Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebagian besar senyawa organik bahan alam adalah senyawa-senyawa aromaik. Senyawa-
senyawa ini tersebar luas sebagai zat warna alam yang menyebabkan warna pada bunga, kayu
pohon tropis, bermacam-macam kapang dan lumut.
Senyawa aromaik ini mengandung cincin karboaromatik yaitu cincin aromaik yang hanya
terdiri dari atom karbon seperti benzene, naftalen dan antrasen. Cincin karboaromatik ini biasanya
tersubstitusi oleh satu atau lebih gugus hidroksil atau gugus lainnya yang ekuivalen ditinjau dari segi
biogenetiknya. Oleh karena itu senyawa bahan alam aromaik ini sering disebut sebagai senyawa-
senyawa fenol walaupun sebagian diantaranya bersifat netral karena tidak mengandung gugus fenol
dalam keadaan bebas.
Sifat-sifat kimia dari semua senyawa fenol adalah sama, akan tetapi dari segi biogenetiknya
senyawa-senyawa ini dapat dibedakan atas dua jenis utama, yaitu:
1. Senyawa fenol berasal dari asam shikimat atau jalur shikimat
2. Senyawa fenol yang berasal dari jalur asetat-malonat
Ada juga senyawa-senyawa fenol yang berasal dari kombinasi antara kedua jalur biosintesa ini,
salah satunya adalah kelompok senyawa stilben. Untuk lebih memehami tentang senyawa stilben
dan jalur biosintesanya maka dibuatlah makalah ini.
1.2 Tujuan
Makalah ini dibuat sebagai prasarat penilaian mata kuliah Kimia Organik Bahan
Alam pada semester awal 2009/2010 dan sebagai bahan diskusi di kelas dengan peserta mata
kuliah lainnya. Diharapkan kita memiliki pemahaman yang cukup mengenai senyawa metabolik
sekunder khususnya adalah senyawa stilbenoid.
BAB II
STILBENOID

Perkembangan ilmu kimia organik pada hakekatnya seiring dengan usaha pemisahan dan
penyelidikan bahan alam. Hal ini antara lain disebabkan karena struktur molekul dari senyawa-
senyawa yang dihasilkan oleh organisme mempunyai variasi yang sangat luas. Kenyataan ini dapat
digunakan untuk mendalami pengetahuan mengenai reaksi-reaksi organik dan juga untuk menguji
hipotesa atau penataan ulang molekul dan spektroskopi serapan elektron. Disamping itu, bahan
alam juga merupakan tantangan dalam penetapan struktur molekul yang kadang kala sangat rumit.
Stilbenoid merupakan agen kemotaksonomik yang menarik dan diekstrak dalam kayu yang
digunakan untuk bubur kayu. Mereka adalah kelompok senyawa organik yang dihasilkan oleh
tanaman kayu sebagai metabolit dan juga sebagai agen konstitutif. Senyawa ini terdapat di alam
sebagai aglikon dan glukosida.
yang sama, hanya dua stilben terprenilasi yang telah diperoleh dari Chlorophlora
excelsa pada tanaman famili Moraceae.
Stilben adalah molekul dasar untuk menyelidiki fotoisomerisasi, senyawa ini telah menjadi
subjek yang substansial dalam penelitian. Stilben adalah model yang dimengerti bersifat lebih rumit,
seperti retinal, kromofor dari rodopsin, dan untuk mengerti efek dari lingkungan yang berbeda dalam
potoisomerisasi. Isomerisasi dari stilben dapat dimulai baik dari geometri cis dan trans.
trans-stilben

2.1 Jalur Biosintesis Stilbenoid

Stilben adalah etilen yang tersubstitusi oleh dua cincin fenil. Cincin A biasanya memiliki dua
gugus hidroksi dalam posisi m dan memiliki jalur biosintesis asam mevalonat, sedangkan cincin B
membawa sebuah gugus hidroksi dan metoksi dalam posisi o-,m-,p- dan jalur biosintesisnya asam
shikimat. Stilben aglikon dan stilben glikosida terbentuk secara alami pada lumut dan tumbuhan
tingkat tinggi.senyawa ini merupakan bagian terpenting dari antifungal pitoaleksins fenolik yang
biasanya disintesis hanya melalui respon terhadap infeksi atau luka. Suatu kesatuan senyawa –
senyawa terbentuk berdasarkan pada jumlah dan lokasi gugus hidroksil:kehadiran gugus ini dapat
tersubstitusi oleh gula, metal, metoksi dan residu lainnya:konfigurasi sterik bagi molekul-molekul
identik secara kimia ; kemampuannya untuk memasuki reaksi membentuk dimmer, trimer, atau
polimer-polimer besar.

