Anda di halaman 1dari 17

BAB I

Pendahuluan

A. Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui dan memehami prosedur pewarnaan bakteri
dengan menggunakan tinta cina.
B. Dasar Teori
Bakteri merupakan organisme prokariot. Umumnya ukuran bakteri sangat kecil,
bentuk tubuh bakteri baru dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop dengan
pembesaran 1.000x atau lebih. Sel bakteri memiliki panjang yang beragam, sel beberapa
spesies dapat berukuran 100 kali lebih panjang daripada sel spesies yang lain. Bakteri
merupakan makhluk hidup dengan ukuran antara 0,1 sampai 0,3 m. Bentuk bakteri
bermacam macam yaitu elips, bulat, batang dan spiral. Bakteri lebih sering diamati dalam
olesan terwarnai dengan suatu zat pewarna kimia agar mudah diamati atau dilihat dengan
jelas dalam hal ukuran, bentuk, susunan dan keadaan struktur internal dan butiran.Sel sel
individu bakteri dapat berbentuk seperti bola/elips, batang (silindris), atau spiral (heliks)
(Pelczar & Chan, 2007).
Melihat dan mengamati bakteri dalam keadaan hidup sangat sulit, kerena selain bakteri
itu tidak berwarna juga transparan dan sangat kecil. Untuk mengatasi hal tersebut maka
dikembangkan suatu teknik pewarnaan sel bekteri, sehingga sel dapat terlihat jelas dan
mudah diamati. Oleh karena itu teknik pewarnaan sel bakteri ini merupakan salah satu cara
yang paling utama dalam penelitian-penelitian mikrobiologi (Rizki, 2008).
Mikroba sulit dilihat dengan cahaya karena tidak mengadsorbsi atau membiaskan
cahaya. Alasan inilah yang menyebabkan zat warna digunakan untuk mewarnai
mikroorganisme. Zat warna mengadsorbsi dan membiaskan cahaya sehingga kontras
mikroba dengan sekelilingnya dapat ditingkatkan. Penggunaan zat warna memungkinkan
pengamatan strukur seperti spora, kapsul, flagela, dan bahan inklusi yang mengandung zat
pati dan granula fosfat (Entjang, 2003).
Prinsip dasar dari pewarnaan adalah adanya ikatan ion antara komponen selular dari
bakteri dengan senyawa aktif dari pewarna yang disebut kromogen. Ikatan ion dapat terjadi
karena adanya muatan listrik baik pada komponen seluler maupun pada pewarna. Terdapat
tiga macam metode pewarnaan yaitu pewarnaan sederhana, pewarnaan diferensial dan

pewarnaan gram. Pewarnaan sederhana menggunakan pewarna tunggal, pewarnaan


diferensial memakai serangkaian larutan pewarna atau reagen. Pewarnaan gram merupakan
metode pewarnaan yang paling umum digunakan untuk mewarnai sel bakteri.
Zat pewarna adalah garam yang terdiri atas ion positif dan ion negatif, salah satu di
antaranya berwarna. Pada zat warna yang bersifat basa, warna terdapat pada ion positif (zat
pewarna+ Cl-) dan pada pewarna asam, warna akan terdapat pada ion negatif (zat pewarna Na+). Hubungan antara bakteri dengan zat pewarna basa yang menonjol disebabkan
terutama oleh adanya asam nukleat dalam jumlah besar dalam protoplasma sel. Jadi, jika
bakteri itu diwarnai, muatan negatif dalam asam nukleat bakteri akan bereaksi dengan ion
positif zat pewarna basa, Kristal violet, safranin dan metilin blue adalah beberapa zat
pewarna basa yang biasa digunakan. Sebaliknya zat pewarna asam ditolak oleh muatan
negatif bakteri menyeluruh. Jadi, mewarnai bakteri dengan zat pewarna asam akan
menghasilkan hanya pewarnaan pada daerah latar belakang saja. Karena sel bakteri tak
berwarna di atas latar belakang yang berwarna (Volk & Wheeler, 1993).
Pewarnaan bakteri bertujuan untuk memudahkan melihat bakteri dengan mikroskop,
memperjelas ukuran dan bentuk bakteri, untuk melihat struktur luar dan struktur dalam
bakteri seperti dinding sel dan vakuola, menghasilkan sifat-sifat fisik dan kimia yang khas
daripada bakteri dengan zat warna, serta meningkatkan kontras mikroorganisme dengan
sekitarnya. Teknik pewarnaan warna pada bakteri dapat dibedakan menjadi tiga macam
yaitu pengecatan sederhana, pengecatan diferensial dan pengecatan struktural (Pelczar &
Chan, 2007).
Pewarnaan diferensial merupakan teknik pewarnaan yang menampilkan perbedaan di
antara sel-sel mikroba atau bagian-bagian sel mikroba. Teknik pewarnaan ini menggunakan
tidak hanya satu jenis larutan zat warna, berbeda dengan teknik pewarnaan sederhana
(pewarnaan tunggal) yang hanya menggunakan satu jenis zat warna saja. Pewarnaan
diferensial banyak jenisnya, antara lain ialah pewarnaan gram, pewarnaan spora, pewarnaan
tahan asam, pewarnaan giemsa, pewarnaan kapsul, dan pewarnaan flagel.

