Tujuan
berdasarkan nilai Most Probable Number (MPN) dan mengetahui jasad indikator pada
II. Pendahuluan
Air merupakan materi esensial bagi kehidupan makhluk hidup, karena makhluk
fungsi air dalam tubuh setiap mikroorganisme adalah untuk melarutkan senyawa
organik, menstabilkan suhu tubuh dan melangsungkan berbagai reaksi kimia tingkat
seluler. Pemeriksaan air secara mikrobiologi sangat penting dilakukan karena air
2007).
dengan kehadiran bakteri indikator seperti coliform dan fecal coli (Ramona, 2007).
Bakteri coliform sebagai suatu kelompok dicirikan sebagai bakteri berbentuk batang
gram negatif, tidak membentuk spora, aerobik, dan anaerobik fakultatif yang
memfermentasi laktose dengan menghasilkan asam dan gas dalam waktu 48 jam pada
aerogenes,dan Citrobacter fruendii. Keberadaan bakteri ini dalam air minum juga
menunjukkan adanya bakteri patogen lain, misalnya Shigella, yang bisa menyebabkan
diare hingga muntaber. Jadi, bakteri coliform adalah indikator kualitas air.
Semakin sedikit kandungan coliform, maka kualitas air semakin baik. (Pelczar dan
Chan., 2006).
Uji kualitas air terdiri dari 3 step utama, yaitu: Uji pendugaan , Uji penguat dan Uji
pelengkap. Metode pengujian yang digunakan adalah metode Most Probable Number
(MPN). Dalam uji penduga di gunakan lactose broth. Tabung di nyatakan positif bila
terebentuk gas sebanyak 10 % atau lebih dari volume di dalam tabung Durham.
Jumlah tabung yang positif di hitung pada masing-masing seri. MPN penduga dapat di
hitung dengan melihat table MPN 3 tabung. (Pelczar dan Chan., 2006).
Dalam uji penguat, terbentuknya gas dalam Lactose Broth tidak selalu menunjukan
bakteri E.coli karena mikroba lainya mugkin juga ada yang dapat memfermentasikan
laktosa dengan membentuk gas. Oleh karena itu perlu di lakukan uji penguat pada
media Endo agar,dengan menggunakan jaarum ose, contoh dari tabung MPN yang
Endo agar dengan cara streak plate. Semua tabung di inkubasikan pada suhu 37 oC
selama 2x24 jam. Jumlah media Endo agar pada masing-masing pengenceran yang
menunjukan adanya pertumbuhan Coliform, baik fekal maupun non fekal dihitung dan
MPN penguat dapat di hitung dari table MPN. (Pelczar dan Chan., 2006).
bakteri Escherichia coli. Dari koloni yang berwarna pada uji penguat diinokulasikan ke
dalam medium Lactose Broth dan medium agar miring Nutrient Agar (NA), dengan
jarum inokulasi secara aseptik. Diinkubasi pada suhu 37oC selama 2 x 24 jam. Bila
hasilnya positif terbentuk asam dan gas pada Lactose Broth, maka sampel positif
mengandung bakteri Escherichia coli. Dari media agar miring NA dibuat pewarnaan
Gram dimana bakteri Escherichia coli merupakan Gram negatif berbentuk batang
Oleh karena itu melalui percobaan ini agar praktikan dapat mengetahui uji kualitas
air berdasarkan jumlah mikroorganisme pada air dan dapat menentukan nilai MPN.
