PENDAHULUAN
sejumlah minyak atsiri yang juga diimpor. Padahal minyak atsiri yang
Rumusan masalah
Tujuan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dalam hal
Eucitrus
Citrus
Citriane
Citreae
Aurantioideae
Rutaceae
Rutales
Dicotyledonae
(Sumber : Nurul Fajari dkk, 2010)
Genus Citrus terdiri dari dua subgenera yaitu subgenera Papeda dan
Eucitrus. Buah dari subgenus Papeda tidak enak dimakan karena di dalam
kantong cairannya mengandung minyak acrid, tangkainya panjang dan melebar
seperti sayap. Buah jeruk manis berukuran besar, tangkainya kuat. Bentuknya
bulat, bulat lonjong atau bulat rata (papak) dengan bagian dasar, ujungnya bulat
dan papak, bergaris tengah 4-12 cm. buah yang masak berwarna orange, kuning,
atau hijau kekuningan. Berbau sedikit harum, agak halus, tidak berbulu, kusam,
dan sedkit mengkilat. Kulit buah tebal nya 0,3-0,5 cm, dari tepi berwarna kuning
atau orange tua dan makin ke dalam berarna putih kekuningan sampai putih,
berdaging dan kuat melekat pada dinding buah (Nurul Fajari dkk, 2010).
Kulit jeruk mengandung minyak atsiri atau dikenal dengan minyak eteris.
Minyak atsiri merupakan bahan dasar dari wangi-wangian atau minyak gosok
alami. Didalam perdagangan sulingan minyak atsiri sebagai bibit minyak wangi
karena baunya yang khas (Nurul Fajari dkk,2010).
2.1.2 Kandungan Kulit Jeruk
Kandungan pektin pada kulit jeruk berkisar antara 15% sampai 25 % dari berat
kering. Zat pektin tersebut dapat diekstraksi dengan cara sederhana, biaya yang
4
tidak mahal, dan dapat diterapkan dalam skala kecil. Jika dibandingkan dengan
jenis jeruk lainnya, kandungan pektin paling banyak ditemukan di kulit jeruk bali.
Pektin, seperti diketahui, merupakan serat yang mudah larut dan biasanya terdapat
pada sayuran dan buah. Pektin termasuk kelompok polisakarida yang heterogen
dengan berat molekul tinggi. Pektin dapat mempengaruhi penyerapan lambung
dan usus dengan mengikat asam empedu shingga dapat menurunkan penyerapan
lemak, mengontrol kadar kolesterol dan dikeluarkan melalui feses atau kotoran.
Para peneliti sepakat bahwa dengan mengkonsumsi pektin jeruk, tiga kali sehari,
akan menurunkan tingkat kolestrol rata-rata 8%.
b.
Minyak Atsiri
Selain pektin, kandungan dalam kulit jeruk lainnya adalah minyak atsiri
atau minyak eteris. Minyak esensial ini merupakan komponen terbesar minyak
nabati. Pada prinsipnya, minyak atsiri memiliki wujud kental dan mudah menguap
di suhu ruang sehingga menebarkan aroma yang khas. Minyak atsiri sering
dijadikan dasar wewangian dalam industri parfum dan disebut sebagai bibit
minyak wangi. Selain itu, minyak berbau khas ini juga bisa diolah menjadi
kosmetik, bahan farmasi serta penyedap kuliner. Dalam bidang kesehatan, minyak
atsiri memiliki beragam manfaat antara lain, sebagai median relaksasi, mengolah
stress, sebagai antibiotik konvensional
c.
