Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

SISTEM PENGENDALIAN CEMARAN DAN FASILITAS PENGELOLAAN LIMBAH


FARMASI
“Limbah Farmasi Rumah Sakit: Obat”
Mata Kuliah : Pengantar Lingkungan
Dosen Pengampu : Irfanianta Arif Setyawan, M.Sc.,Apt.

DISUSUN OLEH :
1. Novalika Putri R 118260053
2. Annisaa Faradina N 118260090
3. Rendi Rustiawan 118260063
4. Riska Ditiana 118260096
5. Nur Ali Majid 14115015
6. Tri Putri 118260021
7. Erliana Regita P 118260044
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Limbah Farmasi Rumah Sakit
(Obat) ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas dosen pada mata kuliah Pengantar Lingkungan. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang Limbah Farmasi Rumah Sakit (Obat) bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Irfanianta Arif Setyawan, S. Farm.,
M.Sc., Apt, selaku dosen mata kuliah Pengantar Lingkungan yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari, makalah
yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Bandar Lampung, 01 Mei 2020

Penulis
ABSTRAK

Limbah Rumah Sakit adalah buangan hasil proses kegiatan dimana sebagian limbah
mengandung bahan berbahaya dan beracun yang mengandung mikroorganisme patogen,
infeksius dan radioaktif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengelolaan
limbah farmasi rumah sakit dengan baik dan benar dengan cara memanfaatkan teknologi
tertentu. Limbah Farmasi mencakup kegiatan produksi farmasi dalam kategori limbah B3 (Bahan
Berbahaya dan Beracun).
Kategori mencakup barang yang akan dibuang setelah digunakan untuk menangani produk
farmasi, seperti botol atau kotak yang berisi residu, sarung tangan, masker, selang penghubung
darah atau cairan dan ampul obat. Untuk itu dilakukan pengelolaan limbah sitoksis. Pengelolaan
limbah sitoksis adalah pengelolaan bahan yang sangat berbahaya dan tidak boleh dibuang pada
saluran limbah umum. Pembuangan yang dapat dilakukan adalah mengembalikan kedistributor,
insenerasi pada suhu tinggi dan degrasi kimia. Bahan yang kemasannya dalam keadaan utuh
karena kadaluarsa harus dipisahkan dengan yang belum kadaluarsa, kemudian akan
dikembalikan ke distributor obat, Apabila dalam jumlah yang banyak, meminimalisir obat
kadaluarsa dapat dilakukan pengecekan stok obat setiap satu minggu sekali dan akir bulan.
Insenerasi pada suhu tinggi sekitar 1200ºC untuk menghancurkan bahan sitotoksik dan
Insenerator pirolitik dengan dua tungku pembakaran pada suhu 1000ºC dengan minimum waktu
tinggal 2 detik atau suhu 1000ºC dengan waktu tinggal 5 detik di tungku yang dilengkapi dengan
penyaringan debu.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif, dengan menggunakan metode
kualitatif. Objek penelitian ini adalah pengelolaan limbah medis bentuk padat, cair dan gas pada
rumah sakit umum dan rumah sakit khusus dan pengelolaan limbah farmasi di rumah sakit. Data
diperoleh dengan cara studi literatur dokumen sekunder.
Hasil penelitian ini menujukkan bahwa dalam pengelolaan limbah farmasi berpedoman pada
Kepmenkes RI No.1204/Menkes/SK/X/2004 dan dianalisa secara deskriptif.

