Anda di halaman 1dari 8

A.

PENDAHULUAN
Latar belakang
Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan
penyakit. Air bersih adalah air yang jernih, tidak berwarna, tawar dan tidak berbau.
Sumber daya alam yaitu air, dapat diperoleh dari air permukaan meliputi air sungai,
danau, waduk, rawa dan genangan air lainya.
Air merupakan kebutuhan yang paling dibutuhkan di dalam kehidupan manusia.
Air yang ada di alam bukanlah didapat sebagai air murni, melainkan sebagai air yang
mengandung bermacam-macam zat, baik yang terlarut ataupun tersuspensi. Jenis dan
jumlah zat tersebut tergantung dari kondisi lingkungan sekitar sumbernya.
Air merupakan materi esensial bagi kehidupan makhluk hidup, karena makhluk
hidup memerlukan air untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Secara umum
fungsi air dalam tubuh setiap mikroorganisme adalah untuk melarutkan senyawa organik,
menstabilkan suhu tubuh dan melangsungkan berbagai reaksi kimia tingkat seluler.
Pemeriksaan air secara mikrobiologi sangat penting dilakukan karena air
merupakan substansi yang sangat penting dalam menunjang kehidupan mikroorganisme
yang meliputi pemeriksaan secara mikrobiologi baik secara kualitatif maupun kuantitatif
dapat dipakai sebagai pengukuran derajat pencemaran.
Uji kualitatif Coliform secara lengkap terdiri dari tiga tahap yaitu uji dugaan
(presumptive test), uji penetapan (confirmed test), dan uji pelengkap (completed test).
Metode pengujian yang digunakan adalah metode Most Probable Number(MPN) atau
Jumlah Perkiraan Terbatas (JPT).
Analisis kuantitatif mikrobiologi pada air minum penting dilakukan untuk
mengetahui mutu air minum tersebut. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk
menghitung atau mengukur jumlah jasad renik dalam suatu suspensi, salah satunya adalah
pemeriksaan adanya bakteri Coliform pada minuman dengan metode MPN (Most
Probable Number).
Pemeriksaan derajat pencemaran air secara mikrobiologi umumnya ditunjukkan
dengan kehadiran bakteri indikator seperti Coliform dan Fecal coli.Bakteri Coliform
sebagai suatu kelompok dicirikan sebagai bakteri berbentuk batang gram negatif, tidak
membentuk spora, aerobik, dan anaerobik fakultatif yang memfermentasi laktosa dengan
menghasilkan asam dan gas dalam waktu 48 jam pada suhu 35° C. Berdasarkan hal inilah
yang melatar belakangi dilaksanakannya praktikum ini untuk mengetahui teknik
pengujian kualitas air dengan menggunakan metode MPN sehingga dapat mengetahui air
yang baik untuk dikonsumsi.
Tujuan
Praktikum kali ini bertujuan agar mahasiswa mampu untuk menentukan kelayakan
suatu sampel air untuk keperluan air minum dengan mendeteksi kehadiran mikrorganisme
patogen indikator koliform fekal Escherichia coli dalam sampel air yang diuji
menggunakan metode Most Probable Number (MPN). Uji MPN sendiri terdiri atas 3
tahapan yaitu: Uji duga (presumptive test), uji konfirmasi (confirmed test), dan uji
lengkap (completed test).