Limonen
Kandungan dalam kulit jeruk lainnya adalah senyawa limonen. Senyawa ini
sebenarnya merupakan turunan dari minyak atsiri. Limonen ternyata bisa menjadi
bahan untuk membuat material kemasan yang ramah lingkungan (biodegradable)
untuk menggantikan styrofoam. Saat ini inovasi yang dikembangkan para peneliti
adalah memanfaatkan limbah kulit jeruk yang kurang didayagunakan yang
biasanya hanya dibuat untuk mainan anak, manisan, atau langsung dibuang
sehingga kurang bermanfaat dan kurang mempunyai nilai jual. Kulit jeruk yang
mengandung limonene akan diolah menjadi polimer plastik organik sebagai bahan
dasar kemasan produk yang aman dan mudah terurai
2.2
Minyak Atsiri
Minyak atsiri adalah zat berbau yang terkandung dalam tanaman. Minyak
ini disebut juga minyak menguap, minyak eteris, minyak esensial karena pada
5
mewakili bau dari tanaman asalnya. Dalam keadaan segar dan murni, minyak
atsiri umumnya tidak berwarna. Namun, pada penyimpanan lama minyak atsiri
dapat teroksidasi. Untuk mencegahnya, minyak atsiri harus disimpan dalam
bejana gelas yang berwarna gelap, diisi penuh, ditutup rapat, serta disimpan di
tempat yang kering dan sejuk. Minyak atsiri bisa di dapat dari akar, batang, daun,
bunga dan rimpang dari tanaman (Brown, Theodore L, 2000).
Minyak atsiri bersifat mudah menguap karena titik uapnya rendah. Susunan
senyawa kompoennya kuat mempengaruhi syaraf manusia (terutama hidung)
sehingga memberikan efek psikologis tertentu (baunya kuat). Minyak atsiri
memiliki rasa getir, berbau wangi sesuai dengan bau tanaman penghasilnya dan
umumnya larut dalam pelarut organik tapi tidak larut dalam air. Bagi tanaman
penghasil minyak, minyak atsiri berfungsi sebagai pengusir serangga atau parasit
lainnya. Dalam beberapa hipotesis dapat disimpulkan bahwa tumbuhan akan
memproduksi minyak atsiri secara maksimal jika kondisi tumbuhan dalam
keadaan susah, misalnya akar tanaman sulit mendapat air. Struktur tanah berkapur
atau jarang nutrisi makan, dan sebagainya. Kondisi semacam itu membuat
tanaman berusaha untuk memproduksi minyak atsiri agar tetap toxic terhadap
serangan serangga maupun parasit lain. Pada umumnya minyak atsiri dapat
diperoleh dengan metode distilasi, ekstraksi dan enflurage (Sanjaya, 2013).
Minyak yang ada di alam dapat dibagi menjadi tiga golongan, yaitu :
minyak mineral (mineral oil), minyak nabati dan hewani yang dapat dimakan,
serta minyak atsiri (essential oil). Minyak atsiri dikenal juga dengan nama eteris
atau minyak terbang (volatile oil) yang dihasilkan oleh tanaman. Minyak atsiri
mudah menguap pada suhu kamar tanpa mengalami dekomposisi, mempunyai
rasa getir (pungent taste), berbau wangi sesuai dengan bau tanaman penghasilnya,
umunya larut dalam pelarut organik dan tidak larut dalam air.
Dalam bidang industri, minyak atsiri digunakan untuk pembuatan kosmetik,
parfum, antiseptik, obat-obatan, flavoung agent dalam makanan atau minuman
serta sebagai pencampur rokok kretek. Beberapa jenis minyak atsiri digunakan
sebagai bahan astiseptik internal dan eksternal, untuk bahan analgesik, haemolitik
atau sebagai antizymatik serta sebagai sedavita dan stimulans untuk obat sakit
perut. Minyak atsiri yang baru diekstraksi biasanya tidak berwarna atau berwarna
kekuning-kuningan.
Minyak atsiri dapat menguap pada suhu kamar dan penguapannya semakin
besar seiring dengan kenaikan suhu. Umumnya minyak atsiri larut dalam alkohol
encer yang konsentrasinya kurang dari 70%. Daya larut tersebut akan lebih kecil
jika minyak atsiri mengandung fraksi terpene dalam jumlah besar. Sifat minyak
atsiri ditentukan oleh persenyawaan kimia yang terdapat di dalamnya, terutama
persenyawaan tak jenuh (terpene), ester, asam dan aldehida serta beberapa jenis
persenyawaan lainnya. Lain.
Kandungan minyak atsiri secara umum :
1. unsur-unsur dasar; karbon (C), hidrogen (H) dan oksigen (O), kadangkadang juga terdiri atas nitrogen (N) dan belerang (S).
