Untuk memenuhi tugas mata kuliah Analisis Obat dan Narkoba yang dibina oleh
Lukky Jayadi, S. Farm., M. Farm. Apt.
Disusun oleh:
Kelompok 4
Elok Oktavianti P17120191001
Nailus Sofia P17120191003
Jasmine Mar’ah Qonita P17120191005
Yunda Lestari P17120193018
Anisatur Rahmah Kurniawan P17120193019
Alifia Auradita P17120193020
Aura Luna Aisyah Khadafi P17120193024
Ellen Qalyubi. A. P17120193029
Jauhar Fatin Muna P17120193031
Aulia Agustin P17120193035
Berliana Try Amaya. M P17120193042
JURUSAN GIZI
2021
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kombinasi obat dapat memberikan potensi dan reaksi yang semakin meningkat
untuk dapat memberikan keringanan pada rasa sakit dengan cepat dan efek samping
yang lebih rendah. Hal ini menjadikan kombinasi obat seperti parasetamol dan kafein
menjadi kombinasi yang efektif dalam farmasetik. Parasetamol menjadi obat analgetik
antipiretik yang dapat dikombinasikan dengan kafein yang dapat digunakan dalam
terapi dengan kombinasi antara obat tersebut. Dalam persediaanya obat yang memiliki
kandungan parasetamol dan kafein dapat memberikan efek analgetik dan antipiretik
pada sakit kepada dan flu. Penggunaan oabt ini semakin meningkat sehingga
penggunaannya menjadi penting dalam mengawasi dalam menjamin pencapaian efek
yang terjadi dengan baik.
Kombinasi antara obat dalam sediaanya harus memenuhi persyaratan mutu,
efikasi dan keamanan unutk dapat digunakan dan dianalisis untuk memastikan obat
tersebut mengandung jumlah yang sesuai dengan memberikan efek yang diharapkan.
Penelitian ini menggunakan metode HPLC dengan menggunakan kromatografi cair
untuk analisis dalam tujuan efektivitas yang lebih banyak dalam fase gerak. HPLC ini
merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan dalam proses pemisahan dalam zat
cair. Prinsip kerja HPLC adalah pemisahan komponen analit berdasarkan
kepolarannya, setiap campuran yang yang keluar akan terdeteksi dengan detektor dan
direkam dalam bentuk kromatogram, dimana jumlah peak menyatakan jumlah
komponen, sedangkan luas peak menyatakan konsentrasi komponen dalam campuran
1.2 Tujuan
Mahasiswa mampu mengetahui cara pengujian dan penetapan kadar
paracetamol dan kafein dalam sediaan sampel obat yang terdiri dari camouran obat
paracetom dan kafein dengan menggunakan metode kromatografi yaitu Kromatografi
Cair Kinerja Tinggi (KCKT).
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Obat
Obat merupakan bahan tunggal atau campuran yang digunakan sebagai
pengobatan, penyembuhan, dan pencegahan penyakit pada manusia dan hewan. Banyak
obat yang memiliki berbagai bentuk dan persediaan karena perkembangan zaman. Obat
yang sering digunakan sebagai pengobatan untuk menghilangkan sakit, nyeri, dan
penurun panas karena obat ini bekerja sebagai analgetik dan antipiretik, yaitu
paracetmol. Obat paracetamol dijual bebas atau dapat melalui resep dokter. Obat ini
juga dapat digunakan sebagai obat flu. Paracetamol memiliki nama lain asetaminofen
yang biasanya dikombinasikan dengan beberapa zat aktif pada obat
2.2 Paracetamol
Parasetamol (asetaminofen) adalah obat analgetik non narkotik dengan cara
kerja menghambat sintesis prostaglandin terutama di sistem syaraf pusat (SSP).
Parasetamol digunakan secara luas di berbagai negara baik dalam bentuk sediaan
tunggal sebagai analgetik-antipiretik maupun kombinasi dengan obat lain dalam
sediaan obat flu, melalui resep dokter atau yang dijual bebas (Lusiana, 2002).
Paracetamol memiliki nama lain asetaminofen merupakan senyawa dengan rumus
molekul C8H9NO2 dan memiliki bobot molekul 151,6. Parasetamol merupakan serbuk
hablur putih, tidak berbau, dan berasa sedikit pahit. Parasetamol memiliki serapan
maksimum pada panjang gelombang kurang lebih 244 nm. Menurut Farmakope
Indonesia edisi IV, tablet parasetamol mengandung parasetamol tidak kurang dari 90%
dan tidak lebih dari 110% dari jumlah yang tertera pada etiket.
Parasetamol (asetaminofen) mempunyai daya kerja analgetik, antipiretik, tidak
mempunyai daya kerja anti radang, dan tidak menyebabkan iritasi serta peradangan
lambung (Sartono, 1993). Parasetamol berguna untuk nyeri ringan dan sedang, seperti
nyeri kepala, mialgia, nyeri paska melahirkan dan keadaan lain (Katzung, 2004).
Parasetamol dimetabolisir oleh hati dan dikeluarkan melalui ginjal. Senyawa ini
merupakan senyawa metabolit aktif fenasetin, namun tidak memiliki sifat karsinogenik
(menyebabkan kanker). Senyawa ini bila dikombinasikan dengan obat anti inflamasi
non steroid (NSAID) atau obat pereda nyeri opioid, dapat digunakan untuk mengobati
nyeri yang lebih parah (Ansel, 1989).
2.3 Kafein
Kafein atau 1,3,7- trimetil xantin, berbentuk anhidrat atau hidrat yang mengandung 1
molekul air. Mengandung tidak kurang dari 98,5% dan tidak lebih dari 101,0%
C6H10N4O2, dihitung terhadap zat anhidrat. Kafein merupakan serbuk putih atau
bntuk jarum mengkilap putih yang biasanya menggumpal, tidak berbau,berasa pahit.
Kafein larut dalam air, etanol, kloroform, sukar larut dalam eter. Kafein memiliki titik
lebur antara 235oC dan 237,5oC. Metode yang dapat digunakan untuk menganalisis
kombinasi parasetamol dan kafein yaitu kromatografi cair kinerja tinggi (Depkes RI,
1995).
