Anda di halaman 1dari 11

Tugas Analisis Kualitatif Karbohidrat TM 10

Seorang peneliti menyerahkan 4 buah sampel isolat karbohidrat dari sumber yang berbeda-beda untuk diujikan secara kualitatif. semua sampel
tersebut berupa padatan (serbuk atau kristal) yang berwarna putih. Dari hasil studi referensi, diperoleh data kandungan karbohidrat dalam
keempat sampel tersebut adalah arabinosa, Glukosa, fruktosa, maltosa, sukrosa, amilosa dan selulosa. Diduga dalam tiap-tiap sampel
tersebut mengandung 2 buah molekul karbohidrat.

Dari hasil pengujian tiap-tiap sampel diperoleh data :

Kelarun
Sampel Air Molish Bial Seliwanof Benedict Barfod Iodie
dingin
1 Sedikit larut Cincin Negatif Negatif ↓ merah - menit ke 5 ↓ merah bata Biru
ungu bata - menit ke 10 jumlah
endapan
tetap
2 Larut Cincin Biru Merah ↓ merah - Menit ke 5 ↓merah bata Negatif
ungu hijau bata - Menit ke 10 jumlah
endapan
bertambah banyak
3 Sedikit larut Cincin Negatif Merah ↓ merah - menit ke 5 ↓merah bata Negatif (ada
ungu bata - menit ke 10 jumlah endapan putih)
endapan
tetap
4 Sedikit larut Cincin Negatif negatif ↓ merah - menit ke 5 ↓merah bata Biru
ungu bata - menit ke 10 jumlah
endapan
tetap

1. Buatlah kesimpulan dan pembahasan (beserta reaksinya) dari setiap uji


2. Berdasarkan kesimpulan dan pembahasan setiap hasil uji, buatlah kesimpulan secara keseluruhan. Apa saja 2 molekul karbohidrat yang
terkandung dalam tiap sampel
Nama : Galuh Afriladia
NIM : P17120193021
Kelas : 2A
Prodi : D3 Anafarma

Analisis Kualitatif Karbohidrat (Sampel 1)


Uji Molish sampel 1

Dari hasil uji molish terbentuk cincin ungu, diduga dalam sampel tersebut mengandung
karbohidrat dalam sampel kecuali triosa dan tetrosa, uji ini dianggap positif mengandung
karbohidart jika terbenyuk cincin ungu. Prinsipnya adalah berdasarkan pada reaksi karbohidrat
dengan H2SO4 sehingga terbentuk senyawa hidroksi metil furfural dengan α-naftol akan
membentuk cincin senyawa kompleks berwarna ungu.

Mekanisme terbentuknya cincin ungu adalah pertama-tama karbohidrat terhidrolisis oleh


H2SO4 pekat menjadi monosakarida kemudian monosakarida tersebut masih dengan H2SO4
terkondensasi membentuk furfural yang kemudian bereaksi dengan alfanaftol sehingga
membentuk senyawa kompleks ungu (cincin ungu). Cincin ungu terbentuk akibat asam sulfat
pekat yang masuk melalui pinggir yang akan terkumpul di dasar tabung dan lama kelamaan
pada permukaan asam tadi terbentuk senyawa kompleks ungu sehingga larutan akan terlihat
menjadi tiga bagian yaitu bagian paling bawah berwarna bening dimana larutan tersebut adalah
asam, bagian tengah berwarna ungu yang disebut sebagai cincin ungu, dan paling atas adalah
sampel yang diduga mengadung karbohidrat.

Uji Bial sampel 1

Dari hasil uji bial terbentuk negative, jadi sampel diduga tidak ada gula pentose yang terkandung
dalam sampel.
Uji Seliwanof sampel 1

Dari hasil uji seliwanof memberikan hasil negatif, karena tidak menghasilkan senyawa kompleks
berwarna merah sehingga diduga dalam sampel tersebut tidak mengandung fruktosa. prinsip dari uji ini
yaitu hidroksimetil furfural hasil dehidrasi fruktosa oleh HCl pekat akan berkondensasi dengan resorsinol
menghasilkan senyawa kompleks berwarna merah.

