I Nyoman Sukarta
Abstrak: Telah dilakukan penelitian bertujuan yang bertujuan untuk 1) mengetahui efisiensi adsorpsi ion
Cu2+oleh kulit kacang kedelai (Glycine max (L.) Merrill) dari limbah tempe. 2) mengetahui karakteristik
adsorpsi ion Cu2+ oleh kulit kacang kedelai (Glycine max (L.) Merrill) dari limbah tempe, dan 3)
mengetahui daya adsorpsi maksimum ion Cu2+ oleh kulit kacang kedelai (Glycine max (L.) Merrill) dari
limbah tempe. Subjek dalam penelitian ini adalah kulit kacang kedelai (Glycine max (L.) Merrill)
yang diperoleh dari industri pembuatan tempe di daerah Kampung Tinggi Singaraja. Kulit kacang kedelai
diperoleh pada saat pencucian kacang kedelai dalam proses pembuatan tempe. Sedangkan objek
penelitian ini adalah (1) efisiensi adsorpsi ion Cu2+ oleh serbuk kulit kacang kedelai, (2) karakteristik
adsorpsi ion Cu2+ oleh serbuk kulit kacang kedelai, dan (3) daya adsorpsi maksimum ion Cu 2+ oleh serbuk
kulit kacang kedelai. Konsentrasi ion Cu2+ sebelum dan sesudah penjerapan, di ukur konsentrasinya
dengan Spektrofotometer serapan atom. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efisiensi teradsorpsi
terbesar adalah pada konsentrasi awal 8,9524 ppm yaitu teradsorpsi sebanyak 8,2381 ppm (92.02%).
Adapun persentase teradsorpsi terkecil ada pada konsentrasi 58,0952 ppm (76,76%). Karakteristik
adsorpsi ion Cu2+ oleh kulit kacang kedelai memenuhi pola isoterm adsorpsi Langmuir, namun tidak
memenuhi pola isoterm adsorpsi Freundlich. Daya adsorpsi maksimum ion Cu 2+ oleh kulit kacang kedelai
dalam penelitian ini adalah sebesar 2,9 mg/g adsorben.
Kata-kata kunci: kulit kacang kedelai (Glycine max (L.) Merrill), ion Cu2+, adsorpsi.
Abstract: This study aims to 1) find out the efficiency of Cu2+ ion adsorption by the skin of soya bean
(Glycine max (L.) Merrill) from waste of tempeh. 2) know the characteristics of Cu 2+ ion adsorption by
the skin of soya bean (Glycine max (L.) Merrill) from waste of tempeh, and 3) know the power of the
maximum adsorption of Cu2+ ions by the skin of soya bean (Glycine max (L.) Merrill) from waste of
tempeh. Subjects in this study is the skin of soybean (Glycine max (L.) Merrill) obtained from the
manufacturing industry in the area of Kampung tinggi Singaraja. Soya bean skin obtained during washing
soybeans in the process of making tempeh. While the object of this study were (1) the efficiency of Cu2+
ion adsorption by the skin of soybean powder, (2) adsorption characteristics of Cu2+ ions by the skin of
soybean powder, and (3) the maximum adsorption of Cu2+ ions by the skin of soybean powder. Cu2+ ion
concentration before and after adsorption, the measured concentration with the Atomic Adsorption
Spectrophotometer. The results showed that the greatest efficiency is adsorbed on the initial concentration
of 8.9524 ppm is adsorbed as much as 8.2381 ppm (92.02%). The smallest percentage adsorbed on the
concentration of 58.0952 ppm (76.76%). Characteristics of Cu2+ ion adsorption by the skin of soybeans to
meet the pattern of the Langmuir adsorption isotherm, but did not meet the pattern of Freundlich
adsorption isotherms. The maximum adsorption power of Cu2+ ions by the skin of soybeans in this study
were of 2.9 mg/g adsorbent.
323
Seminar Nasional FMIPA UNDIKSHA IV Tahun 2014
324
Seminar Nasional FMIPA UNDIKSHA IV Tahun 2014
mengandung banyak sulfur) (Darmono, Adapun objek penelitian ini adalah (1)
dalam Nohong 2010). efisiensi penurunan konsentrasi ion Cu2+
Berdasarkan uraian di atas maka oleh serbuk kulit kacang kedelai, (2)
dapat dirumuskan permasalahan sebagi karakteristik adsorpsi ion Cu2+ oleh
berikut: 1) berapakah efisiensi serbuk kulit kacang kedelai, dan (3) daya
penurunan ion Cu2+ oleh kulit kacang adsorpsi maksimum ion Cu2+ oleh
kedelai dari limbah tempe?, 2) serbuk kulit kacang kedelai.
bagaimanakah pola isotherm adsorpsi
ion Cu2+ oleh kulit kacang kedelai dari Alat dan Bahan
limbah tempe? 3) berapa adsorpsi Peralatan utama yang digunakan
maksimum ion Cu2+ oleh kulit kacang dalam penelitian ini adalah SSA model
kedelai dari limbah tempe? Adapun AA-989 Spectrometer, merek UNICAM,
tujuan yang hendak dicapai dalam sentrifuge, oven, blender, dan neraca,
penelitian ini adalah 1) untuk serta beberapa peralatan tambahan yaitu
mengetahui efisiensi penurunan ion Cu2+ tabung eppendorf, kaca arloji, spatula,
oleh kulit kacang kedelai dari limbah pipet tetes, batang pengaduk, gelas
tempe, 2) mengetahui karakteritik kimia, labu ukur, botol kosong, dan
adsorpsi ion Cu2+ oleh kulit kacang ayakan ukuran 50 mesh
kedelai dari limbah tempe,dan 3) untuk Bahan utama yang digunakan dalam
mengetahui daya adsorpsi maksimum penelitian ini adalah limbah tempe yang
ion Cu2+ oleh kulit kacang kedelai dari dalam hal ini berupa serbuk kulit kacang
limbah tempe. Manfaat dari penelitian kedelai serta bahan-bahan kimia yang
ini adalah untuk menemukan adsorben digunakan antara lain : CuSO 4. 5H2O
alternative yang dapat digunakan untuk yang diambil sebanyak 0,39291 gram,
menurunkan konsentrasi ion Cu2+ kertas saring dan aquades.
khususnya dan logam berat pada
umumnya dari limbah cair yang Tahap Penelitian
berbahaya bagi lingkungan. Disamping Penelitian yang dilakukan meliputi
itu penelitian ini juga diharapkan dapat tahap persiapan dan pelaksanaan.
menambah khasanah ilmu pengetahuan.
Tahap Persiapan Penelitian
METODE Pembuatan Larutan Induk Cu2+ 100
Penelitian ini termasuk penelitian ppm
deskriptif laboratorium mengenai daya CuSO4.5H2O ditimbang sebanyak
penurunan konsentrasi ion Cu2+ oleh 0,39291 gram kemudian dilarutkan
kulit kacang kedelai (Glycine max (L.) dengan aquades dalam labu ukur 1 liter
Merrill) yang diperoleh dari hasil sehingga diperoleh larutan Cu2+ 100
pencucian kedelai dalam proses ppm.
pembuatan tempe. Penelitian ini Pembuatan Larutan Standar dan
dilakukan di Laboratorium D3 Analis Larutan Sampel
Kimia, FMIPA Universitas Pendidikan
Ganesha, dari bulan Maret 2011 sampai Larutan standar 10 ppm, 20 ppm,
April 2011. Subjek dalam penelitian ini 30 ppm, 40 ppm, 50 ppm dan 60 ppm
adalah kulit kacang kedelai (Glycine max dibuat dengan cara mengencerkan
(L.) Merrill) yang diperoleh dari industri larutan 100 ppm. Larutan 100 ppm
tempat pembuatan tempe di daerah sebanyak 25 mL, 50 mL, 75 mL, 100
Kampung Tinggi Singaraja, yang di mL, 125 mL dan 150 mL masing-masing
dapat dalam proses pencucian kacang diencerkan menjadi 250 mL.
kedelai. Kulit kacang kedelai selanjutnya Larutan sampel dibuat dengan
dijadikan serbuk berukuran 50 mesh. mengencerkan larutan Cu2+ 100 ppm
325
Seminar Nasional FMIPA UNDIKSHA IV Tahun 2014
326
Seminar Nasional FMIPA UNDIKSHA IV Tahun 2014
oleh kulit kacang kedelai pada berbagai konsentrasi disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Data Konsentrasi Ion Cu 2+ Yang Teradsorpsi Oleh Kulit Kacang Kedelai Pada Berbagai
Konsentrasi.
Efisiensi
Adsorpsi
Konsentrasi Konsentrasi Konsentrasi Ion Cu2+
ion Cu2+ ion Cu2+ Ion Cu2+ oleh
Awal Setimbang Teradsorpsi Kulit
(ppm) (ppm) (ppm) Kacang
Kedelai
(%)
8.9524 0.7143 8.2381 92.02
17.1805 1.7929 15.3876 89.56
27.8095 3.3143 24.4952 88.08
38.8095 7.4286 31.3810 80.86
47.6667 10.3571 37.3095 78.27
58.0952 13.5000 44.5952 76.76
327
Seminar Nasional FMIPA UNDIKSHA IV Tahun 2014
328
Seminar Nasional FMIPA UNDIKSHA IV Tahun 2014
adsorpsi ion Cu2+ oleh kulit kacang terbesar adalah pada konsentrasi 8,9524
kedelai di setiap kenaikan konsentrasi ppm yaitu sebanyak 8,2381 ppm
larutan Cu2+ yang digunakan. (92.02%). Persentase teradsorpsi terkecil
ada pada konsentrasi 58,0952 ppm
Penentuan Karakteristik Adsorpsi dan
(76,76%). Karakteristik adsorpsi ion
Daya Adsorpsi Maksimum Ion Cu2+
Cu2+ oleh kulit kacang kedelai mengikuti
oleh Kulit Kacang Kedelai
pola isoterm adsorpsi Langmuir dengan
Berdasarkan tingkat keterandalan keterandalan R2 = 0,965 dan harga k
atau nilai R2 yang diperoleh pada adalah 0.2024. Tetapi tidak memenuhi
isoterm adsorpsi pada Gambar 2, maka pola isoterm adsorpsi Freundlich dengan
adsorpsi ion Cu2+ oleh kulit kacang keterandalan R2 = 0,833. Daya adsorpsi
kedelai mengikuti pola isoterm adsorpsi maksimum ion Cu2+ oleh kulit kacang
Langmuir. Hal ini kemungkinan terjadi kedelai pada penelitian ini adalah 0,0029
adsorpsi ion Cu2+ oleh kulit kacang g/g atau 2,9 mg/g.
kedelai pada lapisan monolayer.
Sedangkan pola jerapan yang terjadi Saran
pada serbuk kulit kacang kedelai belum Penelitian ini diharapkan dapat
memenuhi pola isoterm Freundlich digunakan di industri-industri yang
dengan nilai R2 sebesar 0,833. Hal ini menggunakan zat-zat yang mengandung
disebabkan karena interaksi anatara ion tembaga (Cu), sehingga dapat
Cu2+ dengan serbuk kulit kacang kedelai mengurangi pencemaran lingkungan
masih didominasi oleh salah satu akibat pembuangan limbah tembaga
interaksi yaitu fisika atau interaksi kimia (Cu). Namun demikian masih perlu
saja. Hal ini terjadi dimungkinkan dilakukan penelitian lanjutan terhadap
karena interaksi antara ion Cu2+ dengan usaha meningkatkan kapasitas adsorpsi
kulit kacang kedelai yang sebelumnya maksimum dari serbuk kulit kacang
belum diaktivasi. Oleh sebab itu, aktivasi kedelai, sehingga memperkaya informasi
serbuk kulit kacang kedelai perlu dalam pemanfaatan potensi serbuk kulit
dilakukan karena dengan aktivasi akan kacang kedelai dalam pemanfaatannya
dapat meningkatkan kapasitas adsorpsi sebagai adsorben dalam menanggulangi
ion Cu2+. Aktivasi serbuk kulit kacang pencemaran lingkungan akibat limbah
kacang kedelai dapat dilakukan dengan cair. Berdasarkan hasil penelitian ini
beberapa cara, yaitu dengan disarankan bagi peneliti selanjutnya
menggantikan sisi-sisi gugus aktif yang untuk mempertimbangkan hal-hal
terdapat pada protein ataupun sebagai berikut. 1) Perlu diadakan
karbohidrat dengan gugus aktif yang penelitian lebih lanjut mengenai adsorpsi
lebih aktif (kuat) seperti melalui reaksi ion Cu2+ oleh kulit kacang kedelai,
sulfonasi dan dengan menghilangkan dengan menambahkan parameter seperti
bahan yang menghalangi kontak pH, suhu dan waktu kontak untuk
adsorben dengan adsorbat. Adapun meningkatkan daya adsorpsi maksimum.
tujuan dari aktivasi adalah dapat 2) Perlu diadakan penelitian lebih lanjut
menghilangkan materi seperti lemak, mengenai adsorpsi ion Cu2+ oleh kulit
lilin atau pengotor lain yang kacang kedelai, dengan melakukan
menghalangi kontak gugus aktif dengan aktivasi untuk dapat membandingkan
ion Cu2+. daya adsorpsinya dengan yang belum
diaktivasi seperti yang telah dilakukan.
SIMPULAN DAFTAR RUJUKAN
Simpulan
Efisiensi adsorpsi ion Cu2+ oleh kulit Pencemaran dan Kandungan
kacang kedelai dari limbah tempe
329
Seminar Nasional FMIPA UNDIKSHA IV Tahun 2014
Kromium (Cr) Pada Air dan Tanah Di Daerah Aliran Sungai Code
Jurnal Ilmu Tanah dan dengan Proses Adsorpsi
Lingkungan Vol 6 (2) (2006) p: Menggunakan Tanah Haloisit.
82-100. Majalah IPTEK-Vol. 15,
No.1:hal 47-53
Krim L, Sahmoune N, and Goma B.
2006. Kinetics of Chromium Nohong. 2010. Pemanfaatan Limbah
Sorption on Biomass Fungi from Tahu Sebagai Bahan Penyerap
Aaueous Solution. American Logam Krom,Kadmiun dan Besi
Journal of Environmental Dalam Air Lindi TPA. Jurnal
Sciences 2 (1); 31-36 Pembelajaran Sains Vol. 6
No.2.
Kundari, Noor Anis, danSlamet
Tinjauan Palar, H.1994. Pencemaran dan
Kesetimbangan Adsorpsi Toksikologi Logam Berat.
Tembaga Dalam Limbah Pencuci Jakarta: Rineka Cipta.
ISSN
1978-0176 (Halaman 489-496).
Sutrisno T, Eni Suciastuti. 2002.
Masduqi A. 2004. Penurunan Senyawa Teknologi Penyediaan Air
Fosfat Dalam Air Limbah Buatan Bersih. Jakarta: Rineka Cipta.
330