Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

TES DESINFEKTAN SECARA KUANTITATIF


(FENOL KOEFISIEN)
Percobaan 8
Senin dan Selasa, 21 dan 22 November 2016
Grup B

Nama

: Syaldie Khairi Ridhani

NPM

: 1643057116

UNIVERSITAS TUJUH BELAS AGUSTUS 1945 JAKARTA


FAKULTAS FARMASI
PROGRAM STUDI S-1 FARMASI
2016

I.

Tujuan Praktikum
1. Untuk membandingkan daya bunuh desinfektan dengan daya bunuh fenol baku terhadap
2.
3.
4.
5.

bakteri uji yang sama.


Memahami tes desinfektan secara kuantitatif.
Untuk mengeahui cara pembuatan larutan standar desinfektan.
Untuk mengatahui apakah desinfektan yang digunakan mampu membunuh bakteri.
Untuk membandingkan daya bunuh desinfektan dengan daya bunuh fenol baku terhadap
bakteri uji yang sama pada situasi dan kondisi yang sama dalam jangka waktu kontak 10
menit dan tidak membunuh dalam waktu kontak 10 menit.

II. Dasar Teori


Mikrobiologi merupakan cabang ilmu dari biologi yang khusus mempelajari jasad-jasad
renik. Mikrobiologi berasal dari bahasa Yunani (micros, kecil, bios , hidup, dan logos,
pengetahuan) sehingga secara singkat dapat diartikan bahwa mikrobiologi adalah ilmu yang
mempelajari tentang mahluk-mahluk hidup yang kecil-kecil. Mahluk-mahluk hidup yang kecilkecil tersebut disebut juga dengan mikrooprganisme, mikrobia, mikroba, atau jasad renik.
Mikrobiologi memerlukan ilmu pendukung seperti kimia, fisika, dan biokimia. Dunia
mikroorganime terdiri dari lima kelompok organisme : bakteri, protozoa, virus, algae, dan
cendawan mikroskopis.
Mikrobiologi sering disebut ilmu praktek dan biokimia. Dalam mikrobiologi dasar
diberikan pengertian dasar tentang sejarah penemuan mikroba, macam-macam mikroba di alam,
struktur sel mikroba dan fungsinya, metabolisme mikroba secara umum, pertumbuhan mikroba
dan faktor lingkungan, mikroba terapang di bidang lingkungan dan pertanian. Dalam kehidupan
Sehari-hari tanpa disadari manusia selalu berhubungan dengan jasad renik dari alam dunia yang
tidak tampak dengan mata biasa. Sebagian yang tidak tampak dengan mata biasa. Sebagian
manusia hidup dengan bergatung pada mikroba. Itu sebabnya pengetahuan mengenai peranan
mikroorganisme dalam kehidupan manusia tersebut sangat penting untuk dimengerti dan
dipahami.
Bakteri adalah kelompok mikroorganisme yang sangat penting karena pengaruhnya yang
membahayakan maupun menguntungkan. Mereka tersebar luas di lingkungan sekitar kita.
Merekadijumpai di udara, air dan tanah, dalam usus binatang, pada lapisan yang lembab pada
mulut, hidungatau tenggorokan, pada permukaan tubuh atau tumbuhan. Patogen adalah