Dasarr Teori
Bakteri Kolifrom
Bakteri Coliform adalah jenis bakteri yang umum digunakan sebagai indikator
penetuan kualitas sanitasi makanan dan air. Coliform sendiri sebenarnya bukan penyebab
dari penyakit-penyakit bawaan air, namun bakteri jenis ini mudah untuk dikultur dan
keberadaannya dapat digunakan sebagai indikator keberadaan organisme patogen seperti
bakteri lain, virus atau protozoa yang banyak merupakan parasit yang hidup dalam sistem
pencernaan manusia serta terkandung dalam feses. Organisme indikator digunakan karena
ketika seseorang terinfeksi oleh bakteri patogen, orang tersebut akan mengekskresi
organisme indikator jutaan kali lebih banyak dari pada organisme patogen. Hal inilah
yang menjadi alasan untuk menyimpulkan bila tingkat keberadaan organisme indikator
rendah maka organisme patogen akan jauh lebih rendah atau bahkan tidak ada sama
sekali. Bakteri Coliform dijadikan sebagai bakteri indikator karena tidak patogen, mudah
serta cepat dikenal dalam tes laboratorium serta dapat dikuantifikasikan, tidak
berkembang biak saat bakteri patogen tidak berkembang biak, jumlahnya dapat
dikorelasikan dengan probabilitas adanya bakteri patogen, serta dapat bertahan lebih lama
daripada bakteri patogen dalam lingkungan yang tidak menguntungkan (Colome, 2001).
Bakteri Coliform adalah bakteri indikator keberadaan bakteri patogenik lain. Lebih
tepatnya, sebenarnya, bakteri Coliform feka adalah bakteri indikator adanya pencemaran
bakteri patogen. Penentuan Coliform fekal menjadi indikator pencemaran dikarenakan
jumlah koloninya pasti berkorelasi positif dengan keberadaan bakteri patogen. Selain itu,
mendeteksi Coliform jauh lebih murah, cepat, dan sederhana daripada mendeteksi bakteri
patogenik lain. Contoh bakteri Coliform adalah, Esherichia coli dan Entereobacter
aerogenes. Jadi, Coliform adalah indikator kualitas air. Makin sedikit kandungan
Coliform, artinya, kualitas air semakin baik. (Friedheim, 2001). Eschericia coli,
merupakan anggota Coliform yang dapat dibedakan dari bakteri Coliform lain karena
kemampuannya memfermentasikan laktosa pada suhu 44°C (pada JPT hal ini dilakukan
pada tahap terakhir atau saat uji kelengkapan). Pengidentifikasian dapat dilihat dari
pertumbuhan dan reaksi yang memberikan warna berbeda pada media kultur khusus. Saat
dikulutur pada media EMB, hasil positif E. coli adalah koloni berwarna hijau metalik.
Tidak seperti golongan Coliform pada umumnya, E. coli merupakan bakteri yang berasal
dari feses dan kehadirannya efektif mengkonfirmasi adanya kontaminasi fekal pada badan
air. Umumnya, pada feses, E. coli ada sebanyak 11% dariColiform ().

Metode MPN ( Most Probable Number)