Selain itu juga dapat mempraktikkan cara pengujian perkiraan pada air untuk
membedakan mikrobia fekal dan non fekal, dan dapat pula mempraktekkan pengujian
kelengkapan untuk menentukkan ada tidaknya jasad indikator kualitas air
AIR
Air adalah kebutuhan dasar bagi kehidupan bahkan air adalah sumber dari
kehidupan itu sendiri. Secara umum fungsi air dalam tubuh setiap mikroorganisme
mikrobiologi sangat penting dilakukan karena air merupakan substansi yang sangat
secara mikrobiologi baik secara kualitatif maupun kuantitatif dapat dipakai sebagai
Air yang bersih dan berkualitas ialah air yang bebas bakteri dan racun serta
mengandung berbagai jenis mineral. Air yang kita konsumsi setiap harinya yang
diambil langsung dari alam biasanya sudah tercemar karena berbagai sebab baik
karena pencemaran, limbah-limbah beracun dari industri atau pertanian, racun atau
Air yang berkualitas dan higienis adalah air yang cocok untuk dikonsumsi. Syarat-
syarat air minum adalah tidak berbau, berasa, berwarna, tidak mengandung logam
berat dan tidak mengandung mikroorganisme yang berbahaya. Air minum merupakan
air yang melalui pemrosesan atau tanpa pemrosesan yang memenuhi syarat kesehatan
Air dari sumber alam bisa diminum oleh manusia secara langsung namun ada resiko
bahwa air tersebut dicemari oleh bakteri atau zat yang berbahaya. Bakteri tersebut
baru akan mati jika air dimasak hingga 100 derajat celcius namun zat berbahaya yang
lain seperti logam tidak bisa dihilangkan dengan cara ini. Banyaknya pencemaran air
semakin memperburuk kualitas air minum masyarakat saat ini. (Ranoma, 2007)
Untuk mendapat air minum yang berkualitas, saat ini tersedia air minum isi ulang.
Air minum isi ulang banyak dijual di berbagai kota. Air isi ulang isi ada poin kelebihan
3. Walaupun tidak semua namun kualitas air isi ulang sudah memenuhi standar
Departemen Kesehatan. Hal ini tergantung akan kualitas sanitasi, mesin dan bahan
baku air.
(Ranoma, 2007)
1. Pengawasan dan pembinaan yang lemah membuat mutu air cenderung tidak konsisten.
3. Aturan mengenai jasa layanan depo isi ulang tidak jelas. Hal ini menyangkut kualitas
produksi sehingga perlindungan hukum secara khusus pada konsumen jika terjadi
(Ranoma, 2007)
Saat ini ditemukan banyak sekali sampel air minum di depo isi ulang. Bakteri yang
sanitasi yang rendah. Resiko bakteri patogen lain yang bisa menimbulkan gangguan
kesehatan akan semakin tinggi apabila semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri.
Keberadaan bakteri tersebut bisa disebabkan oleh sumber air yang tercemar atau
Standar Air Minum, menurut standar WHO semua sampel tidak boleh
mengandung E. coli dan sebaiknya juga bebas dari bakteri coliform. Standar WHO:
Dalam setiap tahun, 95% dari sampel-sampel tidak boleh mengandung coliform dalam
100 ml, Tidak ada sampel yang mengandung E. coli dalam 100 ml, Tidak ada sampel
yang mengandung coliform lebih dari 10 dalam 100 ml, Tidak boleh ada coliform
Minum, dipersyaratkan bahwa angka E.coli dalam air minum adalah Nol per 100 ml
Sedangkan menurut baku mutu yang ditetapkan oleh Pemerintah dalam PP 82/2001
tentang Pengendalian Limbah cair menyebutkan bahwa badan air yang dimanfaatkan
sebagai bahan baku air minum kandungan E. coli dalam 100 ml air tidak boleh lebih
dari 10.000. Menurut salah satu penelitian (Kajian Dhani Arnantha staf peneliti
Lembaga kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah) jumlah E.coli dalam 100 ml air
Kali Mas Surabaya mencapai 1600 milyar.( Suriaman dan Juwita, 2008)
Air yang mengandung kurang dari 1 coliform per 100 ml merupakan golongan kelas
I yang berarti air tersebut sangat baik untuk dikonsumsi. Nilai coliform 1-2 per 100 ml
digolongkan pada kelas II yang berarti air tersebut baik dikonsumsi. Air dengan
jumlah coliform 3-10 merupakan golongan air yang termasuk kelas III dan tidak baik
dikonsumsi. Sedangkan jika nilai coliform lebih dari 10 per 100 ml, maka air tersebut
sumber kehidupan utama bagi semua makhluk hidup. Segala macam air perlu
3. Jumlah perkiraan terdekat bakteri coli : coli umum dan coli fekal.
Bakteri golongan koli merupakan indicator terhadap intra bacteriaceae. Bakteri coli
hewan.Adanya bakteri coli dalam air identic dengan adanya bakteri pathogen.(Pelczar
Metode perhitungan MPN menggunakan media cair di dalam tabung reaksi yang
positif yaitu yang ditumbuhi oleh jasad renik setelah inkubasi pada suhu dan waktu
tertentu. Pengamatan tabung yang positif dapat dilihat dengan mengamati timbulnya
kekeruhan atau terbentuknya gas didalam tabung durham yang diletakkan pada posisi
terbalik, yaitu untuk jasad renik pembentuk gas, sehingga tabung durham tersebut
Menurut Pelczar dan Chan (2006), keuntungan dari metoda ini adalah :
1. Dapat dibuat sangat peka dengan penggunaan volume inokulum contoh yang lebih
yang diharapkan di antara jenis-jenis lainnya yang ada dalam bahan pangan tersebut.
teliti dan sehubungan dengan hal tersebut banyak biaya dan waktu yang dibutuhkan
2006).
