Anda di halaman 1dari 7

ALKIMIA: Jurnal Ilmu Kimia dan Terapan 15

Vol. 2 No. 2 2018

Analisis Kandungan Fe (II) Air Selokan di Sekitar TPA II


Kelurahan Karya Jaya Musi 2 Palembang dengan
Metode Spektrofotometri UV-Vis

Tria Wulandari1*, Sri Wahyuni2


1,2
Mahasiswa Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Raden Fatah Palembang
*triawulandari910@gmail.com

ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian mengenai analisa kandungan Fe (II) air selokan disekitar
TPA II kelurahan karya jaya musi 2 palembang dengan metode spektrofotometri UV-Vis.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kandungan logam besi pada air lindi disekitar
tempat pembuangan akhir menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis. Hasil karakterisasi
air lindi dengan spektrofotometri UV-Vis menunjukkan kandungan logam besi yang paling
tinggi berada pada titik sampel 4 ke 4 sebesar 2.767 mg/I dengan rata-rata kandungan 0.7308
mg/I yang melebihi kadar baku mutu kualitas air sesuai dengan Peraturan pemerintah No.82
tahun 2001 bahwa kadar besi yang diperbolehkan dalam baku mutu kualitas air kelas I sebesar
0.3 mg/I.

Kata kunci: Air lindi; Fe (II); Kandungan logam besi; TPA II; Spektrofotometri UV-Vis;

ABSTRACT
Research has been carried out on the analysis of the content of Fe (II) in sewage water
around TPA II in the sub-district of the glorious work of Palembang 2 with a UV-Vis
spectrophotometry method. This study was conducted to determine the iron content of
leachate water around the final disposal site using the UV-Vis spectrophotometry method.
The results of the characterization of leachate with UV-Vis spectrophotometry showed the
highest iron metal content at point 4 to 4 at 2.767 mg / I with an average content of 0.7308
mg/I which exceeded the quality standard of water quality in accordance with Government
Regulation No.82 of 2001 that the iron content allowed in class I water quality quality
standards is 0.3 mg / I.

Keywords: Leachate water; Fe (II); Iron metal content; TPA II; UV-Vis Spectrophotometry

PENDAHULUAN menjadi masalah besar yaitu pembuangan


sampah.Salah satu jenis sampah yang ada
Indonesia salah satu negara yang yaitu sampah dari rumah tangga yang
memiliki sumber daya manusia memberikan dampak terbesar bagi
terbesar.Sumber daya manusia yang padat pencemaran lingkungan.
mempengaruhi keberlangsungan Masalah utama Sampah umumnya
lingkungan hidup sekitar manusia. terjadi di tempat pembuangan akhir
Lingkungan hidup disekitar apabila tidak (TPA).“Tempat pembuangan akhir adalah
dijaga akan menimbulkan pencemaran salah satu lokasi tercemar akibat
lingkungan yang dapat mengganggu penumpukan sampah berbagai jenis yaitu
kesehatan dankeselamatan.Salah satu sampah organik dan sampah anorganik”
faktor yang menyebabkan rusaknya (Arba, 2017:2). Tumpukan sampah
lingkungan hidup sampai saat ini masih menyebabkan adanya genangan air di
ALKIMIA: Jurnal Ilmu Kimia dan Terapan 16
Vol. 2 No. 2 2018

