Anda di halaman 1dari 11

KELAS : XI KIMIA ANALISIS 5

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Mengingat

bahwa

makanan

yang

digunakan

kemungkinan

mengandungbakteri patogen maka sebelum digunakan harus diperiksa terlebih


dahulu, sebab makanan harus bebas dari bakteri-bakteri patogen tersebut.
Untuk pemeriksaan tersebut diperlukan pengujian bakteriologis makanan di
laboratorium. Pengujian inidapat menentukan makanan yang diperiksa tersebut
mengandung bakteri patogen atau tidak. Alam prakteknya pengujian makanan
secara bakteriologis untuk menentukan ada tidaknya bakteri bentuk koli.
Makanan yang bersih yang layak dimakan, semakin langka di perkotaan.
Makanan-makanan yang menjadi sumbernya sudah tercemar berbagai macam
limbah, mulai dari buangan sampah organik, rumah tangga hingga limbah
beracun dari industri. Makanan yang sudah tidak aman dijadikan bahan makanan
karena telah terkontaminasi . Itulah salah satu alasan mengapa makanan dalam
kemasan yang disebut-sebut menggunakan bahan yang baik sehingga banyak
dikonsumsi.

Namun,

harga

makanan

dari

berbagai

merek

yang

terus

meningkat membuat konsumen mencari alternatif baru yang murah, yaitu


penggunaan makanan yang tidak bermerk..
Uji

kualitas

makanan

Ke

dalam parameter mikrobiologis

hanya

dicantumkan Coli tinja dan total Coliforms.


a)

Coli tinja, makana yang mengandung coli tinja berarti makana tersebut
tercemar tinja. Tinja dari penderita sangat potensial menularkan penyakit yang
berhubungan dengan air.

b)

Total Coliforms, bila makanan yang tercemar coliform dapat mengakibatkan


penyakit-penyakit saluran pernafasan.
Standar

makanan,

menurut

standar

WHO

semua

sampel

tidak

bolehmengandung E. coli dan sebaiknya juga bebas dari bakteri coliform.


Standar WHO:Dalam setiap tahun, 95% dari sampel-sampel tidak boleh
mengandung coliform dalam 100 ml, Tidak ada sampel yang mengandung E. coli
dalam 100 ml, Tidak ada sampel yang mengandung coliform lebih dari 10 dalam
100 ml, Tidak boleh ada coliform dalam 100 ml dan dua sampel yang berurutan
(AOAC, 2000). Bakteri coliform adalah golongan bakteri intestinal, yaitu hidup
dalam saluran pencernaan manusia. Bakteri coliform adalah bakteri indikator
keberadaan bakteri patogenik lain. Lebih tepatnya, sebenarnya, bakteri coliform
fekal adalah bakteri indikator adanya pencemaran bakteri patogen. Penentuan
coliform fekal menjadi indikator pencemaran dikarenakan jumlah koloninya pasti
berkorelasi positif dengan keberadaan bakteri patogen. Selain itu, mendeteksi
Coliform jauh lebih murah, cepat, dan sederhana daripada mendeteksi bakteri
patogenik lain. Contoh bakteri coliform adalah, Esherichia coli dan Entereobacter

