Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KESELAMATAN KESEHATAN KERJA TENTANG

INDUSTRI FARMASI

NAMA KELOMPOK 8
1.HULLATUL ROKYI
2,LATIFATUL AHFA
3.
4.
5.

UNIVERSITAS QAMARUL HUDA BADARUDIN BAGU(UNIQBA) KECAMATAN


PRINGGARATA LOMBOK TENGAH FAKULTAS KESEHATAN DIII FARMASI
TAHUN AKADEMIK 2017/2018
DAFTAR ISI
BABI PENDAHULUAN

1.LATAR BELAKANG

2.TUJUAN

BAB II PEMBAHASA

A.Pengertian keselamatan kesehatan kerja

B.Perlunya Menjalankan Program Keselamatan Kerja

C.Ergonomika

D.Tentang Stres

E.Evaluasi Program Keselamatan & Kesehatan

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.LATAR BELAKANG
Karyawan merupakan salah satu modal dalam bentuk sumber daya manusia yang sangat

penting keberadaannya dalam setiap sendi operasional perusahaan. Sumber daya manusia juga

merupakan aset utama yang berfungsi sebagai penggerak operasional perusahaan. Perusahaan

meyakini bahwa sumber daya manusia yang profesional, terpercaya, kompeten dan tekun

adalah kunci keberhasilan pencapaian tujuan. Dengan demikian perusahaan harus mengelola

dan memelihara dengan baik sumber daya manusianya. Dalam hal ini aspek

keselamatan dan kesehatan kerja menjadi sangat penting bagi perusahaan karena

merupakan salah satu faktor pencegahan resiko terjadinya kecelakaan kerja. Oleh sebab itu

perusahaan menerapkan tahapan-tahapan dan aturan tentang sehingga dapat mengurangi

kecelakaan kerja.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan upaya untuk menciptakan tempat

kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat melindungi dan

menghindarkan pekerja dari kecelakaan kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi

dan

produktivitas kerjanya. Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa dan kerugian

materi bagi pekerja dan pengusaha, tetapi dapat mengganggu proses produksi secara

menyeluruh dan merusak lingkungan, yang pada akhirnya akan berdampak pada masyarakat

luas. Jika perusahaan kurang memperhatikan pentingnya penerapan keselamatan dan kesehatan

pekerja, maka kemungkinan terjadinya resiko kecelakaan akan tinggi dan kerugian perusahaan

akan meningkat.

PT Ferron Par Pharmaceuticals (PT Ferron) adalah perusahaan farmasi yang

berkembang sangat pesat, yang menerapkan K3 dalam proses produksinya. Topik K3 ini

dianggap penting karena penerapan K3 disebuah perusahaan sangat menunjang kelancaran


proses produksi yang dilakukan. Program K3 di PT Ferron memiliki peran cukup vital bagi

setiap tenaga kerja dalam menjalankan seluruh tanggung jawabnya yang harus dijamin dan

diperhatikan keselamatan dan kesehatannya selama berada di area perusahaan. Walaupun

terkadang penerapannya masih belum dilakukan secara sempurna oleh semua karyawan. Oleh

karena itu membahas sebuah topik tentang Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT

Ferron Par Pharmaceuticals menjadi penting.

Menurut Daryanto (2007:20), “keselamatan kerja merupakan keselamatan yang

berhubungan dengan peralatan, tempat kerja, lingkungan kerja, serta cara melakukan

pekerjaan”. Hartatik

(2014:315) mengemukakan bahwa “kesehatan kerja merupakan suatu kondisi kesehatan yang

bertujuan agar pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik jasmani, rohani,

maupun sosial, dengan usaha pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit atau gangguan

kesehatan yang disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja maupun penyakit umum”.

Sedangkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dikemukakan Mangkunegara dalam Hartatik

(2014:316) sebagai “suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan

baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada umunya, hasil

karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur”.

Dari pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (K3) adalah suatu daya upaya sedemikian rupa guna melindungi para pekerja agar selalu

dalam keadaan sehat dan selamat selama berda di tempat kerja serta meningkatkan sumber

daya manusia dengan melakukan pencegahan dan pegobatan terhadap kecelakaan atau penyakit

akibat kerja.