Uji Benedict sampel 1

Dari hasil uji Benedict terjadi perubahan pada sampel menjadi warna merah bata yang dapat
diindikasikan bawasannya sampel mengandung golongan monosakarida dan disakarida didalamnya
karena terjadi Reduksi Cu2+ menjadi Cu+ oleh monosakarida / disakarida dalam suasana asam. Reaksi
yang terjadi :

Uji Barfoed sampel 1

Dari hasil uji barfoed menghasilkan endapan merah bata pada menit ke 5 dan tidak terjadi
penambahan endapan hingga menit ke 10, diduga dalam sampel tersebut mengandung monosakarida.
Endapan Cu2O ini terbentuk karena monosakarida menjadi lebih reaktif dalam suasana asam sehingga
membutuhkan waktu sebentar dalam rentang kurang dari 5 menit untuk mengendapkan Cu 2+ yang telah
tereduksi menjadi Cu+

Uji Iodine sampel 1

Dari uji iodine didapati hasil sampel warna biru , diduga mengandung molekul dari polisakarida
yaitu amilum (amilosa) . Dimana dari uji tersebut amilum akan membentuk warna biru atau biru pekat
jika bereaksi dengan iodine.
Analisis Kualitatif Karbohidrat (Sampel 2)
Uji Molish sampel 2

Dari hasil uji molish terbentuk cincin ungu, diduga dalam sampel tersebut mengandung
karbohidrat dalam sampel kecuali triosa dan tetrosa, uji ini dianggap positif mengandung
karbohidart jika terbenyuk cincin ungu. Prinsipnya adalah berdasarkan pada reaksi karbohidrat
dengan H2SO4 sehingga terbentuk senyawa hidroksi metil furfural dengan α-naftol akan
membentuk cincin senyawa kompleks berwarna ungu.

Mekanisme terbentuknya cincin ungu adalah pertama-tama karbohidrat terhidrolisis oleh


H2SO4 pekat menjadi monosakarida kemudian monosakarida tersebut masih dengan H2SO4
terkondensasi membentuk furfural yang kemudian bereaksi dengan alfanaftol sehingga
membentuk senyawa kompleks ungu (cincin ungu). Cincin ungu terbentuk akibat asam sulfat
pekat yang masuk melalui pinggir yang akan terkumpul di dasar tabung dan lama kelamaan
pada permukaan asam tadi terbentuk senyawa kompleks ungu sehingga larutan akan terlihat
menjadi tiga bagian yaitu bagian paling bawah berwarna bening dimana larutan tersebut adalah
asam, bagian tengah berwarna ungu yang disebut sebagai cincin ungu, dan paling atas adalah
sampel yang diduga mengadung karbohidrat.

Uji Bial sampel 2

Dari hasil uji bial terbentuk warna biru hijau, diduga sampel tersebut mengandung pentose yang
berkondensasi dengan orsinol dan ion feri ketika dilakukan pemanasan. Uji bial dilakukan untuk
mengetahui adanya gula pentose pada sampel.

Gula pentosa dipanaskan bersama HCl akan terhidrolisis menghasilkan furfural, lalu
terkondensasi dengan orsinol (3,5-dihidroksitoluena) menghasilkan senyawa kompleks berwarna biru
kehijauan. Reagan yang digunakan yaitu Larutan orcinol di dalam HCl terkonsentrasi dengan tambahan
ferri-klorida. Uji biar dilakukan dengan cara : 2 mL larutan uji dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
Tambahkan 2 mL peraksi Bial. Campurlah dengan baik, panaskan dalam waterbath atau Bunsen 1 -2
menit

Uji Seliwanof sampel 2

Dari hasil uji seliwanof terbentuk senyawa kompleks berwarna merah, diduga sampel
mengandung fruktosa, uji ini dianggap positif mengandung fruktosa jika terbentuk senyawa kompleks
berwarna merah. Prinsip dari uji ini adalah hidroksimetil fufural hasil dehidrasi fruktosa oleh HCl pekat
akan berkondensasi dengan resorsinol menghasilkan senyawa kompleks berwarna merah.

