Anda di halaman 1dari 9

Uji Fitokimia

Kelompok 3 :
• Florencaya Prameswari (F1G019004)
• Cyntia Dwi Utami (F1G019010)
• Oscar Sefran Mertino (F1G019022)

Metabolit Sekunder Bahan Alam


Reza Pertiwi, S.Farm., Apt., M.Farm.
Uji Fitokimia
Uji fitokimia adalah metode pengujian awal untuk menentukan kandungan senyawa
aktif yang terkandung dalam tanaman sehingga dapat digunakan sebagai obat dalam
penyembuhan berbagai penyakit (Saragih dan Arsita, 2019).
Metode skrining fitokimia dilakukan dengan melihat reaksi pengujian warna dengan
menggunakan suatu pereaksi warna. Hal penting yang berperan penting dalam skrining fitokimia
adalah pemilihan pelarut dan metode ekstraksi (Kristianti et al., 2008).
Uji fitokimia basanya digunakan untuk tanaman obat merujuk pada senyawa
metabolit sekunder yang ditemukan pada tumbuhan yang memiliki efek menguntungkan bagi
kesehatan (Sudarma, 2010).
Jenis Uji
Fitokimia
Flafonoid
Alkaloid

Kuinon
Saponin

Tanin Steroid

Polifenol Terpenoid
Alkaloid
Diambil 2 mL tiap masing-masing ekstrak etanol dan ekstrak air dan sampel dimasukkan ke dalam tiga tabung
reaksi. Ditambahkan pada masing-masing sampel larutan asam klorida pekat,
Note : Fungsi larutan HCl untuk meningkatkan kelarutan alkaloid dan Alkaloid akan bereaksi dengan asam HCl yang
membentuk garam mudah larut dalam air (Ergina et al., 2014).

a. Pereaksi Mayer Ditandai dengan terbentuknya c. Pereaksi Wagner


endapan coklat muda sampai kuning
Ditandai dengan terbentuknya (jingga). Endapan tersebut adalah Ditandai dengan terbentuknya
endapan putih, diperkirakan kalium alkaloid. endapan coklat muda sampai
endapan tersebut adalah Agar tidak terjadi reaksi hidrolisis, kuning. Diperkirakan endapan
kompleks kalium-alkaloid. bismut nitrat dilarutkan dalam HCl. . tersebut adalah kalium-alkaloid.
Uji alkaloid dengan pereaksi Ion Bi3+ bereaksi dengan kalium iodida Pada uji Wagner, ion logam K+
Mayer, nitrogen akan bereaksi membentuk endapan hitam Bismut(III) akan membentuk ikatan kovalen
dengan ion logam K+ dari kalium iodida kemudian melarut dalam kalium koordinat dengan nitrogen pada
tetraiodomerkurat (II) iodida berlebih membentuk kalium alkaloid membentuk kompleks
membentuk kompleks kalium- tetraiodobismutat (Ergina et al., 2014). kalium-alkaloid yang mengendap
alkaloid yang mengendap (Marliana et al., 2005).
(Ergina et al., 2014).
b. Pereaksi Dragendorff
Saponin dan Tanin

Saponin Tanin
● Sebanyak 1 mL ekstrak metanol dan ● Sebanyak 2 mL sampel yang telah
sampel dimasukkan ke dalam tabung diekstraksi dengan pelarut air dan
reaksi. etanol, kemudian dipanaskan kurang
lebih 5 menit.
● Ditambahkan 5 mL air panas dan ● Setelah dipanaskan, lalu ditambahkan
ditambahkan 2 tetes HCl 2 N, dikocok beberapa tetes FeCl3 1%.
kuat dan didiamkan selama 10 menit. Sampel mengandung tanin akan terbentuk
warna coklat kehijauan atau biru
Sampel mengandung saponin jika terdapat kehitaman.
buih dengan intensitas yang banyak serta Terbentuk warna larutan hijau kebiruan
konsisten selama 10 menit (Lisi et al., 2017). menandakan terbentuknya senyawa
kompleks antara tanin dan Fe3+ yang
memberikan indikasi perubahan warna
hijau, merah, ungu, biru atau hitam yang
kuat (Ergina et al., 2014).
Polifenol

• Sebanyak 1×105 µg ekstrak metanol dimasukkan ke dalam 2×103 µL etanol 96%


dalam tabung reaksi.
• Campuran ditambahkan 5×103 µL akuades dan 5×102 µL reagen Follin-
Ciocalteau (50% v/v)
• kemudian didiamkan selama 5 menit.
• Ditambahkan 1×103 µL larutan natrium karbonat (7,5% b/v)
• dihomogenasi dan diinkubasi pada suhu ruang selama 1 jam dalam kondisi
tanpa cahaya (gelap).
Sampel mengandung polifenol ditandai dengan perubahan warna menjadi biru
gelap. Warna biru yang terbentuk menunjukkan adanya kompleks fosfotungstat-
fosfomolibdat hasil reaksi antara gugus fenolik-hidroksil dengan pereaksi Folin-
Ciocalteu (Asmara, 2017).
Flavonoid

• Sebanyak 2 mL sampel yang telah diekstraksi dengan pelarut air dan etanol dipanaskan kurang lebih 5
menit.
• Setelah dipanaskan, ditambahkan dengan 0,1 gram logam Mg dan 5 tetes HCl pekat.

Sampel mengandung flavonoid jika terbentuk warna kuning jingga sampai merah.
• Pada ekstrak air akan terbentuk larutan berwarna kuning
• Pada ekstrak etanol akan terbentuk larutan berwarna hijau kekuningan.
Note :
• Pemanasan dilakukan karena sebagaian besar golongan flavonoid dapat larut dalarn air panas.
• Tujuan penambahan logam Mg dan HCl untuk mereduksi inti benzopiron dalam struktur flavonoid sehingga
terbentuk garam flavilium berwarna merah atau jingga.
• Perbedaan warna yang dihasilkan antara ekstrak air dan ekstrak etanol diakibatkan senyawa flavonoid lebih
terekstrak sempurna pada pelarut air dibandingkan pelarut etanol (Ergina et al., 2014).
Steroid dan Terpenoid
Kuinon
● Diambil masing-masing sebanyak 2 mL sampel daun ● Sebanyak 1×105 µg ekstrak ditambah 5×103
yang telah diekstraksi dengan pelarut air dan etanol. µL KOH 0,5 M dan 1×103 µL hidrogen
● Ditambahkan 3 tetes HCl pekat dan 1 tetes H2SO4 pekat peroksida 5%
(reagen Liebermann-Burchard).
● Dipanaskan selama 10 menit, kemudian
Sampel mengandung steroid jika terbentuk warna hijau disaring, diasamkan dengan asam asetat,
maka positif. dan diekstraksi dengan 5×103 µL benzena.
Sampel mengandung terpenoid jika terbentuk warna merah
atau ungu maka positif . ● Lapisan benzena dipisahkan dan
ditambahkan ammonia.
Munculnya warna terjadi reaksi oksidasi senyawa terpenoid
yang menghasilkan gugus kromofor (karbon tak jenuh Sampel mengandung kuinon jika lapisan
terkonjugasi) (Ergina et al.., 2014). ammonia terbentuk warna merah dan lapisan
benzena tidak berwarna. . Ion enolat
menyebabkan peristiwa resonansi antar
elektron pada ikatan rangkap dua, ditandai
dengan penyerapan cahaya tertentu dan
memantulkan warna merah (Asmara, 2017).
Daftar Pustaka
Asmara A.P. 2017. Uji Fitokimia Senyawa Metabolit Sekunder Dalam Ekstrak Metanol Bunga Turi
Merah (Sesbania grandiflora L. Pers). Journal Al-Kimia, 5(1) : 48-59.
Ergina E., Nuryanti S., dan Pursitasari I.D. 2014. Uji Kualitatif Senyawa Metabolit Sekunder Pada Daun
Palado (Agave angustifolia) Yang Diekstraksi Dengan Pelarut Air dan Etanol. Jurnal Akademika
Kimia, 3(3) : 165-172.
Kristianti A.N., Aminah N.S., Tanjung M., Kurniadi B. 2008. Buku Ajar Fitokimia. Surabaya: Jurusan
Kimia Laboratorium Kimia Organik FMIPA Universitas.
Lisi A.K., Runtuwene M.R.J., Wewengkang D.S. 2017. Uji Fitokimia dan Aktivitas Antioksidan dari
Ekstrak Metanol Bunga Soyogik (Saurauia bracteosa DC.). PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi,
6(1) : 1-9.
Marliana S.D., Suryanti V., dan Suyono S. 2005. The Phytochemical Screenings And Thin Layer
Chromatography Analysis Of Chemical Compounds In Ethanol Extract Of Labu Siam Fruit (Sechium
edule Jacq. Swartz.). Biofarmasi Journal of Natural Product Biochemistry, 3(1 : 26-31.
Saragih D.E., dan Arsita, E.V. 2019. Kandungan fitokimia Zanthoxylum acanthopodium dan potensinya
sebagai tanaman obat di wilayah Toba Samosir dan Tapanuli Utara, Sumatera Utara. Prosiding
Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia, 5(1) : 71-76.
Sudarma M. 2010. Uji Fitokimia, Ekstraksi, Isolasi dan Transpormasi Senyawa Bahan Alam. Fakultas
MIPA. Universitas Mataram.

Anda mungkin juga menyukai