Dalam uji tahap pertama, keberadaan coliform masih dalam tingkat probabilitas
rendah; masih dalam dugaan. Uji ini mendeteksi sifat fermentatif coliform dalam
sampel. Karena beberapa jenis bakteri selain coliform juga memiliki sifat fermentatif,
diperlukan uji konfirmasi untuk mengetes kembali kebenaran adanya coliform dengan
bantuan medium selektif diferensial. Uji kelengkapan kembali meyakinkan hasil tes uji
2005).
Dalam uji penduga di gunakan lactose broth. Tabung di nyatakan positif bila
terebentuk gas sebanyak 10 % atau lebih dari volume di dalam tabung Durham.
Jumlah tabung yang positif di hitung pada masing-masing seri. MPN penduga dapat di
hitung dengan melihat table MPN 3 tabung.( Pelczar dan Chan, 2006)
Dalam uji penguat, terbentuknya gas dalam Lactose Broth tidak selalu menunjukkan
bakteri E.coli karena mikroba lainya mugkin juga ada yang dapat memfermentasikan
laktosa dengan membentuk gas. Oleh karena itu perlu di lakukan uji penguat pada
media Endo agar,dengan menggunakan jaarum ose, contoh dari tabung MPN yang
Endo agar dengan cara streak plate. Semua tabung di inkubasikan pada suhu 37 oC
selama 2x24 jam. Jumlah media Endo agar pada masing-masing pengenceran yang
menunjukan adanya pertumbuhan Coliform, baik fekal maupun non fekal dihitung dan
MPN penguat dapat di hitung dari table MPN. (Pelczar dan Chan, 2006)
Pengujian selanjutnya dilanjutkan dengan uji pelengkap untuk menentukan
bakteri Escherichia coli. Dari koloni yang berwarna pada uji penguat diinokulasikan ke
dalam medium Lactose Broth dan medium agar miring Nutrient Agar (NA), dengan
jarum inokulasi secara aseptik. Diinkubasi pada suhu 37oC selama 2 x 24 jam. Bila
hasilnya positif terbentuk asam dan gas pada Lactose Broth, maka sampel positif
mengandung bakteri Escherichia coli. Dari media agar miring NA dibuat pewarnaan
Gram dimana bakteri Escherichia coli merupakan Gram negatif berbentuk batang
dalam contoh yang berbentuk cair, meskipun dapat pula digunakan untuk contoh
berbentuk padat. Perhitungan jumlah suatu bakteri dapat melalui berbagai macam uji
seperti uji kualitatif koliform yang secara lengkap terdiri dari tiga tahap yaitu uji
penduga (uji kuantitatif, bisa dengan metode MPN), uji penguat dan uji pelengkap.
Waktu, mutu sampel, biaya, tujuan analisis merupakan beberapa faktor penentu dalam
Output metode MPN adalah nilai MPN. Nilai MPN adalah perkiraan jumlah unit
tumbuh (growth unit) atau unit pembentuk koloni (colony forming unit) dalam sampel.
Namun, pada umumnya nilai MPN juga diartikan sebagai perkiraan jumlah individu
bakteri. Satuan yang digunakan, umumnya per 100 mL atau per gram. Makin kecil
nilai MPN, maka air tersebut makin tinggi kualitasnya, dan makin layak minum.
