Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

UJI KUALITAS AIR (MPN)

Disusun Oleh :
Khalda Azahra Putri Salim (2210801010)

Dosen Pengampu :
Riri Novita Sunarti, M.Si

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG
2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Untuk menguji kualitas air yang digunakan, dapat ditentukan
berdasarkan perhitungan indeks Most Probable Number (MPN). MPN
adalah metode untuk mendeteksi dan menghitung jumlah bakteri
coliform dan colifecal. Dengan demikian dapat diperoleh indeks
berdasarkan tabel MPN untuk menyatakan perkiraan jumlah coliform
pada sampel. Ciri-ciri dari bakteri coliform ini adalah merupakan gram
negatif, tidak memiliki spora, mampu memfermentasi laktosa menjadi
gas dan asam pada suhu 35- 37p (Novel et al., 2019).
Kualitas air yang dapat menunjang kehidupan manusia ditentukan
oleh kualitas lingkungan. Keberadaan mikroorganisme dalam
lingkungan perairan menyebabkan air tersebut tidak layak digunakan
sebagai air konsumsi maupun untuk kebutuhan sehari-hari. Menurut
World Health Organization (WHO) dan American Public Health
Association (APHA) kualitas air ditentukan oleh kehadiran dan
jumlah bakteri didalamnya. Terdapat beberapa jenis bakteri terutama
bakteri Escherichia coli dan Coliform. Keberadaan Escherichia coli
dan Coliform dapat di uji dengan metode Most Probable Number (MPN)
((Novel,2019)
Coliform adalah kelompok bakteri yang digunakan sebagai
indikator untuk menentukan kualitas atau mutu dari lingkungan air,
tanah, atau bahan makanan. Kelompok dari bakteri coliform ini
adalah Escherichia coli, Enterobacter aerogenes, Klebsiella dan
Citrobacter fruendii. Cara penyebarannya melalui makanan maupun air
yang terkontaminasi secara langsung (melalui tangan) dan tidak
langsung (melalui air) oleh tinja selama pengolahan (Pratiwi, 2017).

B. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum mikrobiologi tentang uji kualitas air
(MPN) ialah : Agar mahasiswa dapat melakukan pengujian kualitas air
secara mikrobiologis berdasarkan nilai MPN coliform.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Bakteri kolifrom
Bakteri coliform adalah bakteri batang Gram negatif, yang
memfermentasi laktosa, dan bersusun secara tunggal. Bakteri ini menjadi
indikator patogen pada hewan dan manusia dikarenakan jumlah koloninya
pasti berkorelasi positif dengan keberadaan bakteri pathogen (Bambang et
al., 2020)
Bakteri Coliform adalah jenis bakteri yang umum digunakan
sebagai indikator penentuan kualitas sanitasi makanan dan air. Coliform
sendiri sebenarnya bukan penyebab dari penyakit-penyakit bawaan air,
namun bakteri jenis ini mudah untuk di kultur dan keberadaannya dapat
digunakan sebagai indikator keberadaan organisme patogen seperti bakteri
lain, virus atau protozoa yang banyak merupakan parasit yang hidup dalam
sistem pencernaan manusia serta terkandung dalam feses. Organisme
indikator digunakan karena ketika seseorang terinfeksi oleh bakteri
patogen, orang tersebut akan mengekskresi organisme indikator jutaan kali
lebih banyak dari pada organisme patogen. Hal inilah yang menjadi alasan
untuk menyimpulkan bila tingkat keberadaan organisme indikator rendah
maka organisme patogen akan jauh lebih rendah atau bahkan tidak ada
sama sekali. Bakteri Coliform dijadikan sebagai bakteri indikator karena
tidak patogen, mudah serta dapat dikenal dalam tes laboratorium serta
dapat dikuantifikasikan, tidak berkembang biak saat bakteri patogen tidak
berkembang biak, jumlahnya dapat dikorelasikan dengan probabilitas
adanya bakteri patogen, serta dapat bertahan lebih lama daripada bakteri
patogen dalam lingkungan yang tidak menguntungkan (Colome, 2017).
Pertumbuhan bakteri coliform dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Suhu udara pada dataran rendah dan dataran tinggi memiliki pengaruh
terhadap jumlah bakteri coliform dan non coliform. Pada dataran rendah
suhu harian berkisar antara 25oC sampai 32oC. Sedangkan pada dataran
tinggi memiliki suhu harian 15oC sampai 25oC struktur tanah yang lebih
gembur namun memiliki sifat tanah yang lebih baik bila dibandingkan
dengan dataran rendah. Selain itu, dataran rendah juga memiliki suhu yang
mendekati optimal bagi bakteri sehingga bakteri tumbuh pesat pada
dataran rendah (Kadarsih, 2004). Pertumbuhan bakteri akan semakin pesat
apabila komponen yang dibutuhkan cukup tersedia (Destriyana et al.,
2018).
Bakteri Coliform adalah bakteri indikator keberadaan bakteri
patogenik lain. Lebih tepatnya, sebenarnya, bakteri Coliform feka adalah
bakteri indikator adanya pencemaran bakteri patogen. Penentuan Coliform
fekal menjadi indikator pencemaran dikarenakan jumlah koloninya pasti
berkorelasi positif dengan keberadaan bakteri patogen. Selain itu,
mendeteksi Coliform jauh lebih murah, cepat dan sederhana daripada
mendeteksi bakteri patogenik lain. Contoh bakteri Coliform adalah,
Esherichia coli dan Entereobacter aerogenes. Jadi, Coliform adalah
indikator kualitas air. Makin sedikit kandungan Coliform, artinya, kualitas
air semakin baik. Eschericia Coli, merupakan anggota Coliform yang
dapat dibedakan dari bakteri Coliform lain karena kemampuannya
memfermentasikan laktosa pada suhu 44ºC (pada JPT hal ini dilakukan
pada tahap terakhir atau saat uji kelengkapan). Pengidentifikasian dapat
dilihat dari pertumbuhan dan reaksi yang memberikan warna berbeda pada
media kultur khusus. Saat di kultur pada media EMB, hasil positif E. Coli
adalah koloni berwarna hijau metalik. Tidak seperti golongan Coliform
pada umumnya, E. Coli merupakan bakteri yang berasal dari feses dan
kehadirannya efektif mengkonfirmasi adanya kontaminasi fekal pada
badan air. Umumnya, pada feses, E. Coli ada sebanyak 11% dari Coliform
(Colome, 2017).

B. Metode MPN (Most Probable Number)


Jumlah mikroorganisme dapat dihitung melalui beberapa cara,
namun secara mendasar dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu
perhitungan langsung dan tidak langsung. Perhitungan secara langsung
dapat mengetahui beberapa jumlah mikroorganisme pada suatu bahan pada
suatu saat tertentu tanpa memberikan perlakuan terlebih dahulu, sedangkan
jumlah organisme yang diketahui dari cara tidak langsung terlebih dahulu
harus memberikan perlakuan tertentu sebelum dilakukan perhitungan.
Perhitungan secara langsung, dapat dilakukan dengan beberapa cara antara
lain adalah dengan membuat preparat dari suatu bahan (preparat sederhana
diwarnai atau tidak diwarnai) dan penggunaan ruang hitung (counting
chamber). Sedangkan perhitungan cara tidak langsung hanya untuk
mengetahui jumlah mikroorganisme pada suatu bahan yang masih hidup
saja (viable count). Dalam pelaksanaannya, ada beberapa cara yaitu,
perhitungan pada cawan petri (total plate count atau TPC), perhitungan
melalui pengenceran, perhitungan jumlah terkecil atau terdekat (Metode
MP,) dan kalorimeter (cara kekeruhan atau turbidimetri). Metode
perhitungan MP, sering digunakan dalam pengamatan untuk menghitung
jumlah bakteri yang terdapat didalam tanah seperti Nitrosomonas dan
Nitrobacter. Kedua jenis bakteri ini memegang peranan penting dalam
meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman, sehubungan dengan
kemampuannya dalam mengikat N2 dari udara dan mengubah amonium
menjadi nitrat (Suriawiria, 2018).
Dalam metode MPN, pengenceran harus dilakukan lebih tinggi
daripada pengenceran dalam hitungan cawan, sehingga beberapa tabung
larutan hasil pengenceran tersebut mengandung satu sel jasad renik.
Beberapa tabung mungkin mengandung lebih dari satu sel, sedangkan
tabung lainnya tidak mengandung selDengan demikian setelah inkubasi
diharapkan terjadi pertumbuhan pada beberapa tabung yang dinyatakan
sebagai tabung positif sedang tabung lainnya negatifMetode MPN
biasanya digunakan untuk menghitung jumlah mikroba di dalam contoh
yang berbentuk cair, meskipun dapat pula digunakan untuk contoh
berbentuk padat dengan melakukan. pengenceran terlebih dahulu. Metode
MPN merupakan uji deretan tabung yang menyuburkan pertumbuhan
Coliform sehingga diperoleh nilai untuk menduga jumlahColiform dalam
sampel yang diuji. Uji positif akan menghasilkan angka indeksAngka ini
disesuaikan dengan tabel MPN untuk menentukan jumlah Coliform dalam
sampel (Adam, 2021).

