Anda di halaman 1dari 7

PENENTUAN KADAR BESI (Fe) DALAM SAMPEL AIR KRAN DARI DAERAH CIBIRU

DENGAN METODE KOLORIMETRI DAN SPEKTROFOTOMETRI UV-VISIBLE


Yulia Putri Carliana
Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran
Jl. Raya Bandung Sumedang Km.21 Jatinangor
e-mail : pcarliana@gmail.com
berbagai

TUJUAN
Menentukan kadar Fe dalam air kran
daerah cibiru dengan menggunakan metode
kolorimetri spektrofotometri UV-Vis

gangguan

antara

lain

kesehatan,

estetika dan ekonomis. Besi merupakan unsur


esensial bagi konsumsi gizi manusia dengan
kisaran kadar sekitar 10-50 mg/hari untuk zat
besi. (Depkes RI,2001)

PENDAHULUAN

Besi

secara

farmakologi

digunakan

Air merupakan unsur yang sangat

sebagai zat penambah darah bagi penderita

bagi

makhluk

anemia. Salah satu bentuk garam besi yang

termasuk manusia. Hampir semua organisme

digunakan sebagai komponen zat aktif dalam

hidup hanya dapat bertahan dalam periode yang

sediaan penambah darah adalah besi (II) sulfat,

pendek tanpa air. Pemenuhan kebutuhan akan air

yaitu besi bervalensi dua atau fero. Hal ini

haruslah memenuhi dua syarat yaitu kuantitas

berkaitan dengan kondisi tubuh manusia yang

dan kualitas.

lebih mudah menyerap besi dua daripada besi

esensial

kehidupan

semua

Kuantitas air yang diperlukan untuk

bervalensi tiga (Setiawan, 2012).

berbagai penggunaan oleh masyarakat adalah

Dalam bidang kesehatan, besi (Fe2+)

berbeda-beda tergantung kepada tingkat sosial

dalam dosis besar pada manusia bersifat toksik

budaya, suhu atau iklim dan ketersediaannya

karena, konsumsi Fe2+ berlebih be-rakibat pada

yang ditentukan berbagai faktor. Syarat kualitas

meningkatnya feritrin dan he-mosiderin dalam

meliputi

kimiawi,

sel parenkim hati, aki-batnya hemosiderin akan

bakteriologis dan radio aktif. Syarat-syarat

masuk ke dalam sel parenkim organ organ

tersebut merupakan suatu kesatuan, jadi jika ada

lain, misalnya pankreas, otot jantung dan ginjal

satu parameter saja yang tidak memenuhi syarat,

sehingga dalam jangka panjang, hemosiderin

maka air tersebut tidak layak untuk dikonsumsi.

akan tertimbun dalam organ organ dan

Pemakaian air minum yang tidak memenuhi

merusak kerja organ tersebut. Rusaknya jaringan

baku kualitas air tersebut dapat menimbulkan

ini disebut penyakit hemokromatosis. Kerusa-

persyaratan

fisik,

kan sel juga meluas pada hati, jantung dan organ

lain, bahkan bisa berakhir dengan ke-matian.

Persyaratan yang harus dipenuhi untuk absorbsi

(Widowati, 2008).

sinar tampak adalah larutan harus berwarna.

Secara Fisik, kelebihan Fe pada air


dapat menimbulkan bau dan warna pada air
minum,

seperti

menyebabkan

air

tidak enak pada minuman. (Sutrisno, 2004).


analisis

besi

yang

sering

digunakan adalah dengan spektrofotometri sinar


tampak, karena kemampuannya dapat mengukur
konsentrasi

besi

yang

rendah.

Analisis

kuantitatif besi dengan spektrofotometri dikenal


dua metode, yaitu metode orto-fenantrolin dan
metode tiosinat. Besi bervalensi dua maupun
besi bervalensi tiga dapat membentuk kompleks
berwarna dengan suatu reagen pembentuk
kompleks

dimana

intensitas

warna

yang

terbentuk dapat diukur dengan spektrofotometri


sinar

tampak.

Karena

orto

berwarna (Sastrohamidjojo,1991).

menjadi

kemerah merahan dan memberi rasa yang


Metode

Spektroskopi UVVis digunakan untuk cairan

fenantrolin

METODE PENELITIAN
Alat dan bahan yang digunakan dalam
penelitian ini antara lain Beaker Glass, Bulb
Pipet, Corong, Gelas ukur, Labu Erlenmeyer,
Labu ukur, Pipet, Spektrofotometer UV-Vis,
Vial, Volume Pipet, Air kran cibiru (sampel),
Aquadest, Feri ammonium sulfat, Etanol 96%;,
hydroxylammonium sulfat, 1,10-phenanthroline
monohydrate, Natrium Asetat, dan sampel.
Pembuatan larutan standar Fe(III) 10 ppm

Ditimbang sebanyak 0,0702 g Ferri


ammonium sulfat dilarutkan dengan aquades

merupakan ligan organik yang dapat membentuk

di dalam labu ukur 1 L, kemudian

kompleks berwarna dengan besi(II) secara

ditambahkansebanyak 2.5 mL H2SO4 pekat.

selektif (Kartasasmita, et al. 2009).