2. resin dan lilin dalam jumlah kecil yang merupakan komponen tidak dapat
menguap.
3. hidrokarbon sebagian besar terdiri atas : monoterpen (2 unit isoprene),
sesouiterpen (3 unit isoprene), diterpen (4 unit isoprene), politerpen,
parafin, olefin dan hidrokarbon aromatik. Kom-ponen hidrokarbon yang
dominan menentukan bau dan sifat khas dari setiap jenis minyak, sebagai
contoh
minyak
jeruk
mengandung
90%
limonen.
Oxygeneted
(O).
Yang
termasuk
oxygeneted
hydrocarbon
adalah
atsirinya. Kulit jeruk yang tersedia cukup banyak adalah kulit jeruk manis, jeruk
besar, jeruk siam, jeruk siam madu, jeruk purut, jeruk nipis, dan jeruk keprok.
Prinsip dasar metode distilasi adalah uap dari air digunakan untuk
mengangkat minyak atsiri dari dalam jaringan kulit jeruk dan kemudian
didinginkan dengan air mengalir. Hasil yang diperoleh adalah campuran air dan
minyak yang karena perbedaan berat jenis akan terpisah dimana lapisan minyak
ada di atas sedangkan lapisan air ada di bawah. Lapisan minyak kemudian diambil
menggunakan pipet dan dimasukkan dalam botol berwarna gelap. Penyimpanan
sebaiknya dilakukan di dalam lemari es (kulkas) karena memiliki suhu rendah dan
terhindar dari paparan sinar matahari.
2.3.
Proses
Proses pembuatan minyak atsiri dari kulit jeruk dapat dilakukan dengan
distilasi.
2.4
Distilasi (Penyulingan)
Distilasi adalah suatu proses pemurnian untuk senyawa cair, yaitu untuk
Distilasi sederhana
Distilasi sederhana Adalah teknik pemisahan untuk memisahkan dua atau
lebih komponen zat cair yang memiliki perbedaan titik didih yang jauh. Selain
perbedaan titik didih, juga perbedaan kevolatilan, yaitu kecenderungan sebuah
zat untuk menjadi gas. Distilasi ini dilakukan pada tekanan atmosfer yang
normal. Aplikasi distilasi sederhana digunakan untuk memisahkan campuran
air dan alkohol (Wiratma,dkk, 2003)
Distilasi sederhana merupakan jenis distilasi paling sederhana. Distilasi
sederhana adalah salah satu cara pemurnian zat cari yang tercemar oleh zat
padat atau zat cair lain dengan perbedaan titik didih cukup besar, sehingga zat
pencemar atau pengotor akan tertinggal sebagai residu. Distilasi ini digunakan
untuk memisahkan campuran cair-cair, misalnya air-alkohol, air-aseton, dan
lain-lain (Sanjaya, 2013).
Distilasi Bertingkat/Fraksionasi
Distilasi Bertingkat/Fraksionasi adalah memisahkan komponen-komponen
cair, dua atau lebih, dari suatu larutan berdasarkan perbedaan titik didihnya
yang berdekatan. Distilasi ini juga dapat digunakan untuk campuran dengan
perbedaan titik didih kurang dari 20C dan bekerja pada tekanan atmosfer atau
dengan tekanan rendah. Aplikasi dari Distilasi jenis ini digunakan pada industri
minyak mentah, untuk memisahkan komponen-komponen dalam minyak
mentah. Perbedaan Distilasi fraksionasi dan distilasi sederhana adalah adanya
kolom fraksionasi. Di kolom ini terjadi pemanasan secara bertahap dengan
suhu yang berbeda-beda pada setiap kolomnya. Pemanasan yang berbeda-beda
ini bertujuan untuk pemurnian distilat yang lebih dari kolom-kolom di
bawahnya. Sehingga komponen yang memiliki titik didih yang lebih tinggi
akan tetap berada di bawah dan tidak bisa melewati kolom-kolom fraksionasi
tersebut sedangkan yang titik didihnya paling rendah akan naik dan lolos dari
kolom fraksinasi dan terpisah dari zat lainnya (Wiratma,dkk, 2003)
3.