Metode MPN memiliki limit kepercayaan 95 persen sehingga pada setiap nilai MPN,
terdapat jangkauan nilai MPN terendah dan nilai MPN tertinggi(Pelczar dan Chan,
2006).
contoh yang berbentuk cair, meskipun dapat pula digunakan untuk contoh berbentuk
padat dengan terlebih dahulu membuat suspensi 1:10 dari contoh tersebut. Metode
dilakukan berdasarkan jumlah tabung yang positif yaitu yang ditumbuhi oleh jasad
renik setelah inkubasi pada suhu dan waktu tertentu. Pengamatan tabung yang positif
dapat dilihat dengan mengamati timbulnya kekeruhan atau terbentuknya gas di dalam
tabung Durham yang diletakkan pada posisi terbalik, yaitu untuk jasad renik
Untuk metode MPN (Most Probable Number) digunakan medium cair dalam wadah
berupa tabung reaksi, perhitungan di lakukan berdasarkan jumlah tabung yang positif
yaitu tabung yang mengalami perubahan pada mediumnya baik itu berupa perubahan
warna atau terbentuknya gelembung gas pada dasar tabung durham. Pada metode
perhitungan MPN ini digunakan bentuk tiga seri pengenceran, yang pertama 10 -1, 10-2,
dan 10-3. Kemudian dari hasil perubahan tersebut dicari nilai MPNnya pada tabel nilai
MPN, dan untuk jumlah bakterinya maka digunakan rumus (Gobel, 2008).
koliform sehingga diperoleh nilai untuk menduga jumlah koliform dalam sampel yang
diuji. Uji positif akan menghasilkan angka indeks. Angka ini disesuaikan dengan tabel
Bakteri Coliform
Bakteri coliform adalah bakteri indikator keberadaan bakteri patogenik lain dengan
kata lain merupakan bakteri indikator sebagai tanda bahwa adanya pencemaran
Keuntungan mendeteksi koliform adalah jauh lebih murah, cepat, dan sederhana
daripada mendeteksi bakteri patogenik lain. Coliform merupakan suatu grup bakteri
yang digunakan sebagai indikator adanya pencemaran dan kondisi sanitasi yang tidak
baik terhadap air, makanan, susu dan produk-produk susu. Pada saat perhitungan
koloni, apabila jumlah koloni yang di temukan kurang dari standart yang telah di
tetapkan, maka suatu sampel bisa di katakan murni (Pelczar dan Chan, 2006).
kebersihannya. Air yang terkontaminasi oleh bakteri patogen saluran cerna sangat
berbahaya untuk diminum. Hal ini dapat dipastikan dengan penemuan organisme yang
ada dalam tinja manusia atau hewan dan yang tidak pernah terdapat bebas di alam.
Ada beberapa organisme yang termasuk kategori ini, yaitu bakteri coliform
Beberapa jenis bakteri selain coliform juga memiliki sifat fermentatif, sehingga
diperlukan uji konfirmasi untuk mengetes kembali kebenaran adanya coliform dengan
bantuan medium selektif diferensial. Uji kelengkapan kembali meyakinkan hasil tes uji
adalah golongan bakteri intestinal, yaitu hidup dalam saluran pencernaan manusia.
Bakteri coliform adalah bakteri indicator keberadaan bakteri patogenik lainnya. Lebih
keberadaan bakteri pathogen. Selain itu, mendeteksi coliform jauh lebih murah, cepat
dan sederhana daripada mendeteksi bakteri patogenik lain(Pelczar dan Chan, 2006).
Salah satu anggota kelompok coliform adalah E.coli. Karena E.coli adalah bakteri
coliform yang ada pada kotoran manusia, maka E.coli sering disebut sebagai coliform
fekal. Pengujian coliform jauh lebih cepat jika dibandingkan dengan ujiE.coli karena
hanya memerlukan uji penduga yang merupakan tahap pertama ujiE.coli (Pelczar dan
Chan, 2006).
aerogenes, dan Citrobacter fruendi. Keberadaan bakteri di dalam air minum itu
adanya bakteri pathogen lain misalnya, Shigella, yang menyebabkan diare hingga
muntaber (Lim, 1998).Jadi, coliform adalah indikator kualitas air. Makin sedikit
menjadi 2 tipe, yaitu faecal coliform dan non faecal coloform. Menurut Gobel (2008),
1) Coliform fekal, misalnya E. coli, merupakan bakteri yang berasal dari kotoran hewan
atau manusia. Adanya E.coli pada air minum menandakan air tersebut telah
E.coli adalah bagian dari faecal coliform. Keberadaan E. coli dalam air dapat
menjadi indikator adanya pencemaran air oleh tinja. E. coli digunakan sebagai
alasan:
a. E. coli secara normal hanya ditemukan di saluran pencernaan manusia (sebagai flora
normal) atau hewan mamalia, atau bahan yang telah terkontaminasi dengan tinja
manusia atau hewan; jarang sekali ditemukan dalam air dengan kualitas kebersihan
yang tinggi,
c. Bila dalam air tersebut ditemukan E. coli, maka air tersebut dianggap berbahaya bagi
penggunaan domestik,
d. Ada kemungkinan bakteri enterik patogen yang lain dapat ditemukan bersama-sama
Bakteri pembusuk ini dimasukkan ke dalam golongan bakteri Coliform, salah satu
yang termasuk didalamnya adalah Escherichia coli. Bakteri coliform ini menghasilkan
zat ethionine yang pada penelitian menyebabkan kanker. Bakteri-bakteri pembusuk ini
menimbulkan penyakit bila berlebih didalam tubuh (Pelczar dan Chan, 2006).
Bakteri coliform adalah golongan bakteri intestinal, yaitu hidup dalam saluran
patogenik lain. Lebih tepatnya, sebenarnya, bakteri coliform fekal adalah bakteri
keberadaan bakteri patogen. Selain itu, mendeteksi Coliform jauh lebih murah, cepat,
Escherichia coli merupakan bakteri yang berasal dari kotoran hewan atau manusia.
Oleh karena itu, dikenal juga dengan istilah koli tinja, sedangkan Enterobacter
aerogenes biasanya ditemukan pada hewan atau tanam-tanaman yang telah mati.
kotoran manusia, baik sehat maupun sakit. Dalam satu gram kotoran manusia terdapat
sekitar seratus juta bakteri E. coli. Bakteri berasal dari kata “Bakterion” (Yunani =
Schizomycetes. Escherichia coli (E. coli ) adalah salah satu jenis spesies utama bakteri
gram negatif, ditemukan oleh Theodor Escherich (tahun 1885). Hidup pada tinja dan
menyebabkan masalah kesehatan pada manusia, seperti diare, muntaber serta masalah
pencernaan lainnya. Bakteri ini banyak digunakan dalam teknologi rekayasa genetika
dikembangkan. Hal ini disebabkan karena pertumbuhannya sangat cepat dan mudah
Secara garis besar klasifikasi bakteri E.coli , berasal dari Filum Proteobacteria,
Genus Escherichia, Spesies Escherichia coli. Secara morfologi E.coli merupakan kuman
berbentuk batang pendek, gemuk, berukuran 2,4 µ x 0,4 sampai 0,7 µ , Gram-negatif,
IV. Metode
1. Bahan
c. Alkohol 70%
e. Endo Agar
f. NA Miring
g. Aquades
i. Gram B (mordan)
k. Gram D (safranin)
2. Alat
a. Minyak imersi
b. Cawan petri
c. Jarum ose
d. Inkubator
e. Bunsen
f. Korek api
g. Semprotan alkohol
i. Tabung durham
j. Pipet volume
k. Objek glass
m. Kapas
n. Glasfirn pupm
o. Beaker glass
p. Pipet tetes
q. Hair dryer
B. Cara Kerja
1. Uji perkiraan
b. Menyiapkan sampel air (air isi ulang) secara steril kemudian dihomogenkan dengan
c. Memasukkan masing – masing 10 ml air isi ulang ke dalam 3 tabung reaksi yang
d. Memasukkan masing – masing 1 ml air isi ulang ke dalam 3 tabung reaksi yang masing
e. Memasukkan masing – masing 0,1 ml air isi ulang ke dalam 3 tabung reaksi yang
h. Mencatat jumlah tabung reaksi yang terbentuk gas (positif terbentuk gas) pada tiap
2. Uji Penegasan
ditanam di media Briliant Green Lactosa Broth dan diinkubasi 2X24 jam pada suhu
37 0C.