Aquades ditambahkan hingga batas pada

Spektrofotometer UV-Vis (Ultra VioletVisible) adalah salah satu dari sekian banyak
instrumen

yang

menganalisa

suatu

Spektrofotometer
kemampuannya

biasa
umum
dalam

hal

preparasi

Pembuatan Larutan fenantrolin

digunakan

dalam

senyawa

kimia.

monohidrat dilarutkan dalam 100 mL aquades.

digunakan

karena

Larutan disimpan pada botol coklat.

menganalisa

begitu

banyak senyawa kimia serta kepraktisannya


dalam

labu ukur, kocok hingga homogen.

sampel

apabila

dibandingkan dengan beberapa metode analisa

Sebanyak

100

mg

1,10-fenantrolin

Pembuatan Larutan Natrium Asetat


Sebanyak 10 g natrium asetat dilarutkan
dalam 100 mL aquades

(Herliani, 2008).
Pembuatan Larutan Hidroksialmin Sulfat

Sebanyak 2 g Hidroksialmin sulfat


dilarutkan dalam 100 mL aquades.

gelombang 400-800nm. Absorbansi didapat


digunakan

untuk

menentukan

konsentrasi

sampel menggunakan persamaan regresi linier


Pembuatan larutan standar logam Fe

yang telah diperoleh

Lima buah labu ukur 20 ml disiapkan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Larutan standar Fe 10 ppm disiapkan untuk


membuat larutan standar Fe dengan konsentrasi
0.1,0.2,0.5,1,

dan

2.5

ppm

Dilakukan analisis kandungan Fe dalam

dengan

sample air. Sampel air yang digunakan dalam

menambahkan 0,2 ml; 0,4 ml; 1 ml; 2 ml; dan

analisis ini adalah air keran daerah Cibiru,

5ml.

Bandung

Tambahkan masing-masing , 0,2mL

hidrosilamin-H2SO4

1mL

dengan

latitude

656'23"S

dan

ortopenantrolin,

longitude 10743'29"E. Sample ini diduga

natrium asetat 1,6mL kemudian di ad dengan

memiliki kadar besi yang cukup tinggi karena

aquades hingga volume 20 ml dan dikocok

lokasi ini dekat dengan persawahan. Penentuan

hingga homogen.

kadar besi dalam sampel air ini dilakukan

Campuran

tersebut

selanjutnya

dengan metode kolorimetri, yaitu didasarkan

dimasukkan kedalam kuvet, yang sebelumnya

pada persamaan warna yang terbentuk antara

sudah dibilas dengan etanol 96%. Diukur

sampel dengan fenantrolin. Ini merupakan

absorbansinya menggunakan spektrofotometer

kelemahan

UV-Vis dengan panjang gelombang 400-800nm.

visible. Oleh karena itu, untuk sampel yang

Absorbansi yang diperoleh selanjutnya dibuat

tidak memiliki warna harus dibuat berwarna

kurva kalibrasi konsentrasi Fe standar terhadap

dengan menggunakan rea-gent spesifik yang

absorbansi.

akan

dari

metode

menghasilkan

spek-trofotometri

sen-yawa

kompleks

berwarna. Intensitas warna yang dihasilkan


Pembuatan dan pengujian sampel
Sebanyak 1,6 mL natrium asetat, 1Ml
1,10-phenanthroline dan hydroxyl- ammonium
sulfat 0,2mL dimasukan kedalam labu ukur.
Kemudian sample air di ad sampai tanda tera
dan

dikocok

hingga

homogen.

Campuran

tersebut selanjutnya dimasukkan kedalam kuvet,


yang sebelumnya sudah dibilas dengan etanol
96%.

Diukur

spektrofotometer

absorbansinya
UV-Vis

menggunakan

dengan

panjang

diukur absorbansinya pada spektofotometer


visible. Zat-zat yang mengandung ion-ion
kompleks dapat menimbulkan warna
adanya

elektron

-elektron

yang

karena
tidak

berpasangan. Dari warna larutan kompleks yang


dihasilkan maka absorbansinya dapat diukur
dengan

spektrofotometer

UV-Vis.

