Ada beberapa macam cara kerja obat antimalaria. Secara garis besar, cara kerja obat antimalaria
dibagi atas dua kelompok utama; yaitu pada siklus eksoeritrositer dan siklus eritrositer. Umumnya
obat antimalaria ditujukan pada pemusnahan parasit pada siklus eritrositer, kecuali primakuin yang
dapat juga bekerja pada siklus eksoeritrositer.
Daerah-daerah berikut merupakan daerah yang perlu diwaspadai endemisitas malarianya. Artinya,
seseorang yang berangkat dari negara yang tidak tercantum dalam daftar ini, menuju ke negara yang
tertulis dalam daftar ini; perlu mendapatkan terapi kemoprofilaksis.
Distribusi malaria yang resisten multiterapi baru terdapat di Asia Tenggara (Kambodia, Myanmar,
Vietnam, dan Thailand) serta Amerika Latin sekitar Sungai Amazon (Guyana Prancis, Brazil, dan
Suriname). Diduga parasit multiresisten juga telah ditemukan di beberapa daerah di Afrika.
Resistensi terhadap antibiotik, secara umum, dapat terjadi karena mutasi adaptif oleh parasit itu
sendiri. Hal ini berkaitan dengan terapi antibiotik yang tidak tuntas atau antibiotik yang
disalahgunakan untuk penyakit-penyakit yang tidak tepat. Terapi antibiotik normal membutuhkan
waktu 7-10 hari (kasus tertentu 14-21 hari) agar seluruh populasi mikroorganisme yang sangat sensitif
dan sensitif sedang serta sebagian mikroorganisme resisten dapat dibasmi. Apabila terapi antibiotik
dihentikan lebih awal, maka populasi mikroorganisme yang resisten akan meningkat dan jadi berbalik
mendominasi infeksi. Gambar berikut ini adalah mekanisme timbulnya resistensi pada terapi
antibiotik yang tidak tuntas.
Pada kasus malaria falciparum, yang paling berperan penting adalah resistensi parasit terhadap
klorokuin. Resistensi terjadi karena parasit secara spesifik beradaptasi terhadap pengobatan klorokuin
dengan mengubah susunan (mutasi) protein transporter PfCRT. Dengan perubahan pada protein ini,
klorokuin tidak dapat bekerja, karena dengan sendirinya enzim proteolisis hemoglobin dan polimerase
heme tidak dapat dihambat lagi.
Terapi yang dianjurkan di Asia Tenggara dan Amerika Latin adalah artemisinin / artemeter dalam
kombinasi dengan lumefantrin. Di Afrika, terapi kombinasi untuk multiresisten adalah klorproguanil
dengan dapson.