Anda di halaman 1dari 53

LAPORAN PRAKTIKUM

VALIDASI METODE ANALISIS CAMPURAN PARACETAMOL DAN CAFFEIN


DALAM SEDIAAN FARMASI SECARA HIGH PERFORMANCE LIQUID
CHROMATOGRAPHY (HPLC)

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Analisis Obat dan Narkoba yang dibina oleh
Lukky Jayadi, S. Farm., M. Farm. Apt.

Disusun oleh:
Kelompok 4
Elok Oktavianti P17120191001
Nailus Sofia P17120191003
Jasmine Mar’ah Qonita P17120191005
Yunda Lestari P17120193018
Anisatur Rahmah Kurniawan P17120193019
Alifia Auradita P17120193020
Aura Luna Aisyah Khadafi P17120193024
Ellen Qalyubi. A. P17120193029
Jauhar Fatin Muna P17120193031
Aulia Agustin P17120193035
Berliana Try Amaya. M P17120193042

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG

JURUSAN GIZI

PRODI D3 ANALIS FARMASI DAN MAKANAN

2021
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kombinasi obat dapat memberikan potensi dan reaksi yang semakin meningkat
untuk dapat memberikan keringanan pada rasa sakit dengan cepat dan efek samping
yang lebih rendah. Hal ini menjadikan kombinasi obat seperti parasetamol dan kafein
menjadi kombinasi yang efektif dalam farmasetik. Parasetamol menjadi obat analgetik
antipiretik yang dapat dikombinasikan dengan kafein yang dapat digunakan dalam
terapi dengan kombinasi antara obat tersebut. Dalam persediaanya obat yang memiliki
kandungan parasetamol dan kafein dapat memberikan efek analgetik dan antipiretik
pada sakit kepada dan flu. Penggunaan oabt ini semakin meningkat sehingga
penggunaannya menjadi penting dalam mengawasi dalam menjamin pencapaian efek
yang terjadi dengan baik.
Kombinasi antara obat dalam sediaanya harus memenuhi persyaratan mutu,
efikasi dan keamanan unutk dapat digunakan dan dianalisis untuk memastikan obat
tersebut mengandung jumlah yang sesuai dengan memberikan efek yang diharapkan.
Penelitian ini menggunakan metode HPLC dengan menggunakan kromatografi cair
untuk analisis dalam tujuan efektivitas yang lebih banyak dalam fase gerak. HPLC ini
merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan dalam proses pemisahan dalam zat
cair. Prinsip kerja HPLC adalah pemisahan komponen analit berdasarkan
kepolarannya, setiap campuran yang yang keluar akan terdeteksi dengan detektor dan
direkam dalam bentuk kromatogram, dimana jumlah peak menyatakan jumlah
komponen, sedangkan luas peak menyatakan konsentrasi komponen dalam campuran
1.2 Tujuan
Mahasiswa mampu mengetahui cara pengujian dan penetapan kadar
paracetamol dan kafein dalam sediaan sampel obat yang terdiri dari camouran obat
paracetom dan kafein dengan menggunakan metode kromatografi yaitu Kromatografi
Cair Kinerja Tinggi (KCKT).
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Obat
Obat merupakan bahan tunggal atau campuran yang digunakan sebagai
pengobatan, penyembuhan, dan pencegahan penyakit pada manusia dan hewan. Banyak
obat yang memiliki berbagai bentuk dan persediaan karena perkembangan zaman. Obat
yang sering digunakan sebagai pengobatan untuk menghilangkan sakit, nyeri, dan
penurun panas karena obat ini bekerja sebagai analgetik dan antipiretik, yaitu
paracetmol. Obat paracetamol dijual bebas atau dapat melalui resep dokter. Obat ini
juga dapat digunakan sebagai obat flu. Paracetamol memiliki nama lain asetaminofen
yang biasanya dikombinasikan dengan beberapa zat aktif pada obat
2.2 Paracetamol
Parasetamol (asetaminofen) adalah obat analgetik non narkotik dengan cara
kerja menghambat sintesis prostaglandin terutama di sistem syaraf pusat (SSP).
Parasetamol digunakan secara luas di berbagai negara baik dalam bentuk sediaan
tunggal sebagai analgetik-antipiretik maupun kombinasi dengan obat lain dalam
sediaan obat flu, melalui resep dokter atau yang dijual bebas (Lusiana, 2002).
Paracetamol memiliki nama lain asetaminofen merupakan senyawa dengan rumus
molekul C8H9NO2 dan memiliki bobot molekul 151,6. Parasetamol merupakan serbuk
hablur putih, tidak berbau, dan berasa sedikit pahit. Parasetamol memiliki serapan
maksimum pada panjang gelombang kurang lebih 244 nm. Menurut Farmakope
Indonesia edisi IV, tablet parasetamol mengandung parasetamol tidak kurang dari 90%
dan tidak lebih dari 110% dari jumlah yang tertera pada etiket.
Parasetamol (asetaminofen) mempunyai daya kerja analgetik, antipiretik, tidak
mempunyai daya kerja anti radang, dan tidak menyebabkan iritasi serta peradangan
lambung (Sartono, 1993). Parasetamol berguna untuk nyeri ringan dan sedang, seperti
nyeri kepala, mialgia, nyeri paska melahirkan dan keadaan lain (Katzung, 2004).
Parasetamol dimetabolisir oleh hati dan dikeluarkan melalui ginjal. Senyawa ini
merupakan senyawa metabolit aktif fenasetin, namun tidak memiliki sifat karsinogenik
(menyebabkan kanker). Senyawa ini bila dikombinasikan dengan obat anti inflamasi
non steroid (NSAID) atau obat pereda nyeri opioid, dapat digunakan untuk mengobati
nyeri yang lebih parah (Ansel, 1989).
2.3 Kafein
Kafein atau 1,3,7- trimetil xantin, berbentuk anhidrat atau hidrat yang mengandung 1
molekul air. Mengandung tidak kurang dari 98,5% dan tidak lebih dari 101,0%
C6H10N4O2, dihitung terhadap zat anhidrat. Kafein merupakan serbuk putih atau
bntuk jarum mengkilap putih yang biasanya menggumpal, tidak berbau,berasa pahit.
Kafein larut dalam air, etanol, kloroform, sukar larut dalam eter. Kafein memiliki titik
lebur antara 235oC dan 237,5oC. Metode yang dapat digunakan untuk menganalisis
kombinasi parasetamol dan kafein yaitu kromatografi cair kinerja tinggi (Depkes RI,
1995).
2.4 Validasi Metode
Validasi metoda analisis adalah suatu tindakan penilaian terhadap parameter tertentu,
berdasarkan percobaan laboratorium, untuk membuktikan bahwa parameter tersebut
memenuhi persyaratan untuk penggunaannya. Berikut adalah beberapa validasai
metode :
1. Kecermatan (accuracy)
Kecermatan adalah ukuran yang menunjukkan derajat kedekatan hasil analis dengan
kadar analit yang sebenarnya. Kecermatan dinyatakan sebagai persen perolehan
kembali (recovery) analit yang ditambahkan. Kecermatan hasil analis sangat
tergantung kepada sebaran galat sistematik di dalam keseluruhan tahapan analisis.
Oleh karena itu untuk mencapai kecermatan yang tinggi hanya dapat dilakukan
dengan cara mengurangi galat sistematik tersebut seperti menggunakan peralatan
yang telah dikalibrasi, menggunakan pereaksi dan pelarut yang baik, pengontrolan
suhu, dan pelaksanaannya yang cermat, taat asas sesuai prosedur.
Cara penentuan:
Kecermatan ditentukan dengan dua cara yaitu metode simulasi (spiked-placebo
recovery) atau metode penambahan baku (standard addition method). Kriteria
kecermatan sangat tergantung kepada konsentrasi analit dalam matriks sampel dan
pada keseksamaan metode (RSD). Vanderwielen, dkk menyatakan bahwa selisih
kadar pada berbagai penentuan (Xd) harus 5% atau kurang pada setiap konsentrasi
analit pada mana prosedur dilakukan.
2. Keseksamaan (precision)
Keseksamaan adalah ukuran yang menunjukkan derajat kesesuaian antara hasil
uji individual, diukur melalui penyebaran hasil individual dari rata-rata jika prosedur
diterapkan secara berulang pada sampel-sampel yang diambil dari campuran yang
homogen.
Cara Penentuan :
Keseksamaan diukur sebagai simpangan baku atau simpangan baku relatif
(koefisien variasi). Keseksamaan dapat dinyatakan sebagai keterulangan
(repeatability) atau ketertiruan (reproducibility). Keterulangan adalah keseksamaan
metode jika dilakukan berulang kali oleh analis yang sama pada kondisi sama dan
dalam interval waktu yang pendek. Keterulangan dinilai melalui pelaksanaan
penetapan terpisah lengkap terhadap sampel-sampel identik yang terpisah dari batch
yang sama, jadi memberikan ukuran keseksamaan pada kondisi yang normal.
3. Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi
Batas deteksi adalah jumlah terkecil analit dalam sampel yang dapat dideteksi yang
masih memberikan respon signifikan dibandingkan dengan blangko. Batas deteksi
merupakan parameter uji batas. Batas kuantitasi merupakan parameter pada analisis
renik dan diartikan sebagai kuantitas terkecil analit dalam sampel yang masih dapat
memenuhi kriteria cermat dan seksama
Cara Penentuan : .
Penentuan batas deteksi suatu metode berbeda-beda tergantung pada metode analisis
itu menggunakan instrumen atau tidak. Pada analisis yang tidak menggunakan
instrumen batas tersebut ditentukan dengan mendeteksi analit dalam sampel pada
pengenceran bertingkat. Pada analisis instrumen batas deteksi dapat dihitung dengan
mengukur respon blangko beberapa kali lalu dihitung simpangan baku respon
blangko dan formula di bawah ini dapat digunakan untuk perhitungan. Batas deteksi
dan kuantitasi dapat dihitung secara statistik melalui garis regresi linier dari kurva
kalibrasi. Nilai pengukuran akan sama dengan nilai b pada persamaan garis linier y
= a + bx, sedangkan simpangan baku blanko sama dengan simpangan baku residual
(Sy/x.)
4. Selektivitas
Selektivitas atau spesifisitas suatu metode adalah kemampuannya yang hanya
mengukur zat tertentu saja secara cermat dan seksama dengan adanya komponen lain
yang mungkin ada dalam matriks sampel. Selektivitas seringkali dapat dinyatakan
sebagai derajat penyimpangan (degree of bias) metode yang dilakukan terhadap
sampel yang mengandung bahan yang ditambahkan berupa cemaran, hasil urai,
senyawa sejenis, senyawa asing lainnya, dan dibandingkan terhadap hasil analisis
sampel yang tidak mengandung bahan lain yang ditambahkan
Cara penentuan:
Selektivitas metode ditentukan dengan membandingkan hasil analisis sampel yang
mengandung cemaran, hasil urai, senyawa sejenis, senyawa asing lainnya atau
pembawa plasebo dengan hasil analisis sampel tanpa penambahan bahan-bahan tadi.
Penyimpangan hasil jika ada merupakan selisih dari hasil uji keduanya. Jika cemaran
dan hasil urai tidak dapat diidentifikasi atau tidak dapat diperoleh, maka selektivitas
dapat ditunjukkan dengan cara menganalisis sampel yang mengandung cemaran atau
hasil uji urai dengan metode yang hendak diuji lalu dibandingkan dengan metode
lain untuk pengujian kemurnian seperti kromatografi, analisis kelarutan fase, dan
Differential Scanning Calorimetry. Derajat kesesuaian kedua hasil analisis tersebut
merupakan ukuran selektivitas. Pada metode analisis yang melibatkan kromatografi,
selektivitas ditentukan melalui perhitungan daya resolusinya (Rs).
BAB III
METODE KERJA
3.1 Alat
− Labu ukur 50 ml
− Labu ukur 100 ml
− Spatula
− Mikropipet
− Gelas beaker
− Vial
− Vial HPLC
− Timbangan analitik
− Pipet tetes
− Syringe
− Syringe filter
− Ultrasonic
− Instrument HPLC
3.2 Bahan
− Paracetamol p.a
− Kafein p.a
− Sampel panadol
− Aquades
− Metanol
3.3 Prosedur:

1. Pembuatan pelarut atau fase gerak → Akuades : Etanol (60:40)


- Dimasukkan akuades sebanyak 600 ml ke dalam gelas beaker 1000 ml
- Ditambahkan etanol sebanyak 400 ml ke dalam gelas beaker berisi akuades
- Diaduk hingga homogen
2. Pembuatan Larutan Induk Paracetamol 1000 ppm
- Ditimbang paracetamol p.a kurang lebih sebanyak 50 mg (massa penimbangan
waktu praktikum= 50 mg), ditimbang pada labu ukur 50 ml
- Ditambahkan larutan akuades-etanol (60:40) hingga tepat tanda batas.
- Dikocok hingga homogen.
3. Pembuatan Larutan Induk Kafein 100 ppm
- Ditimbang kafein p.a kurang lebih sebanyak 10 mg (massa penimbangan waktu
praktikum= 10,0 mg), ditimbang pada labu ukur 100 ml
- Ditambahkan larutan akuades-etanol (60:40) hingga tepat tanda batas.
- Dikocok hingga homogen.
4. Pengenceran Larutan Baku Campuran Paracetamol dan Kafein
- Dipipet larutan baku paracetamol 1000 ppm sebanyak 50 µL, 60 µL, 70 µL, 80 µL,
90 µL, 100 µL, 110 µL, 120 µL, 130 µL,140 µL.
- Dimasukkan masing-masing ke dalam labu ukur 10 ml.
- Dilanjutkan dengan penambahan dengan larutan baku kafein
- Dipipet larutan baku kafein 100 ppm sebanyak 70 µL, 80 µL, 90 µL, 100 µL, 110
µL, µL, 120 µL, 130 µL, 140 µL,150 µL, 160 µL.
- Dimasukkan ke dalam labu ukur 10 ml yang sama dengan pemipetan larutan baku
paracetamol (ketentuan : baku paracetamol 50 µL dengan baku kafein 70 µL, dan
seterusnya).
- Diencerkan dengan pelarut akuades:etanol (60:40) hingga tanda batas.
- Dikocok hingga homogen.
5. Preparasi sampel
- Ditimbang sampel krim sebanyak 10 mg (untuk perhitungan sampel panadol
ditimbang sebanyak 13,7 mg) di dalam labu ukur 10 ml
- Masing masing direplikasi dengan replikasi pemipetan.
- Dipipet larutan sampel 1000 ppm sebanyak 0,24 ml atau 240 µL (untuk akurasi
80%) dan dilakukan replikasi sebanyak 3 kali. Dimasukkan ke dalam 3 labu ukur
10 ml berbeda. Diencerkan dengan pelarut akuades:etanol (60:40) hingga tanda
batas. Dihomogenkan dan dipindahkan ke dalam vial.
- Dipipet larutan sampel 1000 ppm sebanyak 0,30 ml atau 300 µL (untuk akurasi
100%) dan dilakukan replikasi sebanyak 6 kali. Dimasukkan ke dalam 6 labu ukur
10 ml berbeda. Diencerkan dengan pelarut akuades:etanol (60:40) hingga tanda
batas. Dihomogenkan dan dipindahkan ke dalam vial.
- Dipipet larutan sampel 1000 ppm sebanyak 0,36 ml atau 360 µL (untuk akurasi
120%) dan dilakukan replikasi sebanyak 3 kali. Dimasukkan ke dalam 3 labu ukur
10 ml berbeda. Diencerkan dengan pelarut akuades:etanol (60:40) hingga tanda
batas. Dihomogenkan dan dipindahkan ke dalam vial.
- Didapatkan 12 labu ukur atau 12 larutan sampel dan diberi label masing-masing.
6. Pengukuran dengan HPLC
- Dipindahkan atau diinjeksikan larutan baku dan larutan sampel ke dalam vial HPLC
dengan syringe yang dilengkapi syringe filter.
- Dimasukkan ke dalam alat HPLC dan dilakukan pengukuran
- Diamati hasilnya dan digunakan untuk perhitungan kadar
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Perhitungan Pelarut

Diketahui:

Diket :
- Volume total pelarut = 1000 ml = 1 L
- Perbandingan akuades : etanol = 60 : 40
- Jumlah perbandingan = 100
Ditanya : volume akuades dan volume etanol?
Jawab :
60
- Volume akuades = 100 × 1000 𝑚𝑙

= 600 𝑚𝑙
40
- Volume metanol = × 1000 𝑚𝑙
100

= 400 𝑚𝑙

Larutan baku paracetamol = 1000 ppm dan larutan baku kafein = 100 ppm

Perhitungan Larutan Induk Paracetamol

Diketahui : konsentrasi = 1000 ppm → 50 mg dalam 50 ml

50
volume = 50 mL → 1000 L = 0,05 L

Ditanya : massa paracetamol p.a = ….. mg

massa zat terlarut (mg)


Jawab : ppm = volume larutan (L)

𝑚
1000 ppm = 0,05 𝐿

m = 50 mg

Hasil penimbangan = 50 mg
Perhitungan Larutan Induk Kafein

Diketahui : konsentrasi = 100 ppm → 10 mg dalam 100 ml

100
volume = 100 mL → 1000 L = 0,1 L

Ditanya : massa paracetamol p.a = ….. mg

massa zat terlarut (mg)


Jawab : ppm = volume larutan (L)

