Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air merupakan salah satu elemen terpenting di alam bumi ini. Baik tumbuhan,
hewan, maupun manusia membutuhkan air bersih dalam kehidupannya. Allah berfirman
dalam Alquran surat Al-furqan ayat 48 yang artinya :
“Dialah yang meniupkan angina angina (sebagai) pembawa kabar gembira
dekat sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan_, dan Kami turunkan dari langit air yang
amat bersih.”
Berdasarkan ayat tersebut disebutkan bahwa Allah telah menurunkan air bersih,
Air yang bersih adalah air yang belum tercampur dengan bahan lain. Air yang sudah
tidak murni lagi berarti telah berubah sifat fisik dan kimianya. Bisa jadi di dalamya
terdapat berbagai bakteri atau microorganism lain.

Analisis kuantitatif mikrobiologi pada bahan pangan penting dilakukan untuk


mengetahui mutu bahan pangan, dan proses yang akan diterapkan pada bahan pangan
tersebut. Ada beberapa cara untuk mengukur atau menghitung mikrobia yaitu dengan
perhitungan jumlah sel, perhitungan massa sel secara langsung, dan pendugaan massa
sel secara tak langsung. Perhitungan jumlah sel dapat dilakukan dengan 3 metode yaitu
dengan hitungan mikroskopik, MPN ( Most Probable Number ), dan hitungan cawan
(BPOM RI, 2008).

Kualitas air dapat dilihat dari indikator mikrobiologi, fisik dan kimia di
dalamnya. Kehadiran bakteri Coliform merupakan indikator biologi adanya kontaminasi
sampah atau feses terhadap sumber air. Kualitas mikrobiologi air dapat ditentukan
berdasarkan nilai MPN Coliform, nilai MPN Coliform fekal dan jumlah koloni
Escherichia coli. Kontaminasi Coliform dapat menyebabkan penyakit infeksi saluran
pencernaan seperti diare dan gangguang pencernaan lain. Indikator kualitas fisik
(kekeruhan, warna, rasa dan aroma/bau air) dan indikator kualitas kimia (pH, kesadahan,
nilai BOD dan COD) air merupakan indikator kualitas air yang tidak secara langsung
berhubungan dengan kesehatan. Kendati demikian, kualitas fisik dan kimia berhubungan
dengan penentuan kelayakan air untuk dikonsumsi, sedangkan kontaminasi logam berat
seperti Pb (timbal) dalam kondisi minimum berdampak buruk bagi kesehatan (BPOM
RI, 2009).

Pemeriksaan derajat pencemaran air secara mikrobiologi umumnya ditunjukkan


dengan kehadiran bakteri indikator seperti Coliform dan Fecal coli. Ciri-ciri coliform
yaitu bentuk batang, merupakan bakteri gram negatif, tidak membentuk spora, aerobik
atau anaerobik fakultatif yang memfermentasikan laktosa dengan menghasilkan asam
dan gas dalam waktu 48 jam dan suhu 35°C (Ariyani, 2006)

Adanya bakteri coliform didalam makanan atau minuman menunjukkan


adanya mikroba yang bersifat enteropatogenik yang berbahaya bagi kesehatan. Bakteri
Coliform dapat dibedakan atas dua kelompok yaitu Coliform fecal misalnya Escherichia
coli dan Coliform nonfecal misalnya Enterobacter aerogenes. Escherichia coli
merupakan bakteri yang berasal dari kotoran hewan atau manusia, sedangkan
Enterobacter aerogenes ditemukan pada hewan atau tumbuhan yang telah mati. Adanya
Escherichia coli pada air minum menandakan air tersebut telah terkontaminasi feses
manusia dan mungkin juga mengandung patogen usus. Uji kualitatif Coliform secara
lengkap terdiri dari tiga tahap yaitu uji dugaan (Presumtive test ), uji penetapan
(Confirmed test ), dan uji pelengkap (Completed test ) (Sahdan, 2010).

Bakteri Coliform adalah bakteri indikator keberadaan bakteri patogenik lain.