mikroorganisme yang menyebabkan penyakit. Semua virus bersifat patogenik, tetapi hanya
beberapa yang bersifat patogenikterhadap manusia. Bakteri tertentu juga dapat menyebabkan
penyakit pada manusia. Beberapa jeni spenyakit tersebut dapat dipindahkan lewat pangan, di
antaranya keracunan makanan, kolera dan tifus.
Mikroba/bakteri adalah organisme berukuran mikroskopis yang antara lain terdiri dari
bakteri, fungi dan virus. Bakteri merupakan mikroba prokariotik yang rata-rata selnya berukuran
0,5-1 x 2-5 m, berbentuk elips, bola, batang atau spiral. Selain berinteraksi intraspesies,
mikroba tersebut juga berinteraksi secara interspesies dengan manusia, tumbuhan, dan hewan.
Dalam interaksinya dengan manusia, mikroba tersebut ada yang bersifat menguntungkan dan
merugikan. Contohnya bakteri patogen Escherichia coli dan kelompok bakteri Coliform dapat
menyebabkan diare, kolera dan penyakit saluran pencernaan lainnya. Kapang dan khamir
menyebabkan penyakit karena menghasilkan racun (mikotoksin) dan menginfeksi permukaan
tubuh seperti kulit, kuku, dan rambut (mikosis superfisial), serta menyerang jaringan dalam
tubuh melalui peredaran darah (mikosis sistemik) (Waluyo, 2009).
Desinfektan didefinisikan sebagai bahan kimia atau pengaruh fisika yang digunakan untuk
mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran jasad renik seperti bakteri dan virus, juga untuk
membunuh atau menurunkan jumlah mikroorganisme atau kuman penyakit lainnya. Sedangkan
antiseptik didefinisikan sebagai bahan kimia yang dapat menghambat atau membunuh
pertumbuhan jasad renik seperti bakteri, jamur dan lain-lain pada jaringan hidup. Bahan
desinfektan dapat digunakan untuk proses desinfeksi tangan, lantai, ruangan, peralatan dan
pakaian.
Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme penyebab penyakit dengan bahan kimia
atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadi infeksi dengan jalam membunuh
mikroorganisme patogen. Disinfektan yang tidak berbahaya bagi permukaan tubuh dapat
digunakan dan bahan ini dinamakan antiseptik.
Antiseptik adalah zat yang dapat menghambat atau menghancurkan mikroorganisme pada
jaringan hidup, sedang desinfeksi digunakan pada benda mati. Desinfektan dapat pula digunakan
sebagai antiseptik atau sebaliknya tergantung dari toksisitasnya.

Macam-macam desinfektan yang digunakan:


1. Alkohol
Etil alkohol atau propil alkohol pada air digunakan untuk mendesinfeksi kulit. Alkohol
yang dicampur dengan aldehid digunakan dalam bidang kedokteran gigi unguk
mendesinfeksi permukaan, namun ADA tidak menganjurkkan pemakaian alkohol untuk
mendesinfeksi permukaan oleh karena cepat menguap tanpa meninggalkan efek sisa.
2. Aldehid
Glutaraldehid merupakan salah satu desinfektan yang populer pada kedokteran gigi,
baik tunggal maupun dalam bentuk kombinasi. Aldehid merupakan desinfektan yang
kuat. Glutaraldehid 2% dapat dipakai untuk mendesinfeksi alat-alat yang tidak dapat
disterilkan, diulas dengan kasa steril kemudian diulas kembali dengan kasa steril yang
dibasahi dengan akuades, karena glutaraldehid yang tersisa pada instrumen dapat
mengiritasi kulit/mukosa, operator harus memakai masker, kacamata pelindung dan
sarung tangan heavy duty. Larutan glutaraldehid 2% efektif terhadap bakteri vegetatif
seperti M. tuberculosis, fungi, dan virus akan mati dalam waktu 10-20 menit, sedang
spora baru alan mati setelah 10 jam.
3. Biguanid
Klorheksidin merupakan contoh dari biguanid yang digunakan secara luas dalam bidang
kedokteran gigi sebagai antiseptik dan kontrok plak, misalnya 0,4% larutan pada
detergen digunakan pada surgical scrub (Hibiscrub), 0,2% klorheksidin glukonat pada
larutan air digunakan sebagai bahan antiplak (Corsodyl) dan pada konsentrasi lebih
tinggi 2% digunakan sebagai desinfeksi geligi tiruan. Zat ini sangat aktif terhadap
bakteri Gram(+) maupun Gram(-). Efektivitasnya pada rongga mulut terutama
disebabkan oleh absorpsinya pada hidroksiapatit dan salivary mucus.
4. Senyawa halogen. Hipoklorit dan povidon-iodin adalah zat oksidasi dan melepaskan ion
halide. Walaupun murah dan efektif, zat ini dapat menyebabkan karat pada logam dan
cepat diinaktifkan oleh bahan organik (misalnya Chloros, Domestos, dan Betadine).