BAB II
Alat Bahan dan Prosedur Kerja
A. Alat dan Bahan
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Alat
Lampu spiritus / bunsen
Ose bulat
Objek glass
Pipet tetes
Botol semprot
Mikroskop

Bahan
1. Sampel bakteri
Bacillus subtilis
Bacillus cereus
Bacillus spizizeni
Staphyllococcus aureus
Streptococcus pyrogenes
Pseudomonas
Shigella
Klebsiella
2. Tinta Cina
3. Alkohol

B. Prosedur Kerja
No
1

Prosedur Kerja

Keterangan

BAB III
Hasil Pengamatan

Tabel hasil pengamatan


No

Bakteri

Bacillus subtilis,

Bacillus cereus

Bacillus spizizeni

Keterangan

Staphyllococcus aureus,

Streptococcus pyrogenes,

Pseudomonas

Shigella

Klebsiella

Salmonella Typhi

A. Bacillus subtilis

Klasifikasi Bacillus subtilis


Kingdom : Bakteri
Filum
: Firmicutes
Kelas
: Bacilli
Ordo
: Bacillales
Famili
: Bacillaceae
Genus
: Bacillus
Species : Bacillus subtilis
Bacillus Subtilis merupakan bakteri yang berbentuk batang yang termasuk dalam
gram-positif. Bakteri ini tersusun atas peptidoglycan yang ditemukan di bakteri yang dikenal
sebagai murein. Sel membentuk tembok penghalang antara lingkungan dan bakteri sel yang
berguna untuk mempertahankan bentuk sel dan withstanding sel yang tinggi internal tekanan
turgor (Scetzer, 2006).
Bacillus Subtilis merupakan bakteri gram-positif yang berbentuk batang, dan secara
alami sering ditemukan di tanah dan vegetasi. Bacillus Subtilis tumbuh di berbagai
mesophilic suhu berkisar 25-35 derajat Celsius. Bacillus Subtilis juga telah berevolusi
sehingga dapat hidup walaupun dibawah kondisi kerasa dan lebih cepat mendapatkan
perlindungan terhadap stres situasi seperti kondisi pH rendah (asam), bersifat alkali, osmosa,
atau oxidative kondisi, dan panas atau etanol. Bakteri ini hanya memiliki satu molekul DNA
yang berisi seperangkat set kromosom. DNA nya berukuran BP 4214814 (4,2 Mbp) (TIGR
CMR). 4,100 kode gen protein. Beberapa keunggulan dari bakteri ini adalah mampu
menskeresikan antibiotik dalam jumlah sel besar ke lua sel dari sel (Scetzer, 2006).

B. Bacillus cereus
Klasifikasi Bacillus cereus
Kingdom : Bacteria
Phylum : Firmicutes
Class
: Bacilli
Ordo
: Bacillales
Family
: Bacillaceae
Genus
: Bacillus
Spesies
: Bacillus cereus
Bacillus cereus merupakan organisme bersel tunggal, berbentuk batang pendek,
biasanya dalam bentuk rantai panjang. Umumnya mempunyai ukuran lebar 0,1 m 0,2 m
dan panjang 3 m 5 m, merupakan Gram positif. Suhu pertumbuhan maksimumnya yaitu
37 -48OC dan minimum 5 20OC dengan pH pertumbuhan 5,5-8,5. B. cereus merupakan
saprofit ringan yang tidak berbahaya yang mampu membentuk endospora yang tahan panas.
(FKUI, 1994).
C. Staphyllococcus aureus
Klasifikasi Staphyllococcus aureus,
Kingdom :

Eubacteria

Phylum :

Firmicutes

Class
Ordo

Bacilli
Bacillales

:
:

Family :

Staphylococcaceae

Genus

Staphylococcus

Spesies :