C. Air
Air merupakan komponen esensial bagi kehidupan jasad hidup.
Akan tetapi dapat juga merupakan suatu substansi yang membawa
malapetaka, karena air dapat membawa mikroorganisme patogen dan zat-
zat kimia yang bersifat racun Banyaknya kontaminan dalam air
memerlukan standar tertentu untuk menjamin kebersihannya. Air yang
terkontaminasi oleh bakteri patogen saluran cerna sangat berbahaya untuk
diminum. Hal ini dapat dipastikan dengan penemuan organisme yang ada
dalam tinja manusia atau hewan dan yang tidak pernah terdapat bebas di
alam. Ada beberapa organisme yang termasuk kategori ini, yaitu bakteri
Coliform (Escherichia coli), Enterococcus faecalis,dan ClostridiumDi
Indonesia, bakteri indikator air terkontaminasi adalah Escherichia coli
(Fardiaz, 2018).
Air merupakan bahan esensial bagi hidupnya organisme, oleh
karena itu air selalu penuh dengan benda-benda hidup. Manusia dan
makhluk-makhluk lain yang tidak hidup di dalam air senantiasa mencari
tempat-tempat tinggal dekat air supaya mudah mengambil air untuk
keperluan hidupnya, maka desa atau kota zaman dulu tumbuh di sekitar
sumber air, di tepi sungai, atau di tepi danau. Sesudah manusia lebih maju,
tempat tinggalnya tidak perlu dekat air dengan sumber jauh yang
disalurkan dengan pipa dan didistribusikan. Pentingnya air di dalam tubuh
manusia, berkisar antara 50% - 70% dari seluruh total berat badan. Tulang
manusia mengandung air sebanyak 22% berat tulang, dalam darah dan
ginjal sebanyak 83%. Pentingnya air bagi kesehatan dapat dilihat dari
jumlah air yang ada di dalam organ, 80% dari darah terdiri atas air, dalam
tulang mengandung 25%, sedangkan dalam urat syaraf terdapat 75% air,
dalam ginjal mengandung 80% air, dalam hati 70% air dan otot 75% air.
Kekurangan air menyebabkan penyakit batu ginjal dan kandung kemih,
karena terjadi kristalisasi unsur-unsur yang ada di dalam cairan tubuh.
Kehilangan air sebanyak 15% dari berat badan dapat mengakibatkan
kematian. Kebutuhan minum orang dewasa adalah minimum 1,5 - 2 liter
air sehari (Prescott, 2019).

BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Tempat dan waktu
Praktikum mikrobiologi mengenai perhitungan jumlah mikroba
dilaksanakan pada hari selasa tanggal 30 Mei 2023 pukul 10.26-12.06
WIB. Adapun tempat dilaksanakannya praktikum adalah Dilaboratorium
Terpadu Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Islam Negri Raden
Fatah Palembang.
B. Alat dan bahan
1. Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu :
Tabung reaksi, Tabung durham, Pipet ukur, Bunsen, Alcohol 70%,
Cawan petri, Rak tabung reaksi, Jarum ose, Mikro pipet ukuran 1 ml,
tip biru, dan Wadah tip.
2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu :
Media lactose borth (LB), Media Brilliant Green Lactase Bilebroth
(BGBL), Media Eosin Methilen Blue (EMB), Sampel air.
C. Cara kerja
Adapun cara kerja pada praktikum kali ini adalah :
1. Uji pendugaan
Adapun dilakukannya uji pendugaan adalah sebagai berikut.
a. Siapkan 9 tabung kultur yang masing-masing berisi 10 ml media
cair kaldu lactose steril yang sudah dilengkapi dengan tabung
durham. Aturlah letaknya pada rak tabung dan masing-masing beri
kode ( A1, A2, A3, B1, B2, B3, C1, C2, C3).
b. Tuangkan air sampel menggunakan pipet steril masing-masing
sebanya 10 ml ke dalam tabung kultur yang berkode A1, A2, A3.
c. Tuangkan air sampel menggunakan pipet steril masing-masing
sebanyak 1 ml ke dalam tabung kultur yang berkode B1, B2, B3.
d. Tuangkan air sampel menggunakan pipet steril masing-masing
sebanyak 0,01 ml kedalam tabung kultur yang berkode C1, C2, C3.
e. Inkubasikan 9 tabung kultur yang sudah diperlakukan pada suhu
370 C selama 1x24 jam.
f. Amati adanya gelembung udara di dalam tabung durham. Catatlah
kode tabung yang positif mengeluarkan gas. Mikroba penghasil gas
yang tumbuh pada tabung adalah kelompok mikroba yang mampu
memfermentasikan laktosa.

2. Uji Penegasan
Adapun dilakukannya uji penegasan adalah sebagai berikut.
a. Siapkan tabung kultur yang masing-masing berisi 10 ml media cair
BGLB steril yang sudah dilengkapi dengan tabung durham. Aturlah
letaknya pada rak tabung dan masing-masing beri kode yang sesuai
dengan kode tabung yang positif pada uji pendugaan misalnya: A1,
A2, A3, B1, B2, B3, C1, C2, C3, sehingga jumlahnya sama dengan
jumlah tabung yang positif saja.
b. Tuangkan air sampel yang sudah diinkubasikan dalam media kultur
laktosa menggunakan pipet steril masing-masing sebanyak 1 ml ke
dalam tabung tabung yang positif.
c. Inkubasikan tabung kultur yang sudah diperlukan pada suhu 45°C
selama 1x24 jam.
d. Amati adanya gelembung udara di dalam tabung durham. Catatlah
kode tabung yang positif mengeluarkan gas. Mikroba penghasil gas
yang tumbuh pada tabung adalah kelompok mikroba yang mampu
memfermentasikan laktosa dan tahan terhadap suhu tinggi (45°C),
mikroba ini dsebut ;kelompok bakteri coliform fekal.
3. Uji Penguat
Adapun uji penguat dapat dilakukan dengan mendeteksi adanya
bakteri E. coli, dilakukan dengan cara berikut.
a. Inokulasikan sampel perlakuan dari tabung yang positif pada uji
penegasan pada sebanyak satu ose ke permukaan media EMBA
secara zig-zag inkubasi pada suhu 37°C selama 1x24 jam.
b. Amati pertumbuhan koloni pada media EMB. Koloni yang
menampakkan adanya kilau metalik adalah koloni bakteri E. coli.
c. Selanjutnya dapat dipastikan lagi dengan cara mengamati inokulum
dari koloni tersebut secara langsung dengan menggunakan
mikroscop.
d. Buatlah sediaan yang diwarnai secara Gram, kemudian amati di
bawah mikroscop. Bakteri E. coli akan memperlihatkan sebagai
bakteri berbentuk batang, Gram negatif.
e. Setelah semua pengujian selesai, tentukanlah nilai MPN
Coliformnya berdasarkan tabel MPN pada lampiran. Nilai MPN
ditentukan berdasarkan jumlah tabung yang positif dari perlakuan,
dan dihitung = MPN tabel x 1/pengenceran tengah.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Adapun hasil dari praktikum Uji Kualitas Air (MPN) yaitu :
Tabel nilai MPN pada makanan
N Sampe Colifro E. coli Colifro E.coli (kemenkes no 1096?
O l m Indeks m MENKES/PER/VI/2011)
Indeks CFU (BPOM
CFU 100 ml NO.13
100 ml 2019)
1 Pempe 60 60
k CFU/10 CFU/10
0 ml 0 ml
2 Bakso 271 271
CFU/10 CFU/10 <3ml 0/100 ml
0 ml 0 ml
3 Somay 0/100 0/100
ml ml
4 Tekwa 0/100 0/100
n ml ml
5 Batago 438 438
r CFU/10 CFU/10
0 ml 0 ml

