis. Kadmium lebih mudah terakumulasi oleh tanaman jika
dibandingkan dengan timbal (Pb). Logam berat ini tergabung bersama timbal dan
merkuri sebagai the big three heavy metals yang memiliki tingkat bahaya tertinggi
pada kesehatan manusia. Dari evaluasi beberapa teknik pengolahan logam berat
dengan mempertimbangkan akan kemudahan sistem aplikasi lapangan dan sumber
daya yang melimpah, maka diperoleh suatu metode yang lebih representatif dalam
mengolah logam berat timbal dan kadmium. Metode tersebut adalah adsorpsi dengan
media karbon aktif. Karbon aktif memiliki ruang pori sangat banyak dengan ukuran
tertentu. Pori-pori ini dapat menangkap partikel-partikel sangat halus (molekul) terutama
logam berat dan menjebaknya disana. Penyerapan menggunakan karbon aktif adalah
efektif untuk menghilangkan logam berat. Ion logam berat ditarik oleh karbon aktif dan
melekat pada permukaannya dengan kombinasi dari daya fisik kompleks dan reaksi
kimia. Karbon aktif memiliki jaringan porous (berlubang) yang sangat luas yang
berubah-ubah bentuknya untuk menerima molekul pengotor baik besar maupun kecil.
Efektifitas adsorpsi karbon aktif terhadap logam timbal Pb2+ telah ditunjukkan pada
sertifikat NSF (National Sanitation Foundation) yang merefleksikan isotherm Langmuir
dimana adsorbsi logam berat Pb akan berlangsung sampai mencapai titik
keseimbangan dimana proses adsorbsi tidak akan berjalan lagi atau berhenti meskipun
dosis karbon aktif diperbesar. Kecepatan penyerapan ini tergantung dari sifat adsorbsi,
temperatur, pH, dan waktu singgung karbon aktif dengan Pb. Sedangkan penyerapan
Cd relatif merefleksikan isotherm Freundlich.

Proses eliminasi logam berat Pb dan Cd dengan karbon aktif akan semakin efektif
dimana selain sebagai adsorben karbon aktif secara simultan juga bertindak sebagai
pemberat (weighing agent) demikian pula jika berbagai metode pengolahan digabung
misalnya metode adsorbsi karbon aktif dengan metode konvensional (koagulasi,
flokulasi, sedimentasi, filtrasi dan khlorinasi). Penyerapan karbon aktif bubuk dapat
digunakan pada instalasi pengolahan di hampir seluruh tempat/titik pembubuhan.
Pembubuhan karbon aktif dapat dilakukan dengan sistem kering maupun basah. Titik
pembubuhan ini tentunya mempunyai kelebihan dan kekurangan masing masing.
Untuk meningkatkan kecepatan adsorpsi, dianjurkan agar menggunakan arang aktif
yang telah dihaluskan. Aplikasi sistem ini sangat cocok diterapkan dalam industri
industri pengolahan yang menghasilkan limbah cair yang relatif banyak dan sangat
dianjurkan terutama pada Instalasi Pengolahan Air Bersih atau Air Minum (IPAM).
Dalam perspektif yang lebih luas, aplikasi teknologi karbon aktif ini dapat digunakan
tidak hanya untuk mengolah logam berat Cd dan Pb tetapi juga pada unsur pecemar
lainnya.

KEGUNAAN tempurung kelapa yang sudah diolah menjadi karbon aktif sangat banyak
dan dibutuhkan di industri-industri besar. Untuk pemurnian gas, misalnya, karbon aktif
diperlukan untuk menghilangkan belerang, gas beracun, bau busuk, asap dan
pencegahan racun. Kemudian dipakai juga pada industri pengolahan gas alam cair
(LNG), katalisator untuk mengangkut vinil klorida dan vinil asetat. Dan, yang lebih
sederhana adalah sebagai bahan pembersih udara di ruangan yang kandungan uap air
dan gas berbau/beracunnya tinggi, seperti pada mobil, kamar pendingin, botol obat-
obatan serta peralatan-peralatan yang harus dilindungi dari proses perkaratan.
Kemudian karbon aktif juga digunakan di industri obat dan makanan sebagai penyaring,
penghilang warna, bau dan rasa tidak enak pada makanan. Di bidang perminyakan juga
karbon aktif dipakai sebagai bahan penyulingan bahan mentah dan zat perantara.
Dalam industri pembersihan air dipakai juga sebagai bahan penghilang bau, warna dan
logam berat, menghilangkan ammonia, nitrit, fenol. Bahkan dalam industri pulp (bahan
kertas) dan tambang emas, karbon aktif digunakan sebagai bahan pemurnian.

Secara ringkas kegunaan karbon aktif :


1. Pada pengolahan air untuk penjernihan dan mengurangi kesadahan dengan
menyerap bau, rasa, warna, kaporit, kapur (CaCO3), logam berat
2. Pada pengolahan emas untuk menyerap konsentrasi emas (ore) dalam bentuk
Carbon in pulp (CIP), Carbon in Leach (CIL), Carbon in Clear Solution (CIC) biasanya
dari batok kelapa mesh 8-25
3. Pada pemurnian gas dengan menyerap belerang, gas beracun, bau busuk, asap dan
pencegahan racun.
4. Pada pengolahan limbah untuk menyerap Bahan Beracun Berbahaya (B3) yaitu
menyerap sianida yang terdapat pada limbah industri serat sintetik (akrilonitril),
petrokimia, baja, pertambangan dan pelapisan logam (electroplating) dengan cara
merendam karbon aktif dengan larutan Cu2+ (0,5%) yang menghasilkan daya serap
sianida menjadi 82% dalam waktu 2jam.
5. Untuk menyerap logam berat Raksa/Hg, Cadmium/Cd, Plumbum/Pb/Timbal,
Cromium/Cr penyebab sakit kanker
6. Penyegar/pembersih udara ruangan dari kandungan uap air/gas berbau/beracun,
seperti pada mobil, kamar pendingin, botol obat-obatan serta peralatan-peralatan yang
harus dilindungi dari proses perkaratan.
7. Pada industri obat dan makanan sebagai penyaring, penghilang warna, bau dan rasa
tidak enak pada makanan.
8. Pada bidang perminyakan dipakai sebagai bahan penyulingan bahan mentah dan zat
perantara

Untuk keperluan tertentu kami menyediakan ukuran mesh 6-12 dan 8-30 atau sesuai
permintaan dengan iodine number absorption mulai dari 700 s/d 1000 mg/g.
Untuk order jenis tertentu ini diperlukan minimum order sebanyak 7 ton (7000 kg)
dengan harga mengikuti tabel dibawah ini:
Iodine Ongkos K
Mesh
No Item Number Kemasan/Bag Harga/Kg
(Inchi) Jakarta Bodetab
(mg/g)
1. Karbon Aktif Lokal (Batok Kelapa) mesh 6 12 <800 50Kg Rp.10.000,- Rp250/kg Rp50
<1000 50Kg Rp.15.000,- Rp250/kg Rp50
mesh 8 - 30 <800 50Kg Rp.10.000,- Rp250/kg Rp50
<1000 50Kg Rp.15.000,- Rp250/kg Rp50
mesh 12 <800 50Kg Rp.10.000,- Rp250/kg Rp50
40
<1000 50Kg Rp.15.000,- Rp250/kg Rp50
2. Karbon Aktif Kyodo Yushi (Batok Kelapa) NA NA 20kg Rp.230.000,- Rp30.000 Rp10
3. Karbon Aktif Calgon Filtrasorb 100 USA 25-30 850 25kg Rp.1.350.000,- Rp30.000 Rp10
25 kg (batubara)
4. Karbon aktif Lokal Sampel (Batok Kelapa) semua mesh <800, <1000 <100gr free Rp30.000 Rp50

Anda mungkin juga menyukai