𝑚
100 ppm = 0,1 𝐿

m = 10 mg

Hasil penimbangan = 10 mg

Perhitungan larutan baku Paracetamol (rentang 5-50 ppm) – Digunakan baku


paracetamol 5-14 ppm
• Konsentrasi 5 ppm • Konsentrasi 10 ppm
M1.V1 = M2.V2 M1.V1 = M2.V2
1000 ppm x V1 = 5 ppm x 10 ml 1000 ppm x V1 = 10 ppm x 10 ml
V = 0,05 ml V = 0,10 ml
V = 0,05 x 1000 µL V = 0,10 x 1000 µL
V = 50 µL V = 100 µL
• Konsentrasi 6 ppm • Konsentrasi 11 ppm
M1.V1 = M2.V2 M1.V1 = M2.V2
1000 ppm x V1 = 6 ppm x 10 ml 1000 ppm x V1 = 11 ppm x 10 ml
V = 0,06 ml V = 0,11 ml
V = 0,06 x 1000 µL V = 0,11 x 1000 µL
V = 60 µL V = 110 µL
• Konsentrasi 7 ppm • Konsentrasi 12 ppm
M1.V1 = M2.V2 M1.V1 = M2.V2
1000 ppm x V1 = 7 ppm x 10 ml 1000 ppm x V1 = 12 ppm x 10 ml
V = 0,07 ml V = 0,12 ml
V = 0,07 x 1000 µL V = 0,12 x 1000 µL
V = 70 µL V = 120 µL
• Konsentrasi 8 ppm • Konsentrasi 13 ppm
M1.V1 = M2.V2 M1.V1 = M2.V2
1000 ppm x V1 = 8 ppm x 10 ml 1000 ppm x V1 = 13 ppm x 10 ml
V = 0,08 ml V = 0,13 ml
V = 0,08 x 1000 µL V = 0,13 x 1000 µL
V = 80 µL V = 130 µL
• Konsentrasi 9 ppm • Konsentrasi 14 ppm
M1.V1 = M2.V2 M1.V1 = M2.V2
1000 ppm x V1 = 9 ppm x 10 ml 1000 ppm x V1 = 14 ppm x 10 ml
V = 0,09 ml V = 0,14 ml
V = 0,09 x 1000 µL V = 0,14 x 1000 µL
V = 90 µL V = 140 µL

Perhitungan Larutan Baku Kafein (rentang 0,7-7ppm) – digunakan baku 0,7 – 1,6 ppm

Diketahui : Sampel panadol mengandung 500 mg paracetamol dan 65 mg kafein

Perbandingan : pct : kafein = 500 mg : 65 mg = 7 : 1

Rentang paracetamol = 5-50 ppm

Ditanya : Rentang kafein?

Jawab :

1
Rentang minimum = x5
7

= 0,7 ppm

1
Rentang maksimum = = x 50
7

= 7 ppm

Jadi, rentang baku kafein yang digunakan adalah 0,7 ppm – 7 ppm

• Konsentrasi 0,7 ppm • Konsentrasi 1,2 ppm


M1.V1 = M2.V2 M1.V1 = M2.V2
100 ppm x V1 = 0,7 ppm x 10 ml 100 ppm x V1 = 1,2 ppm x 10 ml
V = 0,07 ml V = 0,12 ml
V = 0,07 x 1000 µL V = 0,12 x 1000 µL
V = 70 µL V = 120 µL
• Konsentrasi 0,8 ppm • Konsentrasi 1,3 ppm
M1.V1 = M2.V2 M1.V1 = M2.V2
100 ppm x V1 = 0,8 ppm x 10 ml 100 ppm x V1 = 1,3 ppm x 10 ml
V = 0,08 ml V = 0,13 ml
V = 0,08 x 1000 µL V = 0,13 x 1000 µL
V = 80 µL V = 130 µL
• Konsentrasi 0,9 ppm • Konsentrasi 1,4 ppm
M1.V1 = M2.V2 M1.V1 = M2.V2
100 ppm x V1 = 0,9 ppm x 10 ml 100 ppm x V1 = 1,4 ppm x 10 ml
V = 0,09 ml V = 0,14 ml
V = 0,09 x 1000 µL V = 0,14 x 1000 µL
V = 90 µL V = 140 µL
• Konsentrasi 1 ppm • Konsentrasi 1,5 ppm
M1.V1 = M2.V2 M1.V1 = M2.V2
100 ppm x V1 = 1 ppm x 10 ml 100 ppm x V1 = 1,5 ppm x 10 ml
V = 0,1 ml V = 0,15 ml
V = 0,1 x 1000 µL V = 0,15 x 1000 µL
V = 100 µL V = 150 µL
• Konsentrasi 1,1 ppm • Konsentrasi 1,6 ppm
M1.V1 = M2.V2 M1.V1 = M2.V2
100 ppm x V1 = 1,1 ppm x 10 ml 100 ppm x V1 = 1,6 ppm x 10 ml
V = 0,11 ml V = 0,16 ml
V = 0,11 x 1000 µL V = 0,15 x 1000 µL
V = 110 µL V = 160 µL

LINIERITAS AREA

PARACETAMOL

Konsentrasi (ppm)) Area


5 90778
6 108212
8 146523
9 165311
10 193865
11 207805
12 241096
13 261471
14 280640

Kurva Area Paracetamol


300000
y = 21556x - 22361
250000 R = 0,9975

200000
Area

150000
Series1
100000
Linear (Series1)
50000

0
0 5 10 15
Konsentrasi (ppm)

Persamaan: y = bx + a
y = 21556x – 22361
R = 0,9975
KAFEIN

Konsentrasi (ppm) Area


0,9 5003
1 6359
1,2 9271
1,3 10624
1,4 13277
1,6 16279
Kurva Area Kafein
18000
16000 y = 16289x - 9954
14000 R = 0,9955
12000
10000
Area

8000 Series1
6000 Linear (Series1)
4000
2000
0
0 0.5 1 1.5 2
Konsentrasi (ppm)

Persamaan: y = bx + a
y = 16289x – 9954
R = 0,9955
LINIERITAS TINGGI

PARACETAMOL

Konsentrasi (ppm) Tinggi


5 10468
6 12338
8 16657
10 21812
11 23725
12 26897
13 29052
14 31281

Kurva Tinggi Paracetamol


35000
30000
25000 y = 2354x - 1725
Absorbansi

20000 R = 0,9989
15000 Series1
10000
Linear (Series1)
5000
0
0 5 10 15
Konsentrasi (ppm)
Persamaan: y = bx + a
y = 2354x – 1725
R = 0,9989
KAFEIN

Konsentrasi (ppm) Area


0,7 297
0,9 494
1 595
1,2 778
1,3 890
1,4 1036
1,6 1233

Kurva Tinggi Kafein


1400
y = 1042x - 446,2
1200
R = 0,9985
1000
800
Tinggi

600 Series1
400 Linear (Series1)
200
0
0 0.5 1 1.5 2
Konsentrasi (ppm)

Persamaan: y = bx + a
y = 1042x – 446,2
R = 0,9985

AKURASI DAN PRESISI

1. Perhitungan Rata-rata Massa Sampel

Diketahui:

m1 = 687,2 mg m2 = 680,7 mg
m3 = 693,6 mg m7 = 693,1 mg

m4 = 693,4 mg m8 = 675,7 mg

m5 = 682,5 mg m9 = 692,2 mg

m6 = 690,9 mg m10 = 684,4 mg

Ditanya: Rata-rata massa?

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
Dijawab: Rata-rata = 10

6873,7 𝑚𝑔
= = 687,37 mg
10

2. Perhitungan Massa Sampel yang ditimbang


Diketahui: Massa rata-rata = 687,37 mg
Ditanya: massa sampel?
10 𝑚𝑔
Dijawab: m = 500 𝑚𝑔 𝑥 687,37 𝑚𝑔 = 13,75 mg

13,75 mg mengandung 10 mg paracetamol dan 1,43 mg kafein, sisanya bahan tambahan


tablet.
3. Perhitungan konsentrasi sampel
Diketahui: Massa pct = 10 mg
Volume = 10 ml
Ditanya: konsentrasi sampel?
10 𝑚𝑔
Dijawab: M = 𝑥 1000 = 1000 𝑝𝑝𝑚
10 𝑚𝑙

4. Pengenceran Akurasi, Presisi, dan pk


a. 80%
Diketahui: M1 = 1000 ppm
M2 = 24 ppm
V2 = 10 ml
Ditanya: V1?
Dijawab: M1 . V1 = M2 . V2
1000 ppm.V1 = 24 ppm. 10 ml
V1 = 0,24 ml
b. 100%
Diketahui: M1 = 1000 ppm
M2 = 30 ppm
V2 = 10 ml
Ditanya: V1?
Dijawab: M1 . V1 = M2 . V2
1000 ppm.V1 = 30 ppm. 10 ml
V1 = 0,3 ml
c. 120%
Diketahui: M1 = 1000 ppm
M2 = 36 ppm
V2 = 10 ml
Ditanya: V1?
Dijawab: M1 . V1 = M2 . V2
1000 ppm.V1 = 36 ppm. 10 ml
V1 = 0,36 ml
5. Perhitungan Akurasi Paracetamol
a. Area
80% 100% 120%
691097 870128 1045124
707800 875808 1033124
691775 860146 1027224