S. aureus

Stafilokokus berasal dari kata staphyle yang berarti kelompok buah anggur dan
kokus yang berarti benih bulat. Kuman ini tidak bergerak, tidak berspora, dan gram positif.
Hanya kadang-kadang gram negatif dapat ditemukan pada bagian tengan gerombolan kuman,
pada kuman yang telah difagositosis dan pada biakan tua yang hampir mati. Jenis-jenis
Stafilokokus di laboratorium tumbuh dengan baik dalam kaldu biasa pada suhu 37 o C. Batasbatas suhu untuk pertumbuhannya ialah 15 oC dan 40oC, sedangkan suhu pertumbuhan
optimum adalah 35oC. Pertubuhan terbaik dan khas ialah pada suasana aerob;kuman inipun
bersifat anaerob fakultatif dan dapat tumbuh dalam udara yang hanya mengandung hidrogen
dan Ph optimum untuk pertumbuhan ialah 7,4. Pada lempeng agar, koloni berbentuk bulat,
diameter 1-2 mm, cembung, buram, mengkilap dan konsistensinya lunak. Warna khas ialah

kuning keemasan, hanya intensitasnya dapat bervariasi. Pada lempeng agar umumnya koloni
lebih besar dan pada varietas tertentu koloninya di kelilingi oleh zona hemolisis. Koloni yang
masih sangat muda tidak berwarna, tetapi dalam pertumbuhannya terbentuk pigmen yang
larut dalam alkohol, eter, kloroform dan benzol. Atas dasar pigmen yang dibuatnya,
stafilokokus dibagi dalam beberapa spesies. Yang berwarna kuning keemasan dinamakan
Staphylococcus aureus (FKUI, 1994).
D. Streptococcus pyogenes
Kingdom : Bakteria
Filum
: Firmicute
Kelas
: Bacilli
Ordo
: Lactobacillales
Famili
: Streptpcoccaceae
Genus
: Streptococcus
Species : Streptococcus pyogenes
Streptococcus Pyogenes merupakan bakteri gram positif, nonmotil, tidak berspora,
membentuk kokus yang berbentuk rantai, berdiameter 0,6-1,0 mm dan fakultatif anaerob.
Bakteri ini melakukan metabolisme secara fermentasi. Streptococcus pyogenes digolongkan
dalam bakteri hemolitik , sehingga membentuk zona terang bila ditumbuhkan dalam media
agar darah (cunningham, 2000). Umumnya streptokokus bersifat anaerob fakultatif, hanya
beberapa jenis yang bersifat anaerob obligat. Pada umumnya tekanan O2 harus dikurangi ,
kecuali enterokokus. Pada perbenihan biasa, pertumbuhan kurang subur jika kedalamnya
tidak ditambahkan darah atau serum. Streptococcus pyogenes mudah tumbuh dalam semua
enriched media.
E. Pseudomonas
Klasifikasi Pseudomonas Aeruginosa :
Kingdom : Protophyta
Phylum : Asomycota
Class
: Schyzomycetes
Ordo
: Pseudomondales
Family
: Pseudomonadaceae
Genus
: Pseudomonas
Species : Pseudomonas aeruginosa
Pseudomonas aeruginosa merupakan bakteri gram negatif, berbentuk batang lurus
atau lengkung berukuran sekitar 0,6 x 2 mikrometer, ditemukan tunggal, berpasangan dan
kadang-kadang membentuk rantai pendek, tidak memiliki spora, tidak mempunyai selubung