2.Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Mangkunegara dalam Hartatik (2014:317) menyatakan bahwa K3 memiliki

beberapa tujuan diantaranya adalah :


a) Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja, baik secara fisik,

sosial, maupun psikologis.

b) Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaikbaiknya

c) Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya

d) Agar ada jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi pegawai

e) Agar meningkatan kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja

f) Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan atau kondisi

kerja

g) Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja


BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KESELAMATAN KESEHATAN KERJA

Keselamatan kerja adalah sebuah kondisi di mana para karyawan terlindungi dari cedera

yang disebabkan oleh berbagai kecelakaan yang berhubungan dengan pekerjaan.

Kesehatan kerja adalah sebuah kondisi di mana para karyawan terbebas dari berbagai

penyakit fisik dan emosional yang disebabkan oleh pekerjaan.

1.        Keselamatan kesehatan kerja

Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan kebutuhan setiap tenaga kerja.

Pimpinan setempat bertanggungjawab atas pelaksanaan usaha keselamatan dan

kesehatan kerja dilingkungan masing-masing. Untuk dapat melaksanakan K3 dan

perlindungan lingkungan perusahaan melakukan pencegahan kecelakaan kerja,

memenuhi dan mentaati peraturan

perundangan yang berlaku dan persyaratan K3.

Ada beberapa fasilitas yang dimiliki perusahaan untuk menjamin keselamatan

kesehatan kerja dan lingkungan bagi seluruh karyawannya. Fasilitas tersebut antara

lain:

a)        Menyediakan tanda tempat evakuasi ketika ada bencana alam gempa. 

b)        Fasilitas poliklinik

Meliputi, dokter umum praktek minimal 2 kali dalam seminggu namun perawat harus

masuk setiap hari kerja. Penyediaan P3K di tiap bagian kerja. industri juga memiliki

beberapa rumah sakit rujukan.


c)        Fasilitas olahraga

Ada beberapa aktivitas olahraga yang diselenggarakan seperti senam pagi, tenis meja,

bola voli, bulu tangkis, sepak bola, futsal dan bela diri.

d)       Fasilitas pemadam kebakaran

memiliki tim pemadam kebakaran.

a)        Alat pelindung diri

Alat pelindung diri merupakan alat yang memiliki kemampuan untuk melindungi

seseorang dalam pekerjaan yang berfungsi mengisolasi tubuh tenaga kerja dari bahaya

di tempat kerja.

2.        Keselamatan dan kesehatan lingkungan

Limbah yang dihasilkan industri dibagi 4 macam, yaitu limbah padat, limbah cair,

cemaran debu/gas (Betalaktam dan non Betalaktam) serta limbah bakteri. Pengolahan

limbah Industri dilakukan sebagai berikut :

a)        Limbah Padat

Limbah padat industri farmasi dapat bersumber dari :

1)        Obat-obat kadaluarsa

2)        Kegiatan produksi, meliputi: Kegagalan produksi, debu bahan formulasi yang terkumpul

dari dust collector dan vacuum cleaner, bekas kemasan bahan baku dan bahan

pembantu serta kemasan yang rusak

3)        Kegiatan laboratorium, contohnya agar dari sampel kadaluarsa

4)        Kegiatan kantin karyawan, terdiri dari kotoran/sampah dapur

5)        Kegiatan administrasi perkantoran, terdiri dari arsip-arsip kadaluarsa

6)        Sampah kebun/halaman

Adapun penanganan untuk limbah padat ini antara lain :


a.         Limbah padat termasuk dalam limbah B-3 diolah kerjasama dengan pengolah limbah B-

3 padat misalnya

PT. Prasada Pamunah Limbah Industri (PT. PPLI).

b.        Limbah media agar diolah dengan cara disterilisasi dengan alat autoklaf, ditampung

dengan wadah tertutup, kemudian dikirim ke PT. PPLI.

c.         Kotoran dan sampah dari kantin dan kebun, bekerjasama dengan Dinas Kebersihan DKI

Jakarta untuk dibuang ke TPA

d.        Kertas berkas arsip dan berkas kemasan dihancurkan dan di daur ulang bekerjasama

dengan pihak ketiga.

b)       Limbah cair

Limbah cair dapat berasal dari :

1)        Kegiatan produksi

2)        Kegiatan laboratorium

3)        Kegiatan sarana penunjang

4)        Limbah domestik pencucian

5)        Limbah kantin

a.        Limbah gas atau debu

Limbah gas atau debu berasal dari :

1)        Kegiatan sarana penunjang : Gas yang berasal dari sisa pembakaran bahan bakar boiler.