c. Mengamati hasil yang positif terbentuk gas kemudian diambil 1 ose dan ditanam di
3. Uji Lengkap
2) Mengambil obyek glass dan fiksasi dengan melidah apikan di atas Bunsen sebanyak 2 –
5) Mefiksasi dengan melidah apikan bagian yang tidak ada kumannya di atas bunsen 2 –
16) Menuangkan pewarna Gram D (safranin) sebagai warna penutup atau pembanding
V. Hasil Praktikum
Ya
2 Uji Konfirmasi
2) Atypical
3) Metatypical
3 Uji Lengkap
10 ml 1 ml 0,1 ml
3 1 1
10 ml
1 ml
0,1 ml
Hasil tabung reaksi yang positif terdapat gas yang ditanam di 10 ml (1) 10 ml (2)
VI. Pembahasan
untuk mengetahui apakah air tersebut layak digunakan sebagai air minum atau
MPN. Metode perhitungan MPN menggunakan media cair di dalam tabung reaksiyang
yang positif yaitu yang ditumbuhi oleh jasad renik setelah inkubasi pada suhu dan
waktu tertentu. Pengamatan tabung yang positif dapat dilihat dengan mengamati
terbentuknya gas di dalam tabung durham yang diletakkan pada posisi terbalik, yaitu
untuk jasad renik pembentuk gas, sehingga tabung durham tersebut naik
keatas. Pemeriksaan air ditunjukkan dengan adanya bakeri indikator (coliform dan
fecal coliform) dengan menggunakan tiga tahapan pengujian yaitu uji dugaan, uji
konsentrasi ganda karena diduga akan ada lebih banyak bakteri sehingga diperlukan
Metode MPN (Most Probable Number) untuk uji kualitas air saat praktikum
yang aerobic dan anaerobic fakultatif, berbentuk batang atau basil, gram negative dan
dan gas CO2 dalam waktu inkubasi selama 24 jam dan diletakkan pada suhu 37ºC.
Air yang mengandung kurang dari 1 coliform per 100 ml
merupakan golongan kelas I yang berarti air tersebut
sangat baik untuk dikonsumsi. Nilai coliform 1-2 per 100 ml
digolongkan pada kelas II yang berarti air tersebut baik
dikonsumsi. Air dengan jumlah coliform 3-10 merupakan
golongan air yang termasuk kelas III dan tidak baik
dikonsumsi. Sedangkan jika nilai coliform lebih dari 10 per
100 ml, maka air tersebut sudah tidak boleh dikonsumsi
lagi (Suriaman dan Juwita., 2008).
Dalam pengujian perkiraan dapat dilakukan dengan
bebrapa tahap, diantaranya dengan menyiapkan sampel air
isi ulang secara steril kemudian dihomogenkan dengan
mengocok sebanyak 25 kali secara menual agar sampel
tercampur merata.kemudian memasukkan masing 10 ml, 1
ml, dan 0,1 ml sampel air isi ulang ke dalam masing –
masing tabung reaksi yang sudah berisi media laktosa
broth sebanyak 10 ml. Medium LB digunakan karena
medium ini berfungsi sebagai media untuk mendeteksi
kehadiran Coliform dalam air dan dalam mempelajari
fermentasi laktosa oleh bakteri pada umumnya. Pepton
dan ekstrak beef menyediakan nutrien esensial untuk
memetabolisme bakteri. Laktosa menyediakan sumber
karbohidrat yang dapat difermentasi
untuk organism Coliform. Pertumbuhan dengan
pembentukan gas adalah presumptive test untuk Coliform.
Lactose broth dibuat dengan komposisi 0,3% ekstrak beef;
0,5% pepton; dan 0,5% laktosa.
Kemudian diinkubasi semua tabung pada suhu 37 0C
selama 2x24 jam. Setelah 2x24 jam kemudian tabung
durhamnya diamati terbentuknya gas(positif terdapat gas)
atau tidak pada tiap seri tabung (10 ml, 1 ml, dan 0,1 ml)
dan tentukan nilai MPNnya.
Pengamatan terhadap air isi ulang menunjukkan hasil
positif dalam uji dugaan coliform yang ditandai dengan
adanya gas dalam tabung durham oleh karena di dalam
medium LB terdapat mikroba pembentuk gas.
Menurut Fardiaz (1992), gelembung udara yang
dihasilkan pada tabung durham disebabkan oleh adanya
aktivitas yang respirasi mikroorganisme, sehingga dapat
dilihat hasil dari respirasi mikroorganisme tersebut berupa
gelembung gas. Fungsi dari tabung durham sendiri
sebagai media untuk menampung gas akibat metabolisme
bakteri. Dan penyebab lain dari terbentuknya gas dalam
tabung, diakibatkan karena kontaminasi dari udara ketika
proses isolasi dalam inkubator.
