Anda di halaman 1dari 15

Toksikologi Indutri dan Lingkungan

“Ratusan Warga Pesawaran Lampung Keracunan Merkuri”

Dosen Pengampu : Fandita Tonyka Maharani, SKM., M.KKK., M.SC

Disusun oleh :

Kelompok 11

Khairana Anggraini 1710713021

Iffana Dini Amelia 1710713037

Gian Jordan 1710713148

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT

2019
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................. 1

DAFTAR ISI ................................................................................................................ 1

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang..................................................................................................... 5

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 5

1.3 Tujuan .................................................................................................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................. 4

2.1 Pengertian Merkuri .............................................................................................. 5

2.2 Sifat-sifat Merkuri ............................................................................................... 5

2.3 Mekanisme Toksisitas Merkuri Pada Manusia .................................................... 5

2.3 Toksisitas Merkuri Dalam Tubuh ........................................................................ 5

BAB III PEMBAHASAN ........................................................................................... 4

3.1 Analisis Kasus ..................................................................................................... 5

3.2 Solusi ................................................................................................................... 5

BAB IV PENUTUPAN ............................................................................................... 4

4.1 Simpulan .............................................................................................................. 5

4.2 Saran .................................................................................................................... 5

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 4


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Merkuri adalah salah satu logam berat yang terdapat dalam kerak bumi. Pada
perairan alami, merkuri juga ditemukan dalam jumlah kecil. Sangat jarang
dijumpai sebagai logam murni (native mercury) di alam dan biasanya
membentuk mineral sinabar atau merkuri sulfide (HgS) (Setiabudi, 2005).
Pemanfaatan merkuri pada saat ini hampir mencakup seluruh aspek kehidupan
manusia dan lingkungan. Selama kurun waktu beberapa tahun, merkuri telah banyak
digunakan dalam bidang kedokteran, pertanian dan industri. Selain itu,merkuri
juga digunakan dalam pembuatan klor alkali yang menghasilkan klori (Cl2)
dimana perusahan air minum memanfaatkan klorin untuk penjernihan air dan
pembasmi kuman. Logam merkuri juga digunakan untuk membentuk
amalgamasi. Contohnya dalam pertambanganemas, logam merkuri digunakan
untuk mengikat dan memurnikan emas (Alfian, 2006).
Usaha pertambangan emas bagi masyarakat sering dianggap sebagai penyebab
kerusakan dan pencemaran lingkungan. Sebagai contoh, pada kegiatan pertambangan
emas skala kecil, pengolahan emas dilakukan dengan proses amalgamasi
dimana merkuri(Hg) digunakan sebagai media untuk mengikat emas. Mengingat sifat
merkuri yang berbahaya, maka penyebaran logam ini perlu diawasi agar
penanggulangannya dapat dilakukan sedini mungkin secara terarah. Selain itu,
untuk menekan jumlah limbah merkuri, maka perlu dilakukan perbaikan sistem
pengolahan yang dapat 2menekan jumlah limbah yang dihasilkan akibat
pengolahan dan pemurnian emas (Setiabudi, 2005).
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian mekuri ?
2. Apa saja sifat-sifat merkuri ?
3. Bagaimana mekanisme toksisitas merkuri pada manusia ?
4. Bagaimana toksisitas merkuri dalam tubuh ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian merkuri.
2. Untuk mengetahui sifat-sifat merkuri.
3. Untuk mengetahui mekanisme toksisitas merkuri pada manusia.
4. Untuk mengetahui toksisitas merkuri dalam tubuh.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Merkuri