Jumlah mikroorganisme dapat dihitung melalui beberapa cara, namun secara
mendasar dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu perhitungan langsung dan tidak
langsung. Perhitungan secara langsung dapat mengetahui beberapa jumlah
mikroorganisme pada suatu bahan pada suatu saat tertentu tanpa memberikan perlakuan
terlebih dahulu, sedangkan jumlah organisme yang diketahui dari cara tidak langsung
terlebih dahulu harus memberikan perlakuan tertentu sebelum dilakukan perhitungan.
Perhitungan secara langsung, dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain adalah
dengan membuat preparat dari suatu bahan (preparat sederhana diwarnai atau tidak
diwarnai) dan penggunaan ruang hitung (counting chamber). Sedangkan perhitungan cara
tidak langsung hanya untuk mengetahui jumlah mikroorganisme pada suatu bahan yang
masih hidup saja (viable count). Dalam pelaksanaannya, ada beberapa cara yaitu,
perhitungan pada cawan petri (total plate count/TPC), perhitungan melalui pengenceran,
perhitungan jumlah terkecil atau terdekat (Metode MPN) dan kalorimeter (cara kekeruhan
atau turbidimetri). Metode perhitungan MPN sering digunakan dalam pengamatan untuk
menghitung jumlah bakteri yang terdapat di dalam tanah seperti Nitrosomonas
danNitrobacter. Kedua jenis bakteri ini memegang peranan penting dalam meningkatkan
pertumbuhan dan produksi tanaman, sehubungan dengan kemampuannya dalam mengikat
N2 dari udara dan mengubah amonium menjadi nitrat (Suriawiria, 2005).
Metode MPN merupakan salah satu metode perhitungan secara tidak langsung.
Metode MPN terdiri dari tiga tahap, yaitu uji pendugaan (presumptive test), uji
konfirmasi (confirmed test), dan uji kelengkapan (completed test). Dalam uji tahap
pertama, keberadaan Coliform masih dalam tingkat probabilitas rendah, masih dalam
dugaan. Uji ini mendeteksi sifat fermentatif Coliformdalam sampel (Suriawiria, 2005).
Dalam metode MPN, pengenceran harus dilakukan lebih tinggi daripada
pengenceran dalam hitungan cawan, sehingga beberapa tabung larutan hasil pengenceran
tersebut mengandung satu sel jasad renik. Beberapa tabung mungkin mengandung lebih
dari satu sel, sedangkan tabung lainnya tidak mengandung sel. Dengan demikian setelah
inkubasi diharapkan terjadi pertumbuhan pada beberapa tabung yang dinyatakan sebagai
tabung positif sedang tabung lainnya negatif. Metode MPN biasanya digunakan untuk
menghitung jumlah mikroba di dalam contoh yang berbentuk cair, meskipun dapat pula
digunakan untuk contoh berbentuk padat dengan melakukan pengenceran terlebih dahulu.
Metode MPN merupakan uji deretan tabung yang menyuburkan pertumbuhan Coliform
sehingga diperoleh nilai untuk menduga jumlahColiform dalam sampel yang diuji. Uji
positif akan menghasilkan angka indeks. Angka ini disesuaikan dengan tabel MPN untuk
menentukan jumlah Coliform dalam sampel (Adam, 2001).
Untuk metode MPN (most probable number) digunakan medium cair dalam wadah
berupa tabung reaksi, perhitungan di lakukan berdasarkan jumlah tabung yang positif
yaitu tabung yang mengalami perubahan pada mediumnya baik itu berupa perubahan
warna atau terbentuknya gelembung gas pada dasar tabung durham. Pada metode
perhitungan MPN ini digunakan bentuk tiga seri pengenceran, yang pertama 10-1, 10-2
dan 10-3. Kemudian dari hasil perubahan tersebut dicari nilai MPNnya pada tabel nilai
MPN, dan untuk jumlah bakterinya maka digunakan rumus (Cowan, 2004).