aerogenes. Jadi, coliform adalah indikator kualitas makanan. Makin sedikit


kandungan coliform, artinya, kualitas makanan semakin baik.
E. coli jika masuk ke dalam saluran pencernaan dalam jumlah banyak
dapat membahayakan kesehatan. WalaupunE.coli merupakan bagian dari
mikroba normal saluran pencernaan, tapi saat ini telah terbukti bahwa galurgalur tertentu mampu menyebabkan gastroeritris taraf sedang hingga parah
pada manusia dan hewan. Sehingga, makanan yang akan digunakan untuk
keperluan sehari-hari seperti bahaya yaitu dapat menimbulkan penyakit
infeksius.
Menurut Soetarto (2008), semua organisme selalu membutuhkan
makanan untuk kelangsungan hidupnya. Hal ini disebabkan semua reaksi
biologis yang berlangsung di dalam tubuh makhluk hidup berlangsung dalam
medium makanan. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa tidak mungkin ada
kehidupan tanpa adanya makanan. makanan memegang peranan penting dalam
kehidupan manusia. Tetapi sering sekali terjadi pengotoran dan pencemaran
makanan dengan kotoran-kotoran dan sampah. Oleh karena itu makanan dapat
menjadi sumber atau perantara
berbagai penyakit seperti tipus, desentri, dan kolera. Bakteri-bakteri yang
dapat menyebabkan penyakit tersebut adalahSalmonella typhosa, Shigella
dysenteriae,dan Vibrio koma.
Bakteri coliform adalah bakteri indikator keberadaan bakteri patogenik
lain. Lebih tepatnya, bakteri coliform fekal adalah bakteri indikator adanya
pencemaran bakteri patogen. Penentuan coliform fekal menjadi indikator
pencemaran dikarenakan jumlah koloninya pasti berkorelasi positif dengan
keberadaan bakteri patogen. Selain itu, mendeteksi Coliform jauh lebih murah,
cepat, dan sederhana daripada mendeteksi bakteri patogenik lain.Contoh bakteri
coliform adalah, Esherichia coli dan Entereobacter aerogenes. Jadi, coliform
adalah indikator kualitas air. Makin sedikit kandungan coliform, artinya, kualitas
makanan semakin baik.
Terdapatnya bakteri coliform dalam makanan dapat menjadi indikasi
kemungkinan besar adanya organisme patogen lainnya. Bakteri coliform
dibedakan menjadi 2 tipe, yaitu faecal coliform dan non-faecal coliform. E. coli
adalah bagian dari faecal coliform. Keberadaan E. coli dalam makanan dapat
menjadi indikator adanya pencemaran air oleh tinja. E. coli digunakan sebagai
indikator pemeriksaan kualitas bakteriologis secara universal dalam analisis
dengan alasan; a) E. coli secara normal hanya ditemukan di saluran pencernaan
manusia (sebagai flora normal) atau hewan mamalia, atau bahan yang telah
terkontaminasi dengan tinja manusia atau hewan; jarang sekali ditemukan dalam
makanan dengan kualitas kebersihan yang tinggi, b) E. coli mudah diperiksa di
laboratorium dan sensitivitasnya tinggi jika pemeriksaan dilakukan dengan
benar, c) Bila dalam makanan tersebut ditemukan E. coli, maka makanan

tersebut dianggap berbahaya bagi penggunaan domestik, d) Ada kemungkinan


bakteri enterik patogen yang lain dapat ditemukan bersama-sama dengan E. coli
dalam makanan tersebut. Maka, untuk mendapat gambaran yang jelas mengenai
kualitas makanan khususnya kandungan bakteri total coli dan Escherichia coli
(fecal coli) dalam makanan yang telah tersedia, maka dilakukan penelitian
tentang kualitas makanan.

1.2 Maksud dan Tujuan


Maksud
dari praktikum ini adalah untuk mengetahui apakah sampel yang diperiksa
berupa air kemasan Aquapro dan air sumur oleh bakteri coliform dengan
metode MPN.
Tujuan
dari praktikum ini adalah untuk mengidentifikasi makanan dan minuman
berupa air kemasan Aquapro dan air sumur yang tercemar oleh bakteri coliform
metode MPN.

1.3 Kerangka Operasional


Sampel Kemasan Aquapro dan air sumur
LB (lactose broth)
Inkubasi 37selama 24 jam
BGLB
(Brilliant Green Lactosa Bile Broth)
Inkubasi 37selama 24 jam
EMBA Mc Conkey ENDO TSIA
Inkubasi 37selama 24 jam
UJI IMVIC DAN UJI BIOKIMIA
Inkubasi 37selama 24 jam

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Tinjauan Tentang MPN (Most Probable Number)


Prinsip penggunaan metode ini adalah menggunakan larutan sebagai

media pertumbuhan atau disebut sebagai media cair (broth) yang ditempatkan
dalam tabung reaksi. Hasil perhitungannya dilakukan dengan melihat jumlah
tabung yang positif gas. Umumnya setiap pengenceran digunakan 3-5 buah
tabung. Lebih banyak tabung yang digunakan menunjukan ketelitian yang lebih
tinggi.
Pengenceran harus dilakukan sedemikian rupa sehingga beberapa tabung
ditumbuhi satu sel saja sedangkan tabung lain tidak mengandung sel. Setelah
inkubasi diharapkan pada beberapa tabung terjadi pertumbuhan (+) sedangkan
lainnya (-). Pemilihan kombinasi yaitu berdasrkan pada pengenceran terakhir
dimana semua tabung memberikan reasi positif, kemudian diambil dua
pengenceran berikutnya.
Perhitungan koloni bakteri berdasarkan atas

aktivitas bakteri tersebut

dalam melakukan metabolisme. Metode ini disebut juga sebagai APM (Most
Probable Number). Bahan uji yang akan dihitung populasi diencerkan beberapa
kali, dilanjutkan dengan inokulasi hasil pengenceran tersebut dalam media
tertentu yang dapat mendeteksi adanya aktifitas metabolisme bakteri uji. Hasil
yang diperoleh kemudian dirujuk pada table APM atau MPN, sehingga populasi
dapat diketahui dengan pendekatan tersebut.
Metode APM atau MPN sering dipakai untuk menghitung jumlah populasi
bakteri E.coli dalam air limbah, karena kemampuannya dalam melakukan
fermentasi dalam substrat media cair lactose Broth. Metabolitnya berupa gas
karbon dioksida yang akan terperangkap dalam tabung Durham yang sengaja
dimasukan dalam tabung reaksinya dengan posisi terbalik.
Nilai MPN adalah perkiraan jumlah unit tumbuh (growth unit) atau unit
pembentuk-koloni (colony-forming unit) dalam sampel. Namun, pada umumnya,
nilai MPN juga diartikan sebagai perkiraan jumlah individu bakteri. Satuan yang
digunakan, umumnya per 100 mL atau per gram. Jadi misalnya terdapat nilai
MPN 10/g dalam sebuah sampel air, artinya dalam sampel air tersebut
diperkirakan setidaknya mengandung 10 coliform pada setiap gramnya. Makin
kecil nilai MPN, maka air tersebut makin tinggi kualitasnya, dan makin layak
minum. Metode MPN memiliki limit kepercayaan 95 persen sehingga pada setiap
nilai MPN, terdapat jangkauan nilai MPN terendah dan nilai MPN tertinggi.
2.2 Metode MPN (Most Probable Number)
Metode MPN terdiri dari tiga tahap, yaitu uji pendugaan (presumtive test),
uji konfirmasi (confirmed test), dan uji kelengkapan (completed test). Dalam uji

tahap pertama, keberadaan coliform masih dalam tingkat probabilitas rendah;


masih dalam dugaan. Uji ini mendeteksi sifat fermentatif coliform dalam sampel.
Karena beberapa jenis bakteri selain coliform juga memiliki sifat fermentatif,
diperlukan uji konfirmasi untuk mengetes kembali kebenaran adanya coliform
dengan

bantuan

medium

selektif

diferensial.

Uji

kelengkapan

kembali

meyakinkan hasil tes uji konfirmasi dengan mendeteksi sifat fermentatif dan
pengamatan mikroskop terhadap ciri-ciri coliform: berbentuk batang, Gram
negatif, tidak-berspora. Adapun ragamnya yaitu:
Ada 3 ragam yang biasanya dipakai pada pemeriksaan MPN yaitu :
1. Ragam 511
-

5 tabung yang berisi LB double X 10 ml

1 tabung yang berisi LB single X 1 ml

1 tabung yang berisi LB single X 0,1 ml


2. Ragam 555

5 tabung yang berisi LB double X 10 ml

5 tabung yang berisi LB single X 1 ml

5 tabung yang berisi LB single X 0,1 ml

3. Ragam 333
-

3 tabung yang berisi LB double X 10 ml

3 tabung yang berisi LB single X 1 ml

3 tabung yang berisi LB single X 0,1 ml

BAB III
METODE KERJA
3.1. Alat dan Bahan:
Alat

Tabung reaksi steril


Bunsen
Karet pengisap
Pipet steril 10ml. 1 ml, dan 0,1 ml
Inkubator
Erlenmeyar
Bahan