Berdasarkan data yang diperoleh maka dapat dijelaskan,
bahwa mikroba yang terbentuk dalam tabung reaksi
memerlukan oksigen untuk hidup, sehingga mikroba
tersebut tergolong ke dalam bakteri aerob, dan salah satu
cara untuk mengenali adanya mikroba dapat dilihat dari
terbentuknya gas pada tabung yang menandakan tabung
bersifat positif.Banyaknya coliform dalam air isi ulang
dapat disebabkan adanya bakteri yang dapat
memfermentasi laktosa dengan membentuk gas dalam
waktu 48 jam dan pada suhu 35 0 C, seperti bakteri asam
laktat dan beberapa khamir tertentu (Fardiaz S., 1992).
Masih tingginya angka organisme indikator dalam air
menunjukkan bahwa air tersebut telah terkontaminasi
secara fecal. Proses pemurnian air yang meliputi
sedimentasi, filtrasi, dan klorinasi kurang sempurna
menyebabkan air terkontaminasi dengan bakteri (Lim.,
1998). Tingginya angka bakteri coliform ini kemungkinan
disebabkan selain karena sejak awal air tersebut telah
mengandung bakteri coliform, adalah karena botol yang
digunakan untuk menampung air ini kurang steril sehingga
air menjadi terkontaminasi.
Pada tabung dengan volume 10 ml sebanyak 3 tabung
menunjukkan hasil positif, pada tabung dengan volume 1
ml sebanyak 1 tabung, dan pada tabung dengan volume
0,1 ml sebanyak 1 tabung. Berdasarkan pencocokan seri
tabung yang positif mengandung coliform dengan tabel
MPN seri 3 tabung, didapatkan hasil bahwa jumlah bakteri
coliform pada air isi ulang per 100 ml adalah sebanyak 75
(75 MPN/100ml). Dari hasil ini dan dibandingkan dengan
pustaka, maka air isi ulang ini sudah tidak layak
dikonsumsi lagi sebab mengandung coliform lebih dari 10
per 100 ml (Suriaman dan Juwita., 2008).Indeks MPN
pada coliform sebesar 75 setelah dibandingkan
dengan Permenkes 416 Tahun 1990
pada coloform sebesar50 tidak memenuhi syarat yang
ditetapkan, karena melebihi ketetapan yaitu sebesar 75.
Bakteri non-coliform dalam metabolismenya juga
memproduksi gas (Black, 1998) maka untuk memastikan
keberadaan bakteri Coliform dilakukanlah uji penetapan.
Uji penetapan dilakukan mulai dari senin, 9 Juni 2014. Uji
penetapan ini dilakukan dengan beberapa langkah,
diantaranya dengan semua tabung reaksi yang positif
terdapat gas ditanam di media BGLB (Briliant Green
Lactosa Broth) dan diinkubasi 2X24 jam, 370C. Kemudian
diamati hasil positif yang tebentuk gas kemudian ditanam
di media Endo Agar dengan teknik streak plate.
Tabung yang menunjukan hasil positif pada uji
penetapan ditumbuhkan pada media BGLB (Briliant Green
Lactosa Broth) yang merupakan media selektif karena
kandungan emepedunya akan meningkatkan pertumbuhan
bakteri gram negatif Coliform, namun kandungan hijau
berliannya akan menghambat pertumbuhan bakteri gram
positif dengan jalan merusak dinding selnya.Pada hasil
yang positif terbentuk gas setelah ditanam di media Endo
Agar, tabung dengan volume 10 ml sebanyak 3 tabung
menunjukkan hasil positif adanya gas. Penggunaan
medium Endo Agar yang mengandung zat pewarna eosin
dan metilen blue, pada bakteri gram positif campuran zat
warna ini akan semakin menghambat pertumbuhan
sedangkan pada Eschericia coli kedua zat warna ini akan
terakumulasi pada koloninya dalam suasana asam dan
akan memberikan warna kehijauan mengkilat yang khas
sebagai hasil positif adanya bakteri E. coli
Cawan petri yang berisi Endo agar disiapkan, kemudian
ose yang akan digunakan dicelupkan ke dalam alkohol lalu
dibakar pada bunsen, lalu ditunggu beberapa saat dan ose
dicelupkan ke dalam sampel dan diambil 1 ose lalu
digoreskan ke dalam cawan petri yang telah berisi Endo
agar.
Hasil yang positif terbentuk gas kemudian diinkubasi
selama 2x24 jam pada suhu 370C. Kemudian diamati koloni
typical (merah tua atau hijau metalik). Dari hasil
pengamatan termasuk fecal tyipical karena berwarna hitam
merah yang ada titik hitamnya dan sedikit agak hijau. Fecal
typical tersebut jasad mikroorganisme yang baru terkena
feses dan merupakan E. Coli.