Jalur Biosintesis Stilbenoid


Stilben memiliki struktur C6-C2-C6. Senyawa turunan stilben dipercaya memiliki aktivitas
antioksidan. Stilben, trans resveratrol telah diisolasi pertama kali pada tahun 1940 dari
akar veratrum grandiflorum. Senyawa ini sering diperoleh dari berbagai spesies pada sembilan famili
tumbuhan, bersama-sama oksiresveratrol dalam Gymnospermae, Lilaceae, Moraceae, dan
Myrtaceae. Cis dan trans resveratrol telah dilaporkan dari Arachis hypogen (Fabaceae) dan
dari Eucalyptus spesies dari Myrtaceae. Dihidroksi stilben dan tetrahidroksi stilben sering terdapat di
alam. Stilben terprenilasi telah dilaporkan hanya dari tumbuhan Leguminous. Dengan cara yang
sama, hanya dua stilben terprenilasi yang telah diperoleh dari Chlorophlora excelsa pada tanaman
famili Moraceae.
Stilben aglikon terdistribusi diantara 17 famili tanaman berbunga. Pinaceae, Cupressaceae
dan Gnetaceae adalah famili Gymnospermae yang dilaporkan mengandung stilben. Akan tetapi,
stilben juga telah diidentifikasi dalam anggota Malvaceae. Banyak stilben alam telah diisolasi
sebagai trans isomer. Meskipun trans stilben itu sendiri telah dilaporkan dari
spesies Alnus, kehadirannya sebelumnya telah diusulkan dalam minyak Perubalsam berdasarkan
pada titik lelehnya.
Stilben glukosida telah diisolasi dari beberapa tumbuhan termasuk 4 famili tumbuhan,
dengan mayoritas dari mereka terjadi dalam spesies dari spesies Picea pada Pinaceae. Stilben
glukosida astringin dan isorhapontin ada dalam tingkat tinggi dalam kulit kayu pada kebanyakan dari
tujuh spesies Picea. Tingkatan mereka di bagian lain dari tanaman ini seperti getah kayu dan akar
yang relatif rendah. Selain itu, tumbuhan lain yang tergolong stilben glukosida dalah Rhapontin,
yang merupakan glukosida yang pertama kali dikenal, telah dilaporkan berasal dari Rheum
rhaponticum. Resveratrol glukosida ”piceid” terdapat dalam anggota dari tiga famili tanaman, dimana
glukosida pada piceatannol telah dilaporkan hanya dari spesies Picea. Sedikit stilben glukosida
dikenal dari genera Gaylussacia dan Polygonium.

2.2 Oligomer Stilben


Survey literatur telah mengungkapkan bahwa oligomer stilben terbatas pada enam famili
tanaman. Kehadiran kelas baru oligomer stilben ini dalam famili ini nampak pada kepentingan
kemotaksonomik. Senyawa-senyawa yang ditemukan lazimnya merupakan oligomer dari monomer
stilben yang juga disebut resveratrol, baik dalam bentuk glikosida maupun tanpa glikosidanya.
Menurut Sotheeswaran dan Pasupathy (1993), senyawa oligomer stilben dalam tumbuhan terbentuk
melalui reaksi kopling oksidatif antara unit-unit resveratrol.
Oligomer 3,5,4’-trihidroksi stilben (resveratrol) telah diperoleh sebagai metabolit sekunder
dari berbagai spesies termasuk lima famili tanaman yaitu Cyperacea, Dipterocarpacea, Gnetaceae,
Leguminosae, dan Vitaceae. Unit resveratrol dipasangkan bersama untuk menghasilkan senyawa
yang mengandung unit aril dihidroksifuran yang lebih banyak dikenal dengan oligomer stilben.
Struktur kimia resveratrol memiliki dua isomer geomterik yaitu bentuk trans-resveratrol (Ia) dan cis-
resveratrol (Ib). Akan tetapi, kebanyakan stilben alam diisolasi sebagai trans-resveratrol.

