ABSTRAK
Wilayah RW 09 Kelurahan Kelapa Dua Wetan Kecamatan Ciracas Jakarta Timur
dahulu merupakan suatu lokasi yang digunakan sebagai tempat pembuangan sampah,
rawa, sawah, perkebunan karet dan bekas pemakaman umum, yang kini sudah dipadati
oleh pemukiman penduduk. Berdasarkan data dari puskesmas setempat masyarakat RW
09 Kelurahan Kelapa Dua Wetan Kecamatan Ciracas Jakarta Timur sering terserang
penyakit disentri dan diare yang kemungkinan menjadi penyebabnya adalah dari air
yang mereka konsumsi. Melihat fenomena tersebut maka perlu dilakukan pemeriksaan
bakteriologi dan kimia terhadap air sumur warga. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui apakah air sumur warga memenuhi persyaratan bakteriologi dan kimia
seperti yang ditetapkan dalam Permenkes RI No. 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang
Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Bersih. Pengambilan sampel dilakukan
dengan menggunakan metode stratified random sampling sebanyak 25 sampel dengan
metode perhitungan Nilai Most Probable Number (MPN). Hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa secara kualitas bakteriologi dari 25 sampel hanya 4 sampel (16%)
air sumur yang memenuhi persyaratan dan uji kimia menghasilkan 92% air sumur
memenuhi persyaratan sesuai dengan Permenkes RI No. 416/Menkes/Per/IX/1990
tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Bersih.
PENDAHULUAN
Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator harapan hidup
manusia.Faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat diantaranya tingkat
ekonomi, pendidikan, keadaan lingkungan dan kehidupan sosial budaya.Faktor yang
penting dan dominan dalam penentuan derajat kesehatan masyarakat adalah keadaan
lingkungan. Salah satu komponen lingkungan yang mempunyai peranan cukup besar
dalam kehidupan adalah air (Sutrisno, C.T, 2002).
Air adalah zat yang ada di alam yang dalam kondisi normal berada di atas
permukaan bumi berbentuk cair dan akan membeku pada suhu pada nol derajat Celcius
(0oC) dan mendidih pada suhu seratus derajat Celcius (100 oC). Air merupakan
kebutuhan dasar bagi kehidupan. Dengan demikian semakin naik jumlah penduduk
Kadar Maksimum
Parameter Satuan Keterangan
Yang Diperbolehkan
Bakteriologi
a. Koliform Fekal Jml/100 ml Sampel 50 -
b. Koliform Total Jml/100 ml Sampel 10 -
METODOLOGI PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Analisis terpadu dan
Laboratorium mikrobiologi Jurusan Farmasi FMIPA UHAMKA dan laboratorium
Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Provinsi DKI Jakarta. Jalan
Casablanca kav. 1 Kuningan Jakarta Selatan bulan okjtober 2010 sampai juli 2011.
Metode Penelitian
Alat dan bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: botol sampling, pipet ukur,
timbangan, kertas perkamen, spatel, batang pengaduk kaca, gelas ukur, beaker glass,
kapas, tali kasur/ karet, pinset stainless, tabung reaksi & rak tabung reaksi, tabung
Durham, jarum ose, autoclave, inkubator, laminar air flow, api Bunsen, vortex, hot
plate, kulkas, oven, lampu spiritus dan korek api, kain lap, SSA, Magnetik stirer, dll.
Sedangkan bahan kimia yang digunakan adalah : Bahan uji yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sampel berupa air sumur yang diambil dengan menggunakan botol
kaca steril warna coklat dan bertutup sebanyak 150 ml yang diperoleh dari tiga rukun
tetangga yaitu RT 12, 17 dan 18 dari RW 09 Kelurahan Kelapa Dua Wetan Kecamatan
Ciracas Jakarta Timur.
Prosedur Penelitian
a. Sterilisasi Alat (Darmono,2001)
1) Alat-alat gelas yang tahan pemanasan disterilkan menggunakan oven pada suhu
180 °C selama 1 jam.