2.4 Validasi Metode
Validasi metoda analisis adalah suatu tindakan penilaian terhadap parameter tertentu,
berdasarkan percobaan laboratorium, untuk membuktikan bahwa parameter tersebut
memenuhi persyaratan untuk penggunaannya. Berikut adalah beberapa validasai
metode :
1. Kecermatan (accuracy)
Kecermatan adalah ukuran yang menunjukkan derajat kedekatan hasil analis dengan
kadar analit yang sebenarnya. Kecermatan dinyatakan sebagai persen perolehan
kembali (recovery) analit yang ditambahkan. Kecermatan hasil analis sangat
tergantung kepada sebaran galat sistematik di dalam keseluruhan tahapan analisis.
Oleh karena itu untuk mencapai kecermatan yang tinggi hanya dapat dilakukan
dengan cara mengurangi galat sistematik tersebut seperti menggunakan peralatan
yang telah dikalibrasi, menggunakan pereaksi dan pelarut yang baik, pengontrolan
suhu, dan pelaksanaannya yang cermat, taat asas sesuai prosedur.
Cara penentuan:
Kecermatan ditentukan dengan dua cara yaitu metode simulasi (spiked-placebo
recovery) atau metode penambahan baku (standard addition method). Kriteria
kecermatan sangat tergantung kepada konsentrasi analit dalam matriks sampel dan
pada keseksamaan metode (RSD). Vanderwielen, dkk menyatakan bahwa selisih
kadar pada berbagai penentuan (Xd) harus 5% atau kurang pada setiap konsentrasi
analit pada mana prosedur dilakukan.
2. Keseksamaan (precision)
Keseksamaan adalah ukuran yang menunjukkan derajat kesesuaian antara hasil
uji individual, diukur melalui penyebaran hasil individual dari rata-rata jika prosedur
diterapkan secara berulang pada sampel-sampel yang diambil dari campuran yang
homogen.
Cara Penentuan :
Keseksamaan diukur sebagai simpangan baku atau simpangan baku relatif
(koefisien variasi). Keseksamaan dapat dinyatakan sebagai keterulangan
(repeatability) atau ketertiruan (reproducibility). Keterulangan adalah keseksamaan
metode jika dilakukan berulang kali oleh analis yang sama pada kondisi sama dan
dalam interval waktu yang pendek. Keterulangan dinilai melalui pelaksanaan
penetapan terpisah lengkap terhadap sampel-sampel identik yang terpisah dari batch
yang sama, jadi memberikan ukuran keseksamaan pada kondisi yang normal.
3. Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi
Batas deteksi adalah jumlah terkecil analit dalam sampel yang dapat dideteksi yang
masih memberikan respon signifikan dibandingkan dengan blangko. Batas deteksi
merupakan parameter uji batas. Batas kuantitasi merupakan parameter pada analisis
renik dan diartikan sebagai kuantitas terkecil analit dalam sampel yang masih dapat
memenuhi kriteria cermat dan seksama
Cara Penentuan : .
Penentuan batas deteksi suatu metode berbeda-beda tergantung pada metode analisis
itu menggunakan instrumen atau tidak. Pada analisis yang tidak menggunakan
instrumen batas tersebut ditentukan dengan mendeteksi analit dalam sampel pada
pengenceran bertingkat. Pada analisis instrumen batas deteksi dapat dihitung dengan
mengukur respon blangko beberapa kali lalu dihitung simpangan baku respon
blangko dan formula di bawah ini dapat digunakan untuk perhitungan. Batas deteksi
dan kuantitasi dapat dihitung secara statistik melalui garis regresi linier dari kurva
kalibrasi. Nilai pengukuran akan sama dengan nilai b pada persamaan garis linier y
= a + bx, sedangkan simpangan baku blanko sama dengan simpangan baku residual
(Sy/x.)
4. Selektivitas
Selektivitas atau spesifisitas suatu metode adalah kemampuannya yang hanya
mengukur zat tertentu saja secara cermat dan seksama dengan adanya komponen lain
yang mungkin ada dalam matriks sampel. Selektivitas seringkali dapat dinyatakan
sebagai derajat penyimpangan (degree of bias) metode yang dilakukan terhadap
sampel yang mengandung bahan yang ditambahkan berupa cemaran, hasil urai,
senyawa sejenis, senyawa asing lainnya, dan dibandingkan terhadap hasil analisis
sampel yang tidak mengandung bahan lain yang ditambahkan
Cara penentuan:
Selektivitas metode ditentukan dengan membandingkan hasil analisis sampel yang
mengandung cemaran, hasil urai, senyawa sejenis, senyawa asing lainnya atau
pembawa plasebo dengan hasil analisis sampel tanpa penambahan bahan-bahan tadi.
Penyimpangan hasil jika ada merupakan selisih dari hasil uji keduanya. Jika cemaran
dan hasil urai tidak dapat diidentifikasi atau tidak dapat diperoleh, maka selektivitas
dapat ditunjukkan dengan cara menganalisis sampel yang mengandung cemaran atau
hasil uji urai dengan metode yang hendak diuji lalu dibandingkan dengan metode
lain untuk pengujian kemurnian seperti kromatografi, analisis kelarutan fase, dan
Differential Scanning Calorimetry. Derajat kesesuaian kedua hasil analisis tersebut
merupakan ukuran selektivitas. Pada metode analisis yang melibatkan kromatografi,
selektivitas ditentukan melalui perhitungan daya resolusinya (Rs).
BAB III
METODE KERJA
3.1 Alat
− Labu ukur 50 ml
− Labu ukur 100 ml
− Spatula
− Mikropipet
− Gelas beaker
− Vial
− Vial HPLC
− Timbangan analitik
− Pipet tetes
− Syringe
− Syringe filter
− Ultrasonic
− Instrument HPLC
3.2 Bahan
− Paracetamol p.a
− Kafein p.a
− Sampel panadol
− Aquades
− Metanol
3.3 Prosedur:
Diketahui:
Diket :
- Volume total pelarut = 1000 ml = 1 L
- Perbandingan akuades : etanol = 60 : 40
- Jumlah perbandingan = 100
Ditanya : volume akuades dan volume etanol?