Kata Kunci: Pengelolaan Limbah Medis, Pengelolaan Limbah Farmasi di Rumah Sakit
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Industri farmasi adalah industri yang menghasilkan produk yang memiliki nilai terapetik bagi
manusia dan/atau hewan. Produk-produk tersebut antara lain:
1. Senyawa kimia dan produk botani yang digunakan dalam pengobatan
2. Sediaan farmasi (tablet, kapsul, sirup, injeksi, salep, krim, dll)
3. Produk diagnostik di vitro dan di vivo
4. Produk biologi seperti vaksin dan serum
Proses dan kegiatan yang dilakukan industri farmasi sangat beragam, tergantung dari poduk
yang dihasilkan. Masing-masing industri farmasi tersebut menghasilkan limbah yang berlainan
dengan karakteristik yang berlainan sehingga kegiatan industri farmasi juga memiliki potensi
untuk menimbulkan berbagai dampak terhadap lingkungan, baik terhadap aspek fisik, kimiawi,
biologis, serta aspek sosial.. Limbah bisa diartikan sebagai produk sampingan yang dihasilkan
dari suatu aktivitas produksi.
Rumah Sakit sebagai industri pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik
tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan
teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat harus tetap mampu meningkatkan
pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya (Menkes RI, 2012). Kegiatan rumah sakit juga menghasilkan limbah,
limbah dari rumah sakit dapat berbahaya bagi manusia maupun ekosistem alami. Manusia dapat
terkena bahaya limbah rumah sakit, baik melalui kontak langsung dengan limbah, menghirup
gas, serta minum atau memakan produk yang terkontaminasi limbah rumah sakit. Masalah yang
sama dapat disebabkan oleh residu farmasetikal, yang meliputi antibiotic obat-obatan, logam
berat seperti merkuri, fenol, desinfektan, dan antiseptik (Kummerer, 2007)
Produk farmasi telah meningkat cepat dalam beberapa dekade terakhir untuk memberikan
kualitas kesehatan yang lebih baik bagi manusia dan hewan. Konsumsi obat farmasi juga
meningkat secara eksponensial yaitu 3000 bahan aktif yang berbeda telah diliris untuk digunakan
manusia dan dokter hewan setiap tahun. Sebagian besar komponen obat-obatan bersifat aktif dan
hidrofilik, agar tubuh manusia dapat mencerna dengan baik serta untuk menghindari degredasi
sebelum obat tersebut memberikan efek penyembuhan. Obat-obatan sering tidak diproses dengan
sempurna oleh tubuh manusia. Setelah dieksresi, obat dapat masuk melalui pembuangan.
Hasilnya, komponen obat-obatan aktif (active pharmaceutical ingredients/ API) telah ditemukan
di lingkungan, dimana diperkirakan masih memiliki efek berbahaya bagi kehidupan akuatik.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka makalah ini ditulis dengan judul Limbah Farmasi
Rumah Sakit (Obat) yang bertujuan untuk mengetahui tentang Limbah Farmasi Rumah Sakit
(Obat).

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang di uraikan dalam makalah ini:
1. Apa saja pengertian dari Limbah Farmasi Rumah sakit?
2. Apa saja Golongan dalam limbah farmasi Rumah sakit?
3. Apa bahaya dari limbah farmasi?
4. Bagaimana cara penanggulangan limbah farmasi?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini:
1. Menjelaskan definisi limbah farmasi
2. Mengenalkan apa saja yang termasuk limbah farmasi
3. Menjelaskan dampak dan bahaya limbah farmasi
Menjelaskan bagaimana cara menanggulangi limbah farmasi.

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian tentang studi Pengelolaan Limbah Medis dan Limbah Farmasi di Rumah
Sakit, maka dapat ditarik kesimpulan adalah sebagai berikut:
1. Rumah sakit dapat memberikan dampak positif sebagai sarana untuk peningkatan
derajat kesehatan masayarakat dan juga memberikan dampak negatif yaitu penghasil
limbah medis maupun limbah farmasi di Rumah Sakit yang berpedoman pada
Keputasan Mentri Kesehatan RI No.1204/Menkes/SK/X/2004.
2. Apabila pembuangan limbah rumah sakit tidak dapat penangan dengan baik dan benar
maka akan menyebabkan penyakit kepada tenaga medis maupun pasien seperti
penyakit kolera, tifoid, malaria, HIV, infeksi hepatitis B dan C dan penyakit kulit.
3. Pengelolaan limbah medis pada rumah sakit terbagi menjadi tiga yaitu padat, cair dan
gas. Limbah Padat akibat kegiatan rumah sakit yang terdiri dari limbah medis padat
dan non medis. Limbah medis padat terdiri dari limbah infeksius, kimiawi, limbah
farmasi dan limbah radioaktif. Limbah padat non medis berasal dari dapur dan
perkantoran.
4. Limbah farmasi terdiri dari obat - obatan kadaluarsa, obat yang terbuang karena batch
yang tidak memenuhi spesifikasi atau kemasan yang terkontaminasi, obat yang tidak
diperlukan lagi atau timbah dari proses produksi obat.
5. Pengelolaan limbah farmasi rumah sakit dilakukan dengan cara insenerator pirolitik,
rotary klin, dikubur secar aman, sanitary landill, dan dibuang ke sarana air limbah
atau insenerasi.
B. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan kepada pembaca sebagai hasil evaluasi sebagai berikut:
1. Pihak rumah sakit harus lebih ketat dalam pengawasan pembuangan limbah dan
pengelolaan limbah rumah sakit.
2. Peningkatan komitmen terhadap Sistem Manajemen Lingkungan dan Keselamatan
Kerja Rumah Sakit.
3. Pembentukan Tim Pengelolaan Limbah yang memiliki prosedur tetap untuk para
petugas pengelolaan limbah dan membentuk Panitia Pengawas K3.

Anda mungkin juga menyukai