2) Aquadest disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121 °C tekanan 1 atm selama 15
menit.
3) Laminar Air Flow dibersihkan dengan alkohol 70%, kemudian menyalakan
lampu UV selama 2 jam sebelum pemakaian.
Untuk RT 17 :
N2 197
n2 = xn => n2 = x50 = 8,1 8
N 1.203
Untuk RT 18 :
N3 242
n3 = xn => n3 = x50 = 10,0
N 1.203
Selanjutnya jumlah hasil n1-3 :
n1 + n2 + n3 = 7 + 8 + 10 = 25 sampel
Keterangan :
KK = Kepala Keluarga
RT = Rukun Tetangga
N1-3 = Jumlah KK 1 RT
N = Jumlah Seluruh Populasi KK
b
keterangan : a = ml EDTA
Tabel I. Jarak Air Sumur dengan septik tank, pembuangan limbah dan tempat
pembuangan sampah di RT 12 RW 09 Kelapa Dua Wetan Kecamatan
Ciracas Jakarta Timur.
Tabel II Jarak Air Sumur dengan septik tank, pembuangan limbah dan tempat
pembuangan sampah di RT 17 RW 09 Kelapa Dua Wetan Kecamatan
Ciracas Jakarta Timur.
Berdasarkan hasil pengujian fisik dari 25 sampel air sumur di RT 12, 17 dan 18
tersebut di atas diperoleh hasil dari segi fisik bau dan rasa 100% sampel air sumur
memenuhi persyaratan yaitu tidak berbau dan tidak berasa sedangkan dari segi fisik
warna terdapat 24% sampel air sumur yang berwarna kekuningan, 76% sampel air
sumur yang tidak berwarna dan 28% sampel air sumur yang keruh, 72% sampel air
sumur yang tidak keruh.
a. Uji Bakteriologi
Berdasarkan parameter kualitas air bersih yang ditetapkan dalam Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang
Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Bersih, yang termasuk dalam parameter
bakteriologi yaitu koliform fekal dan koliform total.
1. Uji Koliform Fekal
Koliform fekal merupakan indikator yang lebih spesifik yaitu
mengindikasikan adanya kontaminasi kotoran manusia. Kotoran manusia dari
penderita sangat potensial menularkan penyakit yang berhubungan dengan air.
Dari pengujian bakteriologi air sumur koliform fekal pada 25 sampel air
sumur warga RT 12, 17 dan 18 RW 09 Kelurahan Kelapa Dua Wetan
Kecamatan Ciracas Jakarta Timur, diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel V. Hasil Uji Koliform Fekal
Jumlah Kode Uji Koliform Fekal
No. RT % MS % TMS
sampel sampel / 100 ml sampel
1. RT 12 7 S1 43
S2 7
S3 1100*
S4 Negatif 80 % 20 %
S5 9
S6 9
S7 Negatif
Keterangan :
(*) = Tidak memenuhi syarat Permenkes R.I No. 416/Menkes/Per/IX/1990
tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Bersih.