Jawab :
60
- Volume akuades = 100 × 1000 𝑚𝑙
= 600 𝑚𝑙
40
- Volume metanol = × 1000 𝑚𝑙
100
= 400 𝑚𝑙
Larutan baku paracetamol = 1000 ppm dan larutan baku kafein = 100 ppm
50
volume = 50 mL → 1000 L = 0,05 L
𝑚
1000 ppm = 0,05 𝐿
m = 50 mg
Hasil penimbangan = 50 mg
Perhitungan Larutan Induk Kafein
100
volume = 100 mL → 1000 L = 0,1 L
𝑚
100 ppm = 0,1 𝐿
m = 10 mg
Hasil penimbangan = 10 mg
Perhitungan Larutan Baku Kafein (rentang 0,7-7ppm) – digunakan baku 0,7 – 1,6 ppm
Jawab :
1
Rentang minimum = x5
7
= 0,7 ppm
1
Rentang maksimum = = x 50
7
= 7 ppm
Jadi, rentang baku kafein yang digunakan adalah 0,7 ppm – 7 ppm
LINIERITAS AREA
PARACETAMOL
200000
Area
150000
Series1
100000
Linear (Series1)
50000
0
0 5 10 15
Konsentrasi (ppm)
Persamaan: y = bx + a
y = 21556x – 22361
R = 0,9975
KAFEIN
8000 Series1
6000 Linear (Series1)
4000
2000
0
0 0.5 1 1.5 2
Konsentrasi (ppm)
Persamaan: y = bx + a
y = 16289x – 9954
R = 0,9955
LINIERITAS TINGGI
PARACETAMOL
20000 R = 0,9989
15000 Series1
10000
Linear (Series1)
5000
0
0 5 10 15
Konsentrasi (ppm)
Persamaan: y = bx + a
y = 2354x – 1725
R = 0,9989
KAFEIN
600 Series1
400 Linear (Series1)
200
0
0 0.5 1 1.5 2
Konsentrasi (ppm)
Persamaan: y = bx + a
y = 1042x – 446,2
R = 0,9985
Diketahui:
m1 = 687,2 mg m2 = 680,7 mg
m3 = 693,6 mg m7 = 693,1 mg
m4 = 693,4 mg m8 = 675,7 mg
m5 = 682,5 mg m9 = 692,2 mg
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
Dijawab: Rata-rata = 10
6873,7 𝑚𝑔
= = 687,37 mg
10
1) Perhitungan 80%
a) Replikasi 1
Diket: area = 691097
Konsentrasi teoritis= 24 ppm
Ditanya: % akurasi?
Dijawab: y = 21556x – 22361
691097 = 21556x – 22361
X = 33,1 ppm
33,1 𝑝𝑝𝑚
%akurasi = x 100%
24 𝑝𝑝𝑚
= 137,9%
b) Replikasi 2
Diket: area = 707800
Konsentrasi teoritis= 24 ppm
Ditanya: % akurasi?
Dijawab: y = 21556x – 22361
707800 = 21556x – 22361
X = 33,87
33,87 𝑝𝑝𝑚
%akurasi = x 100%
24 𝑝𝑝𝑚
= 141,1%
c) Replikasi 3
Diket: area = 691775
Konsentrasi teoritis= 24 ppm
Ditanya: % akurasi?
Dijawab: y = 21556x – 22361
691775 = 21556x – 22361
X = 33,13
33,13 𝑝𝑝𝑚
%akurasi = x 100%
24 𝑝𝑝𝑚
= 138 %
d) Rata-rata akurasi 80%
Diket: replikasi 1= 137,9%
Replikasi 2 =141,1%
Replikasi 3 = 138%
Ditanya: Rata-rata akurasi ?
𝑅𝑒𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖 1+𝑟𝑒𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖 2+𝑟𝑒𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖 3
Dijawab: Rata = 3
417
= = 139%
3
2) Perhitungan 100%
a) Replikasi 1
Diket: area = 870128
Konsentrasi teoritis= 30 ppm
Ditanya: % akurasi?
Dijawab: y = 21556x – 22361
8710128 = 21556x – 22361
X = 41,40 ppm
41,40 𝑝𝑝𝑚
%akurasi = x 100%
30 𝑝𝑝𝑚
= 138%
b) Replikasi 2
Diket: area = 875808
Konsentrasi teoritis= 24 ppm
Ditanya: % akurasi?
Dijawab: y = 21556x – 22361
875808 = 21556x – 22361
X = 41,67 ppm
41,67 𝑝𝑝𝑚
%akurasi = 30 𝑝𝑝𝑚
x 100%
= 138,9%
c) Replikasi 3
Diket: area = 860146
Konsentrasi teoritis= 24 ppm
Ditanya: % akurasi?
Dijawab: y = 21556x – 22361
860146 = 21556x – 22361
X = 40,94 ppm
40,94 𝑝𝑝𝑚
%akurasi = x 100%
30 𝑝𝑝𝑚
= 136,5 %
3) Perhitungan 120%
a) Replikasi 1
Diket: area = 1045124
Konsentrasi teoritis= 36 ppm
Ditanya: % akurasi?
Dijawab: y = 21556x – 22361
1045124 = 21556x – 22361
X = 49,52 ppm
49,52 𝑝𝑝𝑚
%akurasi = x 100%
36 𝑝𝑝𝑚
= 137,5%
b) Replikasi 2
Diket: area = 1033124
Konsentrasi teoritis= 24 ppm
Ditanya: % akurasi?
Dijawab: y = 21556x – 22361
1033124 = 21556x – 22361
X = 48,96 ppm
48,96 𝑝𝑝𝑚
%akurasi = x 100%
36 𝑝𝑝𝑚
= 136%
c) Replikasi 3
Diket: area = 1027224
Konsentrasi teoritis= 36 ppm
Ditanya: % akurasi?
Dijawab: y = 21556x – 22361
1027224 = 21556x – 22361
X = 48,69 ppm
48,69 𝑝𝑝𝑚
%akurasi = x 100%
36 𝑝𝑝𝑚
= 135,2 %
d) Rata-rata akurasi 120%
Diket: replikasi 1= 137,5%
Replikasi 2 =136%
Replikasi 3 = 135,2%
Ditanya: Rata-rata akurasi ?
𝑅𝑒𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖 1+𝑟𝑒𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖 2+𝑟𝑒𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖 3
Dijawab: Rata =
3
408,7
= = 136,23%
3
b. Tinggi
80% 100% 120%
75179 90638 106856
74985 90593 105902
72253 89219 105626
1) Perhitungan 80%
a) Replikasi 1
Diket: tinggi = 75179
Konsentrasi teoritis= 24 ppm
Ditanya: % akurasi?