Warna

komplementer terbentuk ketika cahaya putih


yang

berisi

seluruh

spektrum

panjang

gelombang melewati suatu medium (larutan

kimia berwarna) yang tembus cahaya bagi

larutan berwarna besi (II) fenantrolin yang

panjang-panjang

stabil.

gelombang

tertentu

tetapi

Penggunaan

1,10-fenantrolin

reagen

menyerap panjang-panjang gelombang yang lain

tersebut dapat membentuk kompleks tris yang

akibatnya

Digunakan

sangat kuat dengan Fe (II) sehingga penggunaan

spektrofotometri Vis karena logam besi memiliki

reagen tersebut sering digunakan dalam metode

panjang gelombang diatas 400 nm yang hanya

kolorimetri

dapat

Penggunaan

medium

diukur

itu.

dengan

menggunakan

untuk

penentuan

kadar

1,10-fenantrolin

Fe.

memerlukan

spektrofotometer Vis. Spektrofotometer Vis ini

beberapa kondisi yang dapat membantu reagen

menggunakan

tersebut

sumber

cahaya

polikromatis

dalam

menjalankan

fungsinya,

dengan detektor mata. Jika telah tercapai

diantaranya adalah pH yang optimal untuk

kesamaan warna berarti jumlah molekul zat

mengembangkan warna, buffer yang sesuai

penyerap yang dilewati sinar pada kedua sisi

untuk mempertahankan pH, reduktan yang

tersebut telah sama dan ini dijadikan dasar

sesuai, urutan dalam penambahan reagen,

perhitungan.

persamaan waktu setelah penambahan larutan

Kurva kalibrasi dibuat terlebih dahulu

buffer dan sebelum analisis, dan intereferensi

untuk menghitung konsentrasi Fe dalam sampel

dari logam dan ligan lain. Range pH yang sesuai

air kran. Larutan ferri ammonium sulfat

untuk

((NH4)2Fe(SO4).6H2O)

untuk

metode ini adalah antara pH 2 hingga pH 9

larutan standar karena bersifat relatif stabil

dengan menggunakan sitrat sebagai buffer.

dibandingkan garam rangkap lainnya seperti

Larutan sodium asetat ditambahkan untuk

FeCl3, dan Fe(NO3)3. Asam sulfat kemudian

menetralisasi

digunakan

ditambahkan kedalam larutan standar agar Fe


dapat direduksi menjadi Fe

2+

3+

yang agar tidak

2+

1,10-fenantrolin

kehadiran

asam

dalam

dan

mempertahanakan pH pembentukan kompleks


besi (II) fenatrolin.

mudah terhidrolisis. Seperti reaksi dibawah ini:


4 Fe3+ + 2NH2OH.HCl

penggunaan

Setiap pengukuran panjang gelombang


selalu diukur terlebih dahulu,larutan blanko

4Fe + N2O + 4H +H2O

dimana larutan blanko persen transmitansinya

Kemudian 1,10-fenantrolin dapat membentuk


2+

harus 100%. Larutan blanko hanya berisi

kompleks warna merah dari Fe . Adapun

aquades,

reaksinya adalah

fenantrolin, natrium asetat. Fungsi dari blanko

Fe2+(aq) + 3 C12H2N2

(aq)

[(C12H2N2)3Fe]2+(aq)
(kompleks

merah

jingga)
Fe2+ yang terbentuk akan membentuk kompleks
dengan fenantrolin menghasilkan kompleks

adalah

hidroksiammonium
mengukur

serapan

pereaksi

sulfat,
yang

digunakan untuk analisis kadar Fe sehingga


jumlah

serapan

absorbansi

Fe

larutan

sendiri
standar

adalah
atau

nilai
sampel

(mengandung pe-reaksi dan Fe) dikurangi

serapan pe-reaksinya. Kemudian dibuat pula

pembuatan

kurva

baku

standar

y = 0,198x + 0,001

untuk

memudahkan perhitungan kadar Fe dalam

Dari grafik dapat dilihat bahwa konsentrasi

sampel menggunakan perbandingan regresi

berbanding lurus dengan nilai absorbansi. Hal

linier. Larutan baku ini dengan pengenceran

ini menyebabkan pada konsentrasi yang tinggi,


jarak antar partikel zat menjadi sangat rapat,

Konsentrasi
(ppm)
0,1
0,2
0,5
1
2,5
X

konsentrasi

Absorbansi
0,0237
0,043
0,1078
0,1846
0,5026
0,0065

0,0241
0,0426
0,1077
0,1845
0,5027
0,0065

0.1,0.2,0.5,1,

0,0249
0,0424
0,1078
0,1843
0,5026
0,0068

dan

2.5

Rata-rata

yang akan mempengaruhi distribusi muatan, dan

0,024233
0,042667
0,107767
0,184467
0,502633
0,0066

mengubah cara molekul melakukan serapan.

ppm.

Pengukuran absorbansi untuk larutan standar


besi(III) dan absorbansi sampel air keran

Oleh karena itu terkadang pada konsentrasi


terlalu tinggi kurva tidak linier. Nilai regresi
yang didapatkan 0,997 menunjukkan bahwa data
absorbansi yang diperoleh mendekati satu (1)
yang berati telah memenuhi persamaan regresi
linier dari Hukum Lambert Beer.

(sampel) diukur pada max = 510 nm.


Berikut merupakan hasil pengukuran absorbansi

Pengukuran absorbansi sampel dari air keran

larutan besi (III) standar dengan berbagai

Jatinangor

konsentrasi pada 510 nm:

spektrofotometer

dengan

menggunakan

UV-Vis

pada

panjang

gelombang 511 nm sebanyak tiga kali (triplo).


Nilai absorbansi diplotkan terhadap konsentrasi
sehingga

terbentuk

kurva

kalibrasi

dan

didapatkan persamaan linier. Berikut merupakan


kurva kalibrasi larutan besi (III) standar.

Kurva Standar Baku Fe2+ pada Panjang gelombang 510nm

Volume sample
Absorbansi 1
Absorbansi 2
Absorbansi 3
Rata-rata

20mL
0,0036
0,0036
0,0036
0.0036

y = ax + b
0,0036= 0,198x + 0,001
-0,198x =0,001-0,0066

0.6
0.4 f(x) = 0.2x + 0
R = 1
Absorbansi (A)
0.2

2,6 x 10
x=
0,198

x = 0,0131 ppm

0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3

Nilai absorbansi sampel tersebut di input ke

Konsentrasi (ppm)

dalam persamaan garis dari kurva baku larutan


standar besi (II) dan diperoleh kadar Fe2+ (nilai

Diperoleh persamaan regresi linier

x) di dalam sampel air keran Cibiru sebesar

0,0131. Standard yang mengatur mengenai air

Herliani, An an. 2008.Spektrofotometri.

minum yang terdapat di dalam Permenkes

Pengendalian Mutu Agroindustri.

No.492/MENKES/PES/IV/2010

Program D4-PJJ.

menyatakan

bahwa konsentrasi Fe2+ yang diperbolehkan


sebesar 0.3 ppm. Kadar besi dalam air sampel
uji yang diteliti adalah 0,0131. Maka, air sampel
uji memenuhi syarat untuk dikatakan sebagai air
bersih dan layak untuk digunakan.

Idowati, W. 2008.
Pencegahan

Efek Toksik Logam


dan

Pencemaran.

Penanggulangan

Penerbit

Andi.

Yogyakarta
Kartasasmita, E., Tuslinah, L., Fawaz, M. 2009.

KESIMPULAN

Penentuan Kadar Besi(II) dalam Sediaan

Telah dilakukan analisis kandungan besi (Fe)

Tablet

pada sampel air kran yang berasal dari daerah

Metode

Cibiru, Bandung dengan menggunakan metode

Kesehatan Vol (1) No.1. Hal:69-78.

kolorimetri dan menggunakan spektrofotometri

Tasikmalaya : Jurusan Farmasi Sekolah

UV-Visible. Dari data absorbansi deret standar

Tinggi Ilmu Kesehatan Bakti Tunas

ini dibuat kurva kalibrasi dengan persamaan

Husada.

garis y = 0,198x + 0,001dengan nilai R = 0,981


yang menunjukkan bahwa kurva linear .
Didapatkan nilai kadar Fe sebesar 0,0131.
Konsentrasi Fe dalam sampel memenuhi standar
yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan RI
di

dalam

No.492/MENKES/PES/IV/2010

tentang air bersih yaitu sebesar 0,3 ppm.

Besi(II)

Menggunakan

Orto-Fenantrolin.

Jurnal

Sastroamidjojo H. 1991. Spektroskopi.


Yogyakarta: Liberty. Hlm 11.
Setiawan, Dana B. 2012. Penentuan Kadar
Besi dalam Air Rumah Tangga.
Tersedia

di

www.academia.edu/

https://
5350214/

PENENTUAN_KADAR_BESI_DAL.
AM_AIR

DAFTAR PUSTAKA

Sulfat

(diakses

tanggal

18

November 2014).
Sutrisno, T., (2004). Teknologi Penyediaan Air

Depkes RI., 2001. Pedoman Pelayanan Pusat


Sterilisasi (CSSD) di Rumah Sakit.
Departemen Kesehatan RI, Jakarta,
Hal : 1-7.

Bersih. PT. Rineka Cipta. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai