INDUSTRI FARMASI
NAMA KELOMPOK 8
1.HULLATUL ROKYI
2,LATIFATUL AHFA
3.
4.
5.
1.LATAR BELAKANG
2.TUJUAN
BAB II PEMBAHASA
C.Ergonomika
D.Tentang Stres
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.LATAR BELAKANG
Karyawan merupakan salah satu modal dalam bentuk sumber daya manusia yang sangat
penting keberadaannya dalam setiap sendi operasional perusahaan. Sumber daya manusia juga
merupakan aset utama yang berfungsi sebagai penggerak operasional perusahaan. Perusahaan
meyakini bahwa sumber daya manusia yang profesional, terpercaya, kompeten dan tekun
adalah kunci keberhasilan pencapaian tujuan. Dengan demikian perusahaan harus mengelola
dan memelihara dengan baik sumber daya manusianya. Dalam hal ini aspek
keselamatan dan kesehatan kerja menjadi sangat penting bagi perusahaan karena
merupakan salah satu faktor pencegahan resiko terjadinya kecelakaan kerja. Oleh sebab itu
kecelakaan kerja.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan upaya untuk menciptakan tempat
kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat melindungi dan
menghindarkan pekerja dari kecelakaan kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi
dan
produktivitas kerjanya. Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa dan kerugian
materi bagi pekerja dan pengusaha, tetapi dapat mengganggu proses produksi secara
menyeluruh dan merusak lingkungan, yang pada akhirnya akan berdampak pada masyarakat
luas. Jika perusahaan kurang memperhatikan pentingnya penerapan keselamatan dan kesehatan
pekerja, maka kemungkinan terjadinya resiko kecelakaan akan tinggi dan kerugian perusahaan
akan meningkat.
berkembang sangat pesat, yang menerapkan K3 dalam proses produksinya. Topik K3 ini
setiap tenaga kerja dalam menjalankan seluruh tanggung jawabnya yang harus dijamin dan
terkadang penerapannya masih belum dilakukan secara sempurna oleh semua karyawan. Oleh
karena itu membahas sebuah topik tentang Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT
berhubungan dengan peralatan, tempat kerja, lingkungan kerja, serta cara melakukan
pekerjaan”. Hartatik
(2014:315) mengemukakan bahwa “kesehatan kerja merupakan suatu kondisi kesehatan yang
bertujuan agar pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik jasmani, rohani,
maupun sosial, dengan usaha pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit atau gangguan
kesehatan yang disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja maupun penyakit umum”.
(2014:316) sebagai “suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan
baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada umunya, hasil
Kerja (K3) adalah suatu daya upaya sedemikian rupa guna melindungi para pekerja agar selalu
dalam keadaan sehat dan selamat selama berda di tempat kerja serta meningkatkan sumber
daya manusia dengan melakukan pencegahan dan pegobatan terhadap kecelakaan atau penyakit
akibat kerja.
d) Agar ada jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi pegawai
f) Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan atau kondisi
kerja
PEMBAHASAN
Keselamatan kerja adalah sebuah kondisi di mana para karyawan terlindungi dari cedera
Kesehatan kerja adalah sebuah kondisi di mana para karyawan terbebas dari berbagai
kesehatan kerja dan lingkungan bagi seluruh karyawannya. Fasilitas tersebut antara
lain:
a) Menyediakan tanda tempat evakuasi ketika ada bencana alam gempa.
Meliputi, dokter umum praktek minimal 2 kali dalam seminggu namun perawat harus
masuk setiap hari kerja. Penyediaan P3K di tiap bagian kerja. industri juga memiliki
Ada beberapa aktivitas olahraga yang diselenggarakan seperti senam pagi, tenis meja,
bola voli, bulu tangkis, sepak bola, futsal dan bela diri.
Alat pelindung diri merupakan alat yang memiliki kemampuan untuk melindungi
seseorang dalam pekerjaan yang berfungsi mengisolasi tubuh tenaga kerja dari bahaya
di tempat kerja.
Limbah yang dihasilkan industri dibagi 4 macam, yaitu limbah padat, limbah cair,
cemaran debu/gas (Betalaktam dan non Betalaktam) serta limbah bakteri. Pengolahan
2) Kegiatan produksi, meliputi: Kegagalan produksi, debu bahan formulasi yang terkumpul
dari dust collector dan vacuum cleaner, bekas kemasan bahan baku dan bahan
3 padat misalnya
b. Limbah media agar diolah dengan cara disterilisasi dengan alat autoklaf, ditampung
c. Kotoran dan sampah dari kantin dan kebun, bekerjasama dengan Dinas Kebersihan DKI
d. Kertas berkas arsip dan berkas kemasan dihancurkan dan di daur ulang bekerjasama
1) Kegiatan sarana penunjang : Gas yang berasal dari sisa pembakaran bahan bakar boiler.