Lebih tepatnya sebenarnya, bakteri Coliform fekal adalah bakteri indikator adanya
pencemaran bakteri patogen. Penentuan Coliform fekal menjadi indikator pencemaran
dikarenakan jumlah koloninya pasti berkorelasi positif dengan keberadaan bakteri
patogen. Selain itu, mendeteksi Coliform jauh lebih murah, cepat, dan sederhana
daripada mendeteksi bakteri patogenik lain. Contoh bakteri Coliform adalah Escherichia
coli dan Entereobacter aerogenes. Jadi,Coliform adalah indikator kualitas air. Makin
sedikit kandungan Coliform , artinya, kualitas air semakin baik (Hartini, 2011)
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah praktikum ini yaitu :
1. Bagaimana tahap penentuan coliform dari sampel air ?
2. Bagaimana untuk mengetahui ada tidaknya bakteri coliform dari sampel air ?
1.3 Tujuan praktikum ini yaitu?
Tujuan praktikum ini yaitu
1. Untuk mengetahui tahap penentuan coliform dari sampel air
2. Untuk menentukan ada tidaknya bakteri coliform dari sampel air
1.4 Manfaat praktikum ini yaitu
1. Mahasiswa dapat mengetahui tahap penentuan coliform dari sampel air
2. Mahasiswa dapat mengetahui ada tidaknya bakteri coliform dari sampel air
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Air

Air merupakan komponen esensial bagi kehidupan jasad hidup. Akan tetapi
dapat juga merupakan suatu substansi yang membawa malapetaka, karena air dapat
membawa mikroorganisme patogen dan zat-zat kimia yang bersifat racun (Gause, 1946).

Banyaknya kontaminan dalam air memerlukan standar tertentu untuk menjamin


kebersihannya. Air yang terkontaminasi oleh bakteri patogen saluran cerna sangat
berbahaya untuk diminum. Hal ini dapat dipastikan dengan penemuan organisme yang
ada dalam tinja manusia atau hewan dan yang tidak pernah terdapat bebas di alam. Ada
beberapa organisme yang termasuk kategori ini, yaitu bakteri Coliform (Escherichia
coli), Enterococcus faecalis,dan Clostridium. Di Indonesia, bakteri indikator air
terkontaminasi adalah Escherichia coli (Gause, 1946).

2.2 Bakteri Coliform

Bakteri Coliform adalah jenis bakteri yang umum digunakan sebagai indikator
penetuan kualitas sanitasi makanan dan air. Coliform sendiri sebenarnya bukan
penyebab dari penyakit-penyakit bawaan air, namun bakteri jenis ini mudah untuk
dikultur dan keberadaannya dapat digunakan sebagai indikator keberadaan organisme
patogen seperti bakteri lain, virus atau protozoa yang banyak merupakan parasit yang
hidup dalam sistem pencernaan manusia serta terkandung dalam feses. Organisme
indikator digunakan karena ketika seseorang terinfeksi oleh bakteri patogen, orang
tersebut akan mengekskresi organisme indikator jutaan kali lebih banyak dari pada
organisme patogen. Hal inilah yang menjadi alasan untuk menyimpulkan bila tingkat
keberadaan organisme indikator rendah maka organisme patogen akan jauh lebih rendah
atau bahkan tidak ada sama sekali (Servais, 2007).
Bakteri Coliform dijadikan sebagai bakteri indikator karena tidak patogen,
mudah serta cepat dikenal dalam tes laboratorium serta dapat dikuantifikasikan, tidak
berkembang biak saat bakteri patogen tidak berkembang biak, jumlahnya dapat
dikorelasikan dengan probabilitas adanya bakteri patogen, serta dapat bertahan lebih
lama daripada bakteri patogen dalam lingkungan yang tidak menguntungkan (Slamet,
2004).

Bakteri Coliform adalah bakteri indikator keberadaan bakteri patogenik lain.


Lebih tepatnya, sebenarnya, bakteri Coliform fekal adalah bakteri indikator adanya
pencemaran bakteri patogen. Penentuan Coliform fekal menjadi indikator pencemaran
dikarenakan jumlah koloninya pasti berkorelasi positif dengan keberadaan bakteri
patogen. Selain itu, mendeteksi Coliform jauh lebih murah, cepat, dan sederhana
daripada mendeteksi bakteri patogenik lain. Contoh bakteri Coliform adalah, Esherichia
coli dan Entereobacter aerogenes. Jadi, Coliform adalah indikator kualitas air. Makin
sedikit kandungan Coliform, artinya, kualitas air semakin baik. (Friedheim, 2001).

Eschericia coli, merupakan anggota Coliform yang dapat dibedakan dari


bakteri Coliform lain karena kemampuannya memfermentasikan laktosa pada suhu 44°C
(pada JPT hal ini dilakukan pada tahap terakhir atau saat uji kelengkapan).
Pengidentifikasian dapat dilihat dari pertumbuhan dan reaksi yang memberikan warna
berbeda pada media kultur khusus. Saat dikulutur pada media EMB, hasil positif E. coli
adalah koloni berwarna hijau metalik. Tidak seperti golongan Coliform pada umumnya,
E. coli merupakan bakteri yang berasal dari feses dan kehadirannya efektif
mengkonfirmasi adanya kontaminasi fekal pada badan air. Umumnya, pada feses, E.
coli ada sebanyak 11% dari Coliform (Slamet, 2004).

2.3 Metode MPN

Jumlah mikroorganisme dapat dihitung melalui beberapa cara, namun secara


mendasar dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu perhitungan langsung dan tidak
langsung. Perhitungan secara langsung dapat mengetahui beberapa jumlah
mikroorganisme pada suatu bahan pada suatu saat tertentu tanpa memberikan perlakuan
terlebih dahulu, sedangkan jumlah organisme yang diketahui dari cara tidak langsung
terlebih dahulu harus memberikan perlakuan tertentu sebelum dilakukan perhitungan.
Perhitungan secara langsung, dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain adalah
dengan membuat preparat dari suatu bahan (preparat sederhana diwarnai atau tidak
diwarnai) dan penggunaan ruang hitung (counting chamber). Sedangkan perhitungan
cara tidak langsung hanya untuk mengetahui jumlah mikroorganisme pada suatu bahan
yang masih hidup saja (viable count). Dalam pelaksanaannya, ada beberapa cara yaitu,
perhitungan pada cawan petri (total plate count/TPC), perhitungan melalui pengenceran,
perhitungan jumlah terkecil atau terdekat (Metode MPN) dan kalorimeter (cara
kekeruhan atau turbidimetri). Metode perhitungan MPN sering digunakan dalam
pengamatan untuk menghitung jumlah bakteri yang terdapat di dalam tanah seperti
Nitrosomonas dan Nitrobacter. Kedua jenis bakteri ini memegang peranan penting
dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman, sehubungan dengan
kemampuannya dalam mengikat N2 dari udara dan mengubah amonium menjadi nitrat
(Dwidjoseputro, 1994).

Metode MPN merupakan salah satu metode perhitungan secara tidak langsung.
Metode MPN terdiri dari tiga tahap, yaitu uji pendugaan (presumptive test), uji
konfirmasi (confirmed test), dan uji kelengkapan (completed test). Dalam uji tahap
pertama, keberadaan Coliform masih dalam tingkat probabilitas rendah, masih dalam
dugaan. Uji ini mendeteksi sifat fermentatif Coliform dalam sampel (Lim, 1998).

Dalam metode MPN, pengenceran harus dilakukan lebih tinggi daripada


pengenceran dalam hitungan cawan, sehingga beberapa tabung larutan hasil
pengenceran tersebut mengandung satu sel jasad renik. Beberapa tabung mungkin
mengandung lebih dari satu sel, sedangkan tabung lainnya tidak mengandung sel.
Dengan demikian setelah inkubasi diharapkan terjadi pertumbuhan pada beberapa
tabung yang dinyatakan sebagai tabung positif sedang tabung lainnya negatif. Metode
MPN biasanya digunakan untuk menghitung jumlah mikroba di dalam contoh yang
berbentuk cair, meskipun dapat pula digunakan untuk contoh berbentuk padat dengan
melakukan pengenceran terlebih dahulu (Fardiaz, 1996).

Metode MPN merupakan uji deretan tabung yang menyuburkan pertumbuhan


Coliform sehingga diperoleh nilai untuk menduga jumlah Coliform dalam sampel yang
diuji. Uji positif akan menghasilkan angka indeks. Angka ini disesuaikan dengan tabel
MPN untuk menentukan jumlah Coliform dalam sampel (Pakadang, 2010).

Metode MPN biasanya dilakukan untuk menghitung jumlah mikroba di dalam


contoh yang berbentuk cair, meskipun dapat pula digunakan untuk contoh berbentuk
padat dengan terlebih dahulu membuat suspensi 1:10 dari contoh tersebut. Metode MPN
digunakan medium cair di dalam tabung reaksi, dimana perhitungannya dilakukan
berdasarkan jumlah tabung yang positif yaitu yang ditumbuhi oleh jasad renik setelah
inkubasi pada suhu dan waktu tertentu. Pengamatan tabung yang positif dapat dilihat
dengan mengamati timbulnya kekeruhan atau terbentuknya gas di dalam tabung kecil
(tabung durham) yang diletakkan pada posisi terbalik, yaitu untuk jasad renik
pembentuk gas. Untuk setiap pengenceran pada umumnya digunakan tiga atau lima seri
tabung. Lebih banyak tabung yang digunakan menunjukkan ketelitian yang lebih tinggi,
tetapi alat gelas yang digunakan juga lebih banyak (Fardiaz, 1996).

Untuk metode MPN (most probable number) digunakan medium cair dalam
wadah berupa tabung reaksi, perhitungan di lakukan berdasarkan jumlah tabung yang
positif yaitu tabung yang mengalami perubahan pada mediumnya baik itu berupa
perubahan warna atau terbentuknya gelembung gas pada dasar tabung durham. Pada
metode perhitungan MPN ini digunakan bentuk tiga seri pengenceran, yang pertama 10-
1, 10-2 dan 10-3. Kemudian dari hasil perubahan tersebut dicari nilai MPNnya pada
tabel nilai MPN, dan untuk jumlah bakterinya maka digunakan rumus (Gobel, 2008).

Tabel yang digunakan untuk menentukan nilai MPN dari tiga seri tabung
berbeda dengan tabel lima seri tabung. Kombinasi yang dipilih mulai dari pengenceran
tertinggi yagn masih menghasilkan semua tabung positif sedangkan pada pengenceran
yang berikutnya ada tabung yang negatif. Kombinasi yang diambil terdiri dari tiga
pengenceran. Jika pada pengenceran yang keempat atau seterusnya masih diketemukan
tabung yang hasilnya positif, maka jumlah tabung yang positif tersebut harus
ditambahkan pada angka kombinasi yang ketiga sampai mencapai jumlah maksimum
(Volk, 1993).

Beberapa jenis bakteri selain Coliform juga memiliki sifat fermentatif, sehingga
diperlukan uji konfirmasi untuk mengetes kembali kebenaran adanya Coliform dengan
bantuan medium selektif diferensial. Uji kelengkapan kembali meyakinkan hasil tes uji
konfirmasi dengan mendeteksi sifat fermentatif dan pengamatan mikroskop terhadap
ciri-ciri Coliform seperti, berbentuk batang, gram negatif, tidak-berspora. Output metode
MPN adalah nilai MPN. Nilai MPN adalah perkiraan jumlah unit tumbuh (growth unit)
atau unit pembentuk koloni (colony forming unit) dalam sampel. Namun, pada
umumnya nilai MPN juda diartikan sebagai perkiraan jumlah individu bakteri. Satuan
yang digunakan, umumnya per 100 mL atau per gram. Metode MPN memiliki limit
kepercayaan 95 persen sehingga pada setiap nilai MPN, terdapat jangkauan nilai MPN
terendah dan nilai MPN tertinggi (Lim, 1998).

Uji penduga merupakan uji positif untuk menentukan bakteri Coliform. Media
yang digunakan ialah media Lactose Broth. Bakteri dapat menggunakan laktosa sebagai
sumber karbon, namun ada pula sebagian bakteri enteric yang tidak dapat
melakukannya. Kaldu laktosa mengandung surface tension depressant yang menekan
pertumbuhan bakteri gram positif dan memacu bakteri gram negatif terutama bakteri
Coliform. Hasil uji penguat yang positif atau meragukan menyatakan bahwa sampel air
tidak layak untuk diminum. Uji penguat memerlukan media selektif dan diferensial
seperti Eosin-Biru Metilen atau ENDO agar yang akan diinokulasi dari tabung laktosa
yang positif. Uji pelengkap, uji ini merupakan tahap akhir analisis bakteri dari contoh
air. Uji pelengkap dilakukan dengan pewarnaan gram (Volk, 1993).
BAB III

METODE PRAKTIKUM

1.1 Waktu dan Tempat


Praktikum Mikrobiologi yang berjudul “Uji Kualitas Air Berdasarkan Nilai
MPN Coliform” dilakasanakan pada hari Jumat tanggal 10 April 2018. Bertempat di
laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas
Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
1.2 Alat dan Bahan
1.2.1 Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum yaitu : tabung reaksi, tabung durham,
pipet volume, mikropipet dan tip, inkubator, cawan petri, rak tabung reaksi
1.2.2 Bahan

Bahan yang digunakan praktikum yaitu : media Lactose broth, Media Brilliant
Green Lactase Bilebroth (BGLB), Media Eosin Methelin Blue (EMB), Sampel air yang
diuji

1.3 Cara Kerja

Cara kerja praktikum ini antara lain :

A. Uji penduga (presumptive test)


Disiapkan 9 tabung reaksi yang masing-masing berisi 10 ml media cair lactose
steril yang sudah dilengkapi dengan tabung durham. Diatur letaknya pada rak tabung
dan masing-masing beri kode (A1, A2, A3, B1, B2, B3, C1, C2, C3). Dituangkan air
sampel menggunakan pipet steril masing-masing sebanyak 10 ml kedalam tabung reaksi
yang berkode A1, A2, A3. Dituangkan air sampel menggunakan pipet steril masing-
masing sebanyak 1 ml kedalam tabung reaksi yang berkode B1, B2, B3. Dituangkan air
sampel menggunakan pipet steril masing-masing sebanyak 0,1 ml kedalam tabung reaksi
yang berkode C1, C2, C3. Diinkubasi semua medium yang sudah diinokulasi sampel air
pada suhu 35-37 oC selama 24 jam. Dicatat tabung-tabung setiap seri yang menunjukkan
reaksi positif ditandai dengan terbentuknya asam (perubahan warna media) dan gas pada
tabung durham. Mikroba penghasil gas yang tumbuh pada tabung adalah kelompok
mikroba yang mampu memfermentasikan laktosa. Tabung-tabung dibiarkan air sampel
yang menunjukkan reaksi positif tapi belum terbentuk gas diinkubasi lagi pada suhu 35
oC selama 24 jam. Bila tabung-tabung biakan tetap negatif, maka hasilnya dianggap
negatif, tetapi bila hasilnya positif dilanjutkan ke uji penguat (confirmed test).

B. Uji penguat/penegas (confirmed test)


Disiapkan tabung reaksi yang masing-masing berisi 10 ml media cair BGLB
steril yang sudah dilengkapi dengan tabung durham. Diturl letaknya pada rak tabung dan
masing-masing beri kode misalnya: (A1, A2, A3, B1, B2, B3, C1, C2, C3), sehingga
jumlahnya sama dengan jumlah tabung yang positif dari uji penduga. Dituangkan air
sampel yang sudah diinkubasikan dalam media kultur laktosa (hasil positif pada uji
penduga) menggunakan pipet steril masing-masing sebanyak 1 ml ke dalam tabung
berisi media BGLB. Diinkubasikan tabung reaksi yang sudah diperlukan pada suhu 45
oC selama 1x24 jam. Dicatat tabung-tabung setiap seri yang menunjukkan reaksi positif
ditandai dengan terbentuknya asam (perubahan warna media) dan gas pada tabung
durham. Mikroba penghasil gas yang tumbuh padatabung adalah kelompok mikroba
yang mampu memfermentasikan laktosa dan tahan terhadap suhu tinggi 45 oC mikroba
ini disebut kelompok bakteri coliform fekal. Dilanjutkan ke uji pelengkap (completed
test).

C. Uji pelengkap (completed test)


Diinokulasi sampel perlakuaan dari tabung yang positif pada uji penegasan
sebanyak satu ose kepermukkaan media EMB secara kuadran. Diinkubasi pada suhu 37
oC selama 1 x 24 jam. Diamati pertumbuhan koloni pada media EMB koloni yang
menampakkan warna kilau hijau metalik adalah koloni bakteri coliform. Selanjutnya
dapat dipastikan lagi dengan cara setiap koloni yang berwarna hijau metalik pada setiap
seri diinokulasikan dalam medium lactose broth dan nutrient agar miring kemudian
diinkubasi biakkan dalam suhu 35-37 oCelcius selama 24 jam. Dimati terbentuknya gas
dan asam pada tabung reaksi berisi media lactose broth dan catat hasilnya. Dibuat
apusan/pulasan bakteri dari kultur media NA miring dengan melakukan pengecatan
Gram. Diamati di mikroskop, catat hasilnya. Bakteri coliform berbentuk batang, gram
negatif dan tidak membentuk endospore. Setelah semua pengujian selesai, ditentukan
nilai MPN Coliformnya. Dicocokkan jumlah tabung yang positif dengan daftar indeks
MPN dan dibandingkan jumlah coliform yang tumbuh dengan standar kualitas bahan
pangan menurut BPPOM dan untuk kualitas air dibandingkan dengan standar baku mutu
air.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4. 1 Hasil
4.1.1 Uji Penduga

Media Air Sampel Positif Negatif Keterangan Gambar


DSL
B
G1 10 ml + Keruh

G2 10 ml + Keruh

G3 10 ml + Keruh
E1 10 ml + Keruh

E2 10 ml + Keruh

E3 10 ml + Keruh

SLB

G1 1 ml + Keruh

G2 1 ml + Keruh

G3 1 ml + Keruh

E1 1 ml - Agak Keruh
E2 1 ml - Agak Keruh
E3 1 ml + Keruh

G1 0,1 ml - Bening
G2 0,1 ml - Bening
G3 0,1 ml - Bening
SLB
E1 0,1 ml - Bening
E2 0,1 ml + Keruh
E3 0,1 ml - Bening
4.1 Uji Penguat

Media Air Sampel Positif Negatif Keterangan


G1 10 ml -
DSLB G1 10 ml -
G3 10 ml -
G1 1 ml -
SLB G2 1 ml -
G3 1 ml -
BGLB E1 10 ml -
E2 10 ml -
DSLB E3 10 ml + Ada
gelembung
E3 1 ml -
SLB
E2 0,1 ml -

4.2 Pembahasan

4.2.1 Uji Penduga

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan pada uji penduga ( G1 10 ml, G2


10 ml, G3 10 ml, E1 10 ml, E2 10 ml, Dn E310 ml) semua sampel yang medianya
DSLB (Double Single Lactose Broth) hasilnya keruh baik air es maupun air galon.
terbentuk gelembung pada kaca Durham. Sehingga dianggap positif mengandung bakteri
Coliform. Sedangkan media E 1 1 ml, E1 2 ml, dan semua sampel SLB G 0,1 ml dan E
0,1. Hal ini sesuai dengan pernyataan Volk (1993) bahwa Uji penduga merupakan uji
positif untuk menentukan bakteri Coliform. Media yang digunakan ialah media Lactose
Broth. Bakteri dapat menggunakan laktosa sebagai sumber karbon, namun ada pula
sebagian bakteri enteric yang tidak dapat melakukannya.

4.2.2 Uji Penguat

Pengujian dilanjutkan ke uji penegas. Uji penegas. Setelah melakukan uji


pendugaan dilanjutkan dengan uji penegasan. Hasil positif pada medium BGLB
menandakan bahwa air yang diujikan mengandung bakteri Coliform non fekal,
sedangkan hasil positif pada medium menandakan keberadaan bakteri Escherichia coli.
Pada hasil pengamatan uji penegasan pada DSLB E3 10 ml, didapatkan hasil positif
pada medium SLB, yang ditandai dengan terjadinya perubahan warna dan terdapat
gelembung pada tabung durham. Sesuai dengan pernyataan Volk (1993) bahwa hasil uji
penguat yang positif atau meragukan menyatakan bahwa sampel air tidak layak untuk
diminum. Uji penguat memerlukan media selektif dan diferensial seperti Eosin-Biru
Metilen atau ENDO agar yang akan diinokulasi dari tabung laktosa yang positif.

Setelah diuji menggunakan BGLB ternyata tidak ada yang berubah warna
menjadi metilen blue

4.2.3 Uji Pelengkap

Uji pelengkap, uji ini merupakan tahap akhir analisis bakteri dari contoh air.
setiap koloni yang berwarna hijau metalik pada setiap seri diinokulasikan dalam medium
lactose broth dan nutrient agar miring kemudian diinkubasi biakkan dalam suhu 35-37
oCelcius selama 24 jam. Setelah pengonukuasian pada uji penguat ternyata tidak
didapatkan hasil yang berwarna hijau metalik. Berarti sampel air yang digunakan tidak
mengandung bakteri coliform yang berupa E.coli. maka kualitas air sampel baik dan
aman untuk digunakan.
Hal ini sesuai dengan literatur yang dinyatakan leh Slamet (2004) Bahwa
pengidentifikasian dapat dilihat dari pertumbuhan dan reaksi yang memberikan warna
berbeda pada media kultur khusus. Saat dikulutur pada media EMB, hasil positif E. coli
adalah koloni berwarna hijau metalik. Tidak seperti golongan Coliform pada umumnya,
E. coli merupakan bakteri yang berasal dari feses dan kehadirannya efektif
mengkonfirmasi adanya kontaminasi fekal pada badan air. Umumnya, pada feses, E.
coli ada sebanyak 11% dari Coliform (Slamet, 2004). Jadi, Coliform adalah indikator
kualitas air. Makin sedikit kandungan Coliform, artinya, kualitas air semakin baik.
(Friedheim, 2001).

4.2.4. MPN (Most Probably Number)

Menurut study literatur, untuk metode MPN (most probable number)


digunakan medium cair dalam wadah berupa tabung reaksi, perhitungan dilakukan
berdasarkan jumlah tabung yang positif yaitu tabung yang mengalami perubahan pada
mediumnya baik itu berupa perubahan warna atau terbentuknya gelembung gas pada
dasar tabung durham. Pada metode perhitungan MPN ini digunakan bentuk tiga seri
pengenceran, yang pertama 10-1, 10-2 dan 10-3. Kemudian dari hasil perubahan tersebut
dicari nilai MPNnya pada tabel nilai MPN, dan untuk jumlah bakterinya maka
digunakan rumus (Gobel, 2008).

Tabel yang digunakan untuk menentukan nilai MPN dari tiga seri tabung
berbeda dengan tabel lima seri tabung. Kombinasi yang dipilih mulai dari pengenceran
tertinggi yagn masih menghasilkan semua tabung positif sedangkan pada pengenceran
yang berikutnya ada tabung yang negatif. Kombinasi yang diambil terdiri dari tiga
pengenceran. Jika pada pengenceran yang keempat atau seterusnya masih diketemukan
tabung yang hasilnya positif, maka jumlah tabung yang positif tersebut harus
ditambahkan pada angka kombinasi yang ketiga sampai mencapai jumlah maksimum
(Volk, 1993).
BAB V
PENUTUP

5.1 kesimpulan

Berdaskan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :

1. Tahap penentuan bakteri coliform yaitu uji penduga menggunakan media


Lactose Broth , uji penguat menggunakan media Brilliant Green Lactase
Bilebroth, dan uji pelengkap dengan EMB..
2. Ada uji penduga, air gallon dan air es 10 ml dan 1 ml positif mengandung
bakteri. Diiuji penguat, Air Es 10 ml BGLB positif mengandung bakteri ditandai
dengan adanya gelembung. Uji pelengkap tidak ada yang positif bakteri
coliform ditandai dengan tidak tampak koloni yang berwarna metalik blue.

5.2 Saran

Praktikum hendaknya dilakukan dengan sungguh-sungguh dan tetap menjaga


kesterilan meja praktikum. Karena praktikum mikrobiologi rawan untuk terjadinya
kontam.
DAFTAR PUSTAKA

Ariyani D. dan Faisal A. 2006. Mutu Mikrobiologis Minuman Jajanan di Sekolah Dasar
Wilayah Bogor Tengah. Jurnal Gizi dan Pangan. Vol.1.No1.

BPOM RI. 2008. InfoPOM Badan Pengawas Obat dan Makanan. Jakarta: Badan POM
RI. Vol. 9, No. 2.

BPOM RI. 2009.Penetapan Batas Maksimum Cemaran Mikroba Dan Kimia Dalam
Makanan. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik
Indonesia Nomor HK.00.06.1.52.4011. Jakarta: BPOM.

Dwidjoseputro. 1994. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan. Jakarta.


Fardiaz. 1996. Analisis Mikropemenan. Jakarta..Mikroobiologi Pangan. PT Radja
Grafindo Persada.
Friedheim. 2001. Bacteriological Analytical Manual. John Wiley & Sons Inc. New York.
Dikutip dari tulisan Hariyono Purbowarsito. 2011. Uji Bakteriologis Air Sumur
di Kecamatan Semampir Surabaya. Surabaya. : Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Airlangga.

Gause. 1946. Media Pertumbuhan Mikroorganisme. Jakarta : Rajawali Press.

Gobel. 2008. Mikrobiologi Umum Dalam Praktek. Makassar : Universitas Hasanuddin.


Hartini, P. B. 2011. Studi Keamanan Mikrobiologi Makanan jajanan Di Kantin Falesa
IPB. Bogor: IPB.

Lim. 1998. Microbiology, 2nd Edition. . New York. : McGraw-Hill Book.

Pakadang. 2010. Buku Penuntun Praktikum Mikrobiologi Farmasi. Makassar : Jurusan


Farmasi Politeknik Kesehatan Depkes Makassar.

Prawiro, 1989. Uji Mikrobiologi Air Minum Yang Dikonsumsi oleh Masyarakat Desa
Deket Wetan Kec. Deket Kab. Lamongan. Universitas Airlangga. Surabaya :
Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Airlangga..

Pudjarwoto. 1993. Water Quality Conservatiom For The Citarum River In West Java.
Great Britain.

Servais, Pierre. 2007. Fecal bacteria in the rivers of the Seine drainage network
(France). Sources, fate and modeling. Bruxelles : Université Libre de
Bruxelles.

Slamet, Juli Soemirat. 2004. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta : Gadjah Mada


University Press.
Soerjani. 1997. Laporan Pra Survey Danau Sentani Irian Jaya, dan Wilayah Sekitarnya.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Limnologi Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia. Di kutip dari tulisan Ima Fitha Patasik. 2010. Kualitas Sumber Air
Minum Masyarakat Kampung Yokiwa Distrik Sentani Timur Secara
Bakteriologis. . Jayapura : Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Cendrawasih.

Sterrit. 1988. Microciology for Environmental and Public Health Engineers. E&F Spon
Ltd. London. Analisis Bakteri Coliform (Fekal dan Non Fekal) Pada Air Sumur
di Kompleks Roudi. Manokwari : Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Papua.
Sahdan, Nona. Analisis Bakteri Coliform Pada Jajanan Anak Sekolah SD Inpres
Bontomanai Makassar. Skripsi. Jurusan Biologi UIN Alauddin.

Volk. 1993. Mikrobiologi Dasar Jilid 1. Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga.

LAMPIRAN 1
Penghitungan Media
1. Lactosa Broth
Takaran =13 gr/L
Yang dibutuhkan = dalam 270 ml air
X= LB=?
13/1000 = x/270
X = 3,51 gram
2. DSLB
Yang dibutuhkan 130 ml air
X=DSB=?
2x13/1000 = x/130
X = 3.28 gram
3. BGLB
Yang dibutuhkan dalam 370 ml
Takaran = 40gr/L
X=BGLB=?
40/1000 =x/370
X = 14.8 gram
4. EMB
Yang dibutuhkan dalam 130 ml
Takaran = 37,5/1000
X=EMB=?
37,5/1000 = x/130
X= 4,875 gram

LAMPIRAN 2
Gambar Hasil Praktikum
1. Tampak gelembung pada durham uji penduga

2. Uji penguat

Anda mungkin juga menyukai