1) Perhitungan 80%
a) Replikasi 1
Diket: area = 691097
Konsentrasi teoritis= 24 ppm
Ditanya: % akurasi?
Dijawab: y = 21556x – 22361
691097 = 21556x – 22361
X = 33,1 ppm
33,1 𝑝𝑝𝑚
%akurasi = x 100%
24 𝑝𝑝𝑚

= 137,9%
b) Replikasi 2
Diket: area = 707800
Konsentrasi teoritis= 24 ppm
Ditanya: % akurasi?
Dijawab: y = 21556x – 22361
707800 = 21556x – 22361
X = 33,87
33,87 𝑝𝑝𝑚
%akurasi = x 100%
24 𝑝𝑝𝑚

= 141,1%
c) Replikasi 3
Diket: area = 691775
Konsentrasi teoritis= 24 ppm
Ditanya: % akurasi?
Dijawab: y = 21556x – 22361
691775 = 21556x – 22361
X = 33,13
33,13 𝑝𝑝𝑚
%akurasi = x 100%
24 𝑝𝑝𝑚

= 138 %
d) Rata-rata akurasi 80%
Diket: replikasi 1= 137,9%
Replikasi 2 =141,1%
Replikasi 3 = 138%
Ditanya: Rata-rata akurasi ?
𝑅𝑒𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖 1+𝑟𝑒𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖 2+𝑟𝑒𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖 3
Dijawab: Rata = 3
417
= = 139%
3

2) Perhitungan 100%
a) Replikasi 1
Diket: area = 870128
Konsentrasi teoritis= 30 ppm
Ditanya: % akurasi?
Dijawab: y = 21556x – 22361
8710128 = 21556x – 22361
X = 41,40 ppm
41,40 𝑝𝑝𝑚
%akurasi = x 100%
30 𝑝𝑝𝑚

= 138%
b) Replikasi 2
Diket: area = 875808
Konsentrasi teoritis= 24 ppm
Ditanya: % akurasi?
Dijawab: y = 21556x – 22361
875808 = 21556x – 22361
X = 41,67 ppm
41,67 𝑝𝑝𝑚
%akurasi = 30 𝑝𝑝𝑚
x 100%

= 138,9%
c) Replikasi 3
Diket: area = 860146
Konsentrasi teoritis= 24 ppm
Ditanya: % akurasi?
Dijawab: y = 21556x – 22361
860146 = 21556x – 22361
X = 40,94 ppm
40,94 𝑝𝑝𝑚
%akurasi = x 100%
30 𝑝𝑝𝑚

= 136,5 %

d) Rata-rata akurasi 100%


Diket: replikasi 1= 138%
Replikasi 2 =138,9%
Replikasi 3 = 136,5%
Ditanya: Rata-rata akurasi ?
𝑅𝑒𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖 1+𝑟𝑒𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖 2+𝑟𝑒𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖 3
Dijawab: Rata = 3
413,4
= = 137,8%
3

3) Perhitungan 120%
a) Replikasi 1
Diket: area = 1045124
Konsentrasi teoritis= 36 ppm
Ditanya: % akurasi?
Dijawab: y = 21556x – 22361
1045124 = 21556x – 22361
X = 49,52 ppm
49,52 𝑝𝑝𝑚
%akurasi = x 100%
36 𝑝𝑝𝑚

= 137,5%
b) Replikasi 2
Diket: area = 1033124
Konsentrasi teoritis= 24 ppm
Ditanya: % akurasi?
Dijawab: y = 21556x – 22361
1033124 = 21556x – 22361
X = 48,96 ppm
48,96 𝑝𝑝𝑚
%akurasi = x 100%
36 𝑝𝑝𝑚

= 136%
c) Replikasi 3
Diket: area = 1027224
Konsentrasi teoritis= 36 ppm
Ditanya: % akurasi?
Dijawab: y = 21556x – 22361
1027224 = 21556x – 22361
X = 48,69 ppm
48,69 𝑝𝑝𝑚
%akurasi = x 100%
36 𝑝𝑝𝑚

= 135,2 %
d) Rata-rata akurasi 120%
Diket: replikasi 1= 137,5%
Replikasi 2 =136%
Replikasi 3 = 135,2%
Ditanya: Rata-rata akurasi ?
𝑅𝑒𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖 1+𝑟𝑒𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖 2+𝑟𝑒𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖 3
Dijawab: Rata =
3
408,7
= = 136,23%
3
b. Tinggi
80% 100% 120%
75179 90638 106856
74985 90593 105902
72253 89219 105626

1) Perhitungan 80%
a) Replikasi 1
Diket: tinggi = 75179
Konsentrasi teoritis= 24 ppm
Ditanya: % akurasi?
Dijawab: y = 2354x – 1725
75179 = 2354x – 1725
X = 32,67 ppm
32,67 𝑝𝑝𝑚
%akurasi = x 100%
24 𝑝𝑝𝑚

= 136,1%
b) Replikasi 2
Diket: tinggi = 74985
Konsentrasi teoritis= 24 ppm
Ditanya: % akurasi?
Dijawab: y = 2354x – 1725
74985 = 2354x – 1725
X = 32,59
32,59 𝑝𝑝𝑚
%akurasi = x 100%
24 𝑝𝑝𝑚

= 135,8%
c) Replikasi 3
Diket: tinggi = 72253
Konsentrasi teoritis= 24 ppm
Ditanya: % akurasi?
Dijawab: y = 2354x – 1725
72253 = 2354x – 1725
X = 31,43
31,43 𝑝𝑝𝑚
%akurasi = 24 𝑝𝑝𝑚
x 100%

= 130,9 %
d) Rata-rata akurasi 80%
Diket: replikasi 1= 136,1%
Replikasi 2 =135,8%
Replikasi 3 = 130,9%
Ditanya: Rata-rata akurasi ?
𝑅𝑒𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖 1+𝑟𝑒𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖 2+𝑟𝑒𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖 3
Dijawab: Rata = 3
402,8
= = 134,3%
3

2) Perhitungan 100%
a) Replikasi 1
Diket: tinggi = 90638
Konsentrasi teoritis= 30 ppm
Ditanya: % akurasi?
Dijawab: y = 2354x – 1725
90638 = 2354x – 1725
X = 39,24 ppm
39,24 𝑝𝑝𝑚
%akurasi = x 100%
30 𝑝𝑝𝑚

= 130,8%
b) Replikasi 2
Diket: tinggi = 90593
Konsentrasi teoritis= 24 ppm
Ditanya: % akurasi?
Dijawab: y = 2354x – 1725
90593 = 2354x – 1725
X = 39,22 ppm
39,22 𝑝𝑝𝑚
%akurasi = x 100%
30 𝑝𝑝𝑚

= 130,7%
c) Replikasi 3
Diket: tinggi = 89219
Konsentrasi teoritis= 24 ppm
Ditanya: % akurasi?
Dijawab: y = 2354x – 1725
89219 = 2354x – 1725
X = 38,63 ppm
38,63 𝑝𝑝𝑚
%akurasi = 30 𝑝𝑝𝑚
x 100%

= 128,7 %
d) Rata-rata akurasi 100%
Diket: replikasi 1= 130,8%
Replikasi 2 =130,7%
Replikasi 3 = 128,7%
Ditanya: Rata-rata akurasi ?
𝑅𝑒𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖 1+𝑟𝑒𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖 2+𝑟𝑒𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖 3
Dijawab: Rata = 3
390,2
= = 130,1%
3

3) Perhitungan 120%
a) Replikasi 1
Diket: area = 106856
Konsentrasi teoritis= 36 ppm
Ditanya: % akurasi?
Dijawab: y = 2354x – 1725
106856 = 2354x – 1725
X = 46,13 ppm
46,13 𝑝𝑝𝑚
%akurasi = x 100%
36 𝑝𝑝𝑚

= 128,1%
b) Replikasi 2
Diket: tinggi = 105902
Konsentrasi teoritis= 24 ppm
Ditanya: % akurasi?
Dijawab: y = 2354x – 1725
105902 = 2354x – 1725
X = 45,72 ppm
45,72 𝑝𝑝𝑚
%akurasi = x 100%
36 𝑝𝑝𝑚

= 127%
c) Replikasi 3
Diket: tinggi = 105626
Konsentrasi teoritis= 36 ppm
Ditanya: % akurasi?
Dijawab: y = 2354x – 1725
105626 = 2354x – 1725
X = 45,60 ppm
45,60 𝑝𝑝𝑚
%akurasi = x 100%
36 𝑝𝑝𝑚

= 126,7 %
d) Rata-rata akurasi 120%
Diket: replikasi 1= 128,1%
Replikasi 2 =127%
Replikasi 3 = 126,7%
Ditanya: Rata-rata akurasi ?
𝑅𝑒𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖 1+𝑟𝑒𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖 2+𝑟𝑒𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖 3
Dijawab: Rata = 3
381,8
= = 127,3%
3