Merkuri (Hg) adalah logam berat berbentuk cair, berwarna putih perak,
serta mudah menguap pada suhu ruangan. Merkuri (Hg) akan memadat pada tekanan
7.640 Atm. Merkuri (Hg) memiliki nomor atom 80, berat atom 200,59 g/mol,
titik beku -39o C, dan titik didih 356,6oC.
Kelimpahan merkuri (Hg) di bumi menempati urutan ke-67 di antara
elemen lainnya pada kerak bumi. Merkuri jarang didapatkan dalam bentuk
bebas di alam, tetapi berupa bijih cinnabar (HgS). Untuk mendapatkan Hg dari
cinnabar, dilakukan pemanasan bijih cinnabar di udara sehingga menghasilkan
logam Hg (Widowati, 2008).
Dalam keseharian, pemakaian bahan merkuri telah berkembang sangat
luas. Merkuri digunakan dalam bermacam-macam perindustrian, untuk peralatan-
peralatan elektris, digunakan untuk alat-alat ukur, dalam dunia pertanian, bahan
kosmetika dan keperluan lainnya. Demikian luasnya pemakaian merkuri,
mengakibatkan semakin mudah pula organisme mengalami keracunan merkuri
(Palar, 2008).
Untuk bahan kosmetik, Badan Pengawas Obat dan Makanan
(BPOM) melarang penggunaan merkuri meskipun dengan konsentrasi kecil.
Beberapa catatan diketahui bahwa kadar merkuri dalam jaringan sebesar 0,1 – 1
ppm sudah dapat menyebabkan gangguan fungsi tubuh sedangkan menurut
IPCS (International Programme on Chemical Safety) paparan merkuri pada tubuh
manusia mencapai 200 s/d 500 (Wurdiyanto, 2007).
Dikenal 3 bentuk merkuri, yaitu:
1. Merkuri elemental (Hg): terdapat dalam gelas termometer, tensimeter
air raksa, amalgam gigi, alat elektrik, batu batere dan cat. Juga
digunakan sebagai katalisator dalam produksi soda kaustik dan
desinfektan serta untuk produksi klorin dari sodium klorida.
2. Merkuri anorganik: dalam bentuk Hg++(Mercuric) dan
Hg+(Mercurous) Misalnya:
a. Merkuri klorida (HgCl2) termasuk bentuk Hg inorganik yang
sangat toksik, kaustik dan digunakan sebagai desinfektan
b. Mercurous chloride (HgCl) yang digunakan untuk teething
powder dan laksansia (calomel)
c. Mercurous fulminate yang bersifat mudah terbakar.
3. Merkuri organik : terdapat dalam beberapa bentuk, antara lain :
a. Metil merkuri dan etil merkuri yang keduanya termasuk
bentuk alkil rantai pendek dijumpai sebagai kontaminan
logam di lingkungan. Misalnya memakan ikan yang
tercemar zat tsb. dapat menyebabkan gangguan neurologis dan
kongenital.
b. Merkuri dalam bentuk alkil dan aryl rantai panjang dijumpai
sebagai antiseptik dan fungisida.
2.2 Sifat Merkuri
Sifat-sifat kimia dan fisik merkuri membuat logam tersebut banyak digunakan
untuk keperluan kimia dan industri. Beberapa sifat tersebut di antaranya adalah:
1. Merkuri merupakan satu-satunya logam yang berwujud cair pada suhu
kamar (25oC) dan mempunyai titik beku terendah dibanding logam lain, yaitu
-39oC.
2. Masih berwujud cair pada suhu 396oC. Pada temperatur 396oC ini telah
terjadi pemuaian secara menyeluruh.
3. Merupakan logam yang paling mudah menguap jika dibandingkan
dengan logam lain.
4. Merkuri dapat larut dalam asam sulfat atau asam nitrit, tetapi tahan
terhadap basa.
5. Mempunyai volatilitas yang tertinggi dari semua logam.
6. Ketahanan listrik sangat rendah sehingga merupakan konduktor
terbaik dibanding semua logam lain.
7. Banyak logam yang dapat larut di dalam merkuri membentuk komponen
yang disebut dengan amalgam.
8. Merkuri dan komponen-komponennya bersifat racun terhadap semua makhluk
hidup (Kristanto, 2002).

2.3 Mekanisme Toksisitas Merkuri Pada Manusia


Merkuri membentuk berbagai senyawa anorganik (seperti oksida, klorida,
dan nitrat) dan organic (alkil dan aril).Logam merkuri dan uap merkuri termasuk
kedalam merkuri anorganik (Palar, 2004). Adapun mekanisme kerja merkuri
dalam tubuh adalah sebagai berikut :
1. Absorbsi
Merkuri masuk ke dalam tubuh terutama melalui paru-paru dalam bentuk uap
atau debu. Sekitar 80% uap merkuri yang terinhalasi akan diabsorbsi. Absorbsi
merkuri logam yang tertelan dari saluran cerna hanya dalam jumlah kecil yang dapat
di abaikan, sedangkan senyawa merkuri larut air mudah diabsorbsi.
Beberapa senyawa merkuri organik dan anorganik dapat diabsorbsi melalui kulit.

2. Biotransformasi
Unsur merkuri yang diabsorbsi dengan cepat dioksidasi menjadi ion
Hg2+, yang memiliki afinitas berikatan dengan substrat-substrat yang kaya
gugus tersebut. Merkuri ditemukan dalam ginjal (terikat pada metalotionen) dan
hati. Merkuri dapat melewati darah, otak, dan plesenta. Metal merkuri
mempunyai afinitas yang kuat terhadap otak. Sekitar 90% merkuri darah
terdapat dalam eritrosit. Metabolisme senyawa alkil merkuri serupa dengan
metabolisme merkuri logam atau senyawa anorganiknya. Senyawa fenil dan
metoksietil merkuri di metabolisme dengan lambat.

3. Ekskresi
Sementara unsur merkuri dan senyawa anorganiknya di eliminasi lebih
banyak melalui kemih daripada feses, senyawa merkuri anorganik terutama
diekskresi melalui feses sampai 90%. Waktu paruh biologis merkuri anorganik
mendekati 6 minggu.

2.4 Toksisitas Merkuri Dalam Tubuh


Pengaruh toksisitas merkuri pada manusia bergantung pada bentuk
komposisi merkuri, rute masuknya kedalam tubuh dan lamanya ekspose.
Intoksikasi keracunan merkuri dapat terjadi secara lokal maupun sistemik melalui
panghirupan lewat mulut dan hidung, atau lewat penyerapan viakulit (Darmono,
2001).
Unsur merkuri yang ada pada krim pemutih akan diserap kulit, kemudian akan
di alirkan melalui darah keseluruh tubuh dan merkuri itu akan mengendap di
dalam ginjal yang dapat mengakibatkan gagal ginjal. Walau tidak seburuk efek
apabila tertelan, merkuri yang diserap oleh kulit akan menimbulkan efek yang
buruk bagi tubuh. Meskipun hanya dioleskan di permukaan kulit, merkuri mudah
diserap masuk ke dalam darah, lalu memasuki sistem saraf tubuh (Dipi, 2007).
Manifestasi gejala keracunan merkuri akibat pemakaian krim pemutih
kulit muncul sebagai gangguan sistem syaraf, seperti tremor (gemetar), insomnia
(tidak bisa tidur), pikun, gangguan penglihatan, ataxia (gerakan tangan tak
normal), gangguan emosi, depresi, dan sebagainya. Produk kosmetik khususnya krim
pemutih wajah yang digunakan akan menyebabkan iritasi parah pada kulit yang
terpapar, yakni berupa kulit yang kemerah-merahan dan menyebabkan kulit menjadi
mengkilap secara tidak normal (Dipi, 2007).
1. Pada Syaraf : Logam merkuri dan metal merkuri dengan mudah
memasuki susunan saraf dan menambah efek racun. Senyawa merkuri
mempengaruhi sistem Hem. Sistem Hem merupakan sistem yang
mengandung zat penting bagi haemoglobin dan sitokrom. Pada
tingkat pemakaian yang tinggi, senyawa-senyawa ini dapat
menambah ensefalopati yang mengakibatkan gangguan fungsi
kejiwaan pada anak-anak kecil, seperti gangguan kesadaran dan
kelakuan.
2. Pada Ginjal : Sebagai organ ekskresi utama dalam tubuh, ginjal menjadi
organ sasaran keracunan logam merkuri. Merkuri memengaruhi sel
tubulus proksimal ginjal, sehingga menyebabkan ekskresi protein molekul
kecil, asam amino, dan glukosa bersama urin. Merkuri terkumpul
dalam lisosom sel tubulus proksimal ginjal serta mengahambat enzim
proteolitik dalam lisosom dan menyebabkan cidera pada sel.
3. Pada Pernapasan : Sistem pernapasan merupakan organ sasaran
utama bagi sebagian besar logam, salah satunya logam merkuri.
Banyaknya logam merkuri yang terpajan menyebabkan iritasi dan radang
saluran pernapasan.
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Analaisis Kasus

Berdasarkan sumber (Tempo.co, 2010), diketahui bahwa telah terjadi


pencemaran limbah yang mengandung merkuri di sungai Cikantor, Dusun Cikantor,
Desa Sinar Harapan, Kecamatan Kedondong, Kabupaten Pesawaran, Lampung pada
31 Juli 2010. Sebanyak 186 warga keracunan merkuri melalui air dan ikan yang mati
mendadak yang kemudian dikonsumsi oleh warga. Diketahui bahwa sumber dari
pencemaran ini berasal dari dua perusahaan tambang emas yang beroperasi sejak
belasan tahun lalu, yaitu PT. Napal Umbar Picung dan PT. Karya Bukit Utama.
Pencemaran terjadi akibat kolam pengelolaan limbah perusahaan yang berada tidak
jauh dari desa tersebut jebol, sehingga mencemari sungai Cikantor.

3.2 Solusi
Berdasarkan kasus yang telah di sampaikan, didapati solusi untuk pengupayaan
mengolah limbah merkuri secara tepat, sebagai berikut:
1. Melakukan pembuangan limbah ke tempat isolasi bak yang tertutup.
2. Menerapkan fitromediasi.
Metode untuk mencuci limbah dengan menggunakan tanaman. Pencucian ini
dapat berupa penghancuran, inaktivasi, maupun imobilisasi limbah ke bentuk
yang tidak berbahaya.

Sedangkan untuk upaya pencegahan agar tidak terjadi kasus yang serupa adalah
dengan:

1. Memperkecil pengeluaran merkuri (Hg) dalam proses pembuangan limbah,


agar lebih ramah lingkungan.
2. Mengganti merkuri (Hg) dengan mikroba lain dalam proses produksi, agar
tidak terjadi pencemaran merkuri.
(Widowati et.al., 2008)
DAFTAR PUSTAKA

Alfian, Zul.., (2006),Merkuri : Antara Manfaat dan Efek Penggunaanya


BagiKesehatan Manusia dan Lingkungan, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Dipi., 2007. Cara Merkuri Meracuni Tubuh.


http:tentangdipi.multiply.com/journal/item/63/bahaya_merkuri. Diakses pada tanggal
16 September 2019

Kristanto, P, 2002, Ekologi Industri, Penerbit ANDI, Yogyakarta, Hal 20 dan 167-
170

Palar, H. 2008. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Widowati, W. 2008. Efek Toksik Logam Pencegahan dan Penanggulangan


Pencemaran.Yogyakarta: Penerbit Andi

Setiabudi, B.T. 2005. Penyebaran Merkuri Akibat Usaha Pertambangan Emas Di


Daerah Sangon, Kabupaten Kulon Progo, D.I. Yogyakarta. Kolokium Hasil Lapangan
– DIM.

Wurdiyanto, Gatot., 2007. Merkuri Bahayanya Dan Pengukurannya, Buletin


Alara, Volume 9, Nomor 1 dan 2 : Jakarta.
Pertanyaan Kelompok

1. Terkait kasus ini, bagaimana ciri-ciri sungai yang tercemar merkuri? Apakah
ada perbedaan dari sungai yang normal biasanya? Missal sungai itu
keruh/tidak? (Dewi, kelompok 6)
Jawaban = Indikator atau tanda bahwa air lingkungan telah tercemar dilihat
dengan peurbahan pada tingkat kejernihan air (kekeruhan), perubahan suhu,
warna dan adanya perubahan warna, bau dan rasa, pengamatan pencemaran
air berdasarkan zat kimia yang terlarut, perubahan pH. Berdasarkan kasus
akibat memakan ikan dari sungai yang tercemar merkuri, dosen kimia IPB
mengatakan tidak ada ciri spesifik pada ikan yang menandung merkuri, tapi
dapat diukur kadar merkuri dengan Atomic Absorption Spectroscopy (AAS)
dan Inductively Coupled Plasma Mass Spectrometry (ICPMS)
2. Bagaimana seharusnya pengolahan limbah merkuri secara tepat agar tidak
mencemari lingkungan dan mengganggu kesehatan warga setempat? (Vira,
kelompok 10)
Jawaban = Tahun 2018 lalu, mahasiswa UGM melakukan riset yang
membuktikan bahwa komposit magnetis karbon aktif dapat dikembangkan
untuk menyerap kandungan limbah merkuri, bentuknya bubuk dan masih
dilakukan penelitian untuk pengembangan produk dan mencari investor agar
bisa diproduksi massal.
3. Untuk kejadian tsb sasaran organ target tubuh kebanyakan warga yg terkena
bagian tubuh apa? (Laras, kelompok 3)
Jawaban = Umumnya racun ini menyerang sistem saraf, saluran pencernaan
dan ginjal. maka dari itu efeknya badan gatal, muka terasa panas, sesak nafas,
mual, hingga pingsan
4. Bagaimana cara dengan mengkonsumsi ikan yang terkontaminasi merkuri
menjadikan masyarakat terkena pengaruh toksik merkuri akut? (Smart,
kelompok 5)
Jawaban = Apabila merkuri berada dalam kandungan air, bakteri akan
mengubahnya menjadi bentuk yang disebut methylmercury. ikan menyerap
methylmercury tersebut dan diikat kuat oleh protein dalam otot ikan sehingga
kandungan tersebut tetap berada dalam tubuh ikan walaupun udah dimasak
5. Ajeng (kel 9): Jenis merkuri apa yang terdapat dikasus?
Jawab : metil-merkuri, yang termasuk ke dalam kategori merkuri organik dan
dianggap paling berbahaya
6. Nurunnisa (kel.8): Di bagian bahaya merkuri disebutin kalo kena merkuri 0.05
akan menimbulkan gejala nonspesifik seperti neuroasthenia. neuroasthenia itu
apa?
Jawab : Neurasthenia adalah gangguan psikologis, penyebab kecil dan
ditandai dengan melemahnya sistem saraf, yang mengakibatkan kelemahan,
kelelahan emosional, sakit kepala dan kelelahan yang berlebihan,
7. Della (kel.2) : Bagaimana maksud korelasi antara kandungan merkuri di
rambut merkuri di rambut pria dewasa dengan kejadian pjk?
Jawab : Rambut merupakan media indikator yang berguna untuk
menggambarkan orang yang keracunan Hg. Karena rambut merupakan salah
satu jaringan tubuh yang mengakumulasi berbagai logam berat sehungga
dapat menunjukan kontaminasi Hg dalam tubuh manusia yang terpapar
(WHO). Menurut silalahi, Hg berpengaruh terhadap proses ateroskelorsis
(penyempitan dan penebalan pembuluh darah) karena Hg membentuk radikal
bebas yang dapat merusak sel kandungan merkuri tinggi sbsar >2,0 mg/g pada
rambut pria dewasa dapat berkorelasi dengan peningkatan PJK.
8. Kartini (kel.1) : Terkait dengan kasus yang dipaparkan kelompok, kira ada
tidak nab yg ditetapkan untuk merkuri sehingga bisa menimbulkan
keracunan/pencemaran lingkungan? Kalau ada berapa?
Jawab :

Anda mungkin juga menyukai