MS = Memenuhi Syarat
TMS = Tidak memenuhi Syarat
b. Uji Kimia
1. Uji Kesadahan Ca
Untuk uji kesadahan Ca diperoleh data sebagai berikut
Uji kesadahan Ca MS
Jumlah Kode ppm atau MS TMS
No RT
sampel sampel TMS ( %) (%)
1. 12 7 S1 64.4 TMS
S2 13.8 TMS
S3 23 TMS
S4 23 TMS
S5 59.8 MS
S6 13.8 TMS
S7 101.2 TMS
2. 17 8 S8 27.6 TMS
S9 18.4 TMS
100,00 0,00
S10 82.2 TMS
S11 41.4 TMS
S12 32.2 TMS
S13 36.8 TMS
S14 23 TMS
S15 41.4 TMS
3. 18 10 S16 64.4 TMS
S17 13.8 TMS
S18 23 MS
Uji Fe MS atau
Jumlah Kode
No. RT ppm TMS % MS % TMS
sampel sampel
1. 12 7 S1 0.06 TMS
S2 0.26 TMS
S3 0.06 TMS
S4 0.24 TMS
S5 0.07 MS
S6 0.03 TMS
S7 0.06 TMS
2. 17 8 S8 0.03 TMS
S9 0.06 TMS
S10 0.03 TMS
S11 0.06 TMS 92,00 8,00
S12 0.03 TMS
S13 0.05 TMS
S14 0.06 TMS
S15 0.08 TMS
3. 18 10 S16 0.12 TMS
S17 0.09 TMS
S18 0.30 MS
S19 0.08 TMS
S20 0.19 TMS
S21 0.07 TMS
Dari hasil analisis nilai Fe dalam sampel air sumur warga sumur di RT
12, 17 dan 18 RW 09 Kelurahan Kelapa Dua Wetan Kecamatan Ciracas Jakarta
Timur, terdapat 2 sampel yang hasil analisis kandungan Fe nya 0,3 ppm atau
lebih, sampel yang kandungan Fe nya lebih dari 0,3 ppm tidak memenuhi syarat
untuk air bersih.
Pembahasan
Air adalah salah satu kebutuhan utama bagi manusia. Seperti telah diuraikan
terdahulu, manusia menggunakan air untuk berbagai keperluan sehari-hari seperti
mandi, produksi pangan, papan dan sandang. Untuk mengetahui kualitas air tersebut
maka perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium. Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui apakah air sumur di RT 12, 17 dan 18 RW 09 Kelurahan Kelapa Dua Wetan
Kecamatan Ciracas Jakarta Timur telah memenuhi persyaratan secara fisik, kimia dan
bakteriologi seperti yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan
Kualitas Air Bersih.
Air yang bersih harus memenuhi tiga kriteria parameter. Parameter pertama
adalah parameter fisik yang meliputi bau, rasa, warna dan kekeruhan. Parameter kedua
adalah parameter kimia yang meliputi kimia organik dan kimia anorganik. Parameter
ketiga adalah parameter bakteriologi yang terdiri dari koliform fekal dan koliform total.
Namun pada penelitian ini hanya dibatasi pada pemeriksaan fisik dan bakteriologi untuk
melihat tingkat cemaran bakteriologi.
Mengingat bahwa banyaknya berbagai penyakit yang disebabkan oleh air
kepada manusia pada saat manusia memanfaatkannya, maka tujuan utama penyedian air
minum atau air bersih bagi masyarakat adalah untuk mencegah penyakit yang
disebabkan oleh air seperti penyakit kolera, tipus, disentri, diare dan lain-lain.
Untuk mengetahui tingkat pencemaran mikroba dalam air sumur tersebut perlu
dilakukan pengujian secara bakteriologi, pengujian ini juga dapat digunakan sebagai
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1995, Standard Method for Examination of Wastewater, 19th edition, Lab
Fisika Kimia Bapedal DA DKI Jakarta 199/2000.
Anonim. 1990.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
416/Menkes/PER/IX/1990 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas
Air Bersih. Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
Anonim. 1991. Petunjuk Pemeriksaan Bakteriologis Air. Departemen Kesehatan RI,
Jakarta. Hal. 5-6, 9-12
Anonim. 1991. Petunjuk Pemeriksaan Mikrobiologi Makanan dan Minuman.
Departemen Kesehatan RI, Jakarta. Hal. 1-26
Anonim. 2002. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
907/MENKES/SK/VII/2002 tentang Syarat-Syarat Kualitas Air Minum.
Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
Anonim. 2003. Instalasi Pengolahan Air. Departemen Kesehatan RI, Jakarta. Hal. 56-
88
Chandra, B. 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Penerbit Buku Kedokteran,
Jakarta. Hal. 41-42
Dwidjoseputro, D. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan, Jakarta. Hal. 37-43
Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pangan I. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Hal.
118-128
Fardiaz, S. 1992. Polusi Air dan Polusi Udara. Kanisius, Yogyakarta. Hal. 21