PENDAHULUAN
Kualitas air dapat dilihat dari indikator mikrobiologi, fisik dan kimia di
dalamnya. Kehadiran bakteri Coliform merupakan indikator biologi adanya kontaminasi
sampah atau feses terhadap sumber air. Kualitas mikrobiologi air dapat ditentukan
berdasarkan nilai MPN Coliform, nilai MPN Coliform fekal dan jumlah koloni
Escherichia coli. Kontaminasi Coliform dapat menyebabkan penyakit infeksi saluran
pencernaan seperti diare dan gangguang pencernaan lain. Indikator kualitas fisik
(kekeruhan, warna, rasa dan aroma/bau air) dan indikator kualitas kimia (pH, kesadahan,
nilai BOD dan COD) air merupakan indikator kualitas air yang tidak secara langsung
berhubungan dengan kesehatan. Kendati demikian, kualitas fisik dan kimia berhubungan
dengan penentuan kelayakan air untuk dikonsumsi, sedangkan kontaminasi logam berat
seperti Pb (timbal) dalam kondisi minimum berdampak buruk bagi kesehatan (BPOM
RI, 2009).
2.1 Air
Air merupakan komponen esensial bagi kehidupan jasad hidup. Akan tetapi
dapat juga merupakan suatu substansi yang membawa malapetaka, karena air dapat
membawa mikroorganisme patogen dan zat-zat kimia yang bersifat racun (Gause, 1946).
Bakteri Coliform adalah jenis bakteri yang umum digunakan sebagai indikator
penetuan kualitas sanitasi makanan dan air. Coliform sendiri sebenarnya bukan
penyebab dari penyakit-penyakit bawaan air, namun bakteri jenis ini mudah untuk
dikultur dan keberadaannya dapat digunakan sebagai indikator keberadaan organisme
patogen seperti bakteri lain, virus atau protozoa yang banyak merupakan parasit yang
hidup dalam sistem pencernaan manusia serta terkandung dalam feses. Organisme
indikator digunakan karena ketika seseorang terinfeksi oleh bakteri patogen, orang
tersebut akan mengekskresi organisme indikator jutaan kali lebih banyak dari pada
organisme patogen. Hal inilah yang menjadi alasan untuk menyimpulkan bila tingkat
keberadaan organisme indikator rendah maka organisme patogen akan jauh lebih rendah
atau bahkan tidak ada sama sekali (Servais, 2007).
Bakteri Coliform dijadikan sebagai bakteri indikator karena tidak patogen,
mudah serta cepat dikenal dalam tes laboratorium serta dapat dikuantifikasikan, tidak
berkembang biak saat bakteri patogen tidak berkembang biak, jumlahnya dapat
dikorelasikan dengan probabilitas adanya bakteri patogen, serta dapat bertahan lebih
lama daripada bakteri patogen dalam lingkungan yang tidak menguntungkan (Slamet,
2004).
Metode MPN merupakan salah satu metode perhitungan secara tidak langsung.
Metode MPN terdiri dari tiga tahap, yaitu uji pendugaan (presumptive test), uji
konfirmasi (confirmed test), dan uji kelengkapan (completed test). Dalam uji tahap
pertama, keberadaan Coliform masih dalam tingkat probabilitas rendah, masih dalam
dugaan. Uji ini mendeteksi sifat fermentatif Coliform dalam sampel (Lim, 1998).
Untuk metode MPN (most probable number) digunakan medium cair dalam
wadah berupa tabung reaksi, perhitungan di lakukan berdasarkan jumlah tabung yang
positif yaitu tabung yang mengalami perubahan pada mediumnya baik itu berupa
perubahan warna atau terbentuknya gelembung gas pada dasar tabung durham. Pada
metode perhitungan MPN ini digunakan bentuk tiga seri pengenceran, yang pertama 10-
1, 10-2 dan 10-3. Kemudian dari hasil perubahan tersebut dicari nilai MPNnya pada
tabel nilai MPN, dan untuk jumlah bakterinya maka digunakan rumus (Gobel, 2008).
