Anda di halaman 1dari 8

REVIEW JURNAL

Penetapan Kadar Logam Besi (Fe) Pada Air Sumur Galian

Warga Sekitar Industri “X” Kecamatan Panjang Dengan

Metode Spektrofotometri Serapan Atom

Sebagai Pengganti Ujian Akhir Praktikum


Yang dibimbing oleh Hanandayu Widwiastutik, S.si.,M.si.

Oleh:
MUHAMMAD SOFYAN NOVIRZAL
( P17120191012)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


JURUSAN GIZI
PROGAM DIII ANALIS FARMASI DAN MAKANAN
2020
BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Spektrofotometri Serapan Atom (AAS) adalah suatu metode analisis yang
didasarkan pada proses penyerapan energi radiasi oleh atom-atom yang berada pada
tingkat energi dasar (ground state). Penyerapan tersebut menyebabkan tereksitasinya
elektron dalam kulit atom ke tingkat energi yang lebih tinggi. Keadaan ini bersifat labil,
elektron akan kembali ke tingkat energi dasar sambil mengeluarkan energi yang
berbentuk radiasi. Dalam AAS, atom bebas berinteraksi dengan berbagai bentuk energi
seperti energi panas, energi elektromagnetik, energi kimia dan energi listrik. Interaksi ini
menimbulkan proses-proses dalam atom bebas yang menghasilkan absorpsi dan emisi
(pancaran) radiasi dan panas. Radiasi yang dipancarkan bersifat khas karena
mempunyai panjang gelombang yang karakteristik untuk setiap atom bebas (Basset,
1994).

Spektrofotometer serapan atom (AAS) merupakan teknik analisis kuantitatif dari


unsur-unsur yang pemakaiannya sangat luas, diberbagai bidang karena prosedurnya
selektif, spesifik, biaya analisa relatif murah, sensitif tinggi (ppm-ppb), dapat dengan
mudah membuat matriks yang sesuai dengan standar, waktu analisa sangat cepat dan
mudah dilakukan. Analisis AAS pada umumnya digunakan untuk analisa unsur, teknik
AAS menjadi alat yang canggih dalam analisis.ini disebabkan karena sebelum
pengukuran tidak selalu memerluka pemisahan unsur yang ditetukan karena
kemungkinan penentuan satu logam unsur dengan kehadiran unsur lain dapat
dilakukan, asalkan katoda berongga yang diperlukan tersedia. AAS dapat digunakan
untuk mengukur logam sebanyak 61 logam.

Logam berat dibagi ke dalam dua jenis, yaitu logam berat esensial dan logam
berat tidak esensial. Logam berat esensial adalah logam dalam jumlah tertentu yang
sangat dibutuhkan oleh organisme, dalam jumlah berlebihan dapat menimbulkan efek
toksik. Yang termasuk dalam logam esensial contohnya adalah Zn, Cu, Fe, Co, dan Mn.
Logam non esensial adalah logam yang keberadaannya dalam tubuh masih belum
diketahui manfaatnya. Yang termasuk dalam logam ini contohnya adalah Pb, Hg, Cd,
dan Cr [11]. Besi (Fe) merupakan salah satu logam berat yang bersifat esensial bagi
manusia, yaitu logam yang dalam jumlah tertentu sangat dibutuhkan oleh organisme,
namu dalam jumlah yang berlebihan dapat menimbulkan efek toksik. Berdasarkan
penelitian Joko Prayitno Susanto tahun 2005 yaitu “Analis Diskripsi Pencemaran Air
Sumur Pada Daerah Industri Pengecoran Logam” menyimpulkan bahwa diantara empat
logam yang dianalisa (Fe, Zn, Pb, Mg), logam Fe merupakan logam yang paling tinggi
yaitu 0,875 mg/l. Berdasarkan penelitian Kuntum Khaira tahun 2013 yaitu “Penentuan
Kadar Besi (Fe) Air Sumur Dan Air PDAM Dengan Metode Spektrofotometri”
menyimpulkan bahwa kandungan logam Fe melebihi nilai ambang batas yaitu 0,627
mg/l, 0,636 mg/l, 1,003 mg/l, 1,939 mg/l, 2,004 mg/l.

Dilakukannya penelitian ini adalah untuk melakukan analisis pada air sumur
galian yang berada pada pemukiman warga supaya dapat diketahui apakah terdapat
kandungan Fe didalam sumur galian milik warga. Juga agar dapat diketahui apakah
kandungan logam yang berada dialam air sumur masyarakat sudah sesuai dengan
PerMenKes RI Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 yaitu tidak lebih dari 0,3 mg/l. Karena
air adalah suatu aspek yang sangat penting dalam kehidupan terutama bagi manusia,
diharapakan dengan penelitian ini dapat mengetahui kadar pencemaran air didalam
sumur masyarakat untuk mengurangi resiko korban jiwa pada masyarat akibat terjasinya
keracunan air sumur

Dipilihnya metode Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) karena memiliki prinsip


dasar interaksi antara radiasi elektromagnetik dengan sampel jadi pemilihan metode
Spektrofotometri Serapan Atom merupakan metode yang sangat tepat untuk
menganalisa zat dalam konsentrasi rendah, sehingga dapat digunakan untuk
mengetahui kadar Fe yang memiliki konsentrasi rendah.
BAB II
METODOLOGI
2. 1 Alat dan Bahan
Alat Bahan
1. Spektrofotometri serapan atom 1. HNO3
2. Pipet ukur 2. Aquadest
3. Erlenmeyer 3. Larutan standar logam besi
4. Corong
5. Kompor listrik
6. Labu ukur
7. Pipet tetes
8. Botol semprot
9. Balp
10. Kertas whatman
11. Tissue

2.2 Cara Kerja


a). Persiapan Contoh Uji

- Memasukkan 50 ml contoh uji yang telah dikocok hingga homogen


kedalam Erlenmeyer
- Menambahkan 5 ml HNO3
- Memanaskan perlahan hingga volumenya 15-20 ml
- Melakukan pembilasan pada corong
- Memasukkan air bilasan ke dalam labu ukur
- Memindahkan contoh uji kedalam labu ukur 50 ml
- Melakukan penyaringan bila diperlukan
- Menambahkan aquades hingga tanda batas lalu dikocok hingga
homogen
- Contoh uji siap diukur absorbansinya

b). Pembuatan Larutan Standar 100 ppm

- Memipet 10 ml larutan standar besi 1000 ppm kedalam labu ukur


100 ml
- Menambahkan sebanyak 10 tetes HNO3 kedalam labu ukur 100 ml
- Menambahkan aquadest sampai tanda batas lalu dikocok hingga
homogen

c). Pembuatan Larutan Standar 10 ppm


- Memipet 10 ml larutan standart besi 100 ppm kedalam labu
ukur 100 ml
- Menambahkan sebanyak 10 tetes HNO3 kedalam labu ukur
100 ml
- Menambahkan aquadest sampai tanda batas lalu dikocok
hingga homogen

d). Pembuatan Larutan Seri Standart Besi

- Memipet larutan standart besi 10 ppm sebanyak 0,5 ml, 1ml, 5ml, 10ml, 15ml,
20ml, dan 25 ml
- Memasukkan masing-masing larutan kedalam labu ukur 50 ml
- Menambahkan aquadest hingga tanda batas lalu dikocok hingga homogen
- Diperoleh kadar besi 0,05 ppm, 0,1 ppm, 0,5 ppm, 1 ppm, 1,5 ppm, 2 ppm,
dan 2,5 ppm
- Melakukan pengukuran larutan dengan menggunakan SSA pada panjang
gelombang 248,3 nm
BAB III
Hasil Pengujian dan Pembahasan

Tabel 1
Hasil Uji Organoleptis

Sampel Sumber Warna Bau


1 Air Sumur Kekuningan Bau Seperti
Besi
2 Air Sumur Kekuningan, Keruh Bau Seperti
Besi
3 Air Sumur Bening Bau Seperti
Besi

Tabel 2
Hasil Analisa Besi (Fe) Pada Air Sumur

Rata-
Abs. Kadar rata
Sampel Pengulangan Sampel (mg/l) Standar KET
(mg/l)
1a 0,0923 5,03
1 1b 0,0910 4,96 4,99 TMS
2a 0,0966 5,26 0,3 mg/l
2 2b 0,0950 5,17 5,21 TMS
3a 0,0110 0,69
3 3b 0,0095 0,61 0,65 TMS

Pengujian awal yang dilakukan adalah uji organoleptis yaitu menguji menggunakan
indra yang kita miliki, dari sampel dapat diamati ciri ciri fisik yang dimiliki sampel air
sumur 1 berwarna kekuningan, sampel air sumur ke 2 berwarna kekuningan dan keruh,
sampel air sumur 3 berwarna bening. Syarat kualitas air bersih menurut PerMenKes RI
nomor 416/Menkes/Per/IX/1990 yaitu tidak berbau, tidak berasa, warna 50 TCU, dari
sini dapat kita lihat bawasannya sampel memiliki potensi cemaran logam karena sama
sama berbau besi, dan pada sampel sumur 1 serta sumur 2 memiliki warna yang tidak
bening.
Berikutnya dilakukan pengujian lebih lanjut dalam pengujian yang dilakukan sampel
yang digunakan merupakan air sumur yang digunakan merupakan air sumur yang
berada disekitar industri “X” di RT 21 Way Lunik Kecamatan Panjang Bandar Lampung.
Dipilihnya lokasi ini karena termasuk kedalam lokasi perindustrian. Penangan sampel
yang diambil dari sumur masyarakat dilakukan dengan cara melakukan pemanasan
perlahan-lahan hingga volume mencapai 15-20 ml. Bertujuan untuk memisahkan zat zat
organik yang berada didalam sampel, berikutnya dilakukan penyaringan dengan
menggunakan kertas whattman yang bertujuan untuk mendapatkan hasil absorbansi
yang maksimal.
Alat yang digunakan untuk menganalisa lebih lanjut kadar besi (Fe) pada
sampel menggunakan Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS) Shimadzu Series
AA-6300, dengan nyala dan panjang gelombang maksium 248,3 nm. Karena
dapat menganalisa kadar logam secara selektif, dapat menganalisa kadar logam dan
sensitive, dapat menganalisa kadar logam paling kecil. Kemampuan mendeteksi
kandungan logam tersebut didukung karena adanya lampu katoda dan lampu deutrium.
Dimana lampu ini akan membantu proses penyerapan cahaya sehingga dapat
mengurangi kesalahan dan mendapatkan hasil yang lebih akurat.

Penentuan panjang gelombang maksimum dilakukan dengan cara pengukuran


serapan larutan standar Fe. Pada pengukuran panjang gelombang larutan standar Fe
memberikan serapan tertinggi pada panjang gelombang maksimum 248,3 nm.

Pengukuran konsentrasi logam besi (Fe) dengan tiga sampel dan dua kali
pengulangan diperoleh kadar masing-masing yaitu sampel 1 sebesar 4,99 ppm;
sampel 2 yaitu 5,21 ppm; sampel 3 yaitu 0,65 ppm. Berdasarkan pengukuran larutan
standar diperoleh y = 0,018745x – 0,0020253. Nilai y adalah serapan dan nilai x
adalah konsentrasi baku. Nilai koefesien korelasi ( r ) sebesar 0,9997. Selanjutnya
dari hasil pengukuran dibuat grafik linier yang dapat diamati bahwa serapan dan
konsentrasi sampel berbanding lurus yaitu semakin tinggi konsentrasi maka
serapannya pun makin tinggi yang hasilnya dibuat kurva kalibrasi.
Penetapan kadar diperoleh sampel yang memiliki kadar paling tinggi adalah
sampel 2 yaitu 5,21 ppm. Sampel 2 diambil dari sumur galian yang letaknya paling
dekat dengan sumber limbah industri dan limbah rumah tangga sehingga memiliki
kemungkinan banyak tercemar dari pembuangan limbah tersebut. Menurut penelitian
Kuntum Khaira pada tahun 2013, kadar besi tertinggi diambil dari lokasi yang paling
dekat dengan sumber limbah dan didapat kadar besi sebesar 2,004 ppm.

Kemudian dari hasil pengujian sampel 1 memiliki kadar besi tertinggi kedua
setelah sampel 2 yaitu 4,99 ppm. Dikarenakan sampel 1 diambil dari air sumur galian
yang letaknya lebih jauh dari limbah rumah tangga dibandingkan dengan sampel 2.
Sampel 3 diperoleh kadar besi paling kecil yaitu 0,65 ppm. Dikarenakan sampel diambil
dari sumur galian namun sudah menggunakan pompa air tradisional, dan letaknya
jauh dari limbah industri serta limbah rumah tangga sehingga memiliki kandungan
logam besinya pun lebih sedikit. Meskipun begitu sampel 3 tetap memiliki kadar logam
besi yang melebihi nilai ambang batas yang telah ditentukan oleh Peraturan
Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tantang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengandalian
Pencemaran Air yaitu 0,3 mg/l.

Kesimpulan
Setelah dilakukan pengujian pada air sumur yang berada pada sumur galian
warga di sekitar industri “X” RT 21 Kelurahan Way Lunik Kecamatan Panjang, Bandar
Lampung dapat disimpulkan :
1). Penetapan kadar logam besi (Fe) hasil sampel 1 = 4,99 ppm; sampel 2 = 5,21 ppm;
sampel 3 = 0,65 ppm

2). Kadar logam besi (Fe) pada air sumur galian warga tidak memenuhi syarat
kandungan logam besi (Fe) dalam Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengandalian Pencemaran Air yaitu 0,3 mg/l.

Anda mungkin juga menyukai