sekitar selokan TPA II di Kelurahan Karya yang cukup tinggi dengan panjang
Jaya Musi 2 Palembang.Genangan air gelombang 510 nm. sehingga akan efektif
sampah atau air lindi cairan yang timbul untuk menguji kualitas air sumur gali di
dari dekomposisi biologis sampah yang sekitar TPA yang diasumsi mengandung
telah membusuk, dekomposisi yang logam Fe. Hal ini sejalan dengan
material tersuspensi dan terlarut yang pernyataan yang dikemukakan oleh
merupakan hasil dari degradasi Sujatmiko yang menyatakan bahwa
sampah.“Air lindi biasanya mengandung “metode ini digunakan karena sangat tepat
senyawa-senyawa organik dan anorganik untuk analisis logam pada konsentrasi
(senyawa logam berat) yang tinggi.Logam rendah dan ketelitian yang cukup tinggi”
berat yang sering ditemukan dalam air (Sujatmiko, 2010).
lindi adalah besi” (Junita, 2013:20).
Menurut Junita (2013:19) METODOLOGI PENELITIAN
disimpulkan bahwa sifat kimia perairan
dari besi adalah sifat redoks, pembentukan Alat dan Bahan
kompleks danmetabolisme oleh Alat-alat yang digunakan pada
mikroorganisme. Besi dengan bilangan penelitian ini yaitu spektrofotometer UV-
oksidasi rendah, yaitu Fe (II) umum Vis, Erlenmeyer, bulp, pipet gondok 50 ml,
ditemukan dalam air tanah dibandingkan hot plate, botol semprot, Sendok, 4 buah
Fe (III) karena air tanah tidak berhubungan botol sampel, labu ukur 100 ml, Gelas
dengan oksigen dari atmosfer, konsumsi beker, filter vacum dan kertas saring.
oksigen bahan organik dalam media Adapun bahan-bahan yang
mikroorganisme sehingga menghasilkan digunakan pada penelitian ini adalah
keadaan reduksi dalam air tanah. Menurut sampel air selokan sekitaran Tempat
MENKES RI (2017:11) parameter kimia Pembuangan Akhir (TPA), FeCl3, Asam
dalam standar baku mutu (kadar klorida (HCl) 10%, Hidroksilamin asam
maksimum) kesehatan lingkungan untuk klorida 10%, ammonium asetat 10%,
media air logam Fe yaitu 1 mg/I. Orthopenantroline 5%, Aqua demin.
Menurut penelitian sebelumnya yang
telah dilakukan Arba (2017) mengenai Prosedur
Kualitas Air Sumur Gali pada Zonasi 1. Tahap Pengambilan Sampel
Radius 1-5 KM di sekitar TPA, diketahui Pengambilan sampel air selokan di
bahwa ada 21 lokasi sumur gali yang kadar sekitaran Tempat Pembuangan Akhir
logam Fe melampaui ambang batas dengan (TPA) Musi II. Sampel air selokan diambil
nilai konsentrasirata-rata yaitu 4,634744 pada tiap empat titik di sekitaran TPA dan
ppm pada radius 4 KM sebelah utara ditampung masing-masing sampel air
sedangkan ada 5 lokasi yang tidak selokan sebanyak 100 ml botol sampai
melampaui ambang batas dengan nilai penuh, kemudian dimasukkan ke dalam
konsentrasi rata-rata 0,277283. plastik berwarna gelap, selanjutnya dibawa
Merujuk dari penelitian-penelitian ke laboratorium untuk diteliti.
tersebut, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai Analisis 2. Pengenceran Larutan Standar Fe
Kandungan Besi (Fe) Air Selokan disekitar (III)
Tempat Pembuangan Akhir II di Sebanyak 0,0483 gram kristal
Kelurahan Karya Jaya Musi 2 Palembang FeCl3.6H2O dimasukkan ke dalam gelas
dengan Metode Spektrofotometri UV-Vis. beker dan ditambahkan sedikit aqua
Peneliti menggunakan metode deminagar padatan FeCl3 larut. Selanjutnya
Spektrofotometri UV-Vis karena metode dimasukkan dalam labu ukur 100 mL dan
ini sangat tepat digunakan untuk ditambahkan dengan aqua demin hingga
menganalisis logam pada konsentrasi tanda batas labu ukur 100 ml.
rendah dan memiliki tingkat ketelitian
ALKIMIA: Jurnal Ilmu Kimia dan Terapan 17
Vol. 2 No. 2 2018

3. Pembuatan Larutan NH2OH . HCl sebanyak 0,0483 gram, kemudian


5 % (Hidroksilamin asam klorida) ditambahkan 1 mL larutan Hidroksilamin
Sebanyak 0,0157 gramNH2OH . HCl asam klorida 100 ppm. Selanjutnya
dimasukkan ke dalam gelas beker 100 ml ditambahkan larutan Ammonium Asetat
dan ditambahkan aqua deminsebanyak 50 sebanyak 2 ml lalu ditambahkan larutan
ml larut. Selanjutnya dimasukkan dalam 1,10-fenantrolin 1000 ppm sebanyak 4 ml
labu ukur 100 mL dan ditambahkan dan diencerkan menggunakan aqua demin
dengan aqua demin hingga tanda batas hingga tanda batas. Larutan tersebut
labu ukur 100 ml. dikocok dan didiamkan selama 120 menit,
kemudian diukur absorbansinya
4. Pembuatan Larutan NH4C2H3O2 menggunakan spektrofotometer UV-Vis
10% (Ammonium Asetat) pada panjang gelombang 450–600 nm.
Sebanyak 5 gram Ammonium Asetat
dimasukkan ke dalam gelas beker 100 ml 8. Pembuatan Kurva Kalibrasi
dan ditambahkan aqua demin sebanyak 50 Larutan standar Fe (III) 100 ppm
ml campuran hingga larut. Selanjutnya dimasukkan ke labu ukur 100 mL
dimasukkan dalam labu ukur 100 ml dan sebanyak 0,0483 gram, kemudian
ditambahkan aqua demin hingga tanda ditambahkan 1 mL larutan Hidroksilamin
batas labu ukur 100 ml. asam klorida 100 ppm. Selanjutnya
ditambahkan larutan Ammonium Asetat
5. Pembuatan Larutan orto- sebanyak 2 ml lalu ditambahkan 1,10-
fenantrolin 5% fenantrolin 1000 ppm sebanyak 4 ml dan
Sebanyak 0,1000 gram padatan 1,10- larutan Ammonium Asetat sebanyak 2 ml.
fenantrolin dimasukkan ke dalam gelas Setelah itu, diencerkan menggunakan aqua
beker 100 mL dan ditambahkan aqua demin hingga tanda batas. Larutan tersebut
demin sebanyak 50 mL. Larutan dikocok dan didiamkan selama 120 menit,
dipindahkan ke dalam labu ukur 100 mL, kemudian diukur absorbansinya
kemudian ditambahkan aqua demin hingga menggunakan spektrofotometer UV-Vis
tanda bataslabu ukur 100 ml. pada panjang gelombang maksimum.
Prosedur ini diulangi sebanyak 4 kali
6. Pembuatan Larutan blangko Besi dengan jumlah larutan standar Fe (III) 100
(Fe) ppm masing-masing sebanyak 0 mL; 2
Pembuatan larutan blanko Besi (Fe) mL; 4 mL; dan 6 mL dan 8 mL. Hasil
dimasukkannya 50 ml aqua denim di absorbansi yang didapatkan kemudian
dalam labu ukur berukuran 100 ml lalu dibuat kurva kalibrasi antara absorbansi
ditambahkan HCl 10% sebanyak 2 ml dan dengan konsentrasi Fe (III).
ditambahkan Hidroksilamin asam klorida
10 % sebanyak 1 ml kemudian di panaskan 9. Preparasi Sampel
hingga larutan menjadi bening sampai Preparasi sampel dilakukan dengan
larutan berukuran 15-20 ml lalu didiamkan mengambil air selokan di TPA Musi II
hingga larutan dingin, setelah itu kemudian dipipet sampel sebanyak 50 mL
ditambahkan kembali reagen Ammonium ke dalam labu ukur 100 ml. Tambahkan
Asetat 10 % sebanyak 10 ml dan Asam Klorida 10% sebanyak 2 ml dan
ditambahkan lagi larutan Orthopenantrolin ditambahkan hidroksilamin asam klorida
5% sebanyak 4 ml setelah itu ditambahkan 10%sebanyak 1 ml, Kemudian dipanaskan
dengan aqua demin hingga tanda batas hingga larutan menjadi bening sampai
labu ukur 100 ml dan dihomogenkan. volume sampel15-20 mL sampai larutan
7. Penentuan Panjang Gelombang menjadi jernih.Tambahkan ammonium
Maksimum Asetat 10% sebanyak 10 mL dan
Larutan standar Fe (III) 100 ppm ditambahkan ortopenantroline 5%
dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL sebanyak 4 ml setelah itu ditambahkan
ALKIMIA: Jurnal Ilmu Kimia dan Terapan 18
Vol. 2 No. 2 2018

dengan aqua demin sampai garis tanda 4Fe3+ (aq) + 2NH2OH. HCl 4Fe2+ (aq) +
batas labu ukur 100 mL dan N2O (aq) + 4 H+ (aq) + H2O (l)
dihomogenkan.
Tahap kedua setelah penambahan
HASIL DAN PEMBAHASAN reagen campuran larutan dipanaskan
sampai volume larutan 15-20 ml untuk
Penentuan Panjang Gelombang Besi menghilangkan atau menguapkan senyawa
dengan Spektrofotometri UV-Vis organik yang tidak diinginkan dan
Pada penelitian ini, dilakukan menghilangkan senyawa dari kontaminan
analisis kandungan Besi (Fe) dalam sampel dengan terjadi perubahan larutan menjadi
air selokan disekitar tempat pembuangan bening jernih.Hal ini menunjukkan bahwa
akhir II di Kelurahan Karya Jaya Musi 2 ion Fe (Besi) telah keluar dari matriks
Palembang dengan metode sampel.Setelah larutan dipanaskan sampai
Spektrofotometri UV-Vis. Penentuan volume 20 ml tunggu hingga larutan
panjang gelombang maksimum merupakan menjadi dingin, kemudian dilakukan
langkah penting yang harus dilakukan penambahan ammonium asetat 10%
dalam analisa menggunakan sebanyak 10 ml agar reagen ini dapat
spektrofotometri UV-Vis karena pada menjaga pH larutan agar tetap stabil yang
panjang gelombang maksimum terjadi berlangsung pada pH 6-8. Selanjutya
perubahan absorbansi yang paling besar dilakukan penambahanreagen orto-
untuk setiap satuan konsentrasi sehingga fenantrolin 5% sebanyak 4 ml sebagai
memiliki kepekaan maksimum, yang jika pemberi warna sehingga keadaan dasar
dilakukan pengukuran berulang dapat larutan besi dapat terbaca alat
meminimalisirkan kesalahan akibat Spektrafotometer UV-Vis.
pengulangan pengukuran. Besi dalam bentuk Fe (II) bereaksi
Penelitian pertama dilakukan dengan orto-fenantrolin yang berwarna
penambahan reagen asam klorida 10% orange muda dalam larutan yang sedikit
sebanyak 2 ml sebagai pelarut semua asam. Reaksi yang terbentuk sebagai
logam pada sampel air dan dapat berikut:
mencegah pengendapan unsur dengan
reaksi sebagai berikut: Fe2+ (aq) + 3C12H8N2H+ (aq)
[Fe(C12H8N2)3]2+ (aq) + 3 H+ (aq)
Fe (s) + 2HCl (aq) FeCl2(aq) + H2 (g)
Keadaan dasar larutan besi tidak
Selanjutnya ditambahkan berwarna sehingga perlu ditambahkan
hidroksilamin asam klorida 10% sebagai larutan orto-fenantrolin yang berwarna
agen pereduksi penentuan panjang orange muda yang menyerap panjang
gelombang maksimum dilakukan pada gelombang 450-600 nm. Pengujian
cuplikan yang mengandung Besi kandungan Fe menunjukkan panjang
(Fe)kemudian direduksi dengan Na2S2O3 gelombang Fe pada alat Spektrofotometer
atau NH2OH. HCl. Reaksi yang terjadi saat adalah 510 nm.
Fe (III) tereduksi menjadi Fe (II) oleh
Na2S2O3 adalah sebagai berikut: Kurva Kalibrasi
+ 2- 2+ Kurva kalibrasi dibuat dari
2Fe3 (aq) + 2S2O3 (aq) 2Fe (aq) +
pengukuran kompleks [Fe(fenantrolin)3]2+
S4O62- (aq)
pada panjang gelombang maksimum
Reaksi yang terjadi saat Fe (III)
dengan variasi konsentrasi larutan baku
tereduksi menjadi Fe (II) oleh NH2OH.HCl
Fe(III) 0 ppm, 2 ppm, 4 ppm, 6 ppm, dan 8
keadaan Fe (II) akan lebih stabil
ppm. Kurva kalibrasi perlu dilakukan
dibandingkan besi Fe (III) sebagai berikut :
untuk menentuksn besarnys konsentrasi Fe
yang tereduksi berdasarkan besar
ALKIMIA: Jurnal Ilmu Kimia dan Terapan 19
Vol. 2 No. 2 2018

absorbansi dan membuktikan hukum 0,1 Kurva Konsentrasi Standard Fe


Lambert-Beer. Konsentrasi larutan baku terhadap Absorbansi
0,08
Fe(III) dengan variasi yang berbeda

Absorbansi
menyebabkan warna kompleks yang 0,06
dihasilkan berbeda, semakin tinggi 0,04 y = 0,098x - 0,0006
konsentrasi larutan Fe (III) semakin pekat R² = 0,9991
0,02
warna kompleks [Fe(fenantrolin)3]2+.
Kompleks [Fe(fenantrolin)3]2+ dibuat dari 0
larutan baku Fe (III) yang direduksi 0 0,5 1
-0,02
menjadi Fe (II) dengan menggunakan Konsentrasi (ppm)
larutan NH2OH . HCl 5 % (Hidroksilamin
Gambar 2. Kurva kalibrasi larutan standar
asam klorida). Pembentukan kompleks
[Fe(fenantrolin)3]2+ kemudian ditambahkan Fe(III)
ammonium asetat 10% pH 6-8 untuk
membuat reaksi tetap pada Ph tersebut Nilai r2 yang baik terletak pada
sehingga proses reaksi pembentukan kisaran 0,9 r2 1 menunjukkan bahwa
kompleks berjalan optimal dan stabil. terdapat hubungan antara konsentrasi
Selanjutnya kompleks [Fe(fenantrolin) 3]2+ larutan Fe (II) dengan absorbansi sehingga
yang telah terbentuk dilakukan pengukuran persamaan regresi pada kurva kalibrasi
menggunakan spektrofotometri UV-Vis. dapat digunakan untuk menentukan
Hasil pengukuran kompleks konsentrasi Fe (II).
[Fe(fenantrolin)3]2+ dapat dilihat pada tabel
1. Penentuan kadar Fe (II)
Kandungan logam besi pada setiap
Tabel 1. Hasil pengukuran kompleks sampel didapatkan hasil seperti tabel 1
[Fe(fenantrolin)3]2+ yang menunjukkan bahwa pada sampel ke
4 kandungan besi paling tinggi
.
Konsentrasi (ppm) Absorbansi (nm)
Tabel 2. Kandungan logam Fe
0.000 0.000
0.200 0.019 Sampel Kandungan (mg/I)
0.400 0.037 Blk 0.002
0.600 0.059 Sampel 1 0.537
0.800 0.078 Sampel 2 0.125
Sampel 3 0.223
Data dari tabel 1 tersebut kemudian Sampel 4 2.767
digunakan untuk membuat kurva kalibrasi Ʃ 0.7308
dengan sumbu x berupa konsentrasi dan
sumbu y adalah absorbansi. Kurva Kandungan logam Fe pada sampel ke
kalibrasi dapat dilihat pada gambar 2. 4 terlihat kandungan Fe lebih tinggi yaitu
Kurva kalibrasi yang terbentuk 2.767 mg/I dengan rata-rata 0.7308 mg/I
memiliki persamaan regresi y = 0.098x – dibandingkan dengan kandungan Fe dalam
0.000 dengan r2 sebesar 0.999. Nilai r2 larutan standar karena Menurut Arba
sebesar 0.098 menunjukkan bahwa (2017:20) disimpulkan bahwa sampel air
terdapat korelasi linier antara konsentrasi selokan atau air lindi membawa material
dan absorbansi. tersuspensi dan terlarut yang merupakan
hasil dari degradasi sampah. Komposisi air
lindi dipengaruhi oleh beberapa faktor
seperti jenis sampah dan kondisi spesifik
setempat. Air lindi biasanya mengandung
senyawa-senyawa organik (hidrokarbon,
ALKIMIA: Jurnal Ilmu Kimia dan Terapan 20
Vol. 2 No. 2 2018

asamsulfat, tanah dan galat) dan anorganik mutu kualitas air kelas I sebesar 0.3
(natrium,kalium, magnesium, fosfat, sulfat mg/I.
dan senyawa logam berat) yang tinggi.
Logam berat yang sering ditemukan dalam DAFTAR PUSTAKA
air lindi adalaharsen, besi, kadmium,
kromium, merkuri, nikel, seng, tembaga Apriani, Suci. (2011). Analisa Kandungan
dan timbal. Logam Berat Besi (Fe) dan
Pada peraturan pemerintah No.82 Kromium (Cr) Pada Sumur
tahun 2001 kadar besi yang diperbolehkan Artesis dan Sumur Penduduk
dalam baku mutu kualitas air kelas I (Cincin) dengan Menggunakan
sebesar 0.3 mg/I. Konsentrasi logam Fe air Metode Spektrofotometri
lindi melebihi 1.0 mg/I yang dapat Serapan Atom (SSA) Di Kelurahan
membahayakan kehidupan organisme Rejo Sari Kecamatan Tenayan
akuatik, Konsentrasi unsur besi dalam air Raya. Skripsi, Pekanbaru.
lindi melebihi 2 mg/I akan
menyebabkan noda-noda pada peralatan Arba, Hikmah. Nisa. (2017). Identifikasi
dan bahan-bahan yang berwarna putih, air Logam Besi (Fe) Pada Zonasi
lindiyang mengandung besi lebih tinggi Radius 1-5 KM Tempat
dari 1 mg/I dapat menyebabkan warna air Pembuangan Akhir (TPA) Antang
menjadi kemerah-merahan, dan memberi MakassarTerhadap Pengaruh
rasa tidak enak pada minuman. Standar Kualitas Air Sumur Gali.
konsentrasi maksimum besi dalam air Skripsi, Fakultas Sains dan
minum yang ditetapkan oleh Departemen Teknologi Uin Alauddin.
Kesehatan RI sebesar 0.1-1.0 mg/I. Oleh
karena itu air buangan lindi sebaiknya Dachriyanus.(2004). Analisis Struktur
tidak digunakan untuk kegiatan rumah Organik Secara Spektroskopi.
tangga dan konsumsi air minum, serta Padang: Andalas University
pengairan dan budidaya perikanan. Press.

KESIMPULAN Day, Underwood. (2002).Analisis Kimia


Kuantitatif.Jakarta: Erlangga.
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan yang telah dikemukakan, Departemen Kesehatan R.I. (2001).
maka dapat ditarik suatu kesimpulan Program Penanggulangan Anemia
sebagai berikut: Gizi pada Wanita Usia Subur
1. Konsentrasi logam Besi (Fe) air (WUS):Direktorat Gizi
selokan disekitar tempat pembuangan Masyarakat. Jakarta: Direktorat
akhir Musi 2 Palembang bahwa, yang Jenderal Bina Kesehatan
paling tinggi yaitu sampel air sampah Masyarakat Depkes.
pada titik ke 4 air lindi sebesar 2.767
mg/I dengan rata-rata konsentrasi Fajarini, Srikandi. (2013). Analisis
0.7308. Kualitas Air Tanah Masyarakat
2. Konsentrasi logam Fe air lindi diSekitar TempatPembuangan
melebihi 1.0 mg/I yang dapat Akhir (TPA) Sampah Kelurahan
membahayakan kehidupan organisme Sumur Batu Bantar Bekasi.
akuatik, yang mengandung senyawa Skripsi, Kedokteran dan Ilmu
organik dan anorganik yang bersifat KesehatanUIN Syarif Hidayatullah.
toksik bagi tubuh. Peraturan
pemerintah No.82 tahun 2001 kadar Gandjar, gholib., dan Rohman, Abdul.
besi yang diperbolehkan dalam baku (2007). Kimia Farmasis Analisis.
Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
ALKIMIA: Jurnal Ilmu Kimia dan Terapan 21
Vol. 2 No. 2 2018

Hadiwidodo, Mochtar, Dkk. Metode Destruksi Basah dan Destruksi


(2012). Pengolahan Air Lindi Kering. Jurnal Sains dan Seni ITS,
Dengan Proses Kombinasi 5(1)
Biofilter Anaerob-Aerob dan
Wetland. Jurnal Presipitasi, 9(2). Mahrizal., dkk. (2014). Analisis
Pencemaran Logam Berat Oleh
Hardjono, Sastrohamidjojo. (2007). Lindi (Leachate) TPA
Spektroskopi. Yogyakarta: Liberti. Sampah Air Dingin Kota Padang
Harinaldi. (2005). Prinsip-Prinsip Menggunakan Metoda Geolistrik
Statistik Untuk Teknik dan Sains. Polarisasi Terimbas (Induced
Jakarta: Erlangga. Polarization). jurnal Sains, 1(1).

Hidayat, Benny.(2015). Remidiasi Tanah Menteri Kesehatan R.I. (2017). Standar


Tercemar Logam Berat dengan Baku Mutu Kesehatan Lingkungan
Menggunakan Biochar.Jurnal dan Persyaratan Kesehatan
Pertanian Tropik, 2(1). Air untuk Keperluan Higiene
Sanitasi. Jakarta: Peraturan
Junita, Lisa. (2013). Profil Penyebaran Perundang- undangan
Logam Berat di Sekitar TPA Kementrian RI.
Pakusari Jember. Skripsi,
Fakultas Matematikan dan Ilmu Nur, Farida. 2014. Analisis Kualitas Air
Pengetahuan Alam Universitas Tanah di Sekutar TPA Tamangapa
Jember. Dengan Parameter Biologi.
Jurnal Teknik Lingkungan, 2(2).
Karabicu. (2008). Kumpulan Kandungan Pinam, Jhon., dkk. (2014).
Kadar Seng (Zn) dan Besi (Fe) Pengolahan Air Lindih Muara Fajar
dalam Air Minum Dari Depo dengan Ultrafiltrasi.
Air Minum Isi Ulang Air Jurnal Teknobiologi, 5(1).
Pegunungan Sibolangit di Kota
Medan. skripsi, Fakultas Saleh, Chairil dan Purnomo
Sains. Hendro.(2014). Analisis Efektifitas
Intalasi Pengolahan
Komala, Puti, Sri, dkk.(2008). Pengaruh Limbah Lindi di TPA Supit Urang
Sistem Open Dumping di Lokasi Kota Malang. Jurnal Teknik
Pembuangan Akhir (LPA) Pengairan, 5(1).
Terhadap Kandungan Logam Berat
Pada Air Tanah Dangkal Di Sujatmiko. (2010). Analisis Kadar Fosfor
Sekitarnya. Jurnal Tehnik dan Besi dalam Sawi Hijau
Lingkungan, 1(29). (Brassica juncea L.)
secara Spektrofotometri Sinar
Kurniawati, Suerni., Djarot, Sugiarso. Tampak. Skripsi, Jurusan Kimia
(2016). Perbandingan Kadar Fe (II) Fakultas Sains dan Teknologi
dalam Tablet Penambah Darah UIN Sunan Kalijaga.
secara Spektrofotometri Uv- Vis
yang Dipreparasi Menggunakan

Anda mungkin juga menyukai