6. Perhitungan Konsentrasi Teoritis


Diketahui : Sampel panadol mengandung 500 mg paracetamol dan 65 mg kafein
Perbandingan : pct : kafein = 500 mg : 65 mg = 7 : 1
Rentang paracetamol = 5-50 ppm
Ditanya : Konsentrasi toritis 80%, 100%, dan 120%?
Jawab :
1
Konsentrasi teoritis 80% = 7
x 24 ppm = 3,4 ppm
1
Konsentrasi teoritis 100% = x 30 ppm = 4,3 ppm
7
1
Konsentrasi teoritis 120% = x 36 ppm = 5,1 ppm
7

7. Perhitungan Akurasi Kafein


a. Area
80% 100% 120%
36974 47597 58689
37228 46447 58281
36390 46341 57969
1) Perhitungan 80%
a) Replikasi 1
Diket: area = 36974
Konsentrasi teoritis= 3,4 ppm
Ditanya: % akurasi?
Dijawab: y = 16289x – 9954
36974 = 16289x – 9954
X = 2,88 ppm
2,88 𝑝𝑝𝑚
%akurasi = x 100%
3,4 𝑝𝑝𝑚

= 84,7%
b) Replikasi 2
Diket: area = 37228
Konsentrasi teoritis= 3,4 ppm
Ditanya: % akurasi?
Dijawab: y = 16289x – 9954
37228 = 16289x – 9954
X = 2,9
2,9 𝑝𝑝𝑚
%akurasi = 3,4 𝑝𝑝𝑚 x 100%

= 85,3%
c) Replikasi 3
Diket: area = 36390
Konsentrasi teoritis= 3,4 ppm
Ditanya: % akurasi?
Dijawab: y = 16289x – 9954
36390 = 16289x – 9954
X = 2,84
2,84 𝑝𝑝𝑚
%akurasi = x 100%
3,4 𝑝𝑝𝑚

= 83,5 %

d) Rata-rata akurasi 80%


Diket: replikasi 1= 84,7 %
Replikasi 2 = 85,3%
Replikasi 3 = 83,5%
Ditanya: Rata-rata akurasi ?
𝑅𝑒𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖 1+𝑟𝑒𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖 2+𝑟𝑒𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖 3
Dijawab: Rata = 3
253,5
= = 84,5%
3

2) Perhitungan 100%
a) Replikasi 1
Diket: area = 47597
Konsentrasi teoritis= 4,3 ppm
Ditanya: % akurasi?
Dijawab: y = 16289x – 9954
47597 = 16289x – 9954
X = 3,53 ppm
3,53 𝑝𝑝𝑚
%akurasi = x 100%
4,3 𝑝𝑝𝑚

= 82,1%
b) Replikasi 2
Diket: area = 46447
Konsentrasi teoritis= 4,3 ppm
Ditanya: % akurasi?
Dijawab: y = 16289x – 9954
46447 = 16289x – 9954
X = 3,46 ppm
3,46 𝑝𝑝𝑚
%akurasi = x 100%
4,3 𝑝𝑝𝑚

= 80,5%
c) Replikasi 3
Diket: area = 46341
Konsentrasi teoritis= 4,3 ppm
Ditanya: % akurasi?
Dijawab: y = 16289x – 9954
46341 = 16289x – 9954
X = 3,46 ppm
3,46 𝑝𝑝𝑚
%akurasi = x 100%
4,3 𝑝𝑝𝑚

= 80,4 %
d) Rata-rata akurasi 100%
Diket: replikasi 1= 82,1%
Replikasi 2 =80,5%
Replikasi 3 = 80,4%
Ditanya: Rata-rata akurasi ?
𝑅𝑒𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖 1+𝑟𝑒𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖 2+𝑟𝑒𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖 3
Dijawab: Rata = 3
243
= = 81%
3

3) Perhitungan 120%
1) Replikasi 1
Diket: area = 58689
Konsentrasi teoritis= 5,1 ppm
Ditanya: % akurasi?
Dijawab: y = 16289x – 9954
58689 = 16289x – 9954
X = 4,21 ppm
4,21 𝑝𝑝𝑚
%akurasi = x 100%
5,1 𝑝𝑝𝑚

= 82,5%
2) Replikasi 2
Diket: area = 58281
Konsentrasi teoritis= 5,1 ppm
Ditanya: % akurasi?
Dijawab: y = 16289x – 9954
58281 = 16289x – 9954
X = 4,19 ppm
4.19 𝑝𝑝𝑚
%akurasi = x 100%
5,1 𝑝𝑝𝑚

= 82,6%
3) Replikasi 3
Diket: area = 57969
Konsentrasi teoritis= 5,1 ppm
Ditanya: % akurasi?
Dijawab: y = 16289x – 9954
57969 = 16289x – 9954
X = 4,17 ppm
4,17 𝑝𝑝𝑚
%akurasi = x 100%
5,1 𝑝𝑝𝑚

= 81,8 %
4) Rata-rata akurasi 120%
Diket: replikasi 1= 82,5%
Replikasi 2 =82,6%
Replikasi 3 = 81,8%
Ditanya: Rata-rata akurasi ?
𝑅𝑒𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖 1+𝑟𝑒𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖 2+𝑟𝑒𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖 3
Dijawab: Rata = 3
246,9
= = 82,3%
3

b. Tinggi
80% 100% 120%
2542 3186 3837
2564 3190 3785
2482 3141 3772

1) Perhitungan 80%
a) Replikasi 1
Diket: tinggi = 2542
Konsentrasi teoritis= 3,4 ppm
Ditanya: % akurasi?
Dijawab: y = 1042x – 446,2
2542 = 1042x – 446,2
X = 2,87 ppm
2,87 𝑝𝑝𝑚
%akurasi = x 100%
3,4 𝑝𝑝𝑚

= 84,4%
b) Replikasi 2
Diket: tinggi = 2564
Konsentrasi teoritis= 3,4 ppm
Ditanya: % akurasi?
Dijawab: y = 1042x – 446,2
2564 = 1042x – 446,2
X = 2,89
2,89 𝑝𝑝𝑚
%akurasi = x 100%
3,4 𝑝𝑝𝑚

= 85%
c) Replikasi 3
Diket: tinggi = 2482
Konsentrasi teoritis= 3,4 ppm
Ditanya: % akurasi?
Dijawab: y = 1042x – 446,2
2482 = 1042x – 446,2
X = 2,81
2,81 𝑝𝑝𝑚
%akurasi = 3,4 𝑝𝑝𝑚
x 100%

= 82,6 %
d) Rata-rata akurasi 80%
Diket: replikasi 1= 84,4%
Replikasi 2 =85%
Replikasi 3 = 82,6%
Ditanya: Rata-rata akurasi ?
𝑅𝑒𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖 1+𝑟𝑒𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖 2+𝑟𝑒𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖 3
Dijawab: Rata = 3
252
= = 84%
3

2) Perhitungan 100%
a) Replikasi 1
Diket: tinggi = 3186
Konsentrasi teoritis= 4,3 ppm
Ditanya: % akurasi?
Dijawab: y = 1042x – 446,2
3186 = 1042x – 446,2
X = 3,48 ppm
3,48 𝑝𝑝𝑚
%akurasi = x 100%
4,3 𝑝𝑝𝑚

= 80,9%
b) Replikasi 2
Diket: tinggi = 3190
Konsentrasi teoritis= 4,3 ppm
Ditanya: % akurasi?
Dijawab: y = 1042x – 446,2
3190 = 1042x – 446,2
X = 3,49 ppm
3,49 𝑝𝑝𝑚
%akurasi = x 100%
4,3 𝑝𝑝𝑚

= 81,2%
c) Replikasi 3
Diket: tinggi = 3141
Konsentrasi teoritis= 4,3 ppm
Ditanya: % akurasi?
Dijawab: y = 1042x – 446,2
3141 = 1042x – 446,2
X = 3,44 ppm
3,44 𝑝𝑝𝑚
%akurasi = 4,3 𝑝𝑝𝑚
x 100%

= 80 %
d) Rata-rata akurasi 100%
Diket: replikasi 1= 80.9%
Replikasi 2 =81,2%
Replikasi 3 = 80%
Ditanya: Rata-rata akurasi ?
𝑅𝑒𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖 1+𝑟𝑒𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖 2+𝑟𝑒𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖 3
Dijawab: Rata = 3
242,1
= = 80,7%
3

3) Perhitungan 120%
a) Replikasi 1
Diket: tinggi = 3837
Konsentrasi teoritis= 5,1 ppm
Ditanya: % akurasi?
Dijawab: y = 1042x – 446,2
3837 = 1042x – 446,2
X = 4,11 ppm
4,11 𝑝𝑝𝑚
%akurasi = 5,1 𝑝𝑝𝑚
x 100%