NaCl steril
Sampel air kemasan JS

Media Endo, Mac Concey dan EMBA,LB double dan single,BGLB


Kapas
3.2. Prosedur Kerja :
Untuk specimen yang sudah diolah atas angka kuman nya diperkirakan
rendah dengan ragam 5 X 10 ml, 1 X1 ml, dan 1 X 0,1 ml.
Untuk sampel padat, terlebih dahulu di encerkan dengan NaCl steril yang
ada dalam Erlenmeyer. Dengan menggunakan metode 511,sampel yang telah
diencerkan dipipet kedalam media LB double sebanyak 10 ml,ke media LB single
sebanyak 1 ml dan 0,1 ml.
1.

Sisa penipisan 10x dari angka kuman tersebut ditanamkan ke dalam :

5 tabung Lactose Broth triple strength a 10 ml

5 tabung Lactose Broth triple strength a 1 ml

5 tabung Lactose Broth triple strength a 0,1 ml


Masuk incubator 37C 48 jam.
Sedangkan untuk minuman yang belum atau sudah diolah, digunakan ragam
331, seperti air gallon yaitu:

5 tabung Lactose Broth double 10 ml

5 tabung Lactose Broth single 1 ml

5 tabung Lactose Broth single 0,1 ml

2.

Lactose Broth yang menunjukkan positif gas diambil 1 ose / 1 tetes ditanam
kedalam Brilliant Greent Lactose Bile Broth (BGLB). Masuk incubator 37C 48
jam.

3.

Dibaca dan dicatat BGLB yang menunjukkan positif gas, masing-masing


ditanam pada Endo agar, masuk incubator 37C 24 jam.
Untuk mendapatkan index MPN coliform, dengan dasargas tersebut hasil
pencatatan BGLB positif gas tersebut diatas, dicari di table MPN.

4.

Koloni yang berwarna merah hitam methalic di Endo agar, ditanam pada TSI
agar, SIM medium, dan Simmons Citrate agar, untuk memastikan adanya
Escherichia coli. Inkubasi 37C 24 jam.

5.

Dibaca pada TSIA, SIM medium dan Simmon Citrate agar, mana yang betul
E.coli dan yang bukan. Dengan dasar itu, dicari ditabel menentukan berapa index
MPN E. coli.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pemeriksaan

Dari hasil pemeriksaan didapatkan sebagai berikut


setelah sampel dipipet ke dalam media LB double dan single
Keterangan ;
a. LB double yang berisi sampel Air sumur
b. LB single yang berisi sampel air sumur
c. LB double yang berisi sampel air kemasan
b. LB single yang berisi sampel air kemasan
Hasil media LB

Keterangan :
a)

LB kue air kemasan metode 555

5 tabung LB double positif (+) gas


2 tabung LB single negatif (-) gas
b)

LB Air Galon Metode 333

Semua tabung menunjukkan hasil yang negatif


Hasil pada media BGLB
Pada BGLB 5 tabung yang positif gas

Perhitungan
Rumus
(A + B + C) X (
Dit
A=3
B=0
C=1
MPN

: (A+B+C) X (
= 5+5+5

= 15 X
= 15
= 1500
Koloni pada media MC dan EMBA
Media MC

Media EMBA

Hasil uji biokimia


TSIA

Acid-acid

Uji IMVIC
1. MR (+)
2.
VP (-)
3.
SIM : Sulfur (-),Indol (-), Motilyti(+)
4.

SC (-)

MR

VP

SIM

SC

uji gula-gula

Glu

lak

suk mal man urea


(+)

(+)

(-)

(+)

(+)

(-)4.2. Pembahasan

Uji kualitas air ini menggunakan sampel kue dona-doni dan air galon.
Masing-masing sampel air ini dibuat 3 seri larutan perlakuan. Untuk larutan seri
pertama, sampel air dipipet sebanyak 10 ml dan dimasukkan ke dalam 3 tabung
reaksi berisi medium LB 10 mL yang telah berisi tabung durham. Sedangkan
larutan seri kedua berupa 1 mL sampel air yang dimasukkan ke dalam tabung
reaksi berisi medium LB 10 mL yangdidalamnya juga mengandung tabung
durham.
Larutan yang terakhir adalah larutan seri ketiga yang dibuat dengan
mencampur 0,1 mL sampel air dalam 10 mL LB di dalam tabung reaksi berisi
tabung durham. Ketiga seri larutan uji ini kemudian diinkubasi pada suhu 35370C selama 24 jam. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak
ditemukan gelembung gas pada tabung kultur air sample galon, sehingga ini
menunjukkan bahwa dalam air sampel galon Air minum tidak mengandung

o Agar

B Agar

bakteri koliform, karena setelah masa inkubasi pada kaldu laktosa tidak
terbentuk gas dalam tabung Durham. Ini membuktikan tidak terjadi fermentasi
laktosa oleh bakteri yang tergolong ke dalam kelompok koliform.
Pada pemerikasaa MPN sampel padat, terlebih dahulu ditimbang sebanyak
10 gram kemudian dilakukan penghancuran dan dilarutkan dalam NaCl o,9 %.
Sampel di diamkan sampai mengendap kemudian dipipet kedalam LB double dan
LB single sebanyak 10 ml untuk 5 tabung LB double dan 1 ml dan 0,1 ml untuk 2
tabung LB single. Sampel ditanam pada laktosa broth, yang positif

gas

dipindahkan pada brilliant green lactose bile broth, yang positif gas (= coliform
positif) ditanam pada Endo, EMBA agar. Di Endo/EMB agar yang menunjukan
hijau methalic ( E. coli tersangka ), dipastikan dengan indol, SC, MR, motyliti.
Media LB yang telah ditanami diinkubasi pada suhu 35-37 0C selama 24
jam. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ditemukan gelembung gas
pada tabung kultur sample kue Dona-Doni, sehingga ini menunjukkan bahwa
dalam kue Dona_doni mengandung bakteri koliform. Dilanjutkan pada BGLB
inkubasi 370 C 24 jam. Yang positif di BGLB kemudian dilanjutkan pada media
Enda/EMB agar inkubasi 370 C 24 jam. Pada media menunjukan cirri-ciri dari E.
coli :
: Koloni besar, bulat, smooth, merah merah tua, metalic
: Koloni sedang, smooth, keeping kehijau hijauan, metallic
Ditanam pada TSIA, IMVIC, dan media gula-gula, karena setelah masa
inkubasi

pada

kaldu

laktosa

terbentuk

gas

dalam

tabung

Durham.

Ini

membuktikan terjadi fermentasi laktosa oleh bakteri yang tergolong ke dalam


kelompok koliform.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.

Kesimpulan
Dari data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa:

1.

Pada sampel air sumur pada media LB double dan Single terdapat gas sehingga
dikatakan positif dan setelah di pindahkan di BGLB juga positif.. Penanaman pada
media MC dan EMBA juga menunjukkan koloni yang sama dengan koloni pada
bakteriEscherichia coli juga pada uji biokimia yang menunjukkan hasil yang
sama.

Maka

dapat

disimpulkan

bahwa

sampel

air

sumur

terdapat

bakteri Escherichia coli. Tapi hal ini bias saja berkemungkinan dari cara kerja
yang salah serta kesterilan alat yang kurang
2.

Air sumur memenuhi syarat sebagai air minum yang bersih dan
terbebas dari kontaminasi bakteri koliform.

3.

Proses sterilisasi dan penyaringan pada air kemasan memenuhi syarat sebagai
air bersih dan terbebas dari kontaminasi mikroba (bakteri koliform).

5.2.

Saran
Perlu dilakukan uji lanjut, yaitu Uji penguat dengan tujuan mendeteksi

adanya bakteri Escherichia coli, karena pada penelitian ini belum melakukan uji
penguat untuk mengetahui lebih lanjut keberadaan bakteri Escherichia coli.

Daftar Pustaka
http://ahmadakhsan.blogspot.com/2011/05/mpn.html

Anda mungkin juga menyukai