Setelah dilakukan uji dugaan, maka dilanjutkan dengan
uji konfirmasi untuk melihat adanya bakteri E. coli dalam
air isi ulang. Dari hasil uji ini ada yang menunjukkan hasil
positif dalam medium Endo Agar yang ditandai dengan
adanya koloni yang berwarna hitam merah yang ada titik
hitam dan sedikit hijau.
Uji yang terakhir ialah uji pelengkap. Setelah mengetahui
hasil dari biakan yang ditanam pada endo agar, yaitu
bakteri fecal maka langkah selanjutnya adalah menanam
kembali biakan tersebut pada LB dengan suhu 44,5°
C dan NA miring, diinkubasi selama 1x24 jam. Ditanam
pada LB bertujuan untuk mengetahui apakah benar positif
mengandung bakteri coliform dengan bukti adanya
gelembung gas pada tabung durham yang artinya dalam
sampel air tersebut positif tercemar bakteri coli
fekal. Sedangkan untuk penanaman di NA miring untuk
mengetahui bentuk, warna dan berspora atau tidaknya
dengan menggunakan cara pengecetan gram serta
pengamatan dibawah mikroskop.
Pada uji pelengkap ini dilakukan pewarnaan gram untuk
mengetahui bentuk dari bakteri yang terdapat pada
sampel. Prosedur pewarnaan gram yang dilakukan sama
seperti pewarnaan gram yang telah dilakukan sebelumnya.
Adapun fungsi-fungsi penambahan warna pada pewarnaan
bakteri gram yaitu, pewarna Kristal ungu ditambahkan
sebagai pemberi warna awal, mordan ditambahkan untuk
memperkuat ikatan pada dinding sel sehingga warna yang
dilihat dapat terlihat lebih jelas, aseton alkohol
ditambahkan sehingga pada bakteri gram negatif yang
mengandung peptidoglikan. Safranin ditambahkan untuk
memberikan kompleks warna merah pada bakteri gram
negatif sehingga bakteri gram negatif menjadi berwarna
merah sedangkan pada bakteri gram positif pewarna
safranin tidak berpengaruh sehingga bakteri gram positif
tetap berwarna ungu. Setelah dilakukan pewarnaan gram
dan diamati pada mikroskop, bakteri yang teramati yaitu
bakteri berbentuk basil dan berwarna merah muda
sehingga dapat dikatakan terdapat bakteri E.Colli.
Kemudian diamati pada mikroskop lalu dilihat warna dan
bentuk bakterinya. Dari hasil pengamatan, jenis bakterinya
adalah E.coli yang berbentuk batang, gram negatif dan
tidak ada spora. Hal tersebut menandakan bahwa sampel
air isi ulang tersebut tidak layak dikonsumsi.
VII. Kesimpulan
Dari hasil praktikum pemeriksaan air pada air isi ulang dapat disimpulkan bahwa :
1. Jumlah bakteri Coliform pada sampel air isi ulang adalah 75/100 ml. Kualitas air pada
sampel yang diuji adalah tidak layak digunakan sebagai air minum sebab jumlah
coliform,terdapat pencemaran akibat adanya bakteri Escherichia coli dengan ciri – ciri
DAFTAR PUSTAKA
Association of Official Analytical Chemistry (AOAC), 2000, Official Methods of Analysis, Mc Graw
Hill Press, Canada.
Buckle,K .A., R.A Edwards,G.H. Fleet,dan M.Woottoon, 1985, Ilmu Pangan, UI-Press, Jakarta.
Fardiaz, S., 1996, Analisis Mikrobiologi Pangan, PT. Radja Grafindo Persada, Jakarta.
Gobel, Risco B. 2008. Mikrobiologi Umum Dalam Praktek. Universitas Hasanuddin, Makassar.
Krisna, 2005. Ada coliform di water tap ITB?, http://www.itb.ac.id/news/557.xhtml, Diakses pada
tanggal 20 April 2012.
Wakhid, Abdul, 2009, Pemeriksaan Bakteri Coliform Pada Makanan dan Minuman dengan
Menggunakan Metode MPN. http://abdul-wakhid.blogspot.com/2009/12/coliform.html.
Diakses pada tanggal 20 April 2012.