= 80,6%
b) Replikasi 2
Diket: tinggi =3785
Konsentrasi teoritis= 5,1 ppm
Ditanya: % akurasi?
Dijawab: y = 1042x – 446,2
3785 = 1042x – 446,2
X = 4,06 ppm
4,06 𝑝𝑝𝑚
%akurasi = x 100%
5,1 𝑝𝑝𝑚

= 79,6%
c) Replikasi 3
Diket: tinggi = 3772
Konsentrasi teoritis= 5,1 ppm
Ditanya: % akurasi?
Dijawab: y = 1042x – 446,2
3772 = 1042x – 446,2
X = 4,05 ppm
4,05 𝑝𝑝𝑚
%akurasi = x 100%
5,1 𝑝𝑝𝑚

= 79,4 %
d) Rata-rata akurasi 120%
Diket: replikasi 1= 80,6%
Replikasi 2 = 79,6%
Replikasi 3 = 79,4%
Ditanya: Rata-rata akurasi ?
𝑅𝑒𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖 1+𝑟𝑒𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖 2+𝑟𝑒𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖 3
Dijawab: Rata = 3
239,6
= = 79,9%
3
8. Perhitungan Presisi
− Perhitungan presisi paracetamol area

Rentang Luas area Konsentrasi X̅ SD (ppm) RSD


80 % 691097 33,1 33,37 0,44 1,32 %
707800 33,87
691775 33,13
100% 870128 41,40 41,34 0,37 0,90 %
875808 41,67
860146 40,94
120% 1045124 49,52 49,06 0,42 0,85 %
1033124 48,96
1027224 48,69
− Perhitungan SD dan RSD rentang 80%

∑(𝑃−Pr)2 𝑆𝐷
SD = √ % RSD = 𝑃𝑟 × 100
𝑛−1

0,385 0,44
SD = √ 3−1 = 33,37 × 100

0,385
SD = √ = 1,32%
2

= √0,19025

= 0,44

− Perhitungan SD dan RSD rentang 100%

∑(𝑃−Pr)2 𝑆𝐷
SD = √ 𝑛−1
% RSD = 𝑃𝑟 × 100

0,2725 0,37
SD = √ = 41,34 × 100
3−1

0,2725
SD = √ = 0,90%
2

= √0,13625

= 0,37

− Perhitungan SD dan RSD rentang 120%

∑(𝑃−Pr)2 𝑆𝐷
SD = √ % RSD = 𝑃𝑟 × 100
𝑛−1

0,3585 0,42
SD = √ = 49,06 × 100
3−1
0,3585
SD = √ 2
= 0,85%

= √0,17925

= 0,42

− Perhitungan presisis paracetamol tinggi

− Perhitungan SD dan RSD rentang 80%

Rentang Tinggi Konsentrasi X̅ SD (ppm) RSD


80 % 75179 32,67 32,23 0,69 2,14 %
74985 32,59
72253 31,43
100% 90638 39,42 39,09 0,41 1,41 %
90593 39,22
89219 38,63
120% 106856 46,13 45,82 0,28 0,61 %
105902 45,72
105626 45,60
∑(𝑃−Pr)2 𝑆𝐷
SD = √ % RSD = 𝑃𝑟 × 100
𝑛−1

0,9632 0,69
SD = √ = 32,23 × 100
3−1

0,9632
SD = √ = 2,14%
2

= √0,4816

= 0,69

− Perhitungan SD dan RSD rentang 100%

∑(𝑃−Pr)2 𝑆𝐷
SD = √ % RSD = 𝑃𝑟 × 100
𝑛−1

0,3374 0,41
SD = √ = 39,09 × 100
3−1

0,3374
SD = √ = 1,41%
2

= √0,1687
= 0,41

− Perhitungan SD dan RSD rentang 120%

∑(𝑃−Pr)2 𝑆𝐷
SD = √ % RSD = 𝑃𝑟 × 100
𝑛−1

0,1545 0,28
SD = √ = 45,82 × 100
3−1

0,1545
SD = √ = 0,61%
2

= √0,07725

= 0,28

− Perhitungan presisi kafein area

Rentang Luas area Konsentrasi X̅ SD (ppm) RSD


80 % 36974 2,88 2,87 0,03 1,05 %
37228 2,9
36390 2,84
100% 47597 3,53 3,48 0,04 1,15 %
46447 3,46
46341 3,46
120% 58689 4,21 4,19 0,02 0,48 %
58281 4,19
57969 4,17
− Perhitungan SD dan RSD rentang 80%

∑(𝑃−Pr)2 𝑆𝐷
SD = √ % RSD = 𝑃𝑟 × 100
𝑛−1

0,0019 0,03
SD = √ = 2,87 × 100
3−1

0,0019
SD = √ 2
= 1,05 %

= √0,00095

= 0,03

− Perhitungan SD dan RSD rentang 100%

∑(𝑃−Pr)2 𝑆𝐷
SD = √ % RSD = 𝑃𝑟 × 100
𝑛−1
0,0033 0,04
SD = √ = 3,48 × 100
3−1

0,0033
SD = √ = 1,15%
2

= √0,00165

= 0,04

− Perhitungan SD dan RSD rentang 120%

∑(𝑃−Pr)2 𝑆𝐷
SD = √ % RSD = 𝑃𝑟 × 100
𝑛−1

0,0008 0,02
SD = √ 3−1
= 4,19 × 100

0,0008
SD = √ = 0,48%
2

= √0,0004

= 0,02

− Perhitungan presisi kafein tinggi

Rentang Tinggi Konsentrasi X̅ SD (ppm) RSD


80 % 2542 2,87 2,86 0,04 1,40 %
2564 2,89
2482 2,81
100% 3186 3,48 3,47 0,03 0,86 %
3190 3,49
3141 3,44
120% 3837 4,11 4,07 0,03 0,74 %
3785 4,06
3772 4,05
− Perhitungan SD dan RSD rentang 80%

∑(𝑃−Pr)2 𝑆𝐷
SD = √ % RSD = 𝑃𝑟 × 100
𝑛−1

0,0035 0,04
SD = √ = 2,86 × 100
3−1

0,0035
SD = √ = 1,40 %
2
= √0,00175

= 0,04

− Perhitungan SD dan RSD rentang 100%

∑(𝑃−Pr)2 𝑆𝐷
SD = √ % RSD = 𝑃𝑟 × 100
𝑛−1

0,0014 0,03
SD = √ = 3,47 × 100
3−1

0,0014
SD = √ = 0,86%
2

= √0,0007

= 0,03

− Perhitungan SD dan RSD rentang 120%

∑(𝑃−Pr)2 𝑆𝐷
SD = √ % RSD = 𝑃𝑟 × 100
𝑛−1

0,0021 0,03
SD = √ = 4,07 × 100
3−1

0,0021
SD = √ = 0,74%
2

= √0,00105

= 0,03

9. Perhitungan kadar

Penetapan Kadar Paracetamol:


10 mg
Konsentrasi Paracetamol = × 1000
10 ml

= 1000 ppm

Diambil konsentrasi teoritis pada akurasi 100% yaitu 30 ppm

Volume pemipetan untuk 30 ppm

M1 x V1 = M2 x V2

1000 ppm x V1 = 30 ppm x 10 ml

V1 = 0,3 ml
V1 = 300 µL

Perhitungan Area Paracetamol

a. Replikasi 1
- Konsentrasi
Diketahui: area = 902424
Ditanya: Konsentrasi (ppm)?
Dijawab:
y = 21556x – 22361
902424 = 21556x – 22361
924785 = 21556x
X = 42,90 ppm
- Kadar
Diketahui: Konsentrasi Percobaan = 42,90 ppm
Konsentrasi Teoritis = 30 ppm
Ditanya: Kadar Replikasi 1?
Dijawab:
𝐾𝑜𝑛𝑠.𝑃𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
% kadar = 𝑥100
𝐾𝑜𝑛𝑠.𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
42,90 𝑝𝑝𝑚
% kadar = 𝑥100
30 𝑝𝑝𝑚

% kadar = 143%
b. Replikasi 2
- Konsentrasi
Diketahui: area = 871541
Ditanya: Konsentrasi (ppm)?
Dijawab:
y = 21556x – 22361
871541 = 21556x – 22361
893901 = 21556x
X = 41,47 ppm
- Kadar
Diketahui: Konsentrasi Percobaan = 41,47 ppm
Konsentrasi Teoritis = 30 ppm
Ditanya: Kadar Replikasi 2?
Dijawab:
𝐾𝑜𝑛𝑠.𝑃𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
% kadar = 𝑥100
𝐾𝑜𝑛𝑠.𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
41,47 𝑝𝑝𝑚
% kadar = 𝑥100
30 𝑝𝑝𝑚