Dijawab: y = 2354x – 1725
75179 = 2354x – 1725
X = 32,67 ppm
32,67 𝑝𝑝𝑚
%akurasi = x 100%
24 𝑝𝑝𝑚
= 136,1%
b) Replikasi 2
Diket: tinggi = 74985
Konsentrasi teoritis= 24 ppm
Ditanya: % akurasi?
Dijawab: y = 2354x – 1725
74985 = 2354x – 1725
X = 32,59
32,59 𝑝𝑝𝑚
%akurasi = x 100%
24 𝑝𝑝𝑚
= 135,8%
c) Replikasi 3
Diket: tinggi = 72253
Konsentrasi teoritis= 24 ppm
Ditanya: % akurasi?
Dijawab: y = 2354x – 1725
72253 = 2354x – 1725
X = 31,43
31,43 𝑝𝑝𝑚
%akurasi = 24 𝑝𝑝𝑚
x 100%
= 130,9 %
d) Rata-rata akurasi 80%
Diket: replikasi 1= 136,1%
Replikasi 2 =135,8%
Replikasi 3 = 130,9%
Ditanya: Rata-rata akurasi ?
𝑅𝑒𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖 1+𝑟𝑒𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖 2+𝑟𝑒𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖 3
Dijawab: Rata = 3
402,8
= = 134,3%
3
2) Perhitungan 100%
a) Replikasi 1
Diket: tinggi = 90638
Konsentrasi teoritis= 30 ppm
Ditanya: % akurasi?
Dijawab: y = 2354x – 1725
90638 = 2354x – 1725
X = 39,24 ppm
39,24 𝑝𝑝𝑚
%akurasi = x 100%
30 𝑝𝑝𝑚
= 130,8%
b) Replikasi 2
Diket: tinggi = 90593
Konsentrasi teoritis= 24 ppm
Ditanya: % akurasi?
Dijawab: y = 2354x – 1725
90593 = 2354x – 1725
X = 39,22 ppm
39,22 𝑝𝑝𝑚
%akurasi = x 100%
30 𝑝𝑝𝑚
= 130,7%
c) Replikasi 3
Diket: tinggi = 89219
Konsentrasi teoritis= 24 ppm
Ditanya: % akurasi?
Dijawab: y = 2354x – 1725
89219 = 2354x – 1725
X = 38,63 ppm
38,63 𝑝𝑝𝑚
%akurasi = 30 𝑝𝑝𝑚
x 100%
= 128,7 %
d) Rata-rata akurasi 100%
Diket: replikasi 1= 130,8%
Replikasi 2 =130,7%
Replikasi 3 = 128,7%
Ditanya: Rata-rata akurasi ?
𝑅𝑒𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖 1+𝑟𝑒𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖 2+𝑟𝑒𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖 3
Dijawab: Rata = 3
390,2
= = 130,1%
3
3) Perhitungan 120%
a) Replikasi 1
Diket: area = 106856
Konsentrasi teoritis= 36 ppm
Ditanya: % akurasi?
Dijawab: y = 2354x – 1725
106856 = 2354x – 1725
X = 46,13 ppm
46,13 𝑝𝑝𝑚
%akurasi = x 100%
36 𝑝𝑝𝑚
= 128,1%
b) Replikasi 2
Diket: tinggi = 105902
Konsentrasi teoritis= 24 ppm
Ditanya: % akurasi?
Dijawab: y = 2354x – 1725
105902 = 2354x – 1725
X = 45,72 ppm
45,72 𝑝𝑝𝑚
%akurasi = x 100%
36 𝑝𝑝𝑚
= 127%
c) Replikasi 3
Diket: tinggi = 105626
Konsentrasi teoritis= 36 ppm
Ditanya: % akurasi?
Dijawab: y = 2354x – 1725
105626 = 2354x – 1725
X = 45,60 ppm
45,60 𝑝𝑝𝑚
%akurasi = x 100%
36 𝑝𝑝𝑚
= 126,7 %
d) Rata-rata akurasi 120%
Diket: replikasi 1= 128,1%
Replikasi 2 =127%
Replikasi 3 = 126,7%
Ditanya: Rata-rata akurasi ?
𝑅𝑒𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖 1+𝑟𝑒𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖 2+𝑟𝑒𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖 3
Dijawab: Rata = 3
381,8
= = 127,3%
3
= 84,7%
b) Replikasi 2
Diket: area = 37228
Konsentrasi teoritis= 3,4 ppm
Ditanya: % akurasi?
Dijawab: y = 16289x – 9954
37228 = 16289x – 9954
X = 2,9
2,9 𝑝𝑝𝑚
%akurasi = 3,4 𝑝𝑝𝑚 x 100%
= 85,3%
c) Replikasi 3
Diket: area = 36390
Konsentrasi teoritis= 3,4 ppm
Ditanya: % akurasi?
Dijawab: y = 16289x – 9954
36390 = 16289x – 9954
X = 2,84
2,84 𝑝𝑝𝑚
%akurasi = x 100%
3,4 𝑝𝑝𝑚
= 83,5 %
2) Perhitungan 100%
a) Replikasi 1
Diket: area = 47597
Konsentrasi teoritis= 4,3 ppm
Ditanya: % akurasi?
Dijawab: y = 16289x – 9954
47597 = 16289x – 9954
X = 3,53 ppm
3,53 𝑝𝑝𝑚
%akurasi = x 100%
4,3 𝑝𝑝𝑚
= 82,1%
b) Replikasi 2
Diket: area = 46447
Konsentrasi teoritis= 4,3 ppm
Ditanya: % akurasi?
Dijawab: y = 16289x – 9954
46447 = 16289x – 9954
X = 3,46 ppm
3,46 𝑝𝑝𝑚
%akurasi = x 100%
4,3 𝑝𝑝𝑚
= 80,5%
c) Replikasi 3
Diket: area = 46341
Konsentrasi teoritis= 4,3 ppm
Ditanya: % akurasi?
Dijawab: y = 16289x – 9954
46341 = 16289x – 9954
X = 3,46 ppm
3,46 𝑝𝑝𝑚
%akurasi = x 100%
4,3 𝑝𝑝𝑚
= 80,4 %
d) Rata-rata akurasi 100%
Diket: replikasi 1= 82,1%
Replikasi 2 =80,5%
Replikasi 3 = 80,4%
Ditanya: Rata-rata akurasi ?