5. Fenol
Larutan jernih, tidak mengiritasi kulit dan dapat digunakan untuk membersihkan alat
yang terkontaminasi oleh karena tidak dapat dirusak oleh zat organik. Zat ini bersifat
virusidal dan sporosidal yang lemah. Namun karena sebagian besar bakteri dapat
dibunuh oleh zat ini, banyak digunakan di rumah sakit dan laboratorium.
6. Klorsilenol
Klorsilenol merupakan larutan yang tidak mengiritasi dan banyak digunakan sebagai
antiseptik, aktifitasnya rendah terhadap banyak bakteri dan penggunaannya terbatas
sebagai desinfektan (misalnya Dettol).
III.

Alat dan Bahan


A. Alat
NO

Alat

Ukuran

Jumlah

1.

Tabung reaksi

Besar

2.

Tabung reaksi

Sedang

10

3.

Tabung reaksi

kecil

24

4.

Pipet Volume

1ml, 2ml, 5 ml, dan 10 ml

Masing-masing 2

5.

Erlen Meyer

Standar

B. Bahan

No

Bahan

Wujud

Konsentras

Jumlah

1.

Fenol Murni

Padat

1 gram

2.

Aquadest Steril

Cair

3.

Desinfektan

Cair

IV.

4.

Suspensi Bakteri

Semi Padat

5.

Media TSB

Cair

Hasil dan Pembahasan


Pada praktikum kali ini percobaan yang dilakukan adalah Tes Desinfektann Secara

kuantitatif (fenol koefisiean) bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah fenol
murni, aquadest steril, desinfektan, suspense bakteri dan media TSB yang dimasukan dalam
tabung reaksi, untuk alat yang digunakan adalah tabung reaksi yang berukuran besar, sedang, dan
kecil serta erlemeyer dan pipet volume berukuran 1ml, 2 ml, 5 ml, dan 10 ml. Tujuan utama dari
praktikum ini adalah Untuk membandingkan daya bunuh desinfektan dengan daya bunuh fenol
baku terhadap bakteri uji yang sama pada situasi dan kondisi yang sama dalam jangka waktu
kontak 10 menit dan tidak membunuh dalam waktu kontak 10 menit.
Cara kerja dari praktikum ini adalah yang pertama pembuatan larutan fenol yaitu, Timbang 1
gram fenol dilarutkan dalam 19,9 ml aquadest steril dalam tabung reaksi berukuran besar steril
dan campur rata dengan mengusap dan pipet berulang-ulang hingga tercampur rata, selanjutnya
adalah pembuatan larutan desinfektan pipet 1 ml desinfektan dilarutkan dalam 9 ml aquadest
steril dalam tabung reaksi besar, campur dengan mengusap dan pipet berulang-ulang hingga

tercampur rata. Setelah pembuatan fenol dan desinfektan selesai baru lah lanjut perlakuan pada
sampel.
Mula-mula siapkan 8 tabung kosong berukuran sedang, isi dengan aquadest steril sesuai
dengan pengeceran 4 tabung untuk fenol dan 4 tabung lagi untuk desinfektan, buat larutan fenol
1 gram/19,9 ml harus jernih bila tidak jernih salah penimbangan >, pipet larutan fenol dan buat
pengenceran untuk memasukan ke 4 tabung, pipet larutan desinfektan dan buat pengenceran
untuk memasukan ke 4 tabung,, setelah siap semua tepat waktu setengah menit masukan 1 ml
suspense bakteri yang maana pada praktikum ini bakteri yang kami gunakan adalah salmonella
typhii ke tabung-tabung pengenceran fenol dam desinfektan, lanjutkan dengan mengambil
dengan ose dari tiap pengenceran tadi dalam tempo setengah menit ke semua tabung TSB,
eramkan di inkubantor kemudia liat kekeruhan yang terjadi setelah itu buat table hasil
pengamatan dan hitung fenol koesifiseannya. Setelah dieramkan pada inkubator maka
didapatkan hasil :

Dari gambar di atas menunjukan adanya gelembung-gelembung atau busa pada media itu
menunjukan adanya pertumbuahahan bakteri maka dari hasil diiatas dibuat lah table hasil
pengamatan sebagai berikut :
Perlakuan Secara

Menit ke- 5

Menit ke- 10

Menit Ke- 15

Kimia (Fenol)
1:60
1:80
1:100
1:110

+
+
+
+

+
+
+

+
+
+
+

Perlakuan Secara

Menit ke- 5

Menit ke- 10

Menit Ke- 15

+
+
+
+

+
+
-

+
+
+

Kimia
(Desinfektan)
1:40
1:60
1:80
1:100

Dari tabel datas kita dapat hitung fenol koefisien dengan memilih dari table diatas
dimana dengan menggunakan jumlah fenol dan desifenktan sedikit tapi sudah mampu
membunuh bakteri dengan cepat dan pada tabel di atas ditunjukan pada pengenceran 1:100 Fenol
pada menit ke 10 dia mampu membunuh bakteri itu membuktakan bahwa dengan pengeceran 1
(fenol):100 (air) dengan jumlah air yang jauh lebih banyak dia sudah mampu membunuh bakteri

begitu juga dengan desinfektan pada pengenceran 1(desinfektan : 100 (air) pada menit ke 10 juga
mampu membunuh bakteri dimana pada pengennceran ini jumkah air lebih banyak, hal ini
menunjukan pada fenol dan desinfektan dengan jumlah zat yang sedikit dan menggunakan
pelarut banyak sudah mampu membunuh sehingga kita tidak perlu menggunakan zat yang
banyak untuk membunuh kuman dan penggunaan zat pun bisa lebih hemat. Dan perihitungan
fenol koefisienmya diatas adalah 100/100 = 1 dimana nilai itu sudah bagus karena kada
maksimal fenol koefisien yang bagus adalah < atau = 1.

V.

Kesimpulan
Kesimpulan yang diambil dari praktikum ini adalah :
1. Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme penyebab penyakit dengan bahan
kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadi infeksi dengan
jalam membunuh mikroorganisme patogen. Disinfektan yang tidak berbahaya bagi
permukaan tubuh dapat digunakan dan bahan ini dinamakan antiseptik.
2. Dengan menggunakan fenol dan desinfektan dengan jumlah zat yang sedikit dan
menggunakan pelarut banyak sudah mampu membunuh sehingga kita tidak perlu
menggunakan zat yang banyak untuk membunuh kuman dan penggunaan zat pun bisa
lebih hemat. Misalnya saja dengan meggunakan pengeceran 1(zat pembunuh kuman):
100 (pelarut/air).

VI.

DAFTAR PUSTAKA

Dwidjoseputro. 1954. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan : Malang


Hadioetomo. 1993. Mikrobiologi Kedokteran. Salemba Medika, Jakarta
Elliot, T. W, Tony. Osman, H, dan Gill, M. 2009. Mikrobiologi Kedokteran dan
Infeksi. Jakarta : Kedokteran EGC.
Irianto, K. 2007. Mikrobiologi Umum.Bandung : CV Yrama Widya
Irianto, K. 2013. Mikrobiologi Medis. Bandung : Alfabeta.
Waluyo, L. 2009. Mikrobiologi Lingkungan. Malang : UMM Press

Nilai

TTD Dosen

TTD Ass. Dosen

TTD. Praktikan

Riong Seulina

Deny febriyanto

Syaldie Khairi
Ridhani

Anda mungkin juga menyukai