% kadar = 138,2%
c. Replikasi 3
- Konsentrasi
Diketahui: area = 875928
Ditanya: Konsentrasi (ppm)?
Dijawab:
y = 21556x – 22361
875928 = 21556x – 22361
898289 = 21556x
X = 41,67 ppm
- Kadar
Diketahui: Konsentrasi Percobaan = 41,67 ppm
Konsentrasi Teoritis = 30 ppm
Ditanya: Kadar Replikasi 3?
Dijawab:
𝐾𝑜𝑛𝑠.𝑃𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
% kadar = 𝑥100
𝐾𝑜𝑛𝑠.𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
41,67𝑝𝑝𝑚
% kadar = 𝑥100
30 𝑝𝑝𝑚

% kadar = 138,9%

Perhitungan Tinggi Paracetamol

a. Replikasi 1
- Konsentrasi
Diketahui: tinggi = 92850
Ditanya: Konsentrasi (ppm)?
Dijawab:
y = 2354x - 1725
92850 = 2354x – 1725
94575 = 2354x
X = 40,18 ppm
- Kadar
Diketahui: Konsentrasi Percobaan = 40,18 ppm
Konsentrasi Teoritis = 30 ppm
Ditanya: Kadar Replikasi 1?
Dijawab:
𝐾𝑜𝑛𝑠.𝑃𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
% kadar = 𝑥100
𝐾𝑜𝑛𝑠.𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
40,18 𝑝𝑝𝑚
% kadar = 𝑥100
30 𝑝𝑝𝑚

% kadar = 133,9%
b. Replikasi 2
- Konsentrasi
Diketahui: tinggi = 88369
Ditanya: Konsentrasi (ppm)?
Dijawab:
y = 2354x - 1725
88369 = 2354x – 1725
90094 = 2354x
X = 38,27 ppm
- Kadar
Diketahui: Konsentrasi Percobaan = 38,27 ppm
Konsentrasi Teoritis = 30 ppm
Ditanya: Kadar Replikasi 2?
Dijawab:
𝐾𝑜𝑛𝑠.𝑃𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
% kadar = 𝐾𝑜𝑛𝑠.𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
𝑥100
38,27 𝑝𝑝𝑚
% kadar = 30 𝑝𝑝𝑚
𝑥100

% kadar = 127,6%
c. Replikasi 3
- Konsentrasi
Diketahui: tinggi = 87258
Ditanya: Konsentrasi (ppm)?
Dijawab:
y = 2354x – 1725
87258 = 2354x - 1725
88983 = 2354x
X = 37,80 ppm
- Kadar
Diketahui: Konsentrasi Percobaan = 37,80 ppm
Konsentrasi Teoritis = 30 ppm
Ditanya: Kadar Replikasi 3?
Dijawab:
𝐾𝑜𝑛𝑠.𝑃𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
% kadar = 𝑥100
𝐾𝑜𝑛𝑠.𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
37,80 𝑝𝑝𝑚
% kadar = 𝑥100
30 𝑝𝑝𝑚

% kadar = 126%

Data rata-rata kadar paracetamol

Kadar 1 Kadar 2 Kadar 3 Rata-rata


Area 143% 138,2% 138,9% 140%
Tinggi 133,9% 127,6% 126% 129,2%

Penetapan Kadar Kafein:


1 mg
Konsentrasi Kafein = 10 ml × 1000

= 100 ppm

Konsentrasi teoritis Paracetamol pada akurasi 100% = 30 ppm

Perbandingan Paracetamol : Kafein = 7:1 (500 mg : 65 mg)


1
Konsentrasi Teoritis Kafein = × 30 ppm
7

Konsentrasi Teoritis Kafein = 4,3 ppm

Volume pemipetan untuk 4,3 ppm

M1 x V1 = M2 x V2

100 ppm x V1 = 4,3 ppm x 10 ml

V1 = 0,43 ml

V1 = 430 µL
Perhitungan Area Kafein

a. Replikasi 1
- Konsentrasi
Diketahui: area = 50588
Ditanya: Konsentrasi (ppm)?
Dijawab:
y = 16289x – 9954
50588 = 16289x - 9954
60542 = 16289x
X = 3,72 ppm
- Kadar
Diketahui: Konsentrasi Percobaan = 3,72 ppm
Konsentrasi Teoritis = 4,3 ppm
Ditanya: Kadar Replikasi 1?
Dijawab:
𝐾𝑜𝑛𝑠.𝑃𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
% kadar = 𝑥100
𝐾𝑜𝑛𝑠.𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
3,72 𝑝𝑝𝑚
% kadar = 𝑥100
4,3 𝑝𝑝𝑚

% kadar = 86,51%
b. Replikasi 2
- Konsentrasi
Diketahui: area = 49713
Ditanya: Konsentrasi (ppm)?
Dijawab:
y = 16289x – 9954
49713 = 16289x - 9954
59667 = 16289x
X = 3,66 ppm
- Kadar
Diketahui: Konsentrasi Percobaan = 3,66 ppm
Konsentrasi Teoritis = 4,3 ppm
Ditanya: Kadar Replikasi 2?
Dijawab:
𝐾𝑜𝑛𝑠.𝑃𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
% kadar = 𝑥100
𝐾𝑜𝑛𝑠.𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
3,66 𝑝𝑝𝑚
% kadar = 𝑥100
4,3 𝑝𝑝𝑚

% kadar = 85,12%
c. Replikasi 3
- Konsentrasi
Diketahui: area = 49276
Ditanya: Konsentrasi (ppm)?
Dijawab:
y = 16289x – 9954
49276 = 16289x - 9954
59230 = 16289x
X = 3,64 ppm
- Kadar
Diketahui: Konsentrasi Percobaan = 3,64 ppm
Konsentrasi Teoritis = 4,3 ppm
Ditanya: Kadar Replikasi 3?
Dijawab:
𝐾𝑜𝑛𝑠.𝑃𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
% kadar = 𝑥100
𝐾𝑜𝑛𝑠.𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
3,64 𝑝𝑝𝑚
% kadar = 𝑥100
4,3 𝑝𝑝𝑚

% kadar = 84,65%

Perhitungan Tinggi Kafein

a. Replikasi 1
- Konsentrasi
Diketahui: tinggi = 3244
Ditanya: Konsentrasi (ppm)?
Dijawab:
y = 1042x – 446,2
3244 = 1042x – 446,2
3690,2 = 1042x
X = 3,54 ppm
- Kadar
Diketahui: Konsentrasi Percobaan = 3,54 ppm
Konsentrasi Teoritis = 4,3 ppm
Ditanya: Kadar Replikasi 1?
Dijawab:
𝐾𝑜𝑛𝑠.𝑃𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
% kadar = 𝑥100
𝐾𝑜𝑛𝑠.𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
3,54 𝑝𝑝𝑚
% kadar = 𝑥100
4,3 𝑝𝑝𝑚

% kadar = 82,33%
b. Replikasi 2
- Konsentrasi
Diketahui: tinggi = 3122
Ditanya: Konsentrasi (ppm)?
Dijawab:
y = 1042x – 446,2
3122 = 1042x – 446,2
3568,2 = 1042x
X = 3,42 ppm
- Kadar
Diketahui: Konsentrasi Percobaan = 3,42 ppm
Konsentrasi Teoritis = 4,3 ppm
Ditanya: Kadar Replikasi 2?
Dijawab:
𝐾𝑜𝑛𝑠.𝑃𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
% kadar = 𝑥100
𝐾𝑜𝑛𝑠.𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
3,42 𝑝𝑝𝑚
% kadar = 𝑥100
4,3 𝑝𝑝𝑚

% kadar = 79,53%
c. Replikasi 3
- Konsentrasi
Diketahui: tinggi = 3042
Ditanya: Konsentrasi (ppm)?
Dijawab:
y = 1042x – 446,2
3042 = 1042x – 446,2
3488,2 = 1042x
X = 3,35 ppm
- Kadar
Diketahui: Konsentrasi Percobaan = 3,35 ppm
Konsentrasi Teoritis = 4,3 ppm
Ditanya: Kadar Replikasi 1?
Dijawab:
𝐾𝑜𝑛𝑠.𝑃𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
% kadar = 𝑥100
𝐾𝑜𝑛𝑠.𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
3,35 𝑝𝑝𝑚
% kadar = 𝑥100
4,3 𝑝𝑝𝑚

% kadar = 77,91%

Data rata-rata Kadar Kafein:

Kadar 1 Kadar 2 Kadar 3 Rata-rata


Area 86,51% 85,12% 84,65% 85,43 %
Tinggi 82,33%% 79,53% 77,91% 79,92 %

10. Perhitungan LOD dan LOQ

Paracetamol
1. Area
2. Konsentrasi Area (y) 𝑦̂ (y - 𝑦̂) (y - 𝑦̂)2
(ppm))
5 90778 85420 5358 28708164
6 108212 106976 1236 1527696
8 146523 150088 -3565 12709225
9 165311 171645 -6334 40119556
10 193865 193201 664 440896
11 207805 214757 -6952 48330304
12 241096 236314 4782 22867524
13 261471 257870 3601 12967201
14 280640 279426 1214 1473796
Jumlah 169.144.362