𝑅𝑒𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖 1+𝑟𝑒𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖 2+𝑟𝑒𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖 3
Dijawab: Rata = 3
243
= = 81%
3
3) Perhitungan 120%
1) Replikasi 1
Diket: area = 58689
Konsentrasi teoritis= 5,1 ppm
Ditanya: % akurasi?
Dijawab: y = 16289x – 9954
58689 = 16289x – 9954
X = 4,21 ppm
4,21 𝑝𝑝𝑚
%akurasi = x 100%
5,1 𝑝𝑝𝑚
= 82,5%
2) Replikasi 2
Diket: area = 58281
Konsentrasi teoritis= 5,1 ppm
Ditanya: % akurasi?
Dijawab: y = 16289x – 9954
58281 = 16289x – 9954
X = 4,19 ppm
4.19 𝑝𝑝𝑚
%akurasi = x 100%
5,1 𝑝𝑝𝑚
= 82,6%
3) Replikasi 3
Diket: area = 57969
Konsentrasi teoritis= 5,1 ppm
Ditanya: % akurasi?
Dijawab: y = 16289x – 9954
57969 = 16289x – 9954
X = 4,17 ppm
4,17 𝑝𝑝𝑚
%akurasi = x 100%
5,1 𝑝𝑝𝑚
= 81,8 %
4) Rata-rata akurasi 120%
Diket: replikasi 1= 82,5%
Replikasi 2 =82,6%
Replikasi 3 = 81,8%
Ditanya: Rata-rata akurasi ?
𝑅𝑒𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖 1+𝑟𝑒𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖 2+𝑟𝑒𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖 3
Dijawab: Rata = 3
246,9
= = 82,3%
3
b. Tinggi
80% 100% 120%
2542 3186 3837
2564 3190 3785
2482 3141 3772
1) Perhitungan 80%
a) Replikasi 1
Diket: tinggi = 2542
Konsentrasi teoritis= 3,4 ppm
Ditanya: % akurasi?
Dijawab: y = 1042x – 446,2
2542 = 1042x – 446,2
X = 2,87 ppm
2,87 𝑝𝑝𝑚
%akurasi = x 100%
3,4 𝑝𝑝𝑚
= 84,4%
b) Replikasi 2
Diket: tinggi = 2564
Konsentrasi teoritis= 3,4 ppm
Ditanya: % akurasi?
Dijawab: y = 1042x – 446,2
2564 = 1042x – 446,2
X = 2,89
2,89 𝑝𝑝𝑚
%akurasi = x 100%
3,4 𝑝𝑝𝑚
= 85%
c) Replikasi 3
Diket: tinggi = 2482
Konsentrasi teoritis= 3,4 ppm
Ditanya: % akurasi?
Dijawab: y = 1042x – 446,2
2482 = 1042x – 446,2
X = 2,81
2,81 𝑝𝑝𝑚
%akurasi = 3,4 𝑝𝑝𝑚
x 100%
= 82,6 %
d) Rata-rata akurasi 80%
Diket: replikasi 1= 84,4%
Replikasi 2 =85%
Replikasi 3 = 82,6%
Ditanya: Rata-rata akurasi ?
𝑅𝑒𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖 1+𝑟𝑒𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖 2+𝑟𝑒𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖 3
Dijawab: Rata = 3
252
= = 84%
3
2) Perhitungan 100%
a) Replikasi 1
Diket: tinggi = 3186
Konsentrasi teoritis= 4,3 ppm
Ditanya: % akurasi?
Dijawab: y = 1042x – 446,2
3186 = 1042x – 446,2
X = 3,48 ppm
3,48 𝑝𝑝𝑚
%akurasi = x 100%
4,3 𝑝𝑝𝑚
= 80,9%
b) Replikasi 2
Diket: tinggi = 3190
Konsentrasi teoritis= 4,3 ppm
Ditanya: % akurasi?
Dijawab: y = 1042x – 446,2
3190 = 1042x – 446,2
X = 3,49 ppm
3,49 𝑝𝑝𝑚
%akurasi = x 100%
4,3 𝑝𝑝𝑚
= 81,2%
c) Replikasi 3
Diket: tinggi = 3141
Konsentrasi teoritis= 4,3 ppm
Ditanya: % akurasi?
Dijawab: y = 1042x – 446,2
3141 = 1042x – 446,2
X = 3,44 ppm
3,44 𝑝𝑝𝑚
%akurasi = 4,3 𝑝𝑝𝑚
x 100%
= 80 %
d) Rata-rata akurasi 100%
Diket: replikasi 1= 80.9%
Replikasi 2 =81,2%
Replikasi 3 = 80%
Ditanya: Rata-rata akurasi ?
𝑅𝑒𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖 1+𝑟𝑒𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖 2+𝑟𝑒𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖 3
Dijawab: Rata = 3
242,1
= = 80,7%
3
3) Perhitungan 120%
a) Replikasi 1
Diket: tinggi = 3837
Konsentrasi teoritis= 5,1 ppm
Ditanya: % akurasi?
Dijawab: y = 1042x – 446,2
3837 = 1042x – 446,2
X = 4,11 ppm
4,11 𝑝𝑝𝑚
%akurasi = 5,1 𝑝𝑝𝑚
x 100%
= 80,6%
b) Replikasi 2
Diket: tinggi =3785
Konsentrasi teoritis= 5,1 ppm
Ditanya: % akurasi?
Dijawab: y = 1042x – 446,2
3785 = 1042x – 446,2
X = 4,06 ppm
4,06 𝑝𝑝𝑚
%akurasi = x 100%
5,1 𝑝𝑝𝑚
= 79,6%
c) Replikasi 3
Diket: tinggi = 3772
Konsentrasi teoritis= 5,1 ppm
Ditanya: % akurasi?
Dijawab: y = 1042x – 446,2
3772 = 1042x – 446,2
X = 4,05 ppm
4,05 𝑝𝑝𝑚
%akurasi = x 100%
5,1 𝑝𝑝𝑚
= 79,4 %
d) Rata-rata akurasi 120%
Diket: replikasi 1= 80,6%
Replikasi 2 = 79,6%
Replikasi 3 = 79,4%
Ditanya: Rata-rata akurasi ?
𝑅𝑒𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖 1+𝑟𝑒𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖 2+𝑟𝑒𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖 3
Dijawab: Rata = 3
239,6
= = 79,9%
3
8. Perhitungan Presisi
− Perhitungan presisi paracetamol area
∑(𝑃−Pr)2 𝑆𝐷
SD = √ % RSD = 𝑃𝑟 × 100
𝑛−1
0,385 0,44
SD = √ 3−1 = 33,37 × 100
0,385
SD = √ = 1,32%
2
= √0,19025
= 0,44
∑(𝑃−Pr)2 𝑆𝐷
SD = √ 𝑛−1
% RSD = 𝑃𝑟 × 100
0,2725 0,37
SD = √ = 41,34 × 100
3−1
0,2725
SD = √ = 0,90%
2
= √0,13625
= 0,37
∑(𝑃−Pr)2 𝑆𝐷
SD = √ % RSD = 𝑃𝑟 × 100
𝑛−1
0,3585 0,42
SD = √ = 49,06 × 100
3−1
0,3585
SD = √ 2
= 0,85%
= √0,17925
= 0,42
0,9632 0,69
SD = √ = 32,23 × 100
3−1
0,9632
SD = √ = 2,14%
2
= √0,4816
= 0,69
∑(𝑃−Pr)2 𝑆𝐷
SD = √ % RSD = 𝑃𝑟 × 100
𝑛−1
0,3374 0,41
SD = √ = 39,09 × 100
3−1
0,3374
SD = √ = 1,41%
2
= √0,1687
= 0,41
∑(𝑃−Pr)2 𝑆𝐷
SD = √ % RSD = 𝑃𝑟 × 100
𝑛−1
0,1545 0,28
SD = √ = 45,82 × 100
3−1
0,1545
SD = √ = 0,61%
2
= √0,07725
= 0,28
∑(𝑃−Pr)2 𝑆𝐷
SD = √ % RSD = 𝑃𝑟 × 100
𝑛−1
0,0019 0,03
SD = √ = 2,87 × 100
3−1
0,0019
SD = √ 2
= 1,05 %
= √0,00095
= 0,03
∑(𝑃−Pr)2 𝑆𝐷
SD = √ % RSD = 𝑃𝑟 × 100
𝑛−1
0,0033 0,04
SD = √ = 3,48 × 100
3−1
0,0033
SD = √ = 1,15%
2
= √0,00165
= 0,04
∑(𝑃−Pr)2 𝑆𝐷
SD = √ % RSD = 𝑃𝑟 × 100
𝑛−1
0,0008 0,02
SD = √ 3−1
= 4,19 × 100
0,0008
SD = √ = 0,48%
2
= √0,0004
= 0,02
∑(𝑃−Pr)2 𝑆𝐷
SD = √ % RSD = 𝑃𝑟 × 100
𝑛−1
0,0035 0,04
SD = √ = 2,86 × 100
3−1
0,0035
SD = √ = 1,40 %
2
= √0,00175
= 0,04
∑(𝑃−Pr)2 𝑆𝐷
SD = √ % RSD = 𝑃𝑟 × 100
𝑛−1
0,0014 0,03
SD = √ = 3,47 × 100
3−1
0,0014
SD = √ = 0,86%
2
= √0,0007
= 0,03
∑(𝑃−Pr)2 𝑆𝐷
SD = √ % RSD = 𝑃𝑟 × 100
𝑛−1
0,0021 0,03
SD = √ = 4,07 × 100
3−1
0,0021
SD = √ = 0,74%
2
= √0,00105
= 0,03
9. Perhitungan kadar
= 1000 ppm
M1 x V1 = M2 x V2
V1 = 0,3 ml
V1 = 300 µL
a. Replikasi 1
- Konsentrasi
Diketahui: area = 902424
Ditanya: Konsentrasi (ppm)?
Dijawab:
y = 21556x – 22361
902424 = 21556x – 22361
924785 = 21556x
X = 42,90 ppm
- Kadar
Diketahui: Konsentrasi Percobaan = 42,90 ppm
Konsentrasi Teoritis = 30 ppm
Ditanya: Kadar Replikasi 1?
Dijawab:
𝐾𝑜𝑛𝑠.𝑃𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
% kadar = 𝑥100
𝐾𝑜𝑛𝑠.𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
42,90 𝑝𝑝𝑚
% kadar = 𝑥100
30 𝑝𝑝𝑚
% kadar = 143%
b. Replikasi 2
- Konsentrasi
Diketahui: area = 871541
Ditanya: Konsentrasi (ppm)?
Dijawab:
y = 21556x – 22361
871541 = 21556x – 22361
893901 = 21556x
X = 41,47 ppm
- Kadar
Diketahui: Konsentrasi Percobaan = 41,47 ppm
Konsentrasi Teoritis = 30 ppm
Ditanya: Kadar Replikasi 2?
Dijawab:
𝐾𝑜𝑛𝑠.𝑃𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
% kadar = 𝑥100
𝐾𝑜𝑛𝑠.𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
41,47 𝑝𝑝𝑚
% kadar = 𝑥100
30 𝑝𝑝𝑚
% kadar = 138,2%
c. Replikasi 3
- Konsentrasi
Diketahui: area = 875928
Ditanya: Konsentrasi (ppm)?
Dijawab:
y = 21556x – 22361
875928 = 21556x – 22361
898289 = 21556x
X = 41,67 ppm
- Kadar
Diketahui: Konsentrasi Percobaan = 41,67 ppm
Konsentrasi Teoritis = 30 ppm
Ditanya: Kadar Replikasi 3?
Dijawab:
𝐾𝑜𝑛𝑠.𝑃𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
% kadar = 𝑥100
𝐾𝑜𝑛𝑠.𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
41,67𝑝𝑝𝑚
% kadar = 𝑥100
30 𝑝𝑝𝑚
% kadar = 138,9%
a. Replikasi 1
- Konsentrasi
Diketahui: tinggi = 92850
Ditanya: Konsentrasi (ppm)?
Dijawab:
y = 2354x - 1725
92850 = 2354x – 1725
94575 = 2354x
X = 40,18 ppm
- Kadar
Diketahui: Konsentrasi Percobaan = 40,18 ppm
Konsentrasi Teoritis = 30 ppm
Ditanya: Kadar Replikasi 1?
Dijawab:
𝐾𝑜𝑛𝑠.𝑃𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
% kadar = 𝑥100
𝐾𝑜𝑛𝑠.𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
40,18 𝑝𝑝𝑚
% kadar = 𝑥100
30 𝑝𝑝𝑚
% kadar = 133,9%
b. Replikasi 2
- Konsentrasi
Diketahui: tinggi = 88369
Ditanya: Konsentrasi (ppm)?
Dijawab:
y = 2354x - 1725
88369 = 2354x – 1725
90094 = 2354x
X = 38,27 ppm
- Kadar
Diketahui: Konsentrasi Percobaan = 38,27 ppm
Konsentrasi Teoritis = 30 ppm
Ditanya: Kadar Replikasi 2?
Dijawab:
𝐾𝑜𝑛𝑠.𝑃𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
% kadar = 𝐾𝑜𝑛𝑠.𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
𝑥100
38,27 𝑝𝑝𝑚
% kadar = 30 𝑝𝑝𝑚
𝑥100
% kadar = 127,6%
c. Replikasi 3
- Konsentrasi
Diketahui: tinggi = 87258
Ditanya: Konsentrasi (ppm)?
Dijawab:
y = 2354x – 1725
87258 = 2354x - 1725
88983 = 2354x
X = 37,80 ppm
- Kadar
Diketahui: Konsentrasi Percobaan = 37,80 ppm
Konsentrasi Teoritis = 30 ppm
Ditanya: Kadar Replikasi 3?
Dijawab:
𝐾𝑜𝑛𝑠.𝑃𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
% kadar = 𝑥100
𝐾𝑜𝑛𝑠.𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
37,80 𝑝𝑝𝑚
% kadar = 𝑥100
30 𝑝𝑝𝑚
% kadar = 126%
= 100 ppm
M1 x V1 = M2 x V2
V1 = 0,43 ml
V1 = 430 µL
Perhitungan Area Kafein
a. Replikasi 1
- Konsentrasi
Diketahui: area = 50588
Ditanya: Konsentrasi (ppm)?
Dijawab:
y = 16289x – 9954
50588 = 16289x - 9954
60542 = 16289x
X = 3,72 ppm
- Kadar
Diketahui: Konsentrasi Percobaan = 3,72 ppm
Konsentrasi Teoritis = 4,3 ppm
Ditanya: Kadar Replikasi 1?
Dijawab:
𝐾𝑜𝑛𝑠.𝑃𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
% kadar = 𝑥100
𝐾𝑜𝑛𝑠.𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
3,72 𝑝𝑝𝑚
% kadar = 𝑥100
4,3 𝑝𝑝𝑚
% kadar = 86,51%
b. Replikasi 2
- Konsentrasi
Diketahui: area = 49713
Ditanya: Konsentrasi (ppm)?
Dijawab:
y = 16289x – 9954
49713 = 16289x - 9954
59667 = 16289x
X = 3,66 ppm
- Kadar
Diketahui: Konsentrasi Percobaan = 3,66 ppm
Konsentrasi Teoritis = 4,3 ppm
Ditanya: Kadar Replikasi 2?
Dijawab:
𝐾𝑜𝑛𝑠.𝑃𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
% kadar = 𝑥100
𝐾𝑜𝑛𝑠.𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
3,66 𝑝𝑝𝑚
% kadar = 𝑥100
4,3 𝑝𝑝𝑚
% kadar = 85,12%
c. Replikasi 3
- Konsentrasi
Diketahui: area = 49276
Ditanya: Konsentrasi (ppm)?
Dijawab:
y = 16289x – 9954
49276 = 16289x - 9954
59230 = 16289x
X = 3,64 ppm
- Kadar
Diketahui: Konsentrasi Percobaan = 3,64 ppm
Konsentrasi Teoritis = 4,3 ppm
Ditanya: Kadar Replikasi 3?
Dijawab:
𝐾𝑜𝑛𝑠.𝑃𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
% kadar = 𝑥100
𝐾𝑜𝑛𝑠.𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
3,64 𝑝𝑝𝑚
% kadar = 𝑥100
4,3 𝑝𝑝𝑚
% kadar = 84,65%
a. Replikasi 1
- Konsentrasi
Diketahui: tinggi = 3244
Ditanya: Konsentrasi (ppm)?
Dijawab:
y = 1042x – 446,2
3244 = 1042x – 446,2
3690,2 = 1042x
X = 3,54 ppm
- Kadar
Diketahui: Konsentrasi Percobaan = 3,54 ppm
Konsentrasi Teoritis = 4,3 ppm
Ditanya: Kadar Replikasi 1?
Dijawab:
𝐾𝑜𝑛𝑠.𝑃𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
% kadar = 𝑥100
𝐾𝑜𝑛𝑠.𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
3,54 𝑝𝑝𝑚
% kadar = 𝑥100
4,3 𝑝𝑝𝑚
% kadar = 82,33%
b. Replikasi 2
- Konsentrasi
Diketahui: tinggi = 3122
Ditanya: Konsentrasi (ppm)?
Dijawab:
y = 1042x – 446,2
3122 = 1042x – 446,2
3568,2 = 1042x
X = 3,42 ppm
- Kadar
Diketahui: Konsentrasi Percobaan = 3,42 ppm
Konsentrasi Teoritis = 4,3 ppm
Ditanya: Kadar Replikasi 2?
Dijawab:
𝐾𝑜𝑛𝑠.𝑃𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
% kadar = 𝑥100
𝐾𝑜𝑛𝑠.𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
3,42 𝑝𝑝𝑚
% kadar = 𝑥100
4,3 𝑝𝑝𝑚
% kadar = 79,53%
c. Replikasi 3
- Konsentrasi
Diketahui: tinggi = 3042
Ditanya: Konsentrasi (ppm)?
Dijawab:
y = 1042x – 446,2
3042 = 1042x – 446,2
3488,2 = 1042x
X = 3,35 ppm
- Kadar
Diketahui: Konsentrasi Percobaan = 3,35 ppm
Konsentrasi Teoritis = 4,3 ppm
Ditanya: Kadar Replikasi 1?
