Anda di halaman 1dari 4

Cara kerja obat anti malaria :

Ada beberapa macam cara kerja obat antimalaria. Secara garis besar, cara kerja obat antimalaria
dibagi atas dua kelompok utama; yaitu pada siklus eksoeritrositer dan siklus eritrositer. Umumnya
obat antimalaria ditujukan pada pemusnahan parasit pada siklus eritrositer, kecuali primakuin yang
dapat juga bekerja pada siklus eksoeritrositer.

Berikut ini contoh cara kerja obat-obatan malaria.

 Aminokuinolon, kuinin, klorokuin, primakuin, dan halofantrin dapat menghambat proteolisis


hemoglobin dan polimerase heme. Kedua enzim tersebut diperlukan untuk memproduksi
pigmen Plasmodium, yang dengan sendirinya ikut membantu mempertahankan
hidup Plasmodium tersebut.
 Pirimetamin, sulfonamid, dan dapson merupakan antibiotik antagonis folat. Obat ini bekerja
dengan menghambat pembentukan asam paraaminobenzoat (PABA) menjadi tetrahidrofolat yang
diperlukan sebagai prekursor replikasi DNA dan RNA. Mekanisme kerjanya dapat dilihat pada bagan
berikut ini.

 Atovaquone bekerja dengan menghambat transpor mitokondriaPlasmodium.


 Artemisinin merupakan antimalaria fase eritrositer. Artemisinin dan derivat-derivatnya
berfungsi mengikat ion besi pada pigmen selPlasmodium. Ikatan ini mengakibatkan produksi radikal
bebas yang merusak protein Plasmodium meningkat, sehingga parasit diharapkan mengalami
kematian. Derivat ini bekerja lebih cepat daripada kinin (kina).
Daerah mana saja yang perlu diwaspadai karena endemisitas malarianya?

Daerah-daerah berikut merupakan daerah yang perlu diwaspadai endemisitas malarianya. Artinya,
seseorang yang berangkat dari negara yang tidak tercantum dalam daftar ini, menuju ke negara yang
tertulis dalam daftar ini; perlu mendapatkan terapi kemoprofilaksis.

Distribusi malaria yang resisten multiterapi baru terdapat di Asia Tenggara (Kambodia, Myanmar,
Vietnam, dan Thailand) serta Amerika Latin sekitar Sungai Amazon (Guyana Prancis, Brazil, dan
Suriname). Diduga parasit multiresisten juga telah ditemukan di beberapa daerah di Afrika.

Mengapa bisa timbul resistensi parasit terhadap antimalaria?

Resistensi terhadap antibiotik, secara umum, dapat terjadi karena mutasi adaptif oleh parasit itu
sendiri. Hal ini berkaitan dengan terapi antibiotik yang tidak tuntas atau antibiotik yang
disalahgunakan untuk penyakit-penyakit yang tidak tepat. Terapi antibiotik normal membutuhkan
waktu 7-10 hari (kasus tertentu 14-21 hari) agar seluruh populasi mikroorganisme yang sangat sensitif
dan sensitif sedang serta sebagian mikroorganisme resisten dapat dibasmi. Apabila terapi antibiotik
dihentikan lebih awal, maka populasi mikroorganisme yang resisten akan meningkat dan jadi berbalik
mendominasi infeksi. Gambar berikut ini adalah mekanisme timbulnya resistensi pada terapi
antibiotik yang tidak tuntas.

Pada kasus malaria falciparum, yang paling berperan penting adalah resistensi parasit terhadap
klorokuin. Resistensi terjadi karena parasit secara spesifik beradaptasi terhadap pengobatan klorokuin
dengan mengubah susunan (mutasi) protein transporter PfCRT. Dengan perubahan pada protein ini,
klorokuin tidak dapat bekerja, karena dengan sendirinya enzim proteolisis hemoglobin dan polimerase
heme tidak dapat dihambat lagi.

Bagaimana mengatasi malaria yang sudah multiresisten obat?

Terapi yang dianjurkan di Asia Tenggara dan Amerika Latin adalah artemisinin / artemeter dalam
kombinasi dengan lumefantrin. Di Afrika, terapi kombinasi untuk multiresisten adalah klorproguanil
dengan dapson.

Mekanisme Aksi Antimalaria


1. Antimalaria yang memiliki struktur dasar kuinolin yaitu kuinin, klorokuin, amodiakuin dan
meflokuin.4
Untuk kelangsungan hidupnya Plasmodium falciparum memerlukan zat makanan yang diperoleh
dengan cara mencerna hemoglobin dan vacuola makanan yang bersifat asam. Hemoglobin yang
dicerna selain menghasilkan asam amino yang menjadi nutrient bagi parasit, juga menghasilkan zat
toksik yang disebut ferryprotoporphyrin (FP IX). Klorokuin dan antimalaria yang mengandung cincin
quinolin lainnya membentuk kompleks dengan FP IX dalam vacuola. Kompleks obat-FP IX tersebut
sangat toksik dan tidak dapat bergabung membentuk pigmen.
Toksin kompleks obat-FP IX meracuni vacuola menghambat ambilan ( intake ) makanan
sehinggaparasit mati kelaparan. Kompleks klorokuin-FP IX juga mengganggu permeabilitas
membrane parasit dan pompa proton membrane. Mekanisme kerja yang lain adalah dengan
berinterkelasi dengan DNA parasit dan menghambat DNA polimerase (kuinin). Klorokuin juga
bersifat basa lemah sehingga, masuknya klorokuin ke dalam vakuola makanan yang bersifat asam
akan meningkatkan pH organel tersebut.
Perubahan pH akan menghambat aktivitas aspartase dan cysteinase protease yang terdapat di dalam
vakuola makanan sehingga metabolisme parasit terganggu.12 Tidak seperti kuinin dan aminokuinolin
lainnya, meflokuin tidak berinterkelasi dengan DNA.9 Meflokuin bekerja dengan menghambat
pengeluaran (up take) klorokuin pada sel yang terinfeksi, mekanisme ini menerangkan efek antagonis
dari klorokuin dan meflokuin pada parasit yang sedang tumbuh.
Meflokuin berinterferensi dengan transport hemoglobin dari eritrosit pada vacuola makanan di parasit.
Meflokuin hanya mempengaruhi bentuk aseksual dari parasit dan tidak mempengaruhi efek pada
bentuk exo- eritrosit hati atau stadium gametosid.

Anda mungkin juga menyukai