(y − 𝑦̂)2
Sy/x =√ 𝑛−2

169.144.362
=√ 7

= 4915,6
3 𝑥 𝑆𝑦/𝑥
LOD = 𝑏
3 𝑥 4915,6
= 21556

= 0,68
10 𝑥 𝑆𝑦/𝑥
LOQ = 𝑏
10 𝑥 4915,6
= 21556

= 2,28
2. Tinggi
Konsentrasi Tinggi (y) 𝑦̂ (y - 𝑦̂) (y - 𝑦̂)2
(ppm)
5 10468 10048,7 -419,3 175812,49
6 12338 12403,5 -65,3 4264,09
8 16657 17113,3 -456,3 208209,69
10 21812 21823,1 -11,1 123,21
11 23725 24177,9 -452,9 205118,41
12 26897 26532,8 364,2 132641,64
13 29052 28887,8 164,2 26961,64
14 31281 31242,6 38,4 1474,56
Jumlah 754605,73

(y − 𝑦̂)2
Sy/x =√ 𝑛−2

754605,73
=√ 6

= 354,6
3 𝑥 𝑆𝑦/𝑥
LOD =
𝑏
3 𝑥 354,6
=
2354

= 0,45
10 𝑥 𝑆𝑦/𝑥
LOQ = 𝑏
10 𝑥 354,6
= = 1,5
2354

Kafein
1. Area
Konsentrasi (ppm) Area (y) 𝑦̂ (y - 𝑦̂) (y - 𝑦̂)2
0,9 5003 4705,9 297,1 88268,41
1 6359 6334,8 24,2 585,64
1,2 9271 9592,5 -321,5 103362,25
1,3 10624 11221,4 -597,4 356886,76
1,4 13277 12850,3 425,7 182072,89
1,6 16279 16108,06 170,94 29220.48
Jumlah 760396,43

(y − 𝑦̂)2
Sy/x =√ 𝑛−2

760396,43
=√
4

= 436
3 𝑥 𝑆𝑦/𝑥
LOD = 𝑏
3 𝑥 436
= 16289

= 0,08
10 𝑥 𝑆𝑦/𝑥
LOQ = 𝑏
10 𝑥 436
= 16289

= 0,26
2. Tinggi
Konsentrasi (ppm) Tinggi (y) 𝑦̂ (y - 𝑦̂) (y - 𝑦̂)2
0,7 297 283,7 13,3 176,89
0,9 494 492,3 1,7 2,89
1 595 596,5 -1,5 2,25
1,2 778 805,1 -27,1 734,41
1,3 890 909,4 -19,4 376,36
1,4 1036 1013,6 22,4 501,76
1,6 1233 1222,2 10,8 116,64
Jumlah 1911,2
(y − 𝑦̂)2
Sy/x =√ 𝑛−2

1911,2
=√ 5

= 19,5

3 𝑥 𝑆𝑦/𝑥
LOD = 𝑏
3 𝑥 19,5
= 1042

= 0,056
10 𝑥 𝑆𝑦/𝑥
LOQ = 𝑏
10 𝑥 19,5
= 1042

= 0,187
4.2 Pembahasan
Dalam percobaan ini dilakukan validasi metode analisis campuran paracetamol kafein
pada sediaan tablet secara High Performance Liquid Chromatography (HPLC). Hal yang
pertama dilakukan adalah membuat pelarut aquades ; etanol dengan perbandingan 60:40.
Kemudian dibuat masing-masing larutan induk paracetamol dan larutan induk kafein,
kemudian dibuat larutan baku paracetamol dan kafein dengan dipipet larutan induk
paracetamol 1000 ppm sebanyak 50 µL, 60 µL, 70 µL, 80 µL, 90 µL, 100 µL, 110 µL, 120 µL,
130 µL,140 µL dalam 10 mL labu ukur, kemudian ditambahkan larutan induk kafein kafein
100 ppm sebanyak 70 µL, 80 µL, 90 µL, 100 µL, 110 µL, µL, 120 µL, 130 µL, 140 µL,150
µL, 160 µL pada labu ukur yang sama dengan baku paracetamol.

Setelah itu dibuat larutan sampel dengan ditimbang 13,7 mg tablet sampel pada 10 ml
labu ukur dan diencerkan dengan replikasi pemipetan. Dipipet larutan sampel 1000 ppm
sebanyak 0,24 ml atau 240 µL (untuk akurasi 80%) dan dilakukan replikasi sebanyak 3 kali.
Dimasukkan ke dalam 3 labu ukur 10 ml berbeda. Diencerkan dengan pelarut akuades:etanol
(60:40) hingga tanda batas. Dihomogenkan dan dipindahkan ke dalam vial. Dipipet larutan
sampel 1000 ppm sebanyak 0,30 ml atau 300 µL (untuk akurasi 100%) dan dilakukan replikasi
sebanyak 6 kali. Dimasukkan ke dalam 6 labu ukur 10 ml berbeda. Diencerkan dengan pelarut
akuades:etanol (60:40) hingga tanda batas. Dihomogenkan dan dipindahkan ke dalam vial.
Dipipet larutan sampel 1000 ppm sebanyak 0,36 ml atau 360 µL (untuk akurasi 120%) dan
dilakukan replikasi sebanyak 3 kali. Dimasukkan ke dalam 3 labu ukur 10 ml berbeda.
Diencerkan dengan pelarut akuades:etanol (60:40) hingga tanda batas. Dihomogenkan dan
dipindahkan ke dalam vial. Kemudian masing-masing larutan baku dan sampel yang telah
dibuat diukur menggunakan alat HPLC. Dan dilakukan analisis dengan parameter akurasi,
presisi, LOD, LOQ dan Seletifitas.

Hasil yang didapatkan yaitu terdapat 4 persamaan kurva dengan masing-masing


persamaannya untuk area pracetamol y = 21556x – 22361 dengan nilai r = 0,9975, peraaamaan
tinggi paracetamol y = 16289x – 9954 dengan nilai r = 0,9955, persamaan area kafein y =
2354x – 1725 dengan nilai r = 0,9989, dan persamaan tinggi kafein y = 1042x – 446,2 r =
0,9985. Kurva yang didapatkan memiliki niali linieritass yang baik dan nilai r telah memenuhi
persyaratan yaitu 0,99-1. Hasil pada parameter akurasi kurang baik karena hasil yang
didapatkan tidak memenuhi persyaratan yaitu rentang 98-102%. Untuk presisi, hasil yang
didapatkan cukup baik karena hampir semua nilai RSD kurang dari 2%, hanya saja terdapat 1
nilai yang melebihi 2% yaitu pada tinggi 80% paracetamol. Penentuan kadar tablet tidak
memenuhi persyaratan pada FI IV, karen hasil kadar percobaan tidak pada rentang 90%-110%.
Hal ini bisa saja disebabkan karena proses preparasi sampel yang kurang baik. Hasil LOD dan
LOQ untuk area paracetamol berturut turut adlah 0,68 dan 2,,28, untuk tinggi kafein adalah
0,45 dan 1,5. Untuk hasil LOD dan LOQ area kafein yaitu 0,08 dan 0,26, dan untuk tinggi
kafein adalah 0,056 dan 0,187. LOD merupakan jumlah terkecil analit dalam sampel yang
dapat dideteksi yang masih memberikan respon signifikan dibandingkan dengan blangko.
Batas deteksi merupakan parameter uji batas. Sedangakan LOQ merupakan parameter pada
analisis renik dan diartikan sebagai kuantitas terkecil analit dalam sampel yang masih dapat
memenuhi kriteria cermat dan seksama. Untuk Selektivitas atau spesifisitas didapatkan hasil
kromatogram yang cukup selektif dan seragam. Dari kromatogram yang diperoleh, dapat
menginterpretasikan hasil paracetamol dan kafein dengan baik. Pada validasi metode
percobaan ini, tidak semua parameter memberikan hasil yang tekah memenuhi persyaratan,
sehingga diperlukan pengulangan pengukuran agar didapatkan hasil yang baik.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa tidak semua
parameter validasi memenuhi persyaratan, sehingga perlu dilakukan pengulangan dan
evaluasi untuk pengukuran agar seluruh parameter dapat memenuhi syarat.
DAFTAR PUSTAKA
− Ansel. (2001). Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi (Terjemahan). Farida, I. Edisi Empat.
Jakarta: UI Press.

− Ansel, H.C., 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, diterjemahkan oleh Farida Ibrahim,
Asmanizar, Iis Aisyah, Edisi keempat, 255-271, 607-608, 700, Jakarta, UI Press.

− Harmita., 2004, Petunjuk Pelaksanaan Validasi Metode dan Cara Perhitungannya, Majalah
Ilmu Kefarmasian, Vol. I, No.3. 177-135.
LAMPIRAN

Gambar Keterangan

Sampel krim malam

Larutan sampel pengenceran

Larutan sampel hidroquinon


Larutan baku hidroquinon

Larutan baku kafein dan paracetamol

Proses pemindahan larutan baku dalam vial


HPLC

Anda mungkin juga menyukai