(sheath), serta mempunyai flagel. Bakteri pseudomonas aeruginosa memiliki dua atau tiga
flagel sehingga selalu bergerak. Pseduomonas aeruginosa merupakan bakteri aerob yang
dapat tumbuh dengan mudah pada banyak jenis media pembiakan, karena memiliki
kebutuhan nutrisi yang sangat sederhana. Koloni pseudomonas aeruginosa mengeluarkan bau
manis dan menyerupai anggur yang dihasilkan aminoasetafenon.
F. Shigella
Klasifikasi Shigella :
Kingdom : Bacteria
Filum
: Proteobacteria
Kelas
: Gamma Proteobakteria
Ordo
: Enterobakteriales
Famili
: Enterobakteriaceae
Genus
: Shigella
Species : Shigella sp.
Shigella termasuk dalam tribe escherichine bersama genus esherichia, dan merupakan
kuman yang berbentuk gram negatif ramping. Adapun ciri-ciri shigella yakni : tidak
bergerak, termasuk gram negatif, tidak berspora dan berselubung, tidak merugikan laktosa
tetapi merugikan karbohidrat lain, bersifat aerob dan anaerob fakultatif, umumnya hidup di
saluran pencernaan manusia dan hewan primata. Shigella merupakan kuman berbentuk
batang pendek berdiameter 0,4 sampai 0,6 mikron dan panjangnya 1-3 mikron. Koloni ini
tumbuh dimedia padat dengan koloni bulat , konvek dan tidak berwarna, tepi permukaannya
rata rata tapi kadang-kadang terdapat benjolan kemudia koloni pada isolasi primu/subkulfur
tampak penampangnya lebih besar, lebih transparan, dan tepinya bergerigi.
G. Klebsiella
Klasifikasi Klebsiella Sp. :
Kingdom : Bacteria
Filum
: Proteobacteria
Kelas
: Gamma Proteobacteria
Ordo
: Enterobacteriales
Famili
: Enterobacteriaceae
Genus
: Klebsiella
Species : Klebsiella Sp
Klebsiella Sp merupakan bakteri gram negatif berbentuk batang pendek, memiliki
ukuran 0,5-1,5 x 1,2 mikrometer. Bakteri ini memiliki kapsul tetapi tidak membentuk spora.
Klebsiella

tidak

mampu

bergerak

karena

tidak

memiliki

flagel

tetapi

mampu

memfermantasikan karbohidrat membentuk asam dan gas. Spesie klebsiella menunjukkan


pertumbuhan mucoid, kapsul polisakarida yang besar dan tidak motil. Mereka biasanya

menunujukkan hasil tes positif untuk lisin dekarboksilase dan sitrat. Klebsiella memberikan
reaksi Voges Praskeuer yang positif. Sifat biakan atau kultur dari Klebsiella Sp tersebut pada
media EMB dan Mac Conkey koloni menjadi merah. Kemudia pada media padat tumbuh
koloni mucoid (24 jam). Mudah dibiakkan di media sederhana (bouillon agar) dengan koloni
putih keabuan dan permukaan mengkilap.
H. Klasifikasi Salmonella Typhi :
Kingdom : Enterobacteria
Phylum : Bacteria (eubacteria)
Class
: Prateobacteria
Ordo
: Eubacteriales
Family
: Enterobacteriaceae
Genus
: Salmonella
Species : Salmonella Sp.
Salmonella sp termasuk dalam bakteri enterobacteriaceae yaitu bakteri patogen bagi
manusia dan hewan. Infeksi salmonella sp terjadi pada saluran cerna dan terkadang menyebar
lewat peredaran darah ke selurh organ tubuh. Salmonella sp adalah jenis gram negatif,
berbentuk batang, tidak membentuk spora, motil (bergerak dengan flagel peritrik) serta
mempunyai tipe metabolisme yang bersifat fakultatif anaerob. Termasuk bakteri
enterobacteriaceae ukurannya 2-4 mikrometer x 0,5-0,8 mikrometer. Sifat salmonella antara
lain : dapat bergerak, tumbuh pada suasana aerob dan anaerob fakultatif, memberikan hasil
positif pada reaksi fermentasi manitol dan sorbitol dan memberikan hasil negatif pada reaksi
indol, DNAse, fenilalain deaminase, urease,, voges proskauer dan reaksi fermentasi sukrosa
dan laktosa. Perkembangan bakteri Salmonella sp terbilang sangat cepat dan menakjubkan,
setiap selnya mampu membelah diri setiap 20 menit sekali pada suhu hangat dan pada media
tumbuh yang mengandung protein tinggi.