Untuk menghasilkan senyawa kompleks berwarna merah dapat dilakukan dengan prosdur yaitu
ditambahkan 2 mL pereaksi seliwanof pada 0,5 mL larutan uji dalam tabung reaksi, kemudian tabung
dididihkan diatas api kecil selama 30 detik atau dalam penangas air mendidih selama 1 menit, hasil
positif ditandai dengan terbentuknya larutan berwarna merah.

Reaksi yang terjadi pada uji tersebut yaitu HCl mendehidrasi gula ketosa membentuk furfural,
kemudian furfural bereaksi dengan resorsinol (dalam reagen seliwanof) membentuk senyawa berwarna
merah.
Uji Benedict sampel 2

Dari hasil uji Benedict terjadi perubahan pada sampel menjadi warna merah bata yang dapat
diindikasikan bawasannya sampel mengandung golongan monosakarida dan disakarida didalamnya
karena terjadi Reduksi Cu2+ menjadi Cu+ oleh monosakarida / disakarida dalam suasana asam. Reaksi
yang terjadi :

Uji Barfoed sampel 2

Dari hasil uji barfoed menghasilkan endapan merah bata pada menit kelima dan bertambah
benyak pada menit ke 10, diduga dalam sampel tersebut mengandung disakarida. Hal ini dikarenakan
pada suasana asam disakarida kurang begitu reaktif dalam mereduksi Cu 2+ menjadi Cu+. Dikarenakan
harus mengalami reaksi hidrolisis terlebih dahulu, pembentukan endapan Cu 2O membutuhkan waktu
yang sedikit lebih lama sehingga baru dapat teridentifikasi pada menit ke 10.

Uji Iodine sampel 2

Dari uji iodine didapati hasil negative dimana sampel menunjukkan jika tidak mengandung
molekul polisakarida tetapi mengandung molekul monosakarida ataupun disakarida

Analisis Kualitatif Karbohidrat (Sampel 3)


Uji Molish sampel 3

Dari hasil uji molish terbentuk cincin ungu, diduga dalam sampel tersebut mengandung
karbohidrat dalam sampel kecuali triosa dan tetrosa, uji ini dianggap positif mengandung
karbohidart jika terbenyuk cincin ungu. Prinsipnya adalah berdasarkan pada reaksi karbohidrat
dengan H2SO4 sehingga terbentuk senyawa hidroksi metil furfural dengan α-naftol akan
membentuk cincin senyawa kompleks berwarna ungu.
Mekanisme terbentuknya cincin ungu adalah pertama-tama karbohidrat terhidrolisis oleh
H2SO4 pekat menjadi monosakarida kemudian monosakarida tersebut masih dengan H2SO4
terkondensasi membentuk furfural yang kemudian bereaksi dengan alfanaftol sehingga
membentuk senyawa kompleks ungu (cincin ungu). Cincin ungu terbentuk akibat asam sulfat
pekat yang masuk melalui pinggir yang akan terkumpul di dasar tabung dan lama kelamaan
pada permukaan asam tadi terbentuk senyawa kompleks ungu sehingga larutan akan terlihat
menjadi tiga bagian yaitu bagian paling bawah berwarna bening dimana larutan tersebut adalah
asam, bagian tengah berwarna ungu yang disebut sebagai cincin ungu, dan paling atas adalah
sampel yang diduga mengadung karbohidrat.

Uji Bial sampel 3

Dari hasil uji bial terbentuk negative, jadi sampel diduga tidak ada gula pentose yang terkandung
dalam sampel

Uji Seliwanof sampel 3

Dari hasil uji seliwanof terbentuk senyawa kompleks berwarna merah, diduga sampel
mengandung fruktosa, uji ini dianggap positif mengandung fruktosa jika terbentuk senyawa kompleks
berwarna merah. Prinsip dari uji ini adalah hidroksimetil fufural hasil dehidrasi fruktosa oleh HCl pekat
akan berkondensasi dengan resorsinol menghasilkan senyawa kompleks berwarna merah.

Untuk menghasilkan senyawa kompleks berwarna merah dapat dilakukan dengan prosdur yaitu
ditambahkan 2 mL pereaksi seliwanof pada 0,5 mL larutan uji dalam tabung reaksi, kemudian tabung
dididihkan diatas api kecil selama 30 detik atau dalam penangas air mendidih selama 1 menit, hasil
positif ditandai dengan terbentuknya larutan berwarna merah.

Reaksi yang terjadi pada uji tersebut yaitu HCl mendehidrasi gula ketosa membentuk furfural,
kemudian furfural bereaksi dengan resorsinol (dalam reagen seliwanof) membentuk senyawa berwarna
merah.
Uji Benedict sampel 3

Dari hasil uji Benedict terjadi perubahan pada sampel menjadi warna merah bata yang dapat
diindikasikan bawasannya sampel mengandung golongan monosakarida dan disakarida didalamnya
karena terjadi Reduksi Cu2+ menjadi Cu+ oleh monosakarida / disakarida dalam suasana asam. Reaksi
yang terjadi :

Uji Barfoed sampel 3

Dari hasil uji barfoed menghasilkan endapan merah bata pada menit ke 5 dan tidak terjadi
penambahan endapan hingga menit ke 10, diduga dalam sampel tersebut mengandung monosakarida.
Endapan Cu2O ini terbentuk karena monosakarida menjadi lebih reaktif dalam suasana asam sehingga
membutuhkan waktu sebentar dalam rentang kurang dari 5 menit untuk mengendapkan Cu 2+ yang telah
tereduksi menjadi Cu+

Uji Iodine sampel 3

Dari uji iodine didapati hasil negative dimana sampel menunjukkan jika tidak mengandung
molekul polisakarida tetapi mengandung molekul monosakarida ataupun disakarida. Namun karena
menunjukkan endapan putih diduga sampel mengandung laktosa didalamnya
Analisis Kualitatif Karbohidrat (Sampel 4)
Uji Molish sampel 4

Dari hasil uji molish terbentuk cincin ungu, diduga dalam sampel tersebut mengandung
karbohidrat dalam sampel kecuali triosa dan tetrosa, uji ini dianggap positif mengandung
karbohidart jika terbenyuk cincin ungu. Prinsipnya adalah berdasarkan pada reaksi karbohidrat
dengan H2SO4 sehingga terbentuk senyawa hidroksi metil furfural dengan α-naftol akan
membentuk cincin senyawa kompleks berwarna ungu.

Mekanisme terbentuknya cincin ungu adalah pertama-tama karbohidrat terhidrolisis oleh


H2SO4 pekat menjadi monosakarida kemudian monosakarida tersebut masih dengan H2SO4
terkondensasi membentuk furfural yang kemudian bereaksi dengan alfanaftol sehingga
membentuk senyawa kompleks ungu (cincin ungu). Cincin ungu terbentuk akibat asam sulfat
pekat yang masuk melalui pinggir yang akan terkumpul di dasar tabung dan lama kelamaan
pada permukaan asam tadi terbentuk senyawa kompleks ungu sehingga larutan akan terlihat
menjadi tiga bagian yaitu bagian paling bawah berwarna bening dimana larutan tersebut adalah
asam, bagian tengah berwarna ungu yang disebut sebagai cincin ungu, dan paling atas adalah
sampel yang diduga mengadung karbohidrat.