B. Pembahasan
Air tidak akan bisa lepas dari keseharian kita. Setiap makhluk
hidup memerlukan air agar dapat menjalankan aktivitas sehari-harinya.
Karena itu, kualitas air haruslah tetap terjaga agar aman untuk digunakan.
Terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi agar air dapat
dinyatakan aman untuk digunakan antara lain ditinjau dari kualitas
fisik, kimia, dan biologi. Kualitas fisik persyaratan fisik meliputi
warna, bau, rasa, temperatur, dan kekeruhan. Kekeruhan air dapat
ditimbulkan oleh adanya bahan organik dan anorganik yang terkandung di
dalam air, seperti lumpur dan bahan yang berasal dari hasil
pembuangan. Kualitas kimia berhubungan dengan pH juga ion-ion
senyawa maupun logam yang membahayakan, seperti Hg, Pb, Ag, Cu, dan
Zn. Residu dari senyawa lainnya yang bersifat racun adalah residu
pestisida, yang dapat menyebabkan perubahan bau, rasa dan warna air.
Kualitas biologi ditinjau dari terbebasnya air dari mikroorganisme patogen
yang ditunjukkan dengan adanya bakteri Coliform sebagai indikatornya
(Ariani et all., 2018).
Bakteri coliform merupakan parameter mikrobiologis terpenting
kualitas air minum. Kelompok bakteri coliform terdiri atas Eschericia coli,
Enterobacter aerogenes, Citrobacter fruendii, dan bakteri lainnya.
Meskipun jenis bakteri ini tidak menimbulkan penyakit tertentu secara
langsung, keberadaannya di dalam air menunjukkan tingkat sanitasi
rendah. Oleh karena itu, air yang akan dikonsumsi harus bebas dari semua
jenis coliform. Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform,
semakin tinggi pula risiko kehadiran bakteri-bakteri patogen lain yang
biasa hidup dalam kotoran manusia dan hewan. Salah satu contoh bakteri
patogen-yang kemungkinan terdapat dalam air terkontaminasi kotoran
manusia atau hewan berdarah panas-adalah Shigella, yaitu mikroba
penyebab gejala diare, deman, kram perut, dan muntah-muntah (Fardiaz,
2018)
Pengamatan uji kualitas air kali ini, digunakan metode MPN (Most
Probable Number)Di mana metode ini terdiri atas tiga tahap, yaitu uji
pendugaan, uji penegasan, dan uji penguatan. Uji tahap pertama
(pendugaan), menggambarka keberadaan coliform masih dalam tingkat
probabilitas rendah; masih dalam dugaan. Uji ini mendeteksi sifat
fermentatif coliform dalam sampel. Karena beberapa jenis bakteri selain
coliform juga memiliki sifat fermentatif, diperlukan uji konfirmasi untuk
mengetes kembali kebenaran adanya coliform dengan bantuan medium
selektif diferensialUji kelengkapan kembali meyakinkan hasil tes uji
konfirmasi dengan mendeteksi sifat fermentatif dan pengamatan
mikroskop terhadap ciri-ciri coliform: berbentuk batang, gram negatif,
tidak-berspora (Fardiaz,2018)
Penggunaan tangan yang tidak bersih dapat menjadi sumber
kontaminasi bakteri patogen. Dimulai saat membuat hingga menyajikan
perlu diperhatikan kebersihan tangan, tangan yang tidak dicuci dengan
sabun dan menyentuh minuman dapat meningkatkan resiko pencemaran
bakteri patogen. Sehingga saat melakukan penjamahan makanan perlu
digunakan sarung tangan (Naria, 2018).
Lingkungan yang kotor dan tidak terjaga sanitasinya dapat menjadi
faktor terkontaminasinya bakteri pada minuman jajanan, contohnya
beberapa Sekolah Dasar ini berada dipinggir jalan raya, dekat dengan
selokan dan banyak terpapar debu asap kendaraan, sanitasinya juga buruk
sehingga berpotensi menjadi sumber pencemaran bakteri patogen