2)        Kegiatan produksi : Debu yang berasal dari kegiatan proses, antara lain dari proses

granulasi, proses pencetakan tablet, proses coating dan proses massa kapsul.

Upaya pengelolaan limbah debu atau gas antara lain :

a.         Limbah asap dan gas yang keluar dari boiler.

b.        Limbah debu yang terjadi dalam proses produksi dikurangi dengan pemasangan dust

collector pada ruang-ruangan yang banyak menghasikan debu.


c.         Pembersihan debu-debu dengan menggunakan vacuum cleaner, kemudian ditampung

dan dikumpulkan, untuk selanjutnya di tangani seperti limbah B3 (Bahan Berbahaya

dan Beracun)

d.      Sistem Pengolahan Limbah

      Limbah kantin diolah dengan cara pemisahan lemak pada instalasi penyaringan

khusus untuk lemak, dimana padatannya diambil secara berkala untuk mencegah

terjadinya penyumbatan pada pipa penyaluran limbah dan alat penyaringan.

Limbah domestik ditampung pada bak khusus, cairannya dialirkan ke Instalasi Pengolahan

Limbah Sentral, sedangkan padatannya diendapkan dan dilakukan penyedotan setiap sekali

setahun.

Limbah B3 dari sisa produksi dan debu dust colector disimpan digudang khusus limbah B3,

untuk penanganannya, industri bekerja sama dengan pihak ketiga.

Limbah sisa produksi Betalaktam ditampung pada kolam khusus, untuk selanjutnya

dilakukan treatment pemecahan cincin betalaktam dengan menambahkan larutan NaOH

Teknis, kemudian dialirkan ke Instalasi Pengolahan Limbah Sentral.

Limbah Non-Betalaktam  dialirkan ke Instalasi Pengolahan Limbah Sentral ditampung pada

bak utama, disatukan dengan limbah lainnya, untuk kemudian dialirkan ke bak 2 dan 3 yang

berisi bakteri anaerob, kemudian dialirkan ke bak 4 untuk di aerasi dan penguraian oleh

bakteri aerob, selanjutnya air pengolahan limbah dialirkan ke bak sedimentasi, lalu ke bak

yang berisi ikan sebagai indikator hayati.

Sistem pengolahan limbah akan diperiksa berkala oleh Kementrian Lingkungan Hidup

untuk diberikan penilaian berupa :

1)      Proper Hitam : Harus dilakukan penegakan hukum, karena ada indikasi kesengajaan

terkait kelalaian yang dapat membahayakan lingkungan.


2)      Proper Merah : Dilakukan pembinaan, karena ada kekurangan terkait pengelolaan

limbah

3)      Proper Biru : Pengolahan limbah cukup bagus tapi masih ada kekurangan.

4)      Proper Hijau : Pengolahan limbah disertai CSR.

5)      Proper Emas : Pengolahan limbah sudah sangat baik.

B. Perlunya Menjalankan Program Keselamatan Kerja

1.Mencegah kerugian fisik dan finansial yang bisa diderita karyawan.

2.Mencegah terjadinya gangguan terhadap produktivitas perusahaan.

3.Menghemat biaya premi asuransi.

4.Menghindari tuntutan hukum.

1. Fokus Program Keselamatan Kerja

Program keselamatan kerja difokuskan pada dua aspek:

Adapun Perilaku Kerja yang harus kita lakukan yaitu:

a) Membentuk sikap karyawan yang pro-keselamatan kerja

b) Mendorong upaya seluruh karyawan untuk mewujudkan keselamatan kerja, mulai dari

manajemen puncak hingga karyawan level terendah

c) Menekankan tanggung jawab para manajer dalam melaksanakan program keselamatan

kerja

Untuk memaksimalkan Kondisi Kerja cara yang dapat kita lakukan sebagai berikut:

a) Mengembangkan dan memelihara lingkungan kerja fisik yang aman, misalnya dengan

penyediaan alat-alat pengaman

b) Beberapa Teknik dalam Program Keselamatan dan KesehatanAnalisis Bahaya Pekerjaan


c) Proses yang dirancang untuk mempelajari dan menganalisis sebuah tugas dan bahaya-

bahaya potensial yang bisa timbul dari pelaksanaan tugas tersebut.

d) Selanjutnya dirumuskan langkah-langkah kerja yang lebih aman guna mencegah bahaya-

bahaya potensial tersebut.

C. Ergonomika

Studi mengenai hubungan antara manusia dengan pekerjaannya, yang meliputi tugas-

tugas yang harus dikerjakan, alat-alat dan perkakas yang digunakan, serta lingkungan

kerjanya.Yang perlu disesuaikan adalah mesin-mesin dan lingkungan kerjanya terhadap

karakteristik para karyawan, bukan sebaliknya Pencegahan Cedera dan Penyakit yang Terkait

dengan Pekerjaan. Menyadarkan para karyawan mengenai bahaya-bahaya yang berhubungan

dengan pekerjaan mereka. Memasang alat-alat kontrol produksi. Menyusun prosedur-prosedur

kerja yang aman. Mendorong penggunaan alat-alat pengaman/pelindung yang layak

D. Tentang Stres

Stres adalah reaksi ganjil dari tubuh terhadap tekanan yang diberikan padanya. Stres

mempengaruhi orang-orang dengan cara yang berbeda-beda dan dengan demikian merupakan

kondisi yang sangat

Adapun Akibat Potensial Stres yaitu:

Bergantung pada individu. Peristiwa-peristiwa tertentu bisa membuat seseorang

mengalami stres yang sangat tinggi tapi tidak bagi orang yang lain. Pengaruh stres tidaklah

selalu negatif. Stres ringan dalam kenyataannya meningkatkan produktivitas dan bisa sangat

membantu dalam mengembangkan ide-ide kreatif. Meskipun setiap orang hidup dalam jumlah

stres tertentu, jika stres tersebut cukup parah dan berlangsung cukup lama, stres itu bisa

membahayakan. Stres bisa menyebabkan absensi berlebihan, penggunaan alkohol atau obat-

obatan lainnya secara berlebihan, kinerja yang buruk, atau bahkan kesehatan yang begitu buruk.
Stres parah yang berkepanjangan berhubungan dengan penyakit-penyakit mematikan,

seperti penyakit jantung, depresi, gangguan sistem kekebalan, alkoholisme, dan kecanduan obat;

ditambah sakit kepala harian, nyeri punggung, makan berlebihan, dan penyakit-penyakit

mengganggu lainnya yang dimunculkan tubuh sebagai reaksinya.

Berikut faktor-faktor Penyebab Stres anatara lain:

1) Faktor-Faktor Organisasional:

a. Budaya Perusahaan

b. Pekerjaan Itu Sendiri

c. Kondisi Kerja

2) Faktor-Faktor Pribadi:

a. Keluarga

b. Masalah Finansial

c. Lingkungan Umum

d. Mengelola Stres

e. Olah raga

f. Mengikuti kebiasaan diet yang sehat

g. Tahu kapan berhenti sejenak (Relaksasi)

h. Menempatkan situasi yang penuh stres dalam perspektif yang berbeda

i. Menemukan seseorang yang mau mendengar

j. Membangun keteraturan dalam hidup

k. Kenali keterbatasan diri

l. Bersikap toleran
m. Mencari waktu luang di luar pekerjaan

n. Menghindari kendali semu

E. Evaluasi Program Keselamatan & Kesehatan

Keberhasilan sebuah program keselamatan dan kesehatan bisa dilihat dari beberapa indikator

berikut ini:

Penurunan tingkat kecelakaan dan penyakit yang terkait dengan pekerjaan, baik secara

kuantitatif (frekuensi kejadian) maupun kualitatif (berat- ringannya cedera/penyakit).

Menurunnya jumlah jam kerja yang hilang akibat terjadinya kecelakaan kerja atau penyakit yang

disebabkan pekerjaan.
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Keselamatan kerja adalah sebuah kondisi di mana para karyawan terlindungi dari cedera

yang disebabkan oleh berbagai kecelakaan yang berhubungan dengan pekerjaan.

Kesehatan kerja adalah sebuah kondisi di mana para karyawan terbebas dari berbagai
penyakit fisik dan emosional yang disebabkan oleh pekerjaan.
DAFTAR PUSTAKA
Mondy, R.W., 2008, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Kesepuluh (terjemahan), Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Arep I, Tanjung H. 2004. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Universitas Trisakti.

Dessler G. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia Jilid 2. Jakarta: PT Indeks.

Hartatik, IP. 2014. Buku Praktis Mengembangkan SDM. Yogyakarta: Laksana.

Anda mungkin juga menyukai