Uji Bial sampel 4

Dari hasil uji bial terbentuk negative, jadi sampel diduga tidak ada gula pentose yang terkandung
dalam sampel

Uji Seliwanof sampel 4

Dari hasil uji seliwanof memberikan hasil negatif, karena tidak menghasilkan senyawa kompleks
berwarna merah sehingga diduga dalam sampel tersebut tidak mengandung fruktosa. prinsip dari uji ini
yaitu hidroksimetil furfural hasil dehidrasi fruktosa oleh HCl pekat akan berkondensasi dengan resorsinol
menghasilkan senyawa kompleks berwarna merah.
Uji Benedict sampel 4

Dari hasil uji Benedict terjadi perubahan pada sampel menjadi warna merah bata yang dapat
diindikasikan bawasannya sampel mengandung golongan monosakarida dan disakarida didalamnya
karena terjadi Reduksi Cu2+ menjadi Cu+ oleh monosakarida / disakarida dalam suasana asam. Reaksi
yang terjadi :

Uji Barfoed sampel 4

Dari hasil uji barfoed menghasilkan endapan merah bata pada menit ke 5 dan tidak terjadi
penambahan endapan hingga menit ke 10, diduga dalam sampel tersebut mengandung monosakarida.
Endapan Cu2O ini terbentuk karena monosakarida menjadi lebih reaktif dalam suasana asam sehingga
membutuhkan waktu sebentar dalam rentang kurang dari 5 menit untuk mengendapkan Cu 2+ yang telah
tereduksi menjadi Cu+

Uji Iodine sampel 4

Dari uji iodine didapati hasil sampel warna biru , diduga mengandung molekul dari pokisakarida
yaitu amilum (amilosa) . Dimana dari uji tersebut amilum akan membentuk warna biru atau biru pekat
jika bereaksi dengan iodine.
Kesimpulan keseluruhan
Tiap uji yang dilakukan pada 4 sampel, menunjukan hasil yang berbeda beda. Dimana sampel 1
mengandung karbohidrat H2SO4 pada uji molish, mengandung monosakarida dan disakarida yang
terjadi reduksi Cu2+ pada uji benedict, mengandung monosakarida yang bersifat asam karena
membutuhkan waktu sebentar untuk mengendapkan Cu 2+ pada uji barfoed, dan mengandung
polisakarida jenis amilum pada uji iodie.

Sampel 2 mengandung karbohidrat H2SO4 pada uji molish, mengandung gula pentose pada uji
bial, mengandung fruktosa pada uji seliwanof, mengandung monosakarida dan disakarida yang
terjadi reduksi Cu2+ pada uji benedict , mengandung monosakarida yang bersifat asam karena
membutuhkan waktu sebentar untuk mengendapkan Cu 2+ pada uji barfoed.

Sampel 3 mengandung karbohidrat H2SO4 pada uji molish, mengandung fruktosa pada uji
seliwanof, mengandung monosakarida dan disakarida yang terjadi reduksi Cu 2+ pada uji benedict,
mengandung monosakarida yang bersifat asam karena membutuhkan waktu sebentar untuk
mengendapkan Cu2+ pada uji barfoed, karena ada endapan putih diduga mengandung laktosa pada uji
iodie.

Sampel 4 mengandung karbohidrat H2SO4 pada uji molish, mengandung monosakarida dan
disakarida yang terjadi reduksi Cu2+ pada uji benedict, mengandung monosakarida yang bersifat asam
karena membutuhkan waktu sebentar untuk mengendapkan Cu 2+ pada uji barfoed, dan mengandung
polisakarida jenis amilum pada uji iodie.

2 molekul karbohidrat yang terkandung dalam tiap sampel

Sampel 1

Sampel 2

Sampel 3

Sampel 4

Anda mungkin juga menyukai