2) Kegiatan produksi : Debu yang berasal dari kegiatan proses, antara lain dari proses
granulasi, proses pencetakan tablet, proses coating dan proses massa kapsul.
b. Limbah debu yang terjadi dalam proses produksi dikurangi dengan pemasangan dust
dan Beracun)
Limbah kantin diolah dengan cara pemisahan lemak pada instalasi penyaringan
khusus untuk lemak, dimana padatannya diambil secara berkala untuk mencegah
Limbah domestik ditampung pada bak khusus, cairannya dialirkan ke Instalasi Pengolahan
Limbah Sentral, sedangkan padatannya diendapkan dan dilakukan penyedotan setiap sekali
setahun.
Limbah B3 dari sisa produksi dan debu dust colector disimpan digudang khusus limbah B3,
Limbah sisa produksi Betalaktam ditampung pada kolam khusus, untuk selanjutnya
bak utama, disatukan dengan limbah lainnya, untuk kemudian dialirkan ke bak 2 dan 3 yang
berisi bakteri anaerob, kemudian dialirkan ke bak 4 untuk di aerasi dan penguraian oleh
bakteri aerob, selanjutnya air pengolahan limbah dialirkan ke bak sedimentasi, lalu ke bak
Sistem pengolahan limbah akan diperiksa berkala oleh Kementrian Lingkungan Hidup
1) Proper Hitam : Harus dilakukan penegakan hukum, karena ada indikasi kesengajaan
limbah
3) Proper Biru : Pengolahan limbah cukup bagus tapi masih ada kekurangan.
b) Mendorong upaya seluruh karyawan untuk mewujudkan keselamatan kerja, mulai dari
kerja
Untuk memaksimalkan Kondisi Kerja cara yang dapat kita lakukan sebagai berikut:
a) Mengembangkan dan memelihara lingkungan kerja fisik yang aman, misalnya dengan
d) Selanjutnya dirumuskan langkah-langkah kerja yang lebih aman guna mencegah bahaya-
C. Ergonomika
Studi mengenai hubungan antara manusia dengan pekerjaannya, yang meliputi tugas-
tugas yang harus dikerjakan, alat-alat dan perkakas yang digunakan, serta lingkungan
karakteristik para karyawan, bukan sebaliknya Pencegahan Cedera dan Penyakit yang Terkait
D. Tentang Stres
Stres adalah reaksi ganjil dari tubuh terhadap tekanan yang diberikan padanya. Stres
mempengaruhi orang-orang dengan cara yang berbeda-beda dan dengan demikian merupakan
mengalami stres yang sangat tinggi tapi tidak bagi orang yang lain. Pengaruh stres tidaklah
selalu negatif. Stres ringan dalam kenyataannya meningkatkan produktivitas dan bisa sangat
membantu dalam mengembangkan ide-ide kreatif. Meskipun setiap orang hidup dalam jumlah
stres tertentu, jika stres tersebut cukup parah dan berlangsung cukup lama, stres itu bisa
membahayakan. Stres bisa menyebabkan absensi berlebihan, penggunaan alkohol atau obat-
obatan lainnya secara berlebihan, kinerja yang buruk, atau bahkan kesehatan yang begitu buruk.
Stres parah yang berkepanjangan berhubungan dengan penyakit-penyakit mematikan,
seperti penyakit jantung, depresi, gangguan sistem kekebalan, alkoholisme, dan kecanduan obat;
ditambah sakit kepala harian, nyeri punggung, makan berlebihan, dan penyakit-penyakit
1) Faktor-Faktor Organisasional:
a. Budaya Perusahaan
c. Kondisi Kerja
2) Faktor-Faktor Pribadi:
a. Keluarga
b. Masalah Finansial
c. Lingkungan Umum
d. Mengelola Stres
e. Olah raga
l. Bersikap toleran
m. Mencari waktu luang di luar pekerjaan
Keberhasilan sebuah program keselamatan dan kesehatan bisa dilihat dari beberapa indikator
berikut ini:
Penurunan tingkat kecelakaan dan penyakit yang terkait dengan pekerjaan, baik secara
Menurunnya jumlah jam kerja yang hilang akibat terjadinya kecelakaan kerja atau penyakit yang
disebabkan pekerjaan.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Keselamatan kerja adalah sebuah kondisi di mana para karyawan terlindungi dari cedera
Kesehatan kerja adalah sebuah kondisi di mana para karyawan terbebas dari berbagai
penyakit fisik dan emosional yang disebabkan oleh pekerjaan.
DAFTAR PUSTAKA
Mondy, R.W., 2008, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Kesepuluh (terjemahan), Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Arep I, Tanjung H. 2004. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Universitas Trisakti.