BAB IV
Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan pewarnaan bakteri yang bertujuan untuk mengetahui
morfologi bakteri dengan menggunakan tinta cina. Pewarnaan ini tidak dimaksudkan untuk
mewarnai bakteri, tetapi mewarnai latar belakangnya menjadi gelap. Zat warna tidak akan
mewarnai sel melainkan mewarnai lingkungan sekitarnya, sehingga bakteri tampak transparan
dengan latar belakang hitam. Pada pewarnaan ini mikroorganisme kelihatan transparan (tembus
pandang). Teknik ini berguna untuk menentukan morfologi dan ukuran sel. Pada pewarnaan ini
olesan tidak mengalami pemanasan atau perlakuan yang keras dengan bahan-bahan kimia, maka
terjadi penyusutan dan salah satu bentuk agar kurang sehingga penentuan sel dapat diperoleh
dengan lebih tepat. Metode ini menggunakan cat nigrosin atau tinta cina. Apabila bakteri
mempunyai kapsul, maka dalam pengamatan sel bakteri akan tampak transparan dan diselubungi
oleh kapsul yang berwarna kecoklatan. Kapsul adalah lapisan polimer yang terdapat diluar
dinding sel. Kapsul merupakan bahan kental yang mengelilingi dinding sel bakteri. Kapsul
penting bagi bakteri karena merupakan pelindung dan sebagai penyimpan cadangan makanan.
Pada bakteri penyebab penyakit, kapsul dapat berfungsi meningkatkan kemampuan bakteri
dalam menginfeksi inangnya atau dengan kata lain meningkatkan daya virulensi.
Sampel bakteri pada praktikum yaitu Bacillus subtilis, Bacillus cereus, Bacillus spizizeni,
Staphyllococcus aureus, Streptococcus pyrogenes, Pseudomonas aeruginosa, Shigella, dan
Klebsiella. Langkah pertama yang dilakukan yaitu melakukan tindakan aseptis pada praktikan
dan meja praktikum. Selanjutnya membersihkan objek glass menggunakan alkohol 95% yang
telah disemprotkan pada kapas, difiksasi beberapa kali pada api. Hal ini bertujuan agar objek
glass terbebas dari kontaminasi baik berupa debu maupun lemak. Selanjutnya biakan bakteri
dioleskan di atas objek glass dengan tekhnik aseptis yang dilakukan di dekat Bunsen.
Tinta cina diteteskan pada ujung objek glass, kemudian diratakan dengan bakteri di atas
objek glass menggunakan ujung objek glass lain. Sediaan kemudian dikeringkan. Sediaan
diamati menggunakan mikroskop dengan perbesaran 100x. Tinta cina merupakan larutan yang
mempunyai kromophore atau butir pembawa warna yang bermuatan negatif (memiliki anion),
sedangkan muatan yang ada di sekeliling bakteri juga bermuatan negatif (memiliki anion),
sehingga terjadi adanya tolak menolak antara kedua ion tersebut. Hal inilah yang menyebabkan

bakteri berwarna transparan dan nampak hanya warna latar belakangnnya yaitu hitam.
Terbentuknya warna transparan ini dikarenakan sel bakteri tidak mampu menyerap warna.
Bakteri yang kami gunakan dalam praktikum ini yaitu Bacillus cereus dan Pseudomonas
aeruginosa. Pada Bacillus cereus pengamatan menggunakan perbesaran 100x tidak terlihat
bentuk transparan bakteri, hal ini dikarenakan Bacillus cereus tidak memiliki kapsul pada lapisan
luar dinding selnya sehingga tidak adanya tolak menolak antara muatan disekeliling bakteri dan
larutan tinta cina yang bermuatan negative. Hal inilah yang menyebabkan tidak terbentuknya
warna transparan.
Pada bakteri yang kedua yaitu Pseudomonas aeruginosa merupakan bakteri yang pada
lapisan luar dinding selnya terdapat kapsul sehingga terlihat bakteri berbentuk transparan dengan
perbesaran 40x. Akan tetapi kapsul yang mengelilingi bakteri tidak terlihat jelas.

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pewarnaan dengan tinta cina bertujuan untuk menentukan morfologi bakteri dengan
prinsip mewarnai lingkungan sekitarnya, sehingga bakteri tampak transparan dengan
latar belakang hitam.
2. Bacillus cereus merupakan bakteri yang tidak memiliki kapsul sehingga tidak terbentuk
warna transparan.
3. Pseudomonas aeruginosa merupakan bakteri yang pada lapisan luar dinding selnya
terdapat kapsul sehingga terbentuk warna transparan.
B. Saran
Diperlukan ketelitian praktikan untuk membedakan warna transparan pada bakteri yang
memiliki kapsul dengan warna pembiasan cahaya.

DAFTAR PUSTAKA
Entjang, I. 2003. Mikrobiologi dan Parasitologi untuk akademi keperawatan. PT.Citra Aditya
Bhakti. Bandung
Pelczar M.J., Chan, E.C.S. 2007. Dasar-dasar mikrobiologi. Jilid ke-1. Hadioetomo, R. S. , Imas,
T., Tjitrosomo, S. S., Angka, S. L.,penerjemah. Jakarta: UI Press. Terjemahan dari:
Elements of Microbiology.
Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 1994. Mikrobiologi Kedokteran.
Jakarta
Volk dan Wheeler. 1993. Mikrobiologi Dasar Jasad V. Jakarta : Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai