Anda di halaman 1dari 8

Seminar Nasional FMIPA UNDIKSHA IV Tahun 2014

PENURUNAN KONSENTRASI Cu 2+ OLEH KULIT KACANG


KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill) DARI LIMBAH
PEMBUATAN TEMPE

I Nyoman Sukarta

Jurusan Analis Kimia, FMIPA Univeritas Pendidikan Ganesha


Email: inyomansukarta@yahoo.co.id

Abstrak: Telah dilakukan penelitian bertujuan yang bertujuan untuk 1) mengetahui efisiensi adsorpsi ion
Cu2+oleh kulit kacang kedelai (Glycine max (L.) Merrill) dari limbah tempe. 2) mengetahui karakteristik
adsorpsi ion Cu2+ oleh kulit kacang kedelai (Glycine max (L.) Merrill) dari limbah tempe, dan 3)
mengetahui daya adsorpsi maksimum ion Cu2+ oleh kulit kacang kedelai (Glycine max (L.) Merrill) dari
limbah tempe. Subjek dalam penelitian ini adalah kulit kacang kedelai (Glycine max (L.) Merrill)
yang diperoleh dari industri pembuatan tempe di daerah Kampung Tinggi Singaraja. Kulit kacang kedelai
diperoleh pada saat pencucian kacang kedelai dalam proses pembuatan tempe. Sedangkan objek
penelitian ini adalah (1) efisiensi adsorpsi ion Cu2+ oleh serbuk kulit kacang kedelai, (2) karakteristik
adsorpsi ion Cu2+ oleh serbuk kulit kacang kedelai, dan (3) daya adsorpsi maksimum ion Cu 2+ oleh serbuk
kulit kacang kedelai. Konsentrasi ion Cu2+ sebelum dan sesudah penjerapan, di ukur konsentrasinya
dengan Spektrofotometer serapan atom. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efisiensi teradsorpsi
terbesar adalah pada konsentrasi awal 8,9524 ppm yaitu teradsorpsi sebanyak 8,2381 ppm (92.02%).
Adapun persentase teradsorpsi terkecil ada pada konsentrasi 58,0952 ppm (76,76%). Karakteristik
adsorpsi ion Cu2+ oleh kulit kacang kedelai memenuhi pola isoterm adsorpsi Langmuir, namun tidak
memenuhi pola isoterm adsorpsi Freundlich. Daya adsorpsi maksimum ion Cu 2+ oleh kulit kacang kedelai
dalam penelitian ini adalah sebesar 2,9 mg/g adsorben.

Kata-kata kunci: kulit kacang kedelai (Glycine max (L.) Merrill), ion Cu2+, adsorpsi.

Abstract: This study aims to 1) find out the efficiency of Cu2+ ion adsorption by the skin of soya bean
(Glycine max (L.) Merrill) from waste of tempeh. 2) know the characteristics of Cu 2+ ion adsorption by
the skin of soya bean (Glycine max (L.) Merrill) from waste of tempeh, and 3) know the power of the
maximum adsorption of Cu2+ ions by the skin of soya bean (Glycine max (L.) Merrill) from waste of
tempeh. Subjects in this study is the skin of soybean (Glycine max (L.) Merrill) obtained from the
manufacturing industry in the area of Kampung tinggi Singaraja. Soya bean skin obtained during washing
soybeans in the process of making tempeh. While the object of this study were (1) the efficiency of Cu2+
ion adsorption by the skin of soybean powder, (2) adsorption characteristics of Cu2+ ions by the skin of
soybean powder, and (3) the maximum adsorption of Cu2+ ions by the skin of soybean powder. Cu2+ ion
concentration before and after adsorption, the measured concentration with the Atomic Adsorption
Spectrophotometer. The results showed that the greatest efficiency is adsorbed on the initial concentration
of 8.9524 ppm is adsorbed as much as 8.2381 ppm (92.02%). The smallest percentage adsorbed on the
concentration of 58.0952 ppm (76.76%). Characteristics of Cu2+ ion adsorption by the skin of soybeans to
meet the pattern of the Langmuir adsorption isotherm, but did not meet the pattern of Freundlich
adsorption isotherms. The maximum adsorption power of Cu2+ ions by the skin of soybeans in this study
were of 2.9 mg/g adsorbent.

Keywords: skin soybean (Glycine max (L.) Merrill), Cu 2+ ions, adsorption.

PENDAHULUAN yang keberadaannya dalam perairan


dapat menghalangi sinar matahari
Limbah cair sebagai hasil samping
menembus lingkungan akuatik, sehingga
dari industri sering menimbulkan
mengganggu proses-proses biologi
permasalahan bagi lingkungan (Krim
didalamnya serta dapat mengganggu
dkk. 2006). Limbah cair tersebut
estetika badan perairan akibat
mengandung Bahan Berbahaya dan
munculnya bau busuk. Pencemaran air
Beracun (B3) berupa logam-logam berat
oleh logam-logam berat dapat berasal

323
Seminar Nasional FMIPA UNDIKSHA IV Tahun 2014

dari proses-proses industri seperti dan penyisihan lumpur. Pada proses


industri metalurgi, industri penyamakan kimia, dilakukan dengan menambahkan
kulit, industri pembuatan fungisida, bahan-bahan kimia untuk mengendapkan
industri cat dan zat warna tekstil (Baroto, zat pencemar misalnya persenyawaan
2006). Zat pencemar berupa logam- karbonat (Sutrisno, 2002). Pengurangan
logam berat merupakan masalah yang zat pencemar secara kimia juga sering
lebih serius dibandingkan dengan dilakukan dengan menggunakan bahan-
polutan organik karena ion-ion logam bahan yang dapat menjerap zat-zat
merupakan racun bagi organisme serta pencemar seperti karbon aktif, biomassa
sangat sulit diuraikan secara biologis sel dan lempung. Lempung dapat
maupun kimia. digunakan sebagai adsorben untuk
Logam berat yang berbahaya dan menjerap senyawa fosfat dari air limbah
sering mencemari lingkungan antara lain (Masduqi, 2004). Sementara itu, Kundari
merkuri (Hg), timbal/timah hitam (Pb), (2008) melaporkan bahwa zeolit
arsen (As), tembaga (Cu), kadmium digunakan untuk menjerap tembaga (Cu)
(Cd), khrom (Cr), dan nikel (Ni). dari limbah pencuci Printed Circuit
Logam-logam berat tersebut diketahui Board (PCB). Beberapa bahan lain yang
dapat terkumpul di dalam tubuh telah digunakan sebagai penjerap adalah
organisme, dan tetap tinggal dalam karbon aktif, lempung dan batu cadas.
tubuh dalam jangka waktu yang lama Namun, bahan-bahan tersebut relatif
sebagai racun yang terakumulasi (Palar, sulit diperoleh dan karbon aktif
1994). mempunyai harga yang cukup mahal.
Tembaga (Cu) merupakan salah satu Oleh karena itu, penelusuran terhadap
logam berat yang banyak dimanfaatkan material baru yang lebih murah, mudah
dalam industri, terutama dalam industri didapat serta mempunyai adsorpsi besar
lapis listrik (electroplating) dan industri sangat perlu diupayakan.
logam (alloy). Keberadaan tembaga Kulit kacang kedelai dari limbah
dalam jumlah kecil sangat berguna bagi tempe berpotensi digunakan sebagai
mahluk hidup karena merupakan logam adsorben ion (Cu2+). Pemanfaatan kulit
berat essensial, tetapi dalam jumlah kacang kedelai dari limbah tempe ini
besar (lebih dari 2,5 mg/kg berat tubuh sebagai penjerap karena tempe
orang dewasa dan 0,05 mg/kg berat mengandung protein dan karbohidrat.
tubuh untuk anak-anak dan bayi) (Palar, Karbohidrat merupakan polihidroksil-
1994), dapat mengakibatkan berbagai aldehida atau polihidroksil-keton.
masalah kesehatan karena sifatnya yang Karbohidrat mengandung gugus fungsi
toksik. Ion logam tembaga dapat karbonil (sebagai aldehid atau keton)
terakumulasi di otak, jaringan kulit, hati, serta mengandung banyak gugus
pankreas dan miokardium. Dengan hidroksil, dan protein yang terkandung
demikian penanganan limbah logam Cu dalam kedelai seperti asam amino
harus dilakukan. arginin, metionin, glycin juga memiliki
Usaha-usaha yang telah dilakukan sisi-sisi aktif seperti gugus hidroksil,
untuk mengurangi kadar pencemar pada gugus karboksil, gugus amino dan
perairan biasanya dilakukan melalui sulfidril. Gugus-gugus aktif ini dapat
kombinasi biologi, fisika dan kimia. mengikat ion-ion logam ataupun
Pada proses fisika, dilakukan dengan senyawa lainnya, logam-logam
mengalirkan air yang tercemar ke dalam berbahaya seperti kadmium, timbal,
bak penampung yang telah diisi merkuri, krom dan arsen yang bersifat
campuran pasir, kerikil serta ijuk. Hal ini toksik dapat diikat dengan protein
lebih ditujukan untuk mengurangi atau sebagai metalotionein (protein yang
menghilangkan kotoran-kotoran kasar

324
Seminar Nasional FMIPA UNDIKSHA IV Tahun 2014

mengandung banyak sulfur) (Darmono, Adapun objek penelitian ini adalah (1)
dalam Nohong 2010). efisiensi penurunan konsentrasi ion Cu2+
Berdasarkan uraian di atas maka oleh serbuk kulit kacang kedelai, (2)
dapat dirumuskan permasalahan sebagi karakteristik adsorpsi ion Cu2+ oleh
berikut: 1) berapakah efisiensi serbuk kulit kacang kedelai, dan (3) daya
penurunan ion Cu2+ oleh kulit kacang adsorpsi maksimum ion Cu2+ oleh
kedelai dari limbah tempe?, 2) serbuk kulit kacang kedelai.
bagaimanakah pola isotherm adsorpsi
ion Cu2+ oleh kulit kacang kedelai dari Alat dan Bahan
limbah tempe? 3) berapa adsorpsi Peralatan utama yang digunakan
maksimum ion Cu2+ oleh kulit kacang dalam penelitian ini adalah SSA model
kedelai dari limbah tempe? Adapun AA-989 Spectrometer, merek UNICAM,
tujuan yang hendak dicapai dalam sentrifuge, oven, blender, dan neraca,
penelitian ini adalah 1) untuk serta beberapa peralatan tambahan yaitu
mengetahui efisiensi penurunan ion Cu2+ tabung eppendorf, kaca arloji, spatula,
oleh kulit kacang kedelai dari limbah pipet tetes, batang pengaduk, gelas
tempe, 2) mengetahui karakteritik kimia, labu ukur, botol kosong, dan
adsorpsi ion Cu2+ oleh kulit kacang ayakan ukuran 50 mesh
kedelai dari limbah tempe,dan 3) untuk Bahan utama yang digunakan dalam
mengetahui daya adsorpsi maksimum penelitian ini adalah limbah tempe yang
ion Cu2+ oleh kulit kacang kedelai dari dalam hal ini berupa serbuk kulit kacang
limbah tempe. Manfaat dari penelitian kedelai serta bahan-bahan kimia yang
ini adalah untuk menemukan adsorben digunakan antara lain : CuSO 4. 5H2O
alternative yang dapat digunakan untuk yang diambil sebanyak 0,39291 gram,
menurunkan konsentrasi ion Cu2+ kertas saring dan aquades.
khususnya dan logam berat pada
umumnya dari limbah cair yang Tahap Penelitian
berbahaya bagi lingkungan. Disamping Penelitian yang dilakukan meliputi
itu penelitian ini juga diharapkan dapat tahap persiapan dan pelaksanaan.
menambah khasanah ilmu pengetahuan.
Tahap Persiapan Penelitian
METODE Pembuatan Larutan Induk Cu2+ 100
Penelitian ini termasuk penelitian ppm
deskriptif laboratorium mengenai daya CuSO4.5H2O ditimbang sebanyak
penurunan konsentrasi ion Cu2+ oleh 0,39291 gram kemudian dilarutkan
kulit kacang kedelai (Glycine max (L.) dengan aquades dalam labu ukur 1 liter
Merrill) yang diperoleh dari hasil sehingga diperoleh larutan Cu2+ 100
pencucian kedelai dalam proses ppm.
pembuatan tempe. Penelitian ini Pembuatan Larutan Standar dan
dilakukan di Laboratorium D3 Analis Larutan Sampel
Kimia, FMIPA Universitas Pendidikan
Ganesha, dari bulan Maret 2011 sampai Larutan standar 10 ppm, 20 ppm,
April 2011. Subjek dalam penelitian ini 30 ppm, 40 ppm, 50 ppm dan 60 ppm
adalah kulit kacang kedelai (Glycine max dibuat dengan cara mengencerkan
(L.) Merrill) yang diperoleh dari industri larutan 100 ppm. Larutan 100 ppm
tempat pembuatan tempe di daerah sebanyak 25 mL, 50 mL, 75 mL, 100
Kampung Tinggi Singaraja, yang di mL, 125 mL dan 150 mL masing-masing
dapat dalam proses pencucian kacang diencerkan menjadi 250 mL.
kedelai. Kulit kacang kedelai selanjutnya Larutan sampel dibuat dengan
dijadikan serbuk berukuran 50 mesh. mengencerkan larutan Cu2+ 100 ppm

325
Seminar Nasional FMIPA UNDIKSHA IV Tahun 2014

menjadi 10 ppm, 20 ppm, 30 ppm, 40 masing larutan tersebut dibuat ulangan


ppm, 50 ppm dan 60 ppm. Larutan Cu2+ sebanyak 2 kali.
100 ppm sebanyak 25 mL, 50 mL, 75 Dari pengukuran dengan
mL, 100 mL, 125 mL dan 150 mL menggunakan SSA, akan diperoleh data
masing-masing diencerkan menjadi 250 absorbansi dan konsentrasi ion Cu2+.
mL. Efisiensi penurunan konsentrasi ion Cu2+
dapat diketahui bedasarkan perhitungan
Penghancuran dan pencucuian Kulit
persentase Cu2+ teradsorpsi, yaitu dapat
Kacang Kedelai
ditentukan dengan persamaan:
Untuk menjadikan serbuk, kulit C awal C setimbang
% Efisiensi x 100 % D
kacang kedelai terlebih dahulu C awal
dihancurkan dengan cara memblender ata kuantitatif tentang efisiensi jerap ion
selanjutnya diayak dengan ayakan 50 Cu2+ per gram serbuk kulit kacang
mesh. Serbuk kulit kacang kedelai kedelai (x/m) yang diperoleh dari
kemudian ditimbang sebanyak 50 gram, penelitian ini akan ditentukan dengan
dimasukan dalam gelas kimia ukuran 1 persamaan:
Liter, kemudian ditambahkan aquades x (C 0 C st )50
sebanyak 500 mL. Campuran tersebut gram/gram adsorben
m 10 6
diaduk menggunakan pengocok (shaker)
x/m adalah banyaknya ion Cu 2+ (gram)
selama 1 jam. Campuran didekantasi dan
yang terjerap per gram adsorben, C o
serbuk kulit kacang kedelai dikeringkan
adalah konsentrasi ion Cu2+ mula-mula,
dalam oven pada suhu 1000C selama 2
Cst adalah konsentrasi ion Cu2+
jam sampai massa kulit kacang kedelai
setimbang (tidak terjerap).
konstan.
Untuk mengetahui karakteristik adsorpsi
Tahap Pelaksanaan Penelitian ion Cu2+ oleh serbuk kulit kacang
Pembuatan Kurva Kalibrasi kedelai melalui uji isoterm adsorpsi
Langmuir digunakan persamaan
Pembuatan kurva kalibrasi C 1 1
dilakukan dengan cara larutan standar C dan isoterm
x/m x/m mak k x/m mak
ion Cu2+ dengan konsentrasi 10 ppm, 20
ppm, 30 ppm, 40 ppm, dan 50 ppm dan adsorpsi Freundlich digunakan
60 ppm diukur absorbansinya dengan persamaan log (x/m) = log k + 1/n log C,
menggunakan SSA model AA-989 sedangkan daya adsorpsi maksimum dari
Spectrometer, merek UNICAM. Data adsorben ditentukan dengan membuat
absorbansi tersebut selanjutnya kurva berdasarkan karakteristik adsorpsi
digunakan untuk membuat kurva yang diperoleh.
kalibrasi
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penentuan Adsorpsi Maksimum
Hasil
Sebanyak 50 mL larutan Cu2+
dengan variasi konsentrasi 10 ppm, 20 Penentuan Efisiensi Penurunan ion
ppm, 30 ppm, 40 ppm, 50 ppm dan 60 Cu2+ oleh Kulit Kacang Kedelai
ppm dimasukkan ke dalam masing- Efisiensi penurunan ion Cu2+ oleh
masing Erlenmeyer ukuran 100 mL yang kulit kacang kedelai pada berbagai
telah berisi 1 gram serbuk kulit kacang konsentrasi, ditentukan dengan
kedelai. Campuran tersebut didiamkan menggunakan persentase konsentrasi ion
selama 2 hari, kemudian disaring dan Cu2+ yang teradsorpsi dengan
filtratnya ditampung untuk diukur kadar konsentrasi ion Cu2+ awal. Data
tembaganya (Cu2+) dengan SSA. Untuk konsentrasi ion Cu2+ yang teradsorpsi
memperkecil kesalahan maka masing-

326
Seminar Nasional FMIPA UNDIKSHA IV Tahun 2014

oleh kulit kacang kedelai pada berbagai konsentrasi disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Data Konsentrasi Ion Cu 2+ Yang Teradsorpsi Oleh Kulit Kacang Kedelai Pada Berbagai
Konsentrasi.
Efisiensi
Adsorpsi
Konsentrasi Konsentrasi Konsentrasi Ion Cu2+
ion Cu2+ ion Cu2+ Ion Cu2+ oleh
Awal Setimbang Teradsorpsi Kulit
(ppm) (ppm) (ppm) Kacang
Kedelai
(%)
8.9524 0.7143 8.2381 92.02
17.1805 1.7929 15.3876 89.56
27.8095 3.3143 24.4952 88.08
38.8095 7.4286 31.3810 80.86
47.6667 10.3571 37.3095 78.27
58.0952 13.5000 44.5952 76.76

Dari tabel 1 di atas, menunjukkan Dari hasil penjerapan tersebut,


bahwa efisiensi adsorpsi ion Cu2+ oleh selanjutnya dianalisis menggunakan
Kulit Kacang Kedelai adalah grafik hubungan pola isoterm adsorpsi
menunjukan penurunan dengan Langmuir dan isoterm Freundlich. Kurva
bertambahnya konsentrasi awal dari ion isoterm adsorpsi Langmuir dapat dilihat
Cu2+. Kurva efisiensi adsorpsi ion Cu2+ pada Gambar 2.
oleh kulit kacang kedelai disajikan pada
Gambar 1.

Gambar 2. Kurva Hubungan antara


Konsentrasi Setimbang (c) terhadap c/( x/m)

Gambar 1. Kurva Efisiensi Adsorpsi ion Cu 2+


Berdasarkan kurva pada Gambar
oleh Kulit Kacang Kedelai 2, terlihat bahwa adsorpsi ion Cu2+ oleh
kulit kacang kedelai memenuhi pola
Karakteristik dan Daya Adsorpsi isoterm adsorpsi Langmuir, dengan
Maksimum ion Cu2+ oleh Kulit Kacang harga R2 sebesar 0,965. Namun, pola
Kedelai jerapan yang terjadi pada serbuk kulit
Karakteristik adsorpsi ion Cu2+ oleh kacang kedelai belum memenuhi isoterm
kulit kacang kedelai, dapat diketahui adsorpsi Freundlich dengan nilai R 2
dengan mengamati jerapannya terhadap sebesar 0,833, seperti terlihat pada
ion Cu2+ pada konsentrasi yang Gambar 3.
bervariasi. Hasil perhitungan [Cu2+]
awal, [Cu2+] setimbang, [Cu2+]
teradsorpsi, log x/m, log c dan c/(x/m)
disajikan pada Tabel 2.

327
Seminar Nasional FMIPA UNDIKSHA IV Tahun 2014

untuk menentukan harga kapasitas


adsorpsi maksimum (x/m)maks yaitu
berdasarkan nilai dari slope (kemiringan
garis) pada persamaan garis lurus (Y =
343,2x + 1704), yang memiliki gradien
1/(x/m)maks = sehingga diperoleh
harga (x/m)maks = 0,0029 g/g atau 2,9
mg/g dan k = 0.2024 dengan nilai R 2 =
0,965. Hal ini menunjukkan bahwa daya
Gambar 3. Kurva Hubungan antara Log c
adsorpsi maksimum ion Cu2+ oleh
terhadap Log x/m serbuk kulit kacang kedelai diperoleh
sebesar 0,0029 g/g atau 2,9 mg/g.
Kurva isoterm adsorpsi
Langmuir, selanjutnya dapat digunakan
Tabel 2. Data konsentrasi ion Cu 2+ pada berbagai keadaan
[Cu2+] [Cu2+] [Cu2+] [Cu2+]
awal setimbang teradsorp teradsorps x/m (g/g) log x/m log c c/(x/m)
(ppm) (ppm) (c) si (ppm) i (g) (x)
8,9524 0,7143 8,2381 0,00041 0,00041 -3,3852 -0,1461 1734,10
17,1805 1,7929 15,3876 0,00077 0,00077 -3,1139 0,2536 2330,32
27,8095 3,3143 24,4952 0,00122 0,00122 -2,9119 0,5204 2706,08
38,8095 7,4286 31,3810 0,00157 0,00157 -2,8044 0,8709 4734,45
47,6667 10,3571 37,3095 0,00187 0,00187 -1,9864 1,0152 5551,98
58,0952 13,5000 44,5952 0,00223 0,00223 -1,1439 1,1303 6054,46
Keterangan :
x/m = massa ion Cu 2+ yang teradsorpsi oleh setiap gram massa kulit kacang kedelai.
c = konsentrasi Cu2+ setimbang

merupakan peristiwa kesetimbangan,


PEMBAHASAN
sebab laju peristiwa adsorpsi disertai
Penentuan Efisiensi Adsorpsi Ion Cu 2+ dengan terjadinya desorpsi. Pada awal
oleh Kulit Kacang Kedelai reaksi saat pori-pori serbuk kulit kacang
Pada Tabel 1 disajikan data kedelai masih kosong, adsorpsi yang
teradsorpsinya ion Cu2+ oleh kulit terjadi akan cepat dan banyak karena
kacang kedelai dari berbagai konsentrasi adanya daya tarik antara adsorben dan
berturut-turut dari konsentrasi 10 ppm, adsorbat yang kuat, dan masih
20 ppm, 30 ppm, 40 ppm, 50 ppm dan banyaknya ion Cu2+ dalam larutan.
60 ppm. Daya adsorpsi ion Cu2+ oleh Setelah itu akan terjadi penataan ulang.
kulit kacang kedelai dari berbagai Sedangkan persentase teradsorpsi
konsentrasi tersebut berturut-turut adalah terkecil ada pada konsentrasi 58,0952
8,9524 ppm (92,02%); 17,1805 ppm ppm (76,76%). Hal ini dikarenakan kulit
(89.56%); 27,8095 ppm (88,08%); kacang kedelai yang digunakan sebagai
38,8095 ppm (80,86%); 47,6667 ppm penjerap sudah mengalami kejenuhan.
(78,27%); dan 58,0952 ppm (76,76%). Gugus aktif pada permukaan dinding sel
Dari efisiensi teradsorpsinya, maka yang adsorben yang telah jenuh oleh ion
memiliki persentase teradsorpsi terbesar logam, bila ditambahkan konsentrasi
adalah pada konsentrsi 8,9524 ppm yaitu tidak lagi dapat meningkatkan
sebanyak 8,2381 ppm (92.02%). Hal ini kemampuan adsorpsi dari adsorben
terjadi karena adsorpsi antara ion Cu2+ tersebut. Hal ini ditandai dengan
dan serbuk kulit kacang kedelai semakin menurunnya persentase daya

328
Seminar Nasional FMIPA UNDIKSHA IV Tahun 2014

adsorpsi ion Cu2+ oleh kulit kacang terbesar adalah pada konsentrasi 8,9524
kedelai di setiap kenaikan konsentrasi ppm yaitu sebanyak 8,2381 ppm
larutan Cu2+ yang digunakan. (92.02%). Persentase teradsorpsi terkecil
ada pada konsentrasi 58,0952 ppm
Penentuan Karakteristik Adsorpsi dan
(76,76%). Karakteristik adsorpsi ion
Daya Adsorpsi Maksimum Ion Cu2+
Cu2+ oleh kulit kacang kedelai mengikuti
oleh Kulit Kacang Kedelai
pola isoterm adsorpsi Langmuir dengan
Berdasarkan tingkat keterandalan keterandalan R2 = 0,965 dan harga k
atau nilai R2 yang diperoleh pada adalah 0.2024. Tetapi tidak memenuhi
isoterm adsorpsi pada Gambar 2, maka pola isoterm adsorpsi Freundlich dengan
adsorpsi ion Cu2+ oleh kulit kacang keterandalan R2 = 0,833. Daya adsorpsi
kedelai mengikuti pola isoterm adsorpsi maksimum ion Cu2+ oleh kulit kacang
Langmuir. Hal ini kemungkinan terjadi kedelai pada penelitian ini adalah 0,0029
adsorpsi ion Cu2+ oleh kulit kacang g/g atau 2,9 mg/g.
kedelai pada lapisan monolayer.
Sedangkan pola jerapan yang terjadi Saran
pada serbuk kulit kacang kedelai belum Penelitian ini diharapkan dapat
memenuhi pola isoterm Freundlich digunakan di industri-industri yang
dengan nilai R2 sebesar 0,833. Hal ini menggunakan zat-zat yang mengandung
disebabkan karena interaksi anatara ion tembaga (Cu), sehingga dapat
Cu2+ dengan serbuk kulit kacang kedelai mengurangi pencemaran lingkungan
masih didominasi oleh salah satu akibat pembuangan limbah tembaga
interaksi yaitu fisika atau interaksi kimia (Cu). Namun demikian masih perlu
saja. Hal ini terjadi dimungkinkan dilakukan penelitian lanjutan terhadap
karena interaksi antara ion Cu2+ dengan usaha meningkatkan kapasitas adsorpsi
kulit kacang kedelai yang sebelumnya maksimum dari serbuk kulit kacang
belum diaktivasi. Oleh sebab itu, aktivasi kedelai, sehingga memperkaya informasi
serbuk kulit kacang kedelai perlu dalam pemanfaatan potensi serbuk kulit
dilakukan karena dengan aktivasi akan kacang kedelai dalam pemanfaatannya
dapat meningkatkan kapasitas adsorpsi sebagai adsorben dalam menanggulangi
ion Cu2+. Aktivasi serbuk kulit kacang pencemaran lingkungan akibat limbah
kacang kedelai dapat dilakukan dengan cair. Berdasarkan hasil penelitian ini
beberapa cara, yaitu dengan disarankan bagi peneliti selanjutnya
menggantikan sisi-sisi gugus aktif yang untuk mempertimbangkan hal-hal
terdapat pada protein ataupun sebagai berikut. 1) Perlu diadakan
karbohidrat dengan gugus aktif yang penelitian lebih lanjut mengenai adsorpsi
lebih aktif (kuat) seperti melalui reaksi ion Cu2+ oleh kulit kacang kedelai,
sulfonasi dan dengan menghilangkan dengan menambahkan parameter seperti
bahan yang menghalangi kontak pH, suhu dan waktu kontak untuk
adsorben dengan adsorbat. Adapun meningkatkan daya adsorpsi maksimum.
tujuan dari aktivasi adalah dapat 2) Perlu diadakan penelitian lebih lanjut
menghilangkan materi seperti lemak, mengenai adsorpsi ion Cu2+ oleh kulit
lilin atau pengotor lain yang kacang kedelai, dengan melakukan
menghalangi kontak gugus aktif dengan aktivasi untuk dapat membandingkan
ion Cu2+. daya adsorpsinya dengan yang belum
diaktivasi seperti yang telah dilakukan.
SIMPULAN DAFTAR RUJUKAN
Simpulan
Efisiensi adsorpsi ion Cu2+ oleh kulit Pencemaran dan Kandungan
kacang kedelai dari limbah tempe
329
Seminar Nasional FMIPA UNDIKSHA IV Tahun 2014

Kromium (Cr) Pada Air dan Tanah Di Daerah Aliran Sungai Code
Jurnal Ilmu Tanah dan dengan Proses Adsorpsi
Lingkungan Vol 6 (2) (2006) p: Menggunakan Tanah Haloisit.
82-100. Majalah IPTEK-Vol. 15,
No.1:hal 47-53
Krim L, Sahmoune N, and Goma B.
2006. Kinetics of Chromium Nohong. 2010. Pemanfaatan Limbah
Sorption on Biomass Fungi from Tahu Sebagai Bahan Penyerap
Aaueous Solution. American Logam Krom,Kadmiun dan Besi
Journal of Environmental Dalam Air Lindi TPA. Jurnal
Sciences 2 (1); 31-36 Pembelajaran Sains Vol. 6
No.2.
Kundari, Noor Anis, danSlamet
Tinjauan Palar, H.1994. Pencemaran dan
Kesetimbangan Adsorpsi Toksikologi Logam Berat.
Tembaga Dalam Limbah Pencuci Jakarta: Rineka Cipta.
ISSN
1978-0176 (Halaman 489-496).
Sutrisno T, Eni Suciastuti. 2002.
Masduqi A. 2004. Penurunan Senyawa Teknologi Penyediaan Air
Fosfat Dalam Air Limbah Buatan Bersih. Jakarta: Rineka Cipta.

330

Anda mungkin juga menyukai