Anda di halaman 1dari 9

ISSN (Print) : 2443-1141

ISSN (Online) : 2541-5301


PENELITIAN

Penurunan Kadar Besi (Fe) Dengan Sistem


Aerasi dan Filtrasi Pada Air Sumur Gali
(Eksperimen)
Rasman1*, Muh. Saleh2

Abstrak

Pengadaan air bersih di Indonesia khususnya untuk skala yang besar masih terpusat didaerah
perkotaan, dan dikelola oleh Perusahaan Air Minum (PAM) kota yang bersangkutan. Namun demikian
secara nasional jumlahnya masih relatif kecil dan dapat dikatakan belum mencukupi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penurunan kadar besi (Fe) dengan sistem aerasi
dan filtrasi pada air sumur gali. Penelitian untuk mengetahui kadar besi dengan sistem aerasi dan
filtrasi pada air sumur gali dengan desain pre-pos Test atau melakukan uji pada air baku dan air hasil
pengolahan. Dalam proses penelitian akan dilakukan replikasi atau pengulangan proses pengolahan
hingga media filter mencapai titik jenuh.
Penurunan kadar besi (Fe) setelah perlakuan Aerasi dapat menurunkan kadar besi (Fe) hingga
mencapai persentase Penurunan sebesar 66,7%. Dan hasil yang diperoleh telah sesuai persyaratan
yang telah di tentukan sesuai Permenkes RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990, yaitu 1.0 mg/l.

Kata Kunci : Kadar Besi (Fe), Aerasi, Filtrasi, Air Sumur

Pendahuluan mencukupi kebutuhan sehari-hari sesuai dengan


Air merupakan kebutuhan pokok bagi ke- kebutuhan manusia/masyarakat. Untuk masyarakat
hidupan manusia di bumi ini. Sesuai dengan Indonesia diperkotaan kebutuhan akan air antara
kegunaannya, air dipakai sebagai air minum, man- 100 150 liter/orang/hari dan masyarakat
di, mencuci, transportasi baik di sungai maupun di pedesaan sesuai survey WHO adalah 60 liter/
laut. Air juga dipergunakan untuk meningkatkan orang/hari. Untuk memenuhi kebutuhan air, manu-
kualitas hidup manusia. Pengadaan air bersih di sia harus selalu memperhatikan, menjaga kualitas
Indonesia khususnya untuk skala yang besar masih dan kuantitas air terutama yang erat kaitannya
terpusat didaerah perkotaan, dan dikelola oleh dengan kesehatan. Karena kemungkinan terjadinya
Perusahaan Air Minum (PAM) kota yang bersangku- pencemaran air yang sangat relatif pada suatu per-
tan. Namun demikian secara nasional jumlahnya putaran air (hidrologi) berlangsung walaupun siklus
masih relatif kecil dan dapat dikatakan belum tersebut berlangsung secara ilmiah yang mengatur
mencukupi (Faried, 2007). terjadinya air permukaan dan air tanah (Makmur,
Dari segi kualitas air tersebut dapat 2013).
Dalam upaya pemenuhan kebutuhan air
* Korespondensi : rasmanjbr@gmail.com
1
Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Makassar salah satu sumber yang digunakan adalah air tanah
2
Bagian Kesehatan Lingkungan UIN Alauddin Makassar dengan menggunakan sumur gali banyak dijumpai
160 H IG IE N E V O L UM E 2, N O. 3, SEP T EM B E RD E SE M B E R 2016