Tabel yang digunakan untuk menentukan nilai MPN dari tiga seri tabung
berbeda dengan tabel lima seri tabung. Kombinasi yang dipilih mulai dari pengenceran
tertinggi yagn masih menghasilkan semua tabung positif sedangkan pada pengenceran
yang berikutnya ada tabung yang negatif. Kombinasi yang diambil terdiri dari tiga
pengenceran. Jika pada pengenceran yang keempat atau seterusnya masih diketemukan
tabung yang hasilnya positif, maka jumlah tabung yang positif tersebut harus
ditambahkan pada angka kombinasi yang ketiga sampai mencapai jumlah maksimum
(Volk, 1993).
Beberapa jenis bakteri selain Coliform juga memiliki sifat fermentatif, sehingga
diperlukan uji konfirmasi untuk mengetes kembali kebenaran adanya Coliform dengan
bantuan medium selektif diferensial. Uji kelengkapan kembali meyakinkan hasil tes uji
konfirmasi dengan mendeteksi sifat fermentatif dan pengamatan mikroskop terhadap
ciri-ciri Coliform seperti, berbentuk batang, gram negatif, tidak-berspora. Output metode
MPN adalah nilai MPN. Nilai MPN adalah perkiraan jumlah unit tumbuh (growth unit)
atau unit pembentuk koloni (colony forming unit) dalam sampel. Namun, pada
umumnya nilai MPN juda diartikan sebagai perkiraan jumlah individu bakteri. Satuan
yang digunakan, umumnya per 100 mL atau per gram. Metode MPN memiliki limit
kepercayaan 95 persen sehingga pada setiap nilai MPN, terdapat jangkauan nilai MPN
terendah dan nilai MPN tertinggi (Lim, 1998).
Uji penduga merupakan uji positif untuk menentukan bakteri Coliform. Media
yang digunakan ialah media Lactose Broth. Bakteri dapat menggunakan laktosa sebagai
sumber karbon, namun ada pula sebagian bakteri enteric yang tidak dapat
melakukannya. Kaldu laktosa mengandung surface tension depressant yang menekan
pertumbuhan bakteri gram positif dan memacu bakteri gram negatif terutama bakteri
Coliform. Hasil uji penguat yang positif atau meragukan menyatakan bahwa sampel air
tidak layak untuk diminum. Uji penguat memerlukan media selektif dan diferensial
seperti Eosin-Biru Metilen atau ENDO agar yang akan diinokulasi dari tabung laktosa
yang positif. Uji pelengkap, uji ini merupakan tahap akhir analisis bakteri dari contoh
air. Uji pelengkap dilakukan dengan pewarnaan gram (Volk, 1993).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Bahan yang digunakan praktikum yaitu : media Lactose broth, Media Brilliant
Green Lactase Bilebroth (BGLB), Media Eosin Methelin Blue (EMB), Sampel air yang
diuji
4. 1 Hasil
4.1.1 Uji Penduga
G2 10 ml + Keruh
G3 10 ml + Keruh
E1 10 ml + Keruh
E2 10 ml + Keruh
E3 10 ml + Keruh
SLB
G1 1 ml + Keruh
G2 1 ml + Keruh
G3 1 ml + Keruh
E1 1 ml - Agak Keruh
E2 1 ml - Agak Keruh
E3 1 ml + Keruh
G1 0,1 ml - Bening
G2 0,1 ml - Bening
G3 0,1 ml - Bening
SLB
E1 0,1 ml - Bening
E2 0,1 ml + Keruh
E3 0,1 ml - Bening
4.1 Uji Penguat
4.2 Pembahasan
Setelah diuji menggunakan BGLB ternyata tidak ada yang berubah warna
menjadi metilen blue
Uji pelengkap, uji ini merupakan tahap akhir analisis bakteri dari contoh air.
setiap koloni yang berwarna hijau metalik pada setiap seri diinokulasikan dalam medium
lactose broth dan nutrient agar miring kemudian diinkubasi biakkan dalam suhu 35-37
oCelcius selama 24 jam. Setelah pengonukuasian pada uji penguat ternyata tidak
didapatkan hasil yang berwarna hijau metalik. Berarti sampel air yang digunakan tidak
mengandung bakteri coliform yang berupa E.coli. maka kualitas air sampel baik dan
aman untuk digunakan.
Hal ini sesuai dengan literatur yang dinyatakan leh Slamet (2004) Bahwa
pengidentifikasian dapat dilihat dari pertumbuhan dan reaksi yang memberikan warna
berbeda pada media kultur khusus. Saat dikulutur pada media EMB, hasil positif E. coli
adalah koloni berwarna hijau metalik. Tidak seperti golongan Coliform pada umumnya,
E. coli merupakan bakteri yang berasal dari feses dan kehadirannya efektif
mengkonfirmasi adanya kontaminasi fekal pada badan air. Umumnya, pada feses, E.
coli ada sebanyak 11% dari Coliform (Slamet, 2004). Jadi, Coliform adalah indikator
kualitas air. Makin sedikit kandungan Coliform, artinya, kualitas air semakin baik.
(Friedheim, 2001).
Tabel yang digunakan untuk menentukan nilai MPN dari tiga seri tabung
berbeda dengan tabel lima seri tabung. Kombinasi yang dipilih mulai dari pengenceran
tertinggi yagn masih menghasilkan semua tabung positif sedangkan pada pengenceran
yang berikutnya ada tabung yang negatif. Kombinasi yang diambil terdiri dari tiga
pengenceran. Jika pada pengenceran yang keempat atau seterusnya masih diketemukan
tabung yang hasilnya positif, maka jumlah tabung yang positif tersebut harus
ditambahkan pada angka kombinasi yang ketiga sampai mencapai jumlah maksimum
(Volk, 1993).
BAB V
PENUTUP
5.1 kesimpulan
5.2 Saran
Ariyani D. dan Faisal A. 2006. Mutu Mikrobiologis Minuman Jajanan di Sekolah Dasar
Wilayah Bogor Tengah. Jurnal Gizi dan Pangan. Vol.1.No1.
BPOM RI. 2008. InfoPOM Badan Pengawas Obat dan Makanan. Jakarta: Badan POM
RI. Vol. 9, No. 2.
BPOM RI. 2009.Penetapan Batas Maksimum Cemaran Mikroba Dan Kimia Dalam
Makanan. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik
Indonesia Nomor HK.00.06.1.52.4011. Jakarta: BPOM.
Prawiro, 1989. Uji Mikrobiologi Air Minum Yang Dikonsumsi oleh Masyarakat Desa
Deket Wetan Kec. Deket Kab. Lamongan. Universitas Airlangga. Surabaya :
Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Airlangga..
Pudjarwoto. 1993. Water Quality Conservatiom For The Citarum River In West Java.
Great Britain.
Servais, Pierre. 2007. Fecal bacteria in the rivers of the Seine drainage network
(France). Sources, fate and modeling. Bruxelles : Université Libre de
Bruxelles.
Sterrit. 1988. Microciology for Environmental and Public Health Engineers. E&F Spon
Ltd. London. Analisis Bakteri Coliform (Fekal dan Non Fekal) Pada Air Sumur
di Kompleks Roudi. Manokwari : Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Papua.
Sahdan, Nona. Analisis Bakteri Coliform Pada Jajanan Anak Sekolah SD Inpres
Bontomanai Makassar. Skripsi. Jurusan Biologi UIN Alauddin.
LAMPIRAN 1
Penghitungan Media
1. Lactosa Broth
Takaran =13 gr/L
Yang dibutuhkan = dalam 270 ml air
X= LB=?
13/1000 = x/270
X = 3,51 gram
2. DSLB
Yang dibutuhkan 130 ml air
X=DSB=?
2x13/1000 = x/130
X = 3.28 gram
3. BGLB
Yang dibutuhkan dalam 370 ml
Takaran = 40gr/L
X=BGLB=?
40/1000 =x/370
X = 14.8 gram
4. EMB
Yang dibutuhkan dalam 130 ml
Takaran = 37,5/1000
X=EMB=?
37,5/1000 = x/130
X= 4,875 gram
LAMPIRAN 2
Gambar Hasil Praktikum
1. Tampak gelembung pada durham uji penduga
2. Uji penguat