Distilasi azeotrop
Memisahkan campuran azeotrop (campuran dua atau lebih komponen yang
sulit dipisahkan) biasanya dalam prosesnya digunakan senyawa lain yang dapat
memecah ikatan azeotrop tersebut, atau dengan menggunakan tekanan tinggi.
Selain itu campuran azeotrop dapat didistilasi dengan menggunakan tambahan
9
memisahkan air. Air dan pelarut akan ditangkap oleh penangkap Dean-Stark.
Air akan tetap tinggal di dasar penangkap dan pelarut akan kembali ke
campuran dan memisahkan air lagi. Campuran azeotrop merupakan
penyimpangan dari hukum Raoult (Wiratma,dkk, 2003)
4.
Distilasi uap
Adalah teknik pemisahan zat cair yang tidak larut dalam air dan titik
Distilasi Vakum
Adalah teknik pemisahan dua komponen atau lebih yang titik didihnya
pelarut dengan titik didih yang rendah jika kondensornya menggunakan air
dingin, karena komponen yang menguap tidak dapat dikondensasi oleh untuk
mengurangi tekanan digunakan pompa vakum atau aspirator. Aspirator disini
berfungsi sebagai penurun tekanan (Wiratma,dkk, 2003).
2.5 Pengaruh Budidaya Jeruk Terhadap Hasil Minyak Atsiri
Minyak atsiri adalah zat berbau yang terkandung dalam tanaman. Minyak
ini disebut juga minyak menguap, minyak eteris, minyak esensial karena pada
suhu kamar mudah menguap. Minyak atsiri memiliki banyak pengemar di dalam
negeri maupun luar negeri. Dengan banyaknya pengemar tersebut berarti
kebutuhan akan minyak atsiri juga akan semakin mengalami peningkatan.
Jeruk merupakan salah satu tanaman yang banyak terdapat di Indonesia.
Walaupun dengan harga yang mahal namun jeruk tetap saja banyak peminatnya.
Semakin banyaknya jeruk yang di butuhkan oleh masyarakat maka semakin
diperlukannya bahan baku buah jeruk. Potensi ini seharusnya di manfaatkan oleh
masyarakat dengan melihat budidaya jeruk cukup mudah dikembangkan tidak
salahnya tanaman lemon dapat dijadikan alternatif tanaman budidaya.
Selain itu semakin banyaknya budidaya jeruk di kalangan masyarakat maka
semakin meningkatkan produksi lemon di kalangan produsen. Hal ini merupakan
suatu hal yang menguntungkan karena produsen dapat memberikan perhatian
penuh terhadap tanaman buah jeruk.
Kualitas jeruk budidaya juga mempengaruhi adanya kualitas minyak atsiri
itu sendiri. Semakin bagus kualitas buah maka semakin tinggi pula kualitas dan
kuantitas dari jeruk lemon itu sendiri. Oleh karena itu potensi ini perlu
dikembangkan untuk ke depannya.
11
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
mulai
terbentuk
7. mengatur laju pemanasan pada pada proses penyulingan
8. menunggu sampai tetes pertama keluar dari kondensor
9. menghitung waktu ekstraksi mulai tetes pertama keluar darikondensor
10. menghentikan proses sesuai dengan variabel waktu yang di tentukan
11.memisahkan minyak dari air dengan corong pemisah, kemudian
ditampung di pada tabung reaksi
11. menyimpan tabung reaksi yang berisi minyak ke dalam freezer (suhu 0C)
Minyak yang bebas dari kandungan air
11. minyak tersebut keudian di analisis
3.3 Rangkaian Alat
12
13
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
14
15
hasil
rendemen
minyak
jeruk
sambal
yang
maksimum
12
jam
lebih
optimum
pengeringan
24
jam
maupun
tanpa
dibandingkan dengan
pengeringan.
Hal ini
16
Rasio Bahan Baku yang Tepat untuk Mendapatkan Minyak Jeruk dengan
Kualitas Dan Rendemen Optimum
Minyak Jeruk dengan Kualitas Dan Rendemen Optimum Gambar 6.
menunjukkan bahwa rasio 0,4 merupakan titik optimum dari proses ekstraksi
dengan bahan baku kulit jeruk manis. Aplikasi dari titik optimum ini digunakan
untuk mengetahui jumlah bahan baku yang harus dimasukkan. Sebagai contoh
apabila volume distiller yang digunakan diperbesar sampai 100 liter maka bisa
diperkirakan bahan yang dimasukkan berkisar 40 kg. Rasio 0,4 merupakan titik
optimum dengan bahan baku kulit jeruk purut dan kulit jeruk sambal.
17
Gambar 7. menunjukkan bahwa titik rasio 0,4 merupakan titik optimum dari
proses ekstraksi minyak atsiri untuk semua jenis kulit. Titik tertinggi terdapat pada
jenis kulit jeruk manis, sedangkan yang terendah terdapat pada jenis kulit jeruk
sambal. Begitu juga pada Gambar 8. juga menunjukkan hasil yang sama dengan
Gambar 6. Titik optimum untuk semua jenis kulit pada Gambar 7. terjadi pada
rasio 0,4.
4.3
dalam minyak kulit jeruk manis mengalami peningkatan diantara ketiga metode
pre-treatment. Hal ini menunjukkan bahwa pre-treatment pengeringan berdampak
signifikan terhadap peningkatan kualitas dari minyak kulit jeruk manis. Limonene
yang didapat ini tidak berbeda jauh dengan minyak kulit jeruk sambal. Sehingga
secara keseluruhan, pre-treatment pada bahan kulit jeruk sambal berdampak
signifikan terhadap peningkatan kadar limonene.
Tabel 2. memperlihatkan bahwa komponen -pinene pada minyak kulit
jeruk purut mengalami peningkatan seiring adanya pengeringan. Hal ini
menunjukkan bahwa pretreatment pengeringan berdampak signifikan terhadap
peningkatan kualitas dari minyak kulit jeruk purut.
18
BAB V
KESIMPULAN
terkandung
mengalami
dalam
peningkatan
minyak
seiring
kulit
dengan
jeruk
manis
pengeringan,
19
DAFTAR PUSTAKA
Arisanu. 2013. Mechanical Continous Oil Expression From Oilseeds : Oil Yield
And Press Capacity
Agromedia.2010.Manfaat Limbah Buah Segar.Jakarta: Agromedia Pusat
Andareto, Obi. 2015. Optik Herbal Disekitar Anda. Jakarta : Pustaka Ilmu
Semesta
Anonim. 2005. Destilator Minyak Atsiri. Malang: CV. Agrindo Cipta Mandiri
Bangkaha,
2011.
Pengertian
Destilasi
(Penyulingan)
http://bangkaha.blogspot.com/2011/12/ pengertian-distilasi-penyulingan.html
diakses tanggal 20 Mei 2013
Brown, Theodore L. 2000. Chemistry the Central Science. Jakarta : Balai Pustaka
Fathur, Ahmad. 2013. Pengambilan Minyak Atsiri dari Kulit Jeruk Segar dan
Kering dengan Menggunakan Metode Steam Destillation. Surabaya : ITS
Guenther, E. 1987. Minyak Atsiri Jilid 1. Jakarta UI Press.
Hambali, Erliza. 2006 . Jarak Pagar Tanaman Penghasil Biodiesel. Bogor : PT
Adev Prima Mandiri
Hardjono Sastrohamidjojo. 2004. Kimia Minyak Atsiri. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press
Hidayat, 2012. Pengertian
destilasi
http://hidayatafif1994.blogspot.
com/
Sanjaya, Rio. 2013. Diktat Praktikum Kimia Fisika Destilasi Uap. Surabaya : ITS
Sunjaya, Henny. 2012. Pengaruh Rasio Massa Daun Suji/ Pelarut Temperature
dan Jenis Pelarut Pada Ekstraksi Klorofil Daun Suji Secara Batch Dengan
Pengontakan Dispersi. Prahayangan : Universitas Katolik Prahyangan
Wiratma. 2003. Distilasi minyak atsiri dengan metode steam distillation.UNJ:
Universitas Negeri Jakarta.
21