(Kurniawan, 2019).
Air tanah mangandung zat-zat anorganik maupun zat- zat organic
yang merupakan tempat yang baik bagi pertumbuhan dan perkembangan
mikroorganisme (kehidupan mikroorganisme)Mikroorganisme yang
autotrof merupakan penghuni pertama dalam air yang mangandung zat-zat
anorganik. Sel-sel yang mati merupakan bahan organic yang
memungkinkan kehidupan mikroorganisme yang heterotrof. Temperatur
juga ikut menentukan populasi mikroorganisme di dalam air. Pada
temperature sekitar 30°C merupakan temperatur yang baik bagi kehidupan
bakteri patogen yang berasal dari hewan maupun manusia. Sinar matahari
(terutama sinar ultraviolet) memang dapat mematikan bakteri, akan tetapi
daya tembus sinar ultraviolet ke dalam air tidak maksimalAir yang berarus
deras kurang baik bagi kehidupan bakteriHal ini berkaitan dengan tidak
maksimalnya perkembangbiakan bakteri, karena kebanyakan bakteri
memerlukan media/ perkembangbiakannya (Dwijoseputro, 2017).
Apabila jumlah bakteri yang ditemukan pada air semakin sedikit,
maka kualitas air tersebut semakin baik. Cara yang dapat digunakan untuk
menentukan jumlah kontaminasi bakteri tersebut adalah metode MPN.
Metode MPN adalah salah satu metode perhitungan bakteri secara
tidak langsung yang digunakan untuk menghitung jumlah bakteri
Coliform dengan berdasarkan perkiraan total bakteri golongan
Coliform menggunakan nilai praduga yang dihasilkan dari kombinasi
seri tabung dengan jumlah positif yang dihasilkan. Yang pertama harus
dilakukan pada praktikum ini adalah pengambilan sampel. Sampel yang
diambil harus serepresentatif mungkin, maksudnya air yang diambil
dapat mewakili kualitas air pada daerah tersebut. Sampel harus
diambil pada bagian air yang tercampur merata, tidak hanya dipinggir
atau dipermukaan saja. Jika tidak segera dianalisis dalam waktu 1 jam,
sampel harus disimpan dalam termos es atau box styrofoam. Untuk
metode MPN sendiri, ada 3 macam ragam kombinasi yang dapat
digunakan. Ragam I yaitu 5 tabung × 10 mL, 1 tabung × 1 mL, dan 1
tabung × 0,1 mL. biasanya digunakan untuk specimen yang sudah
diolah atau angka bakteri diperkirakan rendah. Ragam II yaitu 5 tabung ×
10 mL, 5 tabung × 1 mL, dan 5 tabung × 0,1 mL. Biasanya digunakan
untuk sampel yang belum diolah dan perkiraan bakterinya tinggi. Ragam
III adalah 3 tabung × 10 mL, 3 tabung × 1 mL, dan 3 tabung × 0,1 mL dan
biasanya digunakan untuk sampel makanan, minuman, serta serbuk
minuman (Sunarti, 2017; Kumalasari, 2021).
Ada 3 tahap dalam metode MPN. Yang pertama adalah uji
presumtif (presumptive test) yang menggunakan media kaldu laktosa
untuk mengetahui keberadaan bakteri Coliform pada sampel air.
Hadirnya bakteri Coliform pada suatu sampel ditandai dengan
terbentuknya gas dan perubahan warna media kaldu laktosa menjadi
kuning keruh pada tabung durham. Adanya gas dan perubahan karena
enzim α-D-Glucosidase yang dihasilkan oleh bakteri Coliform. Enzim ini
berfungsi sebagai katalisator hidrolisis laktosa membentuk gas dan
asam atau aldehid. Adapun perubahan warna mediu disebabkan
kandungan laktosa pada media difermentasikan menjadi alkohol dan
membentuk asam karboksilat. Asam karboksilat ini yang membuat
media berwarna kuning dan terlihat keruh. Beberapa jenis bakteri yang
mampu memfermentasi laktosa adalah Escherichia coli, Clostridium
Klebsiella, Streptococus, dan Aerobacter (Aulya et all., 2020).

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
MPN adalah suatu teknik enumerasi pada mikrobia (dalam hal ini
coliform fecal), pada suatu bahan cairan. Metode MPN terdiri dari tiga
tahap, yaitu uji pendugaan (presumtive test), uji konfirmasi (confirmed
test), dan uji kelengkapan (completed test). Dalam uji tahap pertama,
keberadaan coliform masih dalam tingkat probabilitas rendah; masih
dalam dugaan. Organisme kelayakan konsumsi air atau bahan pangan
cair adalah kelompok bakteri koliform yaitu: spesies Escherichia coli,
Enterobacter dan Klebsiella. Semakin tinggi nilai MPN suatu air maka
semakin banyak bakteri koliform pada air tersebut.
B. Saran
Adapun saran yang dapat ingin disampaikan adalah sebaiknya di
dalam pelaksanaan praktikum kali ini waktu yang telah ditetapkan
digunakan sebaik-baiknya sehingga praktikum dapat berjalan sesuai
dengan apa yang diinginkan. Selain itusampel yang diujikan dapat
diganti untuk praktikum selanjutnya, sehingga dapat diketahui kualitas
air yang diujikan selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA
Ariani, F., Puspitasari, R. L. and Priambodo, T. W. (2018) 8Pencemaran
Coliform pada Air Sumur di Sekitar Sungai Ciliwung9, JURNAL
Al AZHAR INDONESIA SERI SAINS DAN TEKNOLOGI, 4(3), p.
149. doi: 10.36722/sst.v4i3.285
Ariyani D. 2019. Mutu mikrobiologis minuman jajanan di sekolah dasar
Wilayah Bogor Tengah. Jurnal Gizi dan Pangan. 1(1): 44-50
Aulya, W., Fadhliani, F. and Mardina, V. (2020) 8Analysis of Coliform
and Colifecal Total Pollution Test on Various Types of Drinking Water
Using the MPN (Most Probable Number) Method9, Serambi
Journal of Agricultural Technology, 2(2), pp. 64–72. doi:
10.32672/sjat.v2i2.2416.
Colome,JS. Et al. 2017. Laboratory Exercises in Microbiology. West
Publishing Company. New York
Kumalasari, D. (2021) 8Uji kualitas air pada sumber mata air Desa
Sumber bening Kabupaten Malang Selatan9.
Kurniadi Y, Saam Z, Afandi D. 2018. Faktor kontaminasi bakteri
Escherichia coli pada makanan jajanan dilingkungan kantin
sekolah dasar wilayah Kecamatan Bangkiang. J.Ilmu
Lingkungan. 7(1):28-37
Kurniawan A. 2019. Deteksi bakteri patogen dalam es balok yang dijual di
pasar tradisional Bandar Lampung. (Skripsi). FK UNILA
Naria E. 2018. Higiene sanitasi makanan dan minuman jajanan di
kompleks. J. USU. 25(2): 118-126.
Pratiwi, R. 2017. Distribusi Bakteri Coliform di SITU Cilodong
Depok Jawa Barat, Universitas Indraprasta PGRI. Faktor Exacta 6(4):
290-297.
Prescott, L.M. 2019. Microbilogy. Mc Graw Hill. New York.
Sunarti, R. N. (2017) 8Uji Kualitas Air Sumur Dengan Menggunakan
Metode MPN (Most Probable Numbers)9, Bioilmi, 1(1), pp. 30–34.
Suriawiria, U. 2018. Mikrobiologi Dasar. Papas Sinar Sinanti. Jakarta.
Dwijoseputro. 2017. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Penerbit
Jambatan
Fardiaz, S 2018. Analisis Mikrobiologi Pangan, Departemen Pendidikan
dan Kebuday IPB
Bambang AG, Fatimawali, Kojong NS. 2020. Analisis Cemaran Bakteri
Coliform dan Identifikasi Escherichia coli pada Air Isi Ulang dari Depot di
Kota Manado. J. Ilmiah Farmasi. 3(3): 325-334.

Anda mungkin juga menyukai