PENDAHULUAN
Perkembangan ilmu kimia organik pada hakekatnya seiring dengan usaha pemisahan dan
penyelidikan bahan alam. Hal ini antara lain disebabkan karena struktur molekul dari senyawa-
senyawa yang dihasilkan oleh organisme mempunyai variasi yang sangat luas. Kenyataan ini dapat
digunakan untuk mendalami pengetahuan mengenai reaksi-reaksi organik dan juga untuk menguji
hipotesa atau penataan ulang molekul dan spektroskopi serapan elektron. Disamping itu, bahan
alam juga merupakan tantangan dalam penetapan struktur molekul yang kadang kala sangat rumit.
Stilbenoid merupakan agen kemotaksonomik yang menarik dan diekstrak dalam kayu yang
digunakan untuk bubur kayu. Mereka adalah kelompok senyawa organik yang dihasilkan oleh
tanaman kayu sebagai metabolit dan juga sebagai agen konstitutif. Senyawa ini terdapat di alam
sebagai aglikon dan glukosida.
yang sama, hanya dua stilben terprenilasi yang telah diperoleh dari Chlorophlora
excelsa pada tanaman famili Moraceae.
Stilben adalah molekul dasar untuk menyelidiki fotoisomerisasi, senyawa ini telah menjadi
subjek yang substansial dalam penelitian. Stilben adalah model yang dimengerti bersifat lebih rumit,
seperti retinal, kromofor dari rodopsin, dan untuk mengerti efek dari lingkungan yang berbeda dalam
potoisomerisasi. Isomerisasi dari stilben dapat dimulai baik dari geometri cis dan trans.
trans-stilben
Stilben adalah etilen yang tersubstitusi oleh dua cincin fenil. Cincin A biasanya memiliki dua
gugus hidroksi dalam posisi m dan memiliki jalur biosintesis asam mevalonat, sedangkan cincin B
membawa sebuah gugus hidroksi dan metoksi dalam posisi o-,m-,p- dan jalur biosintesisnya asam
shikimat. Stilben aglikon dan stilben glikosida terbentuk secara alami pada lumut dan tumbuhan
tingkat tinggi.senyawa ini merupakan bagian terpenting dari antifungal pitoaleksins fenolik yang
biasanya disintesis hanya melalui respon terhadap infeksi atau luka. Suatu kesatuan senyawa –
senyawa terbentuk berdasarkan pada jumlah dan lokasi gugus hidroksil:kehadiran gugus ini dapat
tersubstitusi oleh gula, metal, metoksi dan residu lainnya:konfigurasi sterik bagi molekul-molekul
identik secara kimia ; kemampuannya untuk memasuki reaksi membentuk dimmer, trimer, atau
polimer-polimer besar.
Laevifonol Vatikanol B
Balanokarpol Heimiol A
Hopeafenol Vatikanol A
Hemsleyanol B Davidiol A
Hemsleyanol A Isohopeafenol
[(+)-α-viniferin13b-O-b–glucopyranoside] α- Viniferin
Hemsleyanosides A Hemsleyanosides B
Hemsleyanosides C Hemsleyanosides D
Ampelopsin A
3.3 Bioaktivitas Stilben
Secara alami, stilben ada dalam range yang luas terhadap aktivitas biologi, termasuk
toksisitas terhadap fungi, rayap, serangga. Resveratrol, stilbenol yang secara luas didistribusi, telah
ditemukan mempunyai aktivitas anti fungal dan bentuk dimer dan trimernya dalam daun Vitis
vinifera telah dihubungkan dengan ketahanan penyakit.
Oligomer resveratrol sebagai salah satu senyawa fenolik memiliki aktivitas biologi yang
beragam dan menarik. Aktivitas oligomer resveratrol yang pernah dilaporkan, antara lain sebagai
antimikroba, yaitu resveratrol, ε – viniferin, kopaliferol A, kopaliferol B, kanalikulatol, dan vatikafinol.
Kanalikulatol, distikol dan α – viniferin bersifat anti fungal. Selain itu, α – viniferin juga bersifat anti
inflamasi dan penghambat enzim asetilkolinesterase, vatikanol B bersifat anti oksidan. Balanokarpol
dan dibalanokarpol bersifat sebagai anti-HIV. Aktivitas biologis lainnya adalah sitotoksisitas, antara
lain ε – viniferin aktif terhadap sel leukemia HL60 dan vatikanol C aktif terhadap sel leukemia HL60
dan sel kanker usus SW480. ε – viniferin juga aktif terhadap sel kanker murin leukemia P-388
merupakan sel yang digunakan oleh NCI (National Cancer Institute) untuk skrining ekstrak atau
senyawa murni yang bersifat anti kanker.