Gambar 2. Dua Bentuk Isomer Geometrik Resveratrol


Turunan unit polimerisasi seperti itu terdapat sebagai dimer, trimer, atau tetramer. Akan
tetapi, dimer resveratrol yang utama. Grapevine (Vitis vinifera L.) telah menunjukkan menghasilkan
range memasukkan senyawa viniferin, semua oligomer resveratrol, ε-viniferin juga terdapat
dalam Vatica affinis dan dalam kulit kayu pada dua Shorea dari Dipterocarpaceae dan ini hanya
dimer yang ditemukan di famili terakhir. Senyawa terakhir juga diperoleh dari rizoma pada beberapa
spesies Carex dari Cyperaceae dan dari exodates pada dua tumbuhan Gnetaceae dan Fabaceae.
Pallidol, yang mengandung struktur yang sama dengan ε-viniferin, telah diperoleh dari anggota
Vitaceae. Baru-baru ini, dimer resveratrol tricuspidatol-A, telah dilaporkan di spesies lain termasuk
famili terakhir. Lima oligomer baru bernama ampelopsin diperoleh dari akar Ampelopsis, spesies
dari Vitaceae.
Beberapa contoh senyawa oligomer resveratrol yang berhasil diisolasi dari berbagai spesies
tumbuhan antara lain :
1. Dimer Resveratrol
 Balanokarpol (berasal dari Hopea odorata, Hopea gregaria, Shorea multiflora)
 Hemsleyanol A (berasal dari Shorea hemsleyana)
 Laevifonol (berasal dari Shorea leprosula)
 Heimiol A (berasal dari Hopea odorata)
 ε-viniferin (berasal dari Dipterocarpus retusus Blume, Cyphostemma bainessi, Vatica Umbonata)
 Ampelopsin A (berasal dari Shorea multiflora)
2. Trimer Resveratrol
 α- Viniferin (berasal dari Shorea ovalis, Dipterocarpus retusus Blume, Caragana chamlague)
 Vaticanol A (berasal dari Dipterocarpus retusus Blume)
 Vaticanol G (berasal dari Hopea nigra)
 Davidiol A (berasal dari Shorea hemsleyana, Shorea guiso)
 Hemsleyanol B (berasal dari Shorea hemsleyana)
 Gretin E (berasal dari Cyphostemma bainessi)
3. Tetramer Resveratrol
 Vaticanol B (berasal dari Hopea odorata, Shorea hemsleyana)
 Hopeafenol (berasal dari Hopea gregaria, Shorea multiflora, Shorea
Laeviflora, Shorea pinanga)
 Isohopeafenol (berasal dari Shorea laeviflora)
 Hemsleyanol D (berasal dari Shorea hemsleyana)
Sedangkan beberapa contoh senyawa oligomer stilben yang tergolong stilben glukosida yang telah
berhasil diisolasi dari beberapa tumbuhan antara lain :
1. Dimer Resveratrol
 Hemsleyanosides A dan Hemsleyanos B (berasal dari Shorea hemsleyana)
2. Trimer Resveratrol
 [(+)-α-viniferin13b-O-b–glucopyranoside] (berasal dari Shorea hemsleyana)
3. Tetramer Resveratrol
 Hemsleyanosides C dan Hemsleyanos D (berasal dari Shorea hemsleyana)
Adapun struktur senyawa-senyawa tersebut di atas adalah sbb :

Laevifonol Vatikanol B

Balanokarpol Heimiol A

Hopeafenol Vatikanol A
Hemsleyanol B Davidiol A

Hemsleyanol A Isohopeafenol

[(+)-α-viniferin13b-O-b–glucopyranoside] α- Viniferin
Hemsleyanosides A Hemsleyanosides B

Hemsleyanosides C Hemsleyanosides D

Ampelopsin A
3.3 Bioaktivitas Stilben
Secara alami, stilben ada dalam range yang luas terhadap aktivitas biologi, termasuk
toksisitas terhadap fungi, rayap, serangga. Resveratrol, stilbenol yang secara luas didistribusi, telah
ditemukan mempunyai aktivitas anti fungal dan bentuk dimer dan trimernya dalam daun Vitis
vinifera telah dihubungkan dengan ketahanan penyakit.
Oligomer resveratrol sebagai salah satu senyawa fenolik memiliki aktivitas biologi yang
beragam dan menarik. Aktivitas oligomer resveratrol yang pernah dilaporkan, antara lain sebagai
antimikroba, yaitu resveratrol, ε – viniferin, kopaliferol A, kopaliferol B, kanalikulatol, dan vatikafinol.
Kanalikulatol, distikol dan α – viniferin bersifat anti fungal. Selain itu, α – viniferin juga bersifat anti
inflamasi dan penghambat enzim asetilkolinesterase, vatikanol B bersifat anti oksidan. Balanokarpol
dan dibalanokarpol bersifat sebagai anti-HIV. Aktivitas biologis lainnya adalah sitotoksisitas, antara
lain ε – viniferin aktif terhadap sel leukemia HL60 dan vatikanol C aktif terhadap sel leukemia HL60
dan sel kanker usus SW480. ε – viniferin juga aktif terhadap sel kanker murin leukemia P-388
merupakan sel yang digunakan oleh NCI (National Cancer Institute) untuk skrining ekstrak atau
senyawa murni yang bersifat anti kanker.

Anda mungkin juga menyukai