di daerah yang belum terjangkau oleh PDAM. Sumur menggunakan metode cascade belum efektif
gali tidak membutuhkan biaya yang besar dalam menurunkan kadar besi (Fe) dan mangan (Mn) dari
pembuatannya. Akan tetapi, adanya kandungan hasil penelitian didapat hasil penurunan kadar besi
mineral melebihi kadar maksimum yang diper- 3,0 mg/l dari tiga kali replikasi, dan untuk mangan
bolehkan sehingga dapat mendatangkan keracunan (Mn) 1,6 mg/l. Hasil tersebut tidak memenuhi per-
dan penyakit terhadap manusia. syaratan Permenkes RI No. 416/MENKES/PER/
Air merupakan masalah yang utama, dalam IX/1990. Dengan menggunakan metode filtrasi
penyediaan air bersih di kota dan di desa. Oleh kare- penurunan kadar besi (Fe) rata-rata 0,6 mg/l dari
na meningkatnya kebutuhan manusia berbagai tiga kali replikasi, untuk pengolahan kadar mangan
upaya dilakukan untuk menyediakan air bersih yang (Mn) 0,93 mg/l. Hasil tersebut sudah memenuhi
aman bagi kesehatan. Adapun air yang sehat harus persyaratan Permenkes RI No. 416/MENKES/PER/
memenuhi empat kreteria parameter. Pertama ada- IX/1990. Metode kombinasi cascade dikatakan efek-
lah fisik meliputi padatan terlarut, kekeruhan, tif dalam menurunkan kadar besi dan mangan kare-
warna, rasa, bau, dan suhu. Kedua adalah parame- na hasil penelitian didapatkan penurunan kadar besi
ter kimiawi terdiri atas berbagai ion, senyawa rata-rata 0,5 mg/l dari tiga reflikasi, pengolahan
beracun, kandungan oksigen terlarut dan kebutuhan untuk kadar mangan 0,5 mg/l, yang keduanya sudah
oksigen kimia. Ketiga adalah parameter biologis memenuhi persyaratan persyaratan Permenkes RI
meliputi jenis dan kandungan mikrooganisme baik No. 416/MENKES/PER/IX/1990.
hewan maupun tumbuhan. Parameter yang terakhir Pada penelitian St. Hajar, 2014 dengan
adalah radioaktif meliputi kandungan bahan ba- judul Kemampuan metode cascade dengan filtrasi
han radioaktif (Yurman, 2009). zeolit dalam menurunkan kadar besi (Fe) pada air
Air tanah dalam dan dangkal banyak sumur gali, didapatkan hasil dengan Metode cas-
mengandung zat besi (Fe) yang tinggi. Keberadaan cade dapat menurunkan kadar besi (Fe) pada air
kadar zat besi atau (Fe) dapat menyebabkan warna sumur gali dengan sampel awal 8,32 mg/l persen-
air berubah menjadi kuning-coklat setelah beberapa tase penurunan 87,65 % dan hasil yang diperoleh
saat kontak dengan udara, juga dapat menimbulkan telah sesuai persyaratan yang telah ditentukan
bau yang kurang enak, bercak - bercak kuning pada sesuai Permenkes RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990,
pakaian dan dapat menimbulkan masalah atau yaitu 1,0 mg/l. Dengan metode filtrasi zeolit dapat
gangguan pada kesehatan bagi orang yang menurunkan kadar besi (Fe) pada air sumur gali
mengkonsumsinya secara terus-menerus.(Rizal Nur, dengan sampel awal 8,32 mg/l dengan persentase
2011). penurunan 94,14 dan hasil yang diperoleh telah
Selain menimbulkan dampak negatif besi sesuai persyaratan yang telah ditentukan sesuai
juga memiliki dampak positif, yaitu dibutuhkan un- Permenkes RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990, yaitu
tuk pembentukan sel-sel darah merah namun apabi- 1,0 mg/l.
la melebihi yang telah di tetapkan oleh Depkes, Adapun data awal pada pemeriksaan kadar
maka perlu ada pengolahan lebih lanjut. Oleh sebab (Fe) pada air sumur gali yang terletak di Kel. Banta-
itu keberadaan besi dalam air tidak perlu di Bantaeng Kec. Rappocini Kota Makassar yakni 2,4
hilangkan sama sekali.sehingga Departemen mg/liter, ditinjau dari Permenkes tidak memenuhi
Kesehatan Republik Indonesia telah menetapkan syarat Permenkes RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990,
melalui Permenkes RI No. 416/MENKES/PER/ tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air,
IX/1990, tentang syarat dan pengawasan kualitas bahwa kadar maksimum besi (Fe) yang di per-
air, bahwa kadar besi maksimum yang di per- bolehkan untuk air bersih adalah 1 mg/liter. Kadar
bolehkan untuk air bersih adalah 1 mg/liter. besi (Fe) yang melebihi dosis yang diperlukan oleh
Pada penelitian Makmur, 2013 dengan tubuh dapat menimbulkan masalah kesehatan.
V O L UM E 2, N O. 3, SEP T EM B E RD E SE M B E R 2016 H IG IE N E 161