Dijawab:
𝐾𝑜𝑛𝑠.𝑃𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
% kadar = 𝑥100
𝐾𝑜𝑛𝑠.𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
3,35 𝑝𝑝𝑚
% kadar = 𝑥100
4,3 𝑝𝑝𝑚
% kadar = 77,91%
Paracetamol
1. Area
2. Konsentrasi Area (y) 𝑦̂ (y - 𝑦̂) (y - 𝑦̂)2
(ppm))
5 90778 85420 5358 28708164
6 108212 106976 1236 1527696
8 146523 150088 -3565 12709225
9 165311 171645 -6334 40119556
10 193865 193201 664 440896
11 207805 214757 -6952 48330304
12 241096 236314 4782 22867524
13 261471 257870 3601 12967201
14 280640 279426 1214 1473796
Jumlah 169.144.362
(y − 𝑦̂)2
Sy/x =√ 𝑛−2
169.144.362
=√ 7
= 4915,6
3 𝑥 𝑆𝑦/𝑥
LOD = 𝑏
3 𝑥 4915,6
= 21556
= 0,68
10 𝑥 𝑆𝑦/𝑥
LOQ = 𝑏
10 𝑥 4915,6
= 21556
= 2,28
2. Tinggi
Konsentrasi Tinggi (y) 𝑦̂ (y - 𝑦̂) (y - 𝑦̂)2
(ppm)
5 10468 10048,7 -419,3 175812,49
6 12338 12403,5 -65,3 4264,09
8 16657 17113,3 -456,3 208209,69
10 21812 21823,1 -11,1 123,21
11 23725 24177,9 -452,9 205118,41
12 26897 26532,8 364,2 132641,64
13 29052 28887,8 164,2 26961,64
14 31281 31242,6 38,4 1474,56
Jumlah 754605,73
(y − 𝑦̂)2
Sy/x =√ 𝑛−2
754605,73
=√ 6
= 354,6
3 𝑥 𝑆𝑦/𝑥
LOD =
𝑏
3 𝑥 354,6
=
2354
= 0,45
10 𝑥 𝑆𝑦/𝑥
LOQ = 𝑏
10 𝑥 354,6
= = 1,5
2354
Kafein
1. Area
Konsentrasi (ppm) Area (y) 𝑦̂ (y - 𝑦̂) (y - 𝑦̂)2
0,9 5003 4705,9 297,1 88268,41
1 6359 6334,8 24,2 585,64
1,2 9271 9592,5 -321,5 103362,25
1,3 10624 11221,4 -597,4 356886,76
1,4 13277 12850,3 425,7 182072,89
1,6 16279 16108,06 170,94 29220.48
Jumlah 760396,43
(y − 𝑦̂)2
Sy/x =√ 𝑛−2
760396,43
=√
4
= 436
3 𝑥 𝑆𝑦/𝑥
LOD = 𝑏
3 𝑥 436
= 16289
= 0,08
10 𝑥 𝑆𝑦/𝑥
LOQ = 𝑏
10 𝑥 436
= 16289
= 0,26
2. Tinggi
Konsentrasi (ppm) Tinggi (y) 𝑦̂ (y - 𝑦̂) (y - 𝑦̂)2
0,7 297 283,7 13,3 176,89
0,9 494 492,3 1,7 2,89
1 595 596,5 -1,5 2,25
1,2 778 805,1 -27,1 734,41
1,3 890 909,4 -19,4 376,36
1,4 1036 1013,6 22,4 501,76
1,6 1233 1222,2 10,8 116,64
Jumlah 1911,2
(y − 𝑦̂)2
Sy/x =√ 𝑛−2
1911,2
=√ 5
= 19,5
3 𝑥 𝑆𝑦/𝑥
LOD = 𝑏
3 𝑥 19,5
= 1042
= 0,056
10 𝑥 𝑆𝑦/𝑥
LOQ = 𝑏
10 𝑥 19,5
= 1042
= 0,187
4.2 Pembahasan
Dalam percobaan ini dilakukan validasi metode analisis campuran paracetamol kafein
pada sediaan tablet secara High Performance Liquid Chromatography (HPLC). Hal yang
pertama dilakukan adalah membuat pelarut aquades ; etanol dengan perbandingan 60:40.
Kemudian dibuat masing-masing larutan induk paracetamol dan larutan induk kafein,
kemudian dibuat larutan baku paracetamol dan kafein dengan dipipet larutan induk
paracetamol 1000 ppm sebanyak 50 µL, 60 µL, 70 µL, 80 µL, 90 µL, 100 µL, 110 µL, 120 µL,
130 µL,140 µL dalam 10 mL labu ukur, kemudian ditambahkan larutan induk kafein kafein
100 ppm sebanyak 70 µL, 80 µL, 90 µL, 100 µL, 110 µL, µL, 120 µL, 130 µL, 140 µL,150
µL, 160 µL pada labu ukur yang sama dengan baku paracetamol.
Setelah itu dibuat larutan sampel dengan ditimbang 13,7 mg tablet sampel pada 10 ml
labu ukur dan diencerkan dengan replikasi pemipetan. Dipipet larutan sampel 1000 ppm
sebanyak 0,24 ml atau 240 µL (untuk akurasi 80%) dan dilakukan replikasi sebanyak 3 kali.
Dimasukkan ke dalam 3 labu ukur 10 ml berbeda. Diencerkan dengan pelarut akuades:etanol
(60:40) hingga tanda batas. Dihomogenkan dan dipindahkan ke dalam vial. Dipipet larutan
sampel 1000 ppm sebanyak 0,30 ml atau 300 µL (untuk akurasi 100%) dan dilakukan replikasi
sebanyak 6 kali. Dimasukkan ke dalam 6 labu ukur 10 ml berbeda. Diencerkan dengan pelarut
akuades:etanol (60:40) hingga tanda batas. Dihomogenkan dan dipindahkan ke dalam vial.
Dipipet larutan sampel 1000 ppm sebanyak 0,36 ml atau 360 µL (untuk akurasi 120%) dan
dilakukan replikasi sebanyak 3 kali. Dimasukkan ke dalam 3 labu ukur 10 ml berbeda.
Diencerkan dengan pelarut akuades:etanol (60:40) hingga tanda batas. Dihomogenkan dan
dipindahkan ke dalam vial. Kemudian masing-masing larutan baku dan sampel yang telah
dibuat diukur menggunakan alat HPLC. Dan dilakukan analisis dengan parameter akurasi,
presisi, LOD, LOQ dan Seletifitas.
− Ansel, H.C., 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, diterjemahkan oleh Farida Ibrahim,
Asmanizar, Iis Aisyah, Edisi keempat, 255-271, 607-608, 700, Jakarta, UI Press.
− Harmita., 2004, Petunjuk Pelaksanaan Validasi Metode dan Cara Perhitungannya, Majalah
Ilmu Kefarmasian, Vol. I, No.3. 177-135.
LAMPIRAN
Gambar Keterangan