Air
Air merupakan bahan esensial bagi hidupnya organisme, oleh karena itu air selalu
penuh dengan benda-benda hidup. Manusia dan makhluk-makhluk lain yang tidak hidup
di dalam air senantiasa mencari tempat-tempat tinggal dekat air supaya mudah
mengambil air untuk keperluan hidupnya, maka desa atau kota zaman dulu tumbuh di
sekitar sumber air, di tepi sungai, atau di tepi danau. Sesudah manusia lebih maju, tempat
tinggalnya tidak perlu dekat air dengan sumber jauh yang disalurkan dengan pipa dan
didistribusikan. Pentingnya air di dalam tubuh manusia, berkisar antara 50%–70% dari
seluruh total berat badan. Tulang manusia mengandung air sebanyak 22% berat tulang,
dalam darah dan ginjal sebanyak 83%. Pentingnya air bagi kesehatan dapat dilihat dari
jumlah air yang ada di dalam organ, 80% dari darah terdiri atas air, dalam tulang
mengandung 25%, sedangkan dalam urat syaraf terdapat 75% air, dalam ginjal
mengandung 80% air, dalam hati 70% air, dan otot 75% air. Kekurangan air
menyebabkan penyakit batu ginjal dan kandung kemih, karena terjadi kristalisasi unsur-
unsur yang ada di dalam cairan tubuh. Kehilangan air sebanyak 15% dari berat badan
dapat mengakibatkan kematian. Kebutuhan minum orang dewasa adalah minimum 1,5–2
liter air sehari (Prescott, 2003).
Air merupakan komponen esensial bagi kehidupan jasad hidup. Akan tetapi dapat
juga merupakan suatu substansi yang membawa malapetaka, karena air dapat membawa
mikroorganisme patogen dan zat-zat kimia yang bersifat racun .Banyaknya kontaminan
dalam air memerlukan standar tertentu untuk menjamin kebersihannya. Air yang
terkontaminasi oleh bakteri patogen saluran cerna sangat berbahaya untuk diminum. Hal
ini dapat dipastikan dengan penemuan organisme yang ada dalam tinja manusia atau
hewan dan yang tidak pernah terdapat bebas di alam. Ada beberapa organisme yang
termasuk kategori ini, yaitu bakteri Coliform (Escherichia coli), Enterococcus
faecalis,dan Clostridium. Di Indonesia, bakteri indikator air terkontaminasi adalah
Escherichia coli (Fardiaz, 2002).
B. METODOLOGI
Kegiatan 6. Uji MPN coliform
Bahan dan Alat
1. Sampel air yang akan diuji 14. Tabung reaksi
2. Media Lactose Broth (LB) 15. Tabung Durham
3. Media Brilliant Green Bile Lactose 16. Mikroskop
Broth (BGLBB) 17. Gelas beaker
4. Media Eosin Metilen Blue Agar 18. Objek glass dan Cover glass
(EMB Agar) 19. Pipet tetes
5. Media MacConkey Agar (MCA) 20. Pipet ukur/spuit
6. Aquades 21. Cawan petri
7. Pewarna kristal violet 22. Autoklaf
8. Iodium 23. Inkubator
9. Pewarna Safranin 24. Petridish
10. Alkohol 70 % 25. Rak tabung reaksi
11. Minyak Emersi 26. Bunsen
12. Kapas 27. Jarum Inokulasi/Ose
13. Korek api

Cara kerja:
1. Lakukan pembuatan media dan sterilisasi bahan dan alat yang digunakan untuk
semua tahapan uji.
2. Lakukan Uji duga (presumptive test). Perhatikan setiap langkah secara rinci dan
teliti.
3. Lakukan Uji konfirmasi (confirmed test). Perhatikan setiap langkah secara rinci dan
teliti.
4. Lakukan Uji lengkap (completed test). Perhatikan setiap langkah secara rinci dan
teliti.
5. Laporkan hasil pengamatan setiap tahapannya pada sebuah tabel hasil pengamatan.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN


HASIL PENGAMATAN
Sampel Uji Duga Uji Konfirmasi Uji Lengkap Kesimpulan
No.

A Ada gelembung - - -
B Ada gelembung Positif - -
C - Positif - -

PEMBAHASAN
Dalam pengujian mengenai kualitas air, dilakukan tiga tahap pengujian. Tahap
pertama yaitu Uji Pendugaan dengan menggunakan medium KL (Kaldu Laktose). Uji
pendugaan ini dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya mikroorganisme pada air
dengan indicator ada atau tidaknya gelembung pada medium dalam waktu 1x24 jam.
Berdasarkan data yang diperoleh dalam uji ini, diketahui terdapat tabung yang tampak
adanya gelembung. Yaitu pada seri tabung A dan B dari 3 seri tabung (A, B, dan C).
Dimana A merupakan tingkat pengenceran pertama, B merupakan tingkat pengenceran
kedua, dan C merupakan tingkat pengenceran ketiga). Dapat diambil kesimpulan untuk
uji pendugaan pada sampel air A dan B ditemukan mikroba yang mampu
memfermentasiakan laktosa dimana bearti mikroba tersebut menghasilkan gas pada
tabung Durham. Terbentuknya gelembung gas dalam tabung Durham disebabkan karena
adanya mikroba pembentuk gas (Fardiaz S., 1992). Didukung oleh sumber lain bahwa
timbulnya gas disebabkan karena kemampuan bakteri coliform yang terdapat pada sampel
air dalam memfermentasikan laktosa dengan menghasilkan asam dan gas dalam waktu 48
jam dan pada suhu 350 C (Pelczar dan Chan., 2006). Dengan demikian didapatkan nilai
MPN tabel sebesar 0,073. Sedangkan nilai MPN Colliform sebesar 7,3 sel/ 100 ml.
Tahap kedua adalah uji kepastian. Dalam uji ini digunakan medium BGLB
(Brilliant Green Lactose Bile Broth). Menurut Dwijoseputro, hijau berlian yang terdapat
pada uji kepastian berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri Gram positif dan
menggiatkan pertumbuhan bakteri golongan kolon dengan melihat ada atau tidaknya gas
sebelum 48 jam berakhir. Dengan demikian hanya bakteri golongan kolon saja yang dapat
tumbuh di medium ini (Dwijoseputro, 2005). Setelah 2x24 jam didapatkan data yang
diperoleh , diketahui bahwa dari ketiga seri tabung, hanya tabung B dan C yang
menunjukkan hasil positif sedangkan A tidak. Padahal pada uji pendugaan, hasil positif
ditunjukkan oleh tabung A dan B sedangkan C tidak. Ini berarti pada sampel air di tabung
A terdapat mikroorgaisme gram positif dan bukanlah bakteri golongan kolon. Pada
tabung seri B terdapat mikroorganisme golongan kolon. Sedangkan pada tabung seri C
pada uji pendugaan tidak terdapat gelembung namun pada uji kepastian pada tabung C
terdapat gelembung yang menunjukkan bahwa pada tabung C terdapat bakteri golongan
kolon. Ketidak sesuaian hasil pada uji pendugaan dengan uji kepastian pada tabung C
mungkin disebabkan oleh kurang telitinya pengamat sehingga pengamat tidak melihat
adanya gelembung pada uji pendugaan untuk tabung seri C. Faktor lain yang mungkin
menjadi penyebab ketidak sesuaian ini adalah pada pengamatan 1x24 jam pada medium
KL gelembung belum tampak/muncul sehingga seolah-olah uji pendugaan pada tabung C
menunjukkan hasil negatif.
Tahap pengujian yang ketiga yakni pengujian dengan medium MCA (Mac
Conkey Agar). Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya bakteri E.coli
pada sampel air yang diuji dengan melihat ada tidaknya koloni E.coli berwarna merah.
Dari data yang kami peroleh mengenai uji ini diketahui bahwa pada sampel air yang di uji
tidak ditemukan adanya E.coli.
Bakteri coliform merupakan parameter mikrobiologis terpenting kualitas air
minum. Kelompok bakteri coliform terdiri atas Eschericia coli, Enterobacter aerogenes,
Citrobacter fruendii, dan bakteri lainnya. Meskipun jenis bakteri ini tidak menimbulkan
penyakit tertentu secara langsung, keberadaannya di dalam air menunjukkan tingkat
sanitasi rendah. Oleh karena itu, air yang akan dikonsumsi harus bebas dari semua jenis
coliform. Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform, semakin tinggi pula risiko
kehadiran bakteri-bakteri patogen lain yang biasa hidup dalam kotoran manusia dan
hewan. Salah satu contoh bakteri patogen-yang kemungkinan terdapat dalam air
terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas-adalah Shigella, yaitu
mikroba penyebab gejala diare, deman, kram perut, dan muntah-muntah (Fardiaz,1989).
Jenis bakteri coliform tertentu, misalnya E. coli O:157:H7, bersifat patogen dan
juga dapat menyebabkan diare atau diare berdarah, kram perut, mual, dan rasa tidak enak
badan (Dad,2000).
Pengamatan uji kualitas air kali ini, digunakan metode MPN (Most Probable
Number ). Di mana metode ini terdiri atas tiga tahap, yaitu uji pendugaan, uji penegasan,
dan uji penguatan.
Uji tahap pertama (pendugaan), menggambarka keberadaan coliform masih
dalam tingkat probabilitas rendah; masih dalam dugaan. Uji ini mendeteksi sifat
fermentatif coliform dalam sampel. Karena beberapa jenis bakteri selain coliform juga