Manusia yang sering mendapatkan transfusi darah, sumur gali dengan desain pre-pos Test atau
warna kulitnya menjadi hitam karena akumulasi melakukan uji pada air baku dan air hasil pen-
besi. Dalam dosis yang besar besi juga dapat golahan. Dalam proses penelitian akan dilakukan
merusak dinding usus. Debu besi juga dapat di replikasi atau pengulangan proses pengolahan
akumulasi di dalam alveoli dan menyebabkan hingga media filter mencapai titik jenuh.
berkurangnya fungsi paru-paru dan dapat men- Lokasi Penelitian
imbulkan noda pada peralatan dan bahan yang Penelitian ini dilakukan di Workshop Juru-
berwarna putih. Andanya unsur ini dapat pula men- san Kesehatan Lingkungan Poltekkes Makassar dan
imbulkan bau, warna dan koloid pada air minum. pemeriksaan sampel dilakukan di Laboratorium
Oleh sebab itu, diperlukan upaya pen- Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Makassar,
golahan sebelum air tersebut di konsumsi sehingga sedangkan sampel air berasal dari sumur gali di Kel.
tidak akan mengganggu kesehatan. Salah satu cara Banta- Bantaeng Kec. Rappocini Kota Makassar
pengolahan yang sering dan yang umum di lakukan Waktu Penelitian
adalah proses aerasi dan filtrasi. Filtrasi merupakan Waktu penelitian ini dibagi dalam dua
proses penyaringan untuk menghilangkan zat padat tahap yaitu tahap persiapan dan pelaksanaan.
tersuspensi serta menurunkan kadar besi melalui Tahap Persiapan meliputi : penentuan kelayakan
bahan (media) yang berpori. Aerasi adalah suatu judul, pemeriksaan awal kadar besi (Fe), menen-
proses penambahan udara/oksigen dalam air tukan lokasi pengambilan sampel. Tahap pelaksa-
dengan membawa air dan udara ke dalam kontak naan meliputi kegiatan penelitian yang berlangsung
yang dekat, dengan cara menyemprotkan air ke pada bulan Mei sampai bulan Oktober 2016.
udara (air ke dalam udara) atau dengan mem- Media Filtrasi
berikan gelembung-gelembung halus udara dan Pasir silika, banyak digunakan untuk
membiarkannya naik melalui air (udara ke dalam menyaring lumpur,tanah dan partikel besar/kecil
air). dalam air, diameter butiran pasir saringan 0,2-1
Berdasarkan latar belakang diatas maka mm dan ketebalan media 60 cm. Arang tempurung
penulis tertarik meneliti dengan judul Penurunan kelapa, menyaring atau menghilangkan bau, warna
Kadar Besi (Fe) Dengan Sistem Aerasi Dan Filtrasi dan zat pencemar dalam air dan diameter 1-2 cm
Pada Air Sumur Gali dengan ketebalan media 60 cm. Pecahan kerikil/
cipping, digunakan untuk menyaring partikel kasar
Metode Penelitian yang ada dalam air dan diameter 1-2 cm dengan
Jenis Penellitian ketebalan media 60 cm.
Penelitian yang dilakukan ini merupakan Teknik Pengumpulan Data
penelitian Eksperimen pemeriksaan untuk menge- Data primer diperolah dari perlakuan dan
tahui penurunan kadarbesi (Fe) pada air sumur pemeriksaan Kadar besi (Fe) di laboratorium. Data
gali dengan sistem aerasi dan filtrasi, sebelum dan skunder diperoleh melalui penelusuran
setelah pengolahan. kepustakaan, berupa buku refrensi dan internet
Desain penelitian yang ada hubungannya dengan objek penelitian.
Desain penelitian adalah seluruh Pengolahan Data
perencanaan untuk menjawab penelitian dan untuk Data yang diperoleh dari hasil pemerik-
mengantisipasi kesulitan yang mungkin timbul sela- saan laboratorium diolah secara manual dengan
ma proses penelitian (Burn & Grove, 1991; Bu- menggunakan kalkulator dan disajikan dalam ben-
dirman 2012 dalam Irwandi, 2013). tuk tabel kemudian dianalisa secara deskriptif yaitu
Peneliti akan mengetahui penurunan ka- untuk mengetahui besarnya penurunan kadar besi
dar besi dengan sistem aerasi dan filtrasi pada air pada air setelah melakukan perlakuan melalui sis-
162 H IG IE N E V O L UM E 2, N O. 3, SEP T EM B E RD E SE M B E R 2016

tem aerasi dan filtrasi. kedua kadar besi (Fe) setelah pengolahan sebesar
0,79 mg/l, adapun besarnya penurunan yaitu 1,61
Hasil mg/l, dengan persentase sebesar 67,1 %. Pada per-
Berdasarkan hasil penelitian di Workshop lakuan ketiga kadar besi (Fe) setelah pengolahan
Kampus Kesehatan Lingkungan dengan diperoleh hasil sebesar 0,74 mg/l, adapun besarnya
menggunakan sistem aerasi dan filtrasi untuk penurunan yaitu 1,66 mg/l, dengan persentase
menurunkan kadar besi (Fe) pada air sumur gali di sebesar 69,2 %. Jadi rata-rata besarnya penurunan
Kelurahan Banta-Bantaeng Kecamatan Rappocini yaitu 1,6 mg/l dengan rata-rata persentase sebesar
Kota Makassar. 66,7 %.
Dalam melaksanakan eksperimen ini di Pada tabel 2 menunjukkan bahwa kadar
lakukan pemeriksaan Kadar besi (Fe) terhadap sam- besi (Fe) sebelum perlakuan dengan menggunakan
pel sebelum air baku mengalami perlakuan Aerasi, sistem filtrasi dengan media pecahan kerikil, arang
Hal ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar batok kelapa dan pasir, pada perlakuan pertama
penurunan yang terjadi. Adapun hasil pemeriksaan sebesar 2,4 mg/l, setelah pengolahan diperoleh
kadar (Fe) awal sebesar 2,4 mg/l, kualitas air terse- hasil sebesar 0,28 mg/l, besarnya penurunanya yai-
but tidak layak untuk dikomsumsi dan belum me- tu 2,12 mg/l, dengan persentase penurunan sebesar
menuhi persyaratan Permenkes RI No. 416/ 88,3 %. Pada perlakuan kedua kadar besi (Fe)
MENKES/PER/IX/1990, yaitu 1,0 mg/l. setelah pengolahan sebesar 0,27 mg/l, adapun
Pada tabel 1 menunjukkan bahwa kadar besarnya penurunan yaitu 2,13 mg/l, dengan per-
besi (Fe) sebelum perlakuan dengan menggunakan sentase sebesar 88,8 %. Pada perlakuan ketiga ka-
sistem aerasi pada perlakuan pertama sebesar 2,4 dar besi (Fe) setelah pengolahan diperoleh hasil
mg/l, setelah pengolahan diperoleh hasil sebesar sebesar 0,23 mg/l, adapun penurunan yaitu 2,17
0,87 mg/l, besarnya penurunan yaitu 1,53 mg/l, mg/l, dengan persentase sebesar 90,4 %. Jadi rata-
dengan persentase sebesar 63,8 %. Pada perlakuan rata besarnya penurunan yaitu 2,14 mg/l dengan
rata-rata persentase sebesar 89,2 %.

Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Rata-Rata Kadar Besi (Fe) Sebelum Perlakuan Dan Sesudah Perlakuan
Menggunakan Aerasi
Kadar Besi Penurunan Presentase
No. Perlakuan
Sebelum Sesudah Mg/l (%)
1. I 2,4 0,87 1,53 63,8
2. II 2,4 0,79 1,61 67,1
3. III 2,4 0,74 1,66 69,2
Rata-rata 2,4 0,8 1,6 66,7
Sumber : Data primer 2016

Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Rata-Rata Kadar Besi (Fe) Sebelum Perlakuan Dan Sesudah Perlakuan
Menggunakan Filtrasi
Kadar Besi Penurunan Presentase
No. Perlakuan
Sebelum Sesudah Mg/l (%)
1. I 2,4 0,28 2,12 88,3
2. II 2,4 0,27 2,13 88,8
3. III 2,4 0,23 2,17 90,4
Rata-rata 2,4 0,26 2,14 89,2
Sumber : Data primer 2016
V O L UM E 2, N O. 3, SEP T EM B E RD E SE M B E R 2016 H IG IE N E 163

Tabel 3. Hasil Pemeriksaan Rata-Rata Kadar Besi (Fe) Sebelum Perlakuan Dan Sesudah Perlakuan
dengan Kombinasi (Aerasi dan Filtrasi)
Kadar Besi Penurunan Presentase
No. Perlakuan
Sebelum Sesudah Mg/l (%)
1. I 2,4 0,39 2,01 83,8
2. II 2,4 0,35 2,05 85,4
3. III 2,4 0,32 2,08 86,7
Rata-rata 2,4 0,35 2,05 85,4
Sumber : Data primer 2016
Tabel 4. Persentase Penurunan Rata-Rata Kadar Besi Setelah Perlakuan dengan Menggunakan
Metode Aerasi, Filtrasi dan Kombinasi
Kadar Besi ( mg/l)
Perlakuan
Sebelum Sesudah % Penurunan
Aerasi 2,4 0,8 66,7
Filtrasi 2,4 0,26 89,2
Kombinasi 2,4 0,35 85,4
Sumber : Data primer 2016

Pada tabel 3 menunjukkan bahwa kadar sebesar 85,4 %. Pada perlakuan ketiga kadar besi
besi (Fe) sebelum perlakuan dengan sistem kom- (Fe) setelah pengolahan diperoleh hasil sebesar
binasi dengan menggabungkan aerasi dan filtrasi 0,32 mg/l, adapun besarnya penurunan yaitu 2,08
pada perlakuan pertama sebesar 2,4 mg/l, dan mg/l, dengan persentase sebesar 86,7 %. Jadi rata-
setelah pengolahan diperoleh hasil sebesar 0,39 rata besarnya penurunan yaitu 2,05 mg/l, dengan
mg/l, besarnya penurunanya yaitu 2,01 mg/l, rata-rata persentase sebesar 85,4 %.
dengan persentase penurunan sebesar 83,8 %. Pa- Pada proses pengolahan penurunan kadar
da perlakuan kedua kadar besi (Fe) setelah pen- besi (Fe) pada air sumur gali di atas dengan
golahan sebesar 0,35 mg/l, adapun besarnya menggunakan metode aerasi, filtrasi dan kombinasi
penurunan yaitu 2,05 mg/l, dengan persentase diperoleh hasil kadar besi (Fe) yang memenuhi

Gambar 1. Grafik Rata-rata Penurunan Kadar Besi (Fe)


164 H IG IE N E V O L UM E 2, N O. 3, SEP T EM B E RD E SE M B E R 2016

standar Permenkes RI No. 416/MENKES/PER/ (Detention Time) pengendapan yang optimal


IX/1990, bahwa syarat kadar besi (Fe) yaitu 1,0 mg/ biasanya diambil 3 jam (2 - 6 jam).
l. Hal ini menunjukkan bahwa waktu kontak
Dari tabel 4dapat dilihat hasil Persentase terjadinya penetrasi oksigen yang banyak pada saat
Penurunan Kadar Besi Setelah melalui 3 kali Perla- penelitian ini ditentukan dengan waktu kontak yang
kuan pada air sumur gali dengan kecepatan aliran 1 dialirkan melalui shawer, air yang melalui Aerasi
menit/l hasilnya memiliki perbedaan yang signifikan serta adanya semprotan air kemudian masuk
terhadap aerasi, filtrasi dan kombinasi untuk lebih kedalam bak pengendapan, untuk membuat kontak
jelas penurunan kadar besi dapat dilihat pada gam- air dengan udara lebih lama dengan semprotan kecil
bar 1. dan melebar sehingga terjadi proses pengikatan ion
besi dengan oksigen dalam bentuk terlarut (ferro)
Pembahasan menjadi bentuk yang tidak larut (ferri) yang selan-
Pembahasan diarahkan kepada kemampu- jutnya akan mengendap dan sebagian lagi masuk
an perlakuan alat Aerasi dan filtrasi dengan filtrasi pada bagian perlakuan filtrasi.
krikil, arang batok kelapa dan pasir silika dalam Berdasrkan hasil penelitian dan perlakuan
menurunkan kadar besi (Fe) pada air Sumur gali aerasi mengalami penurunan kadar besi (Fe) dengan
yang ada di kelurahan Banta-bantaeng kecamatan kecepatan aliran 1 menit/liter lebih baik . Sehingga
rappocini kota Makassar dapat dinyatakan penurunan kadar besi (Fe) dengan
Metode Aerasi Dalam Menurunkan Kadar Besi (Fe) kecepatan aliran selama 1 menit/ltr dapat memen-
Berdasarkan hasil penelitian tahap awal uhi persyaratan untuk sarana air bersih yaitu
yang di lakukan di Workshop Jurusan Kesehatan Permenkes RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990 bahwa
Lingkungan dengan perlakuan sebanyak 3 kali perla- kadar besi yang diperbolehkan adalah 1 mg/l.
kuan dengan kecepatan aliran 1 menit/l penurunan Metode Filtrasi Dalam Menurunkan Kadar Besi
kadar besi (Fe) dengan cara kontak air dengan udara (Fe)
dengan cara mengangkat air ke atas kemudian Filtrasi atau penyaringan dalam penelitian
dilepas dan menyebar sehingga terjadi grafitasi dari ini adalah suatu bentuk perlakuan untuk mem-
atas ke bawah. isahkan padatan yang terlarut didalam air. Pada
Berdasarkan hasil penelitian dengan perla- proses ini filtrasi dengan media kerikil, arang tem-
kuan didapatkan penurunan kadar besi (Fe) awal purung kelapa dan pasir . Kerikil berfungsi untuk
2,4 mg/l dan sesudah perlakuan aerasi mengalami menyaring partikel-partikel kasar yang ada dalam
penurunan dengan rata-rata 0,8 mg/l atau dengan air.. Arang berfungsi untuk menyaring atau
persentase 66,7 %. Dengan perlakuan aerasi dapat menghilangkan bau, warna dan zat pencemar pada
terlihat bahwa kandungan besi (Fe) mengalami air dan memurnikan air. Pasir berfungsi untuk
penurunan dengan kecepatan aliran 1 menit/l. menyaring lumpur,tanah dan partikel besar/kecil
Hal ini disebabkan waktu pengendapan dalam air. Prinsip kerjanya adalah air yang akan
setelah proses aerasi terlalu singkat yaitu selama 30 disaring mengalir dari bawah ke atas menembus
menit. Sedimentasi dengan waktu 30 menit lapisan pasir karena gaya grafitasi kemudian partikel
sebenarnya belum optimal, karena partikel-partikel padat yang akan dipisahkan tertahan dalam pasir.
tersuspensi belum mengalami pengendapan s Berdasarkan hasil penelitian dengan perla-
ecara sempurna. Butiran gumpalan kotoran dengan kuan didapatkan penurunan kadar besi (Fe) awal
ukuran yang besar dan berat akan 2,4 mg/l dan sesudah mengalami filtrasi mengalami
mengendap, sedangkan yang berukuran kecil penurunan dengan rata-rata 0,26 mg/l atau dengan
dan ringan masih melayang-layang dalam air persentase penurunan 69,2 %. Dengan perlakuan
(Depkes RI, 2000). Menurut Sanropie (1984), waktu filtrasi dapat terlihat bahwa kandungan besi (Fe)
V O L UM E 2, N O. 3, SEP T EM B E RD E SE M B E R 2016 H IG IE N E 165

turun dan berbeda penurunan dengan perlakuan air dialirkan ke bak filtrasi untuk menyaring unsur
aerasi dengan kecepatan aliran 1 menit/liter. (Fe) yang telah berubah menjadi Fe 3+(ferri).
Untuk itu perlakuan dengan filtrasi Pada tabel diatas dapat menunjukkan per-
penurunan kadar besi (Fe) menjadi 2,14 mg/l dinya- sentase penurunan kadar besi (Fe) dari beberapa
takan memiliki kemampauan menurunkan kadar perlakuan yakni penurunan rata-rata dengan aerasi
besi (Fe) dan memenuhi dari segi persyaratan un- dari ketiga waktu kontak yang sama penurunan
tuk sarana air bersih yaitu Permenkes RI No. 416/ kadar besi (Fe) dengan perlakuan secara Aerasi dan
MENKES/PER/IX/1990, bahwa kadar besi yang di- filtrasi memiliki tingkat penurunan kadar besi (Fe)
perbolehkan adalah 1 mg/l. yang tinggi dan dikatakan mampu karena sudah
Sistem Kombinasi dalam Menurunkan Kadar Besi memenuhi dari segi persyaratan untuk sarana air
(Fe) bersih yaitu Permenkes RI No. 416/MENKES/PER/
Berdasarkan hasil penelitian dengan perla- IX/1990 bahwa kadar besi yang diperbolehkan ada-
kuan yang memadukan perlakuan kombinasi lah 1 mg/l.
(aerasi dengan filtrasi) pada penelitian ini didapat- Dari hasil penelitian ini dapat diketahui
kan kadar besi (Fe) dari 2,4 mg/l, dan setelah perla- bahwa penurunan kadar besi (Fe) tidak terlalu
kuan kombinasi mengalami penurunan rata-rata memberikan penurunan yang besar dibandingkan
sebesar 0,35 mg/l dengan persentase penurunan dengan penurunan kadar besi (Fe) dengan perla-
85,4 %. Adanya penurunan ini menurut asumsi kuan filtrasi, Hal ini didasarkan pada pengamatan
peneliti dikarenakan air baku tersebut mengalami yang dianggap mempengaruhi yaitu, Sebagaimana
beberapa tahap perlakuan. pelaksanaan penelitian yang telah dilakuakan pada
Pada penelitian st. Hajar, 2014 dengan perlakuan kombinasi, yaitu pada saat waktu
judul Kemampuan metode cascade dengan filtrasi pengambilan sampel berbeda dengan perlakuan
zeolit dalam menurunkan kadar besi (Fe) pada air aerasi dan filtrasi dan air baku langsung dimasuk-
sumur gali, didapatkan hasil dengan Metode cas- kan ke bak penampungan kemudian di alirkan ke
cade dapat menurunkan kadar besi (Fe) pada air aerasi, karena partikel-partikel
sumur gali dengan sampel awal 8,32 mg/l dengan tersuspensi belum mengalami pengendapan secara
persentase penurunan 87,65 % dan hasil yang di- sempurna. Butiran gumpalan kotoran dengan
peroleh telah sesuai persyaratan yang telah diten- ukuran yang besar dan berat akan mengendap,
tukan sesuai Permenkes RI No. 416/MENKES/PER/ sedangkan yang berukuran kecil dan ringan masih
IX/1990, yaitu 1,0 mg/l. Dengan metode filtrasi melayang-layang dalam air, perlakuan ini memberi
zeolit dapat menurunkan kadar besi (Fe) pada air dampak pada kemampuan media arang tempurung
sumur gali dengan sampel awal 8,32 mg/l dengan kelapa, kerikil dan pasir silika yang langsung ber-
persentase penurunan 94,14% dan hasil yang di- fungsi menyaring air baku yang masih memiliki un-
peroleh telah sesuai persyaratan yang telah diten- sur besi (Fe) dalam kondisi terlarut (Ferro=Fe 2+ )
tukan sesuai Permenkes RI No. 416/MENKES/PER/ sehingga filtrasi tidak berfungsi secara baik untuk
IX/1990. menyaring air baku dikarenakan ukuran diameter
Dengan menggunakan sistem Aerasi dan air baku yang akan diolah masih bisa melewati uku-
filtrasi memungkinkan terjadinya oksidasi sehingga ran diameter dari susunan media filtrasi dengan
terjadi perubahan unsur (Fe) dalam bentuk ferro menggunakan media arang tempurung kelapa,
(Fe2+) menjadi ferri (Fe3+) dalam bentuk endapan. kerikil, pasir silika.
Air yang telah melalui tahap aerasi sesuai dengan
penelitian dianggap mengalami penurunan kadar Kesimpulan
(Fe) dan sekaligus meringankan beban filtrasi dari Berdasarkan hasil penelitian yang telah
segi masa pakai kualitas media filtrasi, selanjutnya dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
166 H IG IE N E V O L UM E 2, N O. 3, SEP T EM B E RD E SE M B E R 2016

penurunan kadar besi (Fe) setelah perlakuan Aerasi Erlani. 2011. Variasi Luas Wilayah Cescade Terhadap
dapat menurunkan kadar besi (Fe) hingga mencapai Penurunan Kadar Besi (Fe) Air, (Online),
(http://sanitasi-
persentase Penurunan sebesar 66,7%. Dan hasil
keslingmks.blogspot.co.id/2011/06/
yang diperoleh telah sesuai persyaratan yang telah variasi - luas - wilayah - cescade - terhadap _15.
di tentukan sesuai Permenkes RI No. 416/MENKES/ html. Diakses 29 Desember 2015).
PER/IX/1990, yaitu 1.0 mg/l. Penurunan kadar besi Fadli Kurniawan. 2014. Model Aerasi Dan Filter
Arang Aktif Untuk Menurunkan Besi (Fe)
(Fe) dengan sistem Filtrasi dengan media kerikil,
Pada Air Sumur Gali Di Kelurahan Kapasa
arang tempurung kelapa dan pasir silika dapat Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar
menurunkan kadar besi (Fe) hingga mencapai per- (Eksperimen). Makassar: Program Diploma III
sentase sebesar 89,2%. Dan hasil yang diperoleh Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik
kesehatan Makassar. (KTI tidak diterbitkan).
telah sesuai persyaratan yang telah di tentukan
Hidayat, dkk. 2013. Penuntun Kimia. Makassar:
sesuai Permenkes RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990, Politeknik kemenkes Makassar Jurusan
yaitu 1.0 mg/l. Penurunan kadar besi (Fe) secara Kesehatan Lingkungan.
Aerasi dan filtrasi dengan media kerikol, arang tem- Indarto. 2010. Hidrologi. Jakarta: Bumi Aksara
Makmur, Faried. 2007. Perbandingan Efektifitas
purung kelapa dan pasir silika dapat menurunkan
Arang Sekam Padi Dan Zeolit Dalam
kadar besi (Fe) hingga mencapai persentase sebesar Menurunkan Kadar Besi (Fe) Pada Sumur
85,4 %. Dan memenuhi persyaratan untuk air bersih Gali (Eksperimen). Makassar: Program Diplo-
yaitu sesuai dengan Permenkes RI No. 416/ ma III Jurusan Kesehatan Lingkungan
Politeknik Kesehatan Makassar. (KTI tidak
MENKES/PER/IX/1990,bahwa kadar Besi (Fe) yang
diterbitkan).
diperbolehkan adalah 1,0 mg/l. Makmur. 2013. Efektifitas metode Cascade Dan Fil-
Bagi masyarakat yang memiliki air dengan trasi Sederhana dalam Menurunkan Kadar
kadar besi (Fe) tinggi dan ingin menurunkan kadar Besi (Fe) Dan Mangan (Mn) Pada Air Sumur
Gali. Makassar: Program Diploma III Jurusan
besi (Fe) sebaiknya menggunakan aerasi dan Filtrasi
Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan
yang lebih lama, dan lebih spesifik lagi dalam makassar. (KTI tidak diterbitkan).
menentukan perbandingan ukuran aerasi dan fil- Nacenarlin. 2014. Tentang Air, (Online),http://
terasi. Bagi yang ingin melanjutkan penelitian ini nacenaarlyn.wordpress.com/pengertian-air-
bersih/. Diakses 27 Mei 2016
sebaiknya memperhatikan jenis dan kemampuan
Nur, Risal. 2011. Pemanfaatan Tanaman Enceng
alat serta merancang model yang lebih akurasi guna Gondok Dalam Menurunkan Kadar Besi (Fe)
meminimalisir energi dan biaya, dan bentuk yang Pada Air Sumur Gali/Bor (Eksperimen). Ma-
lebih praktis. kassar: Program Diploma III Jurusan
Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan
Makassar. (KTI tidak diterbitkan).
Daftar Pustaka Ratna. 2014. Laporan Praktikum Aerasi, (Online),
Anonim. 2012. Kombinasi Media Filter Untuk (http://duniakesehatan masyarakat. word-
Menurunkan Kadar Besi (Fe),(Online) press. com/2014/04/12/ laporan - praktikum
(http://.74.125.153.132.co.id.). Diakses 27 -aerasi/ Diakses 30 desember 2015).
Mei 2016. Ronny, Muntu. 2008. Penyehatan Air Dan Pengel-
Basri. 2014. Kemampuan Arang Eceng Gondok olaan Limbah Cair - A (PAPLC - A). Makassar:
(Eichhorniassipes)Dalam Menurunkan Kadar Politeknik Kesehatan Makassar Jurusan
Besi (Fe) Pada Air Sumur Gali. Makassar: Kesehatan Lingkungan.
Program Diploma III Jurusan Kesehatan Ling- Sanropie Djasio, dkk. 1984. Pedoman Bidang Studi
kungan Politeknik Kesehatan Makassar. (KTI Penyediaan Air Bersih APK - TS. Jakarta: Dep-
tidak diterbitkan). kes RI.
Chandra, Budiman. 2006. Pengantar Kesehatan St. Hajar. 2014. Kemampuan Metode Cescade
Lingkungan. Jakarta: ECG Dengan Filtrasi Zeolit Dalam Menurunkan
Republik Indonesia. 1990. Peraturan Menteri Kadar Besi (Fe) Pada Air Sumur Gali. Makas-
Kesehatan RI, No.416/Menkes/ Per/IX/1990 sar: Program Diploma III Jurusan Kesehatan
Tentang Syarat - Syarat Dan Pengawasan Lingkungan Politeknik Kesehatan Makassar.
Kualitas Air (KTI tidak diterbitkan).
V O L UM E 2, N O. 3, SEP T EM B E RD E SE M B E R 2016 H IG IE N E 167

Sumantri, Arif. 2010. Kesehatan Lingkungan. Jakar-


ta: Prenada Media
Syamsuddin, S, dkk. 2014. Penuntun Praktikum
PAPLC - A. Makassar: Poltekkes Kemenkes
Makassar Jurusan Kesehatan Lingkungan.
Wahyuni Sahani, dkk. 2015. Pedoman Penulisan
Karya Tulis Ilmiah. Makassar: Poltekkes Ke-
menkes Makassar Jurusan Kesehatan Ling-
kungan.
Yuman. 2009. Jurnal Lingkungan Hidup. Bengkulu.
(Online), (http:// uwit-
yangyono,wordpress.com). Diakses
04.01.2016.

Anda mungkin juga menyukai