memiliki sifat fermentatif, diperlukan uji konfirmasi untuk mengetes kembali kebenaran
adanya coliform dengan bantuan medium selektif diferensial. Uji kelengkapan kembali
meyakinkan hasil tes uji konfirmasi dengan mendeteksi sifat fermentatif dan pengamatan
mikroskop terhadap ciri-ciri coliform: berbentuk batang, gram negatif, tidak-berspora
(Fardiaz,1989).
Output metode MPN adalah nilai MPN. Nilai MPN adalah perkiraan jumlah unit
tumbuh (growth unit) atau unit pembentuk-koloni (colony-forming unit) dalam sampel.
Namun, pada umumnya, nilai MPN juga diartikan sebagai perkiraan jumlah individu
bakteri. Satuan yang digunakan, umumnya per 100 mL atau per gram. Jadi misalnya
terdapat nilai MPN 10/g dalam sebuah sampel air, artinya dalam sampel air tersebut
diperkirakan setidaknya mengandung 10 coliform pada setiap gramnya. Makin kecil nilai
MPN, maka air tersebut makin tinggi kualitasnya, dan makin layak minum. Metode MPN
memiliki limit kepercayaan 95% sehingga pada setiap nilai MPN, terdapat jangkauan
nilai MPN terendah dan nilai MPN tertinggi (Fardiaz,1989).
Metode MPN ini menggunakan medium cair di dalam tabung reaksi, yang
perhitungannya dilakukan berdasarkan jumlah tabung yang positif setelah diinkubasi pada
suhu dan waktu tertentu. Pengamatan tabung positif dapat dilihat dengan mengamati
timbulnya kekeruhan atau terbentuknya gas pada tabung Durham untuk mikroba
pembentuk gas, seperti E. coli. Metode MPN ini biasanya dilakukan untuk menghitung
jumlah mikroba di dalam sampel cair, dapat pula dilakukan untuk menghitung jumlah
mikroba untuk sampel yang bentuknya padat, dengan terlebih dahulu membuat suspensi
1:10 dari sampel tersebut.
Menurut Dwidjoseputro (1989), air tanah mangandung zat-zat anorganik maupun
zat-zat organic yang merupakan tempat yang baik bagi pertumbuhan dan perkembangan
mikroorganisme (kehidupan mikroorganisme). Mikroorganisme yang autotrof merupakan
penghuni pertama dalam air yang mangandung zat-zat anorganik. Sel-sel yang mati
merupakan bahan organic yang memungkinkan kehidupan mikroorganisme yang
heterotrof. Temperatur juga ikut menentukan populasi mikroorganisme di dalam air. Pada
temperature sekitar 30°C merupakan temperatur yang baik bagi kehidupan bakteri
patogen yang berasal dari hewan maupun manusia. Sinar matahari (terutama sinar
ultraviolet) memang dapat mematikan bakteri, akan tetapi daya tembus sinar ultraviolet
ke dalam air tidak maksimal. Air yang berarus deras kurang baik bagi kehidupan bakteri.
Hal ini berkaitan dengan tidak maksimalnya perkembangbiakan bakteri, karena
kebanyakan bakteri memerlukan media/ substrat yang tenang untuk
perkembangbiakannya (Dwijoseputro, 1989).
Masalah air bersih yang kurang memenuhi syarat sangat berpengarauh terhadap
kualitas produk. Sebagai contoh di dalam industri minuman, jika air yang digunakan
kurang baik maka produk yang dihasilkan juga kurang baik, apalagi jika air yang
digunakan tidak steril maka produk yang dihasilkan dapat terkontaminasi oleh
mikroorganisme patogen yang mana dapat membayakan konsumen (Fardiaz,1989).
Berdasarkan hasil nilai MPN yang kami lakukan, maka nilai tersebut menunjukkan bahwa
sampel yang kami uji kurang layak untuk diminum. Namun, dimungkinkan pula terjadi
kesalahan praktikan saat praktikum, dimana kurangnya praktikan dalam
memperhatikan teknik aseptic. Jadi, coliform adalah indikator kualitas air. Makin sedikit
kandungan coliform, artinya, kualitas air semakin baik.
D. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
MPN adalah suatu teknik enumerasi pada mikrobia (dalam hal ini coliform fecal),
pada suatu bahan cairan. Metode MPN terdiri dari tiga tahap, yaitu uji pendugaan
(presumtive test), uji konfirmasi (confirmed test), dan uji kelengkapan (completed test).
Dalam uji tahap pertama, keberadaan coliform masih dalam tingkat probabilitas rendah;
masih dalam dugaan. Organisme kelayakan konsumsi air atau bahan pangan cair adalah
kelompok bakteri koliform yaitu: spesies Escherichia coli, Enterobacter dan Klebsiella.
Semakin tinggi nilai MPN suatu air maka semakin banyak bakteri koliform pada
air tersebut.
Saran
Adapun saran yang dapat ingin disampaikan adalah sebaiknya di dalam
pelaksanaan praktikum kali ini waktu yang telah ditetapkan digunakan sebaik-baiknya
sehingga praktikum dapat berjalan sesuai dengan apa yang diinginkan. Selain itusampel
yang diujikan dapat diganti untuk praktikum selanjutnya, sehingga dapat diketahui
kualitas air yang diujikan selanjutnya.
Sebelum kita menggunakan atau mengkonsumsi air dari dari sumber tertentu
alangkah baiknya apabila diperiksa terlebih kandungan apa saja yang terdapat dalam air
tersebut karena apabila air mengandung bakteri patogen tentu dapat mengganggu
kesehatan tubuh

E. DAFTAR PUSTAKA

Colome,JS. Et al. 2001. Laboratory Exercises in Microbiology. West Publishing


Company. New York
Cowan,ST. 2004. Manual for the Identification of Medical Fungi. Cambridge University
Press. London.
Dad.2000.Bacterial Chemistry and Physiology. John Wiley & Sons, Inc., New York, p.
426.
Dwijoseputro. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta : Penerbit Jambatan.
Fardiaz, S.,.1989. Analisis Mikrobiologi Pangan, Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, IPB.
Prescott, L.M. 2003. Microbiology. Mc Graw Hill. New York
Suriawiria, U. 2005. Mikrobiologi Dasar. Papas Sinar Sinanti. Jakarta.
S. Budiarti, Retni dan Harlis. Penuntun Praktikum Mikrobiologi Lingkungan
PASCA PRAKTIKUM
1. Bagaimanakah indikator hasil positif dari masing-masing uji
Sampel B & C positif padahal pada uji duga A & B yang bergelembung
2. Mengapa mikroba coliform fekal seperti ecoli digunakan sebagai indikator kehadiran
mikroba patogen pada sampel air?

3. Bagaimana menentukan jumlah mikroba coliform fekal dalam sampel air?

4. Berapa angka mpn yang dapat ditolelir dalam sampel air minum berdasarkan standar
air minum Indonesia?

5. Bagaimana cara mengetahui mikroba yang ada pada sampel air merupakan mikroba
coliform fekal dengan jenis E.coli?

Anda mungkin juga menyukai